1 Mei 2008 oleh
Aku memiliki seorang teman dekat, namanya Santy. Orangnya cantik dan sexy. Dia memiliki tubuh yang ideal, tinggi 170 cm, berat 42 kg lebih, kulit putih mulus dan pantat yang sexy. Dia sangat pintar merawat tubuh dan penampilannya, sehingga kecantikannya semakin terpancar. Kemana kami pergi kesitu juga mata orang-orang memandang kami. Kami memiliki kesamaan yang membuat kami makin kompak. Kami sama-sama suka ke salon, belanja dan dugem. Dia benar-benar teman sejatiku. Kami sering bertukar cerita tentang berbagai hal, yang paling sering adalah tentang SEX. Ya..kami berdua sama-sama cewe konservatif. Kami selalu berbagi cerita dan semakin lama cerita kami makin hot saja. Dia selalu ingin tahu pengalaman sex-ku demikian juga aku. Berbeda denganku yang masih jomblo, Santy sudah punya Cowo. Dia termasuk tipe cewek yang setia, buktinya dia sudah pacaran dengan Boy cowoknya lebih dari setahun. Selama itu pula mereka selalu mengeksplorasi kenikmatan duniawi. Tapi aku tahu sebenarnya Boy hanya mencintai tubuh Santy yang sexy, yang bisa dinimatinya setiap saat. Tapi walau pacaran dengan Boy, Santy sesekali juga mau selingkuh. Katanya sekedar cari pengalaman. Dia pernah cerita denganku bahwa dia ingin sekali merasakan nikmatnya pesta sex (bercinta dengan lebih dari 1 pria),tapi dia sendiri ga berani memulai. Takut ga tahan katanya. Maka timbul niat gilaku, aku ingin menjebaknya, agar dia bisa merasakan nikmatanya pesta sex.
Dikampus kami Santy lumayan banyak penggemar, mulai dari cowo tajir dan tampan sampai cowo brengsek dan urak-urakan. Salah satu yang naksir Santy adalah Rino, teman satu jurusanku juga. Oranganya biasa-biasa aja. Badannya kurus karena sering pake narkoba. Dia sudah lama ingin merasakan kenikmatan tubuh Santy. Maka aku berencana mengajaknya dalam rencanaku,yakni menjebak Santy. Setelah kuutarakan niatku, dia sangat setuju sekali. Mukanya penuh nafsu menerima tawaranku. Kusuruh dia mengajak 2 orang temannya juga. Kemudian Aku dikenalkan dengan kedua temannya yakni Losa dan Runtu, keduanya sama-sama dari ambon. Losa berperakan tinggi besar dengan otot-otot yang menonjol. Runtu badannya hitam dan berkepala plontos. Mereka berdua jauh dari kategori ganteng. Setelah semua sepakat kusuruh mereka mempersipakan `pekerjaan` ini.
Sore itu aku mengajak Santy ke rumahku. Tentu saja pembantuku sudah kusuruh keluar agar aku bebasa melaksanakan niatku. Rino, dan kedua temannya yaitu Losa dan Runtu sudah kusuruh sembunyi dikamarku.
“Emang mau ngapain sih al, gw kerumah lo?”tanya Santy di mobil.
“tenang aja,San,Gw ada kejutan buat lo.”jawabku sambil tersenyum simpul.
“kejutan apa?”tanyaya sambil menatapku yang senyum-senyum sendiri.
“POkoknya tenang aja. Kejutan yang ga akan lo lupaiin. Malahan lo pasti terimakasih deh ama gw”Jawabku sambil tertawa. Dia membalas dengan mencubit dadaku. Kontan aku menjerit,karena cubitanya didadaku lumayan keras.
“apa-apan sih lo,San?”tanya saking terkejut
“makanya jangan sok surprise”jawabnya terkekeh-kekeh. Awas loe ya, batinku, tunggu aja nanti sampai lo menjerit-jerit.
Setelah sampai dirumahku, kusuruh dia mengikutiku kelantai atas kamarku. Disana ketiga lelaki yang sudah penuh nafsu menunggu sambil bersembunyi. Begitu Santy masuk, ketiga orang itu menyergapnya. Rino mendekapnya dari belakang sambil memegang dia mendekap mulutnya. Losa memang tanganya yang meronta-ronta sedangkan Runtu menunduk kebawah sambil memegang kakinya. Santy memberontak sekuat tenaga. Tapi pemberontakan itu ternyata membuat ketiga laki-laki itu makin bernafsu saja. Mereka menggerayangi tubuh Santy yang sexy semaunya.
