14 September 2008
Perlahan-lahan warna langit yang cerah berganti dengan gelapnya malam, sinar rembulan bersinar dengan indah malam ini, seindah senyuman di wajah buruk Bang Tagor, yang sedang menindih tubuh mungil seorang gadis cantik bermata sipit bernama Fitri Diniyani. Kemaluan Bang Tagor keluar masuk tanpa henti,
“Cleppp…Cleppp…Clepppp” suara batang kemaluan si preman ketika menikmati lubang vagina Fitri Diniyani yang peret dan seret.
Gadis itu tergolek, tubuhnya yang mungil terguncang-guncang tanpa daya diatas ranjang dekil itu setelah kehormatannya dikoyak-koyak dan direngut secara paksa dan kasar oleh si preman berkepala botak.
”Harrrrggggkkk..! Arrrrrhhhh..CRRRTTT…CRRRRRRR”
Si preman memeluk tubuh Fitri kuat-kuat seakan-akan hendak meremukkan tubuh gadis itu, Bang Tagor meleletkan lidahnya ketika merasakan kemaluannya berdenyut-denyut dengan nikmat sambil berkali-kali menyemprotkan lendir-lendir kenikmatan didalam lubang vagina Fitri. Gerakan Bang Tagor berhenti, tubuh Fitri yang basah dan lembut membuatnya betah menindih tubuh mungil gadis itu.
Bang Tagor menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Fitri, ia merebahkan tubuhnya di samping gadis itu. Tangan kanannya mengait pinggang Fitri dan merapatkan tubuh mungil gadis itu ketubuhnya yang kekar dan berbulu. Gadis cantik itu memalingkan wajahnya ketika bang Tagor hendak mencium bibirnya, si preman berwajah buruk hanya tersenyum penuh kemenangan, matanya berkeliaran dengan liar menatapi kemulusan dan kehalusan tubuh gadis itu yang masih anak sekolahan. Wajah cantik Fitri Diniyani yang tergolek kesamping kanan terlihat sangat sensual dengan bibirnya yang kadang-kadang sedikit terbuka untuk mengambil nafas, rambut gadis itu acak-acakan dan sebagian menutupi wajahnya, tangan bang Tagor menyibakkan rambut itu agar ia dapat lebih leluasa mamandang wajah gadis cantik bermata sipit itu,
“Duh Si amoy cantik amatt.., mimpi apa gua semalem?” kata Bang Tagor dalam hati, si preman meleletkan lidahnya ketika matanya memandang bukit mungil di dada Fitri yang tampak masih kencang dan segar.
Kemaluannya kembali berdenyut-denyut dan kemudian berdiri semakin mengeras, kedua tangan Bang Tagor mencengkram bahu Fitri, ia menggeser tubuhnya keatas tubuh Fitri dari arah samping sampai dadanya yang berbulu lebat kembali meneduhi dada gadis itu.
Mulut Bang Tagor mengejar bibir Fitri Diniyani, gadis itu memalingkan wajahnya kekanan dan kekiri menghindari mulut si kepala preman yang hendak mengulum bibir mungilnya. Tangan Bang Tagor menjambak rambut Fitri sampai gadis itu meringis kesakitan, Bang Tagor berbisik “Amoy cantik kayak lu kudu sering diewe, paya tau enaknya entotan.. hehehe”
“Keparammmmmhhhh… Mmmmhhhh…” suara mulut Fitri yang hendak mengumpat itu buru-buru disekap oleh mulut Bang Tagor.
Pipi gadis bermata sipit itu tampak kembang kempis terhisap oleh mulut si botak berwajah buruk. Setetes air mata keputusasaan kembali menetes dari sudut mata Fitri. Sambil berciuman, lidah si preman menggeliat masuk kedalam Mulut Fitri dan mengait-ngait lidah gadis itu, gerakan-gerakan lidah Fitri yang menggeliat-geliat berusaha menghindari lidah si preman secara tidak sengaja justru semakin membuat Bang Tagor semakin senang.
“Ckkkk… mmmm. Ckkk… Cppp” tangan Kiri Bang Tagor menekan belakang kepala gadis itu kearahnya sehingga mulut mereka semakin erat bertaut rapat, gadis itu tampak resah gelisah, tubuhnya mengeliut-geliut dalam gerakan yang indah. Bang Tagor melepaskan kulumannya, kini ia mengangkangi kepala gadis itu, sementara mata sipit Fitri memandang terpaku tanpa berkedip kearah kemaluan Bang Tagor, ada rasa benci ketika melihat benda besar dan panjang milik Bang Tagor yang telah merengut keperawanannya dengan paksa kini terangguk-angguk dihadapan wajahnya.
“Sekarang lu jilatin kontol gua.., He he he”
“Hehhhh !! lu budeg apa ?” Tangan Bang Tagor mencubit induk buah dada gadis itu sampai sicantik meringis kesakitan dan menepiskan tangan Bang Tagor, Sipreman berwajah buruk itu tampak kesal karena Fitri tidak menghiraukan perkataannya.
“kalo ngak nurut awas lu !!Gua gampar sekalian !!Yeeee Hee…disuruh ngerasain yang enak kagak mau…!! dasar bego!! ” Si preman berkepala botak membentak-bentak Fitri sambil menatap gadis itu dengan tatapan mata yang beringas.
Tubuh gadis itu bergetar, matanya yang sipit memandangi batang kemaluan Bang Tagor dengan tatapan mata yang dipenuhi oleh kebencian, namun keberingasan dan bentakan-bentakan bang Tagor membuat hatinya ciut dan terpaksa menuruti keinginan si preman. Bang Tagor terkekeh senang ketika mulut gadis cantik bermata sipit itu perlahan-lahan terbuka, dan menjulurkan lidahnya keluar. Dengan menahan rasa jijiknya Fitri menjilat batang kemaluan Bang Tagor
“Sllllpphh, uhuk…uhuk ” gadis bermata sipit itu terbatuk-batuk sambil menarik kepalanya, ada rasa asin yang terjilat dilidahnya diikuti oleh bau menyengat yang membuat kepalanya pusing.ketika hidungnya mengendus bau kemaluan Bang Tagor.
Fitri Diniyani menatap Bang Tagor yang sedang mengangkangi wajahnya dengan tatapan matanya yang memelas seperti minta dikasihani, namun apa daya Bang Tagor sama sekali tidak mempunyai rasa kasihan terhadap dirinya, yang ada pada diri sipreman berwajah buruk hanyalah keinginan untuk memuaskan nafsu bejadnya pada tubuh gadis cantik bermata sipit itu.
”Jilat..!!” Bang Tagor kembali membentak sambil terkekeh-kekeh senang Bang Tagor membelai-belai rambut gadis itu ketika mulai merasakan jilatan-jilatan dibatang kemaluannya.
“Nahhh…, gitu dong Moyyy lu kudu belajar nyervis kontol! jangan pasif gitu kalo lagi entotan, gua kan jadi ngerasa tidur ama guling, tapi ngak apa!! lu kan baru, jadi belon tau cara ngentot yang bener.., sipppp…lahhh…terus Moyyyyy” mulut Bang Tagor menceracau seperti orang sedang mengigau.
Bang Tagor meraih tangan Fitri Diniyani dan meletakkannya pada batang kemaluannya “Ayoo.. Moyyy sambil dijilati, lu kocok-kocok kontol gua..!Isepppp…” si preman mengajari Fitri untuk memainkan kemaluan Pria, dan Fitri Diniyani melaksanakan perintah Bang Tagor dengan patuh, penolakan gadis itu seolah-olah menguap , sirna entah kemana, Tiba-tiba saja Fitri Diniyani dengan sukarela menjadi budak seks Bang Tagor..
Kenapa…..?
Dalam hati, Fitri juga bertanya-tanya , mungkinkan ini akibat perasaan putus asa dan rasa tidak berdaya dalam tindihan si preman berkepala botak itu yang akhirnya justru memberikan sebuah sensasi kenikmatan yang semakin meledak-ledak didadanya? Gadis Chinese Cantik bermata sipit itu seolah-olah ingin berteriak-teriak dengan keras
“Banggg, perkosa aku lagi bangggggg…!”
“Enak banget Banggg… kocokkkkkkk… yang keras..!! Ahhhhh”
Fitri juga merasakan sebuah sensasi yang luar biasa ketika menyadari dirinya sedang ditonton oleh empat orang anak buah Bang Tagor yang terkekeh-kekeh memandanginya dengan tatapan mesum mereka, decak-decak kagum diiringi komentar-komentar mesum kadang-kadang terdengar dari mulut keempat orang itu. Mulut Fitri menciumi buah pelir Bang Tagor, lidahnya terjulur-julur keluar mengulas-ngulas biji pelir si preman, kemudian jilatan dan ciumannya naik kebatang kemaluan Bang Tagor. Lidah Fitri Diniyani , menari-nari, diatas kepala kemaluan Bang Tagor yang bentuknya mirip helm, tangan Fitri terus mengocok-ngocok batang penis yang sangat dibencinya sampai kemerahan, atau mungkin juga lebih cocok yang tadinya sangat dibenci oleh gadis bermata sipit itu.
Fitri Diniyani sibintang pelajar merasakan perasaan yang aneh, ketika merasakan denyutan-denyutan hangat Batang kemaluan Bang Tagor dalam genggaman telapak tangannya, Ia menatap kepala kemaluan Bang Tagor sebentar sebelum membuka mulutnya lebar-lebar dan “Huuufffhhh.. nmmm..nmm” suara mulut Fitri terdengar begitu mengasikkan ditelinga sang preman, tubuh si preman sampai merinding merasakan kemaluannya sedang diemut-emut oleh seorang gadis Chinese cantik bermata sipit yang masih anak sekolahan, tubuh gadis itu masih segar dan kencang. Bang Tagor menarik kemaluannya dari mulut Fitri, ia bangkit dan berdiri di pinggiran ranjang kemudian tangannya menarik tangan gadis itu dengan kasar agar turun dari ranjang dan berdiri dihadapannya. Kedua tangan Bang Tagor mengelus-ngelus bahu Fitri kemudian turun mengelus-ngelus pinggangnya. Fitri merayapkan tangannya yang mungil meraba-raba dada Bang Tagor yang berbulu, kepalanya menengadah sedikit keatas agar dapat menatap wajah buruk Bang Tagor, wajahnya gadis Chinese bermata sipit itu tampak sensual dengan bibirnya yang sedikit terbuka. Fitri Diniyani mengalungkan wajahnya keleher Bang Tagor, kaki gadis itu agak berjingjit ketika menarik wajah Bang Tagor kearah wajahnya.
Fitri menjulurkan lidahnya keluar sedangkan Bang Tagor membuka mulutnya lebar-lebar dan “Hssscepppkk… Hsssssscepk..” Mulut Bang Tagor tampak rakus menghisapi lidah Fitri, sesekali mulut Bang Tagor menghisap kuat-kuat mulut gadis itu yang sedikit terbuka dengan pasrah, pinggiran mulut Fitri tampak basah oleh air ludahnya yang bercampur dengan air ludah dari mulut Bang Tagor, keempat orang preman anak buah Bang Tagor berteriak-teriak dengan liar. Bang Tagor membalikkan tubuh Fitri kearah anak buahnya, si preman seakan-akan ingin memamerkan kemulusan tubuh gadis Chinese bermata sipit itu, dihadapan anak buahnya. Keempat orang anak buah Bang Tagor berteriak-teriak liar.
“Huahhh!! Cantik Amatttt!!…”
“Wee Heee, liat memeknya…”
“jadi ngak sabar nihhh…, pengen nyobain!!”
Bang Tagor memposisikan dirinya dibelakang Fitri sambil menunggingkan tubuh gadis itu. Ia merendahkan posisi kemaluannya dan kemudian “Jrebbbbb…….. Jebbbbbb… Ahhhhhh..” Fitri mendesah ketika merasakan kepala kemaluan Bang Tagor mulai terbenam memasuki dirinya dengan paksa, tangan kanan Bang Tagor membelit pinggang Fitri sedangkan tangan yang sebelah kiri merayap mengelusi dan meremas-remas buah dada gadis Chinese itu.
Terdengar suara riuh rendah teriakan keempat orang preman anak buah Bang Tagor ketika menyaksikan tubuh Fitri Diniyani mulai terayun-ayun mengikuti helaan kemaluan Bang Tagor sebuah persetubuhan sengit yang sangat kontras antara Fitri Diniyani yang masih anak sekolahan dengan Bang Tagor si preman berwajah buruk berkepala botak.
“Ahhhh… Nnnnnggghhh” wajah gadis itu bersemu merah sehingga menambah cantik wajahnya yang imut, matanya yang sipit terpejam rapat ketika merasakan nikmatnya disetubuhi secara liar dan brutal.”Ahhhh… Aaaa Awwwww… Nnnnnggg CRRRTT” satu teriakan panjang gadis itu mengantarkan dirinya menuju kehancuran yang sangat nikmat.
“Blukkkkk” Suara tubuh gadis itu ketika Bang Tagor melemparkan tubuh mulusnya keatas ranjang kembali.
“Aww…” Fitri menjerit kecil ketika Bang Tagor kembali menerkamnya , dengan kasar laki-laki itu kembali membenamkan kemaluannya ke dalam lubang vagina gadis itu yang hangat dan seret.
Entah berapa kali Fitri terkulai dalam gelombang kenikmatan yang menerpanya tanpa ampun, yang pasti akhirnya laki-laki yang menindihnya tiba-tiba menggeram, wajah cantik Fitri Diniyani mengernyit kesakitan ketika merasakan gigitan gemas bang Tagor dilehernya hingga memerah meninggalkan bekas gigitan, bersamaan dengan itu Fitri merasakan ada cairan panas yang menyemprot berkali-kali di dalam lubang vaginanya.
Hampir setengah jam lebih Bang Tagor duduk diatas kursi yang terbuat dari Rotan, kedua kakinya mengangkang lebar-lebar, kemaluannya terkulai kesamping kanan dan lender-lendir berwarna putih seperti lem yang mulai mongering sementara Fitri Diniyani masih tergolek diatas ranjang dekil itu, matanya yang sipit memandangi si preman berwajah buruk itu, kedua kakinya mengangkang lebar-lebar seakan-akan memohon agar Bang Tagor kembali menggeluti tubuhnya yang terlentang dengan pasrah diatas ranjang dekil itu. Setelah mengumpulkan tenaganya Bang Tagor berdiri sambil bertanya
“Somad, mana nasi goreng pesenan gua ?”
“Ada Bang, diluar.. dimeja makan…”
Bang Tagor melangkahkan kakinya , pada saat Bang Tagor hendak membuka pintu Somad bertanya…
“Boleh Bang ?”
“Ambil sana..” Bang Tagor melirik kearah ranjang kemudian terkekeh-kekeh keluar dari dalam kamar itu.
*****************
Sementara itu didalam kamar…
Empat Orang laki-laki berwajah sangar menghampiri ranjang dekil itu, mata mereka melotot melihat lekuk liku tubuh Fitri Diniyani dari jarak sedekat ini, entah kenapa nafas Fitri mendengus-dengus semakin keras ketika menyadari tubuhnya kini sedang ditonton oleh anak buah Bang Tagor, ia menekuk kedua kakinya seperti huruf “A” kemudian mengangkangkan kedua kakinya kesamping kiri dan kanan mirip huruf “M”, seolah-olah ingin mempertontonkan keindahan vaginanya yang mungil dihadapan anak buah Bang Tagor. Bang Aryo menarik tubuh Fitri Diniyani dari atas ranjang dekil itu, gadis cantik itu kini mulai dihimpit dari belakang, depan, kiri dan kanan.
Bang Aryo memeluk tubuh gadis itu dari belakang bibir Bang Aryo mengecup-ngecup tengkuk leher gadis itu, gigitan-gigitan kecil sesekali bersarang dileher belakang gadis bermata sipit itu. Bang Somad meremas induk buah dada Fitri Diniyani kemudian jari tangannya menarik-narik putting susu gadis itu yang kembali mengeras. Bang Maman tersenyum lebar, kepalanya merunduk, mulut terbuka lebar, ia mengigit-gigit putting susu Fitri Diniyani, sesekali diemutnya kuat-kuat puncak buah dada gadis itu sampai pemiliknya meringis-ringis antara sakit dan nikmat. Bang Dadang menekuk lututnya kemudian bersujud dihadapan kaki gadis itu, tangannya mengelus-ngelus permukaan paha gadis itu, jari tengahnya menghadap keatas dan “Crebbbb…” Bang Dadang memasukkan jari tengahnya kejepitan lubang sempit diselangkangan gadis itu, mata gadis itu membeliak kemudian perlahan-lahan menjadi semakin sayu,
Tangannya yang mungil meraih batang kemaluan Bang Somad dan Bang Maman, kedua laki-laki itu terkekeh-kekeh senang merasakan tangan gadis Chinese itu mulai melakukan kocokan-kocokan yang teratur pada batang kemaluan mereka, sementara keempat laki-laki bertampang sangar dan kasar itu perlahan-lahan mereguk kenikmatan dari kehangatan dan kemulusan tubuh gadis itu.
“Ahhhh… Nnnnnnnhhhhhhh……” tubuh Fitri menggeliat-geliat resah, kenikmatan yang diberikan oleh keempat orang preman yang menggeluti tubuhnya ,semakin meledak-ledak dan meluap tanpa dapat ditampung lagi oleh gadis bermata sipit itu.
Sambil terkekeh-kekeh, Bang Somad segera naik keatas ranjang, setelah menggusur tubuh gadis itu ketengah ranjang, Bang Somad membaringkan tubuhnya disisi kiri Fitri Tangan Bang Somad mengelus perut gadis itu kemudian merayap semakin naik dan mengelusi induk payudara Fitri dengan gerakan yang teratur,tidak berapa lama Bang Somad menundukkan kepalanya dan menciumi bulatan susu Fitri sebelah kiri.
Setelah naik keatas ranjang, mulut Bang Dadang mengenyot kuat-kuat puncak payudara gadis itu, lidahnya bergerak mengulas-ngulas puting susu Fitri yang berwarna pink, kemudian Bang Dadang menggeser tubuhnya sedikit keatas sambil menyibakkan rambut Fitri yang acak-acakan, agar dirinya dapat menikmati wajah gadis itu dari jarak dekat, mulut Bang Dadang mengulum bibir gadis bermata sipit itu, “Mmmmmm… Nnnnnn” Suara mulut Fitri Diniyani terdengar menggairahkan, Bang Dadang sesekali melepaskan mulut gadis itu sambil memandangi kecantikan gadis itu yang semakin sensual. Suara kecupan-kecupan terdengar dengan keras ketika Bang Dadang mengecupi bibir gadis itu yang sedikit terbuka. Bang Maman ikut merangkak, naik mendekati mangsanya sambil tersenyum lebar, ia mendekatkan kepalanya pada buah susu gadis itu sebelah kanan, lidahnya terjulur keluar dan mengulas-ngulas puncak payudara gadis itu, sesekali mulut Bang Maman dengan gemas mengigit kecil bulatan buah dada gadis itu, kemudian mulutnya tampak kempot ketika Bang Maman dengan rakus menyedot-nyedot puting susu Fitri. Kedua tangan Bang Aryo mengelus-ngelus paha gadis itu , sambil mendekatkan kepalanya kearah vagina gadis itu, lidahnya terjulur keluar dan mengulas-ngulas belahan bibir vagina gadis bermata sipit itu yang merengek-rengek dengan manja. Lidah Bang Aryo semakin liar mengulas-ngulas daging kelentit gadis itu yang semakin mengkilap indah.
“Ohhhhhhhh… Nnnnnhhh… Ahhhhhhhhh….” Gadis bermata sipit itu berkali-kali merinding merasakan kenikmatan yang merayapi sekujur tubuhnya.
Bang Aryo tersenyum sambil merentangkan kedua kaki gadis itu semakin melebar kesamping, ia mulai menggesek-gesekkan kepala kemaluannya pada belahan bibir vagina Fitri Diniyani. “Sleeephhh…” perlahan-lahan kepala kemaluan Bang Aryo terbenam kedalam lubang sempit diselangkangan gadis bermata sipit itu.
“Ahhhhhhhhhhhh…!! ” desahan keras terdengar ketika dengan sekali jadi Bang Aryo membenamkan kemaluannya, selanjutnya tubuh gadis itu tersentak-sentak mengikuti helaan kemaluan Bang Aryo.
