Laman

Kamis, 18 Agustus 2011

Tamara Bleszinsky’s Hidden Diary

Agustus 27, 2007
Tamara Bleszinsky

Suasana di kamar Presidential Suite itu jelas dirancang untuk membangun suasana yg romantis. Cahaya lampu kamar yg ada di lantai tertinggi hotel berbintang lima itu dibuat dengan mengimitasi candle light party yg temaram. Cahaya jingga mendominasi kamar berukuran luas itu, sementara harum bau pewangi ruangan yg disemprotkan secara otomatis menguarkan aroma yg membangkitkan erotisme. Alunan musik instrumental berirama acid jazz lembut makin menegaskan suasana penuh gairah itu.

Ranjang berukuran besar itu berderit pelan, kelambu yg menutup sebagian ranjang bergaya neo klasik itu bergetar dengan lembut seiring dengan guncangan lembut yg terjadi. Sehelai lingerie berwarna pink tipis nyaris transparan dan sehelai g string sewarna berenda-renda tergeletak di lantai dekat ranjang. Di dekatnya, pakaian pria mulai dari kemeja, celana panjang sampai pakaian dalam terserak berantakan di beberapa tempat.

“Ohh… ohggh… aahh… aahh…” desahan suara wanita terdengar begitu manja di tengah deru nafasnya yg memburu.

“Ahh… yeah… c mon Tammy.. ahh.. yes.. ohh.. yes..” suara pria mengiringi desahan desahan manja sang wanita. Sepasang anak manusia bergulat di atas ranjang dalam keadaan telanjang bulat, menyatu dalam sebuah persetubuhan ganas. Si wanita yg berwajah indo berposisi di atas memacu tubuhnya yg putih mulus dengan gerakan liar sambil melenguh-lenguh merasakan kenikmatan persetubuhannya, sementara si pria yg jelas orang bule memeluk tubuh mulus si wanita sambil mencumbui sepasang payudara mulusnya yg montok dan kenyal, sesekali payudara putih itu dijilati dengan penuh nafsu.

“Ohh.. aahh.. Fuck me.. harder.. Mike.. ohh..” wanita yg disapa Tammy itu melenguh keras, tubuhnya mengejang dan menggeliat-geliat, wajahnya memerah tegang, seolah ingin mengeluarkan sesuatu yg sedari tadi ingin dia keluarkan dari tubuhnya. Saat itulah tubuhnya melengkung, wajahnya mendongak ke atas, sementara kuku jari tangannya membenam di pundak si pria.

AHHKKH… OHHH…” wanita itu melenguh keras, seluruh gejolak seksualnya meledak bertubi-tubi menciptakan sensasi luar biasa yg menggedor sekujur syarafnya, tubuhnya menegang kaku. Sementar si pria merasakan jepitan kuat mencengkeram penisnya. Vagina si wanita berdenyut keras seperti memijat penis yg mendekam di dalamnya.

“Ohh.. Ahh..” pria bule itu mengerang keras, tidak tahan merasakan sensasi kenikmatan yg melanda penisnya. Penisnya berkedut sesaat lalu dengan lenguhan penuh nikmat, sperma si pria menyembur mengisi rahim wanita cantik itu.

*

Menelisik hubungan spesial antara Tamara Bleszinsky dengan Mike Lewis, bintang sinetron sekaligus model berdarah Eropa itu seperti mencoba mengendus tindak pidana korupsi, ada di depan hidungmu tapi tidak bisa kau buktikan. Selama berbulan-bulan para wartawan Infotainment mencoba mencoba mengungkap fakta itu, tapi tak satupun dari mereka yg berhasil. Padahal hampir semua orang paham kalau perceraian Tamara dengan Rafly disebabkan oleh perselingkuhan Tamara dengan Mike.

Hal itu pula yg membuat Tamara Dan Mike bisa melenggang bebas. Selama ini memang keduanya punya trik khusus untuk menyembunyikan perselingkuhan mereka. Rafly sendiri sebenarnya tahu hal itu meskipun dia tidak berhasil membuktikannya. Itulah sebabnya dia mati-matian memproteksi Rassya dari bekas istrinya, karena dia ingin menangkap basah hubungan gelap Tamara secara langsung.

Siang itu karena tidak ada jadwal syuting, Tamara terlihat sibuk melakukan latihan fitness di rumahnya yg luas. Memakai pakaian fitness yg ketat membuat lekuk tubuhnya yg menjadi fantasi liar banyak pria terlihat begitu jelas. Keringat yg membasahi tubuhnya yg putih membuatnya tampak makin seksi.

Di tengah kesibukannya berlatih tiba-tiba terdengar dering telepon membuat Tamara menghentikan latihannya. Dengan gerakan enggan Tamara menghampiri telepon yg terletak di sudut ruangan.

“Halo..” kata Tamara ogah-ogahan. Suara berkeresek terdengar dari seberang.

“Halo Mbak.. Ini di pos depan ada paket amplop buat Mbak Tamara.” kata suara yg ternyata satpam di depan. “Saya antar sekarang Mbak?”

“Ya. Bawa saja ke dalam.” kata Tamara Pendek. Dia segera menutup telepon, lalu menyambar mantel tidur yg ada di dekatnya untuk menutupi tubuhnya. Tamara lalu menuju ruang tengah. Sebuah amplop coklat besar yg tersegel rapat dan agak menggelembung karena terisi sesuatu. Tamara agak bingung melihatnya, mungkin surat penggemar yg dijadikan satu pikirnya. Dibaliknya amplop itu. Tidak ada nama pengirimnya. Dengan buru-buru Tamara merobek amplop itu, karena kurang hati-hati, isi amplop itu berhamburan keluar. Foto. Amplop itu berisi foto banyak sekali, tapi bukan foto sembarang foto. Seluruh foto yg ada ternyata adalah foto-foto yg memperlihatkan perselingkuhannya dengan Mike Lewis. Entah berapa banyak adegan mesranya dengan Mike yg diabadikan, mulai dari yg sekedar berpelukan atau berciuman sampai foto yg jelas memperlihatkan dirinya dalam pose telanjang bahkan tengah melakukan hubungan seks. Foto yg memperlihatkan saat mereka memasuki kamar Presidential Suite dua hari yg lalu juga ada.

Seluruh tulang di tubuh Tamara seolah lenyap begitu melihat foto-foto itu. Tubuhnya langsung panas dingin seperti terserang demam mendadak. Perutnya serasa bergejolak seperti diaduk-aduk isinya. Dengan panik Tamara mengumpulkan foto-foto dan memasukkannya lagi ke dalam amplop. Selembar kertas bekas sobekan notes terselip di antara tumpukan foto.



KETEMU DI KAFE BIASANYA, JAM 2 SIANG INI



Tamara tertegun melihat kertas itu. Kepanikan luar biasa seperti seekor ular piton membelit tubuhnya. Otaknya bekerja keras mencoba mengungkap siapa yg mengirimkan foto-foto itu. Tapi dalam keadaan panik, karena dalam seperempat jam dia harus datang ke tempat yg diminta oleh pengirim surat kaleng itu, membuat Tamara tak bisa berpikir jernih. Tanpa mandi, Tamara segera berganti pakaian lalu menuju mobilnya.

*

Kafe yg berada di daerah Kemang itu terlihat sepi pada jam-jam seperti ini. Bisa dimengerti karena ini adalah jam kantor di saat aktifitas sedang sibuk-sibuknya. Tamara beberapa kali melirik jam tangan mewah berlapis emas yg melingkari pergelangan tangan kirinya dengan gelisah. Dia terlambat sepuluh menit dari seharusnya. Tamara sengaja duduk di sudut ruangan agar bisa mengawasi pengunjung yg lain. Dia memakai kaus ketat warna merah dan celana jins ketat. Tamara sengaja menyembunyikan identitasnya dengan memakai topi dan kacamata hitam. Begitulah yg biasa dia lakukan jika berduaan dengan Mike.

Mendadak, seorang pria berjaket hitam dan berkacamata gelap duduk di depan Tamara. Tamara yg sedang kalut langsung terkejut dibuatnya, nyaris dia berteriak kalau pria itu tidak mencegahnya.

“Jangan Mbak..” pria itu memberi isyarat agar Tamara diam. Tamara seperti mengenali suara pria itu.

“Kamu..” Tamara mulai yakin siapa yg dihadapinya. “Samy. Kamu Samy kan?” Tamara menggeram marah. “Bajingan kamu..!”

“Sst..” pria yg disapa dengan nama Samy itu memberi isyarat diam pada Tamara. “Jangan berisik Mbak. Apa mbak Tamara mau semua orang tahu?” Samy mengucapkan kalimat itu dengan tenang, seperti sudah melatihnya selama berhari-hari. Tamara merasakan ada nada ancaman dari suara Samy.

“Apa maumu bangsat?” Tamara menajamkan suaranya dengan raut muka penuh kemarahan.

“Wah. Langsung ke tujuan.” Samy tersenyum sinting. “Dulu waktu Mbak Tamara memecat saya sebagai sopir Mbak, kayaknya juga begitu.”

Tamara kian panik dipermainkan seperti itu. Tangannya mencengkeram gelas minumannya yg masih penuh. Hampir saja Tamara menyiramkan isinya ke wajah Samy. Tamara ingat, dia pernah memecat Samy yg waktu itu bekerja padanya sebagai sopirnya. Samy sebenarnya tergolong rajin, tapi dia punya masalah sering teledor. Beberapa kali dia mengacaukan jadwal Tamara karena keteledorannya. Nama aslinya Samsudin. Umurnya tidak beda jauh dari Tamara. Tampangnya lugu dan culun, yg sebenarnya lebih mirip orang katro ketimbang kriminil dam punya selera humor yg kelewatan bahkan cenderung konyol. Hobinya cengar-cengir sendirian menambah kesan sebagai orang yg agak slebor. Tubuhnya kurus dan agak pendek, cuma 155 cm. Kulitnya gelap terbakar matahari. Kumis ikan lele model Tukul Arwana menambah kesan culun di wajahnya.

“Jangan basa-basi!” Tamara kian kesal dengan kelakuan Samy. “Elo mau apa? Uang?”

“Wah. Kalau itu sih pasti Mbak Tamara..” Samy menjawab konyol. “Siapa orangnya yg nggak doyan duit. Tapi ini lebih dari sekedar duit..”

Tamara berdesir. Ada rasa tidak enak melintas di benaknya ketika mendengar perkataan Samy barusan.

“Apa maksud elo?” Tamara bertanya gugup. Samy terlihat senang berada di atas angin. Jelas sekali dia sangat menikmati permainan ini.

“Mbak Tamara pernah memecat saya kan?” tanya Samy. “Pakai acara memaki-maki pula.”

Tamara hanya diam. Dia tidak tahu akan diarahkan ke mana pembicaraan ini.

“Lalu apa yg elo mau sekarang?” Tamara bertanya gugup setelah terdiam beberapa saat. Samya tertawa mendengar kegugupan dalam ucapan Tamara.

“Gampang saja kok Mbak, asal Mbak Tamara menuruti perintah saya, semua beres.” kata Samy blak-blakan. Tamara nyaris melompat dari kursinya. Wajahnya seperti ditampar mendengar hal itu. Tubuhnya langsung gemetar dan panas dingin.

“Tapi kalau Mbak Tamara nggak mau juga nggak apa-apa.” Samy menambahi melihat reaksi Tamara. “Paling-paling foto mesumnya Mbak Tamara bakal nongol di internet. Dan Mas Rafly bakal nggak akan mengijinkan Mbak menemui Rassya buat selamanya. Gampang kan?”

Rasanya seperti ada palu godam raksasa yg menghantam rontok sekujur tulang tubuh Tamara saat mendengar hal itu. Bagi Tamara, perselingkuhannya dengan Mike Lewis tersebar bukan masalah besar. Foto mesranya dengan Mike tersebar juga bukan masalah besar. Tapi bagi Tamara, lebih baik mati daripada dilarang menemui anak kandungnya sendiri untuk selamanya.

“Jangan..” Tamara menggeleng lemah. Sebutir air mata mengalir di pipinya yg putih. “Jangan.. Gue bersedia mematuhi perintah elo, tapi please jangan sebarin foto-foto gue. Gue bisa mati kalau tidak diijinkan ketemu Rassya lagi.” Tamara meratap.

Samy tertawa puas mendengar ucapan Tamara. Perasaan penuh kemenangan memenuhi sekujur tubuhnya, sebuah kemenangan yg sangat tak ternilai harganya yg bahkan jauh melebihi perkiraannya.

“Bagus sekali Mbak..” Samy tersenyum licin, penuh kemenangan. “kalau begitu sekarang Mbak Tamara tandatangani surat pernyataan ini.” Samy mengeluarkan sebuah tumpukan kertas dari saku jaketnya.

“Saya yg bertanda tangan di bawah ini, Tamara Bleszinsky sebagai pihak pertama, menyatakan bersedia mematuhi semua perintah dari pihak kedua yg bernama Samsudin. Jika saya melanggar perjanjian ini, saya bersedia menerima hukuman yg bentuknya diserahkan sepenuhnya pada pihak kedua. Demikian surat pernyataan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun.”

Tamara membeku membaca isi surat perjanjian yg ada di tangannya. Jika dia menandatangani surat itu, berarti dia akan sepenuhnya dikuasai oleh Samy, bahkan lebih buruk lagi, dia akan menjadi budak Samy. Tapi Tamara juga takut kehilangan Rassya. Kebingungan melanda Tamara. Pilihan yg dihadapinya sama-sama sulit. Tapi akhirnya, karena kalut, Tamara memutuskan untuk menandatangani surat yg dibuat rangkap tiga itu.

“Bagus sekali Mbak..” Samy tertawa. “Mbak Tamara memang pintar deh.” kata Samy sambil memasukkan surat perjanjian ke dalam sakunya. “Sekarang tugas pertama Mbak Tamara adalah..” Samy menatap wajah cantik artis itu dengan liar. “Mbak Tamara musti muasin saya..”

Tamara terkesiap mendengarnya. Tubuhnya terasa lemas seolah tak bertulang.

“Apa maksudmu..?” Tamara beratanya gemetar.

“Masa nggak ngerti juga..” Samy menjawab tenang sambil tersenyum-senyum mesum.

Tamara merinding ngeri. Ketakutannya yg terbesar terbukti benar. Dia menundukkan wajahnya sambil menangis pelan. Tapi karena Tamara telah menandatangani surat perjanjian maka dia tidak bisa menolak keinginan Samy. Secara legal Samy berhak memerintahkan apa saja pada Tamara. Tamara benar-benar tidak berdaya menghadapi akal Samy yg dengan lihai telah menjebaknya dengan dua senjata mematikan. Bahkan dengan pengacara sekelas Hotman Paris Hutapea atau Ruhut Sitompul sekalipun Tamara tidak yakin bisa keluar dari jeratan bekas sopirnya itu. Kalaupun Tamara bisa lolos dari jerat surat perjanjian yg ditandatanganinya, dia masih harus menghadapi ancaman kehilangan Rassya. Tamara bingung dan kalut memikirkan hal itu. Dia juga heran bagaimana caranya Samy bisa mendapatkan foto-foto pribadi itu. Padahal kalau Tamara mau cermat, dia pasti ingat pernah kehilangan kamera digital beberapa bulan lalu.

Ketidakberdayaan itulah yg membuat Tamara menurut saat Samy mengajaknya pergi dengan memakai mobilnya. Tamara memperhatikan Samy membawanya ke arah Puncak. Tamara hafal jalan yg dilalui karena dia sering melewatinya bersama Mike. Sepanjang perjalanan, karena terlindung kaca mobil yg gelap, Samy dengan leluasa menggerayangi tubuh Tamara. Tangan Samy berkali-kali bercokol di payudara Tamara yg sering disebut-sebut sebagai payudara terindah di Indonesia itu sambil meremasinya dengan kasar. Tamara sendiri dipaksa untuk mengelusi bagian kemaluan Samy dengan tangannya.

Semula Tamara mengira Samy akan membawanya ke villa. Tapi alangkah terkejutnya Tamara ketika Samy membelokkan mobilnya ke sebuah penginapan yg terkesan kumuh. Tamara merasa jengah berada di penginapan itu. Sering sekali dia melihat wanita malam kelas murah meriah berseliweran di depannya, bergandengan tangan dengan pria hidung belang. Mereka menyewa sebuah kamar yg sempit dan pengap tanpa AC, membuat Tamara kegerahan. Hanya ada sebuah ranjang berukuran besar yg membuat kamar sempit itu jadi makin sempit. Dilihat dari kondisinya, Tamara tidak yakin kalau seprai tempat tidurnya pernah diganti selama sebulan terakhir. Tamara bahkan melihat ada noda seperti bekas ceceran darah di tengah-tengah seprai berwarna kuning lusuh itu. Tamara tiba-tiba merasa dirinya jadi tidak ada bedanya dengan pelacur murahan yg dilihatnya di depan penginapan. Selama beberapa lama dia hanya bisa berdiri mematung.

“Jangan diam saja di situ.” Samy berkata agak keras. “Sekarang elo ke sini.” Samy mulai meninggalkan sebutan ‘Mbak’ dan mulai menggunakan bahasa ‘elo gue’ pada Tamara. Tamara diam saja mendengar ucapan itu, tapi wajahnya memerah karena menahan malu dan marah.

“Nah.. Sekarang gue mau elo lepasin semua baju elo sampai bugil.” kata Samy. “Iya, bugil.” ulangnya saat melihat reaksi Tamara yg terpekik tak percaya.

“Tapi bukan asal bugil Tam.” Samy mengeluarkan barang bawaannya. Sebuah handycam. “Gue mau merekam elo bugil.”

“Jangan Sam..” Tamara menggeleng lemah merasa dilecehkan. “Gue mau bugil di depan elo, tapi jangan direkam.. Please..” Tamara memohon dengan terisak, tapi Samy tertawa dingin.

“Eln nggak berhak menawar.” Samy menukas. “Gue yg berkuasa di sini, jadi cepat lakukan.” Samy mengancam.

Tamara terdiam dan terisak mendengarnya, tapi dia tidak bisa menolak keinginan Samy. Dengan menguatkan diri, Tamara menghapus air matanya. Perlahan dia mulai menarik kaus ketatnya, melewati kepalanya sampai kaus itu terlepas dari tubuhnya membuat tubuh Tamara bagian atas sekarang hanya berbalut sebuah bra berwarna hitam berenda. Samy langsung melotot menatap tubuh molek wanita cantik itu yg begitu putih dan mulus.

“Ohh.. bra hitam.. yeah.. kesukaan gue nih..” kata Samy penuh nafsu sambil menyorot kemolekan tubuh Tamara dengan handycam. “Ayo, celananya juga. pelorotin celana elo.”

Tamara terisak pelan mendengarnya. Dengan berat hati dia mulai membuka celana jeans ketat yg dipakainya lalu diturunkannya sampai lepas. Seketika itu pula sepasang kaki yg seputih pualam terpampang dengan indah menampakkan sepasang paha mulus dan betis indah yg berakhir pada selangkangan dan pinggul membulat yg masih tertutup celana dalam model G string yg juga berwarna hitam berenda.

“Ohh..” Samy mendengus penuh nafsu melihat tubuh Tamara yg nyaris bugil. Kemulusan tubuh Tamara terlihat begitu kontras dengan pakaian dalam warna hitam yg dipakainya. Samy meminta Tamara membalikkan badan agar dia bisa menyorot punggung Tamara yg mulus dan pantat montoknya yg terbuka. Selama beberapa menit Samy memuaskan diri merekam tubuh mulus Tamara dari segala arah.

“Sekarang lepasin bra sama celana dalamnya.” perintah Samy. Tamara menggeleng lemah mendengarnya. Air matanya kembali mengalir.

“Gue bilang lepas!” Samy membentak. Tanpa daya sedikitpun Tamara menurut. Diraihnya kait bra di bagian punggungnya, dan sebentar saja bra hitam itu sudah terlepas dari tubuhnya dan jatuh ke lantai, membuat payudara Tamara yg putih mulus itu menggantung telanjang. Bentuknya memang indah, tidak tampak seperti payudara wanita yg sudah punya anak. Payudara mulus itu tetap terlihat montok dan kencang, bulat padat dengan puting berwarna pink segar mencuat menggairahkan.

“Ohh.. montok.. ohh.. mulus..” Samy gemetar menahan nafsunya yg menggebu melihat keindahan payudara Tamara yg telanjang.

“Ayo, celana dalamnya juga.” Samy berkata gemetar. Tamara tidak kuasa menolaknya, dia segera memelorotkan G stringnya sampai lepas dan melemparkannya ke lantai, membuat tubuh mulusnya kini benar-benar telanjang bulat. Daerah kemaluannya yg terbuka ditumbuhi rambut halus yg terawat cermat.

“Ohh.. ohh.. mulus banget.. ohh..” Samy mengerang sambil terus menyorot tubuh bugil Tamara selama beberapa menit. Lalu setelah puas menikmati kemulusan tubuh Tamara, Samy menyuruh artis cantik itu mendekat. Dipaksanya Tamara berlutut di hadapannya.

“Sekarang elo buka celana gue Tam.” perintah Samy, membuat Tamara bergidik ngeri. Tapi Tamara terpaksa menurut. Seketika penis Samy yg besar dan kokoh langsung mengacung tegak tepat di wajah Tamara membuat Tamara memalingkan wajahnya. Penis Samy ternyata jauh lebih besar dibanding penis Mike. Salah satu alasan Tamara berselingkuh adalah karena dia tidak pernah puas jika berhubungan badan dengan Rafly, tapi kalau melihat ukuran penis Samy, Tamara jadi ngeri membayangkan kalau Samy memperkosanya.

“Elo pasti sering nyepongin kontolnya Mike kan Tam?” Samy bertanya membuat Tamara gugup. “Sekarang elo emut kontol gue.”

Tamara terkesiap ngeri, dia merasa jijik melihat penis Samy. Dia memang sering melakukan oral seks dengan Mike, tapi penis Mike jelas lebih bersih ketimbang penis yg sedang dia hadapinya.

“Ayo.. tunggu apa lagi?” bentak Samy. Tamara merinding sesaat. Akhirnya dengan pasrah Tamara mulai menggenggam penis Samy yg berukuran super dan mengocoknya dengan lembut. Samy langsung mengejang merasakan kenikmatan kocokan tangan Tamara yg halus dan lembut pada penisnya. Lalu Tamara mulai membuka mulutnya.Kemudian memasukkan penis yg sedang dikocoknya ke dalam mulutnya.

“Ohh.. ohh.. ahh.. nghh.. ohh..” Samy mengerang-erang menahan kenikmatan yg mulai mendesak tubuhnya ketika Tamara mulai mengulum penisnya Tamara memang lihai melakukan oral seks. Dia mulai mengeluarkan trik-triknya dengan mengeluarkan batang penis Samy dari mulutnya untuk dikocoknya dengan lembut dan kemudian dikulumnya kembali. Hal itu dilakukan Tamara berulang-ulang membuat Samy kian melenguh tak karuan. Kamar yg pengap itu jadi semakin pengap oleh permainan oral seks Tamara membuat keringat Tamara dan Samy bercucuran. Samy makin keenakan menikmati kuluman dan kocokan Tamara pada penisnya sambil tetap merekam wajah artis cantik itu saat mengulum penisnya. Wajah cantik Tamara terlihat kian menggairahkan dan membangkitkan nafsu.

Selama sepuluh menit lamanya Tamara mengulum dan mengocok penis Samy sampai Samy berkelojotan menahan sekuat tenaga desakan kenikmatan ya melanda tubuhnya. Sampai pada klimaksnya, Samy tidak tahan lagi. Dia memegangi kepala Tamara dan menyodokkan penisnya dalam-dalam sampai mentok di tenggorokan artis cantik itu. Tamara membeliak kehabisan nafas sampai tubuhnya meronta-ronta. Samy makin brutal menyodokkan penisnya.

“ARGHH.. ARGGHH.. OHH..!! Samy melenguh keras, tubuhnya mengejang. “Crt.. crt.. crt..” seketika sperma Samy menyembur ke dalam tenggorokan Tamara. Tamara merasakan ada cairan kental mengalir di tenggorokannya dan meluncur tak tertahankan ke dalam perutnya.

“Ahh..” Samy melenguh penuh kelegaan. Rasanya seperti terlepas dari himpitan sebuah gunung batu saat dia menumpahkan spermanya di tenggorokan artis cantik itu. Tamara langsung terpuruk ke lantai sambil tersengal-sengal kehabisan nafas. Dia terisak sedih, harga dirinya terhempas ke titik paling hina seolah ada yg mendorong tubuhnya ke dalam jurang yg sangat dalam.

“He he he..” Samy tertawa penuh kemenangan. “Elo memang jago banget nyepongnya Tam.” kata Samy mengejek. Tamara mendongak menatap Samy dengan wajah memelaskan.

“Sudah cukup kan Sam?” Tamara bertanya lirih. “Gue udah puasin elo..”

“Sudah cukup?” Samy tertawa. “Mulai saja belum..”

Ucapan Samy membuat Tamara kembali tertunduk lemas.

“Sekarang Tam, elo harus menari bugil.” perintah Samy tegas. Tamara terisak pelan mendengarnya. Tapi tanpa daya sedikitpun, Tamara mulai berdiri. Samy menyetel lagu berirama House Music untuk mengiringi tarian telanjang Tamara. Artis bertubuh seksi itupun mulai menggerakkan tubuhnya dengan gerakan yg sering dia lakukan kalau sedang dugem. Goyangam tubuh putih mulus Tamara yg telanjang bulat membuat nafsu Samy kembali bangkit. Sambil terus merekam tarian bugil Tamara, dia juga mengocok penisnya sendiri.

“Ohh.. yeah.. terus Tam.. ayn goyang terus..” Samy menyemangati Tamara. “Ayo goyangin pantatnya juga. Pakai gaya ngebor..” Samy tertawa penuh nafsu saat melihat Tamara menggoyangkan pantatnya yg padat dengan gaya ngebor.

Selama setengah jam Tamara memuaskan Samy dengan tarian bugil. Tubuhnya yg mulus bercucuran keringat membuat tubuh putih itu berkilat membangkitkan nafsu birahi. Tamara tersimpuh di lantai karena kelelahan. Tubuh seksinya bergetar seirama deru nafasnya yg tersengal.

“gimana Tam? Puas? Mau lagi?” Samy mengejek. Tamara diam saja.

“Sekarang Tam, elo musti onani di depan gue.” kata Samy. Tamara terkesiap mendengarnya, tapi dia tidak bisa menolaknya. Perlahan dia mulai menegakkan tubuhnya, dia mulai meremas-remas payudaranya sendiri sambil mengocok vaginanya dengan jari tangannya. Akibatnya libido Tamara mulai meninggi. Tubuhnya menggeliat dan mengejang sambil sesekali mengerang lirih.

“Ohkkh.. ahh..” Tamara mengerang tertahan. Wajahnya seketika memerah menahan libidonya dan sekaligus malu. Tapi setelah beberapa menit, pelan-pelan Tamara mulai terhanyut oleh permainannya sendiri. Tamara kian liar dalam merangsang dirinya sendiri. Rasa malu Tamara pelan-pelan hilang dari pikiran, yg ada dalam benak Tamara sekarang adalah bagaimana mendapatkan kenikmatan sebanyak mungkin.

“Ohh.. ohh.. ahh..” Tamara mengejang-ngejang, tubuhnya sampai menungging di lantai merasakan sensasi yg dibuatnya sendiri. Jari-jarinya masuk sampai mentok di dalam liang vaginanya sendiri. Cairan bening mengucur deras dari vaginanya membuatnya kian lancar dalam mengocok vaginanya sendiri.

“Enggh.. ogghh.. ohh..” Tamara menggeliat liar sambil menggigit bibirnya sendiri. Desakan orgasmenya makin tak tertahankan membuat tubuhnya menggeliat kian tak terkendali.

“Ohhkkh.. Ohhh..” Tamara mengerang keras saat orgasmenya meledak. Cairan vaginanya kian mengucur deras, menandakan kalau wanita cantik itu telah siap untuk bersenggama. Tamara terkapar lemas di lantai dengan nafas terengah-engah seperti baru saja berlari ribuan kilometer. Dia merasa malu sekaligus puas merasakan orgasmenya yg pertama. Gelombang orgasme itu menguasai tubuh Tamara begitu kuat sampai-sampai saat Samy mengangkat tubuhnya, Tamara tidak melawan sedikitpun. Dia membiarkan saja tubuhnya yg telanjang bulat dibaringkan di atas ranjang. Samy meletakkan handycamnya di atas meja yg posisinya diatur sedemikian rupa sehingga bisa menyorot ke seluruh ranjang dan merekam tubuh mulus Tamara yg bugil di atasnya. Tanpa membuang waktu lagi Samy segera melepaskan pakaiannya sampai bugil. Dia lalu berlutut di hadapan Tamara yg terlentang sambil mengatur posisi kaki artis cantik itu sampai mengangkang membuat liang vagina Tamara terbuka lebar.

“Ohh.. mulus..” Samy meneguk ludah menatap kemolekan tubuh Tamara yg telanjang bulat di hadapannya, tubuh yg selama ini hanya bisa dibayangkannya itu sekarang terpampang di hadapannya siap untuk diapakan saja. Pelan-pelan Samy mencondongkan tubuhnya ke depan menindih tubuh mulus Tamara, lalu dia mulai menciumi bibir Tamara yg menggemaskan dan melumat bibir artis cantik itu dengan lumatan ganas. Samy juga menjilati dan mengenyot bibir seksi itu sambil mendesakkan lidahnya ke dalam rongga mulut Tamara. Pengaruh orgasme yg masih menyerang Tamara membuat artis sinetron itu merespon ciuman ganas Samy dan menyambut desakan lidah mantan sopirnya dengan bernafsu. Selama beberapa menit kedua orang yg berbeda status itu berpagutan dengan bibir menempel ketat, saling kulum dan saling lumat.

Samy merasa mendapat angin mengetahui respon Tamara. Serangannya mulai berpindah. Tangannya mulai mengelusi payudara indah Tamara yg membusung begitu mulus. Samy kemudian menjilati payudara artis seksi itu sedangkan tangannya terus mengelus-elus dan meremasi payudara lembut itu dengan ganas. Jilatan-jilatan ringan ujung lidah Samy menari-nari di atas puting payudara Tamara membuat artis cantik itu kembali mengerang penuh nafsu.

“Nghh.. ohh..” Tamara mendesah tertahan merasakan jilatan Samy pada puting payudaranya. Jilatan itu membuat tubuhnya kembali menegang. Saat itulah Tamara merasakan benda tumpul menggesek bibir vaginanya.

“Ohkkh.. ahh..” Tamara mengerang lirih saat merasakan penis Samy melesak ke dalam liang vaginanya. Vagina Tamara yg basah membuat penis Samy melesak dengan mulus ke dalam liang vagina artis seksi itu. Tamara menggigit bibir merasakan penis Samy yg berukuran besar menjejali vaginanya.

“Ehhggh.. ohh..” Samy mengerang merasakan jepitan vagina Tamara. Liang vagina artis itu seolah menyempit dan mencengkeram penisnya dengan kuat.

“Ohh.. gila.. memek elo mantap banget Tam.. Ohh.. Sempit banget, padahal udah punya anak..” Samy berujar senang di tengah usahanya menggagahi artis cantik itu. Pemandangan yg membangkitkan nafsu tersaji di atas ranjang kumuh itu. Tubuh Tamara yg tinggi, putih, mulus dan telanjang bulat digeluti oleh sosok pria yg kurus dan legam.

Pada awalnya mungkin Tamara merasa terpaksa, tapi saat Samy menyodok vaginanya, Tamara mulai merasakan sebuah sensasi kenikmatan yg tidak didapatkannya dari Mike. Tamara menjerit lirih menahan nikmat tiap kali penis Samy menggenjot vaginanya. Penis Samy yg besar membuat Tamara mendapatkan kenikmatan baru. Tubuhnya mulai merespon persetubuhan itu.

“Nghh.. nhh.. ohh.. ohh.. ahh..” Tamara mengerang penuh kenikmatan merasakan sensasi persetubuhan yg dia lakukan dengan mantan sopirnya itu. Tidak tampak lagi Tamara yg diperkosa, yg ada sekarang adalah Tamara yg begitu menikmati persetubuhannya itu. Saking terangsangnya, Tamara membiarkan saja Samy membimbingnya dalam bersenggama. Masih dengan kelamin yg menyatu, keduanya saling peluk dan bertukar posisi. Tubuh Tamara berada di atas, lalu Tamara memposisikan dirinya dalam posisi berjongkok dengan kaki mengangkang seperti kaki kodok. Keduanya saling berpegangan tangan, lalu Tamara menggerakkan pantatnya naik turun membuat penis Samy kembali menggenjot vaginanya dengan keras. Suara berkecipak saat kedua alat kelamin itu saling sodok terdengar cukup jelas diiringi lenguhan Tamara yg kian menggila.

“Hghh.. ehgh.. ohh.. ohh.. ahh.. ahh..” lenguhan Tamara kian liar seirama gerakan pantatnya yg kian kuat. Hampir sepuluh menit lamanya Tamara menggerakkan pantatnya seolah memaksa penis Samy sampai batas akhir. Meski begitu, karena sudah mengalami ejakulasi sebelumnya, Samy kali ini bisa bertahan lama, lagipula Samy tidak ingin terlalu cepat. Dia benar-benar ingin menikmati tubuh Tamara selama mungkin. Samy lalu menyuruh Tamara menungging dengan bertumpu pada lutut dan sikunya sehingga posisi pantat Tamara yg bulat padat lebih tinggi dari kepalanya. Dengan posisi itu, Samy sangat leluasa untuk menggenjot vagina artis cantik itu dari belakang dengan gerakan yg makin lama makin brutal membuat tubuh Tamara yg mulus itu tersentak-sentak maju mundur seirama genjotan penis Samy pada vaginanya.

“Ahh.. ohh.. fuck.. ohh.. fuck..” Samy menggenjot vagina Tamara sambil melenguh dan meracau tidak karuan. Tapi perlakuan Samy yg brutal justru menimbulkan sensasi tersendiri pada diri Tamara. Artis cantik itu melenguh liar, menggigit bibirnya sendiri merasakan kenikmatan luar biasa yg melanda tubuhnya.

Reaksi Tamara itu membuat Samy makin bersemangat. Digenjotnya vagina artis sinetron yg juga bintang iklan sabun mandi itu dengan kekuatan berlebihan, sampai pada klimaksnya Samy merasakan liang vagina artis seksi itu kembali menyempit dan berdenyut keras meremas penisnya.

“OHHHKKH… AAHH..” Tamara melolong keras bagai seekor srigala. Tubuhnya menggelepar liar vaginanya mengucurkan cairan dan berdenyut keras sekali sampai Samy merasa penisnya bisa hancur oleh kekuatan cengkeraman vagina wanita cantik itu. Tamara kembali meledakkan orgasmenya yg kali ini bahkan lebih hebat dibanding yg pertama. Samy akhirnya menyerah, tak tahan lagi saat vagina Tamara menjepit penisnya keras. Dengan kekuatan penuh, dia melesakkan penisnya sedalam mungkin di liang vagina artis itu.

“Ohhggh.. Ohh..” Samy melenguh sambil tubuhnya mengejang, lalu spermanya kembali menyembur deras, kali ini di dalam vagina Tamara, mengisi rahim wanita cantik itu dengan benihnya.

Tamara terhempas di ranjang, nafasnya terengah-engah setelah mengalami persetubuhan dan orgasme yg gila-gilaan tersebut. Tubuh telanjangnya yg putih mulus bermandikan keringat sampai berkilat. Selama beberapa detik lamanya gelombang kejut orgasme membuat Tamara seolah melayang beberapa senti di udara. Untuk pertama kali sepanjang hidupnya,Tamara merasakan gelombang orgasme yg begitu dahsyat. Mike Lewis sekalipun belum pernah membuatnya orgasme sedemikian hebat. Jauh di dalam pikiran liarnya, dia justru ingin merasakan sensasi orgasme seperti itu lagi. Tapi hati kecilnya yg masih normal memberontak saat ingat kalau persetubuhan yg dialaminya ini adalah sebuah perkosaan. Kedua hal yg bertentangan itu membuat Tamara terguncang dan tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menangis terisak. Dan syok hebat yg dialaminya itu pula yg membuatnya tidak melawan saat Samy menarik tubuh mulusnya dan mendaratkan ciuman ganas di bibir seksinya.

“Astaga. Gue lapar banget nih.” kata Samy tiba-tiba sambil melepaskan pelukannya dari tubuh bugil Tamara. “Elo lapar juga nggak Tam?” tanya Samy. Tamara hanya mengangguk pelan. Samy segera mengenakan pakaiannya dan berlari keluar.

“Jangan ke mana-mana.” kata Samy yg kepalanya menyembul dari balik pintu. “Dan jangan pakai baju.” katanya lagi sebelum menutup pintu. Tamara diam saja mendengar itu, tapi dia mematuhinya. Tamara hanya menutup tubuhnya yg telanjang dengan selimut, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi. Samy kembali ke kamar seperempat jam kemudian setelah Tamara selesai membersihkan bekas-bekas persetubuhan dari tubuhnya. Dilihatnya Samy membawa bungkusan dalam tas plastik yg mengeluarkan bau sedap yg langsung membuat perut Tamara bereaksi. Hanya butuh waktu beberapa menit bagi Tamara untuk menghabiskan makanan yg diberikan Samy padanya.

Perut yg kenyang membuat keduanya seperti kembali terisi tenaganya. Samy kembali melancarkan aksinya. Ditariknya selimut yg menutupi tubuh Tamara. Tamara spontan menjerit kecil saat tubuhnya kembali telanjang bulat di hadapan Samy.

“Hehehe…” Samy tertawa. “Payudara elo montok banget Tam..” kata Samy sambil mengelus-elus payudara mulus Tamara yg membusung tegak. Tamara merinding dibuatnya, dia menahan nafas saat tangan kasar Samy menyentuh kulit payudaranya, seolah ada amplas kasar di atas payudaranya yg lembut.

“Ohh.. mulus..” Samy mendengus merasakan kemulusan dan kelembutan payudara Tamara. Dia lalu mulai meremas-remas payudara lembut itu dengan ganas membuat Tamara mendesah menahan desakan birahinya yg mulai bangkit. Sambil terus meremas-remas payudara Tamara, Samy juga mulai mendaratkan ciuman-ciuman ganas pada puting payudara indah itu. Sesekali, seperti bayi yg menyusu, Samy juga mengulum puting payudara Tamara dan mengisap serta menyedotnya lembut. Sesekali lidah Samy juga menari di atas payudara Tamara, membuat birahi bintang sinetron cantik itu kian meledak.

“Ohh.. ahh.. ahh..” Tamara mendesah liar di tengah deru nafasnya yg memburu menahan desakan libido yg tak terkendali.

Pelan-pelan serangan lidah Samy meluncur ke daerah perut Tamara yg rata dan licin, dan terus turun ke bagian selangkangan artis cantik itu.

“Ohh..” Tamara mendesah, tubuhnya mengejang saat Samy mulai mengaduk-aduk daerah kemaluannya. Samy makin menjadi-jadi. Samy menyusupkan wajahnya ke selangkangan Tamara sambil kedua tangannya mencengkeram bongkahan pantat Tamara yg montok.

“Ohh.. ohh..” Tamara kembali mendesah merasakan lidah Samy menelusuri belahan vaginanya. Kakinya seolah lemas ketika rangsangan dari lidah Samy menyebar ke sekujur tubuhnya.

“Ohh.. memek artis memang beda..” ujar Samy di tengah usahanya menjilati vagina Tamara. “Biar udah punya anak tapi tetap hot..” Tamara memang selalu rajin merawat organ vitalnya itu dengan cermat. Dia juga melakukan operasi vaginoplastis untuk memperbaiki bagian vitalnya itu.

“Samy yg makin yakin telah menguasai artis seksi itu sepenuhnya, kian bersemangat. Dia memasukkan tipa jarinya sekaligus ke dalam liang vagina artis itu lalu mengaduk-aduk liang vagina itu dengan liar.

“Ahhkkh.. ohgghh.. ohh..” Tamara mengejang-ngejang dengan kepala menggeleng ke kiri ke kanan merasakan sensasi kocokan jari tangan Samy. Tubuh Tamara dengan cepat merespon sensasi liar yg timbul dari kocokan jari tangan Samy pada liang vaginanya. Tubuh telanjang yg putih mulus itu menggeliat dan mengejang kuat.

“OHHH… AHHH..” Tamara mengerang keras, pertahanannya jebol saat gelombang orgasme kembali melanda tubuhnya, vaginanya langsung basah oleh cairan kewanitaan yg membludak.

Tidak mau membuang momen yg bagus itu, Samy buru-buru melepaskan seluruh pakaiannya sampai telanjang. Disuruhnya Tamara menghadap dinding dengan posisi berdiri menungging dan kedua tangan bertumpu pada tembok. Lalu dengan kasar Samy membenamkan penisnya ke dalam liang vagina Tamara.

“Ohhkk..” Tamara mengerang lirih saat penis besar itu kembali menjejali vaginanya. Selama beberapa puluh detik Samy mendiamkan penisnya membenam di dalam liang vagina artis seksi itu seperti ingin menikmati kehangatan dan kelembutan cengkeraman vagina yg mulai berdenyut itu. Kemudian dengan tangan mencengkeram pantat Tamara yg padat, Samy melanjutkan usahanya menggagahi artis itu. Kembali digenjotnya vagina Tamara dengan gerakan kasar dan brutal. Tamara benar-benar tidak berdaya menolak perlakuan hina itu. Untuk kedua kalinya Tamara diperkosa oleh bekas sopirnya sendiri. Meski begitu, tanpa disadari, Tamara ternyata malah merasakan kenikmatan luar biasa dari persetubuhannya dengan bekas sopirnya itu. Tubuhnya tanpa sadar merespon begitu saja sehingga waktu Samy menghentikan sodokan penisnya, secara naluriah Tamara menggerakkan pantatnya sendiri maju mundur memaksa penis Samy terus memompa vaginanya.

“Ohh.. yess.. ahh.. bagus Tam.. ohh.. ayo.. teruss.. terus..” Samy menyemangati goyangan Tamara yg kian liar. Tampaknya Tamara sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Yg dia inginkan hanyalah melampiaskan gairah seksualnya sebanyak dia mampu.

Samy yg merasakan respon Tamara menjadi sangat puas telah berhasil menguasai artis cantik itu luar dalam. Dia makin liar dalam menggagahi Tamara. Gerakannya menjadi brutal membuat Tamara merasa tersiksa di tengah kenikmatan seksual yg menderanya. Desahan dan lenguhannya kian menjadi-jadi dan makin berubah menjadi manja. Samy tentu saja makin senang dengan reaksi Tamara. Selama sehari semalam penuh dia terus menerus menggagahi wanita cantik itu, mereguk kenikmatan seksual dari tubuh artis seksi itu sebanyak mungkin. Pikirannya kian dipenuhi impian liar yg selama ini hanya bisa diwujudkan dalam imajinasinya.

“Ohh.. ohh.. ayo Tam.. terus.. lebih keras.. ayo..” Samy melenguh, memeluk erat tubuh telanjang Tamara yg bermandi keringat.

*

“Dasar perempuan hina!” teriak Rafly sambil melemparkan sesuatu ke wajah Tamara. Tamara seolah merasa tubuhnya menyusut seukuran botol melihat kemarahan bekas suaminya itu. Foto-foto perselingkuhannya dengan Mike Lewis berhamburan di sekitarnya. Tamara hanya bisa berdiri mematung sambil menangis tersedu-sedu di hadapan Rafly.

“Mulai hari ini jangan harap kamu bisa bertemu Rassya lagi. Pintu rumah ini sudah tertutup bagimu untuk selamanya!” Rafly berseru keras sambil menunjuk ke arah Tamara. Tamara langsung terkesiap pucat mendengarnya.

“Jangan Raf!” Tamara tidak bisa mengendalikan diri lagi. Dia langsung berlutut dan memeluk kaki Rafly. Tangisnya kian menjadi-jadi. “Maafkan aku Raf! Aku memang bejat! Aku memang tidak pantas untukmu, tapi jangan pisahkan aku dari Rassya..” Tamara menangis memohon-mohon di bawah kaki Rafly.

“Percuma kamu berakting di depanku!” Rafly kian murka, disepaknya Tamara sampai terjengkang. “Pergi dari hadapanku, dan jangan kembali lagi!”

“Jangan Raf! Jangan! Please! Ijinkan aku ketemu Rassya! Please!” teriak Tamara di tengah tangisnya yg memilukan.

“Tidak..!” Tamara terbangun dari tidurnya. Keringat dingin sebesar biji jagung membasahi membasahi tubuhnya sampai gaun tidurnya yg tipis basah kuyup oleh keringat. Nafasnya memburu seperti baru saja berlari ratusan kilometer.

Tubuh Tamara gemetar sesaat, ngeri membayangkan mimpinya barusan. Dia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah lalu menangis tersedu-sedu. Tamara merasa hidupnya seolah tidak berarti lagi sejak Samy menjebaknya dan menjadikan dirinya sebagai budak pemuas nafsu seksual. Dalam dua hari terakhir, seolah tidak ada waktu yg dilewatkan oleh Tamara tanpa melakukan hubungan seksual dengan Samy, dan Tamara tidak bisa menolak keinginan bekas sopirnya itu sedikitpun. Hal itu yg kemudian memaksa Tamara untuk memproteksi dirinya dari kemungkinan hamil dengan memasang kontrasepsi. Tamara tidak bisa menolak Samy menggunakan tubuhnya sebagai pemuas nafsu, tapi Tamara tidak rela kalau bekas sopirnya itu menghamili dirinya.

Tamara bangkit dari tempat tidurnya dengan gerakan enggan. Dilihatnya matahari mulai menyinari kamarnya lewat sela-sela tirai. Tapi belum sempat Tamara berbuat apa-apa, tiba-tiba ponselnya berdering nyaring. Tamara langsung lemas seperti kain basah mengetahui siapa yg meneleponnya. Nama Samy tertera di layar ponselnya.

“Halo Tamara sayang.” Samy menyambar sebelum Tamara sempat berkata apa-apa.

“Ada apa lagi?” Tamara menjawab kasar.

“Wah, jangan marah-marah gitu dong Sayang. Kalau elo marah bikin gue tambah horny lho.” Samy menjawab seenaknya.

“Sudah, jangan basa-basi!” Tamara menukas ketus. “Elo mau apa lagi?”

“Lho, biasanya gimana?” Samy tertawa. “Kalau gue nelepon berarti gue kepingin ngentotin elo.”

Tamara berdesir mendengarnya. Jantungnya berdetak lebih kencang seolah digedor oleh tangan yg tak terlihat.

“Baiklah..” Tamara menjawab gemetar. “Di mana?”

Tamara mendengar Samy tertawa memuakkan yg membuatnya gondok setengah mati. Nyaris saja dia membanting ponselnya saking kesalnya.

“Biar lebih bebas, kita ketemu di vila di Puncak, OK?” kata Samy masih dengan gaya seenaknya.

Bagai kertas yg tersiram air, Tamara langsung lesu mendengar perintah Samy. Villa miliknya di puncak adalah tempat yg strategis untuk bersembunyi. Tanahnya yg luas dan tersembunyi oleh pepohonan membuat siapapun yg ada di sana bebas melakukan apapun tanpa takut diintip. Apapun yg direncanakan Samy kali ini, jelas bukan sesuatu yg menyenangkan buatnya. Tapi Tamara tidak punya pilihan lain. Dia buru-buru mandi dan berpakaian. Tamara hanya mengenakan kaus ketat tanpa lengan dan celana pendek selutut, dan sesuai pesan Samy, Tamara tidak mengenakan bra dan celana dalam.



Seorang penjaga menyambut kedatangan Tamara dengan antusias. Penjaga villa itu sudah tua. Wajahnya begitu keriput dan kendor seolah kulitnya itu terlalu lebar untuk tubuhnya yg kecil pendek dan berkaki agak bengkok, rambutnya tipis dan beruban seluruhnya.

“Pagi Mbak Tamara..” kata penjaga itu penuh hormat. Tamara mengangguk kaku dan menatap penjaga villanya dari balik kacamata hitamnya.

“Pagi Pak Abdul.” Tamara menjawab kaku, terkesan angkuh. “Mobil siapa itu?” Tamara menunjuk mobil butut yg terparkir di halaman.

“Itu mobilnya si Sam Mbak.” jawab Pak Abdul. Sekali lagi jantung Tamara mencelos mendengar nama Samy disebut. Dia buru-buru memarkir mobilnya dan memasuki ruang tamu. Samy ternyata sudah menunggunya di ruang tamu.

“Akhirnya datang juga.” Samy berubah cerah melihat kedatangan Tamara. Selama beberapa detik dia memandangi artis cantik itu dari ujung kaki ke ujung kepala. Samy lalu memberi isyarat agar Tamara mendekat, lalu tanpa basa-basi lagi, Samy segera memeluk pinggang wanita cantik itu sambil mendaratkan ciuman ganas di bibir Tamara yg menggemaskan itu. Tamara meskipun enggan tidak berani menolak keinginan Samy. Dibiarkannya bekas sopirnya itu menggeluti bibirnya selama beberapa saat.

“Bagaimana perjalanannya Sayang? Lancar kan?” tanya Samy di tengah usahanya menggeluti bibir Tamara.

“Sudahlah.” Tamara akhirnya menghindari ciuman Samy. “Jangan basa-basi. Buruan kalau mau ngentotin gue. Gue banyak acara hari ini.”

Samy hanya tertawa mendengar ucapan Tamara.

“Bagus. Langsung To the point.” Samy berujar. “Udah nggak tahan ya? Kebelet pingin ngentot ya?” Samy mengejek. “Tapi sayang sekali Tam, hari ini gue pingin makai elo sehari penuh. Jadi apapun acara elo hari ini, elo musti batalin.”

Tamara terbelalak mendengar hal itu. Dia mendorong Samy dan melepaskan diri dari dekapannya.

“Elo gila!” Tamara nyaris menangis dibuatnya. “Elo sudah bikin gue hancur. Jangan hancurin karir gue juga!” Tamara membentak murka. Tapi Samy tenang-tenang saja, malah dia pasang tampang bego.

“Terserah elo sih.” Samy berujar santai. “Elo bolos sehari nggak bakal bikin karir elo hancur. Kalau elo nggak nurutin perintah gue, baru karir elo hancur.”

Tamara langsung terkesiap pucat. Kemarahannya lenyap berganti dengan kengerian, harga dirinya sebagai selebriti terpandang seperti terpuruk ke dalam jurang paling dalam dan paling gelap.

“Jangan Sam.” Tamara menggeleng ngeri. Dia akhirnya pasrah. Samy tertawa penuh kemenangan mendengar nada kepasrahan dalam ucapan Tamara.

“Kalau begitu tunggu apa lagi? Buka baju elo sekarang! Cepat!”

“Di sini?” Tamara terperanjat bukan main. “Tapi.. Elo gila! Ini di ruang tamu..! Bagaimana kalau ada yg datang?” Tamara benar-benar putus asa menghadapi Samy. Tangisnya akhirnya benar-benar meledak.

“Gue nggak peduli.” Samy menjawab santai. “Lagipula gue memang kepingin tubuh elo ditonton orang.”

“Jangan Sam.. Jangan.. Kita ngentot di kamar saja, jangan di sini.. Please..” Tamara menggeleng sambil menangis tersedu. Dia ngeri membayangkan tubuhnya ditonton banyak orang.

“Kalau gue bilang buka ya buka!” kata Samy yg mulai tidak sabar. Tamara sungguh kehabisan akal dalam menghadapi ulah Samy. Dia benar-benar tidak berdaya sedikitpun menolak perintah bekas sopirnya itu. Akhirnya, meskipun dengan keengganan luar biasa, Tamara akhirnya menurut. Dia segera menarik kausnya sampai lepas, seketika itu payudaranya yg tidak mengenakan bra langsung mencuat telanjang.

“Ohh.. mulus..” Samy mulai membelai dan mengelus-elus sepasang payudara montok itu. “Udah nggak tahan ya Tam, sampai nggak sempat pakai kutang.” Samy mengejek. Tamara merasa ada pisau mengiris telinganya, merasa sakit hati oleh penghinaan Samy. Tapi rangsangan yg dilakukan Samy pada kedua belah payudaranya segera membuatnya melupakan penghinaan itu. Tamara mulai merintih lirih saat Samy makin gencar membelai dan meremas payudaranya dengan gerakan kasar seperti orang mengaduk-aduk adonan roti.

“Ohh.. ohh.. ahh.. ahh..” Tamara segera merasakan birahinya bangkit dengan cepat akibat rangsangan pada daerah payudaranya. Samy menjadi kian bersemangat mengetahui respon Tamara. Dia mulai mengenyot-ngenyot payudara wanita cantik itu dengan mulutnya sampai meninggalkan bekas kemerahan pada payudara yg putih mulus itu. Kenyotan bibir Samy membuat Tamara makin terhanyut. Dia merintih-rintih menahan kenikmatan yg kian meninggi, apalagi saat lidah Samy mulai menggelitik puting payudaranya, membuat Tamara makin terangsang. Karena itulah Tamara tidak melawan saat Samy memelorotkan celana pendeknya, sehingga membuat Tamara sempurna telanjang bulat.

“Ohh.. Memeknya mulus..” Samy mengelus-elus daerah kemaluan Tamara yg sekarang licin tanpa sehelaipun rambut menutupinya. Sentuhan tangan Samy pada daerah kemaluannya membuat Tamara mengejang seolah ada aliran listrik menyambar tubuhnya.

Samy lalu membimbing Tamara duduk di sofa pendek, lalu disuruhnya wanita cantik itu mengangkang, kedua kaki Tamara kemudian disangkutkan pada sandaran tangan sehingga daerah vagina artis itu membuka lebar.

Samy lalu berlutut tepat di depan Tamara, sedetik kemudian Samy membenamkan wajahnya ke selangkangan wanita bertubuh indah itu. Samy menciumi dan menjilati vagina Tamara tanpa merasa jijik sedikitpun, sementara tangannya meraba dan mengelus paha mulus artis itu.

“Enghh.. ohhggh.. ahhss.. ahh..” Tamara mendesis-desis merasakan kenikmatan yg melanda tubuhnya. Permainan Samy pada vaginanya membuat Tamara benar-benar terlena. Tamara tidak lagi terlihat terpaksa tapi justru sangat menikmati permainan Samy.

Mengetahui reaksi Tamara, Samy kian berani. Kali ini dia memasukkan jari tangannya ke dalam liang vagina artis itu dan mengaduk-aduk kemaluan wanita cantik itu dengan ganas. Hal itu membuat Tamara menggeliat-geliat antara sakit bercampur nikmat. Wajah Tamara sampai merah padam merasakan rangsangan demi rangsangan yg mendera tubuhnya. Desakan birahinya kian kuat mendesak tubuh Tamara sampai seolah Tamara merasa tubuhnya membengkak dua kali ukuran semula.

“Ohh.. yeah.. ayo Tam, jangan ditahan.. ayo.. terus..” Samy seolah memberi semangat pada Tamara untuk mengeluarkan orgasmenya sambil mempercepat kocokan jarinya pada liang vagina artis itu. Tidak tahan menerima rangsangan, Tamara akhirnya mengejang kuat, tangannya mencengkeram sofa dengan kuat seolah akan mengoyak kain sofa itu.

“OHHKH.. AHHKKH.. AAHH..” Tamara melolong seperti seekor srigala betina. Gelombang orgasme yg melanda tubuhnya bagaikan sengatan listrik yg menggetarkan seluruh syaraf di tubuhnya. Tubuh Tamara mengejang kaku dan berkelojotan selama beberapa detik sebelum melemas dan terkulai di sofa. Vaginanya banjir oleh cairan seks yg membludak.

Samy tertawa puas melihat Tamara mengalami orgasme. Reaksi Tamara ternyata lebih dari yg diperkirakannya.

“Gimana Tam? Enak kan?” tanya Samy melecehkan sambil dia sendiri mencopot seluruh pakaiannya sampai telanjang. Penisnya langsung mencuat dahsyat membuat Tamara bergidik. “Sekarang giliran gue.” kata Samy sambil menarik pantat Tamara agak maju. Kemudian pelan-pelan Samy mendorong penisnya pada celah vagina Tamara.

“Ohhgh..” Tamara mengerang pelan sambil menggigit bibir saat penis berukuran besar itu melesak ke dalam liang vaginanya yg licin. Vagina Tamara mengerut sesaat, seperti mencengkeram penis Samy.

“Ehhkh..” Samy mengerang tertahan saat merasakan jepitan vagina Tamara yg bagai hendak menarik penisnya sampai putus. Kehangatan dan sensasi nikmat mulai mengaliri syaraf seksual Samy membuat Samy mengejang selama beberapa detik. Dia mendiamkan penisnya sejenak seperti berusaha menyerap kenikmatan dari vagina Tamara. Pelan-pelan Samy mulai menarik penisnya dari vagina Tamara. Samy merasakan vagina itu melakukan perlawanan seperti menggenggam penisnya. Kemudian Samy mendorong kembali penisnya dengan hentakan keras.

“Ohhk..” Tamara menggeliat merasakan hujaman keras penis Samy yg seolah membelah vaginanya. Tubuhnya menekuk ke atas membuat payudaranya mencuat menggemaskan. Tanpa ampun Samy segera meremas payudara mulus dan padat itu dengan ganas, sementara pada saat bersamaan penisnya mulai menggenjot vagina Tamara.

“Ohh.. ohh.. aahh.. aahh..” Tamara mengerang sambil tubuhnya menggeliat tiap kali Samy menyodokkan penisnya. Genjotan demi genjotan penis Samy pada vaginanya ditambah remasan brutal pada payudaranya membuat Tamara terhanyut. Dia akhirnya menikmati persetubuhannya dan kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Yg diinginkannya hanyalah mendapatkan orgasme secepat mungkin. Tapi kali ini Samy tidak membiarkan Tamara mencapai orgasme dengan mudah. Setiap beberapa saat Samy menghentikan genjotannya untuk menghentikan orgasme Tamara. Hal itu tidak saja membuat Tamara merasa tersiksa tapi juga frustrasi karena orgasmenya tidak tercapai. Tubuh Tamara seolah sudah ingin meledak oleh keinginan orgasmenya.

“Ohggh.. oghh.. ohh.. ahh..” Tamara merintih-rintih tersiksa oleh dorongan orgasmenya. Wajahnya sampai merah padam mencoba mendesak orgasmenya keluar, tapi Samy terus menggagalkan usaha Tamara membuat artis cantik itu makin tersiksa oleh keinginannya sendiri sampai-sampai Tamara memaksa menggerakkan pinggulnya sendiri membuat penis Samy tetap menyodok vaginanya.

Kemampuan Samy mengendalikan Tamara membuat persetubuhan itu berlangsung bermenit-menit lamanya. Jelas sekali kali ini Samy sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Bosan dengan gaya itu, Samy lalu menyuruh Tamara berdiri dan menunggingkan pantatnya sambil tangannya bertumpu pada sandaran kursi. Dilebarkannya kaki Tamara selebar mungkin. Dengan posisi itu maka Samy kembali merudal vagina Tamara dari belakang.

“Ahkh.. ohh.. ohh..” Tamara kembali merintih liar saat merasakan vaginanya kembali menerima sodokan penis Samy. Permainan seks Samy yg kasar ternyata malah mampu membuat Tamara begitu bergairah. Tamara tidak malu lagi untuk mengimbangi keganasan Samy. Dia ikut menggerakkan pantatnya sendiri seiramam dengan gerakan Samy. Gerakan liar Tamara membuat penis Samy terasa mengaduk-aduk vagina artis cantik itu dan membuat birahi Tamara kian menggebu.

“Ohh.. ohh.. Terus.. ayo terus.. Goyang terus Tam.. ohh.. ohh..” Samy menyemangati Tamara yg semakin liar. Bagaikan kuda betina, gerakan pantat Tamara kian kuat membuat penis Samy makin keras mengaduk vagina artis seksi itu.

“Ohh.. yes.. ohh.. yes.. Terus Tam.. ohh.. lebih kuat.. ohh.. Teruss..” Samy meracau mendesis-desis sementara tangannya sibuk menggerayangi dan mengelusi setiap inci tubuh mulus Tamara yg bisa dijangkaunya.

Tamara semakin tidak bisa menahan diri. Lenguhannya kian keras menggema di ruang tamu sementara gerakan tubuhnya kian liar. Tamara kini tidak peduli lagi kalau ada yg menyaksikan adegan persetubuhan yg dilakukannya bersama bekas sopirnya itu. Tamara memacu tubuhnya untuk mencapai klimaks yg sedari tadi ingin diraihnya. Gerakan pantatnya makin kuat sampai menimbulkan bunyi berdecak akibat gesekan antara dinding vaginanya yg basah dengan penis Samy yg membenam di dalamnya.

“NNH.. OHHKH.. OHH.. AHH..” Akhirnya tubuh Tamara menggeliat keras dan mengejang, kepalanya menandak-nandak, vaginanya kembali dibanjiri cairan yg menandakan bahwa Tamara kali ini berhasil mencapai orgasmenya. Seperti ada binatang buas yg merobek-robek tubuhnya, Tamara akhirnya tumbang. Tapi Samy belum mau menyelesaikan kenikmatannya menggagahi artis cantik itu. Dia lalu membaringkan tubuh bugil Tamara terlentang di atas lantai. Samy lalu membentangkan kaki Tamara selebar-lebarnya menampakkan kemaluan Tamara yg memerah dan basah oleh cairan vagina.

Tamara mendesah pendek saat Samy menindih tubuhnya, tapi desahan itu langsung terbungkam saat Samy melumat bibir Tamara yg megap-megap, Samy kemudian mengarahkan penisnya kembali ke vagina Tamara.

“Nhh..” Tamara melenguh tertahan saat penis Samy kembali membenam di dalam liang vaginanya. Dan kembali pasangan tidak serasi itu memacu tubuh mereka dalam persetubuhan ganas. Tamara menggeliat-geliat merasakan sodokan demi sodokan penis Samy pada vaginanya. Kali ini persetubuhan mereka berjalan dengan mulus seolah keduanya sudah saling memahami. Tiap kali Samy menghentikan sodokannya, maka secara otomatis Tamara yg menggerakkan pantatnya naik turun. Tamara bahkan tanpa ragu memeluk erat tubuh kurus Samy dan melingkarkan tungkainya ke pinggang bekas sopirnya itu, membuat Samy kian leluasa dalam menggagahi bintang sinetron cantik itu sementara bibir Samy tidak puas-puasnya melumat-lumat bibir Tamara.

Sodokan demi sodokan penis Samy pada vaginanya membuat birahi Tamara kembali meninggi. Diapun mempercepat gerakan pantatnya membuat vaginanya tersodok lebih keras.

“Engh.. nhh.. ohh.. ohh..” Tamara melenguh di tengah pergulatan bibirnya dengan bibir Samy. Tubuh Tamara kembali menegang. Samy menjawabnya dengan menggenjot vagina Tamara dengan lebih keras membuat pantat wanita cantik itu terbanting-banting ke lantai. Pengaruh dua kali orgasme membuat Tamara lebih cepat mencapai klimaksnya, apalagi kali ini Samy tidak berusaha mencegahnya. Seketika itu pula tubuh Tamara mengejang kuat dan menggelepar seolah berusaha melemparkan tubuh kurus Samy yg sedang menggelutinya, tapi pelukan Tamara justru makin erat bahkan kuku tangannya menancap kuat pada punggung Samy.

“AHGGHH.. AHHH.. OHGGH.. OHHH..” Tamara kembali melolong keras. Sensasi orgasme yg menghantam tubuhnya seperti memompa tubuh bugilnya membuat Tamara merasa seolah tubuhnya membengkak berkali lipat. Dinding vagina Tamara kembali berdenyut keras meremas penis Samy yg membenam di dalamnya membuat Samy tak tahan. Tubuh pria itu mengejang lalu dia melenguh keras melepaskan orgasmenya sendiri. Spermanya menyembur deras memenuhi rongga vagina Tamara begitu banyaknya sampai meluber keluar membasahi selangkangannya.

“Ohh.. ohh..” Samy mendengus dan bergidik, menuntaskan sisa ejakulasinya sambil terus menggenjot vagina Tamara. Keduanya terkapar saling tindih dengan nafas terengah-engah dan bermandi keringat membuat lantai di sekitar mereka basah.

Samy akhirnya terkapar kelelahan di lantai sambil bersandar pada sofa. Wajahnya seperti baru saja memenangkan hadiah yg sangat mahal. Seringai kepuasan tersungging di wajahnya yg licik. Sementara Tamara terduduk di lantai sambil terisak pelan. Tangannya meremas perutnya bagian bawah yg terasa nyeri. Tamara merasa tulang tubuhnya seperti baru saja dihantam oleh palu godam, meski begitu mau tidak mau Tamara harus mengakui kalau dirinya baru saja mendapatkan kenikmatan seksual yg begitu memabukkan.

Dengan kaki gemetar Tamara berusaha berdiri. Sperma Samy yg tidak tertampung oleh vaginanya berceceran membasahi paha dan selangkangannya, sebagian sperma itu juga menetes-netes ke lantai. Tamara mencoba meraih pakaiannya yg terserak, tapi Samy menahannya.

“Siapa yg mengijinkan elo pakai baju Tam?” tanya Samy keras, membuat Tamara terkesiap mendengarnya.

“Apa?” Tamara langsung gugup dibuatnya. “Gue nggak boleh pakai baju?” tanya Tamara seolah tak percaya.

“Yup.. elo harus tetap bugil selama di tempat ini.” Samy menjawab enteng.

“Elo gila!” Tamara membentak. Suaranya seperti tersedak karena menahan kemarahan yg menyumbat tenggorokan. “Bajingan! Bagaimana kalau ada yg datang? Bagaimana kalau Pak Abdul melihat gue?”

“Jangan marah-marah gitu dong Tam.” Samy menjawab santai, seolah menyuruh Tamara telanjang di tempat terbuka bukan merupakan kejadian berarti. “Lagipula percuma elo malu. Dari tadi Pak Abdul juga ngelihat kita.”

Samy menunjuk ke arah seberang ruangan. Pak Abdul berdiri di balik tirai yg memisahkan ruang tamu dengan ruang sebelah dalam. Wajah Pak Abdul yg keriput tampak seperti mau meledak menahan gejolak seksnya yg menggebu. Tamara spontan menjerit dan mencoba menutupi daerah vital tubuhnya dengan kedua belah tangannya, meskipun itu jelas tidak ada gunanya.

“Pak Abdul..! Kurang ajar kamu..!” Tamara berteriak seperti orang gila. Kali ini dia benar-benar menangis karena murka dan malu yg tak tertahankan lagi.

“Nggak perlu marah-marah Tam.” Samy menukas. “Soalnya mulai sekarang elo harus baik-baik sama Pak Abdul, kalau tidak..” Samy membuat gerakan mengiris lehernya sendiri dengan tangan. Tamara langsung lemas mendengar hal itu. Kemarahannya seketika lenyap entah ke mana, berganti dengan rasa takut dan jijik, apalagi saat Samy menyuruh Pak Abdul mendekat.

“Nah Pak Abdul..” Samy merangkul pria tua bertubuh kurus itu. “Bapak sudah pernah ngentot sama artis cantik atau belum?”

Tamara langsung terkesiap pucat mendengarnya. Jantungnya seolah mencelat keluar dari dalam tubuhnya setelah tahu arah pembicaraan itu.

“Jangan Sam..” Tamara menggeleng dan menangis ketakutan. “Jangan.. Gue bersedia ngentot sama elo, tapi jangan paksa gue ngentot sama orang lain.. Please..” Tamara memohon dengan memelaskan.

“Siapa yg maksa?” Samy menjawab santai seperti tidak terjadi apa-apa. “Terserah elo Tam.. Kalau elo nggak mau juga nggak apa-apa. Tapi elo nggak mau kan Mas Rafly tahu rahasia elo..?”

Tamara langsung lemas mendengar ancaman itu. Dia tidak mengira Samy akan berbuat sejauh itu. Tamara menyesal dulu memperlakukan Samy semena-mena, padahal Samy dengan posisinya sebagai sopir pribadi banyak tahu riwayat perselingkuhannya. Tapi seperti biasanya, penyesalan selalu datang terlambat.

“Jangan Sam..” Tamara menggeleng dengan air mata berlinang. “Gue mau Sam, gue mau..”

Samy dan Pak Abdul tertawa terbahak, suara tawanya seolah pisau yg menusuk ulu hati Tamara.

“Nah Pak Abdul..” kata Samy masih dengan tertawa. “Tuh, artis cantiknya udah nggak sabar pengin dientot. Pak Abdul mau nggak?” tanya Samy seolah mengejek Tamara.

“Wuah.. Gile aje. Pasti mau dong Mas.” sambar Pak Abdul. “Dari dulu saya udah kepingin ngerasain memeknya.”

“Nah. Kalau gitu Pak Abdul boleh ngentotin dia. Dijamin dia nggak bakal menolak.” kata Samy sambil menunjuk Tamara yg berdiri telanjang dan ketakutan.

“Yg bener Mas?” tanya Pak Abdul dengan kegembiraan yg tidak bisa ditutupi.

“Bener. Asal Pak Abdul mau saya rekam.” kata Samy.

“Jangan!” Tamara tiba-tiba menjerit dengan ekspresi ngeri. “Jangan Sam! Please.. jangan. Gud mau ngentot sama Pak Abdul, tapi jangan direkam.. please.. jangan.” Tamara meraung seperti orang gila, dia bahkan memeluk kaki Samy dan memohon-mohon.

“Diam! dasar pelacur!” Samy memaki sambil menyepak Tamara sampai terjengkang. Tamara menangis terisak-isak mendapat perlakuan yg sangat merendahkan martabat dan harga dirinya sebagai wanita dan artis yg terhormat. Tamara merasa jauh lebih hina dibanding pelacur murahan. Pelacur murahan masih mendapat bayaran, sementara dirinya tidak. Harga dirinya benar-benar jatuh ke titik yg paling rendah. Tapi Tamara tidak bisa menolaknya. Dia sudah terikat oleh perjanjian yg ditandatanganinya sendiri. Tamara seolah masuk ke sebuah lubang hitam yg sangat pekat dimana dirinya tidak punya kesempatan untuk keluar dari sana. Akhirnya dengan putus asa Tamara akhirnya pasrah.

“Bagaimana Tam?” Samy menunjuk handycam di tangannya. “Udah siap jadi bintang film porno?”

Tamara terdiam sesaat.

“Baik..” Tamara mengangguk pelan. “Gue mau..”

Jawaban Tamara spontan disambut dengan sorak kegirangan Pak Abdul. Selama bertahun-tahun Pak Abdul bekerja pada Tamara, selama itu pula dia selalu bermimpi bisa meniduri majikannya itu. Dan hari inilah impiannya yg paling liar itu bisa terwujud.

“Tapi saya nggak mau ngentotin Mbak Tamara di sini.” Pak Abdul memulai aksi gilanya dengan membelai payudara Tamara yg telanjang. “Saya pinginnya ngentot di halaman.”

Tamara memekik kaget. Ini gila, melayani pria tua renta itu saja sudah membuatnya terhina, apalagi dia harus melakukannya di tempat terbuka luar ruangan. Tapi Tamara tidak bisa menolak keinginan gila itu, apalagi Samy menyetujuinya. Tamara akhirnya menurut saja ketika Pak Abdul memeluk pinggangnya dan mengajaknya ke halaman belakang yg ditanami pepohonan. Di bawah sebatang pohon berdaun lebat Pak Abdul menyuruh Tamara untuk terlentang di rerumputan. Dan tanpa menunggu lebih lama lagi, Pak Abdul segera melepas seluruh pakaiannya. Penis orang tua itu langsung mencuat tegang. Meski sudah berumur, tapi penis Pak Abdul masih sangat perkasa.

Pak Abdul menatap tubuh bugil Tamara yg terlentang pasrah di hadapannya selama beberapa detik sambil mengocok penisnya sendiri, lalu tanpa basa-basi, Pak Abdul segera menindih tubuh mulus yg telanjang bulat itu.

“Ohhk..” Tamara melenguh sesaat, kemudian Tamara merasakan bibir si penjaga villa mulai menyusuri wajahnya. Tamara kegelian merasakan kumis Pak Abdul menggesek pipinya. Pak Abdul kemudian menciumi dan melumat bibir Tamara dengan ganas. Tamara, meski merasa Pak Abdul agak kasar, merespon ciuman pada bibirnya. Dipeluknya tubuh penjaga villa yg tua renta itu sambil bibir mereka bergulat seru.

Tak tahan merasakan kehangatan tubuh Tamara yg menempel ketat dengan tubuhnya, Pak Abdul akhirnya mengarahkan penisnya langsung ke vagina Tamara. Penis itupun langsung membenam ke dalam liang vagina Tamara.

“Ehhk.. ohh..” Tamara mengerang pelan merasakan vaginanya kembali dijejali oleh penis yg seolah menekan dinding vaginanya.

“Ohh.. sempit banget..” Pak Abdul mengejang merasakan cengkeraman vagina Tamara yg menjepit penisnya ketat. “Memeknya Mbak Tamara mantap banget..”

Pak Abdul mendiamkan sejenak penisnya di dalam liang vagina Tamara, ingin merasakan cengkeraman vagina wanita cantik itu sedikit lebih lama sambil bibirnya beraksi melumat bibir Tamara yg merintih-rintih. Pak Abdul kemudian mulai menggerakkan pantatnya naik turun, memompa vagina Tamara dengan penisnya.

“Ohh.. oohh.. ahh..” Pak Abdul mengerang-erang penuh nikmat merasakan sensasi luar biasa dari persetubuhannya dengan majikannya yg cantik itu. Seluruh organ tubuh pria tua itu seolah membengkak dan memaksa tubuhnya merasa seperti mengambang di udara merasakan kenikmatan persetubuhan itu, sebuah kenikmatan yg belum pernah dirasakan sebelumnya. Kenyataan bahwa yg sedang digagahinya adalah Tamara Bleszinsky, seorang artis yg terkenal akan kecantikan dan kemolekan tubuhnya, membuat Pak Abdul makin bersemangat. Digenjotnya tubuh Tamara dengan sodokan-sodokan liar yg makin lama makin kasar. Tamara yg pasrah menerima perlakuan pembantunya itu akhirnya memberikan respon. Tubuhnya yg sudah berkali-kali dihantam orgasme akhirnya menyerah. Birahinya kembali meledak.

“Ooghh.. ohh.. ahh.. ahh..” Tamara mulai mengerang merespon persetubuhannya dengan penjaga villanya. Keduanya berciuman dan saling melumat bibir dengan ganas di tengah serunya pergumulan yg mereka lakukan di atas rerumputan.

Samy yg merekam adegan persetubuhan antara Tamara dengan penjaga villa itu merekam dengan tubuh gemetar menahan desakan birahi yg kembali bangkit. Samy tidak menyangka kalau Tamara akan menjadi begitu liar saat melakukan hubungan seks, ataukah itu hanya kesan yg didapatnya sebagai pihak ketiga. Yg jelas Samy merasa sangat puas bisa menguasai artis bertubuh indah itu luar dalam.

Selama lima menit Pak Abdul menggenjot tubuh mulus majikannya itu, sampai kemudian dia menyuruh Tamara untuk berganti posisi. Disuruhnya Tamara untuk menungging bertumpt pada lutut dan tangannya. Pak Abdul ternganga menyaksikan keindahan pantat Tamara yg padat.

“Ohh.. montok banget nih pantatnya..” kata Pak Abdul sambil meremasi pantat Tamara yg padat dan putih mulus itu sambil sesekali menampar dan mencubiti pantat artis cantik itu dengan gemas membuat Tamara mengaduh kesakitan. Lalu Pak Abdul kembali mengarahkan penisnya ke vagina Tamara. Tamara mengerang lirih saat vaginanya kembali dijejali penis Pak Abdul.

“Oghh.. Ohh..” Pak Abdul mengerang penuh nikmat begitu penisnya kembali membenam di dalam liang vagina Tamara. Lalu sambil memegangi pantat montok Tamara, Pak Abdul mulai menggerakkan pantatnya untuk menyodok vagina artis itu dengan penisnya. Tamara kembali mengejang dan merintih-rintih merasakan sodokan demi sodokan pada vaginanya. Tubuh putih mulus yg telanjang itu tersentak maju mundur tiap kali Pak Abdul menggenjotkan penisnya dengan gerakan yg makin lama makin kasar. Gerakan tubuh Tamara membuat payudaranya yg indah bergoyang liar seirama dengan gerakan tubuhnya.

“Ohh.. oghh.. ahh.. ahh..” Pak Abdul mengerang-erang merasakan kenikmatan jepitan vagina Tamara. Dengan gemas Pak Abdul lalu menampar-nampar pantat Tamara sekuat tenaganya sampai membuat bilur-bilur kemerahan pada pantat putih mulus itu. Tamara menjerit-jerit kesakitan merasakan pedih pada pantatnya di tengah rintihan kenikmatannya. Dia merasa sangat tersiksa oleh perlakuan Pak Abdul, tapi perlakuan kasar Penjaga villanya itu justru membuat birahinya lebih cepat meninggi. Sensasi aneh segera mengisi tubuhnya membuat tubuh mulus itu menggeliat-geliat dan mengejang. Tamara merasakan sekujur syarafnya meregang kuat bagai ditarik ke segala arah. Sensasi itu terus menekan tubuhnya sampai akhirnya Tamara menyerah. Tamara membiarkan naluri seksualnya membimbing tubuhnya. Hal itu langsung membuat orgasmenya meledak hebat seperti dentuman bom. Tubuh Tamara yg putih mulus itu menegang dan melengkung ke atas. Tamara memejamkan mata dan menggigit bibirnya merasakan sepenuhnya aliran orgasme mengisi seluruh syarafnya.

“OGHH.. AHH.. AHKHH..” Tamara melolong keras tak tertahankan sambil menggerakkan pantatnya secara liar. Vaginanya kembali berdenyut keras seperti cakar baja yg menjepit penis Pak Abdul. Segera saja sensasi itu menghantam titik kenikmatan Pak Abdul, membuat penjaga villa itu mendengus-dengus seperti babi hutan.

“Ohh.. mau ngecrot.. ohh.. aahh..” Pak Abdul meraung seperti orang gila, dan sedetik kemudian spermanya menyembur deras di dalam liang vagina Tamara. Tapi Pak Abdul terus saja menggenjotkan penisnya di dalam liang vagina artis itu, kemudian dibenamkannya penisnya dalam dalam untuk menuntaskan ejakulasinya. Pak Abdul bergidik menuntaskan sisa-sisa spermanya di dalam rahim wanita cantik itu sebelum kemudian terkapar lemas di rerumputan.

Tiba-tiba, Samy tanpa diduga menarik tubuh telanjang Tamara lalu menelentangkan tubuh mulus yg bermandi keringat itu. Samy mengangkangi wajah cantik Tamara sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri. Diarahkannya penisnya itu tepat di wajah Tamara. Tamara yg masih terpengaruh orgasme tidak kuasa menolak.

“Ohh.. ohh..” Samy melenguh keras. Spermanya segera menyembur deras menyiram wajah cantik Tamara yg langsung gelagapan. Rupanya selama merekam adegan persetubuhan Tamara dengan penjaga villanya, dia juga melampiaskan nafsunya dengan melakukan onani.

“Ahh..” Samy melenguh puas, menuntaskan ejakulasinya di wajah Tamara yg sekarang berlumuran cairan putih kental menjijikkan. Sebagian cairan yg masuk ke mulutnya terpaksa ditelannya begitu saja.

Setelah puas menggarap Tamara, Samy dan Pak Abdul meninggalkan artis itu sendirian telanjang bulat di halaman. Tamara menangis terisak. Tubuhnya terasa kotor dan terhina. Tamara benar-benar merasa dirinya tidak berharga lagi. Harga diri dan martabatnya sebagai artis ternama sudah lenyap tak berbekas. Diperkosa oleh mantan sopir dan penjaga villanya sendiri adalah hal yg dalam mimpi sekalipun tidak pernah dibayangkannya. Dalam keadaan telanjang bulat, Tamara berjalan tertatih-tatih menuju ke dalam villa untuk membersihkan diri dari bekas-bekas pemerkosaan yg baru saja dialaminya.
------------------------

2 Tanggapan ke “Tamara Bleszinsky’s Hidden Diary”

  1. Mantep ceritanya.Memek Tamara bisa di masukin botol bir dong sekarang,kan udah melar.
  2. di/pada Juli 27, 2008 pada 2:02 am pratbanget
    gila…mantap bgt nih bro cerita keren abis……g lg liat2 coba iseng2 baca…..gila benerrrrr…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar