1 Maret 2010
- Cerita ini hanyalah Fiksi belaka, jika terdapat kesamaan nama/kejadian/peristiwa maka itu hanyalah kebetulan semata.
- Bacaan Khusus dewasa, (bukan untuk anak dibawah umur,) alias Adult Only…!! ^_^, Read For Your Own Risk’s & isi cerita yang berisi adengan kekerasan dan pemerkosaan samasekali bukan untuk dipraktekkan didunia nyata.(samasekali tidak patut & tidak terpuji untuk ditiru…!!)
- Mkasih banget buat Bos Shu yang sudah meluangkan waktu selama ini buat mengedit, menelaah, menimbang dan memutuskan untuk memposting cerita-ceritaku.
- Nda lupa, makasih juga buat semuanya yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca & memberi masukan-masukan yang membangun ^_^
- Say NO To Rape ,DRUG’S & Crime’s & Terorism in The Real World.
- Satu lagi juga ^ _ ^, dilarang meng-Copy Paste, dan menampilkan cerita ini ditempat lain selain di KBB, Telur Rebus n Arsip Gue.
“Bakk…!! Bukkk…!!Bakkkkk,Bukkk…!!” terdengar suara – suara pukulan dan tendangan dari sebuah pemandian umum di kota itu. Berkali–kali suara lenguhan keras terdengar dari mulut seorang laki-laki yang tengah dikeroyok oleh beberapa orang laki-laki lainnya. Tubuh kurus itu merosot tanpa daya, suara tawa mengejek memenuhi ruangan itu, sementara seorang di antara pengeroyok itu merampas dompet milik si kurus berhidung besar yang bernama Aming kemudian menguras isinya hingga ludes, suara keluhan keras kembali terdengar ketika seseorang menendang tulang rusuk Aming, para pengeroyok itu meninggalkan sikurus yang menggelepar terkapar di atas lantai.
—
MR Raito : aaa-AMINGG ??!! NGA-HAKKK..!! Gubrakkk….!!!!!
Terdengar suara seseorang jatuh terjengkang. Big Brother buru-buru membolak balik naskah di tangannya, kemudian bangkit berdiri dan mengetuk-ngetuk jidat Yohana yang sedang melamun hingga mengeluarkan suara Tukkk…tukkk…tukkk…Yohana segera tersadar dan kembali berkonsentrasi.
—
Genji menatap punggung para pengeroyoknya, ia mengerang menahan sakit sambil berusaha untuk bangkit berdiri, dengan tertatih-tatih Genji melangkah. Untuk sesaat ia mencoba berpegangan pada dinding untuk menjaga keseimbangan kemudian kembali berusaha untuk melangkah perlahan. Mata Genji bersinar kemerahan seiring dengan itu kobaran api berwarna merah kehitaman membalut tubuhnya, menyembuhkan luka dan menghilangkan kesakitan di tubuhnya. Genji melangkah seolah tidak pernah terjadi apa-apa, entah sudah berapa lama Genji tinggal di kota Vegas sebelum akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Jepang.
********************
Sementara itu di sebuah gang yang sepi.
Kamei Eri mengendap-ngendap membuntuti seorang gadis cantik, sebuah senyuman kecil menghiasi bibirnya, ia berkelebat dengan cepat kemudian bersembunyi ketika gadis itu menengok ke belakang karena merasa seperti ada seseorang yang membuntutinya. Gadis cantik itu mempercepat langkah kakinya sambil sesekali menoleh ke belakang.
“Kali ini kau pasti kena Sayumi hi hi hi, “
Eririn tertawa dalam hati, tubuhnya kembali berkelebat dengan cepat, pada saat yang tepat Eririn menerkam tubuh Sayumi Michisige dari belakang, tangan kanan Eririn membelit pinggang Sayumi, tangan kirinya menangkup susu Sayumi.
“Owwwww…!!ee-ehhhh…!!” Sayumi menjerit, ia meronta berusaha melepaskan diri dari pelukan orang itu dan berhasil..!! Sayu menyandarkan punggungnya bersadar pada tiang listrik, nafasnya memburu karena terkejut.
“Hi, I’m back he he he”
Kamei Eri terkekeh melihat ekspresi wajah Sayumi yang ketakutan
“ahh rupanya kau Eri, aku kira seorang chikan yang nyasar, Oo iya, Bagaimana hasil pengejaranmu kemarin…? ”
“Lumayan 2 orang sekaligus ^_^”
“WHUAAHH…ERI ?? kamu digangbang dongg..!!”
“Hush,jangan sembarangan!”
Eri menghampiri Sayumi ia melingkarkan kedua tangannya memeluk pinggang Sayumi. Sayumi membalas dengan melingkarkan kedua tangannya memeluk leher Eririn, bibir Eri dan Sayumi saling mengecup dengan mesra. Sayumi menepiskan tangan Eri yang merayap masuk ke dalam rok mininya.
“Jangan disini Eri, jangan disini….”
“Bagaimana kalau kita kerumahmu ??”
Sayumi mengangguk kecil, mereka berdua bergandengan tangan menuju rumah Sayumi Michisige. Beberapa saat kemudian, Eri melayangkan pandangannya, ia berada didalam kamar Sayumi. Dengan nafas memburu Eri mendesakkan tubuh Sayu pada dinding kamar, tangan Eririn menggerayangi tubuh Sayumi yang pasrah menerima perlakukan mesum itu.
Sayumi Michisige Sayumi MichisigeBirth Place: YamaguchiBirth Date: 13-07-1989Blood Type: A
Eri Kamei
Height: 1.56 m.
Kamei Eri
Birth Place: Tokyo, Japan
Birth Date: 23-12-1988
Blood Type: AB
Height: 1.55 m.
Wajah Eri dan Sayumi merona merah seiring dengan naiknya gairah kewanitaan mereka, suara rintihan-rintihan kecil dan desahan yang menggairahkan mulai terdengar saat keduanya saling menggerayangi tubuh lawannya, satu demi satu pakaian Eri dan Sayumi terjatuh di bawah kaki mereka.“Hssshh, ahhh, Erii….,aaahhhhh”
Sayumi menggelinjang kegelian menghadapi cumbuan Eri yang liar, bagaikan musafir yang kehausan dipadang gurun Eri memanguti bibir Sayumi, Eri menjilati bibir Sayumi kemudian melumat bibir bawahnya dan mengigit lembut bibir atasnya setelah mengusap puncak payudara gadis itu. Eri bersujud di hadapan vagina Sayumi, matanya berbinar memperhatikan kemolekan vagina Sayumi Michisige.
“Hee-ehemmh, Eriii, Ohhh Eriiii…!!.aaaaaaa”
Tangan Eri mengelus-ngelus permukaan Vagina Sayumi dan dimainkannya bulu-bulu jembut Sayu yang tumbuh menghiasi permukaan vaginanya yang molek kemudian bibir Eri mengecup-ngecup Vagina Sayu dengan mesra. Sayumi semakin keenakan saat jari telunjuk Eri terayun turun naik mencolek nakal dan mengosok-gosok belahan vaginanya, selangkangan Sayu semakin becek oleh lelehan lendir vaginanya. Kamei Eri menatap ke atas, ia tersenyum memperhatikan ekspresi wajah Sayumi yang renyah menahan-nahan rasa nikmat. Sayumi membalas tatapan mata Eri, ia menahan nafas saat batang lidah Eri terjulur menggapai belahan mungil di selangkangannya, rasa hangat, basah dan geli membuat sekujur tubuh Sayumi merinding nikmat.
“Oo-utssshhh, akhhhhh.., ihhh Eri…….”
“Slcckk.. sllccckkk.. ckkk ck..!!”
Tubuh Sayu gemetaran disiksa oleh rasa nikmat, ia merintih hebat merasakan belaian-belaian batang lidah Kamei Eri yang begitu pandai memanjakan belahan vaginanya. Ia semakin resah saat bibir Eri mencucup bibir vaginanya, dengan mesra Eririn mencumbu dan melumati bibir vagina Sayumi. Sesekali ia menghisap kuat vagina Sayu hingga Sayumi merintih keras, tubuhnya menggeliat dan menggelinjang indah dalam tarian kenikmatan yang erotis.
“aaa-ah, ah-ah, aaa, Ouh…”
Eri bangkit dan membalikkan tubuh Sayumi ke arah dinding, dengan bernafsu ia menggeluti tengkuk Sayumi hingga Sayumi mendesah-desah, pangutan-pangutan panas Kamei Eri merayap turun ke pundak, ke bahu, kemudian memanguti dan mengigit-gigit lembut leher kiri Sayumi. Tangan Eri menangkap dan meremas-remas buah dada Sayumi.
“Adu-duhhhh…ohhhhh, hmmmmhhh. Mmmhhhppphhhhh..”
Sayumi mengeluh saat merasakan batang lidah Eri menari-nari menggelitik di belakang telinganya, dari kanan belakang bibir Eri meraih bibir Sayumi sementara jemarinya semakin aktif memilin-milin puting susu Sayu yang mengeras. Selangkangan Eri mendesak-desak buah pantat Sayumi Michisige yang empuk padat, Sayu menggeliat berusaha melepaskan diri dari pelukan Eri, ia melangkah dan naik keatas ranjang. Kamei Eri mengekori tubuh Sayumi dari belakang, mata Eri merayapi tubuh Sayumi yang merangkak kemudian membalikkan tubuh berbaring terlentang pasrah dengan kedua kakinya yang mengangkang. Tanpa membuang waktu Eririn ikut merayap, ia menaiki tubuh Sayumi disertai suara desahan-desahan nafas yang menggairahkan Eri menggeluti tubuh Sayumi Michisige. Batang lidah Eri terjulur menjilati bulatan susu Sayumi, dengan menggunakan batang lidah dibasuhnya seluruh buntalan payudara Sayu hingga basah oleh air liurnya. Dengan rakus Eri mengemuti puncak payudara Sayumi saat ia merentangkan kedua tangannya ke atas kepala. Wajah Eri bergeser ia mengendusi lekukan ketiak Sayumi, dijilatinya lekukan ketiak Sayu yang putih harum, sesekali Eririn menggigit nakal lekukan ketiak Sayu hingga Sayu terpekik kegelian.
“Eriii, Hssshhhh, akhh Erriiihh nikmatttthhhhhsssh”
Kenikmatan begitu ganas memecuti tubuh telanjang Eri dan Sayumi yang tengah bergelut dalam geliatan-geliatan tubuh yang menggairahkan, desah dan rintihan terdengar saling sambung menyambung dari bibir keduanya. Bibir Eri dan Sayumi saling pangut dan membekap bibir lawannya, lidah-lidah mereka saling bergelut liar, saling membelit dengan gairah nafsu yang membara yang memanaskan tubuh mereka. Butiran keringat lembut membalut tubuh polos kedua gadis itu yang sedang asik bercumbu untuk memuaskan gairah liar mereka yang terpendam.
“Emmhhh.. Eriii…”
“Sayuuuuu… “
Sayumi membusungkan payudaranya ke atas pada buntalan payudara Eri, puting susu Sayumi yang runcing saling menusuk dengan puting susu Kamei Eri yang mengeras. Suara rintihan-rintihan lirih Sayumi dibalas oleh rintihan-rintihan lirih Eririn, saat puting susu mereka saling menusuk dan payudara mereka saling bergesekan.
“Auhh, ouhh-ohhh, hee-emmmhhhh…”
Sayumi Michisige mendorong kepala Eri yang hendak hinggap pada puncak payudaranya sebelah kiri. Eri menekankan kedua tangan Sayumi ke atas kepala gadis itu sementara mulut Eri kembali menyerang payudara Sayumi dengan liar. Batang lidah Eri menari-nari menggelitiki payudara Sayu, mulutnya mencucup puting susu Sayu kemudian mengenyot kuat-kuat putingnya. Pipi Eri mengempot pertanda Eririn tengah melakukan hisapan-hisapan terbaiknya. Sayu mendesah-desah kecil sambil menggeser-geserkan buah dadanya berusaha menghindari kenyotan mulut Eri yang berpindah-pindah dari buah dada sebelah kiri ke buah dada sebelah kanan, kemudian kembali melompat ke dada kiri.
“Slllcckk sllcccckkkk sllcccccckkkkkk…..”
Bermula dari leher, Batang Lidah eri terayun menjalar menjilati sekujur tubuh Sayu yang putih mulus. Setelah puas memanjakan tubuh mulus Sayumi dengan teknik mandi kucing, Eri memutar posisi tubuhnya. Kini wajahnya meneduhi vagina Sayumi sedangkan vaginanya tepat berada di atas wajah Sayu. Sayumi mengelus vagina Eri yang memayungi wajahnya, bulu-bulu jembut tumbuh merintis dengan indah di selangkangan Eri. Lidah Sayumi terjulur berusaha menjilat belahan vagina Kamei Eri, Slecckkkkkkk…..!!
“Ouhh, Sayu enak bangeettt…. awwww..!!”
Pinggul Eri bergoyang dengan indah, matanya terpejam menikmati setiap jilatan-jilatan batang lidah Sayumi yang basah dan hangat. Tangan Sayu menangkap pinggul Eri dan mulut Sayumi menyergap belahan bibir vagina Eririn, dihisapinya vagina Eri yang becek oleh lendir-lendir vagina.
“Ummhh, Nyummmhh, Eumm, Hummm, Erii, gurih amat sih ckk ck ckkk lezatnyaaaaaa….^_^ slllleppphhh… sllllccckkkkk”
Mulut Sayumi menyeruput cairan vagina Eri, di sela-sela gerakan lidah Sayumi yang terus terayun teratur menjilati belahan bibir vagina Kamei Eri, Rintihan – rintihan kecil Eririn membuat Sayu bertambah rajin mencumbui wilayah terintim gadis itu, lumatan-lumatan Sayumi dan jilatan-jilatan lidahnya pada klitorisnya semakin kuat membelengu Eririn di atas pasungan kenikmatan birahi.
“ahhhhhh…..” kini giliran Sayumi yang mendesah tertahan saat Mulut Eri menungkik menerkam selangkangannya
Hidung Eri mengendusi permukaan vagina Sayumi yang harum, diendus-endusnya aroma bulu- jembut Sayu yang tumbuh merintis menghiasi permukaan vagina gadis itu. Jari Eri yang membentuk huruf V kemudian menekan pinggiran bibir vagina Sayumi. Matanya menatap tajam pada belahan vagina Sayumi yang merekah indah. Aroma vagina Sayumi tercium semakin kuat, Eri membenamkan hidungnya pada rekahan bibir vagina Sayumi. Dihirupnya aromanya, rintihan-rintihan Sayumi yang pasrah membuat Eri bernafsu. Dengan lahap dikenyotinya vagina Sayumi yang kaya akan lelehan-lelahan lendir vagina yang lezat.
Sayumi tidak mau kalah mulutnya menghisapi vagina Eri, hampir berbarengan gerakan tubuh dan nafas kedua gadis itu tertahan seketika. Wajah Sayu dan Eri terlihat begitu renyah menikmati aliran gelombang kenikmatan yang begitu dashyat menghempaskan tubuh mereka berdua, lelehan peluh membanjiri tubuh Sayu dan Eri yang mengejang hebat saat vagina mereka berdenyutan kuat menyemburkan cairan-cairan puncak klimaks.
“Annhhhh, crrrrr crrrrrrrr….crruttt”
“Ouhsssshh, Emmhh Srrr Crrrr Crrettt”
“emmmh, nnnnhh…, emmmm“
“srrrpphhhhh. Srrruppphhhh…”
“Slluuurrppphhhhh.. Ckkk Heshhhhhh, Slllllllllrrruppphhh”
“nyyyoootttt.. nyoooootttt… emmm srrruuupphhhh…”
suara desahan – desahan kecil menyelingi suara seruputan-seruputan mulut Sayumi Michisige dan Kamei Eri yang asik menyeruputi cairan asin lengket di selangkangan lawannya masing-masing. Eri merangkak dan membaringkan tubuhnya disamping tubuh Sayumi, Sayu mendesah manja saat Eri memeluk dirinya, sayu menyambut dengan melingkarkan kedua tangannya memeluk tubuh Eri, tidak terdengar lagi suara rintihan – rintihan Sayu dan Eri, yang terdengar hanya suara desahan-desahan nafas yang semakin teratur. Tiba-tiba saja hampir berbarengan tubuh Sayu dan Eri melompat dari atas ranjang, mereka berdua saling berpandangan satu sama lain.
“Erii, Apakah kau merasakan sesuatu ??”
“iya…., aku merasakan ada sebuah kekuatan kegelapan yang sedang bekerja apakah kau juga merasakannya ?? ”
Eri mengangguk, tanpa membuang-buang waktu, Sayu membuka laci lemari pakaiannya, ia mengeluarkan sebuah kompas dengan ujung besi yang bersinar menunjuk kesuatu titik. Sayumi dan Eri segera mengenakan pakaian mereka yang terlepas, dengan tergesa Sayu dan Eri mengejar mengikuti arahan jarum kecil yang bercahaya di sebuah kompas yang menunjuk ke suatu titik.
–
Note: Guardian’s dapat merasakan kehadiran dark soul, jika dark soul menggunakan kekuatan mereka, dengan bantuan sebuah alat kecil berbentuk kompas, guardian dapat mengetahui di mana letak arah pasti seorang/sekelompok dark soul berada.
–
Sementara itu di sebuah stasiun kereta api bawah tanah…
Di tengah keramaian, seorang pria berusia separuh baya mengekori seorang gadis cantik. Sebuah senyuman menghiasi wajah pria Jepang itu, berkali-kali ia melirik ke bawah rok mini si gadis yang mempertontonkan sepasang kakinya yang mulus.
“Maaf Nona, kira-kira dimana alamat ini ya ??.”
“Ohh, itu……..” gadis cantik itu hendak menjawab namun
“Phufffhhh….” si pria meniup ke arah wajah si gadis ,
Seketika si gadis kesulitan menggerakkan tubuhnya, mulutnya pun terkunci rapat. Tubuhnya dikendalikan oleh suatu kekuatan yang dashyat, dengan santai pria separuh baya itu melangkah, sesekali ia tersenyum sambil menolehkan wajah ke belakang ke arah seorang gadis cantik berada di bawah kendalinya. Gadis itu mengikuti setiap langkah kaki si pria, tubuh gadis itu gemetar berusaha melawan kekuatan yang menguasai dirinya.
“Dugggg.. dugggggg.. duggggg…!!”
Jantung Haruka berdetakan dengan kencang, ia merasakan ketakutan yang amat sangat. Rasa dingin menyelimuti tubuhnya, ia ingin berteriak, ingin menjerit TOLOOOONGGG…!! TOLONGG AKUU…!! namun tidak ada satu patah katapun yang mampu lolos dari bibirnya yang dikunci rapat. Kakinya terus melangkah mengikuti seorang laki-laki berwajah dingin tanpa ekspresi. Haruka melangkah masuk ke dalam gerbong kereta api mengikuti Konzaki, laki-laki itu berdiri tepat di belakang tubuhnya, sementara kerumunan penumpang kereta seakan-akan tidak merasakan kehadiran mereka. Konzaki menjilati tengkuk Haruka, yang hanya mampu menggelengkan kepala. Akhirnya setelah berusaha setengah mati Haruka berhasil membuka mulutnya yang terasa lengket.
“Siapa kau ?? OHH…!!ToLONGG..!! TOLONG AKUUU…!!”
Haruka menjerit sekeras yang ia bisa, gadis itu benar-benar ketakutan sekaligus kebingungan, para penumpang di kereta itu bersikap acuh tak acuh walaupun ia berteriak-teriak keras meminta pertolongan.
“He he he he percuma saja gadis manis, mereka tidak akan dapat mendengar jeritanmu, mereka bahkan tidak dapat merasakan kehadiran kita disini…kau adalah milikku manissss, kauuu milikku!!”
Haruka |
“Lepaskan Aku, Lepaskannn…,ohhhh”
“Lepaskan ?? Ha Ha Ha….., Aku sangat menyukai seorang gadis cantik seperti dirimu manis ,putih, mulus, terawat, jadi sama sekali tidak ada alasan bagiku untuk melepaskanmu, siapa namamu cantik ??”
Haruka tidak ingin menjawab pertanyaan pria itu, namun sebuah kekuatan hawa magis kembali memaksanya untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya.
“Namaku , Haruka…”
—–
Konzaki : Seorang darksoul yang gemar sekali memangsa gadis-gadis cantik di atas kereta, ada semacam rajah (tatoo) laba-laba di keningnya. Air liur Konzaki mengandung sejenis cairan yang dapat merangsang nafsu birahi seorang wanita, ia juga dapat men-summon seekor laba-laba raksasa yang mengerikan, seekor laba-laba raksasa berwarna putih, Laba-laba Salju.
——
“Haruka, nama yang indah.. “
“Ohhhhhh…..”
Haruka mendesah saat jemari Konzaki merayap masuk ke dalam rok seragamnya, meremas buah pantatnya yang bulat padat. Dengan kurang ajar Konzaki menarik celana dalam haruka hingga robek, Bretttt…., Brettt…!! suara robekan celana dalam Haruka, belum puas dengan itu Konzaki merobeki pakaian Haruka kemudian melolosi bra dan rok mini gadis itu. Konzaki berbisik lirih di telinga Haruka. Haruka membalikkan tubuhnya kemudian berlutut di hadapan selangkangan Konzaki, jemari tangannya mulai membuka ikat pinggang Konzaki, menarik turun resleting celananya kemudian merogoh ke dalam kemudian bergerak seperti sedang mencari-cari sesuatu. Tangan Haruka yang tidak terkontrol membetot sesuatu keluar, sesuatu yang menegang dan mengeras milik laki-laki keparat itu.
“Ahhhhhh….?? !” Haruka menjerit kaget, baru pertama kali ini ia melihat dengan mata kepalanya sendiri sebatang penis milik seorang laki-laki
Kepala penis Konzaki masih kulup terbungkus oleh kulit yang melindungi kepala penisnya.
“Bingung ya ?? aku akan membantumu maniss he he he he”
Konzaki meletakkan telapak tangannya pada kepala Haruka. Mata Haruka mendelik, ada sesuatu kekuatan yang masuk ke dalam otaknya memenuhi sel-sel otaknya dengan kemesuman. Telapak tangan Haruka semakin kuat menggenggam batang penis Konzaki kemudian menekan ke bawah. Kulit yang melindungi kepala zakar Konzaki ikut terbetot turun, aroma yang menyengat tercium tajam begitu kepala penis Konzaki menyeruak dari balutan kulit yang membungkus kepala kemaluannya. Mulut Haruka terbuka dan batang lidahnya terjulur keluar menari-nari melingkari kepala penis Konzaki.
“bagaimana rasanya ?? enak bukan ??”
Haruka merasa jijik bukan main ketika batang lidahnya bergerak tanpa dapat dikendalikan bermain-main memutari kepala penis Konzaki. Entah kenapa batang lidahnya seperti sudah diprogram mengikuti sel-sel otaknya yang berubah mesum dan Haruka sama sekali tidak dapat menghentikan gerakan batang lidahnya sendiri, tidak dapat mengendalikan gerakan tangannya mulai mengocok-ngocok batang penis Konzaki. Tubuhnya melayang di udara dan menempel pada sebuah jaring mistis yang menopang tubuhnya, kedua kakinya seperti dipaksa mengangkang semakin labar, vaginanya tersaji tepat di hadapan wajah Konzaki. Suatu kekuatan yang tidak terlihat membuka belahan bibir vaginanya. Mata Konzaki mendelik memperhatikan pemandangan indah di selangkangan Haruka, hidungnya mengejar sesuatu di selangkangan gadis itu.
“Memekmu benar-benar harum Haruka, begitu indah, harum sekali snifffh, snifffhhh,ahhhhhhh, wanggginyaaaaaaaaa…!!”
Konzaki mengendus-ngendus vagina Haruka, ia tersenyum mendengar suara Haruka merintih kegelian. Kesepuluh jemari Konzaki merayap ke atas sambil mengusapi susu Haruka
Mulut Konzaki mengunyah rekahan bibir vagina Haruka, dengan sepenuh hati ia menikmati sajian lezat di selangkangan Haruka.
“J-jangan.., nnnhh, oh-ohhh, uhhh…!! ahhh?? Emm-mhhhh”
“He he he, enak ya?? apalagi jika kujilati klitorismu seperti ini, sllcck slllcckk slllcckk…!!”
Ujung lidah Konzaki melindas tonjolan daging mungil yang bentuknya mirip seperti tonjolan kacang tanah. Tubuh Haruka yang melayang di udara menggigil menahan rasa nikmat luar biasa akibat batang lidah Konzaki yang begitu lihai menguruti tonjolan kelentitnya, ujung lidah Konzaki mengait dan mencokeli tonjolan klitoris Haruka.
“ahhh, ahh-ah ahhhhh….” rintihan-rintihan kecil Haruka membuat Konzaki semakin bernafsu
Dengan rakus ia melumat-lumat clitoros gadis itu, mulut Konzaki mengenyot-ngenyot vagina Haruka, diseruputnya lelehan lendir kewanitaan Haruka yang meleleh melalui bibir vaginanya. Tubuh Haruka mengejang saat Konzaki mengenyoti liang vaginanya, ia seperti ingin kecing dan akhirnya ia tidak sanggup lagi menahan cairan yang berdenyutan dengan nikmat itu.
“aaaaaaaa ?? crretttt, cretttt, creeettt, srrrrrruth………”
“Nyyoootttt.., srrrupphhh…, Nyoooyyyy… Srrrpphhh srrupphhhh”
Mulut Konzaki menghisapi lendir vagina gadis itu. Setelah menyeruput cairan puncak klimaks Haruka hingga kering, sarapan pagi empat sehat dan lima sempurna serasa kurang jika Konzaki tidak merasakan lelehan lendir seorang gadis cantik seperti Haruka. Konzaki membaringkan tubuh Haruka di bawah, tubuhnya meneduhi tubuh Haruka, dengan liar Konzaki menggeluti tubuh mulus gadis itu yang menangis terisak di bawah tindihan tubuh seorang pria yang jika dilihat dari sudut usia, laki-laki itu lebih pantas untuk menjadi ayahnya..
“Slekk, Slekkkk, Shhekkk…”
Konzaki mulai menjejal-jejalkan kepala penisnya pada belahan bibir vagina Haruka. Pria itu tampak tekun menekan-nekankan ujung kepala penisnya pada belahan vagina gadis itu, ditekan dan terus ditekankannya dengan paksa.
“Auh, aa-a-aah , ough..uggghhhh.” Haruka mengeluh menahan desakan-desakan kuat yang berusaha menodainya, berusaha merengut kegadisannya.
Ujung penis Konzaki mulai terselip pada belahan bibir vagina Haruka, sekujur tubuh gadis cantik itu gemetar hebat saat benda terkutuk itu mulai merayap masuk dengan gencar merenggut kegadisannya.
“Hekkkk ?? !! ARHHHHH..!!, drrttt…!! drrtttt…!! Krrtttt…!! OAWWW..!!”
Haruka mengernyit kesakitan saat penis Konzaki mendobrak kesuciannya, suara lolongan keras Haruka terdengar menggairahkan bagi Konzaki. Ia menatap dalam-dalam mata Haruka, lelaki separuh baya itu begitu menikmati ekspresi kesakitan di wajah Haruka saat batang penisnya mendesak memasuki vagina Haruka dengan kasar hingga akhirnya terbenam dengan sempurna tertancap di belahan bibir vagina gadis cantik itu.
“ha ha ha ha.” Konzaki tertawa sambil terus menekankan selangkangannya pada selangkangan Haruka, pinggulnya bergoyang hingga bulu jembutnya bergesekan dengan bulu jembut Haruka.
“Ah-ah..!!, ough, aaaaakkhh..!!”
Tubuh Haruka terdesak-desak dengan kuat saat Konzaki mulai melakukan gerakan memompa. Konzaki menyodoki belahan vagina Haruka hingga menimbulkan suara decakan-decakan yang khas. Batang penis Konzaki bergerak keluar-masuk Clepp., clepp, cleppp, cleppphh, begitulah suara tumbukan batang penis Konzaki dengan vagina Haruka. Haruka mulai dapat menggerakkan tangannya,bahkan kini Haruka dapat kembali mengendalikan tubuhnya sendiri, namun semuanya sudah terlambat, sebatang penis mengait kuat selangkangannya, memacu belahan vaginanya dengan cepat dan kuat. Konzaki mencengkram pergelangan kaki Haruka, ditekannya kaki mulus Haruka hingga lutut Haruka hampir menempel di puncak payudaranya dengan posisi double grip. Konzaki semakin liar menjeblos-jebloskan batang penisnya, mata gadis cantik itu membeliak, bibirnya mendesah-desah tak karuan saat liang vaginanya digenjot kuat oleh Konzaki.
“Ohhhh, emmh-emmh, ah-ah-ahh,oWWWW…!!”
“Cleppphh Cleppp Clepppphhhh…”
Batang penis Konzaki menerobos liar menyelami kenikmatan goa sempit Haruka. Wajah cantik Haruka merona merah, bibirnya yang sedikit merekah merengek kecil menahan kenikmatan yang begitu hebat merayapi sekujur tubuhnya. Berkali-kali terdengar suara pekikan kenikmatan Haruka di sela suara isak tangisnya
“Awwwwwww…!!, crettt.. cretttt.. crrrrrhhh., ahhhhhh.”
Tubuh Haruka melenting mengejang hebat, cairan vaginanya meledak dalam denyutan-denyutan yang terasa nikmat bukan kepalang. Batang penis Konzaki menyerap kering cairan vagina yang bercampur dengan darah keperawanan gadis itu. Suara lenguhan keras Haruka kembali terdengar saat Konzaki mempergencar melakukan serangannya, suara rintihan-rintihan lirih Haruka mengiringi suara tumbukan-tumbukan batang penis Konzaki yang menyodok kasar vagina gadis itu. Sementara mata para penumpang kereta itu seakan-akan dibutakan oleh kekuatan Konzaki, suara kereta seakan tidak sanggup meredam rintihan dan jerit kenikmatan Haruka saat liang vaginanya disodok-sodok dengan kuat oleh batang penis Konzaki.
“Ayoo, duduklah di kursi kenikmatanku…Haruka he he he”
Sambil menarik lengan gadis itu Konzaki duduk mengangkang di atas kursi di dekat jendela, tangannya meraih pinggul Haruka, ia membantu menaikkan vagina Haruka ke atas batang penisnya. Wajah Haruka terangkat ke atas saat penis Konzaki membelah rekahan vaginanya. Haruka mengalungkan kedua tangannya pada leher Konzaki, vaginanya bergerak menghempas-hempas dengan liar, suara pekikan-pekikan kecil terdengar dari bibir Haruka yang sedang lupa diri di tengah-tengah ayunan nafsu birahi yang begitu hebat mencecar tubuhnya yang putih mulus.
“Hebatt..!! Ha Haaaa, kau hebat sekali Haruka chan!!”
“Clepphh Jreb-jrebbb, Clekkkhh, Plepphhh..,ahh ahhhh.”
Konzaki menyodokkan batang penisnya ke atas menyambut setiap hempasan-hempasan vagina Haruka. Mulutnya mencaplok bibir mungil Haruka, memangut dengan liar dan kemudian mengulum dengan penuh nafsu. Konzaki mendekap tubuh mulus Haruka yang basah bersimbah keringat, lalu ia mempergencar serangan-serangan mautnya, disodokinya belahan vagina Haruka dengan lebih cepat dan kuat hingga tubuh molek Haruka berkali-kali tersentak dengan kuat keatas saat Konzaki menyentak-nyentakkan batang penisnya. Tiba-tiba Konzaki menghentikan kocokan batang penisnya, cuping hidungnya kembang kempis mengendus-ngendus leher Haruka, lidah Konzaki menjilati lelehan keringat yang melelehi leher Haruka yang jenjang, kali ini batang penis Konzaki bergerak lembut, gerakan – gerakan yang erotis mengiringi suara-suara rintihan dan desahan gadis cantik itu.
“Sekarang menungginglah manis he he he he”
Haruka menurut saat Konzaki menyuruh Haruka untuk menungging, dengan kasar Konzaki menyodok vagina Haruka dari arah belakang hingga tubuh Haruka terdorong ke depan dengan kuat. Suara lenguhan-lenguhan panjang terdengar dari bibir Haruka, kedua matanya terpejam rapat menikmati sebatang penis yang bergerak keluar masuk tertancap di dalam rekahan liang vaginanya.
“Plokkk.. Plokkkk.. Plokkkkk….PLOKK…!! PLOKKKKK…!!”
Terdengar suara benturan buah pantat Haruka yang beradu dengan selangkangan Konzaki. Semakin lama suara benturan itu terdengar semakin cepat dan keras, seiring dengan semakin cepatnya tubuh Haruka yang tersungkur-sungkur saat vaginanya digenjot-genjot oleh batang penis Konzaki. Buah pantat Haruka yang bulat padat terguncang hebat saat Konzaki menghantam-hantamkan batang penisnya..
“Ahh, Ahhh Aduh Ahhhhh…”
Tangan kiri Konzaki menjambak rambut Haruka, suara kekehan mesumnya terdengar menjijikkan. Matanya berbinar-binar mesum perlahan tangan kanannya merayap kedepan menggapai payudara Haruka dengan bernafsu Konzaki meremas-remas susu Haruka. Konzaki menggeram-geram gemas sambil memacu batang penisnya. Slepp, Slepp, Slepp, Slepp, berkali – kali batang penis Konzaki menghajar belahan vagina Haruka dari ditusuk dan terus ditusukinya celah sempit Haruka yang menyajikan sejuta kenikmatan.
Untuk sesaat Konzaki menghentikan tusukannya, ia memperbaiki posisi doggy style sambil mencengkram pinggang Haruka yang ramping.
“Shepphhh,, Shepphhhh Sheppppp….Blesepphhh”
Konzaki kembali bergerak bagian bawah bergerak, pinggulnya bergerak seperti sedang membetot sesuatu kemudian bergerak seperti tengah membenamkan sesuatu ke dalam belahan bibir vagina Haruka. Berkali-kali ia meleletkan lidahnya sungguh luar biasa rasa nikmat yang dapat diraihnya dari himpitan liang vagina Haruka yang mungil peret. Butiran-butiran keringat membalut tubuh molek Haruka yang terayun-ayun terdesak dalam sentakan-sentakan nafsu liar seorang laki – laki yang jika dipandang dari sudut usia , Konzaki lebih pantas menjadi ayah gadis itu.
“nnhh!!, nhhhh.., nhhhhh!!, ah-ah enhhhh!!Uggghhh.. UNGGGHHH…!!”
Haruka mengeluh keras, batang penis Konzaki begitu kasar menggaruk-garuk dinding vaginanya, menyodok, merojok dengan kekuatan yang hebat seakan – akan hendak menghancurkan goa mungilnya. Terkadang terasa derakan-derakan yang nikmat saat kelamin Haruka dan Konzaki saling bergelut dengan liar, pekikan dan rintihan-rintihan lirih gadis cantik itu mewarnai bunyi beradunya alat kelamin yang saling menggesek.
“crrrttt.. Cretttt..Crettttttt.. Umhhhhh-hsssshhh”
Wajah Haruka terangkat ke atas sementara tubuhnya yang sedang dalam posisi doggy style mengejang selama beberapa detik. Cairan kewanitaannya yang meledak berdenyutan kembali dihisap habis oleh batang penis Konzaki. Dengan kasar Konzaki menarik tubuh molek Haruka yang sudah kelelahan untuk berdiri. Tangan Haruka berpegangan pada handgrip di atas kepalanya. Konzaki mengelus-ngelus bokong Haruka, batang penisnya menggesek-gesek belahan buah pantat Haruka. Lumayan lama Konzaki berkutat berusaha menjebol liang dubur gadis itu.
“Auhh, Uhhh..!! EMMHH..!!OWWWW…!!AWWWW..!!!”
Konzaki tersenyum, kepala penisnya menuai keberhasilan yang gemilang, liang anus Haruka tersumbat oleh kepala penis Konzaki, telapak tangan Konzaki mengelus-ngelus buah pinggul Haruka. Untuk beberapa saat lamanya Konzaki hanya merendam kepala penisnya di dalam jepitan liang anus Haruka yang meringis merasakan rasa pedih dan panas yang menyengat di duburnya. Sambil menggigit tengkuk Haruka, Konzaki mulai mendesak-desakkan batang penisnya untuk menyodomi gadis itu dalam posisi berdiri.
“Unngghhh..!! Nnnngekhhhhh..?? !!! “
Haruka berpegangan kuat-kuat pada handgrip di atas kepalanya, nafasnya tertahan saat Konzaki mengamblaskan batang penisnya. Haruka merintih menahan rasa pedih dan perih yang begitu hebat menyengat duburnya. Kedua mata Haruka membeliak saat senti demi centi penis Konzaki terbenam semakin dalam, buah pantat Haruka menempel erat pada selangkangan Konzaki. Batang penis laki-laki itu mengait anus Haruka.dengan sempurna. Konsaki keenakan menyodomi Haruka, tangannya mengusap selangkangan Haruka kemudian sambil menyodomi Haruka tangannya mengurut-ngurut klitoris gadis itu. Tubuh Konzaki dan Haruka basah kuyup dengan rambut yang acak-acakan, Konzaki terus menyodomi Haruka hingga kereta itu perlahan-lahan berhenti. Beberapa orang melangkah keluar, dua sosok tubuh berkelebat masuk ke dalam kereta.
“Lepaskan gadis itu…Keparat..!!.” Sayumi menghardik Konzaki..
“Hmmm?? lepaskan?? apakah kalian mau menggantikannya??” Konzaki tersenyum mesum sambil mengocokkan batang penisnya.
“Dasar makhluk bejat…!!” Eri mulai merangsek maju.
“Curang..!! main keroyok!! Thatha Haruka, muachh… plakkk..”
Konzaki mengecup pipi Haruka dari samping belakang.
Setelah menampar buah pantat Haruka, tubuh Konzaki berubah seperti bayangan dan menembus kaca jendela. Eri dan Sayumi hendak mengejar namun langkah mereka terhenti saat mendengar suara rintihan Haruka, tubuh Haruka kejang hebat, mereka saling berpandangan. Mata Haruka mendelik-delik menahan derita.
“Eri…,dia terkena racun laba-laba salju, sebaiknya kau cepat membawanya ke markas Guardian…, aku yang akan meladeni Konzaki…”
“Aku akan membawanya ke markas.., tapii…” Kamei Eri mengkhawatirkan Sayumi.
“Jangan khawatir, aku dapat menghadapinya sendirian….” Sayumi tersenyum sambil menepuk bahu Eri.
“Kau yakin ??”
“He-eh…” Sayumi mengangguk dengan yakin.
“Hati-hati Sayu, jangan gegabah jika ia sudah mensummon seekor laba-laba raksasa, laba-laba salju terkenal dengan jaring hawa mistis yang dapat membangkitkan nafsu birahi dan hati-hati dengan racunnya dan satu lagi Sayumi…,oo iya, ingat habisi dia.., jangan diberi ampun..!!”
“Aku tahu, aku tahu he he he, sudahlah Eri lebih baik kau segera membawa gadis itu agar segera mendapat perawatan…”
Sayumi tersenyum manis ia mengerti Kamei Eri sangat mengkhawatirkannya. Eri menempelkan telapak tangannya di tubuh Haruka, sebuah kilatan cahaya memercik dari tubuh Haruka dan Eri. Eri membawa Haruka untuk mendapat perawatan di markas Guardian, kilatan cahaya yang terpercik menyadarkan kembali para penumpang di atas kereta yang hampir berbarengan berseru tertahan mendapati celana dalam, bra, rok mini dan pakaian yang terobek bersebaran di sana-sini. Seorang kakek meraih sehelai celana dalam milik Haruka dan menyembunyikan “barang antik itu” ke dalam tasnya.
“Hup….” Sayumi segera berkelebat melompat keluar dari pintu kereta yang hampir tertutup. Ia berusaha mengejar Konzaki, di suatu tikungan jalan tubuh Sayumi bertabrakan dengan seseorang. Keduanya jatuh terduduk, orang itu ternganga sambil memperhatikan wajah Sayumi Michisige.
“Ee-ehh, Maaf….” Sayumi buru-buru bangkit sambil meminta maaf.
“Kau ?? Tu – Tunggu…., tunggu dulu…!!aku…., kauuu.. ehhh, maksudku…”
Belum juga orang itu selesai berkata-kata Sayumi sudah berkelebat dengan cepat, gerakannya sulit untuk dilihat oleh mata orang biasa. Tanpa terduga orang itu ikut berkelebat secepat Sayumi, ia berusaha mengejarnya. Sayu merapalkan sebuah mantra, gerakannya secepat petir yang menyambar, orang yang bertabrakan dengannya kehilangan jejak. Sayumi terus mengejar Konzaki hingga akhirnya Sayu berhasil mencegat Konzaki di suatu tempat.
“he he he, kau mengikutiku rupanya, apakah kau ingin bercinta denganku hemmmm ??? mendekatlah manis, aku pasti akan memuaskanmu…“
“Tentu saja, tapi ini yang akan bercinta denganmu Hiattt..!!.”
Sayumi mengibaskan pedang katana di tangannya, secarik sinar tajam panas dilapisi kilatan listrik menyambar kearah Konzaki yang buru-buru menghindar sebelum sinar itu menyabit tubuhnya
“Ha ha ha ha,… “
Konzaki bergerak menghindar ke samping kiri, sambil menghindar tangan kanannya bergerak mengebut ke arah Sayumi, Whutttt…!! sebuah sinar berhawa dingin menyambar, dengan ringan tubuh Sayumi bersalto indah menghindari serangan Konzaki. Sinar dingin itu lewat dua jengkal di bawah kaki Sayumi kemudian melabrak sebuah dahan pohon yang membeku seketika akibat hawa dingin pukulan Konzaki.
“Hi hi hi…., mainan anak kecil…, aduhh panasnyaaaa,,,,. “
Sayumi menyarungkan katananya ia mengejek Konzaki sambil mengibas-ngibaskan telapak tangan ke arah wajah seperti orang yang sedang kepanasan. Diejek begitu rupa kontan saja wajah Konzaki memerah seperti kepiting rebus, baru kali ini ada yang berani mengejeknya. Konzaki mengumpulkan seluruh tenaganya, tinjunya diselimuti kristal-kristal es. Sambil berteriak keras ia menghantamkan tinju esnya ke depan.
“Frozen Dust….!!! “ sebuah sinar dengan hawa dingin luar biasa menyambar ke arah Sayumi.
“Thunder Flame….Blast !!“ sebuah sinar berhawa panas berlapis petir menyambut serangan Konzaki.
Dua buah sinar bergelung dengan dahsyat saling mendorong di udara. Nafas Konzaki terengah begitu pula nafas Sayumi. Keduanya membentak keras, terdengar suara ledakan dahsyat. Tubuh Sayumi terdorong ke belakang sejauh lima tombak demikian juga tubuh Konzaki, sebelum tubuh Sayumi merangsek maju menyerang, Konzaki buru-buru memukulkan telapak tangannya ke tanah sambil berteriak keras.
“Illusion Fogs…!!” gumpalan kabut tebal mengaburkan pandangan Sayumi, Konzaki tersenyum senang, ia berkelebat
Sayumi terkejut saat merasakan ada yang memeluknya dari samping kiri, sebelum tangan Konzaki sempat mencomot sepasang payudaranya yang ranum dengan cepat Sayumi melindungi dirinya.
“Thunder Shield..!! Hiahhhh…!! BZZZZZZZZZ…….”
“EEAAAAAKKKKK…!!”
Tubuh Sayu berperisaikan listrik bertegangan tinggi, Konzaki menjerit keras ia merasa seperti sedang memeluk tiang listrik yang sedang konslet di kala hujan. Sebuah tinju Sayu mendarat di ulu hati konzaki sebagai hadiah susulan.
“BukkkKKK…!!, NGUhekkkk…!“ tubuh konzaki terlempar kebelakang, ia jatuh bergulingan, dengan cepat laki-laki itu berdiri sambil memaki habis-habisan. Ia tampak geram tangannya terentang ke samping kemudian mengebut berkali-kali kedepan sebanyak 5 kali. Lima sinar berhawa dingin menyambar dengan dahsyat, belum juga Sayumi menangkis lima serangan berbahaya itu , Konzaki berteriak keras.
“GIANT SNOW SPIDERRRRRR..!! Hearrrhhhhhh….!!!“
Gulungan kabut tebal menggumpal di belakang tubuh Konzaki. Sebuah bayangan raksasa menunjukkan wujud nyatanya, seekor laba-laba raksasa berwarna putih ikut meluruk ke arah Sayumi.
Sayumi melompat jauh ke belakang, kemudian ia berteriak keras sambil mencabut dan menyabetkan katananya keatas seperti sedang membelah langit.
“WHHHUTTTHHH…!!THUNDER FLAME… DRAGOOONNNN…!!”
Sebuah raungan dahsyat mengiringi suara-suara kepakan sayap, seekor naga besar bersisik keemasan meluruk dari atas langit.
“Anjritttt…, BROOOO.!! Apaan tuch…!! “ Konzaki menjerit kaget.
“WHOSSSHHHH….. “ naga besar itu membuka mulutnya, sebuah bola api besar berselimutkan listrik melabrak lima sinar dingin yang menyerang Sayumi. Laba-laba salju terhempas terkena serempetan bola api listrik yang mengeluarkan suara mengerikan saat menghantam batu cadas di kanan belakang tubuh Konzaki. Laba-laba salju dan Thunder Flame Dragon bergelut dan saling menyerang, sementara Sayumi dan Konzaki juga tidak mau kalah, dengan senjata berbentuk cakram besar Konzaki menyerang Sayumi. Diiringi suara bentakan keras Sayumi memapaki serangan Konzaki. Pada suatu kesempatan Sayumi membabat katananya ke arah lutut Konzaki, dengan cepat Konzaki melompat ke udara menghindari sabetan katana Sayumi. Tangannya hendak mengibaskan cakram di tangannya, namun gerakannya masih kalah cepat dengan gerakan Sayumi. Tubuh Konzaki yang melayang di udara menjadi santapan empuk katana di tangan Sayumi.
“E-EHHHH…!! HUAKKKKKKKK…..!!.” Konzaki menjerit keras kedua matanya melotot kesakitan saat tubuhnya diterjang oleh secarik sinar tajam berwarna keemasan,
Tubuh Konzaki terlempar kemudian jatuh bergulingan, rambutnya agak hangus. Konzaki berusaha berdiri, ia meringis, kulitnya terasa pedih bukan main saat ia tersengat listrik bercampur hawa panas dari sabetan sinar katana Sayumi Michisige. Laki-laki itu merinding saat Sayu menghampirinya, sebuah katana yang terhunus tepat di hadapan wajah konzaki, dengan cepat Konzaki berlutut kemudian membentur-benturkan keningnya ke tanah.
“Ampunnn, Amphunnnn, aku menyerah, menyerahhh…hu hu hu” Konzaki menangis sesegukan
Sayumi yang berhati lembut merasa tidak tega saat Konzaki menangis meraung-raung, perlahan-lahan Sayu menurunkan katananya.
“Hmmm, baiklah aku akan mengampunimu, tapi dengan satu syarat..”
“Hu hu hu, apapun itu aku menyanggupinya , asal jangan bunuh aku hu hu”
“Baiklah aku ingin kau bersumpah, jangan pernah sekali-kali lagi kau berani mengganggu seorang manusiapun..mengerti !!”
“Baik-baiklah, B-baikkk….., Aku bersumpah, SUMPAHH…hu hu hu” Konzaki menjawab sambil membentur-benturkan kepalanya ke tanah
Sinar mata Konzaki berkilat licik saat Sayumi membalikkan tubuhnya. Sseekor laba-laba kecil turun dari sebuah benang tipis kemudian menggigit pundak gadis itu. Sayumi mengeluh kecil, ikatan batin antara Sayumi dan naga besar itupun terpecah. Thunder Flame Dragon menghilang seperti pasir halus yang tertiup angin saat kekuatan roh Sayumi menurun dengan drastis.
“Kauuu…!! ufffhhhh…..“ Sayumi limbung saat membalikkan tubuhnya ke arah Konzaki
Katana di tangannya terasa begitu berat dan terlepas dari tangannya, ia melompat menjauh saat Konzaki berkelebat. Sebuah jaring laba-laba besar menjerat tubuhnya yang melayang di udara. Sayumi meronta sekuat tenaga, jaring besar itu begitu lengket, dirinya menempel dengan kuat di atas jaring laba-laba salju. Dengan santai Konzaki naik ke atas jaring besar itu, ia merangkak seperti seekor laba-laba yang sedang menghampiri mangsanya.
“He he he he…., Aku yakin kau pasti belum pernah merasakan sentuhan seorang laki-laki, tapi jangan takut, hari ini kau akan segera merasakannya, aduhh cantiknyaaa…..” menjilat pipi Sayumi
Satu persatu pakaian Sayumi terlepas dari tubuhnya. Mata Konzaki mendelik merayapi lekuk liku tubuh Sayumi. Tangannya mengelus pinggul Sayumi.
“tidakkk.., ohh lepaskan aku…., L-lepaskannnnnn…!!TIDAKK…!!”
“sekarang kau bilang tidak, tapi tunggulah beberapa saat lagi sampai racun laba-laba salju bekerja dengan sempurna, kau akan menggigil kedinginan dan meminta untuk kusetubuhi, ditambah lagi dengan hawa mistis jaring laba-laba salju yang akan membuat gairahmu meledak-ledak HA HA HA HA HA…..!”
Sayumi memaling-malingkan wajahnya ke arah lain saat mulut Konzaki berusaha mengejar bibirnya, laki-laki itu terus mengejar bibir gadis itu dan…emmmhhh mmmhhhhh…..auffhhh mmmhhhh. Mulut Konzaki mengunci bibir Sayumi, tangannya meremas-remas sepasang buah dada Sayu yang mengenyal. Sayumi mendesah pasrah saat mulut Konzaki bergantian melumati sepasang payudaranya kemudian menggelitiki puting susunya yang berwarna pink. Tubuh mulus Sayumi menggelepar saat kecupan-kecupan liar Konzaki merambat turun ke perut, terus turun semakin jauh ke bawah.
“ahhhhh??“ Sayumi terperanjat saat tangan Konzaki membuka bibir vaginanya dengan kasar
Mata Konzaki melotot seperti hampir melompat keluar, lidahnya terjulur kemudian terayun-ayun mencicipi isi vagina Sayumi. Laki-laki itu membenamkan hidungnya pada vagina Sayu, dihirupnya aroma vagina gadis itu dalam-dalam.
“Hssshhhh.. ohhhhhhhhhhhh…..” Sayu mendesah pelan saat ujung lidah Konzaki menggelitiki klitorisnya
Laki-laki itu begitu pandai mempermainkan tonjolan klitoris Sayumi, selain itu racun laba-laba salju mulai bekerja efektif merangsang dirinya, hawa mistis jaring laba-laba membuat gairah sayumi meledak-ledak dahsyat , detak jantung Sayumi berpacu dengan cepat. Ia menjerit – jerit memohon kepada Konzaki untuk menikmati dirinya, Sayu mengangkat-angkat vaginanya ke atas menyambut hisapan-hisapan liar Konzaki. Ia menjerit liar saat mulut Konzaki menghisap-hisap kuat belahan vaginanya.
“Crrrr—cruuttt.. srrrrrrrutcrut… ohhhhhh…….”
“sluruuupphhhhh.. srrrupphhhh…”
Lama sekali Konzaki menghisapi belahan vagina Sayu, laki-laki itu seakan tidak pernah puas untuk menghisapi vagina gadis secantik Sayumi. Konzaki tersenyum sambil membaringkan tubuhnya di sisi tubuh Sayumi yang terus merengek, memohon agar Konzaki bersedia menyetubuhinya
Konzaki tertawa melecehkan sambil menggerayangi dan dan meremas payudara Sayumi. Sambil menghisapi payudara Sayumi, tangan Konzaki mengusap semakin ke bawah, jari tengahnya menekan dan mengucek-ngucek belahan vagina Sayu hingga tubuh gadis itu menggelepar-gelepar di atas jaring kenikmatan. Kegadisan Sayumi terancam saat Konzaki mengambil posisi untuk melakukan penetrasi. Tubuh laki-laki itu naik dan meneduhi tubuh Sayumi.
“apakah kau ingin agar aku memperkosamu ??”
“Iya…, PERKOSA aku.., Ohhhhh,, Tolong perkosa AKUU..!!”
“Nge he he he he, ohh, hangatnyaaaa…,”
Konzaki semakin rajin menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan vagina Sayumi. Tiba-tiba terdengar suara geraman dahsyat, sesosok makhluk besar berkelebat dengan cepat, tubuhnya diselimuti kobaran api kehitaman, dengan reflek Konzaki melompat menghindar, saat sang makhluk menerjang ke arahnya.
“GRRRHHHH..!!, JANGAN SENTUH DIA…KEPARAT..!!” sang makhluk menggeram marah
Laba-laba salju menyerang ke arah makhluk itu. Tangan makhluk itu membentuk cakar kemudian meremas ke arah Laba-laba Salju, hasilnya sungguh luar biasa, laba-laba besar itu tertahan seketika di udara kemudian Blarrrrhhhhh…laba-laba salju hancur seketika
“Arhhh…!! Gilaa, Siapa kau ??!!Hahh ??ASTAGA…!! Tidak mungkin..!! Genji.. Iblis Api !! Sebentar.., sebentar…, kita damai..,kita damaiii, kuberikan gadis ini untukmu , bagaimana ? ”
Konzaki terkejut setengah mati menyadari makhluk apa yang tengah dihadapinya, atau lebih tepatnya jelmaan seorang Dark Soul legendaris yang menghilang selama beberapa abad lamanya. Tinggi tubuh makhluk itu sekitar 2.5 m, mulutnya yang terbuka memperlihatkan barisan gigi-gigi runcing, tangan Genji mencakar ke arah tubuh Konzaki. Kalau saja Konzaki terlambat menghindar sudah pasti tubuhnya akan hancur lebur oleh sebuah kekuatan yang maha dahsyat.
“Berdamai?? boleh…saja, tapi sebagai ganti kedamaian aku meminta nyawamu…!! GRRHH….!!”
“Dasar Keparat…!!Frozen death… HEARRHHHH…!!!.”
Kemarahan membutakan Konzaki dengan siapa ia kini berhadapan, kedua tinjunya melesat ke depan. Seluruh tenaganya dipusatkan untuk menyerang makhluk besar itu. Tubuh besar itu berkelebat cepat tanpa menghindari serangan Konzaki, tangan Genji menyambar batang leher Konzaki.
“Hahh ?? NGHEKKSSs… OOARRRGHH….!!! AGGGGHH!!”
Di tengah keterkejutannya Konzaki terlambat menghindar ia mendelik saat tangan kekar itu mencekik batang lehernya. Kekuatan darksoul yang dimilikinya serasa dihisap habis, penderitaan Konzaki masih belum habis sampai disitu, penderitaannya tergambar jelas dari jerit kesakitannya yang melengking. Seiring dengan terhisapnya cairan tubuh laki-laki itu, tubuh Konzaki membiru mengkerut mengerikan. Genji mendengus kemudian menghempaskan tubuh Konzaki ke tanah, dengan santai ia membalikkan tubuh ke arah Sayumi, beberapa saat lamanya mata genji terpaku merayapi kemolekan dan kemulusan tubuh Sayumi Michisige yang meronta lemah di atas sebuah jaring besar.
“Mirip, mirip sekali, Hrrrhhhh…“ Genji seperti berguman kemudian menggeram lirih
Kini tubuh genji tidak lagi mengeluarkan kobaran api merah kehitaman. Sinar matanya memancarkan kesedihan yang amat mendalam, jarinya menggurat beberapa kali di udara. Jaring laba-laba yang menjerat tubuh Sayumi Michisige putus dengan begitu mudah, tash..! Tashh..!! Tashhhh..!! Tubuh Sayumi melayang ke arah Genji. Dengan hati-hati Genji membopong tubuh Sayumi. Gadis itu mengeluh pelan tidak sadarkan diri dalam bopongannya, entah mengapa Genji begitu lembut membaringkan tubuh Sayumi, ia bahkan memakaikan kembali pakaian Sayumi yang sempat terlepas akibat kejahilan tangan Konzuki.
Genji memincingkan kedua matanya saat mendengar suara keluhan lemah dari bibir Sayumi, telapak tangan iblis api terbuka ke arah Sayumi. Sebuah cahaya energi memancar dengan dahsyat membalut tubuh Sayumi Michisige mendesak racun laba-laba salju keluar melalui butiran keringat yang membanjiri tubuh gadis itu. Hari menjelang sore, dengan sabar Genji menjaga Sayumi. Genji menarik nafas lega saat perlahan-lahan Sayumi mulai membuka kedua matanya.
“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh..!!” Sayumi berseru keras, ia kaget setengah mati melihat sesosok mahluk besar mengerikan berada di dekatnya
Dengan reflek Sayumi melompat menjauhi makhluk mengerikan itu, secepat kilat tangan Sayumi menyambar katananya yang sempat terlepas.
“Tunggu, jangan gunakan dulu kekuatanmu…!!”
“BLARRR…!!” terdengar suara ledakan keras ketika Sayumi mengibaskan katana di tangannya
Sayumi terpaku saat tubuh besar itu tegak tidak bergeming padahal jelas-jelas serangan Sayumi mengenai mahkluk besar itu. Entah kenapa Sayumi merasakan tubuhnya menghangat, ada sesuatu yang menggelitiki gairahnya, Sayumi berusaha untuk berkonsentrasi, ia mencoba untuk menyerang sekali lagi, kali ini dengan kekuatan penuh. Sayumi mengangkat katananya keatas kepala dengan ujung katana yang menghadap langit , bunyi halilintar terdengar saling sambar-menyambar bersahutan. Katana di tangan Sayumi bersinar terang menyilaukan mata, bergemerlapan keemasan, hawa panas menyelimuti tempat itu. Kilatan-kilatan petir memercik dari katana di tangan Sayumi.
“HIAAAATTTTT….!!! BLARRRRR..!!!”
—-
“HUAAAADUHHH,…!! tranggggg….!!” Yohana berseru keras, ia jatuh nyungsep, ke kolong meja komputernya.
Sayumi : Weksss, salah sasaran ? maaf..maaf, kepeleset nih !!
Yohana : @_@., uhhhhhh
Yohana mengeluh pelan kemudian Kelepek Pingsan deh T_T
kalau sudah begini keadaannya, dengan sangat terpaksa
Bersambung, di lain waktu…
Si yu nex tim……………^_^
Di saat yang bersamaan di lain tempat…( & juga di lain episode , entah di mana dan kapannya ^_^ )
———-
Ishikawa Rika melompat dan berlari berusaha menghindari sesuatu yang mengejarnya…beberapa bayangan berkelebatan dengan cepat mengejar gadis cantik itu.
****************
langsung crotttzzz…
btw, pertamax nih…
nice one….
another variation in colourful world of KBB…
live le KBB!!!
Re: long live permupengan indonesia! go to hell munafikers!!
sis yo dibawa bawa pula..
klo kekurangannya, menurut gue terlalu japanese. jadi rasanya jauh untuk di jangkau, tapi overall untuk cerita sih keren.
raito gitu loh..
ditunggu kelanjutannya deh
nice kolab….!!!
Re: gw pengen jadi pemain jav aja nih pengen kebagian peran bareng mihiro & akiho yoshizawa
btw, lanjutin donk bro kepompong nya.
Wkwk.
Emang jago” ya penulis d sini.
D tunggu kelanjutannya.
Re: kayanya si mei haruka pemain jav tuh, bner ga?
Kalo cerita berkualitas kaya gini gue brani dah kasih fee buat yg paling bagus bro shu!
Re: ehhehe…thx2, mujinya ke sis yo dong yg nulisnya, gw kan cuma merapikan
@sis Yo
wah keluar juga akhirnya cerita dark soul. numpang komentar dulu baru baca hehe. kangen baca cerita sis Yo ^_^
btw apa kabar sis Yo? bagi2 pulpynya sis
peace sis Yo ^^
exsis trz..
klo blh saran:
yg lbh bnyk donk dialog’y.. jgn cm garis besar’y aj..
but overall its a nice story 4 march..
@bro shusaku.. request crita to-ge yeyen lydia kekna enak tuh..thx.
Re: requestnya ke yang jago2 fanfics, gw kurang di bidang itu tuh
“Nyyoootttt.., srrrupphhh…, Nyoooyyyy… Srrrpphhh srrupphhhh”
“WHHHUTTTHHH…!!THUNDER FLAME… DRAGOOONNNN…!!”
haha.. cuma sis yo doank nih trade mark nya seperti ini..
mantab kolabnya.
walau cerita pertama dah agak agak lupa
mkasih ya
oww, yang bag ini kebetulan kemaren Bigbroku lagi sibuk
jadi ya aku coba-coba bereksperimen
jungkir balik dan loncat-loncat sendiri hi hi hi
akhirnya berhasil juga bikin cerita ini sendiri,
biarpun babak belur ^_^
gitu loh…,
kalo terlalu japanese gimana yak, kan ini nyeritain Fanfic artis jepang, gitu bro mike, yang tentu aja berjepang-jepang he he he, ada trade mark-ku segala ya hi hi ??
waduh kalau soal fiksi mah jauh lebih lihai bro Naga lagi
*Bro Teddy
thank y , kalo Fightingnya sich ngeadopsi dari baca cerita silat, terus jalan ceritanya ya ngarang sendiri sih,
*sis sena *Bro Kapolcret
makasih, ^_^, oo, dialognya ya yang diperbanyak?? aku tampung dulu ya, thank sarannya
*Bro isenk
iya niy kemana aja ??
perasaan dah lama baru menampakkan wujud sekarang he he he he, boleh dah aku kasih pulpy, ambil di yogya ya (ambil gratis), pas nyampe kasir, bayar hak hak hak…
*Bro Sufe
hah ?? kayanya kalau dikumpulin bercandanya ngak akan lebih dari 2 paragraf koq…
*Bro Jono
mkasih ^_^
wah ada Fee ?? he he he $ $ $ $ dong
*Bro Gemini
mkasih
tanakacchi tuh tanaka reina yak kalo ngak salah
junjun yang anak baru,
haruka itu pake pic nazomi sasaki (kalo ngak salah inget)
nahhh, tapi si Tsunkun itu sapa ya ??
nama koq aneh gitu sih kalo n nya diilangin semua
Tsu(n)ku(n) jadi suku bhs sundanya alias kaki , wakk..
