28 September 2008
Jessica |
Dengan semangat Mang Kardi berjaga diposnya, wajahnya sering menengok ke kiri dan kanan, kadang ada ekspresi terlihat tegang, kadang terlihat seperti santai, kadang matanya melotot seperti mau melompat keluar, terkadang terpejam rapat. Mulutnya sering meringis seperti orang yang sedang sakit gigi, kadang-kadang menceracau seperti orang yang sedang mengigau. Sesekali mulut mang Kardi terbuka lebar dan mengucapkan kata “Aoooohhhhhh…!! Duhhhhhh…”
Di antara kedua kaki Mang Kardi yang agak mengangkang nampak seorang gadis cantik tengah berlutut, terdengar suara-suara dari mulut gadis itu yang sedang melakukan hisapan-hisapan pada kepala penis Mang Kardi.”Cpppp.. Cpppp… Ckkkkkk…”
“Mang, Koq ngak keluar- keluar sichh saus asinnya?” Jessica bertanya pada Mang Kardi.
Hari ini Jessica memakai baju kaos berwarna biru muda, dengan bawahan rok mini berwarna putih.
“Ya.., Ehmm Uhh.. Sabar…” Mang Kardi masih celingukan, dibawah tegang, tapi hatinya nggak tenang.
Situasi dan kondisi memang kurang mendukung untuk mengeluarkan “uneg-uneg” diselangkangannya..
Tangan Mang Kardi mengelus-ngelus rambut Jessica ,
“Ayo…Jessica…terusin donggg…,” Mang Kardi protes karena Jessica Andres berhenti mempermainkan kemaluannya.
Lidah gadis itu membelit kepala kemaluan Mang Kardi, bibirnya yang mungil berkali-kali mengecup ngecup batang kemaluan mang Kardi, kemudian gerakannya berhenti, kepalanya kembali tengadah kearah wajah mang Kardi.
“Mang Kardi kan sering bilang, kalo dimasukin kemulut ngak akan bau lagi, tapi koq tetep aja bau ya? baunya juga rada-rada aneh, apa permen loli mang Kardi udah kadaluarsa?” Jessica bertanya dengan serius, tangannya bergerak menggoyang-goyangkan batang kemaluan Mang Kardi ke kiri dan kanan.
Mang Kardi cuma bisa garuk-garuk kepala, cengar-cengir tanpa tahu harus menjawab apa. Sambil menekan kepala Jessica kearah kemaluannya , tangan kiri mang Kardi menjejalkan kepala kemaluannya menyumpal mulut Jessica Andres. Mulut Jessica tampak monyong seperti bayi yang sedang menghisap dot.
“Emmmm… Nyummmm… Nyummm…hummmm” suara mulut gadis itu. Mata Mang Kardi merem melek keenakan, tangannya yang keriput merayap agak kebawah dan menyelinap kedalam baju kaos Jessica dari sebelah atas. Setelah menyelinap kebalik bra gadis itu, tangannya bergerak meremas-remas gundukan bukit dada Jessica yang lembut dan halus. Sesekali gerakan Jessica berhenti ketika merasakan rasa geli yang menggelitiki bukit buah dadanya.
”Manggg… geliii… hehehe” Jessica terkekeh kegelian ketika jemari Mang Kardi mengulas-ngulas puting susunya, gadis mungil itu terkekeh kegelian sambil menatap pria setengah baya itu.
“Cegluk… Ceglukkkkk…..” mang Kardi menelan ludah, wajah Jessica yang imut dan seksi membuat nafsu birahinya semakin naik sampai keubun-ubun kepalanya yang sudah botak.
“Nahhh.., sekarang Jessica duduk… iyaaa begitu…” Mang Kardi bangkit dan membimbing gadis itu duduk dibangku panjang yang terbuat dari bahan rotan, sedangkan dirinya bersujud dihadapan Jessica.
“Ayoo…, masa Jessica lupa, harus gimana duduknya?” si tua bangka bertanya sambil kedua tangannya bergerak mengelus-ngelus lutut gadis itu.
Jessica tampak seperti sedang mengingat-ngingat sesuatu, perlahan-lahan gadis itu mengangkangkan kedua pahanya lebar lebar.
”Harus begini kan ya….??” Jessica bertanya untuk memastikan, matanya yang polos memandangi Mang Kardi.
“Ehmmm.. Hemmm… Ya… betul…!!” kedua tangan Mang Kardi perlahan-lahan mulai merayap semakin lama semakin naik keatas mengelus-ngelus dan terkadang meremas lembut sepasang paha Jessica yang mengangkang lebar.
Setelah menyibakkan rok Jessica, tangan Mang Kardi yang keriput menarik bagian atas celana dalam gadis itu, kemudian menarik kain segitiga itu agar terlepas, Jessica menggerak-gerakkan kakinya membantu agar celana dalam lebih mudah melorot lepas.
Untuk beberapa saat hidung Mang Kardi mengendus-ngendus vagina Jessica, kemudian selanjutnya lidah Mang Kardi terjulur, memutari klitoris gadis itu, mengulas-ngulas seperti sedang membersihkan klitoris Jessica yang semakin mengkilap semakin indah. Sesekali lidah Mang Kardi bergerak dengan gerakan liar dan kasar, mengait- mengait daging kecil itu sampai nafas Jessica berkali-kali tertahan, semakin lama Jessica semakin gelisah. “Uhhhhh. Uhhhhhh… Uhhhhh Waaaa” suaranya terdengar semakin mengairahkan.
“Haaddhh… Huhhhhh ? Crutttt… Cruttttttt…” sebuah hadiah bagi kegigihan Mang Kardi dalam mengelola belahan mungil diselangkangan Jessica, mulut Mang Kardi menghisapi selangkangan gadis itu sampai cairan gurih itu kering dihisap oleh mulutnya yang keriput.
“Sini… Hup…”setelah kembali duduk di atas kursi, Mang Kardi membetot tubuh mungil gadis itu, dan meletakkan Jessica dipangkuannya.
Batang penisnya terselip diantara sepasang paha Jessica yang terasa halus dan mulus ketika batang penis Mang Kardi dengan tidak sengaja bergesekan dengan kaki gadis itu. Tangan Mang Kardi yang hitam kering merayap membelai rambut Jessica kemudian bibir Mang Kardi semakin sering mengecupi bibir Jessica “Cuppphhh.. Cuphhh.. Cupphhhh”, bibir Jessica semakin sering termonyong-monyong menyambut ciuman Mang Kardi.
Lidah Mang Kardi menjilati leher Jessica, sesekali dikecupnya leher gadis itu, sementara tangannya merayap masuk kedalam rok Jessica. Tangan Mang Kardi bergetar ketika mengelusi paha gadis itu yang lembut, halus, dan hangat. Jessica merenggangkan kedua pahanya semakin lebar memberi jalan pada tangan mang Kardi yang merayap semakin keatas kearah selangkangannya. Tangan si tua asik menyusuri belahan bibir vagina gadis itu. Mang Kardi tersenyum, setelah beberapa kecupan kasar, mendadak ia melumat bibir gadis itu dengan lembut. Jessica menarik kepalanya kebelakang ketika merasakan gigitan lembut Mang Kardi pada bibirnya yang mungil. Jessica membuka mulutnya kembali sambil menjulurkan lidahnya keluar, seperti yang sering diajarkan Mang Kardi. Lidah Mang Kardi segera terjulur membelit lidah Jessica yang dilanjutkan dengan lumatan-lumatan mesra pada lidah gadis itu. Tangan mang Kardi merayap dan meremas-remas bagian dada Jessica yang menonjol dibalik baju kaos yang dikenakan gadis itu.
“Mmmm… he he he hemmhh… Ommmhh… Hmmm” suara Jessica yang terkekeh-kekeh kegelian ketka buah dadanya digerayangi seolah-olah tenggelam dalam keganasan mulut Mang Kardi yang tak bosan-bosan mengulum bibir mungilnya
“Cepphhh… cpppppphh…, Cccccckkkkk….” sambil terus melumat-lumat bibir mungil Jessica tangan Mang Kardi berkeliaran menjelajahi lekuk-liku tubuh gadis itu, ke paha, dada dan juga keselangkangan.
“Non Jessy !… Noonnnn Jessy !! ” terdengar suara Mbok Narti memanggil-manggil dari kejauhan.
Wanita tua itu tampak kuatir mencari-cari Jessica Andres. Dengan terburu-buru Mang Kardi mendorong pinggul Jessica agar gadis itu berdiri dari pangkuannya, tangan mang Kardi berusaha merapihkan isi selangkangannya yang tersembul keluar. Jessica berdiri mematung, duh lagi enak-enaknya koq didorong, matanya melirik kearah selangkangan Mang Kardi, tangannya bergerak secepat kilat, lebih cepat dari tangan mang Kardi, sambil berseru khawatir.
“Mang Kardi, harus rapi…, pamali,.nanti ditangkep polisi!!!”
“Janngaaann…!! Sretttttttttttttttttttt….!! Whuadddoowwww….!!” Tubuh mang Kardi tersentak, matanya mendelik ketika tangan Jessica menarik resleting celana satpamnya keatas, ‘Kardi Junior’ pun tergigit oleh resleting celana Mang Kardi.
“Mang Kardi !! Sssssttttttt !!” Jessica dengan polos menempelkan jari telunjuk di bibirnya yang meruncing, gadis itu merapikan bajunya. Pada saat ia hendak memakai celana dalamnya ia kembali melirik Kardi Junior yang sedang tersiksa terjepit di resleting celana Pak Satpam.
“Aduhhh…, mang Kardi Gimana Sihh, Nihhh tutupin pake celana dalem Jessica aja dehhh…” Jessica menutupi Kardi Junior dengan celana dalamnya.
“Harus rapi gini kan ya mang, kalo mo keluar…?” Jessica berputar bagaikan seorang model diatas catwalk, sambil meringis-ringis mang kardi mengangguk.