Losa langsung melepas baju yang dikenakan Santy berikut bra yang menutupi dadanya sehingga payudara Santy yang sexy terpampang dihadapannya. Dada Santy sangat indah dengan ukuran 36B dan puting kemerahan yang sangat sexy. Tanpa menunggu lama segera Losa menjamah payudara Santy. Diplintirnya puting Santy yang sebelah kiri.
Rino juga mulai beraksi, dilumatnya leher Santy dari belakang sambil tangannya merengkuh payudara Santy yang kanan. Dia juga sangat mengagumi keindahan dada Santy, sehingga dengan bernafsu terus-menerus dijamahnya.
Melihat temannya sudah mulai beraksi, Runtu juga tak mau kalah. Rok mini Santy diangkatnya keperut lalu diturunkannya CD pink yang membalut kemaluan Santy. Dibentangkanya kedua tungkai itu, lalu diarahkanya mulutnya kearah vaginanya. Lidah runtu menerobos kedalam rongga kemaluan Santy. Diperlakukan seperti itu membuat Santy mendesah-desah tertahan karena dekapan Rino dari belakang. Lambat laun rontaan Santy mulai melemah, dan dia mulai terbawa suasana. Sungguh Santy tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh ketiga lelaki itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan mereka.
Rino lalu melepas tanganya dari mulut Santy, lalu beralih kedada Santy.Remasan tangan-tangan nakal diekujur tubuhnya membuat Santy tak kuasa untuk tidak mendesah
“OH..oh…..Tega banget sih lo,al”Katanya menatapku tajam.
“Nikmati aja,San, lo kan yang minta mau orgy sex. Harusnya lo terimakasihkegue.”ucapku sambil tersenyum
“Iya tapi…AHHH…..” Santy tak melanjutkan ucapannya. Dia berteriak karena Runtu sekarang sudah mengorek-ngorek vaginanya dengan 2 jarinya.
Aku lalu berjalan kearah lemari kamarku. Aku ingin mengabdikan persetubuhan ini, maka kuambil handycamku. Aku iseng-iseng ingin mensyuting adegan tersebut. Kuhidupkan handycamku dan kuarahkan ketengah ruangan kamarku dimana Santy sedang digerayangi oleh 3 lelaki.
“Apa-apan sih lo,Al….ohhh…h…..hh…”. Protes Santy melihatku laksana seorang sutradara mensyutingnya. “jangan macam-macam deh. Ntar kesebaran gimana”lanjutnya khawatir.
“tenang aja. Cuma kita yang punya back up nya. Ga akan kesebaran kok”jawabku sambil terus mengarahkan handycam ketubuh mulusnya.
Santy nampaknya mau protes lagi, tapi tertahan oleh lumatan Rino. Dia mulai membalas ciuman rino dengan liar. Dia nampaknya sudah sangat bernafsu sekali. Momen itu tidak kusia-siakan, kuarahkan handycamku kewajahnya yang asik melumat Rino.
Kemudian ketiga laki-laki itu mengiring dan mendudukkan Santy ditepi ranjang. Mereka semuanya sangat terpesona menatap tubuh telanjang Santy. Dada Santy yang besar nampak naik turun seiring desahn nafasnya.
Rino yang memang sudah sangat bernafsu langsung melepas dan celananya hingga telanjang. Walau badannya kurus namun penisnya lumayan besar juga. Dengan kasar ditariknya kepala Santy kearah kemaluannya. Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Santy, kepala penis Rino telah terjepit di antara kedua bibir mungil Santy. Santy dengan terpaksa mencoba membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu mulai mengulum alat vital Rino ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki itu itu melek merem keenakan.
Losa juga mulai melepaskan pakaiannya satu-persatu hingga bugil. Penisnya lebih besar dari Rino. Pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu Dipegangnya tangan Santy dan menempelkannya pada penisnya. Sambil mengoral rino,tangan Santy juga mengocok-kocok penis Losa hingga membuat pemiliknya mendesah merasakan kelembutan tangan Santy. Santy tampak sibuk, mulut dan tanganya bekerja denga cepat.
Aku kaget saat runtu melepas bajunya, penisnya jauh lebih besar dari kedua lelaki itu. Bentuknya panjang dan hitam dengan diameter yang besar.Segera kuarahkan handycamku kebatang super itu. Menyadari kekagumanku, runtu mengarahkan penisnya agar aku mendapat view yang pas untuk menyorot batanganya. Sambil tersenyum kearahku dikocoknya batang gede itu dengan perlahan-lahan.
