20 Agustus 2008
Jessica |
“Non..” seorang pembantu tua menepuk pundak seorang gadis yang sedang termenung. Gadis itu menolehkan kepalanya kearah Mbok Narti, bibirnya cemberut kemudian Jessica menolehkan kepalanya kearah lain, tampaknya gadis mungil bernama Jessica Andres sedang bad mood hari ini.
Mbok Narti menghela nafas panjang, ia duduk disebelah Jessica. “Non Jessica marah ?” pembantu tua itu tampak sangat pengertian.
“kalau mau menggambar dibuku gambar ya.,jangan ditembok, nanti biar Si mbok yang mengambilkan..”Mbok Narti membujuk gadis itu, Jessica Andres mengangguk kecil.
Gadis itu menundukkan wajahnya, wajahnya tampak imut, bertubuh putih bersih, cantik dan ekspresi wajahnya tampak polos. Diantara kelebihan-kelebihan fisik yang dimilikinya, tingkah lakunya masih seperti anak kecil yang tanpa dosa, padahal usianya sudah menginjak 16 tahun. Semua ini karena beberapa tahun yang lalu sebuah kecelakaan mobil telah merengut nyawa ibu kandung gadis itu, sedangkan sebuah benturan keras dikepalanya membuat keadaan Jessica menjadi seperti hari ini, polos, tanpa dosa, dengan kelakuan yang masih kekanak-kanakan.
“Non…liat siMbok buatin apa nihhh…”Mbok Narti memanggil-manggilnya.
Jessica menoleh kebelakang. Bibirnya tersenyum, ia melompat dari tempat duduknya.
“Susu… hehehe…, Sini Mbokkkk…buat Jessica…” gadis itu langsung mengulurkan tangannya, ia tersenyum sambil meneguk segelas susu indomilk hangat.
Jessica memeluk Mbok Narti “Makasih mbokk…” tangan gadis itu meraih buku gambar ditangan Mbok Narti kemudian duduk diatas kursi, tangannya yang mungil mencorat-coret kesana kemari.
Mbok narti menepuk-nepuk punggung Jessica, wanita berumur 40 tahunan itu tampak sangat menyayangi Jessica yang sudah diasuhnya dari kecil.
“Mbok..liat, mama tiri jahat dehh…, lihatttt….” Jessica mengulurkan lengannya, ada bekas cubitan yang memerah dilengannya. Mbok Narti memandangi dan membelai-belai rambut Jessica,
“Duhhh… Nonn kalau saja Nyonya masih hidup..” Mbok Narti membatin dalam hati, tadi pagi Jessica memang dimarahi dan dicubit oleh ibu tirinya karena menggambar sebuah kapal terbang raksasa ditembok rumah.
Pintu rumah itu terbuka lebar seorang perempuan muda dengan tampangnya yang angkuh dan congkak melangkah masuk kedalam rumah, Jessica tampak ketakutan ia bersembunyi dibalik punggung mbok Narti.
“Mbok Narti, makanan saya sudah siap ?” wanita itu bertanya dengan dingin
“Sudahh nyonya…”Mbok Narti menjawab sambil memandangi punggung wanita itu yang melangkah menuju ruang makan.
“Non juga makan ya..”Mbok Narti menuntun Jessica kearah ruang lain, ia sudah menyiapkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Jessica menengok kekiri dan kekanan, Mbok Narti lagi kepasar, ibu tiri lagi sibuk telepon dengan ayahnya yang sedang sibuk mencari nafkah dikota metropolitan, perlahan-lahan tangannya membuka pintu depan, dengan berjingkat-jingkat Jessica menyelinap, dirinya bosan berada dirumah itu, nggak betah, sebel. Perlahan-lahan Jessica mendekati pos Satpam, Mang Kardi laki-laki berusia lanjut yang sering memberikan permen untuknya, selalu mengajaknya bercanda dan tampak ramah beda banget deh sama ibu tirinya yang galak.
“Mangg Kardi…” Jessica memanggi nama laki-laki itu.
“Ehhh.. Non Jessica….” Mang Kardi tersenyum ramah
“Mangg, kan udah dibilangin, nama saya Jessica aja ngak pake Non..” gadis itu merengut .
Ia lalu masuk kedalam pos jaga dan duduk diatas kursi
“Ehh.. kedudukan…apa ini? , Huuhhhh ?” Jessica melotot melihat gambar dibuku itu.
“Ini…, Hahhh…, Mang, lagi ngapain sih orang-orang ini, koq mereka tumpang tindih begini yahh ?” Jessica menatap Mang Kardi dengan tatapan matanya yang polos.
Entah kenapa kali ini Tatapan mang Kardi sedikit lain, ia melirik kekiri dan kekanan, tampaknya siang itu agak sepi.
“Non, Eh Jessica…, mau bantuin mang Kardi ngak ?”mang Kardi menelan ludahnya, matanya merayapi lekuk-liku tubuh Jessica yang seksi dan mulus.
“Bantuin apa mang ?” Jessica bertanya tidak mengerti
“Tapi Jessica janji dulu, jangan bilang siapa-siapa…” Mang Kardi berbisik ditelinga Jessica, gadis itu memandangi Bang Kardi kemudian mengangguk dengan polos, mang Kardi menyuruh agar Jessica diam tidak bergerak.
Mang Kardi semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Jessica, tangannya bergetar ketika membelai-belai rambut gadis itu, bukan karena sayang melainkan karena hawa nafsu yang meledak-ledak. Wajah gadis itu tampak imut, tubuhnya wangi dan harum, kulitnya putih bersih, bibirnya yang mungil tersenyum manis, kedua matanya dengan polos menatap Mang Kardi. Tangan mang kardi merayap turun, mengelus-ngelus paha gadis itu, mata Jessica menatap kebawah memperhatikan tangan Mang Kardi yang berkeliaran dipermukaan pahanya, sebentar kemudian Jessica menolehkan kepalanya kearah Mang Kardi, kedua kakinya perlahan-lahan terbuka semakin melebar, punggungnya bersandar kebelakang kedinding yang terbuat dari kayu yang sudah agak lapuk. Wajah gadis itu merona merah, nafasnya memburu tidak teratur, kedua tangan Mang Kardi membelit pinggang gadis itu bagaikan tentakel gurita yang sedang memangsa korbannya. Ciuman-ciuman si tua bangka mulai mendarat dipipi Jessica Andres. Jessica tampak kebingungan ketika perlahan-lahan kehangatan tubuhnya mulai disantap oleh Mang Kardi, mulut si tua bangka itu mengecupi telinganya dan sesekali jilatan-jilatan lidahnya mendarat dan mengulas-ngulas permukaan lehernya yang jenjang.
Bibir mang Kardi tiba-tiba menyergap bibir Jessica, Mang Kardi tampak bersemangat mengulum bibir mungil gadis itu. “Hmmm.. Hmmmm…” Mata Jessica mendelik ketika merasakan bibirnya dilumat oleh Mang Kardi, duh apaan sih, sesak nafas, uhhhhhh…., tangan gadis itu mendorong dada Mang Kardi agar ciuman laki-laki tua itu terlepas dari bibirnya yang mungil.
“He he he..” mang kardi tertawa terkekeh-kekeh, kali ini tangannya merayap lebih berani lagi kebalik baju kaos Jessica, bagaikan seekor ular tangan Bang Kardi merayap dari bawah perut gadis itu terus naik ke atas dan menyusup kebalik Bh Jessica dan meremas-remas dengan lembut gundukan mungil didada gadis itu.