*Bro sexmore
makasih Bro, disini emang tempat menimba ilmu mupeng
aku juga bnyk belajar loh dari para suhu dan sahabat disini yang lebih jago…
*Bos Pimp
mkasih Bro Pimp
duh perasaanku jadi colorfull
*Bro Akang, NAtsu, Quanta
makasih yak..apresiasinya ^_^
*Bos Naga
kebayang deh kalo kita semua disini kejepang & lulus jadi perancang JAV, dibawah trade mark KBB , ciehhhhhh….,dialog jepangnya diganti pake bhs indonesia
“Oiiii, letakkan senjataaa…!! siap…!! Lariiiiii @_@”
(Maraton sambil striptease WHUAAA…!!”
pingsan dah semua yang nonton he he he he
Re: ooh jadi bro raito ga ikutan nulis yg seri ke 2 ini sis? wah hebat ya bereksperimen akrhinya berhasil, salut banget deh! wahaha jav ala kbb, kaya apa tuh ya, nanti ada yang ketawanya hak hak hak….(kaya sapa tuh)
baca karya sis kali ini pikiran langsung melayang k serial Sailor Moon yg pernah d tayangin d salah satu televisi swasta waktu aq masih kecil (wah smpet kecil jg toh? he he he), penggambaran adegan action berbalut nuansa xxx –ny keren n pnuh pnghayatan bgt, bhkan saking menghayatiny wktu nulis sis yo ampe ketiban petir katanany ayumi trs nyungsep di kolong meja, nice idea! he he he
d tunggu seri berikutny, next chapter masukin tokoh tuxedo brtopeng sis biar ada nuansa2 romantisny (ciee.. ni pendekar muka rambo kok hatiny romeo bgt sih? ha ha ha)
Re: ya bener juga kaya sailor moon emang sih, sis yo kayanya penggemar sailor moon jadi terinspirasi dari situ, iya ga?
/d/ material dong…
ehek ehekk,
seremmmmm…., tar anaknya jadi spidergirl dung….
ehh, maksudnya material apa ya ??
*Bang Pendekar
mkasih bang… ^_^
waduh, abang nonton sailormoon juga
wahhhhh wah wahhhhh…..tak disangka, ck ck ck
untungnya aku menangkisnya dengan kris empu gandring, pinjem di Black Note, coba kalo engga , tamat sudah diriku ini ^_^ V
*Bro Gemini
wwwaa, begitu tohh, wah pengetahuannya boleh juga nih…, mkasih petunjuknya
*Sis Sufe
oww, maaf sis aku nda tahu he he he
Re: omonng2 sailor moon jadi inget jaman smp dulu tuh cewek2 lagi pada ngefans, termasuk ada satu cowok yg banci hhyy geli
bos shu mana nich nigmarex…..
ditunggu lho……………
Re; sedang dalam proses, u juga mana neo nightmarenya dah lama nih
gmn klo buat crta bcl jdi budak pembantunya.itukan mantaaapppp…… bos shu ya
iya nih sis Yo, absen dari kbb, sibuk kerjaan. pas senggang uda cape untuk baca. baru sempet2 aja skrg nih. sis Yo sendiri gimana? ada rencana buat cerita apalagi sis Yo? ^^
oya komen lagi ah setelah baca……..
waoowwwww …keren sis Yo, 2 thumb up dahhh ^_^
bikin mupeng ceritanya hohohoho
apalagi tokoh2 nya dari musume, apalagi ada my fave sayumi hehehe (^o^)V
hmm nti yang sayumi, eksekusinya jangan ekstrem ya sis, ga tega euy
btw sis Yo, pulpynya makasih lho :p
sy uda ambil dan pas di kasir, sy bilang, tagihannya diminta ke sis Yo aja. pasti tau kan mba, itu yang suka beli pulpy selusin hohohoho, peace sis Yo :p
hmm…masih banyak cerita yang belum dibaca…nanti sempetin baca ahhhh hehhe.
Re: gw juga kemaren borong uc orange dua lusin, bilang ke kasir tagihannya masukin aja ke sis Yo wakakkaa
waw, fav nya sayumi michishige toch,mudah-mudahan sih enggah extreme gimana gitu ya…
hak hak hak, kalo beli brg di mart kan ngak boleh nguntang, tar dikejar ama kasirnya loh ^_^
wah pantesan ngilang, lagi sibuk toh diluar sana he he,
cerita lain ?? yaaa, sementara sih cuma belajar bikin cerita
serem 1 tamat ^_^
sis ani
wah, bcl jadi pembantu ?? maksudnya “pembantu” suaminya kali he he he
*Bro Dony
mkasih apresiasinya , kutunggu juga ceritanya loh ^_~
*Bos Shu
aku sih punya yang live action,
ama sailor star gitu kalo ngak salah mah
Re: wah sis yo kok ceritanya blm rilis dah omong2 ga surprise dong, bener kan penggemar sailor moon, pasti punya segepok koleksi kartu sailor moon juga, hayo ngaku
Re: hehehe kopi campur orange, rasanya nano nano
Mana neh school diary-nya, itu fav ku Sis…cerita oh seramnya juga mana ? hehe nagih mulu ya ^o^
Re; bukan tokoh jav sis, tokoh idol non jav kok, school girl dah masuk meja redaksi kok, sabar aja lagi dirapihin. kolab kita kapan beres sis?
ooww, gitu yak ??, kalo gitu aku balikin deh ketawanya jadi kah kah kah kah @_~, mkasih sis,
tokoh jav ??
bukan jav kali yak , tapi grup music dari sana…, apa entu disebut kemaren tuh kalu ngak salah disebut jap idol gitu ??
lanjutan sd udah beres,cerita serem dah juga, ^_^
- andra nih
mkasih ^_^
waw, jangan itu , kopi dicampur ama jeruk, tar bisa mules-mules, campur pusing kepala loh
Re: kalau pulpy campur uc bisa ga sis?
sementara sih blum ada ^_^,
kalu morning musume akan dieksplor di Dark Soul,
cuma yang agak susah itu nyari Usia Grup Hello yang lain ya..
kaya berry koubou misalnya kaga ketahuan usianya berapa, kayanya sih masih under age kali ya ^_^
Re: keluarin bintang jav kaya akiho yoshizawa & yuma asami aja sis, fav gw tuh
hehe
ditunggu bos…. jangan terlalu lama… nich lgi lgi nyoba buat cerita judul laen….
Re: ga usah nunggu gitu bro, kan itu cerita2 versi lain nya gitu, tar kalau ada yg janggal ya gw revisi spt biasa kok, kalau perlu gw kirim draft nc 14 yg baru 3/4 unk referensi gmn? mau bikin cerita lain apa nih? nunggu gebrakan barunya
gw mlh gebayangin sailormoonnya sis Yo sis dini ama sis Dina he he
o iya komennya…spt biasa full seks ala sis Yo bikin kepala cenut2..mupeng gilaa ampe keringetann
sis mana lanjutan Feby, the Innocent Seductress-nya?
betul bro shu bilang kita ngelamar jadi pemain JAV aja. udah bayarannya tinggi dapet enak lagi hak hak hak.. aduh kok gw ketuleran ketawa gini?
Re: dah di meja redaksi bro, tunggu aja. iya tuh pemain co jav kan banyak yg ga cakep, kayanya kalau ngelamar bisa tuh hak hak hak (kok pada ketularan ketawa ala sis diny ya?)
btw untuk bro shu, cerita the lust broken home, dah ada lanjutannya belum ya?
Re: blm nih, pengarangnya pensiun kali ya
Iya Sis, mana juga Febby-nya…? mau tau nih kelanjutannya kalo Sis Yo buat exibis ^o^. Itu aja juga gapapa hihihi.
Bro Mike, kayanya lum ada deh…kenapa ? mau nerusin kah ?
Ow tenang Dok , sis Din , dah ada di bos shu koq
tinggal nunggu si dede alfi aja kali ya, ama AKDK ho ho ho
euh, btw apa yang terjadi nih ama Dr Kita , sis din ??
*Bos Shu
jika dicampur dengan kadar yang pas terasa lebih enak koq..,
pulpy +/- 75 %, +/- uC 25 %, nyumm he he he he
Re: wah sis yo kaya bartender aja bisa nyampur2in minuman, hehehe
ga ada pa pa kok sis he he..
ada2 aja sis jadi mirip bartender, apa ga sekalian di cemplungin redoxon 2 butir sis biar klenger. biar kulit jadi kuning gading.
Re: masa bisa kelenger sih kalau campur redoxon?
anjritt…
ganti clana dlm 3x…..
imel nya Mr R apa ?? tar aku add
Re; ini sis invisibility_87@yahoo.com moga2 bisa kolab
Kalo grup Hello yang pasti ga underage sih ada Hangry Angry, GAM, High-King (1 masih underage). Kalau dari Berryz, mereka rata-rata lahir tahun ’92 kecuali Captain (’91), Yurina (’93), dan Risako (’94)
waw, mkasih neh infonya Y ^_^ Y
ow hangry angry , gam ya??