Jessica tersenyum manis, kemudian ia berlari-lari kecil sambil berteriak keras “Mbokkk Nartiiiiiiiii…..” gadis itu melambai-lambaikan tangannya sambil berlari menghampiri perempuan tua itu.
“Nonnn…, kemana aja tohh Nonnn, Si Mbok nyari sampe kemana-mana.., kalau Non mau keluar rumah, harus bilang dulu sama Si Mbok.. ” Mbok Narti membelai-belai rambut Jessica.
Jessica menggelayut manja ditangan Mbok Narti, kemudian berlari kecil di depan Mbok Narti. Wanita tua itu tersenyum kemudian berteriak keras ketika melihat Jessica menghilang dibalik tikungan jalan
“Tunggu Non, jangan jauh-jauh…” dengan tergopoh-gopoh wanita tua itu mengejar nona majikannya.
“Arrrrhhhmmm, Heudeuhh !! ” terdengar suara jeritan tertahan dari dalam pos Satpam ketika mang Kardi dengan paksa melepaskan “Kardi Junior” yang tercekik di resleting celana satpamnya. Wajah Mang Kardi memerah, matanya melotot tanpa dapat dikedipkan kembali, mulutnya terbuka lebar dan “Nguungggg….,Nguuunnnnnngggg, Haeppp Khekkk Khekkk…, uhukkkkk, uhukkkkkkkkk, uhukkkkkkk” seekor serangga masuk dan tertelan oleh mang Kardi sehingga laki-laki tua itu tersedak dan terbatuk-batuk.
Perlahan-lahan sang surya merayap kembali ke sarangnya, rembulan menghiasi malam yang indah, sesosok tubuh mungil perlahan-lahan naik kelantai dua, menuju pintu kamar Mbok Narti. Pintu kamar Mbok Narti perlahan-lahan terbuka “Krrrrett..” sepasang mata memandangi Mbok Narti, wanita tua itu sedang tertidur pulas kecapaian
“Kasiannn… Mbok Narti…, lagi bobo ngak boleh ganggu” Jessica kembali menutup pintu kamar itu, sebenarnya Jessica ingin minta ditemani jajan ke IndoMart
Jessica menghentikan langkahnya ketika ia lewat didepan kamar ibu tirinya terdengar suara-suara aneh dari dalam kamar itu “Plooooppp Plookkk… plooookkkkk… plokkkkk… Ahhhh.. Ahhhh”
Jessica tidak tahu suara apa gerangan yang terdengar begitu aneh,
“Mama Tiri lagi bobo… koq ada suara orang lagi bertepuk tangan ya ?Ada suara orang kesakitan lagi, Ihhhh serem….!! ” Jessica buru-buru berjingjit menjauhi kamar ibu tirinya.
Jessica meloloskan dirinya dari celah jendela yang terbuka lebar, sebuah tas ransel kecil menggantung dipunggungnya. Isi tas ransel itu berbagai rupa termasuk binder clip besar untuk menjepit kertas, dan mungkin juga untuk menjepittttttt….. sesuatu yang lain ?!Hmmmm…
“Minta ditemani mang Kardi aja.. Ahh…”pikir Jessica sambil melangkah menuju pos satpam, namun ia kecewa.
Dari kejauhan terlihat jalan Mang Kardi agak aneh, wajahnya seperti orang yang kesakitan (akibat little accident siang tadi., sepertinya, Kardi Junior masih belum pulih.dan harus dirawat “di rumah sakit khusus”, dibalik celana dalam Mang Kardi yang dekil) sesekali mulut mang Kardi menguap, matanya sudah mengantuk. Akhirnya setelah menghela nafas panjang Jessica memutuskan untuk pergi seorang diri.
“Mana nihhh…?” Jessica cemberut, sudah lama ia berdiri menunggu, tiba-tiba matanya berbinar-binar melihat sebuah mobil angkutan kota di kejauhan.
Tangannya yang mungil melambai-lambai mencegat angkutan kota yang semakin mendekat.
“Yeeee… , malah lewat….” Jessica menggerutu ketika angkutan kota itu lewat tanpa berhenti.
Namun kekesalan dihati Jessica mendadak hilang karena angkutan kota itu mendadak berhenti sambil membunyikan klakson. “Duh koq ngak dari tadi sih berhentinya?” kening Jessica berkerut dengan mulutnya yang semakin runcing.
Jessica berlari-lari kecil karena takut angkutan kota itu meninggalkan dirinya. Tangannya membuka pintu sebelah depan dan langsung naik.
“Mau kemana , malam-malam begini ?” Bang Harun melirik Jessica, ada tatapan jahat yang tersembunyi dari pancaran sinar matanya.
“Ke IndoMart…, Ayooo pakkk jalan….” Jessica bersandar pada kursi jok, wajahnya tampak ceria.
Jessica menolehkan wajahnya kekiri dan ke kanan, ada mobil, ada motor biarpun cuma sedikit, memang nggak seramai siang hari. Hmm pasti orang-orang udah ngantuk, pada bobo, pikir Jessica.
“Pakkk… nanti tungguin Jessica ya…,” Jessica memohon sambil menoleh pada Bang Harun yang mengangguk sambil tersenyum-senyum jahat.
Akhirnya sampai juga Jessica ditempat tujuan, singkat katanya sih udah berhasil belanja nih, sebotol susu Indomilk, trus permen loli rasa strawberry, coklat, terus sebotol coca cola untuk Mang Kardi, terus tidak lupa koyo buat Mbok Narti. Jessica membuka tas ranselnya, kemudian mengambil dompet kecil, selembar uang seribuan diacungkan pada kasir.
“Eee… kurang dik….” Kasir wanita itu tersenyum ramah.
Jessica mengacungkan lagi selembar uang lima ribuan, ternyata masih kurang, saatnya mengeluarkan lembaran uang terakhir yang ada didompet kecilnya hmm angka lima nya ada satu, angka nol nya ada empat, kemudian mengacungkan selembar uang di tangannya, Jessica tersenyum ketika wanita itu berkata cukup. Ia keluar dari Indomart dan tampak gembira ketika melihat mobil angkutan kota itu masih setia menunggu diseberang. Jessica menyebrang dengan hati-hati, kemudian tangannya yang mungil membuka pintu depan.
“Pulang pak….” Jessica bersandar, lama kelamaan matanya mulai terpejam-pejam, kepala Jessica terangguk-angguk dan akhirnya ia tertidur pulas.
Bang Harun menelan ludah sambil berkali-kali menengok kearah gadis itu yang kini sedang tertidur pulas, gadis itu memakai baju kaos putih bertuliskan You can See tanpa lengan dengan bawahan rok ketat mini berwarna hitam. Sopir angkot itu membelokkan angkutan kota itu ke sebuah tempat yang sepi, tidak berapa lama mesin mobilpun berhenti, suara jangkrik dan kodok terdengar dengan jelas. Sebuah tempat yang jauh dari keramaian dan rumah penduduk. Tangan Bang Harun terjulur ke arah paha Jessica, tangannya mengusap-ngusap lutut gadis itu, kemudian merayap naik. Perlahan-lahan ditariknya rok Jessica ke atas, nafas Bang Harun semakin memburu menatap sepasang paha mulus gadis itu yang mulai terexpose seiring dengan gerakan tangan Bang Harun yang terus mengusur rok gadis itu keatas, dinyalakannya lampu kecil didalam angkot itu agar matanya dapat lebih jelas menyaksikan sepasang paha mulus milik gadis itu. Bang Harun menelan ludah ketika telapak tangannya menyentuh permukaan paha Jessica yang halus dan mulus. Beberapa kali telapak tangannya bergerak mengusap-ngusap paha gadis itu dan kini semakin naik dan naik, kearah selangkangan Jessica.
“Ihhhh…. , ngapain sichhhh…. Hoaaaaammm” gadis itu mengigau,
Kepala gadis itu tergolek kearah Bang Harun, tangan Bang Harun yang bertato membelai rambut gadis itu.
“Cantikk…, cantik sekali…”Bang Harun menatap wajah Jessica yang sedang tertidur pulas.
Ia tidak menyadari bahaya besar yang sedang mengancam kegadisannya ditengah malam ini, perlahan-lahan Bang Harun mendekatkan wajahnya pada wajah Jessica. Hidungnya mengendus wangi harum yang lembut.
“Cupp.. Cuppppphhh…” bibir Bang Harun mengecup bibir Jessica yang mungil, sementara tangan Bang Harun semakin asik merayapi permukaan paha gadis itu yang masih tertidur pulas.
“Ehhhhhhh… “Jessica membalikkan tubuhnya ke arah kaca. Bang Harun tersenyum sambil semakin merapatkan tubuhnya, tangannya menarikkan tangan kanan Jessica keatas, hidungnya mengendus-ngendus ketiak Jessica, dikecupnya beberapa kali sebelum lidahnya terjulur-julur keluar bagaikan lidah seekor ular, jilatan-jilatan lembut mulai menerpa ketiak gadis itu, bibir pria itu mulai melumat-lumat dengan semakin bernafsu.
“Ihhhhh….hemmmhh… ” mendadak Jessica membuka mata sambil menarik tangan dan menggeser tubuhnya, wajahnya yang imut masih tampak mengantuk.
“Dimana ini…?” Jessica menatap sekelilingnya, gelap, sepi, gadis itu menoleh kesamping kearah sang sopir angkutan kota yang terkekeh-kekeh.
“Dimana ini pakkkk….?” Jessica bertanya sekali lagi sambil menatap Bang Harun..
Bang Harun tidak menjawab ia membelai rambut Jessica, gadis itu menatap dengan tatapan matanya yang polos. Jari telunjuk Bang Harun bergerak dari sisi kiri telinga gadis itu terus turun ke dagu Jessica. Tangan Jessica menepiskan tangan Bang Harun karena merasakan kegelian. Mendadak bibir Bang Harun mengecup bibir Jessica kemudian melumatnya dengan kasar. Gadis itu hendak menarik kepalanya ke belakang namun tangan Bang Harun bergerak kebelakang kepala gadis itu dan menahannya.