“Annnhh… Ouhhhhh… Achhhhhhhh Bangggg… Heeennhhh ” kepala gadis itu tergeleng-geleng kekiri dan kekanan ketika Bang Aryo semakin kuat menyodok-nyodokkan kemaluannya menggasak lubang vagina gadis itu, belum lagi Bang Somad dan Bang Maman yang seakan-akan berlomba semakin rakus menyedoti puncak payudaranya. Bang Dadang manarik kepala Fitri kearah selangkangannya kemudian tangannya menjejalkan kemaluannya kemulut gadis itu sambil berkata
“ketimbang lu cuma ngomong uh-ah, uh-ah melulu, mendingan lu emut neh kontol gua.. he he he”
“Hufffhhhh.. Mmmm… Mmmmmmmmmm….” kepala kemaluan Bang Dadang bersukaria dalam emutan mulut Fitri Diniyani, tangan Fitri meremas-remas seprai dekil itu, tubuhnya mengejang dengan kuat dan “Crrrrrrrrrrrrrrrrrr….!! CRRRRTTTT” meledaklah cairan kenikmatan itu tanpa ampun, keempat laki-laki berwajah sangar itu terkekeh-kekeh ketika menyaksikan tubuh gadis bermata sipit itu terkulai dengan lemas, keringat yang bercucuran ditubuh gadis itu membuat tubuhnya semakin basah dan mengkilap indah dibawah sinaran lampu neon didalam kamar itu. Bang Aryo semakin kuat menusuk-nusukkan kemaluannya sampai bunyi – bunyi becek semakin terdengar dengan keras.
“Clepp.. Clepp… Pleppppphhh”, semakin kuat bang Aryo menusukan kemaluannya semakin kuat pula tubuh gadis bermata sipit itu terguncang-guncang diatas ranjang dekil itu, sesekali Bang Aryo menghela kemaluannya dengan perlahan-lahan, terkadang iramanya dibuat semakin cepat dan kuat kemudian dipelankan lagi, seakan-akan sedang mempermainkan gairah birahi gadis itu, sampai suatu ketika
“Awwwwkkkssss…! Akhhhh Bangggg Crrrttttt….Crrrrr” Fitri tidak sanggup bertahan lebih lama, benteng pertahanannya jebol dan menyemburkan cairan lengket itu dengan denyutan-denyutan yang terasa sangat nikmat.
“Arggghhh…Kecrottt… Cruuuuuttttt” kepala kemaluan Bang Aryo juga berdenyut-denyut nikmat memuntahkan cairan lengketnya didalam vagina Fitri.
Bang Dadang tidur terlentang sambil menarik pinggul gadis itu, Fitri Diniyani mengikuti kemauan si preman yang terkekeh-kekeh keenakan ketika gadis itu mulai menekankan kepala kemaluan Bang Dadang agar dapat memasuki lubang sempit diselangkangannya. Mata Fitri Diniyani yang sipit terpejam-pejam ketika merasakan kemaluan Bang Dadang mulai menyeruak memasuki lubang vaginanya. Entah kenapa tubuh Fitri mulai bergoyang, gadis itu menaik turunkan pinggulnya dengan sukarela, kepalanya terangkat keatas, desahan dan rengekan-rengekan manja terdengar dari bibirnya yang mungil, bang Somad dan Bang Maman mengelusi payudara gadis itu, terkadang tangan mereka menggenggam induk payudara gadis itu dan meremas-remasnya dengan kasar.
“HA HA HA, gua ngak nyangka !! cepet juga lu belajar.., nih gua bantuin biar tambah enak !!” Bang Dadang menyodokkan kemaluannya berkali-kali keatas, Fitri menggigit bibirnya menahan kenikmatan yang semakin lama semakin membuat dirinya melambung tinggi keatas awan kenikmatan. Tiba-tiba gerakan gadis itu berhenti tubuhnya mengejang, kedua tangannya bertumpu pada bahu bang Dadang…, nafasnya seakan-akan tertahan dan berhenti
“Heennnhhhhhh!! CRRTTT CRRRRTTT… Blukkkk”gadis itu mengejan dengan kuat dan kemudian rubuh diatas dada Bang Dadang, tangan Bang Dadang memeluk tubuh gadis itu erat-erat.
“Bucat lagi ya Moyy…? He he he”
Fitri hanya terdiam, gadis itu menolehkan kepalanya kebelakang ketika merasakan bahunya ditarik oleh seseorang, rupanya Bang Somad, tangan kiri Bang Somad melingkar membelit pinggang gadis itu sedangkan yang kanan menjejalkan kepala kemaluannya kearah lubang anus gadis bermata sipit itu, Fitri mengerang ketika merasakan lubang anusnya melebar dan semakin lebar, kepala kemaluan Bang Somad dengan beringas membongkar lubang anus gadis itu.
“Heggghhhhh…” mata gadis itu membeliak ketika merasakan sesuatu menyodok dan kemudian menusuk semakin dalam memasuki lubang anusnya, tangan Bang Somad mencengkram pinggul gadis itu, selanjutnya dua batang kemaluan itu semakin liar menggasak lubang anus dan lubang vagina Fitri, Bang Maman merendahkan kepalanya dan lidahnya mengulas-ngulas bulatan buah dada gadis itu.
“Nnnngggghhhhhhh, Ohhh Enakkkkkkkkk. Bangettt Sihhhhhh, Ahhhh.” Tanpa sadar Fitri berteriak keenakan, kepalanya terangkat teratas , bibirnya mendesah-desah dan sesekali berteriak kecil.
“Enak ya Moy…?” Bang Dadang semakin semangat menusuk-nusukkan kemaluannya keatas sekuat tenaga, sehingga suara becek terdengar semakin keras “Crepppp… Croopppppp… Cloppppp… Kecloppp”
“Ini belum seberapa Moy, Ntar lu bakal keenakan sampai menjerit-jerit minta tambah… HA HA HA” Bang Somad menghujamkan kemaluannya sedalam-dalamnya kedalam lubang Anus Fitri Diniyani.
Rintihan-rintihan Fitri Diniyani semakin terdengar keras, rengekan-rengekan manja terdengar dari mulutnya,tubuh gadis itu menggeliat-geliat, teriakan-teriakan liarnya bertambah keras dan keras…sampai…
“Ahhhhhhhhhh!!!!!” Fitri membuka matanya lebar-lebar, nafasnya memburu , sehingga dua buah gundukan buah dadanya tampak bergerak-gerak dengan indah.
***************************
Kemanakah Bang Tagor ? Trus kemanakah keempat anak buahnya yang sedang asik-asiknya menikmati tubuhnya yang mungil, Fitri menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, namun ikatan itu terlalu kuat mengikat kedua tangan dan kakinya sehingga tubuhnya tetap terikat mirip huruf “X” diatas ranjang dekil itu. Gadis itu menatap kaca jendela didalam kamar itu, gelapnya malam masih menghiasi kaca jendela yang agak buram karena berdebu tebal.
Apakah yang sebenarnya terjadi ?
Pintu kamar itu terbuka lebar, anak buah bang Tagor bersungut-sungut ketika Bang Tagor menyuruh mereka keluar dari dalam kamar, keempat preman itu menghardik si kecil Misdi agar segera turun dari atas tubuh Shierlen, mata Misdi melotot melihat Shierlen langsung digumuli oleh keempat orang preman anak buah Bang Tagor
“Hmmm… ini kesempatan gua..!!” pahlawan kecil kita perlahan-lahan melangkah mundur, kaki kecilnya sedikit berjingjit-jingjit, kemudian perlahan-lahan membuka pintu kamar dan menyelinap masuk kedalam.
“Lepaskan…!! Tidakkk…!! keparatttt…!!” Fitri memaki Bang Tagor ketika tangan laki-laki itu mengelus permukaan buah dadanya, satu elusan pertama membuat nafas Bang Tagor semakin memburu ketika telapak tangan kanannya yang kasar menyentuh permukaan payudara Fitri yang lembut dan Halus. “Brengsekkkkk..!Lepasiiinnnnn” Fitri berusaha menggeser-geserkan punggungnya menghindari tangan Bang Tagor yang semakin kurang ajar mengelus-ngelus dan sesekali meremas induk payudaranya.
Bang Tagor hanya terkekeh-kekeh, sesekali tangannya mencubit dan menarik-narik putting susu gadis itu, jeritan-jeritan Fitri bagaikan sebuah senandung yang merdu ditelinga Bang Tagor, makian-makian gadis itu hanya membuatnya semakin bernafsu untuk merayapi bukit buah dada gadis itu yang semakin keras,seperti juga halnya Fitri yang tidak dapat menyembunyikan perasaan terangsangnya, sampai akhirnya ketika tangan kedua tangan Bang Tagor kembali meremas – remas dua bongkahan induk payudaranyanya dengan gerakan yang teratur mulut gadis itu hanya dapat berkata lirih… “Ohhhhhhhh… Jangg.. jangannnhhhh”
“Keparat…!! , Hkk Hkkkk…” gadis bermata sipit itu mulai terisak menangis ketika tubuh Bang Tagor mulai meneduhi tubuhnya yang mungil,
Mata gadis itu berlinangan air mata ketika merasakan kepala bang Tagor menggeliat didadanya, hembusan nafas laki-laki berkepala botak dan berwajah buruk itu terasa menerpa permukaan payudaranya. Mulut Bang Tagor terbuka lebar dan dengan kasar dicaploknya puncak buah dada Fitri sehingga gadis itu memekik kaget, tubuhnya mengejang ketika merasakan hisapan-hisapan mulut Bang Tagor di buah dadanya sebelah kiri. “Sekarang lu nangis, tapi ntar lu bakal teriak, minta tambah he he he!!” kata Bang Tagor sambil pindah mengemut dan menciumi buah dada Fitri sebelah kanan.
Bang mengatur posisinya ia bersujud mengangkang sambil mengarahkan kepala kemaluannya menggesek-gesek bibir vagina Fitri Diniyani, gadis itu memandangi kemaluan sang preman yang hitam dan panjang, yang sudah siap untuk mencabik-cabik kehormatannya, sungguh berat beban mental yang harus diterima oleh gadis itu sehingga Fitri mengeluh panjang dan pingsan ketakutan.
“Yeee…, Moyyy, bangunnnn… yaaa elu, pake acara pingsan segala sih..” Bang Tagor menepuk-nepuk pinggul Fitri diniyani sibintang pelajar.
“Bodo Ah..! “Sipreman tidak mempedulikan keadaan Fitri yang sudah terkapar pingsan tanpa daya, ia meneruskan menggesek-gesekan kepala kemaluannya kebibir vagina Fitri. (Red : Udah pingsan, langsung deh Fitrinya Mimpi diperkosa Hue he he he) Bang Tagor tersenyum lebar sambil menekan-nekankan kepala kemaluannya berusaha membongkar lubang vagina gadis itu yang masih tertutup rapat belum pernah dimasuki oleh benda asing diselangkangan Bang Tagor…Sebuah tangan mungil terjulur kearah selangkangan Bang Tagor dan dengan sekali sentak tangan itu membetot kemaluan Bang Tagor kebelakang… pada saat yang bersamaan dua buah serangan menghantam biji kemaluannya dengan telak. “Pletokkkkkkk….. Pletokkkkkkkk”Suara hantaman itu terdengar dengan keras.
“Heggghhhhh, Anjrittttt!! Modarr Aingggg!!” si preman memegangi selangkangannya.
“Hihhhhh… Bukkkk Bukkkk… Bukkkkk” berkali-kali pahlawan kecil kita menghantamkan tongkat kayu ditangannya kekepala kemaluan Bang Tagor sampai-sampai kepala penis Bang Tagor babak belur dihajar oleh si kecil Misdi. Anak buah Bang Tagor menyerbu kedalam kamar, Misdi tertangkap dan digulung oleh keempat orang preman anak buah bang Tagor.
“Bangggg..!! Ngakk apa-apa Bangggg…!”
“Haduhhh…. Haduhhhhhhhhh…. Haduhhhhhhhh “mulut Bang Tagor mengaduh-ngaduh kesakitan, tangannya memegangi benda kesayangannya yang babak belur dihajar oleh pahlawan kecil kita.
Si preman tampak beringas menghampiri jagoan kecil kita yang sudah terkapar akibat digulung oleh anak buah Bang tagor, tangan Bang Tagor menjambak rambut sikecil Misdi dan menggusur tubuh Misdi keluar kamar.
“Awasss…!! Jangan ada yang berani ngapa-ngapain gadis itu, gua duluan..!!” Bang Tagor menolehkan kepalanya kebelakang.
“Lohhh.. , tadi belum ya Bang..????” Bang Aryo bertanya dengan polos.
“Gobbblokkk..!! Apa Mata lu buta ?? Ngak liat keadaan gua !! Hahhhh!!” Bang Tagor membentak Bang Aryo sambil mengaduh dan memegangi selangkangannya, keempat anak buah Bang Tagor menundukkan wajahnya tidak berani memandangi wajah Bang Tagor yang sedang murka.
“Pokoknya awasss…!! Jangan ada yang berani mengganggu gadis itu ngarti”Bang Tagor kembali mengingatkan anak buahnya.
“Iya Bangg…” keempat orang itu menjawab perlahan
Shierlen menjerit kecil melihat keadaan Misdi yang babak belur, tubuh kecilnya diseret oleh Bang Tagor.
“Bangggg…, jangan Banggg, Kasihannnnn…”Shierlen berusaha merebut tubuh Misdi.
“Minggir Lu…”Bang Tagor mendorong tubuh Shierlen sampai gadis itu terjengkang terjatuh, Shierlen merangkak tanpa mempedulikan rasa sakit ditubuhnya akibat terjatuh, tangannya berhasil meraih tangan Misdi, gadis itu menangis memohon agar Bang Tagor melepaskan Misdi. Misdi menolehkan kepalanya menatap Shierlen, walaupun seluruh tubuhnya terasa remuk namun bibir sikecil Misdi tersenyum sambil memanggil nama gadis itu “Shierrrr…” Suaranya hampir tidak terdengar, hatinya terharu karena Shierlen membela dirinya mati-matian.
“Eee…, Shier sini..!! jangan ikut-ikutan..!” Bang Somad menarik pinggang Shierlen dan menarik tubuh gadis itu sehingga selamat dari tendangan Bang Tagor.
“Misdiiiii…, Misdiiiiiiii…!!!” Tangisan Shierlen semakin keras , gadis itu tidak henti-hentinya memanggil nama Misdi.
“Blammmmmm” Pintu rumah tipe SSSS itu menutup dengan keras, Bang Tagor menyeret sikecil Misdi , ia tidak mempedulikan erangan kesakitan yang terdengar dari mulut Misdi, agak jauh dari rumah itu barulah Bang Tagor berhenti, sebuah pisau ditangannya bergerak dengan cepat kearah selangkangan Misdi.
“Wuaaaaaaaaaaaa….” Misdi bergulingan diatas rerumputan sambil memegangi selangkangannya, Bang Tagor tertawa terbahak-bahak setelah menginjak “milik Misdi yang terlepas” Bang Tagor membalikkan tubuhnya.
Misdi merasakan tubuhnya semakin dingin, pandangan matanyapun semakin kabur, tiba-tiba Misdi merasakan ada rasa panas diselangkangannya, ada asap tipis seperti embun pagi disekujur tubuhnya yang semakin lama semakin membuntal bertambah tebal. Apakah yang sedang dialami oleh si kecil Misdi ?? Trus gimana dong nasib Fitri yang kini sedang terancam, bagaikan telur diujung tanduk ehhh.. maksudnya vagina diujung kemaluan Bang Tagor dan anak buahnya…akankah mimpi Fitri Diniyani menjadi kenyataan ?
He he he
Se’u next episode…
Thx’u for reading
Yohana.. undur diri….!! ^^
Issue……..on Hospital the next
*************************
“Shier.., kita harus lari….”Fitri segera mengenakan pakaiannya , ia menatap Shierlen yang sudah berpakaian lengkap.
“Maafkan Aku.. sebenarnya.. aku.. aku “Shierlen sulit untuk melanjutkan kata-katanya, air mata sudah berlinangan dimatanya.
“Aku sudah tahu Shier…, aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka” Fitri tersenyum kemudian memeluk sahabatnya
“Aku memaafkan kamu koq, Kamu ngak apa-apa kan ?” Fitri tampak mencemaskan keadaan Shierlen Halim, Shierlen terharu, dalam keadaan seperti ini Fitri masih mengkhawatirkan dirinya, walaupun Fitri mengetahui bahwa dirinya lah yang sudah menjerumuskan Fitri dalam keadaan seperti ini, Shierlen sangat menyesali perbuatannya yang sudah mencelakai Misdi dan Fitri Diniyani.
“Misdi.., dimana dia, kita juga harus menyelamatkannya..”Fitri juga tampak mengkhawatirkan keadaan si kecil Misdi.
“Misdi.. Diaa… Hkkk Hkkkkk….” Shierlen tidak sanggup menahan tangisanya, ia balas memeluk Fitri Diniyani, sambil terisak-isak Shierlen menceritakan pengorbanan Misdi demi menyelamatkan kehormatan Fitri.
Fitri tercekat, ia merasa terharu, pantas saja kehormatannya tetap terjaga ternyata semua ini berkat pengorbanan Sikecil berambut poni.
“Brakkkk…” Pintu kamar itu terbuka dengan kasar, empat orang preman berwajah mesum memasuki kamar itu
“Kalian Mau apa..” Shierlen menyembunyikan Fitri dibalik punggungnya.
“Kami Cuma ingin memberikan kenikmatan He he he” Bang Maman tersenyum-senyum.
“Ingat kata-kata Bang Tagor, kalian ngak boleh ganggu Fitri ” Shierlen mencoba menggertak keempat preman yang semakin merangsak maju.
“Biar aja!! itu sih, urusan nanti he he he”Bang Aryo menelan ludah sambil meleletkan lidahnya menatap Fitri Diniyani yang ketakutan.
Keempat laki-laki itu membuka pakaian mereka , empat batang kemaluan sudah siap untuk memangsa Fitri dan Shierlen.
*************************
“Cleppp…Cleppp…Clepppp” suara batang kemaluan si preman ketika menikmati lubang vagina Fitri Diniyani yang peret dan seret.
Gadis itu tergolek, tubuhnya yang mungil terguncang-guncang tanpa daya diatas ranjang dekil itu setelah kehormatannya dikoyak-koyak dan direngut secara paksa dan kasar oleh si preman berkepala botak.
”Harrrrggggkkk..! Arrrrrhhhh..CRRRTTT…CRRRRRRR”
Si preman memeluk tubuh Fitri kuat-kuat seakan-akan hendak meremukkan tubuh gadis itu, Bang Tagor meleletkan lidahnya ketika merasakan kemaluannya berdenyut-denyut dengan nikmat sambil berkali-kali menyemprotkan lendir-lendir kenikmatan didalam lubang vagina Fitri. Gerakan Bang Tagor berhenti, tubuh Fitri yang basah dan lembut membuatnya betah menindih tubuh mungil gadis itu.
Bang Tagor menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Fitri, ia merebahkan tubuhnya di samping gadis itu. Tangan kanannya mengait pinggang Fitri dan merapatkan tubuh mungil gadis itu ketubuhnya yang kekar dan berbulu. Gadis cantik itu memalingkan wajahnya ketika bang Tagor hendak mencium bibirnya, si preman berwajah buruk hanya tersenyum penuh kemenangan, matanya berkeliaran dengan liar menatapi kemulusan dan kehalusan tubuh gadis itu yang masih anak sekolahan. Wajah cantik Fitri Diniyani yang tergolek kesamping kanan terlihat sangat sensual dengan bibirnya yang kadang-kadang sedikit terbuka untuk mengambil nafas, rambut gadis itu acak-acakan dan sebagian menutupi wajahnya, tangan bang Tagor menyibakkan rambut itu agar ia dapat lebih leluasa mamandang wajah gadis cantik bermata sipit itu,
“Duh Si amoy cantik amatt.., mimpi apa gua semalem?” kata Bang Tagor dalam hati, si preman meleletkan lidahnya ketika matanya memandang bukit mungil di dada Fitri yang tampak masih kencang dan segar.
Kemaluannya kembali berdenyut-denyut dan kemudian berdiri semakin mengeras, kedua tangan Bang Tagor mencengkram bahu Fitri, ia menggeser tubuhnya keatas tubuh Fitri dari arah samping sampai dadanya yang berbulu lebat kembali meneduhi dada gadis itu.
Mulut Bang Tagor mengejar bibir Fitri Diniyani, gadis itu memalingkan wajahnya kekanan dan kekiri menghindari mulut si kepala preman yang hendak mengulum bibir mungilnya. Tangan Bang Tagor menjambak rambut Fitri sampai gadis itu meringis kesakitan, Bang Tagor berbisik “Amoy cantik kayak lu kudu sering diewe, paya tau enaknya entotan.. hehehe”
“Keparammmmmhhhh… Mmmmhhhh…” suara mulut Fitri yang hendak mengumpat itu buru-buru disekap oleh mulut Bang Tagor.
Pipi gadis bermata sipit itu tampak kembang kempis terhisap oleh mulut si botak berwajah buruk. Setetes air mata keputusasaan kembali menetes dari sudut mata Fitri. Sambil berciuman, lidah si preman menggeliat masuk kedalam Mulut Fitri dan mengait-ngait lidah gadis itu, gerakan-gerakan lidah Fitri yang menggeliat-geliat berusaha menghindari lidah si preman secara tidak sengaja justru semakin membuat Bang Tagor semakin senang.
“Ckkkk… mmmm. Ckkk… Cppp” tangan Kiri Bang Tagor menekan belakang kepala gadis itu kearahnya sehingga mulut mereka semakin erat bertaut rapat, gadis itu tampak resah gelisah, tubuhnya mengeliut-geliut dalam gerakan yang indah. Bang Tagor melepaskan kulumannya, kini ia mengangkangi kepala gadis itu, sementara mata sipit Fitri memandang terpaku tanpa berkedip kearah kemaluan Bang Tagor, ada rasa benci ketika melihat benda besar dan panjang milik Bang Tagor yang telah merengut keperawanannya dengan paksa kini terangguk-angguk dihadapan wajahnya.
“Sekarang lu jilatin kontol gua.., He he he”
“Hehhhh !! lu budeg apa ?” Tangan Bang Tagor mencubit induk buah dada gadis itu sampai sicantik meringis kesakitan dan menepiskan tangan Bang Tagor, Sipreman berwajah buruk itu tampak kesal karena Fitri tidak menghiraukan perkataannya.
“kalo ngak nurut awas lu !!Gua gampar sekalian !!Yeeee Hee…disuruh ngerasain yang enak kagak mau…!! dasar bego!! ” Si preman berkepala botak membentak-bentak Fitri sambil menatap gadis itu dengan tatapan mata yang beringas.
Tubuh gadis itu bergetar, matanya yang sipit memandangi batang kemaluan Bang Tagor dengan tatapan mata yang dipenuhi oleh kebencian, namun keberingasan dan bentakan-bentakan bang Tagor membuat hatinya ciut dan terpaksa menuruti keinginan si preman. Bang Tagor terkekeh senang ketika mulut gadis cantik bermata sipit itu perlahan-lahan terbuka, dan menjulurkan lidahnya keluar. Dengan menahan rasa jijiknya Fitri menjilat batang kemaluan Bang Tagor
“Sllllpphh, uhuk…uhuk ” gadis bermata sipit itu terbatuk-batuk sambil menarik kepalanya, ada rasa asin yang terjilat dilidahnya diikuti oleh bau menyengat yang membuat kepalanya pusing.ketika hidungnya mengendus bau kemaluan Bang Tagor.
Fitri Diniyani menatap Bang Tagor yang sedang mengangkangi wajahnya dengan tatapan matanya yang memelas seperti minta dikasihani, namun apa daya Bang Tagor sama sekali tidak mempunyai rasa kasihan terhadap dirinya, yang ada pada diri sipreman berwajah buruk hanyalah keinginan untuk memuaskan nafsu bejadnya pada tubuh gadis cantik bermata sipit itu.
”Jilat..!!” Bang Tagor kembali membentak sambil terkekeh-kekeh senang Bang Tagor membelai-belai rambut gadis itu ketika mulai merasakan jilatan-jilatan dibatang kemaluannya.
“Nahhh…, gitu dong Moyyy lu kudu belajar nyervis kontol! jangan pasif gitu kalo lagi entotan, gua kan jadi ngerasa tidur ama guling, tapi ngak apa!! lu kan baru, jadi belon tau cara ngentot yang bener.., sipppp…lahhh…terus Moyyyyy” mulut Bang Tagor menceracau seperti orang sedang mengigau.
Bang Tagor meraih tangan Fitri Diniyani dan meletakkannya pada batang kemaluannya “Ayoo.. Moyyy sambil dijilati, lu kocok-kocok kontol gua..!Isepppp…” si preman mengajari Fitri untuk memainkan kemaluan Pria, dan Fitri Diniyani melaksanakan perintah Bang Tagor dengan patuh, penolakan gadis itu seolah-olah menguap , sirna entah kemana, Tiba-tiba saja Fitri Diniyani dengan sukarela menjadi budak seks Bang Tagor..
Kenapa…..?
Dalam hati, Fitri juga bertanya-tanya , mungkinkan ini akibat perasaan putus asa dan rasa tidak berdaya dalam tindihan si preman berkepala botak itu yang akhirnya justru memberikan sebuah sensasi kenikmatan yang semakin meledak-ledak didadanya? Gadis Chinese Cantik bermata sipit itu seolah-olah ingin berteriak-teriak dengan keras
“Banggg, perkosa aku lagi bangggggg…!”
“Enak banget Banggg… kocokkkkkkk… yang keras..!! Ahhhhh”
Fitri juga merasakan sebuah sensasi yang luar biasa ketika menyadari dirinya sedang ditonton oleh empat orang anak buah Bang Tagor yang terkekeh-kekeh memandanginya dengan tatapan mesum mereka, decak-decak kagum diiringi komentar-komentar mesum kadang-kadang terdengar dari mulut keempat orang itu. Mulut Fitri menciumi buah pelir Bang Tagor, lidahnya terjulur-julur keluar mengulas-ngulas biji pelir si preman, kemudian jilatan dan ciumannya naik kebatang kemaluan Bang Tagor. Lidah Fitri Diniyani , menari-nari, diatas kepala kemaluan Bang Tagor yang bentuknya mirip helm, tangan Fitri terus mengocok-ngocok batang penis yang sangat dibencinya sampai kemerahan, atau mungkin juga lebih cocok yang tadinya sangat dibenci oleh gadis bermata sipit itu.
Fitri Diniyani sibintang pelajar merasakan perasaan yang aneh, ketika merasakan denyutan-denyutan hangat Batang kemaluan Bang Tagor dalam genggaman telapak tangannya, Ia menatap kepala kemaluan Bang Tagor sebentar sebelum membuka mulutnya lebar-lebar dan “Huuufffhhh.. nmmm..nmm” suara mulut Fitri terdengar begitu mengasikkan ditelinga sang preman, tubuh si preman sampai merinding merasakan kemaluannya sedang diemut-emut oleh seorang gadis Chinese cantik bermata sipit yang masih anak sekolahan, tubuh gadis itu masih segar dan kencang. Bang Tagor menarik kemaluannya dari mulut Fitri, ia bangkit dan berdiri di pinggiran ranjang kemudian tangannya menarik tangan gadis itu dengan kasar agar turun dari ranjang dan berdiri dihadapannya. Kedua tangan Bang Tagor mengelus-ngelus bahu Fitri kemudian turun mengelus-ngelus pinggangnya. Fitri merayapkan tangannya yang mungil meraba-raba dada Bang Tagor yang berbulu, kepalanya menengadah sedikit keatas agar dapat menatap wajah buruk Bang Tagor, wajahnya gadis Chinese bermata sipit itu tampak sensual dengan bibirnya yang sedikit terbuka. Fitri Diniyani mengalungkan wajahnya keleher Bang Tagor, kaki gadis itu agak berjingjit ketika menarik wajah Bang Tagor kearah wajahnya.
Fitri menjulurkan lidahnya keluar sedangkan Bang Tagor membuka mulutnya lebar-lebar dan “Hssscepppkk… Hsssssscepk..” Mulut Bang Tagor tampak rakus menghisapi lidah Fitri, sesekali mulut Bang Tagor menghisap kuat-kuat mulut gadis itu yang sedikit terbuka dengan pasrah, pinggiran mulut Fitri tampak basah oleh air ludahnya yang bercampur dengan air ludah dari mulut Bang Tagor, keempat orang preman anak buah Bang Tagor berteriak-teriak dengan liar. Bang Tagor membalikkan tubuh Fitri kearah anak buahnya, si preman seakan-akan ingin memamerkan kemulusan tubuh gadis Chinese bermata sipit itu, dihadapan anak buahnya. Keempat orang anak buah Bang Tagor berteriak-teriak liar.
“Huahhh!! Cantik Amatttt!!…”
“Wee Heee, liat memeknya…”
“jadi ngak sabar nihhh…, pengen nyobain!!”
Bang Tagor memposisikan dirinya dibelakang Fitri sambil menunggingkan tubuh gadis itu. Ia merendahkan posisi kemaluannya dan kemudian “Jrebbbbb…….. Jebbbbbb… Ahhhhhh..” Fitri mendesah ketika merasakan kepala kemaluan Bang Tagor mulai terbenam memasuki dirinya dengan paksa, tangan kanan Bang Tagor membelit pinggang Fitri sedangkan tangan yang sebelah kiri merayap mengelusi dan meremas-remas buah dada gadis Chinese itu.
Terdengar suara riuh rendah teriakan keempat orang preman anak buah Bang Tagor ketika menyaksikan tubuh Fitri Diniyani mulai terayun-ayun mengikuti helaan kemaluan Bang Tagor sebuah persetubuhan sengit yang sangat kontras antara Fitri Diniyani yang masih anak sekolahan dengan Bang Tagor si preman berwajah buruk berkepala botak.
“Ahhhh… Nnnnnggghhh” wajah gadis itu bersemu merah sehingga menambah cantik wajahnya yang imut, matanya yang sipit terpejam rapat ketika merasakan nikmatnya disetubuhi secara liar dan brutal.”Ahhhh… Aaaa Awwwww… Nnnnnggg CRRRTT” satu teriakan panjang gadis itu mengantarkan dirinya menuju kehancuran yang sangat nikmat.
“Blukkkkk” Suara tubuh gadis itu ketika Bang Tagor melemparkan tubuh mulusnya keatas ranjang kembali.
“Aww…” Fitri menjerit kecil ketika Bang Tagor kembali menerkamnya , dengan kasar laki-laki itu kembali membenamkan kemaluannya ke dalam lubang vagina gadis itu yang hangat dan seret.
Entah berapa kali Fitri terkulai dalam gelombang kenikmatan yang menerpanya tanpa ampun, yang pasti akhirnya laki-laki yang menindihnya tiba-tiba menggeram, wajah cantik Fitri Diniyani mengernyit kesakitan ketika merasakan gigitan gemas bang Tagor dilehernya hingga memerah meninggalkan bekas gigitan, bersamaan dengan itu Fitri merasakan ada cairan panas yang menyemprot berkali-kali di dalam lubang vaginanya.
Hampir setengah jam lebih Bang Tagor duduk diatas kursi yang terbuat dari Rotan, kedua kakinya mengangkang lebar-lebar, kemaluannya terkulai kesamping kanan dan lender-lendir berwarna putih seperti lem yang mulai mongering sementara Fitri Diniyani masih tergolek diatas ranjang dekil itu, matanya yang sipit memandangi si preman berwajah buruk itu, kedua kakinya mengangkang lebar-lebar seakan-akan memohon agar Bang Tagor kembali menggeluti tubuhnya yang terlentang dengan pasrah diatas ranjang dekil itu. Setelah mengumpulkan tenaganya Bang Tagor berdiri sambil bertanya
“Somad, mana nasi goreng pesenan gua ?”
“Ada Bang, diluar.. dimeja makan…”
Bang Tagor melangkahkan kakinya , pada saat Bang Tagor hendak membuka pintu Somad bertanya…
“Boleh Bang ?”
“Ambil sana..” Bang Tagor melirik kearah ranjang kemudian terkekeh-kekeh keluar dari dalam kamar itu.
*****************
Sementara itu didalam kamar…
Empat Orang laki-laki berwajah sangar menghampiri ranjang dekil itu, mata mereka melotot melihat lekuk liku tubuh Fitri Diniyani dari jarak sedekat ini, entah kenapa nafas Fitri mendengus-dengus semakin keras ketika menyadari tubuhnya kini sedang ditonton oleh anak buah Bang Tagor, ia menekuk kedua kakinya seperti huruf “A” kemudian mengangkangkan kedua kakinya kesamping kiri dan kanan mirip huruf “M”, seolah-olah ingin mempertontonkan keindahan vaginanya yang mungil dihadapan anak buah Bang Tagor. Bang Aryo menarik tubuh Fitri Diniyani dari atas ranjang dekil itu, gadis cantik itu kini mulai dihimpit dari belakang, depan, kiri dan kanan.
Bang Aryo memeluk tubuh gadis itu dari belakang bibir Bang Aryo mengecup-ngecup tengkuk leher gadis itu, gigitan-gigitan kecil sesekali bersarang dileher belakang gadis bermata sipit itu. Bang Somad meremas induk buah dada Fitri Diniyani kemudian jari tangannya menarik-narik putting susu gadis itu yang kembali mengeras. Bang Maman tersenyum lebar, kepalanya merunduk, mulut terbuka lebar, ia mengigit-gigit putting susu Fitri Diniyani, sesekali diemutnya kuat-kuat puncak buah dada gadis itu sampai pemiliknya meringis-ringis antara sakit dan nikmat. Bang Dadang menekuk lututnya kemudian bersujud dihadapan kaki gadis itu, tangannya mengelus-ngelus permukaan paha gadis itu, jari tengahnya menghadap keatas dan “Crebbbb…” Bang Dadang memasukkan jari tengahnya kejepitan lubang sempit diselangkangan gadis itu, mata gadis itu membeliak kemudian perlahan-lahan menjadi semakin sayu,
Tangannya yang mungil meraih batang kemaluan Bang Somad dan Bang Maman, kedua laki-laki itu terkekeh-kekeh senang merasakan tangan gadis Chinese itu mulai melakukan kocokan-kocokan yang teratur pada batang kemaluan mereka, sementara keempat laki-laki bertampang sangar dan kasar itu perlahan-lahan mereguk kenikmatan dari kehangatan dan kemulusan tubuh gadis itu.
“Ahhhh… Nnnnnnnhhhhhhh……” tubuh Fitri menggeliat-geliat resah, kenikmatan yang diberikan oleh keempat orang preman yang menggeluti tubuhnya ,semakin meledak-ledak dan meluap tanpa dapat ditampung lagi oleh gadis bermata sipit itu.
Sambil terkekeh-kekeh, Bang Somad segera naik keatas ranjang, setelah menggusur tubuh gadis itu ketengah ranjang, Bang Somad membaringkan tubuhnya disisi kiri Fitri Tangan Bang Somad mengelus perut gadis itu kemudian merayap semakin naik dan mengelusi induk payudara Fitri dengan gerakan yang teratur,tidak berapa lama Bang Somad menundukkan kepalanya dan menciumi bulatan susu Fitri sebelah kiri.
Setelah naik keatas ranjang, mulut Bang Dadang mengenyot kuat-kuat puncak payudara gadis itu, lidahnya bergerak mengulas-ngulas puting susu Fitri yang berwarna pink, kemudian Bang Dadang menggeser tubuhnya sedikit keatas sambil menyibakkan rambut Fitri yang acak-acakan, agar dirinya dapat menikmati wajah gadis itu dari jarak dekat, mulut Bang Dadang mengulum bibir gadis bermata sipit itu, “Mmmmmm… Nnnnnn” Suara mulut Fitri Diniyani terdengar menggairahkan, Bang Dadang sesekali melepaskan mulut gadis itu sambil memandangi kecantikan gadis itu yang semakin sensual. Suara kecupan-kecupan terdengar dengan keras ketika Bang Dadang mengecupi bibir gadis itu yang sedikit terbuka. Bang Maman ikut merangkak, naik mendekati mangsanya sambil tersenyum lebar, ia mendekatkan kepalanya pada buah susu gadis itu sebelah kanan, lidahnya terjulur keluar dan mengulas-ngulas puncak payudara gadis itu, sesekali mulut Bang Maman dengan gemas mengigit kecil bulatan buah dada gadis itu, kemudian mulutnya tampak kempot ketika Bang Maman dengan rakus menyedot-nyedot puting susu Fitri. Kedua tangan Bang Aryo mengelus-ngelus paha gadis itu , sambil mendekatkan kepalanya kearah vagina gadis itu, lidahnya terjulur keluar dan mengulas-ngulas belahan bibir vagina gadis bermata sipit itu yang merengek-rengek dengan manja. Lidah Bang Aryo semakin liar mengulas-ngulas daging kelentit gadis itu yang semakin mengkilap indah.
“Ohhhhhhhh… Nnnnnhhh… Ahhhhhhhhh….” Gadis bermata sipit itu berkali-kali merinding merasakan kenikmatan yang merayapi sekujur tubuhnya.
Bang Aryo tersenyum sambil merentangkan kedua kaki gadis itu semakin melebar kesamping, ia mulai menggesek-gesekkan kepala kemaluannya pada belahan bibir vagina Fitri Diniyani. “Sleeephhh…” perlahan-lahan kepala kemaluan Bang Aryo terbenam kedalam lubang sempit diselangkangan gadis bermata sipit itu.
“Ahhhhhhhhhhhh…!! ” desahan keras terdengar ketika dengan sekali jadi Bang Aryo membenamkan kemaluannya, selanjutnya tubuh gadis itu tersentak-sentak mengikuti helaan kemaluan Bang Aryo.
“Annnhh… Ouhhhhh… Achhhhhhhh Bangggg… Heeennhhh ” kepala gadis itu tergeleng-geleng kekiri dan kekanan ketika Bang Aryo semakin kuat menyodok-nyodokkan kemaluannya menggasak lubang vagina gadis itu, belum lagi Bang Somad dan Bang Maman yang seakan-akan berlomba semakin rakus menyedoti puncak payudaranya. Bang Dadang manarik kepala Fitri kearah selangkangannya kemudian tangannya menjejalkan kemaluannya kemulut gadis itu sambil berkata
“ketimbang lu cuma ngomong uh-ah, uh-ah melulu, mendingan lu emut neh kontol gua.. he he he”
“Hufffhhhh.. Mmmm… Mmmmmmmmmm….” kepala kemaluan Bang Dadang bersukaria dalam emutan mulut Fitri Diniyani, tangan Fitri meremas-remas seprai dekil itu, tubuhnya mengejang dengan kuat dan “Crrrrrrrrrrrrrrrrrr….!! CRRRRTTTT” meledaklah cairan kenikmatan itu tanpa ampun, keempat laki-laki berwajah sangar itu terkekeh-kekeh ketika menyaksikan tubuh gadis bermata sipit itu terkulai dengan lemas, keringat yang bercucuran ditubuh gadis itu membuat tubuhnya semakin basah dan mengkilap indah dibawah sinaran lampu neon didalam kamar itu. Bang Aryo semakin kuat menusuk-nusukkan kemaluannya sampai bunyi – bunyi becek semakin terdengar dengan keras.
“Clepp.. Clepp… Pleppppphhh”, semakin kuat bang Aryo menusukan kemaluannya semakin kuat pula tubuh gadis bermata sipit itu terguncang-guncang diatas ranjang dekil itu, sesekali Bang Aryo menghela kemaluannya dengan perlahan-lahan, terkadang iramanya dibuat semakin cepat dan kuat kemudian dipelankan lagi, seakan-akan sedang mempermainkan gairah birahi gadis itu, sampai suatu ketika
“Awwwwkkkssss…! Akhhhh Bangggg Crrrttttt….Crrrrr” Fitri tidak sanggup bertahan lebih lama, benteng pertahanannya jebol dan menyemburkan cairan lengket itu dengan denyutan-denyutan yang terasa sangat nikmat.
“Arggghhh…Kecrottt… Cruuuuuttttt” kepala kemaluan Bang Aryo juga berdenyut-denyut nikmat memuntahkan cairan lengketnya didalam vagina Fitri.
Bang Dadang tidur terlentang sambil menarik pinggul gadis itu, Fitri Diniyani mengikuti kemauan si preman yang terkekeh-kekeh keenakan ketika gadis itu mulai menekankan kepala kemaluan Bang Dadang agar dapat memasuki lubang sempit diselangkangannya. Mata Fitri Diniyani yang sipit terpejam-pejam ketika merasakan kemaluan Bang Dadang mulai menyeruak memasuki lubang vaginanya. Entah kenapa tubuh Fitri mulai bergoyang, gadis itu menaik turunkan pinggulnya dengan sukarela, kepalanya terangkat keatas, desahan dan rengekan-rengekan manja terdengar dari bibirnya yang mungil, bang Somad dan Bang Maman mengelusi payudara gadis itu, terkadang tangan mereka menggenggam induk payudara gadis itu dan meremas-remasnya dengan kasar.
“HA HA HA, gua ngak nyangka !! cepet juga lu belajar.., nih gua bantuin biar tambah enak !!” Bang Dadang menyodokkan kemaluannya berkali-kali keatas, Fitri menggigit bibirnya menahan kenikmatan yang semakin lama semakin membuat dirinya melambung tinggi keatas awan kenikmatan. Tiba-tiba gerakan gadis itu berhenti tubuhnya mengejang, kedua tangannya bertumpu pada bahu bang Dadang…, nafasnya seakan-akan tertahan dan berhenti
“Heennnhhhhhh!! CRRTTT CRRRRTTT… Blukkkk”gadis itu mengejan dengan kuat dan kemudian rubuh diatas dada Bang Dadang, tangan Bang Dadang memeluk tubuh gadis itu erat-erat.
“Bucat lagi ya Moyy…? He he he”
Fitri hanya terdiam, gadis itu menolehkan kepalanya kebelakang ketika merasakan bahunya ditarik oleh seseorang, rupanya Bang Somad, tangan kiri Bang Somad melingkar membelit pinggang gadis itu sedangkan yang kanan menjejalkan kepala kemaluannya kearah lubang anus gadis bermata sipit itu, Fitri mengerang ketika merasakan lubang anusnya melebar dan semakin lebar, kepala kemaluan Bang Somad dengan beringas membongkar lubang anus gadis itu.
“Heggghhhhh…” mata gadis itu membeliak ketika merasakan sesuatu menyodok dan kemudian menusuk semakin dalam memasuki lubang anusnya, tangan Bang Somad mencengkram pinggul gadis itu, selanjutnya dua batang kemaluan itu semakin liar menggasak lubang anus dan lubang vagina Fitri, Bang Maman merendahkan kepalanya dan lidahnya mengulas-ngulas bulatan buah dada gadis itu.
“Nnnngggghhhhhhh, Ohhh Enakkkkkkkkk. Bangettt Sihhhhhh, Ahhhh.” Tanpa sadar Fitri berteriak keenakan, kepalanya terangkat teratas , bibirnya mendesah-desah dan sesekali berteriak kecil.
“Enak ya Moy…?” Bang Dadang semakin semangat menusuk-nusukkan kemaluannya keatas sekuat tenaga, sehingga suara becek terdengar semakin keras “Crepppp… Croopppppp… Cloppppp… Kecloppp”
“Ini belum seberapa Moy, Ntar lu bakal keenakan sampai menjerit-jerit minta tambah… HA HA HA” Bang Somad menghujamkan kemaluannya sedalam-dalamnya kedalam lubang Anus Fitri Diniyani.
Rintihan-rintihan Fitri Diniyani semakin terdengar keras, rengekan-rengekan manja terdengar dari mulutnya,tubuh gadis itu menggeliat-geliat, teriakan-teriakan liarnya bertambah keras dan keras…sampai…
“Ahhhhhhhhhh!!!!!” Fitri membuka matanya lebar-lebar, nafasnya memburu , sehingga dua buah gundukan buah dadanya tampak bergerak-gerak dengan indah.
***************************
Kemanakah Bang Tagor ? Trus kemanakah keempat anak buahnya yang sedang asik-asiknya menikmati tubuhnya yang mungil, Fitri menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, namun ikatan itu terlalu kuat mengikat kedua tangan dan kakinya sehingga tubuhnya tetap terikat mirip huruf “X” diatas ranjang dekil itu. Gadis itu menatap kaca jendela didalam kamar itu, gelapnya malam masih menghiasi kaca jendela yang agak buram karena berdebu tebal.
Apakah yang sebenarnya terjadi ?
Pintu kamar itu terbuka lebar, anak buah bang Tagor bersungut-sungut ketika Bang Tagor menyuruh mereka keluar dari dalam kamar, keempat preman itu menghardik si kecil Misdi agar segera turun dari atas tubuh Shierlen, mata Misdi melotot melihat Shierlen langsung digumuli oleh keempat orang preman anak buah Bang Tagor
“Hmmm… ini kesempatan gua..!!” pahlawan kecil kita perlahan-lahan melangkah mundur, kaki kecilnya sedikit berjingjit-jingjit, kemudian perlahan-lahan membuka pintu kamar dan menyelinap masuk kedalam.
“Lepaskan…!! Tidakkk…!! keparatttt…!!” Fitri memaki Bang Tagor ketika tangan laki-laki itu mengelus permukaan buah dadanya, satu elusan pertama membuat nafas Bang Tagor semakin memburu ketika telapak tangan kanannya yang kasar menyentuh permukaan payudara Fitri yang lembut dan Halus. “Brengsekkkkk..!Lepasiiinnnnn” Fitri berusaha menggeser-geserkan punggungnya menghindari tangan Bang Tagor yang semakin kurang ajar mengelus-ngelus dan sesekali meremas induk payudaranya.
Bang Tagor hanya terkekeh-kekeh, sesekali tangannya mencubit dan menarik-narik putting susu gadis itu, jeritan-jeritan Fitri bagaikan sebuah senandung yang merdu ditelinga Bang Tagor, makian-makian gadis itu hanya membuatnya semakin bernafsu untuk merayapi bukit buah dada gadis itu yang semakin keras,seperti juga halnya Fitri yang tidak dapat menyembunyikan perasaan terangsangnya, sampai akhirnya ketika tangan kedua tangan Bang Tagor kembali meremas – remas dua bongkahan induk payudaranyanya dengan gerakan yang teratur mulut gadis itu hanya dapat berkata lirih… “Ohhhhhhhh… Jangg.. jangannnhhhh”
“Keparat…!! , Hkk Hkkkk…” gadis bermata sipit itu mulai terisak menangis ketika tubuh Bang Tagor mulai meneduhi tubuhnya yang mungil,
Mata gadis itu berlinangan air mata ketika merasakan kepala bang Tagor menggeliat didadanya, hembusan nafas laki-laki berkepala botak dan berwajah buruk itu terasa menerpa permukaan payudaranya. Mulut Bang Tagor terbuka lebar dan dengan kasar dicaploknya puncak buah dada Fitri sehingga gadis itu memekik kaget, tubuhnya mengejang ketika merasakan hisapan-hisapan mulut Bang Tagor di buah dadanya sebelah kiri. “Sekarang lu nangis, tapi ntar lu bakal teriak, minta tambah he he he!!” kata Bang Tagor sambil pindah mengemut dan menciumi buah dada Fitri sebelah kanan.
Bang mengatur posisinya ia bersujud mengangkang sambil mengarahkan kepala kemaluannya menggesek-gesek bibir vagina Fitri Diniyani, gadis itu memandangi kemaluan sang preman yang hitam dan panjang, yang sudah siap untuk mencabik-cabik kehormatannya, sungguh berat beban mental yang harus diterima oleh gadis itu sehingga Fitri mengeluh panjang dan pingsan ketakutan.
“Yeee…, Moyyy, bangunnnn… yaaa elu, pake acara pingsan segala sih..” Bang Tagor menepuk-nepuk pinggul Fitri diniyani sibintang pelajar.
“Bodo Ah..! “Sipreman tidak mempedulikan keadaan Fitri yang sudah terkapar pingsan tanpa daya, ia meneruskan menggesek-gesekan kepala kemaluannya kebibir vagina Fitri. (Red : Udah pingsan, langsung deh Fitrinya Mimpi diperkosa Hue he he he) Bang Tagor tersenyum lebar sambil menekan-nekankan kepala kemaluannya berusaha membongkar lubang vagina gadis itu yang masih tertutup rapat belum pernah dimasuki oleh benda asing diselangkangan Bang Tagor…Sebuah tangan mungil terjulur kearah selangkangan Bang Tagor dan dengan sekali sentak tangan itu membetot kemaluan Bang Tagor kebelakang… pada saat yang bersamaan dua buah serangan menghantam biji kemaluannya dengan telak. “Pletokkkkkkk….. Pletokkkkkkkk”Suara hantaman itu terdengar dengan keras.
“Heggghhhhh, Anjrittttt!! Modarr Aingggg!!” si preman memegangi selangkangannya.
“Hihhhhh… Bukkkk Bukkkk… Bukkkkk” berkali-kali pahlawan kecil kita menghantamkan tongkat kayu ditangannya kekepala kemaluan Bang Tagor sampai-sampai kepala penis Bang Tagor babak belur dihajar oleh si kecil Misdi. Anak buah Bang Tagor menyerbu kedalam kamar, Misdi tertangkap dan digulung oleh keempat orang preman anak buah bang Tagor.
“Bangggg..!! Ngakk apa-apa Bangggg…!”
“Haduhhh…. Haduhhhhhhhhh…. Haduhhhhhhhh “mulut Bang Tagor mengaduh-ngaduh kesakitan, tangannya memegangi benda kesayangannya yang babak belur dihajar oleh pahlawan kecil kita.
Si preman tampak beringas menghampiri jagoan kecil kita yang sudah terkapar akibat digulung oleh anak buah Bang tagor, tangan Bang Tagor menjambak rambut sikecil Misdi dan menggusur tubuh Misdi keluar kamar.
“Awasss…!! Jangan ada yang berani ngapa-ngapain gadis itu, gua duluan..!!” Bang Tagor menolehkan kepalanya kebelakang.
“Lohhh.. , tadi belum ya Bang..????” Bang Aryo bertanya dengan polos.
“Gobbblokkk..!! Apa Mata lu buta ?? Ngak liat keadaan gua !! Hahhhh!!” Bang Tagor membentak Bang Aryo sambil mengaduh dan memegangi selangkangannya, keempat anak buah Bang Tagor menundukkan wajahnya tidak berani memandangi wajah Bang Tagor yang sedang murka.
“Pokoknya awasss…!! Jangan ada yang berani mengganggu gadis itu ngarti”Bang Tagor kembali mengingatkan anak buahnya.
“Iya Bangg…” keempat orang itu menjawab perlahan
Shierlen menjerit kecil melihat keadaan Misdi yang babak belur, tubuh kecilnya diseret oleh Bang Tagor.
“Bangggg…, jangan Banggg, Kasihannnnn…”Shierlen berusaha merebut tubuh Misdi.
“Minggir Lu…”Bang Tagor mendorong tubuh Shierlen sampai gadis itu terjengkang terjatuh, Shierlen merangkak tanpa mempedulikan rasa sakit ditubuhnya akibat terjatuh, tangannya berhasil meraih tangan Misdi, gadis itu menangis memohon agar Bang Tagor melepaskan Misdi. Misdi menolehkan kepalanya menatap Shierlen, walaupun seluruh tubuhnya terasa remuk namun bibir sikecil Misdi tersenyum sambil memanggil nama gadis itu “Shierrrr…” Suaranya hampir tidak terdengar, hatinya terharu karena Shierlen membela dirinya mati-matian.
“Eee…, Shier sini..!! jangan ikut-ikutan..!” Bang Somad menarik pinggang Shierlen dan menarik tubuh gadis itu sehingga selamat dari tendangan Bang Tagor.
“Misdiiiii…, Misdiiiiiiii…!!!” Tangisan Shierlen semakin keras , gadis itu tidak henti-hentinya memanggil nama Misdi.
“Blammmmmm” Pintu rumah tipe SSSS itu menutup dengan keras, Bang Tagor menyeret sikecil Misdi , ia tidak mempedulikan erangan kesakitan yang terdengar dari mulut Misdi, agak jauh dari rumah itu barulah Bang Tagor berhenti, sebuah pisau ditangannya bergerak dengan cepat kearah selangkangan Misdi.
“Wuaaaaaaaaaaaa….” Misdi bergulingan diatas rerumputan sambil memegangi selangkangannya, Bang Tagor tertawa terbahak-bahak setelah menginjak “milik Misdi yang terlepas” Bang Tagor membalikkan tubuhnya.
Misdi merasakan tubuhnya semakin dingin, pandangan matanyapun semakin kabur, tiba-tiba Misdi merasakan ada rasa panas diselangkangannya, ada asap tipis seperti embun pagi disekujur tubuhnya yang semakin lama semakin membuntal bertambah tebal. Apakah yang sedang dialami oleh si kecil Misdi ?? Trus gimana dong nasib Fitri yang kini sedang terancam, bagaikan telur diujung tanduk ehhh.. maksudnya vagina diujung kemaluan Bang Tagor dan anak buahnya…akankah mimpi Fitri Diniyani menjadi kenyataan ?
He he he
Se’u next episode…
Thx’u for reading
Yohana.. undur diri….!! ^^
Issue……..on Hospital the next
*************************
“Shier.., kita harus lari….”Fitri segera mengenakan pakaiannya , ia menatap Shierlen yang sudah berpakaian lengkap.
“Maafkan Aku.. sebenarnya.. aku.. aku “Shierlen sulit untuk melanjutkan kata-katanya, air mata sudah berlinangan dimatanya.
“Aku sudah tahu Shier…, aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka” Fitri tersenyum kemudian memeluk sahabatnya
“Aku memaafkan kamu koq, Kamu ngak apa-apa kan ?” Fitri tampak mencemaskan keadaan Shierlen Halim, Shierlen terharu, dalam keadaan seperti ini Fitri masih mengkhawatirkan dirinya, walaupun Fitri mengetahui bahwa dirinya lah yang sudah menjerumuskan Fitri dalam keadaan seperti ini, Shierlen sangat menyesali perbuatannya yang sudah mencelakai Misdi dan Fitri Diniyani.
“Misdi.., dimana dia, kita juga harus menyelamatkannya..”Fitri juga tampak mengkhawatirkan keadaan si kecil Misdi.
“Misdi.. Diaa… Hkkk Hkkkkk….” Shierlen tidak sanggup menahan tangisanya, ia balas memeluk Fitri Diniyani, sambil terisak-isak Shierlen menceritakan pengorbanan Misdi demi menyelamatkan kehormatan Fitri.
Fitri tercekat, ia merasa terharu, pantas saja kehormatannya tetap terjaga ternyata semua ini berkat pengorbanan Sikecil berambut poni.
“Brakkkk…” Pintu kamar itu terbuka dengan kasar, empat orang preman berwajah mesum memasuki kamar itu
“Kalian Mau apa..” Shierlen menyembunyikan Fitri dibalik punggungnya.
“Kami Cuma ingin memberikan kenikmatan He he he” Bang Maman tersenyum-senyum.
“Ingat kata-kata Bang Tagor, kalian ngak boleh ganggu Fitri ” Shierlen mencoba menggertak keempat preman yang semakin merangsak maju.
“Biar aja!! itu sih, urusan nanti he he he”Bang Aryo menelan ludah sambil meleletkan lidahnya menatap Fitri Diniyani yang ketakutan.
Keempat laki-laki itu membuka pakaian mereka , empat batang kemaluan sudah siap untuk memangsa Fitri dan Shierlen.
*************************
Sis Yo, commentnya sesuai dengan judulnya aja deh GIMMMEE MOOOOREE!!!
BTW di cerita Asmirandah juga ada pemerkosa namanya bang Tagor, orang yang sama kah?!
Sekali lagi, edan sis Yo, nulis cerita kayak nulis SMS ja, cepet banget!
Eh Email-nya dah gue sent tuh, pas nyoba kirim pake yahoo, malah gak bisa! edan emang nih om yahoo!
@maniacxxx, emang edan nih sis Yo, bikin ngarep-ngarep terus. tapi emang sengaja tuh, bikin kita keki. Tapi sabar aja, di bulan puasa ini, kita kan harus menahan nafsu (lha nahan nafsu tapi nongkrong di KBB?!)
Re: wahaha puasa nongkrong di kbb, tapi kayanya orang fpi juga skrg ini ada kok yg nongkrong disini, sambil coli crot kena sorbannya deh hahaha
wa muncrat lagiiiiiii!! yang ke 3 X nih
gimme Moreeeeee… emang sesuai dengan judulnya
Iya, ada bang tagor, he he he
Btw Asmirandah tar diboyong paya rame, kenalan ama Jagoan kita Misdi
Ha Ha HA Bro Raito disusul ama Bro Maniac
Bro Raito Request BCL Ama Sandra Dewi Dong… terus nikita willy Please…,
ini akal2an apa flash bag neh jadi pucing….
Beneran gue jadi cek…… kagak ada mimpi2nya ^^
TETAP JAGA KEPERAWANAN FITRI!!!!
ide yg bagus. jujur gw emang sempet bete kemaren kalo si fitri ‘bobol’ di 5… tapi ternyata nggak… bagus!!!!
semangat sis Yo!!!
kamu bisa keluar dari kemelut itu :D
Re: hah? gw jelek2in orang dimana emang?
kurang Beast pula.
Jangan pula si Bule terlalu kebagusan….Kurang beast. Jadi
Bang TAGOR aja, or semacamnya….he.he.he..
jadi 2 episode ini masih mimpi
bener-bener edan, gue rasa ini cerita mimpi terpanjang deh di KBB sampe 2 episode he he he salut
karang lagi bikin cerita apa lagi sis Yo, Jessica, Hospital ato Schoolgirl ?
Re: Yohana emang pinter bikin kejutan ya, hebat, penulis masa depan nih
Dah keliatan neh
cuma gimana caranya yak ?
ada yang kepikirannnnn ???
maksudnya itu mungkin, bbrp kali kan bos shusaku suka nyela2 Menkominfo… trus di atas juga sempet nyela FPI.
yaa… itu hak pribadi sih, namanya juga blog :p
Re: ooh menkominfo itu emang sih gw & banyak dari kita yg sebel banget, bikin susah orang aja, mau mupeng dilarang, sampe gw harus kerja keras ngungsiin file2 disini waktu itu, makannya benci banget. terus fpi ya pasti yg lain dah pada tau lah knp.
Re: fanfics bukan keahlian gw, requestnya ke raito & fanficsholic deh, jago2nya tuh
he hehe…
*Bos Shu
makasih pujiannya bos shu, doain aja moga-moga kedepannya bisa lebih baek lagi bikin ceritanya, hi hi hi
*Bro liong& Bro Andra
itu mimpinya si misdi lohh ! ^^(nakut-nakutin neh… ke ke ke becanda), ke ke ke…
*Bro RAito
Aduh Bro sampe ngak bisa berenti ketawa neh… ^^ , kebayangnya Bro Raito Pas Balapan Lari , mau nginjek Finish satulangkah Lagi, tiba tiba Whussssssss,,,, Bro Maniak nyusul… sampe Bro RAito Terbengong-bengong dehh jadi posisi No. 2 komentnya…
*Bro begajoel
pan, kalo kita tidur juga kan pules nda tau kapan tertidurnya nah pas mimpi dikejar dinosaurus kaget trus ngedadak bangun tersadar En Ngompolll deh ^^
*Bro DEdy
sebenernya Sich lagi Bikinin Hospital Eps X, X-5 The Origin Crystal Liu Yi Fei Twin babe’s cuma serem, takut klo ada yang tersinggung &marah-marah n’tar, jadi ngak bisa lancar keluar imajinasinya.
@Dhanis : lho kok pake golongan2x sih? kita semua kan sama aja, apalagi di KBB ini, gue selalu manggil bro dan sis buat nandain kalo kita semua tuh bersaudara! gak usah ada segmentasi yang gak perlu ah.
Bos Shu, sis Yo sih dah bukan penulis masa depan lagi, tapi dah penulis masa kini!
Soal jelek2-in orang, gue juga sering ikutan. Sebel ama Depkominfo (Bkan M Nuh pribadi lho) karena ngebiri kekebasan kita, emang yang lebih ngerusak itu korupsi apa pornografi?!
Kaum preman berjubah (gak usah nyebut satu geng tertentu ), karena mereka selalu ngerasa diri paling bener, dan gampang banget nyebut orang lain pendosa! gampang banget anarkis dan ngehujat orang! sebel gue.
-rider yg ga mau jalan malam karena takut masuk angin-
Fitri siap2 aja, jaga keperawanan loe buat si Bang Item Tagor, jangan keduluan diewe si unyil Misdi… Rugi deh… ga ada enaknya, ga ada perlawanan, ga ada sensasinya….
he…he..he..