Laman

Selasa, 30 Agustus 2011

Love, Friendship, and Lust

Alia

Tiada lagi guna kata kata yang dapat diucapkan disaat ketokan palu hakim pengadilan agama, yang mensyahkan talaq tiga atas perceraian pasangan muda itu. Padahal segala daya dan upaya telah di lakukan sebagai langkah mediasi oleh kedua keluarga masing masing. Namun tak satupun dari nasehat dan anjuran dari orangtua mereka dapat menyatukan hati mereka kembali.Masing masing tetap keukeuh dengan keputusan untuk bercerai .Apalagi mereka tidak memiliki anak yang merupakan perekat perkawinan. Keduanya tetap bersikukuh dengan pendiriannya dan tak mau mengalah.Apalagi penyebab utama perceraian itu hanya sepele yaitu sang suami ingin istrinya fokus mengurus keluarga dan tak melupakan kewajibannya untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Si istri tak mau begitu saja melepaskan karier yang ia rintis selama ini hilang begitu saja.Apalagi dengan status sebagai pegawai negeri sipil menuntutnya untuk selalu siap mengabdi dimana saja ditempatkan sesuai dengan sumpah jabatannya. David adalah potret seorang pekerja keras yang sedang menanjak kariernya di instansi `pemeraintah daerah tersebut.Tak henti henti ia terus belajar tanpa mengenal waktu dalam mengejar impiannya itu.Usianya yang masih 32 tahun sudah mampu menempati posisi yang cukup strategis di daerah tersebut. Begitupun dengan sang istri yang bernama Alia.Usianya juga masih muda, 28 tahun. Sebagai PNS ia terhitung cukup loyal dan cepat menanjak dalam karier. Dapat dimaklumi ia lulusan perguruan tinggi ternama di kota itu apalagi posisi ayahnya yang seorang pejabat teras di pemda setempat. Keduanya dijodohkan oleh orang tua mereka yang amat menginginkan mendapatkan keturunan yang baik dan sepadan dengan status sosial mereka dimasyarakat kota itu.
Dan seperti sudah diperkirakan tanpa menemui kendala yang berarti keduanya pun saling suka lalu pacaran setahun lalu akhirnya sepakat menikah. Kedua orang tua pasangan ini amat bahagia melihat kedua anak mereka yang telah bersanding di pelaminan dengan pesta pernikahan yang amat mewah untuk ukuran daerah itu. Semua mata yang hadir amat terpesona melihat kemegahan acara resepsi pernikahan di hotel ternama kota itu. Pengantin laki laki dan yang wanita amat serasi dengan mengenakan pakaian kebesaran adat Minang. Keduanya memang berasal dari daerah tersebut. Dan undangan yang hadirpun dari kelas tertentu juga, terlihat dari penuhnya areal parkir di hotel tersebut oleh berbagai merek mobil ternama.

Sambil menyunggingkan senyum dan menyalami para undangan kedua pengantin terlihat amat bahagia.Kilauan lampu kamera untuk mengabadikan acara yang sekali seumur hidup itu dilakukan para potografer yang mereka sewa. Setelah semua undangan pulang dan acara resepsi selesai kedua pengantin pun bersiap siap untuk meninggalkan gedung hotel. Mereka pun terlebih dahulu melepaskan kostum adat yang mereka gunakan saat itu. Selesai membersihan sisa sisa make up,keduanya bersiap untuk pulang untuk honeymoon. Kini keduanya sudah resmi sebagai pasangan suami istri. Dengan diantar oleh sopir keluarganya, pasangan ini menuju luar kota ketempat rumah peristirahatan milik keluarga Alia. Semuanya sudah disiapkan oleh para pembantu mereka. Mulai dari makanan juga kamar yang akan ditempati pengantin ini berbulan madu. Beberapa jam kemudian mereka telah sampai di rumah itu untuk beristirahat. Setelah makan dan beristirahat sejenak mereka mulai masuk kamar. Ada rasa gugup yang mendera saat keduanya masuk kamar. Itulah saatnya bagi mereka untuk memasuki dunia baru dalam kehidupan mereka berdua.David pun terlebih dahulu mandi karena merasa tubuhnya amat gerah meski udara di desa itu amat sejuk.Selesai mandi David mengenakan kimono tidur, setelah itu Alia juga masuk ke kamar mandi untuk membersihan tubuhnya dari keringat juga make up saat resepsi tadi. Malam menjelang dan kedua pengantin itu kini sudah duduk berdampingan di atas ranjang pengantin yang berselubung kelambu warna pink itu. Berbagai rasa berkecamuk saat keduanya akan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai suami istri.David meraih jemari istrinya yang halus, lalu menciuminya. Perlahan ia kecup kening sang istri dengan perlahan. Alia sudah tahu yang meski ia lakukan malam itu, namun ia sepenuhnya hanya menurut saja apa yang akan dilakukan suami tercinta. Sebagai wanita, ia tak mungkin untuk lebih aktif atau mendahului suaminya. Kini ia telah menjadi seorang istri dan sepenuhnya telah menyerahkan diri pada David suaminya. Ia percaya suaminya akan mampu menunaikan kewajiban padanya. Perlahan ciuman suaminya terus merambat kepipi dan bibir mungilnya. Alia pun mengatupkan kedua matanya saat itu. Tubuhnya melemah dan menurut saat di peluk suaminya. Masih dengan mengenakan kimono tidur, Davidpun dapat dengan nyata merasakan kekenyalan payudara istrinya yang cantik itu. Alia mengikuti dan menikmati ciuman dari suaminya itu. Lidah mereka bertemu dan saling memilin. Bagi Alia ciuman itu bukanlah ciuman pertama, dulunya ia pernah berpacaran dan hanya melakukan ciuman sekali saja itupun dengan rasa takut akan sampai melampau batas.Apalagi pacarnya dulu tidak disetujui oleh orangtuanya karena perbedaan status sosial ekonomi mereka. Dengan berat hati keduanya pun berpisah.Kini Alia kembali menerima ciuman hangat di bibirnya dari laki laki yang sudah syah sebagai suami. Jadi tak ada rasa kuatir dan takut lagi. Dengan pengalaman yang ia miliki David pun mulai merangsang istrinya yang cantik itu.

Jari jari tangan David mulai aktif meraba dan membelai kedua buah dada istrinya dengan hati hati .Ia tak mau dianggap terlalu terburu nafsu. Masih dengan mengenakan kimono tidur Alia menikmati rabaan dan elusan jari jari suaminya di dadanya. Tanpa disuruhpun jari David lalu melepaskan tali pengikat kimono istrinya .Kimono itu ia jatuhkan di lantai kamarnya. Malam semakin beranjak seiring dengan aktifitas kedua pengantin yang meningkat. Tubuh Alia direbahkan di ranjang masih dengan dada yang tertutup bra warna hitam miliknya. Amat serasi dengan warna kulit Alia yang putih seperti pualam itu.Tak lupa David lalu menutupkan kain selubung kelambu ranjangnya.Alia diam dan menurut saja setiap gerakan suaminya itu. Rangsangan demi rangsangan membuat kulit putihnya mengeluarkan keringat dari pori porinya yang halus. Kedua terlihat amat gugup dan nervous.Bagi Alia ini adalah pertama kali ia sekamar dengan laki laki lain. Namun bagi David ia amat pengalaman karena sering berhubunga intim dengan wanita wanita lain sebelum mengenal Alia. Malam pertama pengantin itu,membuat semua ilmu dan kemampuan David seolah tak berguna. Kini ia bertindak sebagai suami dan semua tindakannya itu dilakukan dengan tanggung jawab. David menjadi grogi melakukannya pada tubuh mulus istrinya yang belum pernah dijamah laki laki. Perlahan dan pasti, David melepaskan pengait bra hitam milik istrinya dengan hati hati. Alia hanya memejamkan matanya. Tubuh putih milik Alia kini sudah terbuka bagian atasnya. Keringat dingin mulia merambati kulitnya yang halus terawat itu. Wangi tubuhnya mampu mendongkrak gairah David.Detak jam dinding di kamar itu mengiringi setiap langkah David untuk menunaikan tugas pertamanya itu.jari tangan David pun intens merabai bukit payudara istrinya itu. Dengan tekad yang tegar, David harus melaksanakannya malam itu. Tubuh putih mulus istrinya itu adalah miliknya. Sebagai suami ia tak boleh hanya melihatnya saja,namun harus ia pelihara dan jaga dengan segenap jiwa raganya.Alia kini diam menunggu perbuatan David. Setiap pori pori kulitnya seolah peka terhadap rangsangan suaminya itu. Inilah awal dari kehidupan baru yang harus ia jalani selanjutnya. Pilinan dan rabaan David pada putting payudara Alia yang masih kecil dan memerah itu berhenti.Davit memajukan wajahnya ke wajah istrinya. Ia cium dengan amat mesra wajah istrinya. Kuluman dan permainan lidah David membuat Alia semakin terbakar gairah. Beberapa saat saling mencium, David pun melepaskan tautan bibirnya di bibir Alia. Ia lalu memberikan cupangan cupangan di leher Alia. Alia hanya mampu meraih kepala suaminya. Keringat sudah membasahi segenap kulit keduanya. Puas memberi cupangan ia lalu turunkan wajahnya kearah buah dada Alia. Puting susu Alia ia gigit dengan lembut seolah memberikan berjuta aliran listrik pada Alia.Alia sudah terbakar nafsu dan hanya mampu memegang rambut suaminya. Cupangan cupangan membekas di dada Alia.Buah dada Aliapun sudah mengeras dan menegang.

David juga sudah amat siap untuk melakukan tahap selanjutnya di tubuh istrinya. Ia turun ke arah perut Alia yang rata dan putih itu.Ia jilati semua pori pori yang sudah berkeringat milik istrinya. Sedang kedua tangan Alia ia buka dan tahan dengan tangannya. Puas di perut istrinya, David pun turun ke arah pangkal paha istrinya yang sudah basah celahnya. Secara biologis Alia sudah siap untuk melakukan persenggamaan saat itu. Dan sebagai laki laki yang dewasa, David masih ingin memberikan yang terbaik bagi istrinya itu. Tangan David meraba celah kemaluan istrinya meskipun masih tertutup celana dalam merah. Kain sutra itu belum dilepaskan David. Di atas celah kemaluan milik istrinya itu David mendekatkan hidungnya. Ia membaui bau khas kemaluan seorang perawan. Celah itu sudah amat basah dan tanpa menunggu lama, Davidpun melepaskannya. Tampak Aliapun membantu suaminya itu melepas penutup terakhir tubuhnya. Tungkai kakinya yang panjang pun berusaha melepaskan kain sutra kecil itu. Kini kedua anak manusia itu sudah bersiap untuk melaksanakan hak dan kewajibannya. Alia sudah polos tanpa sehelai benang di tubuhnya, begitupun David dengan cekatan sudah melepas penutup terakhirnya. Dan kini keduanya sudah bersiap untuk menyatukan cinta dan raga mereka.Sempat Alia berkata.

”Bang,,,,Lia takut…abang jangan paksa jika nanti Lia kesakitan ya?” pinta Alia.

”jangan takut Lia….kita sama sama baru melakukannya,” terang David menenangkan istrinya yang terlihat takut dan kuatir.

David masih saja berbohong bahwa ia baru melakukannya pertama kali. Bagi Alia kata kata David itu amat ia percayai. Ia tak begitu tahu mana laki laki yang sudah pengalaman atau yang belum. Dan sugesti dari kata kata David tadi membuatnya rileks dan mau sedikit berkorban.

“Nah..Lia..buka pahanya” bisik David yang sudah tak sabar menahan nafsunya.

Dengan bantuan tangan ia buka kedua paha putih mulus milik istrinya itu.

”Mmmm..” kepala kemaluan David sudah menyentuh belahan kemaluan Alia yang di tumbuhi rambut halus itu.Alia hanya melengoskan kepalanya tak mampu melihat kelakuan suaminya itu.Rasa geli dan gatal di liangnya membuatnya hanya memejamkan mata.Dari buku dan obrolan temannya di kantor yang sudah menikah, Alia tahu pada hubunga sex yang pertama ini akan dirasakan sakit. Dan masih menurut temannya rasa sakit itu tak lama, nanti juga nikmat terang temannya lagi.

David berusaha keras memasuki liang milik istrinya,namun gagal. Peluh di sekujur tubuhnya sudah amat banyak dan jatuh ke tubuh istrinya. Ia berusaha sekuat tenaga dan perlahan lahan usahanya mulai berhasil.

“ugh,,,ugh,,,,Bang,,,sakit bang,,,,sakit!!” rintih Alia dengan wajah meringis.

David kasihan melihat keluhan istrinya itu. Ia pun menghentikan gerakan majunya. Padahal yang masuk baru kepala penisnya saja. Nafas Alia semakin memburu dan tubuhnya sudah mengkilap karena keringat.

“Apa sudah bisa abang lanjutkan Lia?” tanya David.

”Masih sakit bang,,,,Lia gak kuat” keluh Alia.

Sebenarnya David tak mau berhenti begitu saja. Ia sudah amat tak sabar sebagai laki laki ia harus tegas pada wanita. Apalagi malam ini di saat ia melakukan kewajibannya. Jika ia undur bisa jadi nantinya ia tak akan mampu menerobos kegadisan Alia, istrinya. Kini kepala penisnya masih menempel di celah Alia yang kecil itu. David lalu meraba buah dada istrinya. Benda itu masih menantang, Alia masih memejamkan matanya. Tampak tetesan air matanya di sudut kelopak matanya. Tanpa persetujuan Alia, David langsung masuk dan seolah ada yang menahan gerak maju penisnya di celah istrinya. Alia mendorong dada bidang suaminya agar menghentikan gerak majunya itu. Dan bisa diduga, David tak menghiraukan keluhan istrinya itu. Seperti menerobos kulit ari tipis akhirnya amblaslah sudah kemaluan David di dalam kewanitaan Alia. Alia menjerit kesakitan dan menangis sambil memukul bahu David.

“Abang,,,jahat…gak mau dengar kata kata Lia” erang istrinya.

David diam saja dan tak menghiraukan perkataan Alia.Namun ia masih mendiamkan penisnya di liang sempit milik istrinya. David belum bergerak, ia ingin mendiamkan dulu agar liang kemaluan istrinya bisa menyesuaikan diri dengan kemaluannya. Alia masih sesegukkan, sesekali merintih sakit saat ia menggerakkan tubuh bagian bawahnya. Bagi David saat itu yang penting ia sudah berhasil memerawani istrinya. Ia amat bangga atas keberhasilannya itu dan bersyukur telah dapat menunaikan tugasnya. Namun David masih menahan untuk ejakulasi. Ia masih merasa kasihan melihat kondisi istrinya yang kepayahan saat ia masuki tadi. Namun diam diam ia menarik kemaluannya perlahan dan dengan perlahan pula ia dorong kembali. Alia tak mampu melarangnya sebab adalah hak suaminya untuk melakukannya dan sudah kewajibannya juga untuk mengikuti.

Perlahan gerakan maju mundur kemaluan David mulai membuahkan hasil meski masih sedikit sakit dan nyilu di selangkangannya. Alia mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan seumur hidupnya. Selama ini alat kelaminya hanya ia gunakan untuk buang air kecil dan menstruasi. Rasa nikmat karena gesekan pertemuan kelamin keduanya mengakibatkan ranjang yang mereka tiduri jadi acak acakan seperti kapal pecah. Pertarungan birahi pengantin baru itu masih berlangsung.Intensitas gerakan menusuk dan menarik keluar kemaluan David membuahkan hasil. Alia mulai menikmati setiap tusukan kemaluan suaminya. Mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara lirih dan dengus nafas yang semakin berat. Beberapa saat kemudian Alia merasakan ada dorongan yang sangat kuat dari dalam dirinya terutama di organ kewanitaannya. Dorongan itu akhirnya meledak tanpa sempat ia tahan.Alia mengalami orgasme dan mencengkram kuat bahu suaminya yang sedang bergerak maju mundur itu. Alia akhirnya terkulai lemas kehabisan tenaga. Setiap sisi persendiannya seakan kaku oleh gelombang yang baru melanda dirinya.Sedangkan di organ kewanitaannya sudah amat basah oleh cairan cintanya dan melumasi batang penis David suaminya. Seolah dilumasi gerakan penis David semakin lancar keluar masuk organ kewanitaan Alia. Dan beberapa menit kemudian Davidpun klimaks dan menumpahkan spermanya di dalam rahim istrinya. Kedua tubuh suami istri itu menempel erat dan terjadilah peristiwa perkawinan mereka. Alia kini telah menjalani proses pembuahan untuk meneruskan generasinya. David amat puas telah berhasil memerawani istrinya dan menyirami rahim Alia dengan spermanya. Tubuh Davidpun akhirnya terkulai lemas diikuti dengan penisnya yang mengecil hingga keluar dan terlepas dari lepitan vagina Alia. Dari batang penis David terlihat lelehan sperma bercampur darah perawan Alia.Dia juga sempat melihat bercak darah di atas spreinya tidak banyak namun cukup jelas terlihat. David lalu merebahkan tubuhnya yang basah oleh keringat ke samping tubuh istrinya yang juga terkulai lemas. Keduanya akhirnya tertidur hingga subuh. Pagi pagi sekali Alia terbangun dan berusaha meraih kimono tidurnya. Namun rasa nyilu di selangkangannya membuatnya bergerak amat lambat. Dengan hanya mengenakan kimono tanpa sempat memakai celana dalam, Alia berjalan tertatih ke kamar mandi yang berada di samping kamarnya. Dalam kamar mandi ia sirami seluruh tubuhnya dengan air.Hawa dingin pagi dan air yang menyirami tubuhnya menjadikan tubuh sintal itu semakin segar. Tak lupa Alia juga membersihkan organ kewanitaannya yang penuh lengket oleh cairan cinta milik suaminya. Selesai mandi, Alia pun berjalan ke dapur dan kebetulan menemukan pembantunya Mak Sanah.

“Sudah bangun mak?” sapa Alia

”sudah dari tadi Lia..” jawab Mak Sanah yang adalah pembantu keluarga Alia

Semenjak ia kecil, mak Sanah sudah bekerja pada orangtuanya. Kebetulan Mak Sanah masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ayah Alia. Pagi itu di meja makan telah terhidang berbagai macam makanan bergizi tinggi. Makanan buatan Mak Sanah amat lezat dan sesuai dengan selera Alia. Selesai menata meja makan dan berbenah diri, Alia membangunkan David suaminya. Dengan malas malasan David mulai membuka matanya dan melihat sekeliling kamarnya sudah terang karena jendela telah terbuka semua. Alia pun minta David segera mandi.David hanya merasakan tubuhnya sedikit capai, namun ia kembali menoleh ke kain sprei dan nyata sekali ada bercak darah perawan Alia juga jejak spermanya yang mengering. Alia juga sempat memeperhatikan ke arah tempat tidurnya. Dengan malu ia berusaha melipat dan membersihkan ranjang mereka itu. Tak lama setelah mandi, pengantin baru itu pun lalu makan berdua dengan lahap, tak lupa mereka minum suplemen agar tubuhnya tetap fit. Selesai makan dan beristirahat, keduanya lalu duduk dan berkeliling bungalow milik ayah Alia itu. Keduanya melihat para penduduk yang bekerja di kebun kebun dekat bungalow. Tak lupa mereka pamit pada Mak Sanah dan minta suaminya Pak Sati untuk menemani berkeliling kebun milik ayah Alia. Dengan penuh hormat Pak Sati menemani mereka keliling kebun. Selama berjalan kaki ke kaki bukit,pasangan itu tak henti-hentinya saling berpelukan dan bergandeng tangan. Setiap bertemu dengan para pekerja, mereka selalu di kenalkan oleh Pak Sati bahwa mereka adalah putri dan mantu pemilik perkebunan itu. Dengan penuh hormat para pekerja yang juga penduduk desa itu menyalami suami istri itu. Selama perjalanan menglilingi kebun Pak Sati menjelaskan bahwa perkebunan itu milik kakek Alia dan diwariskan pada ayahnya. Pak Sati lalu bilang ia sudah hampir 40 tahun mengabdi di perkebunan itu. Semenjak ia masih bujangan terangnya lagi.Kini ia sudah berusia 60 tahun, anak anaknya sudah bekeluarga semua dan merantau ke kota lain. Dengan antusias pasangan itu mendengar penjelasan Pak Sati berikut masalah yang terjadi di perkebunan. Puas dengan jalan jalan keduanya kembali ke bungalow. Dengan diantar Pak Sati meraka sudah disediakan makan siang oleh Mak Sanah. Dengan basa basi David dan Alia minta agar suami istri itu menemani mereka makan bersama. Dengan sedikit menolak alias basa basi akhirnya mereka jadi juga makan bersama.

Malam harinya kegiatan pengantin baru itu berlanjut di tempat tidur. Mulai dari saling meraba hingga keduanya mengulangi persebadanan. Tak ada lagi jerit sakit dari mulut Alia. Kini ia sudah menikmati rasa sebagai wanita dewasa yang utuh. Kebahagiaan menyelimuti diri keduanya. Hingga pagi mereka terus mengulangnya beberapa kali sebelum kembali ke kota tempat mereka kembali memulai aktifitas. David kembali bekerja seperti biasa begitu juga dengan Alia. Hari hari kemudian mereka jalani dengan rutinitas yang padat. Bulan bulan pertama mereka jalani dengan suka cita hingga mencapai setahun mereka menjalani sebagai suami istri dengan berbagai macam prolema dan permasalahan yang dapat mereka lalui. Namun perlahan timbulah masalah itu. David menginginkan Alia mengurangi aktifitas di kantornya dan fokus untuk program punya anak. Permintaan suaminya itu di tolak Alia dengan alasan ia sedang di promosikan ke bidang yang lebih tinggi. Inilah awal penyebab pasangan ini sering bertengkar dan selalu ribut. Di rumah mereka yang asri selalu terjadi perang dingin. Masing masing ngotot dengan pendiriannya. Rumah seakan menjadi neraka bagi David, begitu juga Alia. Sebagai pelarian dari masalah itu, David menjadi sering kelur malam dan ikut clubbing bersama teman temannya hingga sering pulang malam dengan keadaan mabuk. Alia semakin tak peduli dengan kondisi rumahtangganya. Ia semakin asik dengan karier dan tugas tugas dari kantornya. Terkadang seminar ke luar kota atau meninjau proyek dan lain sebagainya. Sebagai wanita karier yang boleh dibilang sukses, Alia pun tak luput dari godaan teman sejawatnya. Mungkin karena ia masih muda, cantik dan keluarga terpandang memancing kaum adam untuk berusaha mendekatinya meski tahu Alia sudah bersuami.Godaan datang bukan saja dari temannya namon juga dari pejabat yang kadang ia temui. Namun sejauh ini Alia masih bertahan dan tetap mencintai suaminya. Tak pernah dia berpikiran untuk berselingkuh. Padahal kesempatan untuk berbuat demikian amat terbuka lebar. Ia tetap menjaga kehormatannya sebagai seorang istri hingga semua godaan itupun berkurang dan tak ada lagi. Melihat ketimpangan dalam rumah tangganya karena tak harmonis lagi, Alia berusaha menyadarkan David dan mengajaknya berbicara baik baik.

Karena di pengaruhi minuman dan beban pekerjaan yang berat membuatnya hilang kendali dan tanpa sengaja menampar wajah istrinya yang cantik itu. Alia menangis malam itu hingga besoknya mereka hanya saling bisu dan tak bertegur sapa. Namun akhirnya David minta maaf dan menyadari kesalahannya. Kemudian mereka mesra lagi dan diakhiri dengan berhubungan sex malam itu. Beberapa hari mereka terlihat rukun kembali. Namun kemudian bertengkar dan kadang saling menyalahkan. Tanpa sengaja David tanpa sengaja mengucapkan akan menceraikan Alia dan kemudian ia sadari kekeliruan itu. Puncak dari pertengkaran itu adalah David sudah tak bisa menerima tentang rencana Alia yang akan mengambil sekolah S2nya di luar propinsi. Semua karena adanya beasiswa dari instansi tempat kerja Alia. David tak mengizinkan dengan alasan yang masuk akal dengan memberi pilihan untuk mengambil master di daerah itu saja. Namun Alia ngotot hingga akhirnya merekapun tak bisa disatukan lagi. Setelah resmi menjanda Alia pun tetap melanjutkan program masternya di luar pulau.padahal jauh di lubuk hatinya ia ingin terus bersama David yang amat ia cintai. Namun semua sudah menjadi bubur, ia telah di cerai talaq tiga oleh suaminya itu.sambil menekuni pendidikannya Alia sedikit demi sedikit bisa melupakan kemelut dan kesedihannya. Sebagai mahasiswa program master di kota itu Alia mendapatkan berbagai macam teman dari berbagai daerah. Yogyakarta memang terkenal dengan kota pendidikan dan tak heran banyak berasal dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Alia pun kost layaknya mahasiswa di kota itu dan bergaul dengan mahasiswa dari kota kota lain. Sungguh masa yang amat membahagiakannya dapat mengurangi kegundahan hati yang selama ini ia alami. Hari demi hari ia larut dengan aktifitas perkuliahan, kadang terlibat diskusi tentang mata kuliah yang diberikan oleh dosennya. Kelompok belajar mereka sering terlihat di perpustakaan kampus. Alia selalu bisa memberikan jalan keluar ataupun pemecahan masalah dalam setiap diskusi. Selain cantik ia juga memiliki otak yang cukup di perhitungkan diantara mahasiswa lainnya. Alia mendapatkan teman yang cukup brilian dalam bidang yang sedang mereka pelajari. Mahasiswa itu bernama Domi Stevanus dari Papua. Ia juga seorang PNS di daerahnya Timika dan di setiap pertemuan di kampus kelompok mereka selalu aktif dalam seminar seminar yang diadakan kampus. Tak heran antara Alia dan Domi selalu dekat dan sering bertemu di kampus dan juga kadang di pustaka. Keduanya amat menguasai bahan kuliah yang mereka pelajari. Hari berlalu hingga keduanya semakin dekat secara personal.Domi merasakan Alia amat enak untuk diajak diskusi mengenai apa saja.

Domi

Alia pun merasakan Domi amat enak diajak diskusi dan selalu nyambung. Selama ini ia merasa Domi adalah sosok laki laki Papua yang bertampang keras, dan memiliki pandangan berbeda dengannya. Secara fisik Domi memang tak seganteng kebanyakan mahasiswa pasca sarjana di kampusnya. Rambutnya ikal tak teratur dan sekujur tubuhnya hampir di tumbuhi bulu yang kasar.Apalagi pengaruh dari pemberitaan yang amat menyeramkan tentang kehidupan di Papua amat membuat Alia sedikit menjaga jarak. Dan kini semua pandangan Alia itu tidak terbukti.Domi yang berkulit hitam dan tampang keras itu ternyata baik. Domi sebenarnya telah memiliki seorang istri dan anak yang berusia 5 tahun di Papua sana. Sedangkan Alia tak memberitahukan statusnya yang menjanda itu. Ia merasa tak nyaman dengan statusnya itu. Setiap berangkat ke kampus maupun pulang Domi selalu berusaha untuk menyemput Alia dengan sepeda motornya. Kebetulan tempat kost mereka searah.Alia amat terbantu oleh bantuan Domi dan ia selalu berusaha untuk tak terlalu memberatkan temannya itu. Namun Domi dapat meyakinkan Alia bahwa ia tak repot sedikitpun malah ia merasa senang dapat membantu teman kuliahnya itu. Alia merasakan Domi amat memperhatikannya dan terkadang amat berlebihan, ia kuatir nanti Domi akan mencintainya dan meninggalkan keluarganya di Papua sana. Makanya selama ini Alia masih menjaga jarak dari Domi. Bagaimanapun perasaan wanita ini amat halus. Apalagi ia tak mau terlibat cinta lokasi dengan laki laki itu yang disadarinya banyak perbedaan. Selain budaya mereka amat berbeda, tingkat sosial ekonomi keluarga mereka juga berbeda. Alia mengetahuinya dari cerita Domi tentang kehidupan keluarganya di negeri asalnya. Dan yang lebih amat prisipil bagi Alia adalah kepercayaan mereka amat berbeda. Namun Alia tak mau nantinya dianggap terlalu membeda bedakan yang akan memperburuk keadaan.Alia masih saja bersama Domi di kampus terkadang makan bersama saat istirahat. Di antara kelompok mereka tak mempermasalahkan kedekatan kedua anak manusia itu. Bagi teman teman yang lain semua sah sah saja apalagi mereka memang jauh dari keluarganya. Malam di saat mereka pulang dengan berboncengan keduanya dihadang oleh brandalan yang mencoba memalak. Dan dengan sikap jantan dan berani sebagai putera Papua, Domi melawan berandalan itu. Perkelahian yang tak seimbang tak terhindarkan lagi. Dengan menjerit ketakuatan Alia berusaha minta tolong pada orang orang yang lewat. Sekumpulan orang orang yang melihat keributan itu, akhirnya dapat menghalau para brandalan. Domi mengalami luka memar di wajahnya.

Dengan bantuan masyarakat setempat, malam itu Domi diantar ke rumah sakit dan lukanya tak begitu parah. Domi diizinkan pulang.Alia dengan cemas menunggui Domi saat di ruang perawatan dengan rasa kuatir. Tak terlalu lama kemudian mereka pun pulang berdua dengan menumpang becak. Sepeda motor milik Domi dititipkan di rumah penduduk yang menolongnya tadi. Dengan becak mereka berdua menuju ke kos-an Domi. Sesampai di tempat kos Domi, Alia pun mengantarnya hingga ke kamar laki laki itu. Suasana kos Domi amat nyaman, jauh dari kesan tempat kos pria yang amat jorok dan gaduh. Domi membuka kunci pintunya dan masuk ke dalam.Tak lupa ia menyilahkan Alia masuk. Dengan perasaan cangung Alia masuk dan duduk di bangku yang berada dekat meja belajarnya. Domi mengucapkan terima kasih atas bantuan Alia padanya. Sambil menyuguhkan air putih buat diminum Alia. Alia menerima gelas dari Domi dan meminumnya karena dari tadi ia amat kuatir dan haus.Di saat dalam kamar itu Alia memperhatikan kamar Domi yang cukup bersih dan wangi. Laki laki itu cukup rapi dalam mengatur kamarnya. Jauh dari kesannya yang agak urakan dan kadang kotor itu. Sambil duduk di samping Alia, Domi berkata,

”beginilah kamar kos ku Lia, sederhana gak seperti kamar kos Lia yang cukup mewah itu”, sindirnya.

Wajah Alia memerah disindir begitu.

“Ah biasa saja koq,Bang” Alia memanggil Domi dengan sebutan Abang sebab Domi memang lebih tua darinya, “nah, aku sudah ngantar Abang ke sini dan sekarang aku mau pulang dulu ya”

Ia tak ingin berlama lama di kamar itu berdua lelaki Papua itu. Sambil berdiri Alia meraih tasnya.

“Lo..koq…cepat amat Lia?” tanya Domi, “Nanti biar kuantar” tahan Domi pada Alia sambil meraih jari tangan Alia.

Saat itu Domi secara tiba tiba begitu saja memegang tangan Alia. Alia merasa kaget. Sambil melepaskan tangannya dari genggaman Domi, Alia pun bilang harus cepat pulang karena ada tugas yang harus ia kerjakan. Domi kembali meraih tangan Alia dan menahan langkah wanita cantik itu.

“Alia…tunggu dulu…aku belum selesai bicara”, jelas Domi.

Alia pun membalikkan tubuhnya, ia tak ingin membuat kesan kurang baik pada Domi. Tanpa melepaskan genggamannya yang kokoh di tangan Domi, Alia memandang Domi.

“Ada apa lagi Bang?”

“Lia?” pelan suara Domi.

“Ya bang,,,ada apa?”

Domi dengan suara lambat langsung bilang,

“Aku…menyukai kamu Lia…!” serak suaranya tertahan.Alia sedikit kaget dan berusaha menetralisir sikapnya.

Ia sudah menduga cepat atau lambat Domi akan menembaknya juga. Untuk menenangkan hatinya yang masih bergemuruh karena ucapan Domi itu, Alia kembali duduk di kursinya tadi. Alia pun dengan sikap dewasa dapat menguasai hatinya. Dengan bijaksana ia bilang bahwa mereka tak mungkin saling mencinta dengan alasan Domi sudah menikah dan bagi PNS amat dilarang, apalagi kepercayaan mereka berbeda terang Alia lagi. Alia pun bilang ia tak ingin nantinya membuat masalah bagi keluarga Domi di Papua sana. Dengan sikap dewasa tanpa menyakiti hati Domi menolak cinta dari laki laki Papua itu. Domi pun bisa menerima jawaban Alia meski hatinya agak terluka. Namun Alia memberikan alasan yang masuk akalnya. Sejak kejadian itu hubungan Alia dan Domi tetap seperti biasa. Mereka sepakat merahasiakan kejadian itu kepada teman temannya yang lain. Alia salut dan simpati pada sikap Domi yang tidak menjauh darinya. Begitupun sebaliknya kini malah Alia yang sering minta bantuan Domi untuk menyelesaikan masalah di kampusnya. Terkadang Alia pun sukarela membantu tugas tugas kampus di tempat kos Domi hingga larut malam. Ia semakin senang atas persahabatan yang terjalin di antara mereka dan Domi adalah teman baiknya. Hingga akhirnya mereka dapat menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya, hubungan Alia dan Domi tetap kompak. Dan di suatu malam saat mereka berdua mengadakan acara perpisahan di luar acara kelompoknya. Malam itu Alia dan Domi mengadakan makan malam di sebuah resto ternama di kota Jogja. Sehabis makan malam itu, Domi mengajak Alia ke kosannya. Domi ingin memberikan sesuatu pada Alia. Sesampai di kosannya, Domi meenutup mata Alia.

”Apa sich Bang? koq pakai tutup mata segala?” tanya Alia.

“Tenang…jangan bertanya ya” jawab Domi sambil mengambil jari Alia.Domi memasangkan sebuah cincin yang ia beli untuk Alia.

Setelah cincin terpasang di jari manis Alia, Domipun membuka kain penutup mata Alia. Alia amat terkesan oleh sikap temannya itu.

”Bang, cincinnya amat bagus”sahut Alia takjub.

”Ah itu sebagai tanda cinta yang tak kesampaian dari aku…Lia” terang Domi.

Alia merasa serba salah saat mendengar kata kata Domi malam itu.

”Berarti abang gak iklas ya….beri cincin ini” jawab Alia.

”bukan begitu,,Lia, biarlah cincin itu jadi kenangan bagi Lia….jika kita sudah berpisah” serak suara Domi saat itu.

Mendengar penuturan Domi saat itu membuat Alia serasa bersalah. Ia lalu memeluk tubuh kokoh Domi.

“Abang….jangan merasa begitu bang, Lia amat senang pada Abang, namun status kita berbeda bang” jelasnya.

Kedua anak manusia itu semakin merasa sedih sebab mereka akan terpisah karena tugas sebagai PNS sudah menunggu di daerah masing masing. Sambil berpelukan keduanya saling mengucapkan kesedihan hati masing masing. Berbagai hal telah mereka lalui suka duka sebagai mahasiswa. Domi pun masih memeluk tubuh ramping dan wangi itu. Tubuh kokohnya seolah menelan tubuh Alia. Domi dapat merasakan denyut jantung dan gelembungan payudara Alia. Wangi rambut sang wanita pujaan terhampar di depan hidungnya. Tanpa ada suara dan penolakan dari Alia, Domi memberanikan diri mengecup rambut Alia. Tangannya lalu menggangkat wajah rupawan itu. Lalu ia kecup bibirnya beberapa saat. Alia merelakan bibirnya di jelajahi oleh bibir tebal temannya itu. Ia ingin temannya itu tak sedih lagi. Sebagai sahabat ia akan memberikan yang terbaik asal sahabatnya itu bahagia. Dari ciuman dan belaian tangan Domi di tubuhnya membuat Alia semakin larut. Ia merasakan gairahnya yang selama ini mati sejak perceraian dengan David. Alia merasakan kembali sesuatu yang hilang selama ini dari hidupnya. Ia tak lagi mempersoalkan dengan siapa ia melakukannya saat itu. Sosok Domi yang jelek dan urakan itu mampu membuatnya semakin terbakar birahi. Pori pori halus di kulitnya yang putih itu mengeluarkan keringat. Alia merasa kepanasan saat dirabai tangan tangan kokoh milik Domi. Domi ingin memberikan kenangan yang amat berkesan pada gadis pujaannya itu. Malam itu ia ingin memberikannya pada Alia. Tanpa suara dan perintah lagi, Domi berhasil meraba dan memilin buah dada Alia.Alia sedikit kaget, namun semua dapat dikalahkan oleh birahinya. Dalam hatinya berperang antara rasa malu, dosa dan etika. Ini adalah pertama dalam hidupnya bermesraan dengan laki laki lain tanpa ikatan yang jelas.

Tangan Domi semakin bebas di tubuh Alia dan semua pakaian yang dikenakan Alia dapat ia lepaskan hingga tersisa bra dan celana dalamnya saja. Alia merasa malu dan berusaha menutupi tubuh mulusnya dengan tangan. Namun Domi dapat memberikan rasa nyaman pada Alia hingga ia merelakan bra nya yang bernomor 34b di lepas. Kedua mata Alia terkatup menahan malu. Hawa dingin dalam kamar itu membangunkan bulu bulu halus di tangan, tengkuk, dan pori pori Alia. Ia lalu merasakan rabaan tangan kasar di tangkup payudaranya. Dengan lembut dan hati hati jari jari Domi memilin putting susu Alia yang masih kecil itu. Domi amat takjub akan kehalusan dan kemulusan kulit Alia. Selama ini Alia amat rajin merawat kulit dan kecantikannya. Domi merasakan ini anugerah terindah dalam hidupnya. Selama ini ia hanya pernah menggauli istrinya dan selama di Jogja ia pun rajin ke lokalisasi untuk menyalurkan hasrat seksnya. Kini ia berharap bisa menyalurkan hasratnya yang hanya di angan itu pada Alia. Wangi parfum yang di gunakan Alia juga mendongkrak nafsu Domi. Antara sadar dan pikiran yang berkecamuk di kepalanya, Alia seakan mabuk oleh gairah yang datang. Bagaimanapun Alia pernah merasakan kenikmatan hubungan suami istri. Namun malam itu ia akan mendapatkannya dari laki laki yang bukan suaminya juga kekasihnya. Haruskah ia menyerahkan diri pada Domi saat itu. Perlahan tapi pasti Domi akan menggaulinya. Alia masih bertahan dengan sikap diam dan menerima saja perlakuan temannya itu. Alia pun seakan tersihir kenapa ia mau di telanjangi oleh laki laki itu. Dalam peperangan dalam bathinnya saat itu Alia merasakan tubuhnya semakin ringan dan cenderung menuruti kemauan Domi. Tanpa disadari Alia, entah bagaimana caranya kini Domi sudah telanjang di depannya. Tubuhnya hitam berbulu dan banyak gambar tattoo di paha dan dadanya. Alia pun dibaringkan Domi ke kasurnya yang empuk. Pintu kamar sudah ia kunci dari tadi. Kini tubuh mulus Alia tergolek pasrah di ranjang kamar Domi. Satu satunya penutup tubuh Alia saat itu hanyanya celana dalam sutra miliknya. Kain kecil hitam itu kini sudah basah di celahnya. Alia tak mampu menyaksikan tubuh Domi yang sudah berada di atas ranjang berdua dengannya saat itu. Alia tahu sesuatu yang terlarang akan terjadi malam itu. Namun saat itu ia tak kuasa melawan keadaan yang menimpanya itu.

Bahasa tubuhnya seolah merestui perbuatan yang akan mereka lakukan berdua. Namun otak dan hati Alia tegas menolaknya.Pikirannya itu terhapus saat Domi melepas penutup terakhir tubuh Alia.Dengan tangannya Alia berusaha menahan gerakan tangan Domi yang akan menarik lepas kain penutup kewanitaannya itu.Namun kembali tangan Alia tak mampu menahan laju lepas celananya.Kini liang kewanitaannya sudah terbuka dan penuh oleh lelehan air kewanitaannya. Domi sungguh merasa beruntung dan sulit diungkap dengan kata kata saat itu. Tubuh polos Alia amat menbuatnya tak mampu berkata karena sungguh amat sempurna tanpa cacat sedikitpun. Kini tubuh itu tergolek pasrah menunggu gebrakan Domi selanjutnya. Domi penciumi dahi Alia yang sudah basah oleh keringat, lalu turun ke leher yang di hiasi seuntai kalung emas dan memberikan cupangan di leher jenjang milik Alia. Tangan Alia seolah menggerumas rambut ikal Domi agar terus di dadanya. Lidah Domi tak henti hentinya menjilati leher, telinga dan juga tengkuk Alia tanpa lelah. Semua itu dilakukan Domi sebagai perwujudan rasa cintanya yang besar pada Alia. Dari leher lidahnya tak lupa mengulum bibir Alia dengan amat lembut. Ciuman panjang dilakukan Domi agar Alia rileks dan kuatir padanya. Tangan kiri Domi turun ke arah liang sanggama Alia dan membelai kawah yang berbulu halus itu. Alia terperanjat kaget oleh rabaan jari kasar Domi. Ia merasa geli dan menghentakkan kakinya di kain sprei. Tangan Alia turun dan berusaha menahan laju jari Domi yang sudah merangsek masuk. Tarikan tangan halus Alia pada tangan Domi untuk menjauhi area terlarangnya itu berhasil. Wajah Domi turun kearah payudara Alia. Lidahnya menjilat setiap inci kulit tubuh Alia. Keringat yang keluar dari pori pori Alia ia hisap tanpa jijik sedikitpun. Kedua buah dada Alia intens ia jilat dan belai dengan mulutnya, tak lupa ia beri cupangan di sekujur lingkar dada itu. Basah keringat kedua anak manusia berbeda suku itu semakin menyatu. Tubuh hitam kekar dan penuh bulu milik Domi kontras dengan tubuh putih mulus milik Alia di bawahnya. Gerakan Domi semakin turun ke perut yang rata dan pinggang yang ramping itu. Jilatan lidah Domi tak berhenti hingga akhirnya sampai di liang sanggama Alia. Lidah kasar dan kesat milik Domi masuk ke liang Alia yang masih sempit dan memang sudah tak perawan itu. Domi merasa lidahnya masuk tanpa halangan kedalam kemaluan Alia.

Ia tak tahu bahwa Alia adalah janda kembang. Namun liang itu ia rasakan masih rapat, sebagai laki laki ia tahu mana yang perawan dan yang tidak.Untuk menanyakan pada Alia ia merasa tak enak hati. Sekarang ia hanya ingin menuntaskan hasrat mereka berdua saja dulu. Rasa asin dan lelehan lender dari liang Alia tak membuat jijik Domi. Alia merasakan liangnya kini semakin sensitif setelah hampir 2 tahun ia bercerai dan tak pernah digunakan lagi untuk bercinta. Semenjak bercerai ia hanya menggunakan liangnya untuk kencing dan menstruasi. Tak capai menjilati liang dan klitoris Alia, Domi tetap melakukannya. Kepala Domi berada di antara paha mulus Alia. Tangannya sesekali memilin buah dada wanita muda cantik itu. Hingga akhirnya Alia tak mampu menahan ledakan orgasmenya yang pertama sejak bercerai. Alia menjepit kepala Domi dengan kedua pahanya dan tubuh mulus penuh keringat itu menegang. Rembesan air cinta dari kemaluan Alia di hisap Domi hingga tandas. Tubuh Alia terhempas dan diam dengan deru nafas yang terdengar sayup sayup. Mmmmm…uh, dadanya bergerak teratur mengikuti hembusan nafasnya yang sudah menurun. Rasa nikmat yang ia rasakan mampu mengalahkan rasa nikmat yang pernah ia rasakan saat bersebadan dengan mantan suaminya dulu. Dalam kelelehan menikmati orgasme saat itu, Alia tak menyadari bahwa Domi masih membersihkan liang sanggamanya dengan lidahnya. Domi amat bahagia melihat Alia sudah mendapatkan orgasme dengan sempurna tanpa coitus. Domi turun dari ranjang dan menuangkan air minum. Ia lalu minum dan satu gelasnya lagi ia berikan pada Alia. Alia menerimanya dan langsung meneggaknya. Ia amat haus dan tubuhnya yang basah oleh keringat mulai tenag dan kering. Saat ia minum itu, kesadarannya muncul. Terbayang olehnya mantan suaminya, David saat itu. Alangkah bahagianya jika saat itu David yang melakukannya. Bagaimanapun dalam hati Alia masih menyimpan rasa cinta kepada mantan suaminya itu. Ia telah berbuat sesuatu dosa, ia harus berhenti sampai dan tak melanjutkannya lagi. Dengan tubuh masih lelah karena aktifitas barusan bersama Domi, Alia berusaha memunguti pakaiannya. Domi heran melihat Alia saat itu yang mulai kembali mengenakan pakaiannya. Mulai dari celana dalamnya lalu bra dan celana panjang hingga kemejanya. Alia lalu menyisir rambutnya yang kusut saat itu. Sambil berkata,

”Bang, Lia minta maaf, Lia sudah amat bersalah pada Abang. Seharusnya yang tadi tak usah terjadi Bang” kata Alia tegas, “namun semua Lia lalukan karena Lia amat sayang pada Abang dan tak ingin menghancurkan rumah tangga Abang”,jelasnya lagi.

Mendengar kata kata tegas Alia itu Domi memakluminya dan dalam hatinya ia telah dikecewakan untuk kedua kalinya oleh wanita ini.

Sebagai seorang yang telah dewasa dan berpengalaman Domi menyadari yang mereka lakukan tadi salah dan terlarang. Alia lalu menatap mata Domi yang tersirat rona kekecewaan karena tak dapat menuntaskan permainan tadi hingga tuntas. Alia minta Domi untuk bersiap mengantarnya pulang, sebab telah larut pukul 00.30 saat itu. Domi pun memunguti pakaiannya dan tanpa mengenakan celana dalam ia pakai celana katun dan kaos oblong. Alia sempat melihat dengan nyata kemaluan Domi yang hitam tak disunat itu menjuntai amat panjang dan besar. Tak terbayang di kepalanya jika benda sebesar itu mengaduk aduk kewanitaanya. Selesai mengenakan pakaiannya Domi pun berjalan mengikuti Alia yang sudah membuka pintu kamar. Keduanya lalu berboncengan dengan sepeda motor Domi menuju rumah Alia. Meski malam sudah larut, namun suasana kota masih terlihat ramai oleh anak anak muda yang menghabiskan malam dengan makan makan di lesehan kota itu. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam membisu. Alia yang duduk di belakang Domi hanya memandang suasana malam yang masih ramai. Tiba tiba Domi menghentikan laju sepeda motornya dan menepi pada sebuah warung lesehan.

“Lia…kita makan dulu ya..perut dah lapar amat nih” kata Domi.

Alia juga merasakan lapar di perutnya malam itu menyetujui usul Domi itu karena ada benarnya. Mereka duduk di lesehan sambil memesan makanan. Tak lama makanan yang mereka pesan siap dan mereka pun menyantapnya dengan lahap. Sambil makan Domi selalu memuji Alia yang begitu kuat iman dan bias mengalahkan gejolak dirinya sendiri. Dalam percakapan itu, Alia lebih banyak mendengar obrolan Domi. Dalam hatinya ia merasakan bahwa Domi memang seorang laki laki baik dan menghargai wanita. Padahal tadinya ia bisa saja digaulinya dan tinggal selangkah lagi. Alia merasa dirinyalah yang telah memancing Domi hingga mengecewakan temannya itu. Kini Alia dapat merasakan Domi bukanlah hanya teman biasa, namun laki laki itu amat menjaganya dan mampu menjaga kehormatannya. Selama ini ia telah menyalahartikan perhatian Domi yang ia kira hanya untuk bersenang senang dan mengisi kekosongan hati mereka selama di kota ini. Namun Alia menyesali kenapa perasaan sayangnya pada Domi baru timbul malam ini, di saat mereka sudah menyelesaikan pendidikan dan beberapa minggu lagi akan kembali ke kota masing masing.

Jauh di lubuk hatinya ia dapat menerima Domi meskipun terjadi perbedaan suku dan kepercayaan di antara mereka. Padahal selama ini ia selalu mau menunggu Domi beribadah dulu pada sebuah gereja sebelum mereka pergi jalan jalan. Perbedaan sosok Domi dengan laki laki lain tak lagi ia pikirkan. Perasaan yang berkecamuk di benak Alia membuatnya semakin pusing. Setelah membayar pada pemilik warung mereka berdua menaiki motor dan berjalan kearah kontrakan Alia. Tak lama kemudian mereka sampai di depan kontrakan, Alia pun turun dari motor sambil mengucapkan terima kasih pada Domi. Domi pun pulang ke kosnya. Di dalam kamarnya Alia membersihkan tubuhnya yang memang sudah penuh dengan keringat dan jejak cupangan Domi. Selama ia membersihkan tubuhnya Alia kembali teringat perbuatan mereka berdua di kamar Domi tadi. Setelah membersihkan tubuhnya Alia pun mengenakan kimono tidur dan berbaring di ranjangnya,dan tertidur. Esoknya Alia kekampus untuk menyelesaikan segala macam urusan kemahasiswaan yang telah ia lalui. Kembali ia bertemu Domi yang saat itu juga menyelesaikan administrasinya. Setelah menyelesaikan semuanya Alia masih memiliki waktu 2 hari di kota itu. Dan selama itu ia selalu terlihat berdua dengan Domi ke tempat tempat wisata di Magelang yang tak terlalu jauh dari kota itu. Meskipun Domi yang bertampang tak sebanding dengannya, Alia tak malu berjalan sambil bergandeng tangan dengannya. Terkadang mereka berpelukan sehingga membuat heran orang yang berpapasan dengan mereka. Bagi Alia itu bukanlah seberapa, padahal malam kemarin ia hampir saja menyerahkan kehormatannya pada laki laki tanah Papua itu. Dengan sangat gembira mereka menyusuri jalan dan menikmati hawa sejuk pegunungan. Mereka merasa lelah keduanya lalu masuk kesebuah restoran dan memesan makanan. Sambil bersenda gurau keduanya menghabiskan makanan dengan lahapnya. Tak terasa waktu menghukum mereka untuk segera pulang, namun keduanya seakan berat meninggalkan tempat itu. Dengan sedikit memeberanikan diri Domi berkata,

”Lia..kita nginap disini yuk, kan alamnya asik”

Alia mendengar saran Domi itu hanya diam dan balik menjawab,

”mmm….tapi jangan macam macam ya, awas!” ancamnya sambil mengepalkan tinju pada Domi.

“Oke” jawab Domi sambil merangkul bahu wanita muda itu.

Keduanya lalu menuju ke sebuah bungalow yang tak terlalu jauh dari restoran itu. Setelah menyelesaikan pendaftaran di repsesionis, keduanya diantar seorang pelayan wanita menuju ke sebuah bungalow. Suasana senja dan lingkungan alam bungalow itu amat indah. Dalam kamar bungalaow mereka hanya duduk dan saling berbincang tentang rencana setelah sampai di daerah masing masing. Domi berjalan ke arah Lia yang saat itu duduk di ruang depan kamar. Sambil meraih jari tangan wanita cantik itu, ia lalu membawa jemari Lia ke mulutnya dan diciumnya. Lia memperhatikan tingkah laki laki tanah Papua itu dengan sikap diam. Kini ia benar benar merasakan ketulusan cinta dari seorang laki laki, namun berbagai perbedaan di antara mereka seakan jadi batu penghalang. Selain Domi sudah berkeluarga juga diantara mereka berdua juga berbeda kepercayaan. Cinta yang bersemayam di hati Lia semakin dalam pada laki laki itu. Dan dengan kekuatan yang ia miliki itu Lia mengizinkan Domi untuk mengecup bibirnya senja itu. Tanpa ada kata yang terucap diantara mereka,keduanya larut dalam cumbuan bibir dan rabaan ditubuh Lia. Gertakan Lia pada Domi saat akan masuk ke bungalow tadi seolah tak berlaku. Dengan gerakan yang pasti dan penerimaan Lia yang pasrah, Domi terus saja membelai setiap titik sensitif di tubuh wanitanya itu. Kini Lia terlihat pasrah dan membalas setiap kuluman lidah Domi. Begitupun tangan kekar berbulu miliknya intens meraba payudara indah yang menggantung di dada Lia. Lia tak melarang setiap remasan dan belaian laki laki itu. Walaupun masih mengenakan pakaian luar, namun Lia dapat merasakan hangatnya hembusan nafas Domi dan jelajahan tangan kekar di dadanya. Dengan berani Domi lalu melepas kaos yang dikenakan Lia, tak ada penolakan sama sekali. Kini kulit putih bercahaya milik Lia sudah terpampang di depan laki laki yang ia cintai itu. Meski masih mengenakan bra berwarna hitam yang kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih dan bercahaya. Tak susah bagi Domi untuk melepas pengait bra hitam merk Wacoal bernomor 34b dari tubuh Lia. Sekali sentakan jari hitam miliknya di punggung Lia benda itu jatuh ke lantai. Alia terlihat menikmati setiap elusan dan rabaan tangan Domi kekasihnya itu. Matanya hanya mampu memejam dan nafasnya serasa berat. Tanda tanda birahi mulai menyerangnya. Tak ada tanda marah atau penolakan dari Lia saat kedua balon payudaranya diraba tangan hitam milik Domi. Terlihat Domi amat bernafsu dan berniat untuk terus maju melaksanakan niatnya yang telah lama terpendam pada tubuh Lia kekasihnya. Apalagi mereka akan berpisah setelah menamatkan pendidikannya. Setiap elusan dan pilinan jemari Domi di kulit dada Alia mampu memacu nafsu dan gairah wanita cantik ini. Domi menyadari Alia pasrah menerima setiap sentuhannya. Sebagai laki laki dewasa dan kaya pengalaman ini tahu bahwa kinilah saatnya untuk mewujutkan impiannya dan juga impian Alia sebagai wanita dewasa.

Bagi Alia kini mau menerima perlakuan Domi yang telah ia anggap sebagai kekasih dan malam itu adalah malam terakhir mereka untuk berpisah. Jadi sebagai kekasih Alia ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk kenangan pada kekasihnya. Walau pada awalnya ia seakan ragu dan kuatir, namun rasa nyaman dan ketulusan Domi selama ini padanya menambah percaya diri untuk memberikannya. Kini kali kedua Alia bertelanjang dada menuju bugil bersama laki laki itu. Domi adalah laki laki kedua setelah David mantan suaminya yang melihat keindahan tubuh sintalnya. Rasa malu dan risi sebagai wanita baik baik dan terhormat mulia tergerus oleh nafsu birahi yang menggerogoti jiwa dan raga Alia saat itu. Perlahan dan bertahap Domi mulia melepaskan celana panjang yang dikenakan Alia. Tak sulit melepas celana panjang dari kedua kaki Alia, karena respek Alia yang mau mengikuti alunan birahi Domi tanpa berusaha menahan gerakan tangan nakal laki laki Papua ini. Terpampang di depan Domi kedua paha putih mulus dan ditumbuhi bulu halus yang terawat. Sedang celana dalam putih yang masih menutupi liang kemaluan kekasihnya itu ia biarkan masih di tempatnya. Kini Alia tergolek pasrah di ranjang kamar bungalow itu menunggu tindakan dari Domi. Ciuman bibir Domi ke mulut Alia diterima dan dibalas Alia. Lidah keduanya kembali menyatu, begitu juga kedua tangan Domi sibuk memilin dan meremas kedua bukit payudara kekasihnya itu. Keringat mulai membasahi kedua tubuh anak manusia yang sedang memadu cinta ini. Merasa tubuhnya gerah dan tak bebas, Domi pun melepaskan tshirt yang ia kenakan hingga celana dalamnya. Tak terlalu susah iapun kini bugil. Tampak tubuhnya yang kekar hitam dan ditumbuhi bulu yang amat kasar mulai merangkak naik ke atas ranjang tempat Alia terbaring. Sebelumnya Domi sempat mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu meja yang berada di samping ranjang yang mereka gunakan. Suasana semakin romantis denagn hanya diterangi lampu tidur yang 5 watt. Cuaca diluar kamar saat itu memang dingin namun dalam kamar terasa panas oleh aktifitas kedua anak manusia ini. Tubuh Alia seakan magnit yang mampu membuat Domi semakin ingin memasukinya. Ciuman bibir dan cupangan di sekujur leher jenjang hingga dinding payudara Alia semakin intens dilakukan Domi. Malam itu ia ingin memberikan yang terbaik bagi kekasihnya itu. Kepasrahan sikap Alia saat itu amat membantunya melancarkan aksi pada tubuh sintal dan indah itu. Tubuh tanpa cacat itu seolah menantangnya melakukan hal selanjutnya. Keringat yang membasahi mulai dari dahi hingga paha Alia seakan memancing Domi untuk lebih kerja keras lagi. Alia juga merasakan di setiap pori pori kulitnya semakin sensitif menerima rabaan tangan Domi. Dalam hati ia ingin Domi cepat cepat melakukan penetrasi kedalam rahimnya, namun sejauh itu, Alia belum merasakan Domi akan melakukannya. Alia sudah lama tak tersentuh laki laki apalagi ia pernah merasakan yang namanyan nikmat bersebadan. Domi lah laki laki yang kini ia harapkan mampu mengisi kekosongan bathin dan gairah yang selama ini menderanya, meski hanya untuk malam ini.

Domi amat ingin memberikan kesan yang mendalam pada Alia malam itu. Ia tak jijik dan malu mulai menjilati kulit tubuh Alia dari dahi hingga telapak kaki Alia. Keringat yang keluar dari pori pori Alia ia hisap tanpa terlewat sedikitpun. Namun saat kepalanya turun dekat kemaluan Alia sengaja tak disentuhnya. Perlakuan Domi pada tubuh Alia saat itu dirasakan Alia amat menyanjungnya, belum pernah ia melihat laki laki yang mau seperti itu sehingga ia yakin untuk menyerahkan miliknya yang paling beharga itu pada Domi. Meskipun diantara mereka berbeda suku, budaya dan juga kepercayaan. Namun melihat kesungguhan Domi Alia semakin yakin dan tak merasa ragu lagi. Puas menjilat dan meremas payudara Lia yang semakin tegak dan memerah, Domi pun mulai menjelajah ke arah kemaluan wanita muda itu. Masih mengenakan celana dalamnya, jari tengah Domi mulai meraba garis simetris yang membelah kemaluan Alia. Gerakan jari Domi membuat Alia semakin merasa geli dan terangsang hebat. Dengus nafasnya seolah memohon agar Domi segera memasukinya. Domi terlihat masih ingin berlama lama di atas kemaluan kekasihnya itu. Garis simetris itu telah basah dan kain sutra yang menutup liang sempit itu memang basah oleh keringat dari paha dan pinggul wanita itu.Dengan jari Domi mulai masuk ke celah sempit dan kecil yang menyimpan berjuta kenikmatan itu. Saat jari kasar Domi merangsek masuk Alia terkejut dan menahan laju jari Domi. Tampak Alia tak benar benar menahan gerakan tangan Domi. Kedua tangan Alia malah menarik kepala Domi menuju kebuiah dadanya. Sambil menjilati kedua payudara Alia, jari Domi juga tak tinggal diam. Jarinya seolah memiliki mata menemukan daging kecil atau klitorisnya Alia. Dengan amat lambat jari jari Domi memilin dan memainkan daging kecil itu. Alia semakin tak bisa menahan birahinya. Dengus nafasnya semakin berat dan mulai keras. Tanpa bisa ditahannya, akhirnya Alia orgasme. Tubuhnya menegang, kedua tangannya mencengkram kuat rambut Domi yang keriting itu. Perlahan deru nafas Alia semakin melambat dan tubuhnya melemah dan tak lagi mengerumas kepala Domi. Dari liang kemaluannya Domi menarik jarinya yang dipenuhi oleh cairan cinta dari rahim Alia. Domi lalu menjilatnya hingga tandas tanpa jijik sekalipun. Kemudian kepalanya turun ke arah liang yang kini basah oleh cairan cinta Alia. Dengan lidahnya Domi membersihakn liang kemaluan Alia hingga bersih. Alia semakin tak kuasa melihat besarnya cinta laki laki tanah Papua itu pada dirinya. Setelah liang kemaluan Alia bersih dari lendir orgasmenya,Domi memberikan jeda waktu pada Alia untuk beristirahat beberapa menit.

Merasa Alia sudah pulih kesadarannya dan selesai minum air mineral yang telah tersedia. Domi kembali membelai dan mencoba memancing nafsu birahi Alia kembali. Alia merasakan tubuhnya semakin rileks dengan keadaan sekarang setelah orgasme. Tanpa susah payah lagi Domi kembali membangkitkan nafsu wanita itu. Elusan jari Domi di titik sensitif mulai dari payudara, pangkal paha, menyadarkan Alia tentang keinginan kekasihnya itu. Tanpa ada kata yang terucap, Alia memberi akses yang lebih pada Domi untuk mengekspos tubuhnya. Kini ia sudah mulai siap untuk tahap selanjutnya. Alia juga telah melihat kemaluan Domi yang tidak disunat itu sudah tegak dengan perkasanya. Meskipun tak disunat, namun kepala kemaluan laki laki itu terlihat amat kuat dan kasar. Ukurannya panjang dan kalau diukur lebih panjang dari milik mantan suaminya, apalagi topi bajanya terlihat memerah. Rambut rambut hitam yang berada di sekitar batang kokoh milik Domi amat rimbun sama dengan rambut di kepala pemiliknya. Dalam hati Alia merasa takut, ragu, dan kuatir. Sebab melihat sosok benda itu saja ia seakan tak kuat menerimanya. Namun karena laki laki itu mampu memberikan kenyamanan dan menyakinkannya, kekuatiran Alia jadi berkurang. Domi bersiap siap untuk memasuki lepitan liang kemaluan Alia. Secara perlahan dan hati hati ia retas jalan agar kemaluannya bisa masuk dengan lancar. Telapak tangan kasar Domi menggosok gosok permukaan kemaluan Alia yang ditumbuhi rambut halus terawat. Meski liangnya telah kembali basah oleh lendir pelumas, namun Domi sadar bahwa tanpa bantuan dari Alia penetrasi yang akan ia lakukan akan sia sia. Tubuh putih mulus Alia telah telentang dan kedua kakinya terbuka mengangkang siap untuk menerima masuk kemaluan Domi yang tegak perkasa. Dalam hati Alia berdebar debar karena ini baru pertama kalinya melakukan hubungan sex setelah bercerai. Situasi mentalnya juga tak sama disaat ia telah terikat pernikahan. Bahasa tubuh Alia semakin menambah semangat Domi untuk memasuki tubuh sintalnya. Domi sudah mengetahui tentang status Alia yang saat ini telah menjanda. Namun Domi tahu saat kemaluannya berdiri kokoh akan membuat Alia kesakitan,sebab ukuran miliknya memang di atas rata rata pria lainnya.

Selama ia menggauli pelacur tak sedikit para pelacur dikota itu yang kewalahan dan kadang menolak berhubungan dengan Domi karena ukurannya itu. Itulah yang kini di kuatirkan laki laki tanah Papua itu. Dan menyaksikan penerimaan Alia yang begitu pasrah padanya Domi semakin percaya diri. Bantuan lendir yang meleleh dari liang vagina Alia amat memudahkannya masuk. Dengan berbisik Alia berkata pada Domi.

”Bang, jangan terlalu dipaksa, aku takut Bang” erang Alia saat kepala kemaluan Domi memasukinya.

Dengan rasa cintanya, Domi mengikuti kata kata Alia. Dan dengan tekad yang bulat dan kerja keras saling membahu bersama Alia, akhirnya seluruh kemaluan Domi amblas ke dalam dasar rahim Alia. Alia sempat menahan dorongan pinggul Domi, namun karena tak ingin menyinggung perasan laki laki itu, Alia hanya memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu, perih di sekitar kemaluannya.

“Aduh,,,uhg,,,ugh,,,mm,,,,aduhhh,,,,bang!” erang Alia.

Rasanya sama seperti saat ia menjalani malam pertama dengan David dulunya.Kini seluruh batang kemaluan Domi telah tertanam dalam rahim Alia. Domi pun mengatur nafas dan mendiamkan posisinya saat itu. Kini kedua tubuh anak manusia ini telah menyatu secata utuh. Keringat mereka amat banyak keluar dari pori porinya dan telah bercampur. Tubuh putih Alia terlihat mengkilap dan tertutup sosok hitam kokoh yang penuh bulu milik Domi. Posisi Domi yang kini diam dan berada diatas tubuh Alia dirasakan amat disukainya. Rasa nyilu di kemaluannya mulai berkurang dan liang vagina Alia mulai menerima batang kemaluan yang kokoh itu. Dari dekat Domi memandang wajah Alia yang rupawan saat telah ia masuki. Wajah cantik milik wanita muda itu selalu datang disetiap tidurnya. Kini wanita cantik impiannya itu telah ia taklukan dan kini kemaluannya telah bersarang di dalam rahim si wanita. Sebagai wanita timur Alia tak berani memandang wajah Domi yang masih memperhatikannya. Tanpa disadarinya perlahan dari kelopak matanya menetes air mata Alia. Apakah karena ia bahagia karena telah memberikan hatinya pada Domi sedangkan secara jujur ia masih mencintai mantan suaminya David.atau tangisannya itu sebagai rasa penyesalan karena telah jatuh kepelukan laki laki lain yang tak berhak juga perasaan dosa yang menimpanya. Tak ada kata kata saat itu di antara mereka berdua, yang ada hanya gerakan Domi yang mulai menarik kemaluannya dan kembali menghujamkannya sedalam mungkin di rahim Alia. Kedua tangan Alia kini meraih bahu Domi, sesekali tangannya memegang dengan erat lengan Domi yang licin karena kerja keras untuk memuaskan Alia. Seluruh tubuh Alia kini sudah mau menerima keadaan seperti itu.

Sodokan dan hentakan menumbuk ke dalam kelamin Alia semakin gencar dan cepat oleh Domi. Dari mulut Alia hanya keluar erangan nikmat dan dengusan merintih seolah minta cepat di puaskan. Kedua tangan Alia semakin kuat memegang apa saja yang bisa ia raih untuk menyemput gelombang orgasme yang akan datang. Begitu juga wajah Alia kadang tengadah dan naik seolah ingin menumpahkan segala yang terpendam selama ini.Kalung berlian yang melingkar di lehernya kini sudah tak karuan lagi letaknya. Domi menyadari kekasihnya itu akan mendapatkan gelombang orgasme semakin mempercepat gerakan maju mundurnya. Kedua tangannya juga tak tinggal diam meremas dan memilin payudara Alia yang juga sudah basah. Dan saat bersamaan Domi juga merasa kemaluannya akan mencapai klimaks,maka Domi berusaha agar mereka berdua bisa klimaks bersamaan. Merasakan dirinya akan klimaks juga, Domi meraih pinggang Alia dan dengan kedua tangannya ia tekan agar kemaluannya dapat masuk sedalam mungkin dan membasahi dasar rahim kekasihnya itu. Beberapa detik kemudian tubuh Alia mengejang dan seluruh ototnya mengeras. Jari jari alia mencengkram lengan Domi sehingga kulit hitam Domi mengelupas oleh kuku Alia.

“Ugh,,,,ugh,,,,uhhh,,,,” itu yang keluar dari bibir mungil Alia menyambut orgasmenya.

Domi masih menahan untuk ejakulasi,dan tak dapat ia tahan akhirnya Domipun memuntahkan semua air cintanya di dalam rahim Alia. Perlahan tubuh Domi ambruk menimpa tubuh putih Alia. Kelamin keduanya masih menyatu dan belum terlepas. Alia amat menyukai suasana itu, apalagi kelamin Domi telah mengecil namun ukurannya masih tetap saja sama seperti ukuran kelamin mantan suaminya saat telah menegang. Malam larut dan keduanya tertidur kecapaian setelah bertarung habis habisan malam itu. Tengah malam Domi terbangun karena lapar. Begitupun Alia perutnya serasa keroncongan. Tengah malam itu,mereka mengenakan pakaiannya dan keluar kamar menuju restoran yang masih buka di samping bungalaow itu. Terlihat wajah letih keduanya sehabis pertarungan malam itu. Setelah memesan makanan dan menyantapnya dengan lahap, pasangan itu kembali ke dalam bungalow. Sambil jalan berpelukan keduanya memasuki kamarnya. Sampai dalam kamar keduanya kembali berciuman seolah tak ingin melewatkan waktu berakhir dengan cepat. Tak memakan waktu lama keduanya kembali bugil dan siap melakukan hubungan sex kembali. Awal pertama tadi keduanya terlihat agak risih dan kuatir. Kini keduanya semakin lancar melakukannya. Dan di awal Alia yang hanya diam menunggu perlakuan Domi, kini malah Alia yang terlihat membantu Domi memasuki dirinya. Dengus nafas dan erangan nikmat seakan menutup lembaran hubungan mereka malam itu. Perpisahan yang akan tiba semakin membuat Domi ingin memberikan kenangan yang sulit dilupakan Alia. Erangan erangan nikmat keduanya menutup persetubuhan mereka malam itu.

By: Heaven123414
---------------------------
28 komentar Post your own or leave a trackback: Trackback URL
  1. Beef mengatakan:
    Ada yang baru ternyata
  2. sirikbanget mengatakan:
    Muantapp.. Lanjutkan
  3. kondangan mengatakan:
    masih mantabbb bos
    tapi untuk kabar kelanjutan misteri suster asti gimana donk
    masa sudah loyo untuk ide baru
    senam kegell dulu biar makin mantab
    pokoknya masih setia menunggu
    Re; itu kan punyanya bos nagalangit
  4. donnyhorny 02197039859 mengatakan:
    Kynya versi remake yg di pulau apa tuh nias mgkn koq agk2 dejavu dikit neh Bro, btw TOP abiez. Thx a lot Bro lanjut kan!
    Re: iya memang agak mirip, pengarangnya juga sama kok, kayanya tulisan bro heaven emang tipikalnya gini ya hehehe
  5. pimp lord mengatakan:
    Well…
    I don’t know…
    Kinda flat for me…
    but keep on writing bro…
    keep on writing
    Re: pimp lord dah lama ga nulis nih?
  6. dick mengatakan:
    tama baru tampaknya……mantep banget……ditunggu lanjutannya gan…..
  7. octa mengatakan:
    Cerita yg bagus ! trus update donk tiap hari
  8. Hello K!tty mengatakan:
    cerita yang dapat dikembangkan
    lebih lanjut dan lebih panas,
    misalnya alia dibujuk maen bareng temen temen Domi
    yang asal papua, ato bisa juga diajak ke tanah kelahiran Domi
    , main sama suku pedalaman yang masih pakai koteka
    ini bersambung kan bro Heaven ?? ato satu tamat…
    Re: wakaka fantasi sis yo nakal juga ya, masih ada sambungannya kok sis ada 2 eps
  9. Ninja Gaijin mengatakan:
    nice.
    bagus juga… banyak detail, ngga buru-buru, berusaha romantis.
    cuma sayang judulnya ngga deskriptif.
    Re: judulnya knp ga deskriptif bro?
  10. Hello K!tty mengatakan:
    listrik naek .. listrik Naekkkk….!!
    rugi lagi rugi, lagi, gara-gara mensubsidi..!! mensubsidi…!!
    (nyindir Mode : On)
    makin sering naek gaji , makin sering listrik naekkkk ^_^
    Re: apa hubnya listrik ama cerita ini sis? :)
  11. babeh9694 mengatakan:
    Ceritanya bagus…, tp kurang foto…
    Hehehe….
    Good Story Bro…
    Re: tuh dah ada fotonya, maaf karena penulisnya minta fotonya diganti jadi sempat ilang gambarnya
  12. Teddy mengatakan:
    Cerita yang lumayan tapi ya bener juga yang dikatakan bro pimp lord terkesan datar mungkin karena kebanyakan narasi kali ya jadi dialognya dikit banget dan pendek
    tapi seperti bro pimp lord bilang juga terus lah menulis karena dengan lebih banyak menulis mungkin nantinya akan seperti penulis2 lain yang ada di blog KBB ini yang sudah dibuatkan foldernya sendiri oleh bro shu
    (sori hanya bisa komen belum bisa dapat menulis cerita yang seperti ini)
  13. Tam2 mengatakan:
    Panjang dan lebar…. tapi sayang masih terkesan flat …. hanya pendapat pribadi sih ….
    Saya tawarkan lagi ke temen2 untuk membantu saya .. saya punya kisah nyata bbrp cewek di kota saya …. saya tidak bisa menulis .. ada yg mau membantu ???
    Re: ayo2 penulis2 ada yg berminat ga? dipilih2!!! kok kaya jualan hehehe
  14. Blaze mengatakan:
    mungkin ini kategorinya termasuk softcore ya, mengutamakan alur dramanya dan adegan panas sebagai pelengkap. nice story tapi kurang setuju kalo agama/kepercayaan dimasukkan disini. rasanya bikin jadi kurang nyaman bacanya. mungkin lebih baik kalo kepercayaan para karakternya tidak perlu disebutkan dan diserahkan pada pembaca untuk menafsirkan.
    Re: hhhmm sori kalau ada yg tersinggung soal agama nih, tapi disini ga ada unsur penghinaan agama kan? makanya gw lolosin
  15. njet2 mengatakan:
    nice Bos,,,
    lanjutkan ide2mu ,,,
    BTw, ditunggu Serial RYTnya,,OK BOs
    ditunggu,,,,
    SUKSES
  16. csssssssss mengatakan:
    ehmm..fotonya g ada y
    Re: sekarang dah ada, sori ada kesalahan teknis
  17. Pendekar Maboek mengatakan:
    wah klo d trawang2 kykny ni crita bkal brakhir jd prseteruan cinta sgitiga nih, bs sgitigany ama mntan suami alia ato istri domi, msti terjadi perang dunia klima, sok you know bgt sih gw? :D
    baca crita kyk gini gw jd kbyang ksah cnta sgitiga artis inisial KD dgn laki2 bristri inisial RL, kn lg hot2ny tuh d tv? istri RL komentar, d bales ama kakak KD, d bales lg komentar mntan suami KD, trs blik lg d bles ama istri RL, bles2an deh akhirny ampe skrang!!! tp klo d liat2 foto wajahny domi harusny alia berkata k domi kyk gini nih : “benarku mencintaimu, tp tak begini…!!” ha ha ha
    Re: hak hak hak jadi harusnya gmn dong mencintainya?
    @ sis yo : bner tuh sis, d negara tetangga smua pda naik!!! cm satu aja tuh yg turun yaitu moral para pejabat2ny, capek deh!!! hak hak hak
    Re: iya tuh terutama moral pejabat yg sok moralis tapi diem2 suka mupeng juga, suka korupsi lagi
  18. hello K!tty mengatakan:
    *Bang Maboek
    justru itu yang sangat memprihatinkan bang…
    susah cari orang bener dinegara tetangga kita entu..
    waktu dibawah kan teriak teriak bakal ngebelain wong cilik
    ehh udah diatas malah rame rame nindas & nyedotin uang wong cilik
    bukan cuma ikat pinggang yang disuruh dikencengin..
    malah leher juga diiket sampe sesek napas..,
    kan kasihan tuch
    belum lagi kasus demi kasus ngak ada yang beres deh, ujung ujungnya sih dipeti es kan…
    Lohhh malah curhat hi hi hi hi
    Re: wah gw baru pernah denger bu mensexneg berkeluh kesah soal politik negeri tetangga, hehehe…emang tuh sis kalau omongin satu itu cape deh, kasusnya ada aja tiap hari, alangkah lucunya (negeri ini), hihihihi
  19. al capone mengatakan:
    bagus,soft sayang bagi gw kurang diekspolarasi tu pantat cw :)
  20. Sufe mengatakan:
    Lembut
    pelan
    mantab
    ditunggu kelanjutannya
  21. Diny Yusvita mengatakan:
    Mampir bentar ngilangin strezz.
    Baru baca, kmarin cuma liat fotonya aj di FB, emang ciri khas Bro Heaven kek gini yach tulisannya, panjang & detail di cerita, kalo ditambah adegan hot makin wauw neh.
    Terus berkarya Bro Heaven, i’m an angel from there ^o^, jatuh nge-gubrak. BRAAAK !!, eh…Bang Ninja ketindihan, jadi enak jatuhnya xixixi.
    Re: hak hak hak…sis diny ngerasa jadi angel
  22. Ninja Gaijin mengatakan:
    aduhh… lagi mupeng di depan komputer kok ketindihan sesuatu… apa ini kok empuk, wangi… Waduh ketimpa bidadari… :D
    buat yg ngejatuhin dia, makasih… akan saya pergunakan sebaik-baiknya :D :D
  23. hendra mengatakan:
    cuma fantasi yang aku suka (not really)
  24. Pendekar Maboek mengatakan:
    @ sis yo : tumben nih berat bgt omonganny sis? lg bete kah? :) udah sis jgn trlalu d pikirin, capek klo msti mikirin negara tetangga tu ampe kiamat jg kykny ngga bkal brubah !!! qta rakyat kcil sih yg pnting asyik2 aja, urusan tu “setan2” biar Yg Maha Kuasa aja yg ngurus he he he
    Re: emang kalau mikirin masalah di negara tetangga bener2 cape deh, masalah satu blm beres dah nongol yg lain, century blm beres dah nongol si susno cuap2, disusul kasus gayus. kaya sinetron2nya aja deh sambung-menyambung ga karuan deh
  25. sir mike mengatakan:
    terlalu softcore banget.. hhaha
    walau pun tema hmm kbb but terlalu softcore buat gue
    Re: mr mike sih sukanya yang hard hard sih hehehe
  26. hello K!tty mengatakan:
    *Bang Maboek
    iya bang, susah dah ngerubahnya supaya bisa jadi bener…,
    maklum-lah disana banyak bagi-bagi kekuasaan… hi hi hi…,
    mendingan kita mikirin kolek kita yak bang he he he
    *Bos Shu
    sebenernya sih bukan sambung menyambung ngak karuan,
    tapi sambung menyambung buat mengalihkan perhatian
    publik, akhirnya kan jadi ada “semacam blur”, kalau di photoshop mah… Y ^_^, hi hi..,
    eh iya neh bos cerita si amir sekalian aja kita kolab juga yak…, kalau bisa sih sekalian ajakin Bos Naga buat kolab bertiga… , kan jenis ceritanya kesukaan dia tuch…,
    Gimana Bos naga?? mau berkolab ngak bareng-bareng ^_^
    Re: cerita amir? yang mana tuh ya sis? lupa gw saking dah banyaknya
  27. hello K!tty mengatakan:
    ow iya ni…, siap bossss…, tar kirim aja abunawasnya ^_^
    Re: abunawas? apaan tuh sis?
  28. Hello K!tty mengatakan:
    *Bos Shu
    ehe he. salah ding…, maksudnya om jin-nya…
    ceritaku yang satu tamat itu loh bos… yang bergenre mistik..
    Re: ooh itu iya2 inget sis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar