Laman

Minggu, 21 Agustus 2011

XY 3: Bangsat Bercula Satu

3 Maret 2009

 
  • Karya cipta ini dilindungi undang -undang hukum alam gaib. Dilarang mengcopy-paste, mengubah isinya, atau mengaku-ngaku sebagai yang nulis. Para pelanggar dijamin akan mandul!
  • Cerita ini sambungan dari XY Episode 1 & 2, kalau yang belom baca atau dah lupa (sori kelamaan) baca lagi yah.
********

 
Tiga hari kemudian, tepatnya pada hari sabtu. Sebuah mobil berhenti di depan gerbang villa tempat ku menginap. Bukan mobilnya Marsya, bukan pula mobilnya Intan. Siapa lagi nih? Pikirku dalam hati. Seseorang turun dari sisi penumpang depan, dan membuka pintu gerbang. Ternyata orang itu adalah Indah, dan aku sempat melihat sekilas bahwa yang mengemudikan mobil itu ternyata adalah Jihan. Uhuyy, akhirnya datang juga! Aku bergegas menuju pintu depan dan membukakan pintu, tepat pada saat Jihan hendak memijit bel. Mereka berdua memakai pakaian santai sambil masing-masing membawa tas sekolah yang sepertinya isinya cukup padat dan berat.

 
“Sore Mang Yaris”, kata Indah sambil begitu saja melewatiku dan masuk kedalam villa, tanpa aku persilahkan.

 
Sementara Jihan mengangguk malu-malu sambil lewat.

 
“Ada apa nih kok jauh-jauh dateng kemari?”, kataku pura-pura lugu.

 
“Mau ngewe” kata Indah tenang.

 
Uhhhkk uhhkkk! Aku langsung terbatuk mendengar jawaban santai Indah. Sementara Jihan mukanya langsung memerah dan mencubit pinggang Indah, hingga ia menjerit kesakitan.

 
“Ihhh apaan sih? Emang bener kan?! Kalo nggak, mau ngapain lagi atuh kita rencana nginep disini” kata Indah sedikit sewot.

 
Nginep?!!! Aku melihat kembali tas sekolah mereka yang menggembung padat, kalau begitu isinya pasti baju ganti dan pernak-pernik cewek lainnya.

 
“Jadi mau pada nginep nih? Boleh nih sekali-kali ada yang nemenin. Tapi kalian cuma berdua?” kataku lagi.

 
“Intan mau liburan akhir pekan ama nyokapnya. Jadwal Imel gak bisa diganggu kalo hari minggu, biasa, pengampunan dosa dulu setelah berbuat dosa” kata Indah lagi sambil dengan santainya duduk diatas sofa. “kenapa Mang, emangnya kurang kalo cuma kita berdua?” sambungnya.

 
“Ohh gak kok, Cuma aja kalo tambah ramai kan tambah seru”, kataku.

 
“Ahh kemaren juga baru dua orang, Mamang udah KO, apalagi 4 orang” kata Jihan yang sifat judesnya muncul kembali.

 
“ehh, he he, iya sih” kataku sambil garuk-garuk kepalaku yang gak gatel.

 
********

 
Malam itu, selesai makan malam dan mandi, Indah mengajakku untuk menonton film di ruang tengah.

 
“Emang bawa film apaan non?” kataku sambil duduk nyaman disebelah Jihan.

 
“Hi hi, liat aja nanti” kata Indah sambil memasang DVD kedalam DVD player.

 
Layar TV plasma itupun memperlihatkan adegan-adegan film bokep, dimana seorang gadis bermata sipit sedang digarap habis-habisan oleh pria berkulit hitam. Indah pun berjingkat lucu, dan duduk disebelah ku. Dengan remote DVD ia menunjuk kearah layar.

 
“Nah ntar Indah pengen pake gaya yang ini dulu… trus ntar pake yang ini… trus… “

 
Buju busyet! Rupanya ini video instruksi! Uedan nih cewek. Tapi kupikir kalo saja Indah berada di 15 tahun yang lalu, ia tidak akan seliar dan sesantai ini mengenai masalah seks. Walau bagaimanapun, sekarang ini dunia sudah berubah terlalu drastis.

 
“Maanng! Denger gak omongan saya?! Kok malah ngelamun, dasar borokokok!”, seruan Indah memecah lamunanku.

 
Seperempat jam kemudian, film itupun akhirnya di stop oleh Indah. Pening rasanya mendengar permintaan Indah yang banyak maunya.

 
“Mang mulai yuk!” kata Indah sedikit manja dan kekanak-kanakan. Seperti minta dibelikan es krim saja, padahal yang ini justru minta di… ehmm uhukk uhuukk.

 
“Ya udah, ayuk” kataku berusaha mengobarkan semangat juang.

 
“Hi hu, Jihan duluan!” kata Indah tiba-tiba.

 
“Eh, apaan?! Lu aja kali, gue kagak!” kata Jihan dengan muka memerah. Ia tampaknya masih malu-malu, atau gengsi kali.

 
“Cieh masih kura-kura makan tahu nih, pura-pura gak mau” Kata Indah sambil bangkit dari duduknya dan berjalan mengancam menghampiri Jihan.

 
“Eh mau ngapain lu! Sana, jangan deket-deket”, kata Jihan yang mencium kejahilan Indah. Jihan pun akhirnya bangkit berdiri dan hendak melarikan diri. Tapi sergapan Indah masih lebih cepat.

 
“Yikkkss dapet!” Seru Indah yang mendekap Jihan dari belakang, mereka berdua pun bergulat cukup seru hingga jatuh berguling diatas karpet tebal.

 
Sejenak kukira Indah hendak menangkap Jihan, tapi setelah kulihat, ternyata Indah justru sedang meremasi kedua payudara Jihan yang masih tertutup kaus, sambil menciumi leher jenjang Jihan. Jihan pun meronta dengan setengah hati.

 
“Dah.. .Mafffhhmmmm” erang Jihan.

 
Tangan Indah kini menyusuri pinggang Jihan, lalu merayap untuk melepaskan kancing celana pendek Jihan, lalu perlahan-lahan ditariknya turun resleting celana itu. Tangan itu lalu bergerak merayap kebalik celana dalam Jihan melalui atasnya, dan mengusap-ngusap gundukan mungil diselangkangannya yang berbulu tipis. Tangan Jihan yang tadinya menahan tangan Indah untuk mencegahnya, kini justru membelai-belai tangan Indah yang tampak asik mempermainkan dan menggesek-gesek belahan bibir vagina Jihan. Sesekali tubuh Jihan tersentak-sentak sambil menengadahkan kepalanya keatas seolah-olah memberikan ruangan bagi Indah untuk terus menciumi dan menjlati lehernya.

 
“Indahh… udah dong please… iya deh, aku duluan” desah Jihan yang sudah terbuai nafsu.

 
Mendengar itu, Indah menghentikan rangsangannya dan berdiri kembali sambil menarik tubuh Jihan hingga berdiri, dan celana pendek yang tidak terkancing itupun jatuh kelantai, memperlihatkan paha mulusnya dan celana dalam putih yang ia kenakan.

 
Setelah ragu-ragu sejenak, Jihan lalu membuka kausnya sendiri yang sudah kusut. Ia juga terus membuka kait bra-nya,dan meloloskannya melalui kedua tangannya hingga melorot jatuh kelantai. Kini keindahan payudaranya yang berukuran sedang telah terpampang jelas. Kini ia memegang bagian pinggang celana dalamnya, namun tampak masih ragu untuk membukanya.

 
“Udah sini, biar Mamang yang buka”, kataku yang agak tidak sabar melihat keragu-raguannya.

 
Jihan pun berjalan menghampiriku. Begitu dekat, aku langsung menarik tubuhnya dan mendorongnya hingga terduduk di Sofa, aku sendiri lalu berlutut didepannya.

 
Perlahan-lahan aku meraih bagian pinggang celana dalamnya, kakinya agak menegang. Sedikit demi sedikit terus kutarik ke bawah, dan Jihan mengangkat pinggulnya untuk memudahkanku. Segundukan daging mulai terlihat. Detak jantungku kembali berdegup cepat. Dan lepaslah celana dalamnya tanpa perlawanan lagi. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilatan di depanku. Aku segera mencampakan celana dalam milik Jihan kesembarang tempat.

 
Sedikit kurentang kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik bukit itu. Lalu dengan kedua jempol kubuka sedikit celah itu hingga terlihat semua isinya. Aku sampai menelan air liurku sendiri demi melihat liang vagina Jihan. Kudekatkan kepalaku agar pemandangannya lebih jelas. Dan memang indah sekali. Aku tak bisa menahan lagi, segera kudekatkan mulutku dan kulumat dengan bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian liang vagina itu, rasanya tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan. Dan tiap lidahku menekan keras ke bagian yang menonjol di pangkal liang kewanitaannya, Jihan mendesis kegelian.

 
Tanganku pun tak tinggal diam, aku meraih keatas dan meremasi kedua payudara Jihan yang berukuran sedang. Putingnya yang lembut kugosok-gosok dan kupencet dan kupuntirpuntir dengan lembut.
Jihan pun beberapa kali mengejangkan kakinya. Sedangkan harum yang khas memenuhi segenap indera perasaku, membuat lidahku bergerak makin gila. Kutekankan lidahku ke liang vagina Jihan yang sedikit terbuka, merangsek masuk lebih dalam lagi, membuat Jihan beberapa kali mengerang keenakan.

 
“Ahhhh maaanngg… enaaakk…. uhhhhhh”
Cukup lama juga aku memberi servis oral pada Jihan, hingga akhirnya aku merasakan tubuh Jihan mengejang, tangannya berpegangan ke sofa dengan erat sekali, sedangkan kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya. Jihan pun mencapai orgasme pertamanya hingga mulutnya meneriakkan jeritan yang panjang. liang surganya pun menyemprotan sedikit cairan orgasme.

 
Tanpa tendeng aling, aku langsung membaringkan tubuh Jihan dan menindihnya. Kuarahkan perlahan kepala penisku ke vagina Jihan yang telah basah kuyup. Kutekan sedikit, meleset, kuposisikan lagi, tekan lagi, tetap saja meleset, tidak mau masuk. Untunglah Jihan yang tahu kesulitan yang kuhadapi ikut membantu. Dengan sigap ia membuka kedua sisi vaginanya dengan kedua tangannya, dan vagina itupun terkuak.

 
Kucoba memasukkan lagi kepala penisku dengan sedikit kasar, akhirnya walau sulit, perlahan kepala penisku bisa menyelusup masuk ke lubang surganya Jihan. Kutahu Jihan merasa kesakitan, namun ia tidak menjerit atau pun mengerang, ia hanya meringis dan dari sudut matanya meleleh air matanya. Indah yang ternyata telah telanjang bulat memeluk kepala Jihan, mungkin untuk menghiburnya, tapi Jihan justru mengulum puting susu Indah yang tergantung di depan wajahnya, dengan kuat. Indah yang merasakan kalau puting susunya dikulum oleh Jihan, hanya sedikit menyeringai, menahan nikmat dan geli tentunya.
Aku menekan terus, sehingga sudah separuh batang penisku masuk ke dalam liang vagina Jihan, dan “Blusss…” Masuknya seluruh batang penisku langsung disambut oleh jeritan Jihan. Karena merasa sakit dan enak, matanya sampai meram melek, kadang membelalak.

 
Sejenak kubiarkan batang penisku terbenam di dalam lubang vagina Jihan. Kunikmati denyutan vagina yang seperti memijat-mijat penisku itu. Setelah sekian lama aku menikmati, kumundurkan pantatku, ternyata bibir vaginanya ikut tertarik mengikuti gerakan pantatku, begitu aku mundurkan maka bibir vagina itu mencuat ke atas karena ikut tertarik. Sebaliknya, jika kumajukan lagi pantatku, maka bibir itu pun ikut mencuat ke bawah dan terbenam. Kupercepat gerakan maju mundurku, dan semakin lama aku merasakan liang vagina Jihan semakin licin, tetapi tetap saja sempit. Akupun makin semangat menggenjot liang nikmat itu sampai akhirnya tubuh Jihan yang lemas hanya bisa terguncang-guncang mengikuti gerakanku. 10 menit kemudian, Jihan akhirnya tak tahan lagi.
“mmaaangg Yarisss… akkkhhh…” desahnya.
Cairan mani putih dan hangat pun merembes deras keluar dari celah-celah liang vaginanya yang masih digenjot olehku, bunyi kecipak pun makin keras terdengar.

 
“Ihh mang, udah atuh, Jihan udah keluar tuh. Sekarang giliran saya” Indah yang dari tadi menunggu giliran, rupanya sudah habis kesabarannya.
Mendengar protes itu akhirnya kucabut saja batang penisku dari liang vagina Jihan. Cairan cinta Jihan pun mengalir keluar bercampur dengan darah yang tidak terlalu banyak.
Indah yang sudah tidak sabar langsung menarik leherku dan membaringkan tubuhnya di atas karpet, sehingga aku langsung menindihnya. Segera kuturunkan mulutku ke lehernya, kucumbui semesra mungkin hingga Indah kegelian. Lalu sambil kuremasi bulatan payudaranya yang menantang, puncak bukit payudara itu segera masuk ke mulutku. Kuhisap dan kujilati putingnya, karuan saja Indah meronta-ronta, antara gelian dan nikmat. Bergantian kedua payudaranya kujilati semua permukaannya. Nafsuku rasanya sudah di ujung ubun-ubun. Batang penisku pun berdenyut keras sekali ,minta segera dijepit enak.
Kaki Indah kurenggangkan sedikit, hingga bukit berbunganya terkuak indah sekali. Indah lalu berinisiatif menumpangkan kedua betisnya di pundakku, hingga aku dengan leluasa bisa menjelajahi bagian bawah tubuhnya. Tanpa buang- buang waktu, aku mengarahkan penisku ke vaginanya, dan herannya tanpa melalui kesulitan, penisku menerobos liang vagina Indah. Seakan ini bukan kali pertamanya.

 
Tapi kenikmatan yang menerpaku langsung membuatku lupa segalanya, segera saja kutekan habis batang kejantananku hingga seluruhnya amblas ke dalam lubang kenikmatan Indah. Indah meram melek merasakan batang penisku mengisi relung tubuhnya. Sepertinya ia merasa enak, geli dan nikmat.
“Tarrriiikkk Maaannng…” Indah memintaku untuk segera memulai dengan gayanya yang khas dan cuek.
Kumulai saja gerakan maju mundur pantatku, batang kemaluanku masuk dan keluar dengan leluasanya, pertama dengan perlahan dan kemudian kupercepat. Indah pun memutar-mutar pantatnya sedemikian rupa. Jelas sekali kalau Indah ini ternyata mempunyai nafsu seks yang besar.
Setelah hampir seperempat jam kuberpacu, Indah masih belum juga orgasme, ia justru makin bersemangat memutar-mutarkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, sedangkan kedua tangannya meremas-remas payudaranya sendiri dan sesekali menarik-narik puting susunya yang masih menegang.
sedangkan aku sendiri terus terang sudah megap megap tak tahan. Tapi aku berusaha menguatkan diri
“Ayoooo mmaaanngg… terusssss…” Indah kembali meracau.
Inginnya kuterus memacu “kuda binal ini”, tapi apa daya tenagaku ada batasnya juga.

 
Secepatnya kucabut batang kemaluanku dan segera kuarahkan ke mulut Indah. Indah agak gugup menerima batang kemaluanku. Tapi nalurinya bekerja dengan baik, mulutnya segera menganga dan langsung mengulum batang kemaluanku. Dan kala aku meledakkan lahar di mulutnya, lidahnya menjilati sekujur batang kemaluanku. Tubuhku rasanya langsung luruh, tenagaku terkuras habis-habisan. Beberapa kali batang kemaluanku mengejut dan mengeluarkan lahar.
”Heeekkk… uhhhh”, aku tercekat dan langsung tumbang kesamping tubuh Indah.
“Lho mang, kok berhenti… yah jangan atuh… tanggung nih!” Indah kembali merajuk.

 
Aku cuma bisa menggeleng-geleng lemah.

 
“Ihh maanngg…. Aduh, aduh, ngapain … akhh”, omelan Indah terputus karena Jihan rupanya telah menyerang selangkangannya yang terbuka.

 
Jihan yang menungging, telah merenggangkan vagina Indah dan menggosok-gosok klitorisnya yang bengkak mencuat keluar, dengan menggunakan jari telunjuk dan jempolnya. Akibatnya Indah pun menjerit kecil akibat gejolak nafsu yang terlalu hebat melanda tubuhnya, kepalanya pun menggeleng-geleng kekiri ,dan kekanan. Rupanya serangan Jihan cukup dashyat, hingga tak lama kemudian Indah pun menyerah.

 
“Jihaaannn…. Ennnnhhhhh…..Nnnhhhh” Indah merengek sambil menekuk lututnya dan membuka kedua kakinya kesamping selebar yang dapat ia lakukan.

 
Erangan Indah pun makin keras ketika Jihan melahap vaginanya dengan rakus, dan lidahnya menjelajahi bibir dan bagian dalam liang vaginanya. Jihan tak peduli meskipun terlihat dibibir vagina Indah terdapat ceceran spermaku. Ia bahkan mencucup bibir vagina itu, dan menyedot semua cairan spermaku yang bercampur cairan vagina Indah.

 
“Aduh … ampuuun…”, erang Indah lemah. Pinggangnya terangkat, lalu cairan orgasme pun mengalir keluar dari vaginanya. Ia pun akhirnya roboh lemas, sementara Jihan berbaring di sebelah Indah dan memeluknya dengan lembut.

 
” Belajar dari mana kamu Han?… kalo tahu kamu jago kayak gitu, udah lama aku ngewe kamu”, kata Indah menciumi rambut Jihan.

 
Disuguhi adegan hot seperti tadi, belum lagi mendengar suara-suara desahan mereka berdua, nafsuku bangkit kembali, aku melihat ke bagian bawah tubuhku, dan “Kopral Joni” ternyata sudah siap bertempur kembali, jadi aku berjingkat dari arah belakang, berlutut disamping Jihan yang masih memeluk Indah. Perlahan aku mengulurkan tangan hendak menyentuh buah pantat Jihan.

 
“Ayyooo! Mau apa?!” sentak Indah yang melihat gerakanku.

 
“Ehhh, anu… mau anuin anunya anu… “, kataku malu-malu.

 
“Gak, gak! Wahana ditutup sampai disini! Jihan ama aku mau tidur, udah malem”, Kata Indah sambil cemberut.

 
Ia lalu bangkit dan menarik tangan Jihan menuju kearah kamar tidur mereka. Indah rupanya masih merasa kesal kepadaku karena telah dua kali dikecewakan oleh si Kopral.

 
“Non, nggak tidur bareng saya aja, ranjang saya gede lho”, kataku masih mencari-cari kesempatan.

 
“Huuuhh, maunya! Mendingan mamang istirahat aja yang bener, supaya besok bisa bertugas dengan bener”, kata Indah sambil meleletkan lidahnya lalu membanting pintu kamarnya.

 
Aku sempat kecewa juga, tapi kan Indah bilang besok aku masih harus bertugas. He he, setidaknya aku masih bisa menggarap tubuh mereka besok. Aku kembali melirik kearah “Kopral Joni”.

 
“Sabar yah Jon”, kataku kepada si Joni yang sudah tertunduk lesu.

 
********

 
Agent Ree berjalan perlahan menuju mobilnya. Pikirannya sibuk menganalisa informasi yang ia dapat dari seorang pembantu rumah tangga yang baru saja ia ajak bicara, pembantu yang kebetulan bekerja di rumah Marsya dan Mama Linda. Setelah masuk kedalam mobil, ia mengakses database kependudukan melalui laptop yang terhubung langsung ke komputer pusat PAMEO. Dari sana, segala informasi mengenai siapapun di dunia ini bisa didapat dengan mudahnya.

 
Ree mengetik nama Linda Gunawan, dan profil lengkap Ibu dari Marsya inipun langsung muncul di layar.

 
“Hmm, kalau Yaris memang disembunyikan oleh Marsya seperti yang dibilang pembantu tadi, maka ia pasti tidak bakalan terlalu jauh dari daerah ini; hotel mungkin… atau vila.” Gumam Ree.

 
Dengan segera Ree membaca daftar properti yang dimiliki Mama Linda. Di urutan ketiga daftar ada sebuah Villa yang alamatnya relatif dekat situ. Dan dengan segera Agent Ree pun mengarahkan mobilnya menuju villa tempat jagoan kita Yaris bersembunyi.

 
*********

 
Malam itu aku mimpi indah sekali. Aku bermimpi, bertemu dengan dua bidadari cantik yang tiba-tiba saja membuka celanaku dan menghisap penisku dengan semangat. Oh enak banget! Walaupun aku sadar kalo saat itu aku sedang bermimpi, tapi rasa nikmat ini terasa nyata sekali. Lho kok, kayaknya beneran nih!

 
“Mmmm…… huaaahh”, aku membuka mataku yang terasa rapat, dan tersenyum ketika melihat dua gadis cantik ternyata memang sedang sedang asik menjilati penisku yang sudah tegang dan mengeras. Aku memejamkan mataku kembali, menikmati jilatan-jilatan lidah hangat yang mengelus-ngelus batang penisku dengan perlahan-lahan, hisapan-hisapan lembut itu membawa sebuah sensasi tersendiri.

 
“Hmm mang Yaris udah bangun kan? Gimana cara bangunin kami? Enak kan?” kata Indah, menghentikan isapannya sejenak.

 
“Banget! Coba bisa tiap pagi kayak gini”, kataku. “Indah, sini memek kamu, mang mau jilatin” kataku.

 
“Hi hi, beres tuan!”, kata Indah ceria, sambil membuka celana pendek dan celana dalam yang ia kenakan.

 
Indah lalu mengubah posisi, sambil tetap menghisap penisku bergantian dengan Jihan, sementara pantatnya menungging kearah wajahku, jadi posisi 69. Aku menatap nanar melihat buah pantat Indah yang menungging kearahku. Aku lalu menekan pinggulnya kebawah hingga vaginanya menduduki wajahku , mulutku langsung mencecar bibir yang terasa lezat dan manis itu, lidahku menjilati bagian dalam vaginanya, terjulur dan menggeliat-geliat liar didalamnya.

 
“Eeegghh ehhmm….”, Indah mendesah keenakan dan semakin menekankan vaginanya ke mulutku.

 
Tiba-tiba aku merasakan jilatan mereka berhenti, dan sebagai gantinya penisku digesek-gesekan pada sesuatu, dan… Enak gila! penisku amblas kedalam liang hangat yang basah dan sempit. Rasanya penisku seperti diremas-remas nikmat.

 
Meskipun tidak bisa melihatnya karena terhalang pandanganku terhalang pantat Indah, aku tahu bahwa saat itu Jihan sedang menaik-turunkan pantatnya, maju mundur, perlahan dan cepat, menunggangi ku seperti layaknya menunggangi kuda, liar dan binal.

 
Uhh enak sekali rasanya jepitan liang vagina pada penisku, hampir tak tertahankan rasanya. Akupun melampiaskan rasa nikmat itu dengan melumat vagina Indah yang tersaji didepan mulutku. Aku melumatnya habis-habisan, bahkan lidahku menerobosl masuk semua ke dalam liang vagina itu dan bergerak liar didalamnya, enak sekali. Servis itupun disambut lob oleh Indah, dengan erangan keras dan gerakan pinggul yang makin membenamkan lidahku didalam vaginanya.

 
Hampir 20 menit lamanya aku mendapat hidangan vagina atas bawah, hingga akhirnya.

 
“waaakkkhhhh… hekkksss aahhh…” Jihan menjerit histeris.
Tubuhnya menegang dan vaginanya menjepit penisku dengan erat, rupanya ia telah mencapai puncak nikmatnya, sebab dari dalam liang vaginanya menyemprot berkali-kali cairan maninya yang hangat menyiram kepala penisku yang masih berada di dalam lubang vaginanya.
Jihan pun langsung menjatuhkan badannya disampingku. Payudaranya yang berukuran tidak begitu besar (32B kali, gak tahu aku) bergerak turun naik dengan indahnya. Tubuhnya yang mungil dan berkilat karena keringatnya itu bener-bener bikin aku gemas setengah mampus.

 
Aku hendak menggumuli tubuh imut Jihan namun Indah menahan gerakanku.

 
“Mang, ML di kamar mandi yuk! Sudah lama pengen nyoba Ml sambil basah-basahan” katanya sambil menarik tanganku.

 
Dan seperti kerbau dicucuk hidungnya, bangsat bercula satu inipun manut saja mengikuti langkah gadis cantik yang sepertinya agak-agak hiperseks ini. Sampai di kamar mandi, Indah menyalakan shower dan menarikku berdiri dibawah siraman air shower yang hangat.

 
“Maang…ayo kita pake guk-guk style …” kata Indah sambil menunggingkan pantatnya dengan kedua tangan menumpu pada tembok kamar mandi.

 
Mendengar ini, langsung saja aku mengambil posisi dibelakangnya.Tangan kanan menggenggam batang penisku, dan kepala penisnya yang membulat itu kugesek-gesekan ke clitoris dan bibir kemaluan Indah, menggodanya habis-habisan.

 
”Maang…ayo Indah udah nggak kuat nahan nih… sshh heehh…” kata Indah merengek manja.

 
Akupun menekankan pinggulku dan perlahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir vagina Indah, hingga ia merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Vagina itu memang sudah sangat basah itu, akan tetapi masih terasa sempit dan nikmat sekali rasanya. Saking nikmatnya membuatku lupa diri dan secara tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga seluruh batang penisku amblas ke dalam liang vagina Indah.

 
“Arghhhh… maanngg!” jerit Indah.

 
Aku pun dengan menggebu-gebu memompakan penisku keluar masuk liang vagina itu. Goncangan itu membuat tubuh mungil Indah terlonajk-lonjak tak berdaya, payudara nya yang cukup besar itupun bergoyang-goyang mengikuti genjotanku. Sungguh tak tahan aku melihatnya, jadi akupun langsung menangkup kedua busungan bukit itudan kuremas-remas sekuat tenaga, licinnya air shower justru menambah nikmat rasa lembut dan kenyal payudara dalam genggamanku itu. Kupercepat gerakanku sampai maksimal.
Mungkin karena tadi lama mendapat servis mulutku, hanya berselang 10 menit kemudian, erangan Indah sudah tidak keruan, ia pun sudah berkeringat banyak sekali sehingga ketika aku mengecup dan menjilati pundak dan lehernya, air shower itu sudah terasa keasin-asinan. Dan…

 
“hekkss aarrgghhh…” Indah menjerit panjang.

 
Aku merasakan ada cairan hangat yang membasuhi batang kejantananku. Lubang vagina Indah dibanjiri oleh cairan maninya sendiri, becek sekali, hingga batang penisku sampai terasa licin, dan genjotanku menimbulkan bunyi berdecak keras.

 
Indah sudah orgasme, padahal batang penisku masih dalam keadaan siaga penuh. Kucabut saja batangku dari dalam lubang senggama Indah, dan kuarahkan penis itu ke lubang pantatnya. Aku menggesek-gesekkan penisku sejenak, menunggu tanda-tanda penolakan dari Indah. Tapi Indah justru menoleh kepadaku dan menganggukan kepala tanda setuju.

 
Aku pun menekankan kepala penisku yang telah licin, perlahan menerobos lubang anus merekah itu. Indah mengaduh pelan, dan air matanya mulai mengucur sedikit karena kesakitan. Kedua tanganku lalu meraih pinggang Indah dan aku terus menyodok sekeras-kerasnya ke dalam lubang pantatnya, semakin menghujamkan penisku menembus liang anus Indah yang sempit itu, perih juga rasanya, tapi jepitannya betul-betul luar biasa nikmat!

 
“Heeeggghh…! Indah mengeluaran suara seperti tercekik, mulutnya meringis keras, dan cucuran air matanya semakin deras. Ia pun menggerak-gerakan pantatnya ke kiri kanan, coba mengakomodir penisku yang tertancap di dalam anusnya, namun gerakannya justru malah menambah kenikmatan yang kurasakan. Akupun mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anusnya

 
“aauuugghh…! Saakkiiit!” Indah menjerit cukup keras.

 
“Apa mamang berhenti aja?”, aku rasanya tidak tega juga jika gadis cantik ini harus merasakan sakit yang terlalu hebat.

 
“Nggak, jangan! Terusin aja mang, tapi pelan-pelan” katanya mencegahku.

 
Mendengar kata-katanya, secara berirama aku menekan dan menarik penisku dari lubang anus Indah, menikmati jepitan dinding anus yang bergerinjal-gerinjal itu. Kedua kaki Indah yang sedikit terkangkang itu bergetar-getar lemah setiap kali aku menekan masuk penisku, seakan tubuhnya hendak jatuh kapan saja.

 
Kedua tanganku lalu bergerak meremasi kedua buah pantat Indah yang sekal dan halus. Aku kembali lupa diri, kenikmatan ini telah melanda dan membuatku gila. Gerakanku semakin kasar dan menekan pinggul keras-keras ke depan dan…

 
”Aduuuh… aauuggghh…” keluh Indah.

 
Badannya yang mungil dan mulus, meliuk-liuk menahan gempuran penisku yang menembus sedalam-dalamya, mengaduk-aduk bagian dalam anusnya. Aku sendiri mulai merasa adanya desakan-desakan dari pangkal kemaluanku. Jadi akupun menekan pantatku, menyebabkan penisku amblas dalam-dalam pada anus Indah. Orgasme dashyat pun melandaku disertai suatu semburan sperma didalam anus Indah, tubuhku rasanya langsung luruh, tenagaku terkuras habis-habisan. Beberapa kali badanku dan batang kemaluanku tersentak-sentak.

 
Badanku bergetar dan berkedut keras, lututku rasanya lemas sekali hingga tubuhku hampir jatuh, tapi kutahan sekuat mungkin. Akupun mencabut penisku dari anus Indah, tampak anusnya itu membuka lebar, memerah dan memar. Aku menyentuh lingkar anusnya yang memerah, dan badan Indah langung tersentak kesakitan.

 
Aku lalu menarik tubuh Indah hingga ia menghadapku, dan mendorongnya lembut ke tembok kamar mandi, tubuhku mendempet tubuhnya yang basah kuyup. Aku menatap matanya dalam-dalam.

 
“Sakit yah? Maafin mamang yah” kataku perlahan.

 
Indah menggelengkan kepalanya “gak apa-apa kok mang, Indah juga pengen nyoba kok. Lagian buat mamang, apa sih yang nggak” katanya sambil melingkarkan kedua tangannya keleherku, menariknya dan melumat bibirku lembut. Adduuhhh, pria mana yang tak akan luruh hatinya mendengar itu, dan mendapat perlakuan selembut ini.

 
“Sekarang, mandiin Indah yah, badan Indah udah bau gini” katanya manja.

 
“Ah gak bau kok, wangi gini malah”, kataku sambil menghirup wangi alami tubuhnya yang segar.

 
Aku pun segera meraih botol sabun cair dari rak kamar mandi dan menggosok seluruh tubuhnya hingga berbusa, dari punggung, kedua tangan, perut, pinggang, kedua pantat, paha dan betis. Kini tinggal bagian vagina. Aku lalu berjongkok, menyuruh Indah mengangkat satu kakinya kesamping, hingga bibir vaginanya terkuak, tanganku segera beroperasi menyabuni bagian tubuhnya yang paling pribadi itu.

 
Indah pun sempat tertawa kegelian, ketika tanganku yang penuh busa menggosok lembut vaginanya. Tanpa sadar aku tersenyum kecil. Aku yang sejak kecil selalu berjuang seorang diri tanpa sanak saudara, benar-benar merasa senang, karena bisa memanjakan seseorang seperti ini.

 
“Ihh pengeennn… ” Suara Jihan terdengar dari arah pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci.

 
“Ya udah, ayo gabung, mamang mandiin sekalian”, kataku.

 
Dengan berjingkat lucu, Jihan pun bergabung, dan akupun memberi perlakuan yang sama pada Jihan. Dan mereka membalas perlakuanku dengan menggosok kedua payudara mereka dengan sabun, lalu memijat seluruh tubuhku dengan payudara itu, hingga tubuhku penuh busa sabun, rasanya wow luar biasa! Kelembutan payudara dipadu dengan licinnya sabun… kalian mesti mencoba sendiri!

 
Kami pun akhirnya selesai mandi, kami mengeringkan tubuh dengan handuk dan aku berjalan keluar kamar mandi sambil memeluk dua gadis cantik telanjang yang wangi luar biasa, rasanya seperti telah menjadi raja minyak saja aku ini. Kalau saja tidak ada virus sialan itu, tidak akan mungkin aku bisa mendapat kesempatan seperti ini, jadi mau tidak mau aku harus berterima-kasih juga pada virus ini.

 
***********

 
Agent Ree mengamati mobil berpenumpang dua gadis cantik yang baru saja keluar dari villa yang cukup mewah tersebut. Hmm mestinya villa ini kosong, tapi kenapa seperti banyak kegiatan didalamnya? Mungkinkah Yaris memang bersembunyi disitu? Pikir Agent Ree dalam hati.

 
Perlahan ia mengeluarkan pistol dari balik jas yang ia kenakan, penuh terisi peluru. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya, jadi lebih baik ia bersiap-siap. Perintahnya adalah menangkap Yaris hidup-hidup, tapi jika terjadi sesuatu, ia tidak akan segan-segan membunuh Yaris.

 
Ree pun turun dari mobilnya dan mulai melangkah memasuki gerbang vila tempat Yaris bersembunyi.

 
To Be Continued.
By: Raito Yagami
This story are Property of Death Note Production@ All right reserved 2008

 
PS: He he, cerita ini sebenernya dah lama kelar 80%, kemaren ada yang minta diterusin jadi gue kelarin duluan. Episode depan episode finalnya. Buat yang request Asmirandah 3 sabar ya, baru 60% jadi.
****************

21 Tanggapan

  1. akhirnya..
    2 de point..
    Alurnya waw..karakternya jg dibuat menjiwai..
    Logikanya pas..
    But, Akibatnya jd kurang rame untuk fantasi..
    Tapi ju2r..mantab
    Pas untk adgan real..
    Great..
  2. Ga sia” ngeronda di kbb, dpt suguhan XY 3 nya om raito! Cihuy,.
    Seperti biasa ceritanya keren, fantasi saya mulai main pas agen ree muncul (ngayal klo muka n’ body nya mirip agen valentine) tp malah di cut,. Apes..
    Btw mgkn indah terinspirasi miyabi yg konon di umur 13 tahun udah menguasai puluhan posisi sex dari buku yg dia beli sendiri. Wongedan..
  3. Mantab……
    Cuma kata itu aja yang bisa gw tulis….
  4. bangsat bercula 1 hahaha.
    Pengen tau gw di ep4 diapain it ama agen ree, cula nya di potong kali.
  5. DASYAT…
    gak sabar gua nunggu lanjutannya
  6. Wah keluar juga akhirnya. Sampai sempat lupa cerita ini mengenai apa karena lama gak keluar2. And again good job!
  7. pada 4 Maret 2009 pada 10:12 | Balas Hello K!tty
    *Mr RAito
    Hemmmm, kayanya Aku tahu dehhh, culanya disebelah mana WEKSSSSS….., ternyata bukan cuma badak yang culanya satu…, he he he, A GUUDDDDD STORRIES, BIG BROTHER…^^
    Re: wah selamat mr. raito ceritanya disambut meriah, hebat deh!!
  8. Jangan ditamatin ampe eps. 4 dunk. Alurnya buagus buanget neh.. Dipanjang2in jg gak pa pa kyak sinetron Indo. Masak great story gini dibatasi episode, smangat bro kita dukung terus
  9. pada 4 Maret 2009 pada 15:41 | Balas Pemburu Jilbaber
    Bung Ramon ini, gimana, sih…
    Justru kalo dipanjang2in jadinya malah ngawur….
  10. akhirnya keluar juga sambungannya…
    btw klo laki2 dah di larang?? knp bf nya co n ce yah?? hihihi logikanya msh agak2 ga nyambung :P
  11. astaga.
    Lupa, daku kira karangan siapa..
    Om raito ya? Selamat menulis kmbali..
    Smgt ya om!!
    Pantesan kok gynya soft bgt..emang udah cirinya..
    Keep up om..
    Maap bt komen ku yg awal2..
    Emang cirinya si om kalo soft n clean..
    Bnr2 g taw daku..
    Next om,jgn bosen ya..
  12. pada 5 Maret 2009 pada 04:40 | Balas Issen kurohyo
    Hore :-D
    Akhirnya mncul jga cerita faforit gw…
    Bguz lanjut yawh B-)
    Tapi koq cma ampe episode 4 ?
    Huaaa :’(
    Lanjt agak lama dunk ? ;-)
  13. buat smuaaaaanya tau situs crita hot laennya ga….
    Re: tuh di blog link gw, kalau di luar itu banyakan copy paste dari situs2 almarhum, ga ada yg barunya
  14. He he thanx buat yang dah komen…
    @artsex
    Ya elah, bokep tahun jebot aja masih beredar kan ampe sekarang? Itu juga ceritanya bokep keluaran lama, getu bro.
    @Ho2x
    Napa minta maaf? kritikan tu biasa, penulis bokep juga manusia. Iya emang, kayaknya gue terlalu soft and clean (kayak deterjen), sebenernya punya sih cerita-cerita yang hard n dirty, tapeee buat sendiri aja, soalnye gak semua orang bisa nerimo getoo, thanx bwt kritiknya.
    @Ramon & Issen
    He’eh, soalnye gue bosenan juga, pengen bikin yang baru yang agak2 dark.
    Thanx ya’all
  15. waduh lagi enak nyantei di kantor… ada cerita baru….
    jadi pengen pijit plus2 nih…. ^_^
  16. pada 7 Maret 2009 pada 19:07 | Balas Caleg Partai Indonesia Sejahtera
    Caleg DPRD IIPartai Indonesia Sejahtera Dapil Cilacap 2
    Cerita cukup bagus, sayangnya hal ini layaknya di baca oleh orang-orang dewasa saja jangan-jangan nanti anak atau yang ngarang cerita meniru perbuatan yang di kisahkan. kasian kalo hal ini dioteruskan tanpa kontrol pembacanya thanks.
  17. wah..wah…wah…kalo calegnya pada nongkrong di sini mau jadi apa negara yang udah hancur ini…… weleh..weleh…..
    mbesok sebelum sidang baca2 KBB dulu ya biar bisa buat undang-undang yang asekkkkkkk
    Re: atau lagi sidang buka KBB hahaha…kan mending tuh ntar disorot kamera kesannya serius kerja, daripada disorot kamera pas tidur, hayo pilih mana?
  18. Ceritanya maknyus, bener2 mantab…
    salute buat bung raito…
  19. Nah lho, ada caleg disini? Apa ini artinya di masa depan DPR/MPR bakalan dikuasai mupengers?! WAKAKAKAS
    Bagus deh, daripada korupsi mendingan mupeng aja, setubuh! eh setuju!
    Re: tul itu, mending mupeng daripada korupsi, hidup mupengers, go to hell uu pornografi & ite!!
  20. pada 12 Maret 2009 pada 02:37 | Balas hentaibeibeh
    itu caleg partai gurem, di mana2 kok comment ya??
    tau darimana dia situs kbb??
    bahaya ni, ntar makin banyak aja aspri yg sexy2 bwt di entotin anggota dpr/dprd klo bacanya cerita sex mulu
    bikin eneg aja!!
    Re: mungkin sekalian kampanye di kisahbb kali ya? ingat kalau menang, perjuangkan pembatalan uu pornografi & ite, hahahaha
  21. pada 25 Maret 2009 pada 17:45 | Balas CALEG PARTAI P***
    Saya sebenarnya menyukai situs ini, saya juga tidak setuju dengan UU pornografi dan IT. Tapi sebagai wakil rakyat, saya harus melaksanakan anamah rakyat, tapi jika saya terpilih lagi, saya akan memperjuangkan untuk IT saja, UU pornografi terlalu kuat untuk dirugah saat ini. Mungkin beberepa tahun lagi baru bisa dirubah. Mohon dukungannya.
    Yudi S.
    Re: wah2 ada yg memakai tempat ini buat kampanye, ini melanggar uu pemilu ga nih hahaha…ya bagus lah kalau berjuang mengubah uu ite geblek itu kita2 disini pasti dukung deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar