11 Juni 2008
Jakarta-jakarta, tiap hari koq hujan,..
Mendung dan yang lebih menakut-kan kalau begini terus, lama-lama bisa banjir, kampus-ku sendiri memang berada di daerah langganan banjir, kayak-nya kalau setahun gak banjir warga disini pasti aja ngerasa ada yang kurang,..
Sama kayak aku sekarang, berdiri di depan pintu keluar kampus, langit udah gelap banget, sebenarnya masih ada satu jam pelajaran lagi, tapi kepala-ku tuch pening banget, mungkin akibat semalem keujanan, sebenar-nya sich gak terlalu terasa, tapi mana enak sich kuliah dalam keadaan kayak gini,.. iya gak ?? he he he
Ah akhirnya, setelah berbagai perhitungan matang, atas azaz kemalasan yang adil dan beradab, aku mulai melangkah keluar dari pintu kampus,.. Oh iya, nanti lupa lagi and pada protes,.. ini gue yang kemaren-kemaren juga,.. masih inget kan ?? gak ?? yawda lah gapapa, he he..
Duh, tar dijitak lagi, dibilang gak menghargai pembaca,.. boong deng hihihi, gue masih sama yang dulu, mahasiswi perguruan tinggi swasta,.. anak perantauan,.. sesekali kerja sambilan jadi SPG, yang terkadang nakal untuk mengeksplore pengalaman seks yang baru,.. he he he, bukan bilang diri sendiri cantik, tapi memang buat dapet perhatian dari lawan jenis di kampus sebenernya bukan perkara sulit buat gue, makanya jadi bosen he he,..
Udahlah narziz gallery-nya sampe sini aja,.. ^^ , memang Tuhan sayang sama bokap yang susah-susah cari duit and anak-nya madol begitu aja, baru beberapa langkah dari pintu keluar hujan langsung turun, pertama gerimis, namun cepat berubah lebat,.. binggung dalam keadaan itu, kembali atau terobos aja pulang ke kost.. akhirnya mengingat bokap yang cakep-capek cari duit buat kuliah aku, akhirnya aku putusin untuk menerobos hujan, kebetulan ada tukang becak, jadi ya gak akan kehujanan samapai tempat kost-ku yang lumayan jauh dari kampus,..Aku kasihan sama bokap kalau harus mengeluarkan uang untuk aku ke dokter lagi,..
” Bang ke jalan ****** ( sensored ) ” aku langsung naik, melompat kedalam becak, toh aku sudah tahu pasaran-nya 5000 untuk satu kali perjalanan dari kampus ke kost-ku,..
Aku melihat ke-kanan, ke-kiri baru sadar kalau becak yang aku naikin gak ada tukang becak-nya, terus jadi ngomong sama siapa donk tadi ??
Dibawah bedeng kecil, gak tahu sich namanya apa, asal sebut aja itu istilahnya,.. pokok-nya pohon diatasnya ada atap dari asbes,.., ada beberapa tukang becak berteduh,.. aku pun memanggil salah satu tukang becak itu dari dalam becak,.
” Bang eh orang dari tadi, sini bang,.. ” panggil-ku,..
Salah satu yang berbadan paling besar dan hitam menghampiri-ku,..
” Yeh, si neng yang naik gitu aja,.. kemana neng ?? “
” Jalan ****** ( sensored ) bang,.. goceng ya,.. ” Aku langsung menawar,..
” Lebihin atuh neng, ujan pan,.. dingin,.. ” Tawar si abang becak, genit juga nich si abang,..
” Iya tar dilebihin seratus perak, ha ha .. ” Canda-ku,..
” Iya gimana neng dech,.. ” si abang becak mulai mengayuh becak-nya, hujan makin deras, ditambah lagi Petir yang menyambar-nyambar, 10 menitan kemudian aku sampai di tempat kost-ku,.
” Nich bang,.. ” aku memberikan uang 7000 rupiah ke abang becak itu,.. sebelum aku berlari masuk, ya seperti itulah kebiasaan-ku hari-hari pulang dari kampus, kadang naik becak, kalau lagi malas, hujan ataupun panas,.
Thanx ya yang dah baca, cerita gue pulang dari kampus ini,.. biasa aja kan ? Mank siapa yang bilang luar biasa,.. ha ha ha,. Ga deng becanda, tar dijitak lagi nich,.. ha ha ha,.
Nah yang seru dimulai, berhubung aku seorang anak gadis, cantik, manis dan baik hati baru beberapa langkah masuk ke dalam kost-ku, aku melihat si abang tukang becak merinding kedinginan, hujan juga tambah lebat,.. rasanya gak tegak, mau kasih payung buat si abang biar gak kedinginan,.. ha ha gak becanda,..
Aku pun menyuruh si abang masuk,.
” Bang, masuk aja, ujang gede loh,.. “
” Boleh non ?? ” Tanya-nya tak enak hati,..
” Boleh bang, masuk aja,.. ” Aku tahu, jam segini kost-ku pasti kosong, sibuk kuliah ataupun kerja,..
” Makasih non,.. “
Aku tersenyum membalas, memang anak baik hati,..
Aku masuk ke dalam, mencari si Udin, pembantu pria di kost-kostan ini, khusus buat mempebaiki kalau-kalau ada yang rusak tau bocor, orang-nya kurus,..
” Din, ada handuk sama baju gak ?? ” Tanya-ku di depan pintu kamar-nya,..
” Buat apa non ?? ” Udin menyahut sambil membuka pintu,..
” Itu kasian din, tadi saya naik becak, abangnya keujanan semua,.. pinjemin gih,.. suruh mandi,.. “
” Yawda non, nanti saya kasihin, non juga basah tuch,.. ” Udin mengingatkan-ku rambut-ku juga memang basah kehujanan,.
” Yawda, mang Udin, makasih ya mang Udin, ” aku pun naik ke kamar-ku di lantai 2..
Rambut-ku basah oleh hujan. Demikian juga baju-ku, Sambil melepas pakaian bagian atas-ku, aku berkaca, memperhatikan lekuk tubuh, ya seoerti inilah tiap hari-nya,.takut bobot tubuh bertambah,.. he he..
Ah sutralah, tubuh-ku juga sudah mengigil kedinginan, aku melangkah masuk ke dalam kamar mandi setelah menyetel Ac-ku 27 derajat, aku memelorotkan celana-ku sebelum melepas kait bra-ku, dan mulai membasuh tubuh-ku dengan air hangat yang mengucur keluar dari shower di kamar mandi-ku,.
Nyaman sekali rasa-nya saat tubuh-ku kedinginan karena air hujan dan udara yang cukup sejuk, terbasuh oleh air hangat yang begitu nyaman saat bersentuhan dengan kulit, uughh rasanya enak sekali aku membersihkan tiap centi bagian tubuh-ku, terutama bagian kaki-ku yang pastinya sedikit kotor karena mengijak air hujan yang menggenang tadi, sebelum mengambil shampoo, untuk membalur kepala-ku yang sedikit kena air hujan tadi, lebih baik mencegah daripada nanti sakit,.. sambil membalus rambut-ku yang berbusa hingga bersih akupun mengambil botol conditioner,..
Sambil menunggu beberapa menit aku berkaca di kaca kamar mandi yang mulai sedikit berembun, aku memperhatikan bagian belakang tubuh-ku dari pantulan cermin itu, ah lagi-lagi muncul garis scratch di bagian bokong-ku, pasti gara-gara berat badan yang gak stabil belakangan ini,.. belum lagi sebuah jerawat tumbuh di dekat hidung, benci dech,.. kesel liat-nya, pengen dipencet tapi pasti bakal tinggalin bekas..
Kembali aku membasuh rambut-ku, dengan air dingin tentu-nya,.. aku gak mau rambut-ku cepet-cepet rontok karena air panas yang merusak kulit kepala,.. segar,.. segar sekali rasanya habis mandi, aku mematikan air pancuran kamar mandi-ku,.. sambil mengeringkan seluruh bagian tubuh-ku, terutama bagian lekukan-lekukan tubuh, takut ada busa atau air yang tertinggal menempel disana,..
Tiba-tiba, aku seperti mendengar suara, seperti orang yang sedang tertawa cekikikan, apa aku salah dengar ya, tapi aku yakin mendengar suara orang tertawa tadi.. jangan-jangan Setan lagi ?? bulu kuduk-ku langsung merinding tak karuan, aku membebat-kan handuk-ku menutupi tubuh-ku, membiarkan rambut-ku yang basah terurai,.. aku keluar dari kamar mandi dan mendapati,..
Mang Ujang dan Abang Becak yang tadi sedang asyik menonton di televisi kamar-ku,..
” Heh, apa-apaan sich ??? ” Bentak-ku,..Gila berani banget mereka main masuk begitu saja kekamar-ku,..
” Eh, si non udah selesai,. ” Mang Ujang dengan santai menjawab,..
Si abang becak tampak sedikit tegang, baju yang dipakainya kekecilan karena badan Mang Ujang memang lebih pendek dari tubuh si Abang Becak itu,..
” Keluar, keluar,..keluar,.. ” Aku membuka pintu kamar-ku menyuruh mereka berdua keluar,.. namun mereka masih saja duduk membatu, mata mereka seolah menerawang menatap tubuh-ku yang hanya berbalut sebuah handuk putih polos dengan satu-satu-nya motif Teddy Bear di sisi-nya,..
Mata mereka seolah dapat melihat alur sebuah air yang mengalir turun di tubuh-ku mulai dari wajah, leher, bahu hingga menyelip masuk melewati belahan buah dada-ku,.. pasti mereka berfikir berapa beruntung-nya menjadi air itu, ahhhh tatapan mata seperti ini yang sering kali membuat-ku merasa seksi…
” Jangan galak-galak kenapa non,.. ” Dengan logat Madura-nya yang kental,Mang Ujang menjawab-ku,..” Ini temen abang ini, katanya pengen juga non.. ” menunjuk Abang Becak disebelahnya,..
” Ehhh, gila ya,.. apa maksud lu Jang,.. ” Lupa dech untuk bicara dengan santun lagi, toh kesal juga dipermalukan seperti itu,..
” Yaaah, si non pake lupa lagi,.. masa lupa sama ‘gocekan’ abang ?? ” Si Ujang terkekeh, mana mungkin aku bisa melupakan, gocekannya yang lembut, lunak dan tak bertenaga itu, penis-nya layu seperti orang impoten sama sekali gak sesuai dengan tubuh-nya yang kekar berotot itu,.. ah pokok-nya sama sekali gak menarik,..
” Ngomong lu,.. ” Sodok mang Ujang ke Abang Becak disebelahnya,..
” Iya non, tadi Mang Ujang cerita sama saya waktu saya mandi di bawah,.. ” , ” Kata-nya non sexy dan … ” Tak melanjut-kan,.. whatever, aku gak mau mulai duluan untuk menebak kalimat selanjut-nya, lebih baik menunggu, tar yang ada jadi pada illfill lagi, ha ha ha,..
” Saya bentar lagi mau pulang kampung Neng, sudah 4 tahun saya pengen nyobain neng,.. “, ” Maksudnya nyobain Mahasiswi kayak neng gitu,.. ” Ngomong-nya terbata-bata, tapi mendengar alasanya yang “segera pulang kampung” tentu, sedikit membuat-ku tenang, kalau-kalau sampai terjadi ‘sesuatu’, jelas aku gak mau dikerjai beramai-ramai oleh Tukang Becak dekat kampus itu, terlebih bisa-bisa cerita itu menyebar kemana-mana,.. habis sudah masa depan, dan image anak baik-baik yang selama ini kubangun pun jadi sia-sia belaka,..
Aku meneliti perawakan si Abang becak itu, wajahnya jelek, dengan jerawat batu, rambut tak terurus, tapi tubuh-nya itu kekar berisi, aku paling suka melihat lelaki bertubuh kekar seperti itu, pastinya bisa mendekap-ku erat,..tapi mudah-mudahan tubuh Abang Becak ini bukan tipuan seperti badan si Ujang,..
Aku memicing-kan mata kearah mang Ujang yang sudah kelewatan, seenaknya membuka ‘aib’ ku kesembarangan orang dan bertingkah kurang ajar dengan masuk ke Kamar-ku yang lupa kukunci itu seenaknya, tatapan-ku membuat Mang Ujang tak enak hati dan tak berani beradu mata menatap-ku,..
” Ke..lu..ar… ” Lanjut-ku,..
” Non ” Protes Ujang dan Abang Becak itu hampir bersamaan,..
Tapi entah apa yang membuat Ujang yang biasa-nya ngotot itu berubah menjadi begitu penurut, Ia berjalan perlahan menuju pintu keluar kamar-ku, diikuti si Abang Becak yang dari tadi kulihat sibuk menelan ludah tiap melihat aku bergerak-gerak,..
” Keluar,.. ” Ulang-ku lagi
Namun tiba-tiba dengan ‘biadab-nya’ Ujang membekap tubuh-ku,. Tangan-nya menutup mulut-ku hingga tak bisa bersuara,..
” Tutup pintu-nya,.. ” Suruh Ujang pada Abang Becak, yang terbengong-bengong melihat Ujang menyergap-ku,..
Pintu kamar-ku dikunci dan ditutup,.. Ujang menyuruh Abang Becak itu menggantikan-nya membekap tubuh-ku,.. Aku berusaha melepaskan diri dari kunci-an si Abang Becak ini, namun Si Abang Becak malah mengunci tangan-ku lebih erat lagi, tubuh-nya bergesekan dengan kulit-ku membuat tubuh-ku merinding, terlebih saat merasakan dada-nya yang bidang berotot itu di punggung-ku, rasanya…
Ujang bergegas menuju meja computer-ku, mengutak-atik sesuatu di computer-ku itu,.. entah apa yang dilakukan-nya, namun wajah-nya berubah putus asa,.. ” Ahhh, rusak lagi dech computer ” pikir-ku, melihat reaksi Mang Ujang..
Mang Ujang berpindah ke Televisi dan menyalakan suara-nya keras-keras, mungkin ia mencari tombol win-amp di computer-ku tadi, bisa jadi ia mau mencontoh anggota DPR yang menyalakan Music diruangan-nya waktu memperkosa Sekretaris Pribadinya itu, Ah tau berita juga orang ini, yang pasti apa yang dilakukan Mang Ujang itu membuat-ku terfikir sesuatu yang ‘nakal’..
” Nah, sekarang mau teriak juga gak akan kedengaran kan non, apalagi sepi jam begini, lumayan 2 jam… ” Si Ujang terkekeh, jelek sekali,..
” Lepasin,.. ” Protes-ku,..aku memberontak, namun si Abang Becak enggan melepas-ku,.. malah terkadang tangannya menyentuh dada-ku, entah disengaja atau kebetulan belaka,.
Si Abang Becak akhirnya mau melepaskan-ku setelah menerima tanda dari Mang Ujang, aku dilepaskannya namun baru sesaat lepas dari kuncian si Abang Becak, Mang Ujang malah sudah menindih-ku sekarang, ia terkekeh-kekeh tepat di depan wajah-ku,..
Perlahan ia membuka handuk-ku, aku tak bisa melawan, karena betis-nya menahan tangan-ku untuk berontak,.. sakit..
” Tuch liat, bagus kan Bur,.. ” Mang Ujang terkekeh, memperlihat-kan sepasang payudara-ku ke Abang Becak itu,.yang lagi-lagi menelan ludah, tangan Mang Ujang malah sudah menempel di payudara-ku itu, mengusap-usapnya meski masih sedikit oleh air bekas aku mandi tadi,.. Lagi-lagi Abang Becak itu menelan ludah-nya, haus kali pikir-ku,..
” Coba pegang nich,.. ” Ujang menawarkan buah dada-ku itu pada si Abang Becak,.
Aku berusaha memberontak melawan, seolah pura-pura diperkosa, entah dari man aide gila ini muncul.. he he
Tangan si Abang Becak yang kasar itu menyentuh kulit tubuh-ku pertama di perut-ku, sebelum telapak tangan-nya yang begitu kasar itu mulai bergerak naik dan sampai di payudara-ku, perlahan mulai meremas-nya,..
” Awwww,.. ” Aku menjerit kecil, tertahan oleh remasan tangan si Abang Becak itu,
” Kenyal-kan,.. ” Ujang lagi-lagi berkomentar,. Mending dia diam saja, bau mulut-nya itu,..
Tangan si Abang Becak itu meremas-remas payudara-ku, memilin-milin putingnya,.. ughh apa lagi saat mulutnya tiba-tiba mendarat telak di payudara-ku itu dan memainkan payudara-ku dengan lidahnya yang tebal dan berteksture kasar itu,.. begitu terasa bagaimana mulutnya itu mulai menyedot di kedua puting-ku, enak sekali rasanya, terlebih bermain seperti sedang diperkosa ini membuat-ku sedikit lebih bernafsu dari biasanya,..
Mang Ujang turun dari tubuh-ku, membiarkan si Burhan nama Tukang Becak itu, menggarap bagian atas-ku, aku berusaha memberontak, aku bergerak ke sana kemari, sementara si Abang Becak itu terus meremas-remas payudara-ku,.. Mang Ujang kembali naik dan tak dapat kupercaya saat ia tiba-tiba menampar wajah-ku, menahan perih aku sedikit mengeluarkan air mata,.. Liat ya nanti Mang Ujang,. Pasti aku balas,..
Kemudian ia kembali turun kebawah,..merengangkan kedua paha-ku dan jemarinya langsung menempel di bibir vagina-ku seperti mulai mencari sesuatu dibawah sana aku mendesah-desah tertahan merasakan sentuhannya di seluruh permukaan bibir vagina-ku itu, terlebih saat ia berhasil menemukan ‘bagian’ itu, tubuh-ku seolah terjalari sebuah sengatan yang membuat tubuh-ku menggelinjang nikmat..
Jemarinya perlahan mulai menerobos masuk, hanya sebatas satu ruas jari, rasanya tanggung dan memberikan perasaan ingin dirangsang lebih lagi,.. apalagi saat lidah Mang Ujang mendarat di bibir vagina-ku itu, perlahan merambat naik lidahnya, bergerak-gerak menuju bagian yang tadi ditekan-tekan oleh jemarinya,.. mengganti jempolnya yang tadi merangsang bagian itu dan langsung menyedot-nya, ughh rasanya begitu menggelegar, aku paling suka saat seseorang menjilati vagina-ku seperti itu, rasanya benar-benar waaah,..
Jemari-nya yang mulai didesak-desakan keluar masuk, dan semakin lama semakin bertambah cepat apalagi si Abang Becak pun mulai tak lagi canggung, untuk meremas dan menyedot-nyedot di payudara-ku itu,.. tubuh-ku bergetar-getar hebat dirangsang oleh mereka berdua, terus menggeliyat-geliyat tak karuan, perhatian-ku sedikit terpecah saat kurasakan penis si Abang Becak yang begitu keras menempel di perut-ku meski masih terbalut celana-nya yang tipis,..
Ughh kerasnya penis itu membuat-ku kian terangsang, terlebih dari apa yang kurasakan peniis itu sepertinya cukup besar dan keras aku mulai berkhayal bentuk penis itu, sementara aku masih menggeliyat-geliyat dalam pelukan si Abang Becak,..
Jemari Udin keluar masuk dalam lubang kewanitaan-ku itu, kian lama kian bertambah cepat, membuat-ku mengeliyat-geliyat keenakan, Abang Becak itu kembali berusaha mencium-ku, namun lagi-lagi kutolak, aku tak mau mencium sembarangan orang, apa lagi hanya itu yang bisa kulakuan untuk sekedar mempertahankan suasana tetap ‘bermain’ seperti sekarang,..
Abang Becak itu tak lagi berusaha mencium-ku setelah berulang kali kutolak,.. sebelum akhirnya ia kembali menyedot di Payudara-ku, aku menggelinjang-gelinjang kecil merasakan sedotan-nya, geli-geli, namun terkadang ia menggigit-gigit kecil di puting-nya, perih tapi juga enak begitu nyaman,.
Sementara dibawah sana, ditambah lagi Mang Udin yang makin kesetanan mengerjai-ku, jemari-nya keluar masuk begitu cepat, terbantu lagi oleh cairan kewanitaan-ku yang mulai meleleh, jemari itu kian lancar keluar masuk, aku mendesah-desah penuh kenikmatan oleh rangsangan kedua-nya..
Payudara-ku yang digigit-gigit perlahan, sementara dibawah sana sesekali Mang Udin menyedot-nyedot clitoris-ku, ditambah Jari-nya yang keluar masuk, terkadang begitu sengaja melakukan penetrasi-penetrasi pendek yang membuat-ku terlonjak-lonjak tanggung, tubuh-ku terus mengelinjang-gelinjang tak beraturan, ditambah lagi di kutit bagian selangkangan-kuyang begitu sensitive itu merasakan bibir Mang Udin yang tebal dengan sedikit bulu-bulu kumis-nya yang bergesekan dengan kulit di selangkangan-ku itu, rasanya menambah sesuatu bumbu yang berbeda..
Tubuh-ku tersentak-sentak dikerjai oleh mereka berdua, aku masih sesekali berusaha melawan, untuk pura-pura saja, namun ABnag Becak itu membekap tubuh-ku erat-erat, membuat-ku tak bisa lagi bergerak-gerak menghindar. Yang kini dapat kugerakan hanya pinggul-ku itu pun sesekali ditahan oleh Mang Udin
Entah gerakan tubuh-ku itu begitu Erotis membuat si Abang Becak itu tiba-tiba berkata,.
” Din, dah gak tahan nich,.. “
” Nich gue kasih kondom,.. ” Mang Udin mengeluarkan kondom dari kantung celana-nya,..
Perlahan si Abang Becak memelorotkan celana-nya, aku sedikit kaget melihat penisnya yang kekar itu, sedikit lebih besar dari bayangan-ku tadi,.. ughhh aku mulai tak sabar membayangkan saat penis itu mulai masuk dan menyetubuhi-ku pasti rasanya,…
Burhan si Tukang Becak itu setengah berdiri dihadapan-ku, membuka bungkusan kondom yang di berikan Mang Udin, dan memasukan benda berbentuk seperti cincin itu ke kepala penis-nya sebelum menarik kondom itu hingga membalut seluruh batang penis-nya itu,
Mang Udin memberikan kesempatan burhan untuk menggarap-ku terlebih dahulu, ia membimbing penis-nya itu ke bibir vagina-ku, sambil menekan-kan batang penis-nya yang besar itu ke vagina-ku, tangan-nya menangkap pinggul-ku, kawatir aku bergerak-gerak mungkin, jelas ditangkap seperti itu membuat-ku tak bisa bergerak banyak, sementara aku mulai merasakan penis itu mulai ditekan masuk,
” Ahmmm,.. ” aku merintih halus, perlahan penis Abang Becak yang keras itu mulai masuk, meski terbalut kondom namun karena begitu keras-nya aku dapat merasakan penis itu seperti telanjang, perlahan masuk sebelum tertahan, kembali si Burhan tukang Becak itu, menarik penisnya sebelum kembali ditekan-nya masuk lebih dalam lagi,..sebelah kaki-ku, yang sebelah kanan diangkat naik, sedikit membuat penis itu kian terasa didalam sana, karena kaki-ku tak lagi serenggang tadi,..
” Sempit kan Bur,.. ” Komentar Mang Ujang lagi,..
Burhan mengganguk menjawab-nya,..
Burhan si Abang Becak menekan masuk penis-nya lagi, berulang-ulang,.. aku terus mendesah, hingga akhirnya penis itu berhasil masuk seutuhnya dalam vagina-ku, perih tercampur rasa hangat di dalam sana,.. aku menarik nafas panjang, sedikit beristirahat sebelum kurasakan Burhan mulai menggoyang-kan pinggul-nya menggenjot-ku,..sementara tangan-nya mencengkram paha-ku seperti bertumpu di sebuah pilar, tubuh-ku ikut terbawa-bawa tiap kali ia menarik ataupun menyodokan penis-nya dalam vagina-ku,..
Kian lama kian cepat pula ia menyetubuhi-ku, perih-perih namun juga enak karena disetubuhi seperti ini,. Tiba-tiba Burhan bergerak setengah membaringkan tubuh-nya, penis-nya masih dalam tubuh-ku, saat bergerak itu rasanya vagina-ku itu seperti diaduk,. dalam posisi setengah berbaring Burhan menggerakan pinggulnya dia terus menyetubuhi-ku, penisnya keluar masuk dari vagina-ku, perlahan aku pun mulai merenguk kenikmatan dari apa yang dikerjakan oleh Burhan, sungguh itu posisi baru yang kurasakan,..rasa-nya enak juga, he he
Dia menyetubuhi-ku dengan irama yang begitu bervariasi, terkadang keras terkadang perlahan, namun yang membuat ku benar-benar tak tahan adalah saat dia kembali menggoyang pinggulnya memutar, rasanya seperti diaduk-aduk, dari posisi itu, tangan-nya dapat membelai rambut panjang-ku, sesekali ia menyusupkan jemari-nya ke telinga-ku membuat-ku menggelinjang geli,..
” Ughhh, hmmm.. ” Kami mendesah bergantian, berulang kali Burhan berusaha mencium-ku, namun aku masih menolak ciuman-nya itu, bau mulut-nya benar-benar tak sedap, terlebih kalau aku mencium-nya sama saja aku menyerahkan diri-ku begitu saja, justru dalam keadaan seperti diperkosa seperti ini, sesekali aku dapat merasakan cengkraman-nya yang begitu kuat mencengkram-ku, atau tangan-nya yang berusaha menutup mulut-ku agar tak mendesah terlalu keras, dasar tolol, buat apa pasang TV keras-keras,..
Entah berapa menit telah berlalu, tubuh kami mulai penuh dengan keringat, saat Mang Ujang naik ke ranjang-ku dan mengangkat kepala-ku, ia ingin membuat-ku melihat selangkangan-nya yang tak lagi bercelana, penis-nya menggelayut lemas, setengah ereksi.. bahkan Burhan yang masih sibuk menggerakan penisnya keluar masuk dalam vagina-ku itu sempat berhenti sesat melihat bentu penis Mang Udin,..
Mata-nya tercekat, wajahnya seperti ingin tertawa, meski reaksi itu tak disadari oleh Mang Udin,.. Aku menahan tawa juga melihat reaksi Burhan tadi, namun saat aku menahan tawa itu Burhan malah menggerakan Penis-nya lagi, kian lama kian bertambah cepat menyetubuhi-ku, membelah vagina-ku itu menerobos masuk, sedikit mengkilat bukan hanya oleh cairan cinta-ku namun juga kondom oleh dia guna-kan,
” Gimana non, mantep kan.. ??? ” Tanya Mang Ujang, aku mengganguk kecil,.. memang berbeda sekali dengan Mang Ujang yang loyo, Burhan benar-benar dahsyat menyetubuhi-ku, baru mendapat pujian seperti itu, Burhan langsung menyetubuhi-ku dengan cepat, makin lama kian bertenaga, tubuh-ku terlontar-lontar meski sedang di bersender ke paha Mang Ujang,..
Payudara-ku yang terlempar-lempar ditangkap oleh Mang Ujang, ia meremas-remas payudara-ku sambil berusaha mencium-ku, aku pun menolak mencium Mang Ujang, giginya hancur tak rata, membuat-ku jijik untuk menerima ciuman-nya
Tubuh-ku bergetar-getar nikmat, Burhan merasakan bagaimana penis-nya kian terjepit, mungkin menyadari aku yang akan segera mencapai puncak kenikmatan-ku, Burhan menghujamkan penis-nya kuat-kuat berulang-ulang, membuat tubuh-ku terlonjak-lonjak dan kian melayang,..
Satu dua sodokan-nya, hingga sodokan keempat yang membuat-ku tak sanggup bertahan lebih lama lagi, aku mencengkram tangan Burhan yang menempel dipaha-ku,..
” Ahhh,.. ” Aku menjerit nikmat berselang dengan suara televisi saat akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan-ku,.. nafas-ku memburu lelah, keringat-ku bercucuran, untung Burhan memberikan-ku kesempatan untuk beristirahat sejenak,..
Sebelum kemudian Burhan membimbing-ku menaiki penis-nya,.. ia mengarahkan-ku dalam posisi favorite-ku WOT,..namun tetap saja aku merasa cukup lelah setelah dua kali mencapai puncak kenikmatan, perlahan penis Burhan kembali masuk dalam tubuh-ku, aku menggelinjang merasakan bagaimana penis itu masuk dan menusuk lebih dalam lagi..
Penis Burhan yang masih berada dalam tubuh-ku begitu terasa, tubuh-ku setengah menunduk kedepan, masih sedikit kelelahan saat aku mulai menggerakan pinggul-ku naik turun, perlahan aku mendesah diikuti Burhan yang juga ikut menggerakan pinggulnya hingga membuat penisnya tertanam lebih dalam lagi,..
Sedikit kelelahan dalam posisi WOT membuat-ku tak dapat bergerak terlalu cepat, tampaknya itu membuat Burhan tak puas, ia menarik tubuh-ku hingga membuat tubuh-ku tegak tak menunduk seperti tadi lagi, kedua tangan-ku bertumpu di paha-nya yang kekar, sementara tangan Burhan berada di Bokong-ku, perlahan membantu-ku bergerak naik turun, diikuti pinggul Burhan yang juga bergerak melakukan penetrasi,..
” Ughhh, .. ” Aku mendesah-desah nikmat,. Aku mulai active menggerakan tubuh-ku, aku menyetubuhi Burhan naik turun,.. entah berapa lama dalam posisi itu, tubuh-ku kian tambah berpeluh, desakan kenimatan yang tadi sudah mereda kembali muncul dan menguasai tubuh-ku lagi, nafsu-ku kembali menggelora membuat-ku ingin kembali mereguk kenikmatan lebih dari yang sebelumnya,..
Burhan menarik tangan-ku kebelakang, hingga membuat tubuh-ku condong ke arahnya,.. dengan posisi demikian Burhan menjadi lebih mudah dan lancar membenamkan penisnya dalam vagina-ku,..
” Oughh, owww… ” aku mendesah tak karuan, dalam posisi demikian membuat Burhan dapat lebih aktive, menyetubuhi-ku perlahan goyangan Burhan kian cepat, dan kian dalam bertenaga, sodokan-sodokan seolah mencabik tubuh-ku, namun di sisi lain juga memberikan kenikmatan yang tak terkatakan,..
Belum lagi aku terbiasa dengan keadaan, penis Burhan yang keluar masuk dengan demikian cepat-nya, kurasakan jemari Burhan mulai bermain-main di selangkangan-ku, mencoba merangsang-ku lebih lagi dengan jemari-nya,.. Ingin rasa-nya menghentikan goyangan jemari-nya yang bergerak-gerak liar dibawah sana, namun juga bila aku menarik satu tangan-ku, mungkin tangan yang lain-nya tak akan kuat menopang-ku dalam posisi demikian,..
Aku urung menggunakan tangan-ku, mengehntikan jari-jari Burhan,. jemarinya yang bergerak-gerak membelai vagina-ku itu membuat-ku kian mendesah tak karuan, penis-nya terus menyodok masuk, aku menggeliat-geliat geli merasakan jemari-nya yang menstimulasi-ku, tubuh-ku mulai berputar-putar, seperti orang yang menumbuk, pinggul-ku bergerak-gerak tak karuan, penis Burhan didalam sana seperti mengaduk tubuh-ku, namun pasti Burhan juga merasakan kenikmatan yang sama dengan yang kurasakan..
Jemari Burhan kian giat memainkan vagina-ku entah tampak-nya ia begitu menikmati tubuh-ku yang terlontar-lontar tak karuan, bergoyang mengaduk penisnya di dalam, sana yang juga tentu membuat aku sendiri melayang tak karuan merasakan penisnya itu dalam tubuh-ku, aku terus memejamkan mata-ku, memejamkan mata sekedar apresiasi kenikmatan yang menguasai diri-ku, penis Burhan masih demikan keras meski sesekali berdenyut di dalam sana..
Aku mendesah-desah tak karuan, pikiran-ku mulai kembali menjadi kosong, yang kuinginkan hanya segera mencapai klimaks secepatnya,.. sementara penis Burhan kiani berdenyut-denyut didalam sana, aku yang menyadari-nya pun tak menyia-nyiakan kesempatan, aku langsung mengoyangkan pinggul-ku,..
Penis-nya timbul tenggelam dalam vagina-ku, aku terus menggoyang-kan tubuh-ku tak mau kalah, keinginana untuk ‘sampai’ bersama-sama membuat aku berusaha menahan desakan klimaks yang benar-benar sudah diujung, hingga akhirnya usaha-ku mulai menunjukan hasil, Burhan mendesah panjang, sementara penisnya menggeletar-geletar menandakan ia mencapai segera puncaknya,..
Tubuh-ku pun ikut menggelinjang diatas sana, Burhan yang sudah mencapai klimaks-nya membuat-ku aku tak lagi berusaha menahan klimaks-ku, tubuh-ku bergetar diatas tubuh Burhan, sebelum akhirnya kujatuhkan tubuh-ku keatas tubuh Burhan,.. penis Burhan yang sudah layu mulai menyusut keluar, diatas penis-nya ada sedikit gumpalan sperma yang tertahan di dalam kondom yang ia kenakan,..
Belum lagi berkurang rasa letih-ku, Mang Udin sudah menaiki tubuh-ku,, penisnya menggantung setengah layu, setengah keras, ukurannya lebih kecil dari milik Burhan, sebenarnya aku malas meladeni-nya, aku terus menolak saat ia berusaha memasukan penisnya ke mulut-ku, terus terang aku sedikit jijik untuk mengoral penis itu, terlebih melihat bentuk penis ituyang smaa sekali tak sesuai dengan selera-ku,..namun tampaknya Mang Udin tak kekurangan akal,..
Tiba-tiba Mang Udin memencet hidung-ku hingga membuat-ku terpaksa bernafas dengan mulut-ku, saat itu penisnya langsung didesakan dalam mulut-ku, terpaksa aku menelan penis itu, layu dalam mulut-ku, perlahan aku menggerakan lidah-ku membalut penis itu yang mulai sedikit bertambah keras,.. lidah-ku kugerakan menyelisir batang penis-nya, sebelum sesekali memijit kantung zakarnya itu, kumainkan dengan lidah-ku hingga membuat Mang Udin mengeletar-geletar keenakan diatas sana,..
Penis-nya kuusap dengan jempol-ku tepat dibelahannya, sementar lidah-ku kumainkan di penis-nya yang berkedut-kedut itu, aku mengocok penis itu perlahan hingga membuat Mang Udin makin kegirangan,..
Mang Udin sudah tak sabar dan lalu berusaha mengapai bagian selangkangan-ku, ia mengangkat satu kaki-ku persis seperti yang dilakukan Burhan tadi,. Penisnya yang agak lembek itu didesakan masuk, sementara perlahan penis-nya berusaha masuk, aku kesal sendiri karena penis itu tampak begitu sulit untuk menerobos masuk,..
Berulang ia mencoba-nya, sebelum akhirnya penis itu berhasil masuk, pinggulnya mulai bergoyang menyetubuhi-ku, ya aku ingat saat pertama kali aku mengerjai Mang Udin,. waktu itu juga seperti ini, aku hanya bisa mendesah-desah kecil, sementara Mang Udin asyik sendiri menyetubuhi-ku,..
Sekitar 10 menit kemudian tanpa aku sempat merasakan apa-pun, Mang Udin mencabut penis-nya dari dalam Vagina-ku, sebelum mengocok-nya sebentar hingga spermanya meleleh di perut-ku, si Udin yang tak tahu malu itu menyuruh-ku membersihkan penis-nya yang penuh dengan lelehan sperma,.. tentu saja aku mendorongnya,.. aku mengambil selimut-ku menutupi tubuh-ku yang polos,..
” Udah keluar-keluar sana,.. ” Aku membentak menyuruh mereka keluar,..
Setelah memastikan Burhan tak akan buka mulut, memang beberapa hari kemudian ia tak lagi tampak batang hidung-nya di pangkalan Becak itu,..Sementara untuk Mang Udin, aku akhirnya aku berhasil memikirkan sebuah hukuman ‘gila’ yang membuat ia tak akan mengulang lagi kebodohan-nya itu, he he he
Tidak ada komentar:
Posting Komentar