Kemudian kuarahkan handycam kearah Santy. Dia tampak makin semangat mengoral Rino. Rino juga mendesah makin lama-makin keras. nampaknya dia akan segera orgasme. Dengan buru-buru ditariknya penisnya dari mulut Santy lalu tumpahlah spermanya membasahi karpet kamarku, Habis itu dia ambruk dikasur. Sial pikirku, bisa bau kamarku.
Kini tinggallah Losa dan runtu yang mengeliling Santy. Santy juga terkejut kala melihat penis super Runtu. Namun Santy tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Runtu menatap muka Santy yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu.
Lalu mereka memulai aksinya. Losa membaringkan tubuh Santy ditengah ranjang dan mulai berusaha memasuki tubuh Santy. Santy hanya bisa pasrah kala sebuah penis yang lumayan besar berusaha menerobos dinding kemaluannya. Tangan kanan Losa menggenggam batang penisnya yang besar itu dan kepala penisnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris dan bibir kemaluan Santy. Hal itu Santy merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Losa terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Santy yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran penis Losa yang besar itu.
Momen itu kembali menjadi sasaran handycamku. Sengaja ku-zoom kearah vagina Santy yang sepertinya tidak sanggup menampung penis Losa. Beberapa saat kemudian, dengan pelahan-lahan kepala penis Losa itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Santy. Ketika kepala penis lelaki Ambon itu menempel pada bibir kemaluannya, Santy bergetar hebat. Belum sempat dia mengkondisikan tubuhnya, tiba-tiba dengan kasar Losa menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Santy. “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh”, santy menjerit disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangannya mencengkeram dengan kuat sprei kamarku.
Tanpa membuang waktu Losa langsung memompa penisnya, seluruh batang penisnya amblas ke dalam liang vagina Santy. Rambut lebat pada pangkal penis lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir kemaluan Santy yang makin membuatnya kegelian, Dengan tak kuasa menahan diri, dari mulut Santy terdengar jeritan halus tertahan.
Runtu yang sedari tadi hanya menonton mulai ikut bergabung. Diremasnya dada Santy yang bergoyang-goyang, lalu dimasukkan kemulutnya. Dengan ganas runtu melumat dada Santy yang besar itu sehingga membuat pemiliknya makin mendesah kencang
“Oh…Aliah..nik..mat se..kali..”Ujarnya terbata-bata sambil memandangku. Aku yang hanya menjadi penonton mulai terangsang juga melihat adegan tersebut. Pahaku kugesek-geskkan untuk meraih kenimatan sendiri.
Kemudian Losa membalik tubuh Santy lalu ditariknya pinggulnya sehingga menungging. Butir-butir keringat sudah membanjiri tubuh mulusnya. Losa kembali mengenjot Santy dengan posisi doggystyle. Tak berapa lama kemudian,Losa menaikkan tempo permainannya, disodoknya Santy sesekali digoyangnya ke kiri dan kanan untuk variasi, tak ketinggalan tangannya meremasi pantatnya yang montok. Santy semakin menggeliat keenakan, desahannya pun semakin mengekspresikan rasa nikmat bukan sakit.
“oh..teru..terus sodok aku…ohhhhh…….hhhhhhh”teriak Santy makin kuat. Runtu maju kedepan dan mengarahkan penis supernya kemulut Santy untuk menahan jeritan Santy. Santy membuka mulutnya dan melahap benda besar itu. Mulutnya yang kecil tidak mampu menampung ukuran penis Runtu yang memang luar biasa besarnya.Dia muju mundurkan bibir mungilnya dipenis runtu. Kamera kudekatkan ke wajah Santy yang tengah asyik mengulum penis Runtu, mulutnya penuh terisi oleh batang besar itu sehingga hanya terdengar desahan tertahan.
Aku benar-benar sangat terangsang berat menyaksikan tubuh putih mulus nya Santy diperlakukan dengan kasar oleh 2 orang lelaki ambon itu. Ntah kenapa nafsu ikut naik, tapi aku tidak mau langsung bergabung karena ingin menuntaskan rekamanku ini. Aku sibuk mondar-mandir diseputar ranjang untuk mengambil gambar.
Losa nampaknya sudah mulai mendekati puncak,dipercepatannya sodokannya sambil meremas pantat Santy dengan keras. Santy juga membalas sodokan itu dengan mengoyangkan pinggulnya makin cepat,dia juga mau orgasme. Tak sampai 10 detik Santy melepaskan mulutnya dari penis Runtu dan meleguh panjang : “Ah…aku keluar…rrrrrrrrrrrrrr……………….”
Losa masih terus memacu panisnya diantara orgasme Santy, remasan tanganya makin kuat kepantat Santy. Kemudian, sambil meleguh nikmat dicabutnya penis hitamnya dari vagina Santy, sehingga menyemprotlah spermanya kepantat Santy.
Habis itu dia menyingkir. Santy juga jatuh rebahan,didepan penis Runtu yang masih tegak berdiri. Tanpa memberinya kesempatan istirahat, runtu langsung menggarap Santy. Dibentangkannya paha Santy,lalu dia siap-siap penetrasi.
“Aduhh.. Runtu, nanti dulu dong, gue masih lemes nih…” pinta Santy memelas. Tapi Runtu tidak memperdulikannya dan mulai menghunjamkan batangnya kevagina Santy. Kasihan juga si Santy pikirku. Belum habis aku berpikir kudengar Santy teriak panjang,ternyata batang Runtu yang sangat besar itu sudah merebos kecelah-celah vaginanya.
“Aduh pelan-pelan dong. Sakit tahu…..aduhhhhhh…..” Santy memelas. Tapi hal itu membuat runtu makin gila,dengan paksa dimasukkanya penisnya keliang basah itu. Santy terus-menerus menjerit-jerit hingga batang itu menerobos masuk ke dalam liang vaginnya. Kemudian Runtu segera mendorong dengan sekuat tenaga sehingga seluruh barang miliknya amblas seluruhnya, sampai kedua pahanya yang hitam itu menekan dengan ketat paha putih mulus Santy yang terkangkang itu.
“Aadduuuhh…, sakiittt…!”, terdengar Santy menjerit saat batang itu menerobos masuk.
Setelah semua penis Runtu masuk dia tak kuasa mendesah “ohh…nikmat sekali vaginamu,Santy. Dari dulu aku sudah ingin memperkosamu.akhirnya kesampaian juga”. Namapaknya dia ga percaya bisa menikmati tubuh gadis pujaannya.
Lalu dengan perlahan disodoknya vagina sempit Santy tanpa mengenal belas kasihan, Runtu mulai memaju-mundurkan pantatnya, sehingga penisnya yang besar itu, keluar masuk berulang-ulang kedalam kemaluan Santy. Sambil melakukan itu ia berkata, “Waahh, eenaak niih masih sempit…!” Sementara kedua tangannya mulai mengelus-elus dan meremas-remas payudara serta membelai-belai seluruh badan Santy.
Aku tidak mau melepaskan momen tersebut, Maka aku semakin mendekat kearah ranjang sambil terus mengarahkan handycam. Aku berdiri ditepi ranjang disamping Rino yang tak berkedip menyaksikan Santy,cewe pujaanya, dikerjaiin batang Runtu. Rino nampaknya mulai terangsang. Hal itu dapat kupastikan dari penisnya yang sudah tegak berdiri. Dia menatap tubuhku dengan pandangan penuh arti. Aku tetap mengarahkan kameraku wajah Santy yang menjerit-jerit kesakitan.
Aku sebagai juru kamera sudah terlalu menghayati sampai tak sadar kalau ada tangan mulai menjamah tubuhku,dengan dilanjutkan remasan didadaku. Rino sudah berdiri didekatku,dengan kasar diremasnya dadaku. Aku berusaha mengelak remasan tangannya dan berusaha tetap fokus pada adegan didepanku. Tapi dia makin berani,diciumnya dadaku yang masih terbungkus kemeja putih ketat.
“aduh,jangan sekarang dong.tanggung nih.”ucapku. Dia bukannya mendengar malah makin melanjutkan aksinya dengan meraba-raba pantatku. Losa yang juga mulai on fire mendekat, lalu mengambil handycam dari tanganku. Diletakkannya handycam itu dimeja kamarku, lalu bergabung bersama kami. Rino dengan tergesa-gesa membuka kemeja ketatku dengan melepaskan satu-persatu kancingnya. Payudaraku tampak sesak ditutupi oleh bra yang kekecilan yang kugunakan.Dengan cekatan Losa melepaskan braku dengan membuka kaitnya dibelakang. Kini terpampanglah dadaku -yang putih mulus dengan puting mencuat tegak- dihadapan mereka berdua.
“Aliah, dadamumu gede juga yah.. kenapa sih ga kamu bilang dari dulu kalo kamu punya body yang indah?” Kata Rino sambil tangannya terus meremasi payudaraku.Puas meremas, Rino langsung melumat payudaraku. Aku mendesah saat mulutnya menyapu setiap inci dadaku yang sebelah kanan. Losa tak mau ketinggalan dicupanganya leherku dari belakang sambil satu tangannya merayap kedadaku yang satu lagi.