“Mmmmm… Mmmmm… mmmm” kedua tangan Jessica yang mungil berusaha mendorong dada Bang Harun yang mendesak tubuhnya.
“Heeeemmm…!!Hemmh” suara mulut Jessica terdengar keras, dadanya turun naik berusaha mengambil nafas, gadis mungil itu kehabisan nafas karena mulut Bang Harun mengulum dan menghisap-hisap mulutnya dengan kuat.
“Auffff… Haaahhhhh… Ha..uhhhhh…..” suara mulut gadis itu ketika Bang Harun melepaskan lumatannya.
Mulut Jessica megap-megap berusaha mengambil nafas, dadanya bergerak turun naik seirama dengan helaan nafasnya.
“Nama kamu siapa ? Hemmmm…Cuuupphh” Bang Harun bertanya sambil mengencup mulut Jessica yang sedikit terbuka.
“Jessica.. Andresss…” Jessica menyebutkan namanya dengan lengkap, gadis itu menunduk menatap tangan Bang Harun yang menyelinap kebalik roknya.
Pada saat tangan Bang Harun menyentuh permukaan vaginanya, Jessica mengangkangkan kedua kakinya seperti yang biasa ia lakukan jika Mang Kardi mulai memainkan tangannya diwilayah tersebut. Merasa diberi angin, tangan Bang Harun semakin berani menyelinap kebalik celana dalam gadis itu. Tangan Bang Harun bergerak menggesek-gesek belahan bibir vagina Jessica. Lendir-lendir licin semakin banyak meleleh, membasahi kain segitiga putih itu dan membuat sebuah cetakan yang indah di selangkangan Jessica. Bang Harun merasa belum puas kalau hanya melihat cetakannya saja, tangannya dengan kasar membetot kain segitiga di selangkangan gadis itu sampai melorot dan terlepas dibawah kakinya. Bibir mungil Jessica meruncing tampaknya ia marah, sebentar melihat ke selangkangannya, sebentar melihat arah Bang Harun yang asik menatap selangkangan gadis itu, duh ini orang koq kasar amat maen betot aja, maen buka baju, buka rok, dll, dsstt gimana sih, belum juga Jessica berpikir lebih jauh ia memekik kecil ketika mulut Bang Harun mengecup-ngecup permukaan vaginanya, kecupan-kecupan liar Bang Harun membuat Jessica kegelian, bahkan teramat geli, ketika lidah laki-laki itu memoles-moles bibir vaginanya, rasa marahnya mendadak menghilang merasakan sapuan lidah Bang Harun yang membawa sejuta kenikmatan.
“Eeehh… , duhh… aduhhhh… ehhh geli Aha ha ha ha” Jessica tertawa -tawa, kedua tangannya yang mungil mendorong-dorong kepala Bang Harun, laki-laki itu semakin lahap mengecup dan mengendus-ngedus selangkangan Jessica, sampai akhirnya
“Uwwwwahhh….!! Cruttt Cruttttt…. ” Jessica menjerit merasakan rasa nikmat yang berdenyut-denyut diselangkangannya, tubuhnya tergolek dengan lemas, nafasnya terputus-putus, sesekali tubuhnya menggelinjang merasakan rasa nikmat akibat sedotan-sedotan mulut Bang Harun.
“Srrupppphhh… Srrupppphhhh…..” mulut Bang Harun menyeruput cairan-cairan yang meleleh dari sela-sela bibir vagina gadis itu.
Jessica kembali kelojotan, mulutnya yang mungil sedikit terbuka dan tampak seksi. Mulut Bang Harun kini menerkam gumpalan daging ranum di dada Jessica
“Achhhh… Owww….! Owww !” tubuh Jessica melenting-lenting ketika mulut Bang Harun melumat puting susunya dengan kasar dan liar.
Mulut Bang Harun berdecak-decak ketika melahap buah ranum di dada Jessica, lidahnya melingkari puting susu Jessica sebelah kanan sambil sesekali menggelitiki puting Susu gadis itu yang berwarna pink. Tangan Bang Harun.meremas-remas induk payudara Jessica sebelah kiri.
”Oughhh…. , Hsssshhhhh…. Ahhhhhh” bibir Jessica semakin keras mendesah-desah.
“Uhhh… Uuuuuuaaa…..” suara yang terdengar dari mulut gadis itu ketika Bang Harun membalikkan tubuh Jessica Andres dengan kasar, mulut Bang Harun menciumi bongkahan buah pantat Jessica yang menggumpal padat, sesekali digigit-gigitnya dengan lembut bongkahan buah pantat gadis itu. Nafsu Bang Harun semakin menggelegak, lidahnya menari-nari di sela-sela buah pantat Jessica
“Esssttt.. Uhhhh… Eeeeh…nga bolehhh.. itu….., Jorokk…! Jorokkkkk!” Jessica meronta-ronta ketika lidah Bang Harun menyelinap menggelitiki lubang anusnya.
Tangan Bang Harun melingkar dan mendekap kuat-kuat pinggul gadis itu sehingga Jessica tidak dapat berbuat banyak, akhirnya karena kecapaian gadis itu hanya terdiam lagi pula ada rasa geli dan enak ketika lidah Bang Harun menyelinap dan mengulas sela-sela pantat dan mengait-ngait lubang anusnya. Bang Harun kini berlutut dibawah kemudi kemudian tangannya mendorong pinggul gadis itu agar lebih menungging keatas, kemudian dengan lahap mulut Bang Harun melumati lubang anus Jessica.
“Ohhhhh…, Pakkkkk… Uchhhhhhhh….” sesekali Jessica menarik pantatnya ketika Bang Harun dengan gemas menggigit kecil lubang anus Jessica yang empot-empotan
Jari tangan Bang Harun menekan lubang anus Jessica dan dengan sekali tusuk Bang Harun mencoblos lubang anus gadis itu.
,”Awwwwww….!! Aduhhhhh…. !! kebakarannn…, uhhh panas… perihhh…!!” Jessica berteriak-teriak keras
Tangan Jessica merangkul tas ranselnya kuat-kuat menahan rasa panas dan perih yang mendera lubang anusnya.
“Haaaauuh…” mata Jessica kadang-kadang mendelik merasakan ada benda asing yang keluar masuk dilubang anusnya. Panas, ada rasa gatalnya dan perasaan aneh yang mebuat jantungnya semakin berdetak dengan kencang. Tubuh gadis itu terdiam, yang terdengar hanyalah desahan nafasnya saja yang terengah-engah memburu dengan kencang. Sambil tersenyum lebar Bang Harun mulai mensejajarkan kemaluannya dengan lubang anus Jessica , ia merasa korbannya sudah tidak berdaya dan bertekuk lutut secara total pada dirinya.
“Aaaaa… Auuuuwww… ” Jessica kesakitan ketika kepala kemaluan Bang Harun berusaha menerobos lubang anusnya demi meraih secuil kenikmatan, gadis itu menjerit keras ketika kepala kemaluan Bang Harun menerobos lubang anusnya.
Lubang anus Jessica mengigit leher penis Bang Harun namun ketika Bang Harun hendak melakukan penerobosan lebih dalam.
“Bukkkkkk….Ploooppp Ceklekkkkkk…. Huppppp…..” tanpa terduga Jessica menendangkan kakinya kebelakang sehingga Bang Harun terjengkang kebelakang dan kemaluannya terlepas dari jepitan lubang anusnya, bersamaan dengan itu Jessica membuka pintu mobil dan meloncat keluar sambil membetot tas ranselnya, gadis itu kabur ketakutan.
Dengan tidak kalah sigap Bang Harun membuka pintu mobil dan mengejar Jessica, tangan Bang Harun bergerak menyambar.
“Aduhhhhhh….” Jessica menjerit ketika tangannya yang mungil ditarik oleh Bang Harun sehingga langkahnya tertahan.
“Mau kemana lu? Hahh!” Bang Harun melotot dan membentak Jessica, Deggg… Deggggg… degggggg, jantung Jessica berdetak dengan kencang.
“Orangg Jahatttt…!! Pergi.. Pergiii….!!” Jessica memukul-mululkan tas ranselnya, Bang Harun terkekeh-kekeh sambil terus menghampiri gadis itu.
Punggung Jessica tertahan oleh body mobil angkutan kota. Jessica tiba-tiba teringat dengan film Tom & Jerry, posisinya sama seperti Jerry yang sedang terancam oleh Tom, Hmmmmmm…., Jerry menjalankan siasatnya , pura-pura tunduk pada Tom. Jessica juga kini tunduk pada Bang Harun, tangannya melepaskan tas ransel itu kebawah. Kemudian dielusnya batang penis Bang Harun. Kemarahan si sopir angkot mendadak reda setelah merasakan elusan lembut Jessica dibatang kemaluannya. Batang kemaluan Bang Harun tambah keras ketika Jessica bersujud sambil berpegangan pada batang kemaluannya. Lidah Jessica terjulur keluar dan mengulas-ngulas melingkari kepala penis Bang Harun.
“Cpppkkk… Cpkkkkk… Cpkkkkkk…” suara berdecak mulut gadis itu ketika sedang melumat-lumat kepala penis Bang Harun.
Sambil melakukan lumatan dikepala penis Bang Harun, tangan Jessica bergerak mengocok-ngocok batang penis Bang Harun yang hitam
Lidah Jessica bergerak mengulas – ngulas batang penis Bang Harun sampai batang penis itu basah terbasuh oleh air liur Jessica Andres, sesekali mulutnya mengecup menciumi batang penis Bang Harun dan juga mengecup-ngecup biji kemaluannya.
“He he he…” Bang Harun terkekeh-kekeh senang
Jessica memasukkan kembali kepala penis Bang Harun ke mulutnya yang mungil, mulut gadis itu tampak kempot menghisap-hisap dengan kuat. Kepala Bang Harun terangkat, tengadah keatas, matanya terpejam merasakan rasa nikmat emutan Jessica dikepala penisnya, kepala Jessica bergerak maju mundur dalam gerakan yang teratur, demikian juga tangan mungil gadis itu dengan teratur dan perlahan-lahan membuka resleting tas ranselnya, tangannya mengodok-ngodok mencari-cari sesuatu. Tangan Jessica menggenggam sesuatu ditangannya, tangan Jessica bergerak menekan benda itu sampai benda itu ternganga mirip mulut seekor buaya dannnn…!!!
“Krepppppppppppp….. WHUAAARRRGGHHHH!!!!!!” mata Bang Harun melotot, raungan keras terdengar dari mulutnya, nafasnya megap-megap dengan wajah mengernyit kesakitan..
Sambil menjerit keras Jessica memukulkan tinjunya keatas “Royuken…Hiaaattttt!!!” , Jessica meniru pukulan Ryu tokoh favouritenya di game Street Fighter
“Bukkkkkk……” tinju Jessica mendarat tepat diselangkangan Bang Harun.
“Ngheeeekkkk….” suara Bang Harun tercekik ditenggorokannya, laki-laki itu roboh kebelakang, setelah menggeliat beberapa kali Bang Harun berhenti bergerak, matanya terpejam rapat, sebuah binder clip berukuran besar menggigit kepala kemaluannya.
“Jessica menang!! K.O !!” kemudian dengan terburu-buru Jessica memakai pakaiannya kembali, tanpa menoleh kebelakang Jessica berlari sekuat tenaga sambil menggendong tas ransel dipunggungnya, entah berapa lama ia berlari, nafasnya sudah terengah-engah, aduh keringatan, panas, cape, haus.. Jessica mencari-cari sekotak sebotol susu Indomilk rasa coklat di dalam tas ranselnya. Tiba-tiba telinga Jessica mendengar suara erangan, Ehh, ada motor yang terguling, ehhh… ada orang…., Jessica menghampiri orang yang terlentang di atas tanah.
“Omm…., kenapa…? Aduhhh darahhh…” Jessica melihat lengan orang itu berdarah, tangan mungil Jessica terjulur kearah ikat kepala orang itu sambil berkata dengan polos.
“Ommm…, yang luka kan lengannya Om, bukan kepalanya Om, Sini Jessica balutin…” Jessica membuka kemudian membalutkan ikat kepala orang itu, dilengannya yang terluka.
“A.. Aiirrr…” Orang itu tampak lemah, bibirnya tampak kering.
Jessica menatap sebotol susu Indomilk rasa coklat ditangannya, sebentar kemudian menatap orang itu, sambil menghela nafas panjang Jessica mengalah karena tidak tega melihat keadaan orang itu yang sangat membutuhkan pertolongan.
###########################
Satu Jam kemudian
“Ommm… Renegade nggak apa – apa ?” Jessica bertanya sambil membantu orang itu berdiri.
“Om Renegade ? kenapa kau memanggilku Om Renegade, gadis kecil ?” tanya orang itu.
“Habis…, rambut Om mirip kayak jagoan di Film Renegade…, terus badannya gede, tinggi, biarpun muka om jelek tapi baekk” jawab Jessica sejujurnya..
“Ha HA HA… dimana rumahmu gadis kecil ?” orang itu tertawa sambil menuntun tangan Jessica, tinggi Jessica hanya se-ulu hati orang itu ,
“Ommm, nama saya Jessica, bukan gadis kecill..” Jessica memberitahu Om Renegade.
“Brmmmm,, Brrrrrmmmm…..”
Tidak berapa lama terdengar suara motor meninggalkan daerah itu.
Jessica menutup hidungnya dengan tangan kiri, aduh rambut Om Renegade bau asem, jarang keramas kali ya ? wah gawat bisa mati keracunan nih..!!
“Ommm berhenti Ommm…!!! “Jessica menepuk-nepuk bahu orang itu ketika matanya melihat mobil taksi menghampiri dari kejauhan.
“Lohhhh kenapa ?” Orang itu keheranan.
“Pokokknya berhenti Ommm….” Jessica merengek-rengek
“Brrrrmmm.. Brmmmmm” Orang itu menghentikan motornya dipinggir jalan.
“Takssssiiii…!! Taksssiiii !! ” Jessica menjerit sambil melambai-lambaikan tangannya, mobil taksi itupun merapat, Jessica membuka pintu taksi dan duduk di depan.
“Lohhh… , biar aku yang mengantarmu gadis kecil…”Orang itu tampak khawatir
“Eeee…, Enggak deh Ommm, Jessica pulang naik taksi aja… Hatcchiii..!! ” Jessica menolak tawaran Om Renegade, gadis itu bersin berkali-kali.
“Hallo Bung, biar aku lihat KTP mu, ” Om Renegade mengeluarkan PDAnya, tampaknya Om Renegade sedang menyimpan identitas pengemudi taksi itu.
“Antarkan dia dengan selamat sampai kerumahnya, ingat itu baik-baik bung!!” Om Renegade berkata dengan tegas, tanpa banyak membantah pengemudi taksi itu mengangguk.
Mobil taksi itu langsung meluncur membawa Jessica menuju rumahnya,
“Pakkk…, berhenti disini pakkk… Stopppp…” Jessica berteriak, gadis itu tampak ceria.
“Mang Kardiiii…!!” Jessica memanggil nama orang yang setengah mengantuk sedang berjaga diposnya.
“Ehhh… , Jessica… habis dari mana.., waduh sudah jam 01.30 ini…”Mang Kardi melihat jam tangannya.
“Manggg, ini buat mang Kardi…” Jessica turun dari taksi kemudian menyodorkan sebotol coca cola
“Wahhhh, Makasihhhh…”
“Pakkk,, uang Jessica tinggal segini… Cringg Cringg Crinngg” Jessica mengeluarkan uang sisa belanja dan memberikannya pada sopir taksi.
“Kalau kurang, bapak ini yang bayar… ya….” telunjuk Jessica menunjuk hidung mang Kardi, kemudian setelah pamit Jessica melangkah dengan santai.
“Kurangnya Rp 87.500..lagi pakkk” sopir taksi itu menagih angka yang masih belum terbayarkan.
“Hahhhhh !!! “mang Kardi shock, dengan lemas mang Kardi mengeluarkan dompet bututnya dan menarik selembar uang seratus ribuan.
“Aduh, maaf, ada uang pas ?, nggak ada kembaliannya pak..”
“Sudahh, nggak apa-apa” mang Kardi menjawab dengan lemas seperti sedang mengigau, wajahnya masih bengong, sebentar menatap Jessica yang sudah menjauh, sebentar menatap sebotol Coca Cola ditangannya.
”Wahhh…. Terimakasih pak !! ” mobil taksi itupun berlalu
“Whaduhhhh….kembaliannya Oiiiiii!!” tiba-tiba Mang Kardi berteriak.
Wajahnya tambah kusut, rupanya ia baru tersadar, setelah suara taksi itu menghilang dikejauhan. Mata Mang Kardi melotot menatap sebotol Coca Cola ditangannya, Coca Cola termahal didunia seharga seratus ribu rupiah. Mulut pria itu terbuka lebar, matanya berkaca-kaca..
————————————————-
Begitulah ceritanya kali ini he he he
Supaya tar ada warna soft & juga hardnya
Kalo ngak ada halangan ama rintangan
Judulnya Baby Doll – The Awakening, Long Way Home.
Sekilas infonya
Dibawah ini
Thx’s For Reading ^^
Next issue
****************
“Hentikan….!! Dorrrrr…” terdengar bunyi tembakan senjata api keudara.
Mendadak “para senjata” diselangkangan laki-laki yang mengerumuni Jessica menciut seperti balon yang kehabisan udara.
“Hallo gadis kecil kita bertemu lagi….!! Kamu masih ingat ?” Om Renegade tersenyum ramah
“Awasssss…..!!!Hati-hatiii… ” Om Renegade yang mengejar dari belakang berteriak kaget melihat gadis itu terpeleset karena tanah yang becek dan licin.
“Awwwww….. Dukkkkkkkk… Byurrrrrrrrr……” tubuh Jessica melayang sebelum tercebur kedalam sungai, kepalanya terbentur batu dengan sangat keras sampai matanya berkunang-kunang, pandangan matanya mendadak gelap.
****************
“Mang, Koq ngak keluar- keluar sichh saus asinnya?” Jessica bertanya pada Mang Kardi.
Hari ini Jessica memakai baju kaos berwarna biru muda, dengan bawahan rok mini berwarna putih.
“Ya.., Ehmm Uhh.. Sabar…” Mang Kardi masih celingukan, dibawah tegang, tapi hatinya nggak tenang.
Situasi dan kondisi memang kurang mendukung untuk mengeluarkan “uneg-uneg” diselangkangannya..
Tangan Mang Kardi mengelus-ngelus rambut Jessica ,
“Ayo…Jessica…terusin donggg…,” Mang Kardi protes karena Jessica Andres berhenti mempermainkan kemaluannya.
Lidah gadis itu membelit kepala kemaluan Mang Kardi, bibirnya yang mungil berkali-kali mengecup ngecup batang kemaluan mang Kardi, kemudian gerakannya berhenti, kepalanya kembali tengadah kearah wajah mang Kardi.
“Mang Kardi kan sering bilang, kalo dimasukin kemulut ngak akan bau lagi, tapi koq tetep aja bau ya? baunya juga rada-rada aneh, apa permen loli mang Kardi udah kadaluarsa?” Jessica bertanya dengan serius, tangannya bergerak menggoyang-goyangkan batang kemaluan Mang Kardi ke kiri dan kanan.
Mang Kardi cuma bisa garuk-garuk kepala, cengar-cengir tanpa tahu harus menjawab apa. Sambil menekan kepala Jessica kearah kemaluannya , tangan kiri mang Kardi menjejalkan kepala kemaluannya menyumpal mulut Jessica Andres. Mulut Jessica tampak monyong seperti bayi yang sedang menghisap dot.
“Emmmm… Nyummmm… Nyummm…hummmm” suara mulut gadis itu. Mata Mang Kardi merem melek keenakan, tangannya yang keriput merayap agak kebawah dan menyelinap kedalam baju kaos Jessica dari sebelah atas. Setelah menyelinap kebalik bra gadis itu, tangannya bergerak meremas-remas gundukan bukit dada Jessica yang lembut dan halus. Sesekali gerakan Jessica berhenti ketika merasakan rasa geli yang menggelitiki bukit buah dadanya.
”Manggg… geliii… hehehe” Jessica terkekeh kegelian ketika jemari Mang Kardi mengulas-ngulas puting susunya, gadis mungil itu terkekeh kegelian sambil menatap pria setengah baya itu.
“Cegluk… Ceglukkkkk…..” mang Kardi menelan ludah, wajah Jessica yang imut dan seksi membuat nafsu birahinya semakin naik sampai keubun-ubun kepalanya yang sudah botak.
“Nahhh.., sekarang Jessica duduk… iyaaa begitu…” Mang Kardi bangkit dan membimbing gadis itu duduk dibangku panjang yang terbuat dari bahan rotan, sedangkan dirinya bersujud dihadapan Jessica.
“Ayoo…, masa Jessica lupa, harus gimana duduknya?” si tua bangka bertanya sambil kedua tangannya bergerak mengelus-ngelus lutut gadis itu.
Jessica tampak seperti sedang mengingat-ngingat sesuatu, perlahan-lahan gadis itu mengangkangkan kedua pahanya lebar lebar.
”Harus begini kan ya….??” Jessica bertanya untuk memastikan, matanya yang polos memandangi Mang Kardi.
“Ehmmm.. Hemmm… Ya… betul…!!” kedua tangan Mang Kardi perlahan-lahan mulai merayap semakin lama semakin naik keatas mengelus-ngelus dan terkadang meremas lembut sepasang paha Jessica yang mengangkang lebar.
Setelah menyibakkan rok Jessica, tangan Mang Kardi yang keriput menarik bagian atas celana dalam gadis itu, kemudian menarik kain segitiga itu agar terlepas, Jessica menggerak-gerakkan kakinya membantu agar celana dalam lebih mudah melorot lepas.
Untuk beberapa saat hidung Mang Kardi mengendus-ngendus vagina Jessica, kemudian selanjutnya lidah Mang Kardi terjulur, memutari klitoris gadis itu, mengulas-ngulas seperti sedang membersihkan klitoris Jessica yang semakin mengkilap semakin indah. Sesekali lidah Mang Kardi bergerak dengan gerakan liar dan kasar, mengait- mengait daging kecil itu sampai nafas Jessica berkali-kali tertahan, semakin lama Jessica semakin gelisah. “Uhhhhh. Uhhhhhh… Uhhhhh Waaaa” suaranya terdengar semakin mengairahkan.
“Haaddhh… Huhhhhh ? Crutttt… Cruttttttt…” sebuah hadiah bagi kegigihan Mang Kardi dalam mengelola belahan mungil diselangkangan Jessica, mulut Mang Kardi menghisapi selangkangan gadis itu sampai cairan gurih itu kering dihisap oleh mulutnya yang keriput.
“Sini… Hup…”setelah kembali duduk di atas kursi, Mang Kardi membetot tubuh mungil gadis itu, dan meletakkan Jessica dipangkuannya.
Batang penisnya terselip diantara sepasang paha Jessica yang terasa halus dan mulus ketika batang penis Mang Kardi dengan tidak sengaja bergesekan dengan kaki gadis itu. Tangan Mang Kardi yang hitam kering merayap membelai rambut Jessica kemudian bibir Mang Kardi semakin sering mengecupi bibir Jessica “Cuppphhh.. Cuphhh.. Cupphhhh”, bibir Jessica semakin sering termonyong-monyong menyambut ciuman Mang Kardi.
Lidah Mang Kardi menjilati leher Jessica, sesekali dikecupnya leher gadis itu, sementara tangannya merayap masuk kedalam rok Jessica. Tangan Mang Kardi bergetar ketika mengelusi paha gadis itu yang lembut, halus, dan hangat. Jessica merenggangkan kedua pahanya semakin lebar memberi jalan pada tangan mang Kardi yang merayap semakin keatas kearah selangkangannya. Tangan si tua asik menyusuri belahan bibir vagina gadis itu. Mang Kardi tersenyum, setelah beberapa kecupan kasar, mendadak ia melumat bibir gadis itu dengan lembut. Jessica menarik kepalanya kebelakang ketika merasakan gigitan lembut Mang Kardi pada bibirnya yang mungil. Jessica membuka mulutnya kembali sambil menjulurkan lidahnya keluar, seperti yang sering diajarkan Mang Kardi. Lidah Mang Kardi segera terjulur membelit lidah Jessica yang dilanjutkan dengan lumatan-lumatan mesra pada lidah gadis itu. Tangan mang Kardi merayap dan meremas-remas bagian dada Jessica yang menonjol dibalik baju kaos yang dikenakan gadis itu.
“Mmmm… he he he hemmhh… Ommmhh… Hmmm” suara Jessica yang terkekeh-kekeh kegelian ketka buah dadanya digerayangi seolah-olah tenggelam dalam keganasan mulut Mang Kardi yang tak bosan-bosan mengulum bibir mungilnya
“Cepphhh… cpppppphh…, Cccccckkkkk….” sambil terus melumat-lumat bibir mungil Jessica tangan Mang Kardi berkeliaran menjelajahi lekuk-liku tubuh gadis itu, ke paha, dada dan juga keselangkangan.
“Non Jessy !… Noonnnn Jessy !! ” terdengar suara Mbok Narti memanggil-manggil dari kejauhan.
Wanita tua itu tampak kuatir mencari-cari Jessica Andres. Dengan terburu-buru Mang Kardi mendorong pinggul Jessica agar gadis itu berdiri dari pangkuannya, tangan mang Kardi berusaha merapihkan isi selangkangannya yang tersembul keluar. Jessica berdiri mematung, duh lagi enak-enaknya koq didorong, matanya melirik kearah selangkangan Mang Kardi, tangannya bergerak secepat kilat, lebih cepat dari tangan mang Kardi, sambil berseru khawatir.
“Mang Kardi, harus rapi…, pamali,.nanti ditangkep polisi!!!”
“Janngaaann…!! Sretttttttttttttttttttt….!! Whuadddoowwww….!!” Tubuh mang Kardi tersentak, matanya mendelik ketika tangan Jessica menarik resleting celana satpamnya keatas, ‘Kardi Junior’ pun tergigit oleh resleting celana Mang Kardi.
“Mang Kardi !! Sssssttttttt !!” Jessica dengan polos menempelkan jari telunjuk di bibirnya yang meruncing, gadis itu merapikan bajunya. Pada saat ia hendak memakai celana dalamnya ia kembali melirik Kardi Junior yang sedang tersiksa terjepit di resleting celana Pak Satpam.
“Aduhhh…, mang Kardi Gimana Sihh, Nihhh tutupin pake celana dalem Jessica aja dehhh…” Jessica menutupi Kardi Junior dengan celana dalamnya.
“Harus rapi gini kan ya mang, kalo mo keluar…?” Jessica berputar bagaikan seorang model diatas catwalk, sambil meringis-ringis mang kardi mengangguk.
Jessica tersenyum manis, kemudian ia berlari-lari kecil sambil berteriak keras “Mbokkk Nartiiiiiiiii…..” gadis itu melambai-lambaikan tangannya sambil berlari menghampiri perempuan tua itu.
“Nonnn…, kemana aja tohh Nonnn, Si Mbok nyari sampe kemana-mana.., kalau Non mau keluar rumah, harus bilang dulu sama Si Mbok.. ” Mbok Narti membelai-belai rambut Jessica.
Jessica menggelayut manja ditangan Mbok Narti, kemudian berlari kecil di depan Mbok Narti. Wanita tua itu tersenyum kemudian berteriak keras ketika melihat Jessica menghilang dibalik tikungan jalan
“Tunggu Non, jangan jauh-jauh…” dengan tergopoh-gopoh wanita tua itu mengejar nona majikannya.
“Arrrrhhhmmm, Heudeuhh !! ” terdengar suara jeritan tertahan dari dalam pos Satpam ketika mang Kardi dengan paksa melepaskan “Kardi Junior” yang tercekik di resleting celana satpamnya. Wajah Mang Kardi memerah, matanya melotot tanpa dapat dikedipkan kembali, mulutnya terbuka lebar dan “Nguungggg….,Nguuunnnnnngggg, Haeppp Khekkk Khekkk…, uhukkkkk, uhukkkkkkkkk, uhukkkkkkk” seekor serangga masuk dan tertelan oleh mang Kardi sehingga laki-laki tua itu tersedak dan terbatuk-batuk.
Perlahan-lahan sang surya merayap kembali ke sarangnya, rembulan menghiasi malam yang indah, sesosok tubuh mungil perlahan-lahan naik kelantai dua, menuju pintu kamar Mbok Narti. Pintu kamar Mbok Narti perlahan-lahan terbuka “Krrrrett..” sepasang mata memandangi Mbok Narti, wanita tua itu sedang tertidur pulas kecapaian
“Kasiannn… Mbok Narti…, lagi bobo ngak boleh ganggu” Jessica kembali menutup pintu kamar itu, sebenarnya Jessica ingin minta ditemani jajan ke IndoMart
Jessica menghentikan langkahnya ketika ia lewat didepan kamar ibu tirinya terdengar suara-suara aneh dari dalam kamar itu “Plooooppp Plookkk… plooookkkkk… plokkkkk… Ahhhh.. Ahhhh”
Jessica tidak tahu suara apa gerangan yang terdengar begitu aneh,
“Mama Tiri lagi bobo… koq ada suara orang lagi bertepuk tangan ya ?Ada suara orang kesakitan lagi, Ihhhh serem….!! ” Jessica buru-buru berjingjit menjauhi kamar ibu tirinya.
Jessica meloloskan dirinya dari celah jendela yang terbuka lebar, sebuah tas ransel kecil menggantung dipunggungnya. Isi tas ransel itu berbagai rupa termasuk binder clip besar untuk menjepit kertas, dan mungkin juga untuk menjepittttttt….. sesuatu yang lain ?!Hmmmm…
“Minta ditemani mang Kardi aja.. Ahh…”pikir Jessica sambil melangkah menuju pos satpam, namun ia kecewa.
Dari kejauhan terlihat jalan Mang Kardi agak aneh, wajahnya seperti orang yang kesakitan (akibat little accident siang tadi., sepertinya, Kardi Junior masih belum pulih.dan harus dirawat “di rumah sakit khusus”, dibalik celana dalam Mang Kardi yang dekil) sesekali mulut mang Kardi menguap, matanya sudah mengantuk. Akhirnya setelah menghela nafas panjang Jessica memutuskan untuk pergi seorang diri.
“Mana nihhh…?” Jessica cemberut, sudah lama ia berdiri menunggu, tiba-tiba matanya berbinar-binar melihat sebuah mobil angkutan kota di kejauhan.
Tangannya yang mungil melambai-lambai mencegat angkutan kota yang semakin mendekat.
“Yeeee… , malah lewat….” Jessica menggerutu ketika angkutan kota itu lewat tanpa berhenti.
Namun kekesalan dihati Jessica mendadak hilang karena angkutan kota itu mendadak berhenti sambil membunyikan klakson. “Duh koq ngak dari tadi sih berhentinya?” kening Jessica berkerut dengan mulutnya yang semakin runcing.
Jessica berlari-lari kecil karena takut angkutan kota itu meninggalkan dirinya. Tangannya membuka pintu sebelah depan dan langsung naik.
“Mau kemana , malam-malam begini ?” Bang Harun melirik Jessica, ada tatapan jahat yang tersembunyi dari pancaran sinar matanya.
“Ke IndoMart…, Ayooo pakkk jalan….” Jessica bersandar pada kursi jok, wajahnya tampak ceria.
Jessica menolehkan wajahnya kekiri dan ke kanan, ada mobil, ada motor biarpun cuma sedikit, memang nggak seramai siang hari. Hmm pasti orang-orang udah ngantuk, pada bobo, pikir Jessica.
“Pakkk… nanti tungguin Jessica ya…,” Jessica memohon sambil menoleh pada Bang Harun yang mengangguk sambil tersenyum-senyum jahat.
Akhirnya sampai juga Jessica ditempat tujuan, singkat katanya sih udah berhasil belanja nih, sebotol susu Indomilk, trus permen loli rasa strawberry, coklat, terus sebotol coca cola untuk Mang Kardi, terus tidak lupa koyo buat Mbok Narti. Jessica membuka tas ranselnya, kemudian mengambil dompet kecil, selembar uang seribuan diacungkan pada kasir.
“Eee… kurang dik….” Kasir wanita itu tersenyum ramah.
Jessica mengacungkan lagi selembar uang lima ribuan, ternyata masih kurang, saatnya mengeluarkan lembaran uang terakhir yang ada didompet kecilnya hmm angka lima nya ada satu, angka nol nya ada empat, kemudian mengacungkan selembar uang di tangannya, Jessica tersenyum ketika wanita itu berkata cukup. Ia keluar dari Indomart dan tampak gembira ketika melihat mobil angkutan kota itu masih setia menunggu diseberang. Jessica menyebrang dengan hati-hati, kemudian tangannya yang mungil membuka pintu depan.
“Pulang pak….” Jessica bersandar, lama kelamaan matanya mulai terpejam-pejam, kepala Jessica terangguk-angguk dan akhirnya ia tertidur pulas.
Bang Harun menelan ludah sambil berkali-kali menengok kearah gadis itu yang kini sedang tertidur pulas, gadis itu memakai baju kaos putih bertuliskan You can See tanpa lengan dengan bawahan rok ketat mini berwarna hitam. Sopir angkot itu membelokkan angkutan kota itu ke sebuah tempat yang sepi, tidak berapa lama mesin mobilpun berhenti, suara jangkrik dan kodok terdengar dengan jelas. Sebuah tempat yang jauh dari keramaian dan rumah penduduk. Tangan Bang Harun terjulur ke arah paha Jessica, tangannya mengusap-ngusap lutut gadis itu, kemudian merayap naik. Perlahan-lahan ditariknya rok Jessica ke atas, nafas Bang Harun semakin memburu menatap sepasang paha mulus gadis itu yang mulai terexpose seiring dengan gerakan tangan Bang Harun yang terus mengusur rok gadis itu keatas, dinyalakannya lampu kecil didalam angkot itu agar matanya dapat lebih jelas menyaksikan sepasang paha mulus milik gadis itu. Bang Harun menelan ludah ketika telapak tangannya menyentuh permukaan paha Jessica yang halus dan mulus. Beberapa kali telapak tangannya bergerak mengusap-ngusap paha gadis itu dan kini semakin naik dan naik, kearah selangkangan Jessica.
“Ihhhh…. , ngapain sichhhh…. Hoaaaaammm” gadis itu mengigau,
Kepala gadis itu tergolek kearah Bang Harun, tangan Bang Harun yang bertato membelai rambut gadis itu.
“Cantikk…, cantik sekali…”Bang Harun menatap wajah Jessica yang sedang tertidur pulas.
Ia tidak menyadari bahaya besar yang sedang mengancam kegadisannya ditengah malam ini, perlahan-lahan Bang Harun mendekatkan wajahnya pada wajah Jessica. Hidungnya mengendus wangi harum yang lembut.
“Cupp.. Cuppppphhh…” bibir Bang Harun mengecup bibir Jessica yang mungil, sementara tangan Bang Harun semakin asik merayapi permukaan paha gadis itu yang masih tertidur pulas.
“Ehhhhhhh… “Jessica membalikkan tubuhnya ke arah kaca. Bang Harun tersenyum sambil semakin merapatkan tubuhnya, tangannya menarikkan tangan kanan Jessica keatas, hidungnya mengendus-ngendus ketiak Jessica, dikecupnya beberapa kali sebelum lidahnya terjulur-julur keluar bagaikan lidah seekor ular, jilatan-jilatan lembut mulai menerpa ketiak gadis itu, bibir pria itu mulai melumat-lumat dengan semakin bernafsu.
“Ihhhhh….hemmmhh… ” mendadak Jessica membuka mata sambil menarik tangan dan menggeser tubuhnya, wajahnya yang imut masih tampak mengantuk.
“Dimana ini…?” Jessica menatap sekelilingnya, gelap, sepi, gadis itu menoleh kesamping kearah sang sopir angkutan kota yang terkekeh-kekeh.
“Dimana ini pakkkk….?” Jessica bertanya sekali lagi sambil menatap Bang Harun..
Bang Harun tidak menjawab ia membelai rambut Jessica, gadis itu menatap dengan tatapan matanya yang polos. Jari telunjuk Bang Harun bergerak dari sisi kiri telinga gadis itu terus turun ke dagu Jessica. Tangan Jessica menepiskan tangan Bang Harun karena merasakan kegelian. Mendadak bibir Bang Harun mengecup bibir Jessica kemudian melumatnya dengan kasar. Gadis itu hendak menarik kepalanya ke belakang namun tangan Bang Harun bergerak kebelakang kepala gadis itu dan menahannya.
“Mmmmm… Mmmmm… mmmm” kedua tangan Jessica yang mungil berusaha mendorong dada Bang Harun yang mendesak tubuhnya.
“Heeeemmm…!!Hemmh” suara mulut Jessica terdengar keras, dadanya turun naik berusaha mengambil nafas, gadis mungil itu kehabisan nafas karena mulut Bang Harun mengulum dan menghisap-hisap mulutnya dengan kuat.
“Auffff… Haaahhhhh… Ha..uhhhhh…..” suara mulut gadis itu ketika Bang Harun melepaskan lumatannya.
Mulut Jessica megap-megap berusaha mengambil nafas, dadanya bergerak turun naik seirama dengan helaan nafasnya.
“Nama kamu siapa ? Hemmmm…Cuuupphh” Bang Harun bertanya sambil mengencup mulut Jessica yang sedikit terbuka.
“Jessica.. Andresss…” Jessica menyebutkan namanya dengan lengkap, gadis itu menunduk menatap tangan Bang Harun yang menyelinap kebalik roknya.
Pada saat tangan Bang Harun menyentuh permukaan vaginanya, Jessica mengangkangkan kedua kakinya seperti yang biasa ia lakukan jika Mang Kardi mulai memainkan tangannya diwilayah tersebut. Merasa diberi angin, tangan Bang Harun semakin berani menyelinap kebalik celana dalam gadis itu. Tangan Bang Harun bergerak menggesek-gesek belahan bibir vagina Jessica. Lendir-lendir licin semakin banyak meleleh, membasahi kain segitiga putih itu dan membuat sebuah cetakan yang indah di selangkangan Jessica. Bang Harun merasa belum puas kalau hanya melihat cetakannya saja, tangannya dengan kasar membetot kain segitiga di selangkangan gadis itu sampai melorot dan terlepas dibawah kakinya. Bibir mungil Jessica meruncing tampaknya ia marah, sebentar melihat ke selangkangannya, sebentar melihat arah Bang Harun yang asik menatap selangkangan gadis itu, duh ini orang koq kasar amat maen betot aja, maen buka baju, buka rok, dll, dsstt gimana sih, belum juga Jessica berpikir lebih jauh ia memekik kecil ketika mulut Bang Harun mengecup-ngecup permukaan vaginanya, kecupan-kecupan liar Bang Harun membuat Jessica kegelian, bahkan teramat geli, ketika lidah laki-laki itu memoles-moles bibir vaginanya, rasa marahnya mendadak menghilang merasakan sapuan lidah Bang Harun yang membawa sejuta kenikmatan.
“Eeehh… , duhh… aduhhhh… ehhh geli Aha ha ha ha” Jessica tertawa -tawa, kedua tangannya yang mungil mendorong-dorong kepala Bang Harun, laki-laki itu semakin lahap mengecup dan mengendus-ngedus selangkangan Jessica, sampai akhirnya
“Uwwwwahhh….!! Cruttt Cruttttt…. ” Jessica menjerit merasakan rasa nikmat yang berdenyut-denyut diselangkangannya, tubuhnya tergolek dengan lemas, nafasnya terputus-putus, sesekali tubuhnya menggelinjang merasakan rasa nikmat akibat sedotan-sedotan mulut Bang Harun.
“Srrupppphhh… Srrupppphhhh…..” mulut Bang Harun menyeruput cairan-cairan yang meleleh dari sela-sela bibir vagina gadis itu.
Jessica kembali kelojotan, mulutnya yang mungil sedikit terbuka dan tampak seksi. Mulut Bang Harun kini menerkam gumpalan daging ranum di dada Jessica
“Achhhh… Owww….! Owww !” tubuh Jessica melenting-lenting ketika mulut Bang Harun melumat puting susunya dengan kasar dan liar.
Mulut Bang Harun berdecak-decak ketika melahap buah ranum di dada Jessica, lidahnya melingkari puting susu Jessica sebelah kanan sambil sesekali menggelitiki puting Susu gadis itu yang berwarna pink. Tangan Bang Harun.meremas-remas induk payudara Jessica sebelah kiri.
”Oughhh…. , Hsssshhhhh…. Ahhhhhh” bibir Jessica semakin keras mendesah-desah.
“Uhhh… Uuuuuuaaa…..” suara yang terdengar dari mulut gadis itu ketika Bang Harun membalikkan tubuh Jessica Andres dengan kasar, mulut Bang Harun menciumi bongkahan buah pantat Jessica yang menggumpal padat, sesekali digigit-gigitnya dengan lembut bongkahan buah pantat gadis itu. Nafsu Bang Harun semakin menggelegak, lidahnya menari-nari di sela-sela buah pantat Jessica
“Esssttt.. Uhhhh… Eeeeh…nga bolehhh.. itu….., Jorokk…! Jorokkkkk!” Jessica meronta-ronta ketika lidah Bang Harun menyelinap menggelitiki lubang anusnya.
Tangan Bang Harun melingkar dan mendekap kuat-kuat pinggul gadis itu sehingga Jessica tidak dapat berbuat banyak, akhirnya karena kecapaian gadis itu hanya terdiam lagi pula ada rasa geli dan enak ketika lidah Bang Harun menyelinap dan mengulas sela-sela pantat dan mengait-ngait lubang anusnya. Bang Harun kini berlutut dibawah kemudi kemudian tangannya mendorong pinggul gadis itu agar lebih menungging keatas, kemudian dengan lahap mulut Bang Harun melumati lubang anus Jessica.
“Ohhhhh…, Pakkkkk… Uchhhhhhhh….” sesekali Jessica menarik pantatnya ketika Bang Harun dengan gemas menggigit kecil lubang anus Jessica yang empot-empotan
Jari tangan Bang Harun menekan lubang anus Jessica dan dengan sekali tusuk Bang Harun mencoblos lubang anus gadis itu.
,”Awwwwww….!! Aduhhhhh…. !! kebakarannn…, uhhh panas… perihhh…!!” Jessica berteriak-teriak keras
Tangan Jessica merangkul tas ranselnya kuat-kuat menahan rasa panas dan perih yang mendera lubang anusnya.
“Haaaauuh…” mata Jessica kadang-kadang mendelik merasakan ada benda asing yang keluar masuk dilubang anusnya. Panas, ada rasa gatalnya dan perasaan aneh yang mebuat jantungnya semakin berdetak dengan kencang. Tubuh gadis itu terdiam, yang terdengar hanyalah desahan nafasnya saja yang terengah-engah memburu dengan kencang. Sambil tersenyum lebar Bang Harun mulai mensejajarkan kemaluannya dengan lubang anus Jessica , ia merasa korbannya sudah tidak berdaya dan bertekuk lutut secara total pada dirinya.
“Aaaaa… Auuuuwww… ” Jessica kesakitan ketika kepala kemaluan Bang Harun berusaha menerobos lubang anusnya demi meraih secuil kenikmatan, gadis itu menjerit keras ketika kepala kemaluan Bang Harun menerobos lubang anusnya.
Lubang anus Jessica mengigit leher penis Bang Harun namun ketika Bang Harun hendak melakukan penerobosan lebih dalam.
“Bukkkkkk….Ploooppp Ceklekkkkkk…. Huppppp…..” tanpa terduga Jessica menendangkan kakinya kebelakang sehingga Bang Harun terjengkang kebelakang dan kemaluannya terlepas dari jepitan lubang anusnya, bersamaan dengan itu Jessica membuka pintu mobil dan meloncat keluar sambil membetot tas ranselnya, gadis itu kabur ketakutan.
Dengan tidak kalah sigap Bang Harun membuka pintu mobil dan mengejar Jessica, tangan Bang Harun bergerak menyambar.
“Aduhhhhhh….” Jessica menjerit ketika tangannya yang mungil ditarik oleh Bang Harun sehingga langkahnya tertahan.
“Mau kemana lu? Hahh!” Bang Harun melotot dan membentak Jessica, Deggg… Deggggg… degggggg, jantung Jessica berdetak dengan kencang.
“Orangg Jahatttt…!! Pergi.. Pergiii….!!” Jessica memukul-mululkan tas ranselnya, Bang Harun terkekeh-kekeh sambil terus menghampiri gadis itu.
Punggung Jessica tertahan oleh body mobil angkutan kota. Jessica tiba-tiba teringat dengan film Tom & Jerry, posisinya sama seperti Jerry yang sedang terancam oleh Tom, Hmmmmmm…., Jerry menjalankan siasatnya , pura-pura tunduk pada Tom. Jessica juga kini tunduk pada Bang Harun, tangannya melepaskan tas ransel itu kebawah. Kemudian dielusnya batang penis Bang Harun. Kemarahan si sopir angkot mendadak reda setelah merasakan elusan lembut Jessica dibatang kemaluannya. Batang kemaluan Bang Harun tambah keras ketika Jessica bersujud sambil berpegangan pada batang kemaluannya. Lidah Jessica terjulur keluar dan mengulas-ngulas melingkari kepala penis Bang Harun.
“Cpppkkk… Cpkkkkk… Cpkkkkkk…” suara berdecak mulut gadis itu ketika sedang melumat-lumat kepala penis Bang Harun.
Sambil melakukan lumatan dikepala penis Bang Harun, tangan Jessica bergerak mengocok-ngocok batang penis Bang Harun yang hitam
Lidah Jessica bergerak mengulas – ngulas batang penis Bang Harun sampai batang penis itu basah terbasuh oleh air liur Jessica Andres, sesekali mulutnya mengecup menciumi batang penis Bang Harun dan juga mengecup-ngecup biji kemaluannya.
“He he he…” Bang Harun terkekeh-kekeh senang
Jessica memasukkan kembali kepala penis Bang Harun ke mulutnya yang mungil, mulut gadis itu tampak kempot menghisap-hisap dengan kuat. Kepala Bang Harun terangkat, tengadah keatas, matanya terpejam merasakan rasa nikmat emutan Jessica dikepala penisnya, kepala Jessica bergerak maju mundur dalam gerakan yang teratur, demikian juga tangan mungil gadis itu dengan teratur dan perlahan-lahan membuka resleting tas ranselnya, tangannya mengodok-ngodok mencari-cari sesuatu. Tangan Jessica menggenggam sesuatu ditangannya, tangan Jessica bergerak menekan benda itu sampai benda itu ternganga mirip mulut seekor buaya dannnn…!!!
“Krepppppppppppp….. WHUAAARRRGGHHHH!!!!!!” mata Bang Harun melotot, raungan keras terdengar dari mulutnya, nafasnya megap-megap dengan wajah mengernyit kesakitan..
Sambil menjerit keras Jessica memukulkan tinjunya keatas “Royuken…Hiaaattttt!!!” , Jessica meniru pukulan Ryu tokoh favouritenya di game Street Fighter
“Bukkkkkk……” tinju Jessica mendarat tepat diselangkangan Bang Harun.
“Ngheeeekkkk….” suara Bang Harun tercekik ditenggorokannya, laki-laki itu roboh kebelakang, setelah menggeliat beberapa kali Bang Harun berhenti bergerak, matanya terpejam rapat, sebuah binder clip berukuran besar menggigit kepala kemaluannya.
“Jessica menang!! K.O !!” kemudian dengan terburu-buru Jessica memakai pakaiannya kembali, tanpa menoleh kebelakang Jessica berlari sekuat tenaga sambil menggendong tas ransel dipunggungnya, entah berapa lama ia berlari, nafasnya sudah terengah-engah, aduh keringatan, panas, cape, haus.. Jessica mencari-cari sekotak sebotol susu Indomilk rasa coklat di dalam tas ranselnya. Tiba-tiba telinga Jessica mendengar suara erangan, Ehh, ada motor yang terguling, ehhh… ada orang…., Jessica menghampiri orang yang terlentang di atas tanah.
“Omm…., kenapa…? Aduhhh darahhh…” Jessica melihat lengan orang itu berdarah, tangan mungil Jessica terjulur kearah ikat kepala orang itu sambil berkata dengan polos.
“Ommm…, yang luka kan lengannya Om, bukan kepalanya Om, Sini Jessica balutin…” Jessica membuka kemudian membalutkan ikat kepala orang itu, dilengannya yang terluka.
“A.. Aiirrr…” Orang itu tampak lemah, bibirnya tampak kering.
Jessica menatap sebotol susu Indomilk rasa coklat ditangannya, sebentar kemudian menatap orang itu, sambil menghela nafas panjang Jessica mengalah karena tidak tega melihat keadaan orang itu yang sangat membutuhkan pertolongan.
###########################
Satu Jam kemudian
“Ommm… Renegade nggak apa – apa ?” Jessica bertanya sambil membantu orang itu berdiri.
“Om Renegade ? kenapa kau memanggilku Om Renegade, gadis kecil ?” tanya orang itu.
“Habis…, rambut Om mirip kayak jagoan di Film Renegade…, terus badannya gede, tinggi, biarpun muka om jelek tapi baekk” jawab Jessica sejujurnya..
“Ha HA HA… dimana rumahmu gadis kecil ?” orang itu tertawa sambil menuntun tangan Jessica, tinggi Jessica hanya se-ulu hati orang itu ,
“Ommm, nama saya Jessica, bukan gadis kecill..” Jessica memberitahu Om Renegade.
“Brmmmm,, Brrrrrmmmm…..”
Tidak berapa lama terdengar suara motor meninggalkan daerah itu.
Jessica menutup hidungnya dengan tangan kiri, aduh rambut Om Renegade bau asem, jarang keramas kali ya ? wah gawat bisa mati keracunan nih..!!
“Ommm berhenti Ommm…!!! “Jessica menepuk-nepuk bahu orang itu ketika matanya melihat mobil taksi menghampiri dari kejauhan.
“Lohhhh kenapa ?” Orang itu keheranan.
“Pokokknya berhenti Ommm….” Jessica merengek-rengek
“Brrrrmmm.. Brmmmmm” Orang itu menghentikan motornya dipinggir jalan.
“Takssssiiii…!! Taksssiiii !! ” Jessica menjerit sambil melambai-lambaikan tangannya, mobil taksi itupun merapat, Jessica membuka pintu taksi dan duduk di depan.
“Lohhh… , biar aku yang mengantarmu gadis kecil…”Orang itu tampak khawatir
“Eeee…, Enggak deh Ommm, Jessica pulang naik taksi aja… Hatcchiii..!! ” Jessica menolak tawaran Om Renegade, gadis itu bersin berkali-kali.
“Hallo Bung, biar aku lihat KTP mu, ” Om Renegade mengeluarkan PDAnya, tampaknya Om Renegade sedang menyimpan identitas pengemudi taksi itu.
“Antarkan dia dengan selamat sampai kerumahnya, ingat itu baik-baik bung!!” Om Renegade berkata dengan tegas, tanpa banyak membantah pengemudi taksi itu mengangguk.
Mobil taksi itu langsung meluncur membawa Jessica menuju rumahnya,
“Pakkk…, berhenti disini pakkk… Stopppp…” Jessica berteriak, gadis itu tampak ceria.
“Mang Kardiiii…!!” Jessica memanggil nama orang yang setengah mengantuk sedang berjaga diposnya.
“Ehhh… , Jessica… habis dari mana.., waduh sudah jam 01.30 ini…”Mang Kardi melihat jam tangannya.
“Manggg, ini buat mang Kardi…” Jessica turun dari taksi kemudian menyodorkan sebotol coca cola
“Wahhhh, Makasihhhh…”
“Pakkk,, uang Jessica tinggal segini… Cringg Cringg Crinngg” Jessica mengeluarkan uang sisa belanja dan memberikannya pada sopir taksi.
“Kalau kurang, bapak ini yang bayar… ya….” telunjuk Jessica menunjuk hidung mang Kardi, kemudian setelah pamit Jessica melangkah dengan santai.
“Kurangnya Rp 87.500..lagi pakkk” sopir taksi itu menagih angka yang masih belum terbayarkan.
“Hahhhhh !!! “mang Kardi shock, dengan lemas mang Kardi mengeluarkan dompet bututnya dan menarik selembar uang seratus ribuan.
“Aduh, maaf, ada uang pas ?, nggak ada kembaliannya pak..”
“Sudahh, nggak apa-apa” mang Kardi menjawab dengan lemas seperti sedang mengigau, wajahnya masih bengong, sebentar menatap Jessica yang sudah menjauh, sebentar menatap sebotol Coca Cola ditangannya.
”Wahhh…. Terimakasih pak !! ” mobil taksi itupun berlalu
“Whaduhhhh….kembaliannya Oiiiiii!!” tiba-tiba Mang Kardi berteriak.
Wajahnya tambah kusut, rupanya ia baru tersadar, setelah suara taksi itu menghilang dikejauhan. Mata Mang Kardi melotot menatap sebotol Coca Cola ditangannya, Coca Cola termahal didunia seharga seratus ribu rupiah. Mulut pria itu terbuka lebar, matanya berkaca-kaca..
————————————————-
Begitulah ceritanya kali ini he he he
Supaya tar ada warna soft & juga hardnya
Kalo ngak ada halangan ama rintangan
Judulnya Baby Doll – The Awakening, Long Way Home.
Sekilas infonya
Dibawah ini
Thx’s For Reading ^^
Next issue
****************
“Hentikan….!! Dorrrrr…” terdengar bunyi tembakan senjata api keudara.
Mendadak “para senjata” diselangkangan laki-laki yang mengerumuni Jessica menciut seperti balon yang kehabisan udara.
“Hallo gadis kecil kita bertemu lagi….!! Kamu masih ingat ?” Om Renegade tersenyum ramah
“Awasssss…..!!!Hati-hatiii… ” Om Renegade yang mengejar dari belakang berteriak kaget melihat gadis itu terpeleset karena tanah yang becek dan licin.
“Awwwww….. Dukkkkkkkk… Byurrrrrrrrr……” tubuh Jessica melayang sebelum tercebur kedalam sungai, kepalanya terbentur batu dengan sangat keras sampai matanya berkunang-kunang, pandangan matanya mendadak gelap.
****************
Asyk nih, cman freplay tapi hot! Asyk bgt.
Tpi sis lagi ada dndam ama cowk ya? Kok ada bgian yg kjepit sleting, djepit binder, ampe di ryouken pula?! Sbgai cowok, agak miris dan ngilu gue bacanya, .
Hikkss.
Re: hehehe jadi bayangin punya sendiri digituin ya, kebayang sakitnya
cie,,cie,,pertama nih yee,,huhuhu,,kalah gue,,hahai,,
bos shusaku ama bang Raito,,jangan ngebayangin kejepit,,ntar ngilu sendiri,,hahahaha,,bola merah nge-gelinding,,jangan marah just kidding,,heho
komen gue bisa dirangkum jadi 3 point,,
cerita-cerita sis Yohana:
1. bikin bisa langsung kebayang
2. ngegemesin ceritanya >-<
3. express nulisnya
ajarin gue dunz,,hihu
biasanya melulu cewek jablay atw maen keroyokan
bukannya protes sih
tp variasi cerita penting biar ga bosen
buat pengarang yg bisa bkin cerita komplex bgini,,
SALUT!!
bneran, ini crita yg bner2 fresh.. penggambran tokoh yg cute dan polos bner2 terbayang di fikiran saya.
GOOD WORK.
Sering2 buat cerita gni
Ada yg tahu situs cerita dws selain kbb
Re: sama2 selamat lebaran juga buat semua mupengers yg merayakan, makannya yg ribut jangan ribut lagi, biarlah disini menjadi tempat yg damai ga kaya di gedung dpr busuk itu
WAduh…, jadi rada kerasa rada miris yak Hi Hi Hi….,
jadi kepikiran kudunya diakhir cerita dikasih kalimat Don’t Try This At Home ke ke ke…….
*Mba Din’Amel,(hoho ho digabung….)
Untung kita nda punya “dua bola” ya mba, ho ho ho…
kalo sampe lepas ngeri juga sih ^^
cara nulis cerita : satu yang paling pertama, siap-siap cemilan, trus, pasang musik favourite , trus fanta , trus coklatt, jangan lupa.., gosok gigi dulu he he he, nah yang paling vital, jangan sekali-kali lupa nyalain komputernya hi hi hi…. (gubrakkkkk !! ^^)
*Buat Mupenger’s semua
bentar lagi lebaran ya ^^
biar aku nda merayakan, tapi ikutan
mohon maap lahir batin ya ^^, kalo ada salah-salah kata ^^, buat Bos shu, mr raito, mbak dian kanon, mbak din’amel’ ke ke ke ke k ^^, pokoknya buat semuanya
^^ makasih juga saran, koment ,usulannya
Setelah sebulan berpuasa, akhirnya kita dicuci dan bersih dari dosa yang menumpuk.
Setelah bersih, marilah kita menumpuk dosa kembali, supaya tahun bisa bisa dicuci lagi. he he he
(Sori gue orangnya susah diajak serius)
Oh satu lagi, kepada para ksatria berjubah, semoga dosa-dosa anda dimaafkan tuhan.
Kepada para artis dan fans2-nya yang tersinggung oleh tulisan gue, maafin gue yah… tapi gak janji bakalan berhenti nulis
kepada bos Naga Langit, gimana cerita alyssa-nya, jadi difinishing gak?, kalo jadi kirim atuh ke mail saya, yang Raito_99@plasa.com, saya teh nunggu harap2 cemas, siga nu mau brojol abis 9 bulan ini teh!
Mamanya jessica ngapain tuh??…jdi penasaran..
ditunggu eksekusinya ya.. mmuach..
terus mulut saya mengap2 kyk lg orgasme [cucah mingkem],
eh untungnya cuma mimpi…
jangan lupa terusannya….udah ga sabar……he…he….he