“Enak…” Jessica dengan polos mengungkapkan perasaannya, Mang Kardi tambah bernafsu ia menarik baju kaos Jessica keatas sampai sebatas dada dan menarik cup bra yang dikenakan olehnya.
Mata Mang Kardi sampai juling menatap keindahan buah dada Jessica yang baru kemarin menginjak usia 16 tahun, telapak tangannya yang kasar merayapi permukaan buah dada Jessica yang lembut dan halus. Tangan Mang Kardi menggenggam induk buah dada Jessica kemudian meremas-remasnya dalam gerakan-gerakan yang teratur sehingga nafas gadis itu tambah terengah-engah. Tiba-tiba Jessica mendorong tubuh mang Kardi, gadis itu berlari kecil keluar dari dalam pos Satpam tanpa terlebih dulu merapikan pakaiannya.
“Hahhhhh…!!Jessica ” Mang Kardi tersentak kaget kemudian buru-buru melompat sambil menarik tangan Jessica agar kembali masuk ke dalam, entah apa yang terjadi kalau Mang Kardi tidak cekatan menangani yang tiba-tiba berubah tanpa terduga.
“Mangg..!! Jessica mau Nonton Tv.., ada Filmmmm” Jessica mengingat film Kungfu Panda yang baru dipinjamnya dirental.
“Yaaa, jangan sembarangan lari… , waduhhh bisa gawatt nanti ! ” Mang Kardi mencoba memberikan pengertian pada Jessica Andres
“Emangg kenapa ?” Jessica menatap wajah mang Kardi dengan tatapan mata serius
“Soalnnya itu.., ehhh, Itu…, pamali, kalau kamu lari sambil ininya keliatan orang.., nanti ditangkep polisi” Mang Kardi berusaha menjelaskan sambil meremas payudara Jessica yang menggantung dengan indah di dadanya.
“Oooo, begitu ya manggg…” Jessica mengangguk-angguk mengerti mendengarkan penjelasan Mang Kardi,
Hmmmm, ya betulll ! pak polisi suka menangkap orang, Jessica sering melihatnya di televisi, gadis itu merapikan pakaiannya yang sudah tersibak sampai sebatas dada.
“Sudah ya ? begini kann ya mangg ?” Jessica merentangkan kedua tangannya keatas sambil membusungkan daerah dadanya yang kini sudah tersimpan dengan rapi dibalik baju kaosnya.
“Glekkkk, Ehh iya.. Ehmmm uhuk- uhukkk uhukk” laki-laki tua itu terbatuk-batuk sambil menatap kearah buah dada Jessica yang tercetak dengan jelas dari balik baju kaos berwarna kuning cerah, gadis itu membalikkan tubuhnya hendak berlalu.
“Jessica, nanti malam bantuin Mang Kardi lagi ya.., tapi ingat jangan ketahuan siapa-siapa!!” Mang Kardi menepuk buah pantat Jessica, Jessica menolehkan kepalanya dan mengangguk
“Iya mang, Jessica juga suka bantuin mang Kardi, abis enak sih” kemudian Jessica berlari kecil menuju rumahnya.
“Jessica…” mang Kardi memanggil nama gadis itu sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir bawahnya yang sudah keriput..
Jessica menoleh kemudian gadis itu juga menempelkan jari telunjuknya dibibir bawahnya yang mungil.Namun alangkah kecewanya mang Kardi karena Jessica tidak muncul malam hari itu, biarpun mang Kardi berpuluh-puluh kali bolak-balik didepan pos satpamnya menanti kedatangan Jessica Andres.
Sudah beberapa hari terlewati, pada saat Malam semakin hening , pintu kamar Jessica terbuka perlahan-lahan, gadis itu mengenakan baju piyama untuk tidur, lirik kiri-lirik kanan, kayanya aman deh, dengan berjingjit-jingjit kakinya melangkah menuju pintu depan,
“Cklekk, Ceklek…” aduh dikunci, gadis itu kembali mengendap-ngendap menuju jendela, ditariknya slot besi dijendela itu, kemudian perlahan-lahan tangannya mendorong kedepan.
“Krettttt… Krettttt” suara itu terdengar pelan, setelah dirasakan cukup Jessica menyelinapkan tubuhnya dengan hati-hati.
Wajah Jessica menengadah keatas, bibirnya manyun mencari bintang-bintang yang biasanya berkedip-kedip, malam itu jangankan bulan, bintang aja ngak ada HHhhhhhhhh Jessica menghela nafas panjang, mata gadis itu berkedip-kedip.
“He he he.. biar bintangnya ngak ada, aku sendiri juga bisa maen mata..kayak bintang, bintang kecil, dilangit yang biru, sungguh indah menghias angkasa.. la la la” senandung lagu anak-anak terdengar merdu dari bibir mungilnya, Jessica menghentikan senandungnya ketika melihat pos satpam tempat Mang Kardi jaga malam.
“Jessicaaa… Ahhh.. ohhhh… wuaduhhhh…” terdengar suara mang Kardi sedang sibuk menceracau sambil mengocok-ngocok batang kemaluannya sendiri. Mang Kardi tidak menyadari ada sepasang mata sedang mengintip, perbuatannya.
Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang, Whurrrrrrr, hujan deras tiba-tiba mengguyur turun dari langit.
“Huhhhh…, dinginnn!! Brrrrrr” Jessica melompat masuk kedalam pos satpam, baju piyamanya tampak basah dibeberapa tempat tersiram oleh guyuran air hujan.
“Heehhhhh…! “Mang Kardi tersenyum lebar melihat Jessica yang sedang mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah.
“Jessica… He he he, kamu datang buat bantuin mang Kardi lagi kan ?” Mang Kardi menarik tangan gadis itu, Jessica mengangguk sambil menatap wajah mang Kardi.
“Basahhhh…” Jessica menatap dengan polos,
“Ooooo, basah ya… kita buka… he he he”tangan Bang Kardi terjulur ke arah kancing baju piyama Jessica.
“Jangannn, dingin, ngak boleh ” Jessica menepiskan tangan mang Kardi
“Nggak akan, sini duduk… nahhhh…” Mang Kardi duduk diatas kursi rotan panjang dan menarik tubuh gadis itu kepangkuannya, dipeluknya tubuh Jessica erat-erat.
“Hangatttt…., “kata Jessica ketika dirinya merasakan kehangatan pelukan mang Kardi.
Gadis itu terdiam ketika tangan Mang Kardi perlahan-lahan mempreteli kancing baju piyama yang dikenakan tubuh mulus Jessica Andres yang tampak pasrah dalam pelukannya, mata Mang Kardi melotot ketika melihat Jessica tidak memakai bra dibalik baju piyamanya.
“Jessica, belajar ciuman ya..! ” Mang kardi cengengesan ia memulai pelajaran mesumnya.
“Ciumannn ? cup pipi..?”Jessica memandangi mang Kardi kemudian menyodorkan pipinya kearah mang Kardi.
“Bukan… Cuma pipi, yang ini lebih asik.. , sini mang Kardi ajarin ya..” Mang Kardi menggeser tubuhnya lebih kedalam, kemudian ia membantu Jessica mengangkangi dirinya, kini posisi mereka terlihat lebih menantang birahi mang Kardi duduk mengangkang diatas kursi rotan dengan punggungnya bersandar pada dinding kayu yang sudah lapuk sedang kan Jessica mengangkangi tubuh Mang Kardi dari atas, kedua tangannya yang mungil berpegangan pada bahu mang Kardi.
“Nah, buka mulut kamu, terus keluarin lidah kamu sepanjang yang kamu bisa… nahhh betulll, terus masukin ke dalam mulut mang Kardi”
“Yeeee… ngak boleh, masak masukin kemulut sihh, nanti gimana kalau lidah Jessica kegigit…, ama mang Kardi…”
“Ngak akanlah.., biar kegigit tapi Jessica pasti suka gigitan mang Kardi, He he he, Ayo sayang kamu praktekan sekarang….”
Jessica tampak ragu-ragu, kadang lidahnya terjulur keluar, kadang masuk lagi, duh, mang Kardi jadi semakin deg-degan, tangannya merayap meremasi buah pantat Jessica, dari belakang atas bokong Jessica tangan Mang Kardi menyelinap masuk kedalam celana piyama gadis itu, wajah Mang kardi tersenyum lebar ketika tangannya langsung menyentuh buah pantat Jessica yang padat, ternyata selain tidak memakai bra, Jessica juga tidak mengenakan celana dalam. Lidah gadis itu terjulur semakin dekat kemulut mang Kardi, lidah mang Kardi terjulur keluar menyambut lidah gadis itu, kemudian lidah mang Kardi bergerak memutari sekeliling lidah Jessica
“Sllllckkkk Slllccckkk.. Ckkk” suara lidah yang sedang asik berperang.
“Heemmm.. Hee Heeemmmm Emmmmm!!! ” Jessica meronta ketika mendadak bibirnya disergap oleh mulut Mang Kardi, gadis itu berusaha menarik kepalanya namun tangan kiri mang Kardi menahan belakang kepala gadis itu, mulut mang Kardi mengemut – ngemut bibir mungil Jessica.
“Ennggaakk..,enggakkk cupphhh, huuuhh, cupppp…haahhh” Jessica kewalahan ia berusaha mengambil nafas sementara mulut Bang Kardi terus mencecar dan mengecupi bibirnya yang mungil.
Tangan Mang Kardi mendorong punggung Jessica kearah wajahnya dan dikecupnya puncak payudara Jessica sebelah kiri yang kencang dan padat sekal, tubuh Jessica merinding, ia tidak tahu kenapa yang ia tahu ada rasa geli dan nikmat merayapi puncak buah dadanya sebelah kiri ketika lidah Mang Kardi bergerak mengulas-ngulas puncak buah dada Jessica, belum lagi emutan si laki-laki tua itu yang rakus mengenyot puting payudara Jessica yang semakin mengeras lancip.
“Ohhhh…, enakkk, mang Kardi suka minum susu juga ya, Jessica juga suka minum susu.., duh kasihann…, haus yaaa ?” Jessica membelai-belai kepala Mang Kardi.
“Ahhhh…, Nnnnnnhhhhh, Mmmhhhhh” Jessica mendesah-desah keenakan, matanya terpejam-pejam ketika ketika mulut mang Kardi mencaplok payudaranya sebelah kanan, mulut Mang Kardi mencumbu bulatan payudara Jessica dengan nafsu yang semakin memuncak. Jessica duduk dipinggiran bangku yang terbuat dari rotan, Mang Kardi mengeluarkan benda panjang di selangkangannya.
“Jessica, mau permen ngak ?” Mang Kardi tersenyum-senyum
Mata Jessica memandangi benda berkepala seperti permen loli raksasa di selangkangan Mang Kardi, duh Mang kardi baek amat ya…, dikasih permen loli yang gede gini, pikir Jessica. Mang Kardi menyodorkan benda diselangkangannya ketika tangan Jessica menarik batang kemaluannya, hidung Jessica mengendus-ngendus
“Mangg, koq permennya bau sihh ?”
“Coba dimasukin ke mulut, supaya ngak bau lagi”
“Houhhh… Uhhhhh… Asinnnnnn ! Mang, permennya asin kayak garam”
“Ini permen rasa baru, ayo dihisap.. ya betul uuhhh begitu aaaa” Mang Kardi merem melek keenakan ketika Jessica menghisap kuat-kuat Kepala kemaluannya.
“Uhhh, Jessicaaaaa…” tangan Mang Kardi membelai – belai kepala Jessica
“Emmm, Ckkkk…, Cpppppppp,,, Cheppppppp…”suara mulut Jessica, gadis itu tampak asik mengemuti kepala kemaluan Mang Kardi, lidahnya terjulur keluar melakukan jilatan-jilatan yang teratur , sesekali dihisapnya kuat-kuat permen loli raksaksa itu.
“Huakkkk….” Mang Kardi menarik kemaluannya ketika merasakan gigitan kuat dikepala kemaluannya.
“Haduhhhhh… Waduhhhhhh… Aduhhh…”Mang Kardi membungkuk-bungkuk sambil memegangi selangkangannya.
“Kenapa Mang ?”
“Haduhhhhh.. jangan digigit…Sakitttt Aduhhhhh” Mang Kardi menengok kebawah, untung masih lengkap.
“Ooooo, sakit ya…?maaf mang, abis Jessica gemas” “Sini mang, Jessica mau permen lagi”
Jangan digigit ya..” Mang Kardi mengingatkan sebelum membiarkan kemaluannya ditarik oleh tangan mungil gadis itu, Jessica mengangguk, tangan mungilnya terjulur dan menarik kemaluan Mang Kardi yang kembali terkekeh-kekeh
Lidah Jessica terjulur keluar, kemudian lidah Jessica menjilati kepala kemaluan Mang Kardi kembali seperti sedang menjilati permen loli kesukaannya.
“Hmmmm.., permen loli rasa baru ya ? Jessica suka permen loli Mang Kardi, Emmmmmm… Emmmm”Jessica berkomentar , gadis itu menjilati kepala kemaluan Mang Kardi sambil sesekali memasukkan kepala kemaluan satpam tua itu ke dalam mulutnya. Nafsu birahi Mang Kardi yang tadinya mulai surut kini kembali berkobar-kobar mengalahkan dinginnya malam itu yang masih dilanda hujan lebat.
Mulut Jessica tampak kempot ketika melakukan hisapan kuat, mang Kardi menggeram dan “Sroooootttt… Crootttt… Crottttt “
“Uhhhhh, Puhhhhhhhhh….” Jessica meludahkan cairan peju mang Kardi
“Apaan nihhh….? Bauuuu, ih asinn..”
“Nah sekarang…, hehehe” Mang Kardi menekuk lututnya kemudian berjongkok dihadapan Jessica, tangannya yang keriput menarik celana piyama Jessica.
Jessica membiarkan celana piyamanya melorot dan terlepas dari sepasang kakinya. Nafas Mang Kardi mendengus-dengus, matanya melotot melihat keindahan sepasang paha Jessica yang sedang mengangkang, mata Mang Kardi semakin naik menatap kearah selangkangan Jessica, tampak sebuah garis tipis yang membelah selangkangan gadis itu, belahan yang masih rapat yang selama ini masih belum pernah dijamah oleh laki-laki manapun di dunia ini. Perlahan-lahan tangan keriput mang Kardi merayapi permukaan paha Jessica, kaki Jessica bergerak-gerak ketika merasakan rasa geli yang enak dipermukaan pahanya.
“Cupphh. Cuppphhh. Cupppp” mulut Mang Kardi mengecup-ngecup permukaan paha gadis itu, ciumannya semakin naik dan kini hidung Mang Kardi mengendus-ngendus wangi harum vagina gadis yang baru menginjak usia enam belas tahun itu. Lidah mang Kardi terjulur mengulas-ngulas sela-sela diantara himpitan bibir vagina Jessica.
“Slllccckkk.. Slrrrpppppp… slrrrrrrrrhhhhh” Suara lidah itu terdengar semakin keras ketika Mang Kardi menaikkan tempo permainan lidahnya, lendir-lendir nakal mulai membasahi bibir vagina Jessica, gadis itu merintih-rintih dan mendesah-desah, tubuhnya menggeliat, kadang-kadang Jessica menjerit kecil dan tertawa terkekeh-kekeh ketika merasakan rasa geli dari serangan lidah mang Kardi.
Kedua jempol Mang Kardi menekan pinggiran bibir vagina Jessica, dengan malas lubang sempit itu perlahan-lahan merekah, wajah mang Kardi semakin merah menahan desakan nafsu yang sudah naik sampai ke ubun-ubunnya. Lidahnya terjulur keluar dan bergerak memutari daging klitoris Jessica, kemudian dengan satu sentakan yang kuat lidah mang Kardi mengait daging mungil diselangkangan Jessica sampai gadis itu terpekik keenakan. Sesekali Mulut Mang Kardi mencucup dan menghisap hisap lubang vagina Jessica yang tampak semakin basah oleh lendir-lendir yang mulai membanjiri lubang vaginanya
“Ahhhhhh….!! Jessica menjerit keras , mata gadis itu mendelik, mulutnya terbuka lebar, nafasnya tertahan untuk sesaat.
“Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrrrrrrrrrr…” Tubuhnya mengejang kemudian terkulai dengan lemas, sesekali tubuhnya tersentak merasakan hisapan-hisapan kuat mang Kardi diselangkangannya.
Mang Kardi mengangkat kepalanya dan menatap Jessica, gadis itu masih terengah-engah , ia tidak mengerti apa yang sudah menimpa dirinya tapi yang pasti Jessica merasakan rasa enak dan nikmat yang baru pertama kali ini dirasakan olehnya. Mang Kardi tersenyum puas sambil merapikan pakaian Jessica, gadis itu memandangi Mang Kardi dengan tatapan matanya yang polos. Setelah berisitirahat sejenak, Mang Kardi mengawal Jessica pulang kerumahnya
“Jessica hati-hati…” Mang Kardi tampak khawatir ketika Jessica menyelinap lewat celah jendela rumahnya yang terbuka.
—————————-
Ho Ho Ho..
Nulisnya udahan dulu ya..
Sekarang aku juga mau ikutan nge”ronda”
Di KBB nya Bos Shu…^^
Giliran aku yang jadi pembaca… K eke ke
Nah selanjutnya
Cerita ini mau pake perkosaan ato ngak ?
Ato dibuat esek-esek aja, ngak pake ML ?
Ato Softcore aja , ngak pake paksaan ?
Ato dibuat sedikit horror (tapi ngak janji loh, kalo berani bikinnya he he he)
Aku minta sarannya yak…^^
Next issue,
*************************
Bang Harun melirik kearah kiri, melihat Jessica yang tertidur pulas,
matanya merayapi kemulusan tubuh Jessica, senyuman mesum menghiasi wajahnya ketika ia membelokkan angkutan kota itu ketempat yang sepi
“Ihhhh…, ngapain sihhh, Hoaaammmm” Jessica menepiskan tangan Bang Harun yang menggerayangi pahanya yang mulus, gadis cantik itu mengigau.
Kepala gadis itu tergolek menghadap kearah Bang Harun, tangan Bang Harun yang bertato membelai rambut gadis itu,
“He he he…., ngantuk ya manis….”Bang Harun mendekatkan wajahnya kewajah Jessica mata gadis itu masih terpejam rapat
“Cantik.., cantik sekali..! ” Bang Harun menatap wajah Jessica yang sedang tertidur pulas.
Ia tidak menyadari bahaya besar yang tengah mengancam kegadisannya ditengah malam ini.
************************
“kalau mau menggambar dibuku gambar ya.,jangan ditembok, nanti biar Si mbok yang mengambilkan..”Mbok Narti membujuk gadis itu, Jessica Andres mengangguk kecil.
Gadis itu menundukkan wajahnya, wajahnya tampak imut, bertubuh putih bersih, cantik dan ekspresi wajahnya tampak polos. Diantara kelebihan-kelebihan fisik yang dimilikinya, tingkah lakunya masih seperti anak kecil yang tanpa dosa, padahal usianya sudah menginjak 16 tahun. Semua ini karena beberapa tahun yang lalu sebuah kecelakaan mobil telah merengut nyawa ibu kandung gadis itu, sedangkan sebuah benturan keras dikepalanya membuat keadaan Jessica menjadi seperti hari ini, polos, tanpa dosa, dengan kelakuan yang masih kekanak-kanakan.
“Non…liat siMbok buatin apa nihhh…”Mbok Narti memanggil-manggilnya.
Jessica menoleh kebelakang. Bibirnya tersenyum, ia melompat dari tempat duduknya.
“Susu… hehehe…, Sini Mbokkkk…buat Jessica…” gadis itu langsung mengulurkan tangannya, ia tersenyum sambil meneguk segelas susu indomilk hangat.
Jessica memeluk Mbok Narti “Makasih mbokk…” tangan gadis itu meraih buku gambar ditangan Mbok Narti kemudian duduk diatas kursi, tangannya yang mungil mencorat-coret kesana kemari.
Mbok narti menepuk-nepuk punggung Jessica, wanita berumur 40 tahunan itu tampak sangat menyayangi Jessica yang sudah diasuhnya dari kecil.
“Mbok..liat, mama tiri jahat dehh…, lihatttt….” Jessica mengulurkan lengannya, ada bekas cubitan yang memerah dilengannya. Mbok Narti memandangi dan membelai-belai rambut Jessica,
“Duhhh… Nonn kalau saja Nyonya masih hidup..” Mbok Narti membatin dalam hati, tadi pagi Jessica memang dimarahi dan dicubit oleh ibu tirinya karena menggambar sebuah kapal terbang raksasa ditembok rumah.
Pintu rumah itu terbuka lebar seorang perempuan muda dengan tampangnya yang angkuh dan congkak melangkah masuk kedalam rumah, Jessica tampak ketakutan ia bersembunyi dibalik punggung mbok Narti.
“Mbok Narti, makanan saya sudah siap ?” wanita itu bertanya dengan dingin
“Sudahh nyonya…”Mbok Narti menjawab sambil memandangi punggung wanita itu yang melangkah menuju ruang makan.
“Non juga makan ya..”Mbok Narti menuntun Jessica kearah ruang lain, ia sudah menyiapkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Jessica menengok kekiri dan kekanan, Mbok Narti lagi kepasar, ibu tiri lagi sibuk telepon dengan ayahnya yang sedang sibuk mencari nafkah dikota metropolitan, perlahan-lahan tangannya membuka pintu depan, dengan berjingkat-jingkat Jessica menyelinap, dirinya bosan berada dirumah itu, nggak betah, sebel. Perlahan-lahan Jessica mendekati pos Satpam, Mang Kardi laki-laki berusia lanjut yang sering memberikan permen untuknya, selalu mengajaknya bercanda dan tampak ramah beda banget deh sama ibu tirinya yang galak.
“Mangg Kardi…” Jessica memanggi nama laki-laki itu.
“Ehhh.. Non Jessica….” Mang Kardi tersenyum ramah
“Mangg, kan udah dibilangin, nama saya Jessica aja ngak pake Non..” gadis itu merengut .
Ia lalu masuk kedalam pos jaga dan duduk diatas kursi
“Ehh.. kedudukan…apa ini? , Huuhhhh ?” Jessica melotot melihat gambar dibuku itu.
“Ini…, Hahhh…, Mang, lagi ngapain sih orang-orang ini, koq mereka tumpang tindih begini yahh ?” Jessica menatap Mang Kardi dengan tatapan matanya yang polos.
Entah kenapa kali ini Tatapan mang Kardi sedikit lain, ia melirik kekiri dan kekanan, tampaknya siang itu agak sepi.
“Non, Eh Jessica…, mau bantuin mang Kardi ngak ?”mang Kardi menelan ludahnya, matanya merayapi lekuk-liku tubuh Jessica yang seksi dan mulus.
“Bantuin apa mang ?” Jessica bertanya tidak mengerti
“Tapi Jessica janji dulu, jangan bilang siapa-siapa…” Mang Kardi berbisik ditelinga Jessica, gadis itu memandangi Bang Kardi kemudian mengangguk dengan polos, mang Kardi menyuruh agar Jessica diam tidak bergerak.
Mang Kardi semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Jessica, tangannya bergetar ketika membelai-belai rambut gadis itu, bukan karena sayang melainkan karena hawa nafsu yang meledak-ledak. Wajah gadis itu tampak imut, tubuhnya wangi dan harum, kulitnya putih bersih, bibirnya yang mungil tersenyum manis, kedua matanya dengan polos menatap Mang Kardi. Tangan mang kardi merayap turun, mengelus-ngelus paha gadis itu, mata Jessica menatap kebawah memperhatikan tangan Mang Kardi yang berkeliaran dipermukaan pahanya, sebentar kemudian Jessica menolehkan kepalanya kearah Mang Kardi, kedua kakinya perlahan-lahan terbuka semakin melebar, punggungnya bersandar kebelakang kedinding yang terbuat dari kayu yang sudah agak lapuk. Wajah gadis itu merona merah, nafasnya memburu tidak teratur, kedua tangan Mang Kardi membelit pinggang gadis itu bagaikan tentakel gurita yang sedang memangsa korbannya. Ciuman-ciuman si tua bangka mulai mendarat dipipi Jessica Andres. Jessica tampak kebingungan ketika perlahan-lahan kehangatan tubuhnya mulai disantap oleh Mang Kardi, mulut si tua bangka itu mengecupi telinganya dan sesekali jilatan-jilatan lidahnya mendarat dan mengulas-ngulas permukaan lehernya yang jenjang.
Bibir mang Kardi tiba-tiba menyergap bibir Jessica, Mang Kardi tampak bersemangat mengulum bibir mungil gadis itu. “Hmmm.. Hmmmm…” Mata Jessica mendelik ketika merasakan bibirnya dilumat oleh Mang Kardi, duh apaan sih, sesak nafas, uhhhhhh…., tangan gadis itu mendorong dada Mang Kardi agar ciuman laki-laki tua itu terlepas dari bibirnya yang mungil.
“He he he..” mang kardi tertawa terkekeh-kekeh, kali ini tangannya merayap lebih berani lagi kebalik baju kaos Jessica, bagaikan seekor ular tangan Bang Kardi merayap dari bawah perut gadis itu terus naik ke atas dan menyusup kebalik Bh Jessica dan meremas-remas dengan lembut gundukan mungil didada gadis itu.
“Enak…” Jessica dengan polos mengungkapkan perasaannya, Mang Kardi tambah bernafsu ia menarik baju kaos Jessica keatas sampai sebatas dada dan menarik cup bra yang dikenakan olehnya.
Mata Mang Kardi sampai juling menatap keindahan buah dada Jessica yang baru kemarin menginjak usia 16 tahun, telapak tangannya yang kasar merayapi permukaan buah dada Jessica yang lembut dan halus. Tangan Mang Kardi menggenggam induk buah dada Jessica kemudian meremas-remasnya dalam gerakan-gerakan yang teratur sehingga nafas gadis itu tambah terengah-engah. Tiba-tiba Jessica mendorong tubuh mang Kardi, gadis itu berlari kecil keluar dari dalam pos Satpam tanpa terlebih dulu merapikan pakaiannya.
“Hahhhhh…!!Jessica ” Mang Kardi tersentak kaget kemudian buru-buru melompat sambil menarik tangan Jessica agar kembali masuk ke dalam, entah apa yang terjadi kalau Mang Kardi tidak cekatan menangani yang tiba-tiba berubah tanpa terduga.
“Mangg..!! Jessica mau Nonton Tv.., ada Filmmmm” Jessica mengingat film Kungfu Panda yang baru dipinjamnya dirental.
“Yaaa, jangan sembarangan lari… , waduhhh bisa gawatt nanti ! ” Mang Kardi mencoba memberikan pengertian pada Jessica Andres
“Emangg kenapa ?” Jessica menatap wajah mang Kardi dengan tatapan mata serius
“Soalnnya itu.., ehhh, Itu…, pamali, kalau kamu lari sambil ininya keliatan orang.., nanti ditangkep polisi” Mang Kardi berusaha menjelaskan sambil meremas payudara Jessica yang menggantung dengan indah di dadanya.
“Oooo, begitu ya manggg…” Jessica mengangguk-angguk mengerti mendengarkan penjelasan Mang Kardi,
Hmmmm, ya betulll ! pak polisi suka menangkap orang, Jessica sering melihatnya di televisi, gadis itu merapikan pakaiannya yang sudah tersibak sampai sebatas dada.
“Sudah ya ? begini kann ya mangg ?” Jessica merentangkan kedua tangannya keatas sambil membusungkan daerah dadanya yang kini sudah tersimpan dengan rapi dibalik baju kaosnya.
“Glekkkk, Ehh iya.. Ehmmm uhuk- uhukkk uhukk” laki-laki tua itu terbatuk-batuk sambil menatap kearah buah dada Jessica yang tercetak dengan jelas dari balik baju kaos berwarna kuning cerah, gadis itu membalikkan tubuhnya hendak berlalu.
“Jessica, nanti malam bantuin Mang Kardi lagi ya.., tapi ingat jangan ketahuan siapa-siapa!!” Mang Kardi menepuk buah pantat Jessica, Jessica menolehkan kepalanya dan mengangguk
“Iya mang, Jessica juga suka bantuin mang Kardi, abis enak sih” kemudian Jessica berlari kecil menuju rumahnya.
“Jessica…” mang Kardi memanggil nama gadis itu sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir bawahnya yang sudah keriput..
Jessica menoleh kemudian gadis itu juga menempelkan jari telunjuknya dibibir bawahnya yang mungil.Namun alangkah kecewanya mang Kardi karena Jessica tidak muncul malam hari itu, biarpun mang Kardi berpuluh-puluh kali bolak-balik didepan pos satpamnya menanti kedatangan Jessica Andres.
Sudah beberapa hari terlewati, pada saat Malam semakin hening , pintu kamar Jessica terbuka perlahan-lahan, gadis itu mengenakan baju piyama untuk tidur, lirik kiri-lirik kanan, kayanya aman deh, dengan berjingjit-jingjit kakinya melangkah menuju pintu depan,
“Cklekk, Ceklek…” aduh dikunci, gadis itu kembali mengendap-ngendap menuju jendela, ditariknya slot besi dijendela itu, kemudian perlahan-lahan tangannya mendorong kedepan.
“Krettttt… Krettttt” suara itu terdengar pelan, setelah dirasakan cukup Jessica menyelinapkan tubuhnya dengan hati-hati.
Wajah Jessica menengadah keatas, bibirnya manyun mencari bintang-bintang yang biasanya berkedip-kedip, malam itu jangankan bulan, bintang aja ngak ada HHhhhhhhhh Jessica menghela nafas panjang, mata gadis itu berkedip-kedip.
“He he he.. biar bintangnya ngak ada, aku sendiri juga bisa maen mata..kayak bintang, bintang kecil, dilangit yang biru, sungguh indah menghias angkasa.. la la la” senandung lagu anak-anak terdengar merdu dari bibir mungilnya, Jessica menghentikan senandungnya ketika melihat pos satpam tempat Mang Kardi jaga malam.
“Jessicaaa… Ahhh.. ohhhh… wuaduhhhh…” terdengar suara mang Kardi sedang sibuk menceracau sambil mengocok-ngocok batang kemaluannya sendiri. Mang Kardi tidak menyadari ada sepasang mata sedang mengintip, perbuatannya.
Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang, Whurrrrrrr, hujan deras tiba-tiba mengguyur turun dari langit.
“Huhhhh…, dinginnn!! Brrrrrr” Jessica melompat masuk kedalam pos satpam, baju piyamanya tampak basah dibeberapa tempat tersiram oleh guyuran air hujan.
“Heehhhhh…! “Mang Kardi tersenyum lebar melihat Jessica yang sedang mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah.
“Jessica… He he he, kamu datang buat bantuin mang Kardi lagi kan ?” Mang Kardi menarik tangan gadis itu, Jessica mengangguk sambil menatap wajah mang Kardi.
“Basahhhh…” Jessica menatap dengan polos,
“Ooooo, basah ya… kita buka… he he he”tangan Bang Kardi terjulur ke arah kancing baju piyama Jessica.
“Jangannn, dingin, ngak boleh ” Jessica menepiskan tangan mang Kardi
“Nggak akan, sini duduk… nahhhh…” Mang Kardi duduk diatas kursi rotan panjang dan menarik tubuh gadis itu kepangkuannya, dipeluknya tubuh Jessica erat-erat.
“Hangatttt…., “kata Jessica ketika dirinya merasakan kehangatan pelukan mang Kardi.
Gadis itu terdiam ketika tangan Mang Kardi perlahan-lahan mempreteli kancing baju piyama yang dikenakan tubuh mulus Jessica Andres yang tampak pasrah dalam pelukannya, mata Mang Kardi melotot ketika melihat Jessica tidak memakai bra dibalik baju piyamanya.
“Jessica, belajar ciuman ya..! ” Mang kardi cengengesan ia memulai pelajaran mesumnya.
“Ciumannn ? cup pipi..?”Jessica memandangi mang Kardi kemudian menyodorkan pipinya kearah mang Kardi.
“Bukan… Cuma pipi, yang ini lebih asik.. , sini mang Kardi ajarin ya..” Mang Kardi menggeser tubuhnya lebih kedalam, kemudian ia membantu Jessica mengangkangi dirinya, kini posisi mereka terlihat lebih menantang birahi mang Kardi duduk mengangkang diatas kursi rotan dengan punggungnya bersandar pada dinding kayu yang sudah lapuk sedang kan Jessica mengangkangi tubuh Mang Kardi dari atas, kedua tangannya yang mungil berpegangan pada bahu mang Kardi.
“Nah, buka mulut kamu, terus keluarin lidah kamu sepanjang yang kamu bisa… nahhh betulll, terus masukin ke dalam mulut mang Kardi”
“Yeeee… ngak boleh, masak masukin kemulut sihh, nanti gimana kalau lidah Jessica kegigit…, ama mang Kardi…”
“Ngak akanlah.., biar kegigit tapi Jessica pasti suka gigitan mang Kardi, He he he, Ayo sayang kamu praktekan sekarang….”
Jessica tampak ragu-ragu, kadang lidahnya terjulur keluar, kadang masuk lagi, duh, mang Kardi jadi semakin deg-degan, tangannya merayap meremasi buah pantat Jessica, dari belakang atas bokong Jessica tangan Mang Kardi menyelinap masuk kedalam celana piyama gadis itu, wajah Mang kardi tersenyum lebar ketika tangannya langsung menyentuh buah pantat Jessica yang padat, ternyata selain tidak memakai bra, Jessica juga tidak mengenakan celana dalam. Lidah gadis itu terjulur semakin dekat kemulut mang Kardi, lidah mang Kardi terjulur keluar menyambut lidah gadis itu, kemudian lidah mang Kardi bergerak memutari sekeliling lidah Jessica
“Sllllckkkk Slllccckkk.. Ckkk” suara lidah yang sedang asik berperang.
“Heemmm.. Hee Heeemmmm Emmmmm!!! ” Jessica meronta ketika mendadak bibirnya disergap oleh mulut Mang Kardi, gadis itu berusaha menarik kepalanya namun tangan kiri mang Kardi menahan belakang kepala gadis itu, mulut mang Kardi mengemut – ngemut bibir mungil Jessica.
“Ennggaakk..,enggakkk cupphhh, huuuhh, cupppp…haahhh” Jessica kewalahan ia berusaha mengambil nafas sementara mulut Bang Kardi terus mencecar dan mengecupi bibirnya yang mungil.
Tangan Mang Kardi mendorong punggung Jessica kearah wajahnya dan dikecupnya puncak payudara Jessica sebelah kiri yang kencang dan padat sekal, tubuh Jessica merinding, ia tidak tahu kenapa yang ia tahu ada rasa geli dan nikmat merayapi puncak buah dadanya sebelah kiri ketika lidah Mang Kardi bergerak mengulas-ngulas puncak buah dada Jessica, belum lagi emutan si laki-laki tua itu yang rakus mengenyot puting payudara Jessica yang semakin mengeras lancip.
“Ohhhh…, enakkk, mang Kardi suka minum susu juga ya, Jessica juga suka minum susu.., duh kasihann…, haus yaaa ?” Jessica membelai-belai kepala Mang Kardi.
“Ahhhh…, Nnnnnnhhhhh, Mmmhhhhh” Jessica mendesah-desah keenakan, matanya terpejam-pejam ketika ketika mulut mang Kardi mencaplok payudaranya sebelah kanan, mulut Mang Kardi mencumbu bulatan payudara Jessica dengan nafsu yang semakin memuncak. Jessica duduk dipinggiran bangku yang terbuat dari rotan, Mang Kardi mengeluarkan benda panjang di selangkangannya.
“Jessica, mau permen ngak ?” Mang Kardi tersenyum-senyum
Mata Jessica memandangi benda berkepala seperti permen loli raksasa di selangkangan Mang Kardi, duh Mang kardi baek amat ya…, dikasih permen loli yang gede gini, pikir Jessica. Mang Kardi menyodorkan benda diselangkangannya ketika tangan Jessica menarik batang kemaluannya, hidung Jessica mengendus-ngendus
“Mangg, koq permennya bau sihh ?”
“Coba dimasukin ke mulut, supaya ngak bau lagi”
“Houhhh… Uhhhhh… Asinnnnnn ! Mang, permennya asin kayak garam”
“Ini permen rasa baru, ayo dihisap.. ya betul uuhhh begitu aaaa” Mang Kardi merem melek keenakan ketika Jessica menghisap kuat-kuat Kepala kemaluannya.
“Uhhh, Jessicaaaaa…” tangan Mang Kardi membelai – belai kepala Jessica
“Emmm, Ckkkk…, Cpppppppp,,, Cheppppppp…”suara mulut Jessica, gadis itu tampak asik mengemuti kepala kemaluan Mang Kardi, lidahnya terjulur keluar melakukan jilatan-jilatan yang teratur , sesekali dihisapnya kuat-kuat permen loli raksaksa itu.
“Huakkkk….” Mang Kardi menarik kemaluannya ketika merasakan gigitan kuat dikepala kemaluannya.
“Haduhhhhh… Waduhhhhhh… Aduhhh…”Mang Kardi membungkuk-bungkuk sambil memegangi selangkangannya.
“Kenapa Mang ?”
“Haduhhhhh.. jangan digigit…Sakitttt Aduhhhhh” Mang Kardi menengok kebawah, untung masih lengkap.
“Ooooo, sakit ya…?maaf mang, abis Jessica gemas” “Sini mang, Jessica mau permen lagi”
Jangan digigit ya..” Mang Kardi mengingatkan sebelum membiarkan kemaluannya ditarik oleh tangan mungil gadis itu, Jessica mengangguk, tangan mungilnya terjulur dan menarik kemaluan Mang Kardi yang kembali terkekeh-kekeh
Lidah Jessica terjulur keluar, kemudian lidah Jessica menjilati kepala kemaluan Mang Kardi kembali seperti sedang menjilati permen loli kesukaannya.
“Hmmmm.., permen loli rasa baru ya ? Jessica suka permen loli Mang Kardi, Emmmmmm… Emmmm”Jessica berkomentar , gadis itu menjilati kepala kemaluan Mang Kardi sambil sesekali memasukkan kepala kemaluan satpam tua itu ke dalam mulutnya. Nafsu birahi Mang Kardi yang tadinya mulai surut kini kembali berkobar-kobar mengalahkan dinginnya malam itu yang masih dilanda hujan lebat.
Mulut Jessica tampak kempot ketika melakukan hisapan kuat, mang Kardi menggeram dan “Sroooootttt… Crootttt… Crottttt “
“Uhhhhh, Puhhhhhhhhh….” Jessica meludahkan cairan peju mang Kardi
“Apaan nihhh….? Bauuuu, ih asinn..”
“Nah sekarang…, hehehe” Mang Kardi menekuk lututnya kemudian berjongkok dihadapan Jessica, tangannya yang keriput menarik celana piyama Jessica.
Jessica membiarkan celana piyamanya melorot dan terlepas dari sepasang kakinya. Nafas Mang Kardi mendengus-dengus, matanya melotot melihat keindahan sepasang paha Jessica yang sedang mengangkang, mata Mang Kardi semakin naik menatap kearah selangkangan Jessica, tampak sebuah garis tipis yang membelah selangkangan gadis itu, belahan yang masih rapat yang selama ini masih belum pernah dijamah oleh laki-laki manapun di dunia ini. Perlahan-lahan tangan keriput mang Kardi merayapi permukaan paha Jessica, kaki Jessica bergerak-gerak ketika merasakan rasa geli yang enak dipermukaan pahanya.
“Cupphh. Cuppphhh. Cupppp” mulut Mang Kardi mengecup-ngecup permukaan paha gadis itu, ciumannya semakin naik dan kini hidung Mang Kardi mengendus-ngendus wangi harum vagina gadis yang baru menginjak usia enam belas tahun itu. Lidah mang Kardi terjulur mengulas-ngulas sela-sela diantara himpitan bibir vagina Jessica.
“Slllccckkk.. Slrrrpppppp… slrrrrrrrrhhhhh” Suara lidah itu terdengar semakin keras ketika Mang Kardi menaikkan tempo permainan lidahnya, lendir-lendir nakal mulai membasahi bibir vagina Jessica, gadis itu merintih-rintih dan mendesah-desah, tubuhnya menggeliat, kadang-kadang Jessica menjerit kecil dan tertawa terkekeh-kekeh ketika merasakan rasa geli dari serangan lidah mang Kardi.
Kedua jempol Mang Kardi menekan pinggiran bibir vagina Jessica, dengan malas lubang sempit itu perlahan-lahan merekah, wajah mang Kardi semakin merah menahan desakan nafsu yang sudah naik sampai ke ubun-ubunnya. Lidahnya terjulur keluar dan bergerak memutari daging klitoris Jessica, kemudian dengan satu sentakan yang kuat lidah mang Kardi mengait daging mungil diselangkangan Jessica sampai gadis itu terpekik keenakan. Sesekali Mulut Mang Kardi mencucup dan menghisap hisap lubang vagina Jessica yang tampak semakin basah oleh lendir-lendir yang mulai membanjiri lubang vaginanya
“Ahhhhhh….!! Jessica menjerit keras , mata gadis itu mendelik, mulutnya terbuka lebar, nafasnya tertahan untuk sesaat.
“Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrrrrrrrrrr…” Tubuhnya mengejang kemudian terkulai dengan lemas, sesekali tubuhnya tersentak merasakan hisapan-hisapan kuat mang Kardi diselangkangannya.
Mang Kardi mengangkat kepalanya dan menatap Jessica, gadis itu masih terengah-engah , ia tidak mengerti apa yang sudah menimpa dirinya tapi yang pasti Jessica merasakan rasa enak dan nikmat yang baru pertama kali ini dirasakan olehnya. Mang Kardi tersenyum puas sambil merapikan pakaian Jessica, gadis itu memandangi Mang Kardi dengan tatapan matanya yang polos. Setelah berisitirahat sejenak, Mang Kardi mengawal Jessica pulang kerumahnya
“Jessica hati-hati…” Mang Kardi tampak khawatir ketika Jessica menyelinap lewat celah jendela rumahnya yang terbuka.
—————————-
Ho Ho Ho..
Nulisnya udahan dulu ya..
Sekarang aku juga mau ikutan nge”ronda”
Di KBB nya Bos Shu…^^
Giliran aku yang jadi pembaca… K eke ke
Nah selanjutnya
Cerita ini mau pake perkosaan ato ngak ?
Ato dibuat esek-esek aja, ngak pake ML ?
Ato Softcore aja , ngak pake paksaan ?
Ato dibuat sedikit horror (tapi ngak janji loh, kalo berani bikinnya he he he)
Aku minta sarannya yak…^^
Next issue,
*************************
Bang Harun melirik kearah kiri, melihat Jessica yang tertidur pulas,
matanya merayapi kemulusan tubuh Jessica, senyuman mesum menghiasi wajahnya ketika ia membelokkan angkutan kota itu ketempat yang sepi
“Ihhhh…, ngapain sihhh, Hoaaammmm” Jessica menepiskan tangan Bang Harun yang menggerayangi pahanya yang mulus, gadis cantik itu mengigau.
Kepala gadis itu tergolek menghadap kearah Bang Harun, tangan Bang Harun yang bertato membelai rambut gadis itu,
“He he he…., ngantuk ya manis….”Bang Harun mendekatkan wajahnya kewajah Jessica mata gadis itu masih terpejam rapat
“Cantik.., cantik sekali..! ” Bang Harun menatap wajah Jessica yang sedang tertidur pulas.
Ia tidak menyadari bahaya besar yang tengah mengancam kegadisannya ditengah malam ini.
************************
gak perlu kasar…
ceweknya cacat mental ini….
dibujuk juga mau (he…he…he…)
Udah lama memang gue tunggu cerita model begini…
Udah nggak sabar menanti lanjutannya…
TOOOOP..!!!
lanjut mang….
pke penyerahan diri secara ikhlas
ceweknya imut bgt,,
enaknya pelan2,,
dinikmati,,
Ndak usah pake yg keras2…apalagi yg tumpul2…
softcore..
cuman 16 tahun masi ada yg bego kaya gitu yakk??
wakwkkakwkakw…
bro…
tapi bukan pedofill kan ??
mantap2…
mantep , Gooooddddd Joooooobbbbb
picnya juga ngedukung amat masih sweet 16an..
ceritanya yahhhoooooodddd abisssss
Iya wa sependapet ama Bro diatas semuanya dibuatnya soft aja jangan terlallu hardcore lah ngak tega…
tar kalo doi dah terbiasa baru maen yang rada-rada hard he he he
Kalo bisa agak beda , jangan ujung-ujung nya diperkosa trus ml melulu trus, dibikin gimana gitu, jadi cerita di KBB bisa ada variasinya…, banyakin esek-eseknya tapi si ce tetap terjaga he he he
btw kapan Hospital The Originxxxxxxx keluar, kaya di eps 1 itu, wa ngak sabar nunggu si Crystal neh
kakakakaka
tapi agak kasian juga sih,,hehehe
ditunggu lanjutannya..jangan lama-lama,,heiho,,
tak tunggu lanjutannya neh
biar ada variasinya di blog ini hehehe
Kayanya.. pada banyak yang mau soft core yakk..^^
Aku juga ngak tega sih kalo dibikin Hardcore… hi hihi
tar aku coba buatin yang soft.. doain aja moga-moga bisa..ya..^^
- aku juga tunggu loh kelanjutannya dari exorcist girl mbak Dina.. biarpun bacanya rada deg-degan, he he he, abis rada-rada penakut nehhhh T_T,
blon baca merinding duluan liat pic ghostnya hi hihi,
tapi ternyata setelah cobain baca ternyata ngak serem kayak difilm dibioskop Ya..^^, jadi malah penasaran deh ama yang ketiganya , ditunggu loh kelanjutan Great Storynya mbak dina he he he
Aku gadis pemberani… (Glekkk… duggg dugg dug Whuaaaaa!!! T_T)
Sis Yohana ada saran nih, kayaknya “ngegarap” orang yang keganggu jiwanya agak2 gimanaaa getuu, (agak immoral sih menurut gue)
Gimana kalo dibikin kalo dia sebenernya gak lugu, tapi cuman pura2, soalnya orang tuanya bukan kecelakaan, tapi dibunuh, jadi dia pura2 supaya gak dibunuh juga. Supaya nanti bisa balas dendam (Halo orang PH, ada yang tertarik buat bikin ide gue ini jadi sinetron?! he3x)
Cuman saran lho, tapi kalo emang ada ide sendiri gue tunggu yang softcore yah sis.
Jessica Andres is not just stupid but she is fucking idiot. Lari2 keluar ga pake baju, umur 16 tahun. Dia innocent, kelakuannya kekanak-kanakan alias culun, akibat benturan keras saat kecelakaan mobil dulunya. So kesimpulannya sudah jelas…….
Culun dan idiot TIDAK BISA membuat seorang wanita jadi Beauty. Levelnya masih jauh dibawah…..She is not Beauty.
Silakan para author bebas mengarang, gue juga bebas berkomentar. Tp yang pasti…..
WHERE IS THE BEAUTY AND THE BEAST?
Dan ceritanya panjangin lagi deh…. and klo bgs bisa dibuat sequel..
Gue mo rape, pemerkosaan, vulgar, brutal. Bahasa ceritanya ga usah sopan dan halus, kasar aja…
btw ambil yang softcore aja jgn diperkosa,sayang imut2 gitu diperkosa,maen aman aja yang jelas cerita nya jangan memberikesan cewek nya gila he3x
ayo maju terus,ditunggu kelanjutan nya
wa mah cuma mau baca and mupeng-mupeng ria doang koq
paya singkat koment wa sih ikut ama rain and begajoel aja ya sis supersofcore, Croooottt HA HA AHAHAHAHAXXXX
akibat kecelakaan gitu loh bro/sis semua
ya rencananya sih bakal dibuat supersoft core kali ya..
jadi ada warna-warninya…
he he he
Ee Iya minta ijin dulu, kalu cerita super soft boleh ngak ya Bos Shu ^^ ?
Re: boleh aja kok yang penting bikin kita on & melanggar uu ‘sialan’ ite itu. kalau mnrt gw sih dicampur2 aja, jadi satu seri soft seri lain ada yg hard gitu jadi variatif
tp aku gak isa bagus nulis cerita loh
Re: boleh lah, asal memenuhi kriteria yang diminta disini pasti dimuat
ngapai ntu bro??
pijet2an ??
awkakwkkawk…
Kalo di seri game Final Fantasy, soft itu kan gunanya buat ngelemesin yang keras2. Apa ditangan sis /sensei Yohana soft malah bisa bikin keras? (walah ngelantur)
Tapi boleh juga buat variasi, sebagai build-up ke klimaks yang Crootttzzz banget.
BTW Sis Yo, dah baca usul gue belom? buat masih agak ganjel nih kalo mesti ngegarap orang sakit, tapi kalo mesti ngelewat cerita dari sensei Yo, kayaknya sayang banget.
Tenang Bro Raito, sakitnya kan Amnesia akibat kecelakaan ,bukan karena cacat mental bawaan
tar sembuh koqqq… ^^
jadi kaya usul bos Shu, ada seri Soft ada Seri Hardnya juga
kalo udah sembuhhh baru Hardcore Whuaaaaa…T_T,
ketahuan deh plotnya he he he >>>>
Makasih usulnya yak..
Bos Shu
Mr Raito
Dan saran ama koment Bro mupengger’s semuanya juga he he he
aku belum jadi sensei ^^koq, masih di sensei-in (digurui)
ngomong-ngomong soal bahasa jepang
Btw kalo ada pr bahasa jepang bisa nanya ngak sama Bro Raito hi hi hi minta dibikinan ahh (bercanda)
ceritanya cewe nya rada”
masa uda 16 tahun masi kaga ngerti
wakwkawakk
nice story
buat ntar ce nya terangsang dan jd gila sex
terus ntar bersetubuhan sama ibu tirinya
biar ga gaLak lagi
gimana ?? bagus ga ??
Itu bagus. Lansung sembuhin deh yohana biar langsung dihajar n diperkosa.
GO RAPE!! GO RAPE!! GO RAPE!!!