“Aaaghhh…, sshhhhh…, sshhhhh…, mmhhhh….!”. desahku. Sambil melumat dadaku,tangan Rino merayap kebawah dan menggosok-gosok vaginaku dari luar. Aku kontan mendesah makin panjang, apalagi jari-jarinya mulai merayap ke vaginaku yang sudah basah melalui celah-celah CD-ku. Keduanya dengan gemas melumat, menjilat dan meremas payudaraku.
Aku sudah bernafsu sekali mengikuti saja permainan mereka. Aku tak menolak kala mereka mengiringku ketepi ranjang tak begitu jauh dari Santy yang masih disenggamai Runtu. Losa duduk berselonjor diujung ranjang. Disuruhnya aku mengoral penisnya. Tanpa diminta dua kali, aku langsung menungging dihadapannya, lalu kurahkan bibir merahku kepenisnya yang lumayan besar itu. Kurasakan aroma sperma disana, tapi tak membuatku jijik. Malah dengan penuh nafsu kugenggam batangnya yang besar itu, lalu kukocok-kocok,sebelum kumasukkan kemulutku. Penisnya bergetar merasakan jepitan bibir mungilku. Mulutku tak mampu menampung semua penis itu,walau sudah mentok menyentuh tenggorakaku, tetap saja ada sisianya kira-kira satu jari lagi. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan.
“Eemmpp.. emmphh.. nngg.. !” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya.
Dari belakang kurasakan Rino melepaskan celana dalamku,dimasukkannya jarinya kevaginaku sehingga membuatku bergetar. Lalu tiba-tiba kurasakan mulutnya mulai menyentuh bibir vaginaku. Aku bergetar hebat bagai tersengat tawon kala lidahnya mulai menjilati vaginaku yang sudah basah. Posisiku yang menungging membuatnya dengan mudah menjelajahi seluruh vaginaku.
“Ehm…ehm…ahmm….”hanya itu yang keluar dari mulutku yang masih dijejali oleh penis Losa. Tak kuperhatikan lagi suasana disebelahku,aku mulai fokus kedua orang yang mengerjaiku. Semakin kuat Rino menjilati vaginaku,semakin kuat pula aku menghisap penis Losa. Losa makin mendesah,lalu dia melepaskan penisnya dari mulutku.
“aku ga mau langsung keluar.Aku masih mau merasakn jepitan vaginamu”katanya sambil menopang tubuhku. Belum habis dia berkata,kurasakan sebuah benda lonjong mulai memasuki tubuhku,Penis Rino. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi setiap senti penisnya memasuki vaginaku. Aku disetubuhinya dari belakang dengan posisi doggy. Penisnya dengan leluasa menerobos dinding vaginaku,sehingga menimbulkan sensasi yang membuatku merinding.
“Eenghh.. terus Rino.. oohh!” desahku sambil ikut memacu pinggulku kearah batangnya. Dia makin bersemangat memacuku sambil sesekali diremasnya rambutku. Dari depan,losa mulai melumat dadaku yang bergoyang-goyang dihadapannya. Sambil menopang tubuhku diserangnya dadaku. Dia nampaknya sangat menyukai benda itu,sehingga tanpa henti diremas dan dihisapnya kuat-kuat.
Kuarahkan pandanganku kesamping, disana kulihat Santy dan Runtu akan berganti posisi. Kemudian Runtu melepaskan dirinya dari tubuh Santy. Santy membalikkan badan dan menungging lalu ia membelakanginya. Lalu Runtu kembali menyetubuhi Santy dengan posisi doggy style. Santy kembali mendesah-desah saat dikocok seperti itu sementara wajah Runtu agak memerah. Nampaknya Santy mulai menikmati penis Runtu yang besar itu mengaduk-aduk vaginanya. Kalo tadi dia menjerit-jerit minta berhenti, sekarang malah mendesah-desah sambil mengucapkan kata-kata:terus….teruss…… Runtu juga sama berisiknya dengan Santy. Dia mendesah-desah tak karuan sehingga ruangan kamarku menjadi gaduh. Sambil menyetubuhi, Runtu memegang-megang dan meremas-remas payudaranya. Walaupun kamarkumenggunakan AC namun tubuh mereka berdua terlihat basah oleh keringat. Sama sepertiku.
“Oh,nikmat sekali Al…”desah santi kearahku yang sedang menatapnya.
“Sama,aku juga…sodokannya mantap…ohh….oh….yes…..” jawabku sambil mendesah-desah menahan sodokan Rino. Rino makin brutal saja menyodokku. Pantat diremasnya dengan kasar dan pungungku sesekali dicakarnya.
“Da berapa kali,Santy?’. Maksudku ingin bertanya sudah berapa kali dia orgasme dibuat Runtu.
“Gila…da dua kali,Al…. tenaga kuat” jawabanya.
Pembicaraan kami berhenti saat Losa memalingkan wajahku dan melumat bibirku. Kubalas lumatannya untukmengurangi rasa sakit akibat kebrutalan Rino di pantat dan punggungku. Sambil melumat kuraih penisnya yang masih tegak mengacung menunggu giliran.
Hal itu berlangsung sekitar 5 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, aku akan orgasme oleh permainan Rino. Saat orgasme itu datang, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Losa erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya.. Rino juga memacu penisnya makin kuat dan berenaga,sampai akhirnya eranganku bergabung bersama erangnya sehingga membahana diseluruh kamarku. Kurasakan maninay menyemprot dengan deras kerahimku. Untuk saat itu bukan masa suburku,kalo ga bisa berabe. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas.
Tanpa memberiku waktu untuk istirahat, Losa langsung mangangkat tubuhku kepangkuannya dengan posisi aku membelakanginya.
“Sabar napa?Masih cape nih”. Pintaku.
“aku sudah ga tahan lagi al,melihat kesexy-an bodymu” katanya sambil mulai memasukkan penisnya kevaginaku dari bawah. Aku terpaksa mengalah menuruti kemauannya. Walau masih lemas, perlahan-lahan kuturunkan pingulku hingga vaginaku menyentuh penisnya. Sambil berusaha memasuki vaginaku, dia mencium punggungku yg membelakanginy. Sangat susah kepala penisnya menerobos vagiku, padahal sudah sangat basah. Tapi dia tetap memaksa, dengan sekali sentakan kasar,ditariknya tubuhku kebawah,hingga batangany amblas ditelan vaginaku.
“Aduh…pelan-pelan dong!” kuomeli dia agar lebih lembut. Dia bukannya medengar malah langsung menaik-turunkan tubuhku dengan kecepan tingi. Penisnya keluar masuk dari vaginaku sehingga menimbulkan bunyiplokk…plok….. Aku menjerit-jerit menahan rasa sakit akibat kebringasan penisnya.
“Auw..auw….pelan-pelan dong….auw…”
Dia bukanya mendengar malah masih terus melanjutkan aksinya. Aku ga bisa berbuat apa-apa lagi selain mengikutiiramannya. Sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudaraku. Aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas. Lambat laun rasa sakit mulai hilang digantikn rasa nikmat yang luar biasa. Vaginaku sudah mulai bisa beradaptasi dengan penisnya. Aku turut manaik-turunkan pantat.
Kulihat kesebelah,dimana Rino masih yang sudah pulih mulai bergabung dengan Runtu dan Santy. Runtu masih sangat prkasa memompa Santy yang sudah sangat kepayahan. Apalagi Rino yang tanpa pengertian bergabung dengan mereka dengan meremas-remas dada Santy. Nampaknya rino masih penasaran dengan vagina Santy yang belum disodoknya.
Aku kemabali fokus ke Losa yang masih kuat. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan liar. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan.
Aku kaget saat Runtu mendekati kami. Penisnya masih kokoh seperti pedang,menandakan dia belum orgasme. Hebat benar dia. Padahal Santy sudah sangat kelelahan dibuatnya. Aku turut iba melihat Santy yang kembali dikerjai Rino. Aku bisa merasakan kecapaianya,yang berkali-kali orgasme. Dadanya terlihat naik turun dengan nafas memburu seakan-akan orang yang baru menyelesaikan lari cepat 100 m dan kedua matanya terkatup rapat. Bintik-bintik keringat menghias pelipisnya menandakan suatu pergulatan seru yang banyak memakan tenaga, yang baru saja diselesaikannya.
Melihat Santy yang ayu itu sudah terkapar lemas itu, Rino lalu memeluk badan Santy dan mengangkatnya dari ranjang. Sekarang badan Sexy Santy digendong oleh lelaki tersebut. Walau kurus,Ternyata Rino sangp menggendong tubuh mungil Santy. kedua tangan Rino memegang kedua bongkahan pantat Santy dan kedua kaki Santy melingkar pada pinggang Rino. Rino membawa tubuh Santy merapat ke tembok ruangan tersebut, menekannya di tembok dan mulai menggerakan pantatnya sendiri maju mundur menekan pantat Santy ke tembok.akibatnya penis Rino itu menerobos keluar masuk kemaluan Santy yang telah basah oleh cairan kenikmatan yang keluar pada waktu dia mengalami orgasme. Gerakan pantat Rino semakin lama semakin cepat dan tekanannya semakin dalam saja. Badan Santy menggeliat-geliat, “Oooohh… oooohh… eeehhmm…!” suara lirih terdengar keluar dari mulut Santy setiap kali lelaki tersebut menekan pantatnya dengan kuat.
Aku kaget saat Losa membalikkan badanku tanpa melepas penisnya. Ada perasaan geli yang luas biar saat penisnya memutar divaginaku. Kini aku berhadapan dengannya,tanpa menungu lama aku mulai menaik-turunkan tubuhku. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Maka kembali direngkuhnya payudaraku. Sungguh pengalaman yang mengairahkan.
Runtu,yang sudah berdiri diranjang, kemudian menarik mulutku dan menjejali penisnya kemulutku. Jadilah kedua ronggaku dijejali penis-penis besar. Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 1/2nya saja. Aku hampir sesak nafas dibuatnya. Aku harus bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidahku menyapu kepalanya. Runtu meremas-rema rambutku sambil memacu mulutku dengan cepat. Hal itu membuatku hampir kehabisan nafas. Belum lagi sodokan Losa yang makin tak beraturan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam. Hingga saatnya
“ahh..aku keluar…….”Jeritku panjang sambil melepas penis Runtu. Tubuhku lemas setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku menetes-netes. Namun sepertinya Losa masih belum selesai, nampak dari penisnya yang masih tegang. Aku cuma diangkat lalu dibaringkan telentang.
Aku makin lemas saj saat kulihat Runtu mendekat kearahku. Matanya yang bulat besar itu menatap tajam kearah vaginaku yang sudah basah. Diambilnya Cdku,lalu dilapnya vaginaku dengan CD tersebut hinga bersih. Tanpa perasaan sungkan diarahkannya mulutnya ronggaku. Aku hanya memejamkan mata,menanti apa yang akan terjadi. Walau badanku lemas,tapi percuma saja menyuruhnya berhenti,karena dia sudah sangat kerasukan. Seperti biasa tubuhku bergetar kala mulut tebalnya bermain-main divaginaku. Dijilatinya setiap bagian dari liangku. Malah terkadang lidahnya mengarah keanusku,sehingga menumbulkan sensasi geli yang takterkira.
Puas mempermainkan vaginaku,kemudian dia bersiap-siap penetrasi. Diranggangkanya pahaku. Mataku melek melihat saat-saat penisnya yang besar itu memasuki vagaku. Penisnya cukup susah memasuki ronggaku yang masih sempit(walau baru diobok-obok penis Losa), sehingga dia harus pakai cara tarik ulur, keluarin satu senti masukkan tiga senti sampai menancap cukup dalam dan setelah setengahnya masuk dengan paksa dia hujamkan batangnya kevaginaku hingga mentok. hingga mentok
“Akkhhh….aduh….pelan-pelan…sakit tau!” eranganku berubah jadi jeritan ketika dihujam seperti itu. Dia bukannya mendengar malah makin menjadi-jadi memompa penisnya.
Sementara itu terlihat vaginaku memerah menerima tekanan dan gesekan-gesekan dari penis Runtu yang besar itu. “Waaah…, gila sempit benar niihhh, “, kata Runtu. Sambil terus menyetubuhiku dengan ganas, Runtu berkata lagi, “Hey Al.., enak sekali lhhhoo, benar-benar nikmat tubuhmu..!ah..ahh” Sambil mendesah-desah dia mengocok tubuhku habis-habisan. Aku hanya bisa merintih-rintih dan menjerit-jerit. Suara jeritannya makin lama makin lemah, diganti oleh suara mendengus-dengus. Aku berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhku bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penis lelaki tersebut ,dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan.
Losa yang semula tadi beristirahat ikut ambil bagian,diarahkannya penisnya kemulutku yang terbuka. Aku tak kuasa untuk menolak,aku hanya membuka mulut sedangkan dia yang asik meaju-mundurkan penisnya. Sambil menikmati mulutku bermain-main dipenisnya,tangannya tak pernah diam. Dadaku selalu menjadi bulan-bulanannya. Dadaku yang semula putih mulus,kini berganti warna menjadi kemerah-merah dengan cupang dimana-mana.
“Beruntung banget kita,Run, bis anikmati 2 cewe cantik sekaligus”Kata Losa ke Runtu.
“Iya gua ga habis pikir. Aliah dan Santy ternyata cewe binal juga.he..he..” kata Runtu.Sial batinku,masa aku disangka cewe binal. Kalo ga terpaksa aku ga akan maulah disetubuhi lelaki jelek macam mereka.
Kira-kira 10 menit kemudian mereka ganti posisi,kini aku dibuat menungging dengan wajahku pas didepan penis Losa yang belum keluar-keluar. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain menutruti keinginan mereka. Losa kembali menyodorkan batang penisnya ke dalam mulutku, tangannya meraih kepalaku dan dengan setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulutku yag sudah mulai pegal.
Kini aku lagi-lagi melayani dua orang sekaligus. Runtu yang sedang menyetubuhiku dari belakang masih perkasa dengan pensi besarnya yang masih kokoh. Runtu kadang-kadang malah menyorongkan kepalanya ke depan untuk menikmati kenyalnya payudaraku. Aku mengerang pelan setiap kali ia menghisap puting susuku. Dengan dua orang yang mengeroyokku aku sungguh kewalahan hingga tidak bisa berbuat apa-apa. Malahan aku merasa sangat terangsang dengan posisi seperti ini.Mereka menyetubuhiku dari dua arah, yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada di arah lainnya semakin menghunjam. Kadang-kadang aku hampir tersedak kala penis Losa menerobos sampai tenggorokanku.
Kami bercinta dengan posisi itu lebih dari 15 menit. Aku tak melihat Santy dan Tito dikamarku. Tapi dari kamar mandi kudengar suara erangan-erangan Santy. Mereka pasti sedang bercinta lagi dikamar mandiku. Aku juga ingin segera mandi,keringan dan rasa panas yang kualami sangat menyiksaku. Aku ingin cepat-cepat menyudahi percintaan itu. Memang benar sungguh lemas bermain sex secara massal seperti ini. Ntah sudah berapa kali vaginaku menyemprotkan cairan bening,tapi kedua laki-laki itu asik saja gonta-ganti posisi sesukanya tanpa memperdulikanku.
Tak sampai 2 menit kudengar Runtu melenguh panjang, ia mencapai orgasmenya dengan meremas kedua belah payudaraku kuat-kuat hingga aku berteriak mengaduh kesakitan. Kurasakan semprotanspermanya di vaginaku. Sangat banyak sekali maninya itu,sampai-sampai meleleh keluar dari celah-celah vaginaku dan mengalir dipahaku. Lalu beberapa saat kemudian ia dengan nafasnya yang tersengal-sengal memisahkan diri dari diriku. Dan pada saat hampir bersamaan Losa juga mengerang keras. Batang kejantanannya yang masih berada di dalam mulutku bergerak liar dan menyemprotkan air maninya yang kental dan hangat. Aku meronta, ingin mengeluarkan banda itu dari dalam mulutku, namun tangannya yang kokoh tetap menahan kepalaku dan aku tak kuasa meronta lagi karena memang tenagaku sudah hampir habis. Cairan kental yang hangat itu akhirnya tertelan olehku. Banyak sekali. Bahkan sampai meluap keluar membasahi daerah sekitar bibirku sampai meleleh ke leher. Aku tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua yang ada supaya tidak terlalu terasa di dalam mulutku. Aku memejamkan mata erat-erat, tubuhku mengejang melampiaskan rasa yang tidak karuan, geli, jijik, namun ada sensasi aneh yang luar biasa juga di dalam diriku. Sungguh sangat erotis merasakan siksa birahi semacam ini hingga akupun akhirnya orgasme panjang untuk ke sekian kalinya.
Aku ambruk diranjang dengan nafas ngos-ngosan seperti orang baru lari sprint. Mataku menatap-langit-langit kamarku yang sudah kelihatan hitam. Rasa perih dan sakit masih terasa divaginaku dan dada serta pantatku,sedangkan mulutku terasa pegal. Badanku terasa lengket oleh keringat dan sperma. Ingin rasanya mandi,tapi tenaga tak ada. Akhirnya ku tertidur pulas dengan keadaan telanjang.
Hari itu akhirnya mereka bertiga menginap dirumahku untuk melampiasakan nafsunya. Aku dan Santy tak kuasa menolak walau sebenarnya masih lemas. Maka kembali kami mengadakan pesta sex dirumahku. Kali ini Runtu sendiri yang menggarap tubuhku sampai dia puas. Dia menyetubuhiku Mulai dari sofa ruang tengah sampai kekamar. Dan diakhiri dikamarmandi. Santy sendiri dikerjaiin oleh Losa dan Rino didapur rumahku.
By: Aliah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar