Laman

Minggu, 21 Agustus 2011

XY: Last Man Standing

Cerita berikut hanyalah fiksi semata, jika ada kesamaan, mungkin sekali emang disengaja.
********
Planet Bumi, tahun 2022 masehi, populasi: 3,2 milyar jiwa.
Tahun baru 2022, Semuanya telah berbeda, jauh berbeda.

Entah mengapa aku menulis jurnal ini, mungkin supaya manusia di masa depan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan kami, para pendahulunya. Sejarah manusia telah berputar, menjadi suatu mimpi buruk berkepanjangan. Ahh mungkin sebaiknya kuceritakan saja dari awal. Tahun 2005, sekelompok peneliti dan ilmuwan terkemuka berkumpul di New York, Amerika Serikat. Mereka mencoba menciptakan formula obat, yang bukan hanya menambah vitalitas pria, tapi juga sekaligus memperbesar ukuran penis setiap pria yang meminumnya. Jadi bisa dibilang campuran antara viagra, dan resep rahasia (alm) mak Erot. Selama bertahun-tahun mereka melakukan percobaan rahasia, mencoba berbagai jenis formula dan bereksperimen pada hewan dan manusia. Tidak ada yang berhasil, ada formula yang menambah ukuran penis, tapi membuat peminum malah jadi impoten, ada yang membuat pria jadi perkasa, tapi ukuran penis malah jadi mengkerut.  Atau bahkan membuat penis mengkerut sekaligus impoten (kasihan banget tuh orang) Tapi yang paling parah adalah mereka yang berubah menjadi orang tak bernurani, tak bermoral, serakah luar biasa, dan tak tahu malu.  Setahu ku mereka ini kemudian diekspor ke Indonesia dan menjadi politisi dan pejabat pemerintahan  disini, tapi ini  cuma gosip, tak bisa dipastikan kebenarannya. Tahun 2009, segalanya berubah. Alih-alih menciptakan viagra jenis baru, para peneliti ini justru menciptakan virus paling ganas yang pernah dikenal manusia. Virus ini menyerang manusia, mengacaukan peredaran darah disekujur tubuh, mengakibatkan gagal jantung, hingga akhirnya si pria tewas dengan penis ereksi sepenuhnya, tanpa bisa turun lagi.

Virus ini memang hanya menyerang kaum pria saja, oleh karenanya virus ini kemudian dinamakan virus HT-XYC (Hatred Toward XY Chromosome) atau “KebencianTerhadap Kromosom XY /pria”. Akibatnya dashyat, tahun 2010, jumlah pria menyusut 30%, tahun 2011 kembali menyusut  80%. Pada tahun 2012, jumlah pria yang tersisa di muka bumi ini hanya tinggal 6.000 orang lebih saja. Yaitu mereka yang memiliki kekebalan alami terhadap virus ini. Seluruh dunia  jatuh dalam kepanikan, manusia diambang kepunahan.  Roda ekonomi dan pemerintahan (yang notabene dikuasai kaum pria) tidak berjalan. Untunglah dalam kepanikan ini, sekelompok perempuan yang memiliki mental baja dan kapabilitas, maju untuk memimpin dunia melalui PBB. Pemerintahan-pemerintahan baru langsung dibentuk disetiap negara, organisasi yang khusus menangani masalah inipun dibentuk, namanya PAMEO (Protection  Against Male Extinction Organization). Organisasi ini bertugas untuk mengumpulkan semua pria yang berhasil selamat dari wabah virus ini. Para pria lalu ditangkap, lalu diisolasi dalam sebuah lab khusus yang dibangun di tiap negara. Semua ini tentu saja demi untuk mencegah kepunahan umat manusia. Tapi tetap saja walau diperlakukan dengan baik, para pria itu adalah tahanan, tidak bisa keluar bebas, dan tiap hari menjalani proses percobaan yang panjang dan menyakitkan. Di lab tersebut, para pria diperlakukan seperti subyek penelitian, dijadikan “hewan” percobaan dengan tujuan tidak lain hanya untuk diperah sperma-nya, untuk kemudian dipakai untuk membuat bayi tabung atau proses inseminasi buatan,  seperti halnya sapi yang diternakkan untuk diperah susunya saja, tanpa bisa bebas lepas.

Oh, aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Yaris Riziek, usiaku kini 35 tahun. ketika bencana ini mulai merebak, aku saat itu baru berusia 22 tahun, dan bekerja sebagai satpam disebuah mall di Bogor.  Aku tumbuh sebagai yatim piatu dan anak jalanan, kehidupan liar memberiku berbagai macam “cindera mata” baik fisik maupun mental. Tetapi aku berhasil meluruskan hidupku dan mendapat pekerjaan sebagai satpam. Namun segalanya berubah akibat virus itu. 10 tahun yang lalu aku ditangkap PAMEO dan dijadikan tikus percobaan di lab mereka. Sampai 5 tahun yang lalu, aku adalah salah satu dari “hewan” percobaan tersebut, hingga suatu ketika aku berhasil melarikan diri, dengan mencuri kunci kartu salah satu sipir lab, aku berhasil keluar tembok lab dan melarikan diri sejauh-jauhnya kakiku membawa. Aku lalu bersembunyi sebisaku jauh pedalaman dan pegunungan, kemana saja sekehendakku. Untunglah aku pernah menjalani “survival training” bersama kopassus, sehingga bagiku hidup di hutan bukanlah masalah besar. Tapi tetap saja aku kadang secara sembunyi-sembunyi masuk ke desa atau kota-kota, untuk mencuri suplai-suplai yang tidak bisa kutemukan di alam. Kadang aku mencuri ayam, ember, tenda, sikat dan pasta gigi, ataupun pakaian (kebanyakan yang kudapat adalah pakaian perempuan, tapi mau gimana lagi?). Terkadang aku merindukan kontak dengan manusia, terutama kaum perempuan. Diusiaku yang  sekarang ini aku memang belum pernah menikah, jadi aku masih perjaka ting-ting (hanya terkadang tangan dan sabun saja yang menemaniku, ngerti kan?), dan sekarang semuanya sudah terlambat.

Anda mungkin bingung, jika populasi dunia melulu diisi kaum perempuan, apa susahnya mendapat “Jatah”. Dan yah, aku memang mudah saja mendapatkan perempuan, bahkan jika sampai terlihat oleh kaum perempuan aku langsung dikejar kejar seperti kesurupan “ada laki-laki!” teriak mereka biasanya.
“Lho bukannya enak ?” pikir anda.
Sama sekali tidak! Yang mengejarku kebanyakan ibu-ibu tua, perempuan yang (ehmm) tampangnya dibawah standar, atau kalaupun ada yang cantik, ekspresinya begitu menyeramkan seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Belum lagi kemungkinan setelah mereka selesai, aku akan dikirim kembali ke Lab PAMEO, lebih baik aku mati daripada dikirim kembali ke penjara tanpa akhir itu. Akupun berusaha survive sebisaku tanpa bantuan siapapun. Meski ada kalanya aku terpaksa menyusup ke kota untuk mencari perbekalan, seperti sekarang ini. Aku menyusup  ke kota pada tengah malam, dan layaknya pencuri, mengendap-ngendap di sekitar rumah warga mencari celah untuk menerobos masuk rumah dan mengambil apa saja yang aku perlukan. Seperti yang hendak aku lakukan malam ini. Langkahku mengantarku ke sebuah rumah yang dilindungi tembok rendah, rumah itu tampak sepi dan gelap, jadi aku memanjat masuk, kulihat sekeliling, sepi. Akupun berjalan memutar, mencari jalan masuk rumah, ternyata jalan menuju pintu samping gelap gulita tanpa lampu. Aku berjalan perlahan takut menimbulkan bunyi yang bisa membangunkan penghuni rumah. Sip..pintu samping kutemukan. Kuraba gagang pintu, kuputar perlahan, terdengar suara klik, tidak terkunci! Aku mendorong daun pintu perlahan….dan pandangan mataku langsung membentur mata seseorang. Seorang nenek tua memakai daster, kami berpandangan sesaat sama-sama terkejut dan shock.

Traanngg, ia menjatuhkan baki yang ia pegang, mulutnya terbuka hendak menjerit, aku membeku.
“Huuaaahhh..ada laki-laki!…tangkaaapp ada laki-laki!” jeritnya amat keras.
Aku langsung berbalik dan mengambil langkah seribu, jantungku berdetak kencang, dorongan adrenalin membuatku melompati tembok dengan mudah. Aku berlari sekenanya, jangan sampai aku tertangkap. Tapi teriakan nenek itu rupanya cukup ampuh, alarm terpadu pun langsung berbunyi diseluruh rumah di lingkungan tersebut. Para perempuan yang selama 10 tahun tak pernah melihat pria seorangpun, berhamburan keluar dari rumah-rumah, kebanyakan dari mereka membawa pistol bius, yang memang sekarang ini dilegalkan. Aku berlari dan terus berlari, tak kupedulikan suara teriakan-teriakan perempuan-perempuan haus belaian lelaki itu. Sesekali desing peluru bius melewati tubuh dan kepalaku, akupun merunduk, melompati taman, parit, sembunyi kebalik pohon, dan meneruskan lariku. Celaka! Aku terpojok, jalan didepanku telah diblokir warga, sementara di belakangku, kelompok pengejar pun makin mendekat. Aku lalu mencoba melompati tembok tinggi setinggi 2,5 meter di sampingku, berhasil. Aku menarik tubuhku naik dan melompat turun. Aku berjongkok menempel tembok, kudengar gemuruh suara langkah para pengejarku, bergerak melewati tembok tempatku bersembunyi. Tidak ada yang melihatku melewati tembok tersebut. Aku selamat, untuk sementara akupun terdiam, menunggu suara-suara diluar mulai mereda. Tapi hingga lama, para pengejarku masih ada diluar. Akupun melihat sekeliling, mencoba mencari jalan keluar lain. Aku saat itu berada di taman belakang  dari sebuah rumah cukup mewah. Akupun berjalan menembus taman yang terawat indah itu, hati hati aku berjalan melewati rumah. Ah ada pintu gerbang keluar, akupun berjalan menghampiri.

“Ahhhh…” ada jeritan tertahan dibelakangku, aku membalikkan badan.
Seorang gadis menatapku dengan terbelalak, tangannya menutupi mulutnya, sepertinya mencoba menahan jeritan yang hendak keluar. Ekspresi mukanya sulit kugambarkan. Aku terkejut, dan mencoba lari melompati gerbang. Langkahku berhenti, didepan gerbang banyak cahaya senter dan suara-suara orang, aku mengurungkan niatku. Bel interkom pun berbunyi dari dalam pos satpam yang kosong. Si gadis berjalan melewatiku, matanya masih menatapku, tapi jarinya kini diletakan didepan mulut, menyuruhku untuk diam, akupun mengendap dan menempelkan tubuhku ke tembok disamping gerbang. Si gadis memasuki pos satpam, ia menekan tombol interkom dan berbicara, layar interkom itupun menampakan wajah seorang ibu yang membawa pentungan.
“Yah siapa yah?” suaranya begitu bening.
“Maaf dek, kami lagi ngejar seorang laki-laki yang melewati daerah ini, apa mungkin adek bisa buka pintu gerbang supaya kami bisa memeriksa rumah adek, siapa tahu ia sembunyi disitu” balas si ibu dari balik gerbang.
“Wah maaf yah bu, ini sudah larut malam, semua orang rumah sudah tidur, lagian tidak mungkin ada pria yang masuk, sekeliling rumah ini dilindungi alarm yang paling canggih. Kalau ada yang masuk, alarm pasti berbunyi”
“Maaf dek, tapi apa nggak bisa dibuka aja sebentar, ini kan penting. Menurut hukum , apabila kita bertemu dengan laki-laki, harus kita tangkap dan serahkan ke PAMEO” kata suara itu lagi mendesak.
“Masalah itu gak ada hubungannya dengan saya, sekarang permisi, saya mau tidur, tolong jangan ganggu lagi atau saya panggil polwan kesini” ketus si gadis.

Iapun lalu memutuskan hubungan, dan berjalan menuju rumah, setelah memberiku isyarat untuk mengikutinya. Setelah ragu-ragu sejenak, akupun mengikutinya memasuki rumah mewah tersebut, tampaknya gadis itu tidak ada maksud jahat, bahkan ia baru saja menolongku. Aku memasuki rumah tersebut dan langsung terkagum kagum, interior rumah itu teramat mewah, apalgi bagi aku yang  5 tahun belakangan ini hanya bisa berteduh di gubuk-gubuk reyot dan gua-gua alam saja. Hampir semua sudut rumah itu dihiasi barang-barang seni mahal, dan furniture kelas satu. Pemilik rumah ini pasti seorang yang amat kaya dan berpengaruh.
“Mas, sini” kata si gadis sambil memberi isyarat agar aku mengikutinya.
Ia lalu berjalan melewati sebuah pintu, memasuki dapur yang juga luas dan mewah, melewati pintu menembus lorong dengan masing-masing 2 pintu berjajar dikiri dan kanan, hingga berhenti di depan salah satu pintu tersebut. Si gadis membuka pintu tersebut dan menyuruhku masuk. Aku memasuki ruangan tersebut, ternyata sebuah kamar tidur sederhana, hanya sebuah tempat tidur kecil, lemari kecil, dan meja kursi belajar. Jendela yang menghadap ke taman belakang rumah itu tampak tertutup tirai tebal.
“Mas sembunyi aja dulu disini, sampai tim pencarinya pergi” katanya ramah, wajahnya yang cantik tambah manis dengan senyum indah di bibirnya.
Sejenak aku terpesona, setelah bertahun-tahun hanya bisa memandang wajah monyet dan babi hutan, wajah secantik ini bagaikan oase ditengah padang gersang. Aku hanya mengangguk pelan.
“Oh, mas udah makan? Kalo belum nanti saya bawain makanan” katanya lagi.
Aku hendak menolak, tapi bunyi perutku langsung terdengar jelas.

Si gadis tersenyum maklum, ia pun berbalik “tunggu dulu yah sebentar” katanya sambil menutup pintu.
Akupun menengok kesekeliling ruangan, tidak banyak yang bisa dilihat, jadi akupun duduk diatas ranjang. Tak lama kemudian, si gadis memasuki ruangan kembali, ia membawa baki ditangannya. Diatasnya ada sepiring nasi goreng mengepul, lengkap dengan irisan daging ayam, sosis, dan telor mata sapi, makanan manusia!pikirku dalam hati. Si gadis meletakkan baki tersebut diatas meja.
“Ayo dimakan mas, maaf seadanya” katanya.
Aku langsung menghampiri meja dan duduk dikursi, setelah meminum segelas air yang ada di atas baki, aku langsung melahap hidangan tersebut, sejenak melupakan sopan santunku. Si gadis hanya tersenyum maklum melihat kelakuanku.
“Ya udah saya tinggal dulu, mas istirahat saja dulu, nanti kalau ada kesempatan, mas bisa kabur lagi kembali kerumah mas” katanya.
Aku tercenung sejenak, rumah? Aku ini kan gelandangan, pergi menembus hutan, hidup di gua, makan seadanya, mana mungkin aku punya rumah. Si gadis hendak menutup pintu.

“Dek, makasih” kataku dengan mulut penuh nasi goreng.
“Yah, kembali” iapun menutup pintu.
10 menit kemudian, aku terbaring diatas ranjang menatap langit-langit kamar, perutku kenyang, kasur empuk, wangi ruangan menerpa hidungku. Belum pernah aku merasa senyaman ini sebelumnya, tidak keberatan rasanya bersembunyi disini untuk beberapa lama lagi, tentu saja jika si gadis mengizinkan. Mataku terasa berat, rasa lelah yang tadi tak terasa karena dorongan adrenalin, kini kembali menyerbuku. Kesadarankupun hilang dan terbawa kealam mimpi. Akupun bermimpi sedang menyantap nasi goreng dilengkapi irisan ayam, sosis dan telor mata sapi.
********    
“Mas…mas” terdengar suara merdu, dan kurasakan tubuku bergoyang, aku pasti bermimpi.
Aku membuka kedua mataku, dan sebuah wajah cantik tampak menatapku balik, aku langsung bangkit, terkejut setengah mati, aku melihat kesekeliling ruangan, dimana aku?!
“Mas, saya harus berangkat ke sekolah, itu ada makanan di meja ama tv kecil, lumayan buat hiburan. Mas jangan kemana-mana, para pembantu dan tukang kebun akan datang sebentar lagi, selama mereka masih ada dirumah  jangan sampai keliatan oke. Kalau mau mandi, kamar mandinya tepat diseberang. Nanti saya pulang jam 3, mas tunggu dulu yah” katanya ramah sebelum membalikkan badan dan pergi meninggalkan kamar, tanpa menunggu jawabnku.
Aku hanya terbengong, perlahan aku teringat kejadian semalam, bagaimana aku dikejar warga, dan ditolong gadis itu, ahh semuanya jelas sekarang. Beberapa jam kemudian aku telah selesai makan dan mandi,ah segar sekali badanku rasanya, belum pernah aku senyaman ini sebelumnya, tubuhku pun terasa wangi sabun mahal, meski pakaianku masih gombal dan bau apek. Aku meraih tv LCD mini di atas meja, dan menyalakannya, sudah lama aku tidak menonton tv, tapi yang ada hanya siaran berita, dan film anak-anak. Ehmm tunggu dulu, ada berita mengenai PAMEO, tampaknya 5 tahun belakangan ini kekuasaan mereka semakin besar. Sebagai organsasi yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup umat manusia, tentu saja bahkan negara pun tunduk terhadap mereka, sungguh menyebalkan, bukankah kekuasaan mutlak itu tidak seharusnya ada, sebab hanya akan mendatangkan kesewang-wenangan. Aku mematikan tv dan membaringkan tubuhku diatas ranjang, aku menutup mata membayangkan semua peristiwa yang telah menimpa umat manusia beberapa tahun belakangan ini. Memang pada akhirnya, hanya manusialah yang akan memusnahkan umatnya sendiri. Akupun tertidur.
********
3 hari berlalu sejak aku pertama memasuki rumah tersebut. Semakin lama aku semakin betah, karena diperlakukan sebagai manusia kembali setelah sekian lama. Penghuni rumah sebesar ini ternyata  hanya 2 orang, yang pertama adalah Marsya, gadis yang waktu itu menolongku. Usianya baru 17 tahun, dan masih sekolah kelas 2 SMU, ayahnya orang sunda asli sedangkan sang ibu WNI keturunan tionghoa. Acha, begitu ia disapa, gadis yang ramah dan cantik luar biasa. Tingginya mungkin hanya sekitar 160 lebih, tapi badannya membentuk ideal, dada dan pantat tidak terlalu besar, namun sangat ideal. Kulit putih halus, rambut panjang hitam mengkilap, pendeknya ia adalah gadis tercantik yang pernah kulihat. Penghuni yang kedua, adalah sang mama. Yang ini aku malah belum pernah melihatnya sama sekali. Menurut Acha, mamanya adalah bussineswoman sejati,  sebagian besar waktunya dihabiskan di kantor atau keliling dunia mengatur bisnisnya, karena tentu saja sejak sang papa meninggal akibat virus jahanam tersebut, sang mama menjadi tulang punggung keluarga. Sekarang pun sang mama masih di Los Angeles, dan baru akan pulang 6 hari lagi. Para pembantu tidak ada yang tinggal di rumah, mereka hanya datang, membersihkan rumah, menyiapkan makan malam jika perlu, lalu pergi ke rumah masing-masing, sang mama rupanya tidak suka jika ada orang luar yang tinggal didalam rumah, lagipula ia tidak mau anak-anaknya jadi manja karena selalu dilayani pembantu.  Jika malam hari, otomatis rumah itu sepi luar biasa. Meski seringkali ada Intan yang menginap di rumah itu. Intan adalah sepupu Acha dari pihak ayah, rumahnya sendiri tidak jauh dari rumah Acha, keduanyapun amat akrab layaknya kakak beradik, apalgi usianya keduanya hanya berselang satu tahun.

Malam ini pun rumah ini sudah sepi, padahal jam dinding baru menunjukkan pukul 8. Seperti biasa aku menonton tv, karena tidak ada kegiatan lain lagi selain tv atau baca koran. Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, tiga kali pendek, lalu satu kali lagi, kode ketukan Acha. Akupun bangkit dan membukakan pintu. Acha pun masuk dan langsung menutup pintu dibelakangnya. Malam itu ia mengenakan piyama warna merah jambu, bermotif strawberry, sedikit kekanakan untuk seorang gadis usia 17 tahun, pikirku dalam hati. Seperti biasa ia duduk diatas kursi, sementara aku duduk diatas ranjang. Dan kami pun bercakap-cakap mengenai apa saja yang ada dipikiran kami. Kami memang selalu mengobrol lama seperti ini, terkadang sampai larut malam, aku merasa bahwa Marsya sebenarnya sangat kesepian, walau bagaimanapun ia masih remaja dan masih memerlukan figur orang tua dan pembimbing, sementara sang mama tidak pernah ada di rumah. Obrolan pun sampai pada rencana kepergianku. Memang aku telah memutuskan untuk meninggalkan rumah ini, meskipun senang disini, tapi tetap saja ruang gerakku terbatas, tidak bisa keluar kamar apabila pagi dan siang, bahkan tidak bisa meninggalkan rumah sama sekali. Jika seperti ini, sama saja seperti berada di lab PAMEO. Marsya sendiri tampak keberatan, tapi ia tidak bisa mencegahku, jadi ia merelakanku, hanya saja ia meminta supaya kepergianku ditunda sampai besok malam, karena ia masih ingin mengobrol denganku malam ini, akupun bersedia, karena walau bagaimanapun ia telah menolongku.

“Jadi mang Yaris jadi berangkat besok?” tanyanya
“Yah jadi, gak enak disini terus ngerepotin non Acha” jawabku
“Ah gak ngerepotin kok, mang Yaris boleh kok disini terus sesukanya” katanya lagi, ketulusan jelas tergambar di wajahnya.
“Gak ah, lagian kalo mama non pulang, nanti gimana? non bisa dimarahin” jawabku, aku memang tidak ingin membuat penolongku ini terjerumus dalam kesulitan karena aku.
“Yah kalo gitu,  mang yaris tinggal disini sampai minggu depan aja, sampai mama pulang”
Sejenak aku terdiam, tidak tahu harus bilang apa. Acha begitu ngotot menahanku, aku jadi tidak enak menolaknya.
“Tapi yah Acha gak maksa sih, kalo memang mang Yaris mau bebas di luar sana, Acha gak bakalan ngurung mas disini. …Tapi..sebelum mang Yaris pergi…Acha boleh minta tolong gak?” katanya, semburat merah tiba-tiba muncul di wajahnya, tampang malu-malu itu justru menambah pesona wajahnya yang cantik.
“Ya, kalo mang Yaris emang bisa kenapa enggak? Emang non Acha mau ditolongin apa?” tanyaku tulus ingin menolongnya.
“Ehh…gini…tapi jangan marah yah….eh…ah gak jadi deh” katanya tiba tiba, wajahnya makin memerah.
“Lho kok gitu…apaan ngomong aja, mang Yaris pasti bantuin deh” kataku lagi.

“Eh kalo gitu…Acha pengen… liat… penis mang Yaris” suaranya membisik pada saat mengutarakan kalimat itu, tetapi di kupingku bagaikan suara kilat yang menyambar, jantungku pun berdetak tak keruan.
“Eh…gak salah denger nih?” kataku terbata.
“Yah, kan jarang-jarang cewek bisa ketemu ama cowok sekarang ini. Jadi Acha cuma pengen ngeliat kayak gimana sih bentuknya penis itu” katanya mulai lancar.
Memang semenjak PAMEO berkuasa, segala jenis bentuk gambar ataupun film, baik  yang berbau pornografi maupun seni, yang menampilkan tubuh laki-laki dilarang dan dihancurkan. Tentu saja hal ini untuk meredam gejolak nafsu kaum perempuan yang saat itu sulit menemukan penyaluran.
  “Eh…yah boleh deh” aku sendiri tidak keberatan mempertontonkan penisku, lagipula terus terang situasi ini membuatku amat terangsang, pikiran kotor pun mulai terbentuk di benakku.
“Boleh? Asik” katanya hampir berteriak sebelum tersadar dan menutup mulutnya.
Dengan salah tingkah, aku bangkit berdiri kemudian membuka sabuk dan kancing celana berikut resletingnya, celana itupun kemudian jatuh merosot kelantai.  Aku hendak membuka celana dalam gombal ku, tapi karena tengsin, aku hanya berjalan mendekati Acha, biar dia yang membukanya. Sejenak, Acha yang masih duduk diatas kursi terdiam, tak tahu harus berbuat apa, lalu setelah menarik nafas dalam, ia mengulurkan kedua tangannya dan menarik turun celana dalamku. Tooennng! Penisku yang sudah agak mengeras karena pikiran kotorku tadi, langsung meloncat keluar dari balik celana dalamku, ujung lobang kencingnya menunjuk langsung ke arah wajah Acha, seakan melotot menantang si gadis untuk bertempur.

Marsya tampak terkejut, matanya melotot kearah penisku sementara mulutnya mengkerut kaget, wajahnya tampak lucu, sehingga akupun tertawa melihatnya. Melihatku tertawa, Acha pun tertawa lepas, suasana kaku itupun langsung mencair.
“Oh, jadi kayak gini yah? Gede juga yah? Acha boleh pegang gak?” katanya lugu.
Aku hanya mengangguk, karena terus terang tenggorokanku rasanya kering dan ada yang mengganjal. Acha pun mengulurkan tangannya, mula-mula jarinya menyentuh ujung penisku, lalu turun menyusuri batangnya, hingga kepangkal, lalu turun kebawah hingga menyentuh kantung pelirku, lalu tiba-tiba tangannya meraup kantung tersebut dan memainkan kedua biji didalamnya, akupun tercekat, antara sedikit sesak napas, kaget, dan terangsang. Tak terasa aku mengaduh.
“Oh.kenapa mang? Sakit yah? Maaf Acha gak sengaja” katanya melepaskan tangannya, wajahnya tampak merasa bersalah.
“Ah nggak kok, mang yaris Cuma kaget, non terusin aja” kataku yang enggan melepas kesempatan ini.
Mendengar itu, Acha pun kembali meraih penisku, kali ini ia menggenggam batang penisnya, lalu menggerakannya naik turun, kulit tangannya begitu hangat, lembut dan halus mengocok penisku perlahan, hingga birahiku makin meninggi dan penisku pun ereksi dengan sempurna.
“Ihh..hangat yah mang penisnya… ehhh kok tambah gede lagi?” katanya tertahan karena terkejut.
“Ehh…iya tuh, gak tahu kenapa” kataku gagap

Acha pun meneruskan gerakannya naik turun, lembut, perlahan, aku hanya bisa menutup mata. Tiba-tiba aku merasakan benda hangat dan basah menyentuh lubang kencingku lalu bergerak gerak menyapu lubang itu, geli, hangat, basah, nikmat! Akupun membuka mata dan terkejut ketika melihat bahwa benda yang menyapu lubang kencingku itu ternyata adalah lidah Marsya. Ia tampak tidak memperhatikanku, malah terus menjilati kepala penisku, lidahnya memutari kepala penisku seperti menjilati es krim, bahkan turun ke batang penis, turun terus menyusuri hingga akhirnya menjilati kantung pelirku, lidahnya menyentil-nyentil biji didalam kantung tersebut, bahkan akhirnya memasukan kantong terseut kedalam mulutnya dan mengemutnya seakan biji pelirku adalah permen terenak didunia.
“Ehmm…ehmm” keluar suara dari mulutnya. Matanya tampak terpejam, dan ekspresi birahi pun muncul di wajahnya yang imut dan cantik.
Aku terkejut setengah mati, tadi Acha terlihat Innocent setengah mati, kenapa sekarang ia tampak berpengalaman. Emutan Acha pun lepas,  ia duduk tegak kembali dan menatapku, ia sendiri tampak terkejut akan perbuatannya, tangannya menutup mulutnya yang mungil.
“Ohh…ya ampun! Maaf mang yaris kaget yah…aduh..Acha ngapain yah? Aduh maaf mang” katanya, wajahnya kembali tampak innocent.
Marsya pun bangkit berdiri dan kelihatannya hendak pergi menuju pintu, akupun menahan tangannya.

“Mau kemana non Acha?” tanyaku
“Aduh maaf mang, Acha kelewatan yah? Acha minta maaf banget deh” wajahnya kini tampak ketakutan, membuatku ingin mendekapnya, melindungi dan menghiburnya.
“Gak ko, gak apa-apa, malah mang Yaris juga seneng kok digituin ama non Acha” kataku jujur
“Bener mang?! Ehmm kalo gitu, mang Yaris mau terusin yang barusan gak? Terus mau gak nidurin Acha?” katanya polos, sungguh berlawanan dengan isi perkataannya.
Sejenak aku tergagap, apaan nih?! Ini sih kayak nawarin ikan ama kucing, mana mungkin dilepas, pikirku dalam hati. Tapi saking kagetnya aku malah terbengong.
Melihatku hanya terbengong, Acha mungkin mengira aku keberatan. Iapun kembali berbicara.
“Gini mang, ketemu cowok kan sekarang susah banget, bayi bayi tabung hasil lab PAMOE aja baru ada sekarang, mesti nunggu 18 tahun lagi sampai dewasa, nanti Acha keburu tua dong. Jadi daripada nanti perawan Acha diambil ama dildo, mending mang Yaris aja yang jebol, gimana? Itung- itung hadiah perpisahan” Katanya santai, tampaknya ia tidak se innocent dugaanku, setidaknya pola pikirnya jauh lebih dewasa dari yang kuduga.
“Yah, kalo emang itu keinginan non Acha, saya sih gak keberatan” kataku jaim, padahal inginnya aku berlari kencang, berteriak-teriak dan meloncat-loncat seperti orang gila, Horeee!
“Asyik! Kalo gitu kita terusin yang tadi yah” katanya sambil melingkarkan kedua tangannya di belakang leherku.

Ia sedikit memejamkan matanya dan menyodorkan bibrnya yang indah ke arah mulutku. Seumur-umur ini baru dua kali aku mencium cewek, pengalamanku masih amat cetek, namun sebisaku aku menyambut bibir merah Acha yang menghampiriku. Lembut, hangat, bibirku begitu rakus menciumi, menjilati, bahkan mengulum bibir merah Acha. Perlahan dengan lidahku aku menjilati bibir bagian bawahnya, naik keatas, lalu mendorong lidahku memasuki mulutnya yang sedikit terbuka. Secara naluriah aku langsung mencari lidahnya dan begitu menemukannya aku memijatnya lembut dengan lidahku, dan ia balas membelit lidahku dengan lidahnya. Basah, hangat, tidak ingin lepas rasanya, apalagi wangi tubuh Acha merebak memenuhi indera penciumanku. Cukup lama juga kami berciuman, hingga ahirnya Acha melepaskan ciumannya, lalu mendorongku terus hingga aku terduduk diatas ranjang. Marsya pun lalu berlutut, tangannya meraih penisku, kepalanya menunduk, dan, Haaappp! Penisku langsung masuk dalam kuluman mulutnya yang hangat dan basah. Kepalanya langsung bergerak turun naik batang penisku, lidahnya memijati penisku, lembut. Gila! Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya, jauh lebih nikmat dari tangan yang dilumuri sabun atau bahan pelicin lainnya. Aku yang tak tahu harus berbuat apa dengan tanganku, lalu membelai kepala dan rambut Acha yang hitam dan wangi shampo. Erangan dan suara mencecap terdengar keluar dari mulut Acha. Mulutnya seperti kehausan, terus menerus menjilati, mencium, dan menghisap penisku. Hangat dan basah, geli dan nikmat, semuanya bercampur baur, tanpa sadar akupun mengerang erang. 10 menit lamanya Acha menghisap penisku, rasanya aku sudah tidak tahan lagi, kalau terus seperti ini sebentar lagi aku pasti orgasme. Karena tidak mau buru-buru menyudahinya, aku lalu menyuruh Acha untuk menghentikan isapannya.

“Non, udah dulu, nanti mamang keluar” kataku tertahan.
Acha pun menghentikan isapannya, ia menegakkan tubuhnya dan menatapku sambil tersenyum, tapi tangannya masih menggenggam penisku.
“Gimana mang, enak gak isapan Acha? Acha niru itu dari film bokep yang Acha dapet dari temen. Susah lho nyari film bokep sekarang ini” katanya sambil tangannya bergerak naik turun batang penisku.
“Enak non jess, tapi itu tangannya berhentiin dong, mamang udah gak kuat nahan nih” kataku.
“Oh maaf mang, Acha lupa, abis gemesin sih” katanya manja, sedikit kekanakkan.
Gemesin? Pikirku dalam hati, apa gak salah?! Tapi belum sempat aku berkata apa-apa, Acha telah berdiri dihadapanku, tangannya meraih kancing piyamanya dan membukanya satu demi satu, turun terus hingga terbukalah semua kancingnya. Ia lalu membuka piyamanya dan menjatuhkannya kelantai. Acha tidak memakai apa-apa lagi dibalik piyamanya, hingga terpampanglah dua gundukan bukit payudara yang putih mulus dan amat indah dipandang. Aku tanpa sadar menahan nafas melihat keindahan itu.
“Ihh, mang Yaris kok ngeliatainnya kayak gitu sih? Acha jadi malu nih” katanya sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dada, wajahnya kembali memerah.
“Maaf non Acha, terus terang aja baru kali ini mang Yaris ngeliat dada perempuan langsung kayak gini” jawabku jujur.
“Ah masa?! Jadi mang Yaris juga nggak pengalaman?” katanya, wajahnya tampak menyiratan keraguan.

“Yah gitu deh, jadi kita belajar sama-sama aja oke” kataku yang sudah tidak tahan.
Tanganku segera meraih pinggul Acha dan menariknya mendekat, tidak ada perlawanan. Aku lalu memegang kedua tangan Acha yang masih melintang didepan dadanya, dan menurunkannya, payudara indah itu kembali terpampang, kali ini lebih dekat. Dengan tangan sedikit gemetaran, aku mengulurkan tanganku. Satu jariku menyentuh puting payudaranya yang berwarna coklat kemerahan, aku memutar-mutarkan jariku sebentar, lalu telapak tanganku langsung meraih bukit payudaranya, aku mengusapkan telapak tanganku dan menikmati lembut dan kenyalnya payudara Acha. Akhirnya aku menggunakan kedua tanganku, dan perlahan memijati kedua bukit  payudara Acha, Kenyal, lembut, halus, putih.  Tanganku gemetaran, rasanya aku bisa merasakan detak jantung Acha mengalir melalui tanganku. Aku pun dengan perlahan meremas bukit kenyal itu, sementara jempol tanganku memencet dan memutar puting payudaranya. Acha mengerang perlahan, wajahnya memerah, kali ini bukan karena malu, tapi karena nafsu. Tidak tahan aku melihatnya, aku langsung mendekap tubuhnya, mulutku langsung mencaplok salah satu puncak payudaranya, rasa lembut itu kini memenuhi mulutku, bercampur harum wangi tubuh yang makin memabukkan, lidahku langsung memainkan putting payudara dalam mulutku, kupilin, lalu kuisap, dan kugigit perlahan payudara itu beserta putingnya. Acha kini menjambaki rambutku, erangan jelas keluar dari mulutnya. Aku mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Acha menggelinjang,

“Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai membuat puting itu berdiri dan mengeras. Sejenak kami menikmati suasana itu, sensasi yang sama sama baru kami temui sepanjang hidup kami. Aku lalu melepaskan dekapanku, aku meraih tangan Acha, mencium lembut punggung tangannya, dan membimbingnya naik keatas ranjang. Acha yang mengerti maksudku, lalu duduk di atas ranjang dan menggeserkan pantatnya ketengah, ia lalu membaringkan tubuhnya, sementara aku berlutut diantara kedua kakinya. Tanganku meraih pinggang Acha, menarik celana piyamanya, Acha mengangkat pantatnya sedikit sehingga dengan mudah celana piyama itu meluncur mulus melewati kedua kaki Acha. Aku melemparkan celana itu begitu saja. Kini Acha berbaring pasrah didepanku, dengan hanya mengenakan celana dalam berwarna biru langit saja, ia tampak gemetaran mungkin karena gugup. Aku meraih betis kanan Acha mengangkatnya dan menciumnya lembut, sedikit menjilatinya, ciumanku lalu turun menyusur hingga kelutut, kini mulutku hinggap di paha Acha yang putih mulus, wangi semerbak kini makin tajam menusuk hidung, aku menciumi dan menjilati paha mulus itu, hingga akhirnya mulutku hinggap di pangkal paha Acha, mulutku kini menciumi selangkangan Acha yang masih tertutup celana dalam yang tampaknya sudah mulai basah. Kedua tanganku kini meraih celana dalam biru langit itu dan mencoba menariknya, tiba-tiba tangan Acha memegang tanganku, mencoba mencegahku untuk menarik benteng pertahanan terakhir tubuhnya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, mungkin ia berubah pikiran karena gugup atau takut. Aku tersenyum mencoba menenangkannya. Jangan sampai aku kelihangan kesempatan emas ini.

Sejenak Acha menatapku dalam dalam, ia menarik nafas panjang, memejamkan matanya lalu mengangguk. Kedua tangannya pun melepaskan tanganku. Aku menyunggingkan senyum kemenangan, dan meneruskan usahaku menarik celana dalam itu, menyusuri kaki indah Acha, betis, lewat pergelangan, dan terlepas, kulepaskan begitu saja hingga terjatuh diatas ranjang. Acha merapatkan kedua kakinya, tangannya juga menutupi selangkangannya, wajahnya kembali memerah antara malu dan nafsu. Aghhh aku tidak tahan! Sikap jinak-jinak merpati ini benar-benar membuatku kelabakan setengah mati! Aku tidak tahu apa ia benar-benar malu, atau hanya ingin membuatku makin penasaran saja. Aku tidak peduli, dengan kedua tanganku aku meraih kedua tangan Acha dan menariknya kesamping, aku juga meraih kedua lutut Acha, lalu mementangkannya lebar-lebar. Hmmppp, aku tercekat, mataku melotot seakan hendak meloncat keluar dari kepalaku, mulutku ternganga. Belum pernah aku melihat pemandangan seindah ini sebelumnya. Vagina Acha sedikit gemuk dan kemerahan, belahannya masih rapat dan amat tipis, rambut-rambut halus yang cukup lebat menghiasi bagian atas vaginanya, sementara belahannya sendiri bersih rapih.
“Ihh mang Yaris kok bengong lagi, emang ngeliatin apaan sih” katanya menggodaku.
“Ini non, mang Yaris, seumur-umur baru kali ini liat memek secara langsung, kok bagus banget yah non, mang Yaris boleh pegang?” tanyaku.

Acha hanya menganguk, jadi akupun mengulurkan tanganku perlahan, jariku akhirnya menyentuh vaginanya dari bagian bawah, lalu menyusuri belahannya, naik keatas perlahan, lalu kembali turun hanya saja kali ini jariku terbenam agak dalam. Acha menegakkan tubuhnya, ia melotot melihat jariku yang menyusuri vaginanya, iapun menggigit bibir bawahnya, mungkin karena merasa nikmat. Jari tengah tangan kananku kini terbenam makin dalam, dan dalam, sementara jari-jari tangan kiriku membuka bibir vagina Acha selebar mungkin, hingga akhirnya seluruh jari tengahku amblas masuk kedalam vaginanya. Acha memekik kecil, sementara aku mendiamkan tanganku, menikmati jepitan dinding vagina Acha yang berdenyut denyut. Perlahan aku memaju mundurkan tanganku, lalu sedikit demi sedikit meningkatkan kecepatanku, hingga akhirnya jari tengahku bergerak dengan liarnya keluar masuk vagina Acha. Erangan keras keluar dari mulutnya, ia menyodok-nyodokan pinggulnya menyambut gerakan jariku, tampaknya ia merasakan kenikmatan yang amat sangat. Kini yang keluar dari mulut Acha adalah erangan pendek yang tertahan.
“Egh.egh..egh.egh…” begitu seterusnya
 Gerakan kami berdua makin lama makin keras dan cepat, hinggga akhirnya…Acha mengerang keras dan aku merasakan tanganku disemprot oleh cairan hangat yang muncrat dari dalam vagina Acha. Acha pun terengah-engah, ia terdiam sesaat menikmati orgasme yang baru saja melandanya. Aku menarik tanganku dan mengamatinya, jari-jemariku dipenuhi oleh dua macam cairan, cairan orgasme yang agak encer, dan cairan pelumas vagina yang lengket tapi licin.  Aku menjulurkan lidahku untuk menjilati cairan itu. Lumayan gurih, pikirku dalam hati.

Acha masih berbaring terengah-engah, matanya tampak setengah terpejam, tampaknya masih menikmati sisa-sisa orgasme yang baru saja melandanya. Tanpa sadar ia menekuk lututnya, namun akibatnya vaginanya justru makin merekah indah dan mengundang minta disentuh. Tidak mungkin aku membiarkan kesempatan seperti lewat sia-sia begitu saja. Aku segera mengarahkan wajahku di sela-sela paha Acha dan menenggelamkannya di pangkal pertemuan kedua kakinya. Mulutku kubuka lebar-lebar untuk bisa melahap seluruh bukit kemaluan Acha. Bau semerbak langsung menyergap hidungku, rupanya vagina wanita itu begini yah baunya, pikirku dalam hati. Lidahku menjuluri seluruh permukaan bibir kemaluannya. Setiap lendir kujilati lalu kutelan habis dan kujilati terus. Kujilati sepuas-puasnya seisi selangkangan Acha sampai bersih. Lidahku bergerak lincah dan keras menyusur bibir vaginanya dari bawah ke atas hingga tepat jatuh di benjolan kecil dibagian atas bibir vaginanya, ini mungkin yang namanya clitoris, pikirku. Kujepit klitoris itu dengan gemas dan lidahku menjilatinya tanpa kompromi. Acha tak sanggup lagi untuk berdiam diri. Badannnya memberontak ke atas-bawah dan bergeser-geser ke kiri-kanan. Segala ujung syarafnya telah terkontaminasi oleh kenikmatan yang amat sangat dashyat. Sebuah kenikmatan yang bersumber dari lidahku mengorek- orek vagina dan clitorisnya tapi menyebar ke seantero tubuhnya. Acha sudah tidak bisa menguasai diri lagi, nafasnya pun sudah tidak terkontrol, terengah-engah dan berat. Aku melirik kearah wajah Acha. Wajah cantiknya kini telah dihiasi cucuran keringat, sorot matanya sayu memandagnku,  rona pipinya memerah, dan mulutnya sedikit terbuka terkadang ia menggigit bibir bawahnya. Ya ampun, ekspresi horny dari gadis secantik Acha sungguh sedap dipandang mata, nafsuku semakin menggebu-gebu.

Aku menegakkan tubuhku dan langsung meneduhinya. Acha tertegun saat aku berada di atasnya dengan penis yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung penisku ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati. Vagina itupun makin membasah.
“Mang.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahi Acha rupanya sudah memuncak, dipegangnya penisku dengan kedua tangannya. “Ahh” terasa hangat dan kencang.
“Mang Yaris.. ayo… ahh!”
Tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, Acha membimbing penisku ke lubang vaginanya, dia menginginkan penisku untuk menggaruk vaginanya yang pasti terasa geli dan gatal. Gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan. Suara rintihan itu bagai lagu terindah di telingaku, jantungku berdebar semakin kencang, saking kencangnya hingga rasanya aku akan mati. Dengan pelan-pelan lembut, penisku menyusuri bibir vagina Acha.
“Ooohh mang masukkin aaahh”, rintih gadis itu semakin tidak sabar.
Perlahan kepala penisku mulai menyerang masuk dan menembus bibir vaginanya. Kucoba mendorong penisku masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu juga agar kepala penisku masuk seluruhnya.
“Kalau sakit bilang yah non”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.

Acha mengangguk pelan, ia menatapku dengan sayu sementara keringat menghiasi dahi dan pipinya, rambutnya pun sudah acak-acakan, namun semua itu justru menambah kecantikan wajahnya.
Aku lalu mendorong pantatku lagi, ia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit mang..” Acha menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran cukup besar, sekitar 18 senti. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya..
“Ouuu..”, dia menjerit lagi., Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku. Selaput dara Acha pun robek, ditembus penisku
Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Kudorong penisku masuk lagi setengahnya lalu kutarik.. Sreeets. Rasanya luar biasa, penisku yang tertanam dalam- dalam pada liang vagina Acha, dinding vagina yang basah dan hangat itu, seakan-akan memijati penisku, sensasi yang sungguh nikmat sekali, seakan-akan aku lagi berada di suatu tempat yang dinamakan surga.

“Non, udah…  gak sakit ?”, kataku sedikit terengah.
Acha cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu aku mulai bekerja, pelan-pelan kutarik penisku, lalu kudorong lagi, tarik lagi majukan lagi, Erangan Acha pun makin keras.
“Aahh…, ahh…, ahhkkhh…”
Akhirnya ketika aku rasakan bahwa Acha sudah tidak kesakitan lagi, genjotanku pun bertambah keras dan cepat, mengeluar-masukkan penisku dengan cepat pula. Acha pun semakin melenguh menikmati genjotan penisku, sambil terus-meremas-remas sendiri payudaranya yang indah. 15 menit lamanya aku menggenjot vagina Acha, ia pun menggelinjang dan mencoba mengimbangi gerakanku sembari mendekap pinggangku.
“Mang.. ahh, terus.. ohh.. uhh”
lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga penisku bisa masuk sampai mencapai pangkalnya. Perasaanku campur aduk tak keruan, gesekan nikmat dari selangkanganku ini menyebar luas keseluruh tubuhku, tidak seperti getaran-getaran kecil, tapi bagaikan gelombang dashyat yang menenggelamkan. Luar biasa nikmat rasanya, padahal rasa ini hanya berasal dari gesekan dua bagian tubuh manusia saja, tapi nikmatnya hampir tak tertahankan. Aku pun makin bersemangat menyambut sensasi yang baru kali ini kurasakan, dan menambah daya gempurku. Kini gerakan Acha sudah tidak keruan, tampaknya birahinya telah memuncak sampai kepala, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.
Melihat Acha sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat megenjot keluar masuk lubang vagina nikmat milik Acha,
“Mang.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Acha merintih merasakan gempuranku. Badannya terlonjak-lonjak menerima setiap benturan selangkangan, payudaranya pun membal -membal mengikuti goyangan kami.
“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, aku merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan aku pun mencapai orgasme, penisku seakan hendak meledak karena tekanan dari dalam tubuhku, dan akhirnya penisku menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.
Aku langsung rubuh menimpa tubuh Marsya, sejenak kami terdiam menikmati suasana yang baru saja lewat. Ruangan kecil itupun hanya dihiasi soundtrack nafas kami yang terengah-engah. Perlahan aku bangkit dan duduk disamping tubuh Marsya yang masih terbaring lemas. Dadanya masih turun naik dengan nafas berat, aku melihat kearah vaginanya, tampak memerah dan memar dihiasi bercak merah darah perawannya, yang juga menodai seprai putih tempat tidur. Aku terus menatap sekujur tubuh telanjang itu, putih mulus, halus dan wangi, sedikit mengkilap karena keringat, ahhhh sungguh indah sekali kelihatannya… sejenak aku terpana.

“Ihhh tuh kan, mang Yaris ngeliatinnya gitu lagi, Acha jadi agak ngeri nih” katanya manja, menggodaku.
Aduh, kekasih mudaku ini, kalau saja ia tahu jika penisku masih kuat berdiri, aku pasti sudah menggarapnya habis-habisan kembali. Acha bangun dan turun dari tempat tidur, gerakan tubuhnya begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu.
“Acha mau bobo dulu yah, istirahat. Mang Yaris pikir-pikir lagi sebelum buru-buru mutusin buat pulang” katanya sambil mencium pipiku.
Iapun berbalik dan pergi. Sepeninggal Marsya aku menimbang-nimbang kembali keputusanku, buat apa aku buru-buru pulang ke hutan, paling yang menyambutku hanya monyet dan babi hutan. Aku juga harus kembali bersusah-susah mencari makan dan kebutuhan hidup lainnya. Tidak kah lebih baik jika aku tinggal disini sementara waktu, dimana segala kebutuhanku sudah terpenuhi. Belum lagi pintu kenikmatan yang baru saja terbuka didepan mataku. Aku membaringkan tubuhku dan menatap langit langit kamar. Bodoh sekali jika aku pulang sekarang, masih banyak yang bisa dilakukan disini. Aku pun membulatkan tekad. Marsya pasti senang mendengar keputusanku, wajah cantiknya yang sedang tersenyum langsung terbayang di benakku. Ahhhh kekasihku yang cantik, entah petualangan apalagi yang akan kita jalani esok hari, membuatku penasaran saja. Akupun tertidur dengan senyum terukir di wajah.

By : Raito Yagami   
This story are Property of Death Note Production@ All right reserved 2008
PS: Wuiihh dah cape nih ngetiknya. Gue cut dulu sampai sini. Mohon doa restunya supaya minat nulis gue tetap terjaga, jadi karya selanjutnya tetap lancar mengalir. Oche!
Buat yang udah baca, ditunggu kripik dan sarangnya (maksudnya kritik dan sarannya!)
——————————————————-
Sneak peek preview of the next episode :
Aku langsung menyetubuhi Intan dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggulnya.
“Ahh…, mang…, mang…, Terus.., nikmat sekali”, Intan mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangannya pun semakin hebat.

Imel, sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu besar, tetapi tampak padat.
Sementara Jihan, dan Indah, melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa masuk ke liang vagina teman mereka, yaitu Intan.
Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambah cepat, sekitar 15 menit kemudian. Aku sudah merasakan Intan akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak lama kemudian, dari dalam lubang surganya aku merasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang berada di dalam lubang vaginanya. Ia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh, memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, target tiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.
———————————————

30 Tanggapan

  1. best…best….lanjut
  2. niceee keren imajinasi loe bro xp
  3. Whawwww…!!
    bagus nyaaa !! Bisa aja Mr Raito , bikin ceritanya Ck Ck Ck
    ditungguin, & dicegat, dikepung juga….sekalian ama cewe cantik neh (Suit, suitttt hi hii hi) , cerita selanjutnya Ke KE KE
    Re: iya ini cerita emang kreatif banget, setelah ada erotic horror, erotic action & erotic comedy (kaya punyanya yohana & dina), sekarang muncul erotic sci-fi, hebat…hebat…yang belum kayanya erotic religious (jadi semacam cerita hidayah2an tapi ada bumbu erotisnya wahahhaa…ada yg mau coba? daripada nonton hidayah yg jijay ceritanya ga masuk akal itu hehehe)
  4. Keren banget ceritanya, prolognya ilmiah banget..jadi ngeri kalo ampe ada virus gitu beneran..huehehehe…
  5. nyuri idenya komik “Y: The Last Man”
    ga baru2 amat idenya
    Re: nyuri ide sih gpp lah, kan ditambah juga bumbu2 erotiknya, jadi lebih tepatnya dibilang memodifikasi daripada nyuri kali ya. yang dilarang keras disini kan cerita2 copy paste yg diaku2 punya sendiri & cerita2 sok narsis.
  6. pada 30 September 2008 pada 23:43 | Balas Damien winogratsky
    Keren bener bos.Gw tunggu lanjutannya.Eh ada ide bwt bikin cerita seks dari tokoh2 komik juga.
  7. IYO keren banget… Masuk lah atau daftar aja ke PT Elex kali2 ntar ada yg bikin karikaturnya di jamin lebih terkenal drpd komic2 jepang… KEREN Booo… Ntar kisahbb bisa terkenal seantero negri.
    Re: wahaha terlalu hiperbolik kali, masa sampe terkenal sampe seantero negeri, gw juga ga pengen terlalu terkenal gitu, soalnya bakal banyak musuh juga malah, misalnya org2 sok beriman yg bilangnya ga suka yg mupeng2 itu.
  8. iya ene, prolognya macem scenario building analisis terkenal ae.. wkwk.. saran eke sih, sex scenenya dijaga ttp kya gini ga terlalu soft tp gak hard jg.. intermediate lah.. haha..
    sex adalah solusi.. mari..
  9. Ada yg tahu situs cerita dwasa selain kbb?
    Britahu d0ng thx
    Re: tuh di link2 di blogroll di samping kan banyak
  10. bos shusaku,,jangan erotic religius ah,,ntar ada yang protes,,gimana??
    hihu,,
    Re: wahaha…iya cuma becanda kok, tapi sapa tau aja yg terinspirasi unk membuat wahahaha
  11. koq ada “Jess”
    dari mana tuh ceritanya?????
    Ini dia :
    Enak non jess, tapi itu tangannya berhentiin dong, mamang udah gak kuat nahan nih” kataku.
  12. nice idea..
    @bos shusaku
    gmn kalo diadain story challenge tiap bulannya?
    kudu pake tema tertentu gitu, asik kan?
    Re: wah gimana tuh maksudnya? lomba cerita seru kaya di ds gitu?
  13. apik!! alur cerita terjalin dgn rapi dan didukung latar belakang kisah yg kuat, tdk terlalu cepat jg tdk lambat monoton. Focus bro karyanya pasti jd besar n punya bnyak fans..Buat bos Shu yg nampilin! 2 thumbs up..btw RYT kok gak ada lg?
    Re: iya gw juga kangen & penasaran, pbinal ayo dong pls!!
  14. Gimana kalo erotic religius di ganti dg erotic kung fu ato erotic silat dg setting di jaman dinasti kayak film2 kung fu tuh boss n erotic berlatar sejarah di banyakin boss biar pelajaran sejarahnya cepat masuk seperti kata sukarno bangsa yg besar adalah bangsa yg tidak melupakan sejarahnya he he he
    Re: udah kan berlatar blkg sejarah dulu gw pernah nulis the fall of western zhou dynasty, terus yg baru2 ini karya vein ttg revolusi prancis itu. ntar kalau ada ilham gw tulis yg lain lagi deh
  15. Setelah kenyang makan ketupat, dan lecet tangan gara2 kebanyakan salaman, akhirnya bisa online lagi, fiiuuhh!
    @Januar, idenya emang dari komik itu, tapi kan selain ide, dan judul, semuanya gak ada yang sama; dari asal mula virus, lokasi, alur cerita, semuaaaannnya gak ada yang sama, jadi daripada dibilang nyuri, mungkin lebih pas kalo terinspirasi aja kali.
    BTW bos, gimana sistemnya erotik religius? baru mikir alurnya aja udah puyeng gue, hua ha ha.
    PERHATIAN- PERHATIAN:
    Karena Raito adalah seorang pemalas yang lebih suka nulis CERITA daripada ngubek2 nyari foto, maka kepada penduduk RM yang mau menyumbang foto cewek cantik and sexy untuk digunakan sebagai ilustrasi cerita, silahkan kirim ke raito_666@yahoo.com.
    Lebih baik jika cewek itu emang pantas dipajang fotonya dimari misal karena; Jutek, matre, menolak cinta anda. ke ke ke
    Jangan mengirim foto: Waria, nenek2, atao foto Rhoma Irama
    Bos Shu, meskipun gak banyak yang mengucapkan secara lisan atau tulisan, gue rasa seluruh penduduk RM (termasuk gue) really grateful atas kerja keras bos Shu, dalam mengurus pemerintahan RM Ini, so Thanx berat!
    Re: hahaha…ngga, ngga, kok jadi serius amat bahas erotic religius wahaha…gw bayanginnya juga ketawa, pdhl gw cuma asal omong main2 aja. sama2 gw juga thx berat pada penulis2 disini yg turut membesarkan blog ini. met lebaran semua.
  16. bukan lomba, cuman challenge, no prize, tema ditentuin
    Re: hhmmm gimana nih contohnya, sptnya menarik
  17. hmmmmmm….. ini kategori apa yah? Cerita Erotis Fiksi Ilmiah….. hahaha……
    bagus…..bagus…….
  18. bgus euy…
    bwt yg ga tau, jess itu mksdnya ekspesi kenikmatan, ya kan kang raito??
    bikin cerita dari deathnote dunk!!
    Re: hehehe deathnote jadi sexnote, boleh juga yah kayanya
  19. Wah,kalo yg religius jangan bro,terlalu resiko itu,tar malah jd fight club.Dan jg yg hidayah itu agama kan kdng mmg ga masuk akal kalo kita pake rasional,jd jgn dikatain ga masuk akal ah,agama adalah sempurna,yg tdk sempurna ya umatnya.Tmbh bnyk pilihan cerita ni kbb,bro shusaku,cerita2 lamanya dibuat folder yg praktis plz,capek jg klik2 cerita sebelumnya.Smoga kbb jaya trus.Jgn urusi orang lain,krn mupeng adalah hak asasi
  20. Bro Raito makannya apa ya sampe bisa bikin bnyk cerita bersambung yg kompleks gini?
    Serius amat pembukaannya… Pake virus ama kromosom manusia dibawa2. Nyumbang ide gmn klo ntar ada cewek2 cakep yg kena virus haus sex trus dijadiin senjata biologis utk perang dunia ke 3..
    Gak nyambung kan? Bodo amat. Yg penting mupeng..! Hehe..
    Anyway, kpn sekuel ke 3 asmirandah rilis?
    Yg kemaren mantep bgt. Cm baca pangkalnya yg andah pake handuk doang aja gw udah mau muncrat!
  21. keren nih..
    konsep baru.
    Yfreed bener tuh…
    erotic religius bisa bikin fight club n jadinya gak fun n mupeng lagi.
    bro raito… two tumbs up…
    ditunggu cerita selanjutnya.
    ps: kalo copas bwat koleksi pribadi boleh ya…?
    Re: weleh2 tenang aja lah, erotic religius itu gw cuma becanda asal omong aja, ga mungkin lah ada yg gitu2, cerita jilbab2an aja terlarang disini. copas buat koleksi pribadi ya silakan2 aja kok
  22. pada 4 Oktober 2008 pada 03:28 | Balas NAGA_LANGIT
    selalu ada yang baru nih , tiap kali masuk kemari ..always fresh idea. keren banget. btw ….kayaknya gue sama bro raito “musuhan” nih , soalnya kan gue penggemarnya “L” ..hehehehe…
    buat bro raito..niat bikin sex note gak..?? kalo gak…gua aja yang bikin , tapi kalo udah punya rencana ..gak akan gue bikin.
    Re: wah mo kolaborasi nih bikin sex note, ceritanya seseorang menemukan sex note jadi dia bisa mengatur skenario seks liar sekehendak hatinya seperti yg dia tulis itu wahaha liar ya ide gw, wah gw tunggu tuh yg bikin karya itu.
  23. pada 4 Oktober 2008 pada 03:43 | Balas Hello K!tty
    Wow, Bos NAga mo Bikin sex note
    pasti seru deh.., nyam nyam nyam
    “L” apaan tuh L teh ?
  24. busyet dah setelah ditinggal sebulan ngak main kesini cerita baru udah banyak sekali he he he akhir ada juga tokoh cowok selain si imron biasanya cerita disini tokoh utamanya cewek (apa karna pengarangnya cewek ya) ku rasa juga ngak deh
    bravo bro raito ni baru cerita favorit ku cowok nya 1 cewek banyak ngak kayak cerita yang tokoh utamanya cewek selalu di rape ma banyak cowok sesekali di balik dong kayak cerita ini walau pun masih nunggu seri ke 2 nya bro raito jangan lama lama seri ke 2 nya lanjut
  25. @coco lucy: Nama tokoh ini emang tadinya Jessica, tapi karena sis Yo juga ngeluarin tokoh nama nya sama, jadi gue ganti jadi Marsya, yang itu kelewat aja.
    @Yfreed : yang disinggung ama bos shu itu kan SINETRON hidayahnya, bukan agamanya, gue sendiri sebagai umat Islam ngerasa sangsi ama kebenaran isi sinetron yang mengklaim sebagai kisah nyata itu, gue rasa justru malah ngerusak inti dari keislaman dengan memasukkan unsur-unsur mistis yang menjijikan.
    Re: iya bener mksud gw sinetron hidayah2an & sejenisnya itu tuh, jijay bajaj abis deh. gw ga ngerti smp sekarang itu sinetron agama? klenik atau komedi tuh? hahhaha
    BTW fans suikoden yah? jadi kangen juga manenin suikoden 2, gam favorit gue tuh.
    @Joni: Asmirandahnya belum kelar, lagian ada dua cerita fanfic gue yang masih waiting list, jadi sabar yah bro.
    @Pak Dion: copas asal disimpen sendiri gak papa, asal jangan disebarluaskan terus diakui sebagai karya sendiri, tak sobek-sobek sampeyan, he3x.
    @Naga Langit: sexy Note? gak bisa gue, yang maen siapa? L ama Ryuk?! hua ha ha, kalo mo diambil silahken. BTW gue masih nunggu2 cerita Alyssa nya lho.
    @Hello Kitty: L tuh musuh besarnya Raito Yagami di Anime Death Note, kalo belum nonton animenya rugi banget lho, uedan kereen!
  26. omong2 kapan evelyn shuang ato artis lainnya??
    kok artisnya cuma liu yi fei doank??
    hehehe… trims….
  27. pada 4 Oktober 2008 pada 12:27 | Balas Hello K!tty
    * MR Raito
    TApi Ide u juga keren loh MR Raito ke ke ke, bisa aja punya idenya…,
    Oo jadi asal muasalnya nama tokohnyaJessica yak > tapi ngak apa koq dipake juga, kan sama nama blon tentu Orangnya sama ya ngak MR ^^
  28. pada ngomongin death note ye?? gak ngerti nih gue,,hihihi,,
    o iya,,Mas Raito,,(hahha),,XY 2 nya kapan?? bikin curious aja nih,,hohoho
    Re: iya nih lagi omongin death note, siapa tau dari sini lahir ide sex note & sapa tau juga bakal menggemparkan dunia cerita seru hehhehe
  29. pada 5 Oktober 2008 pada 05:56 | Balas Kenbishi Torii
    Wah keren y critanya ni bru namany crita
    Kapan ni XY lanjut ?
    Ga sbr ni ^^
  30. hei!
    gw mau nih ngirimin foto cewek sama raito yagami.

2 komentar:

  1. Masih dengan setia menantikan kelanjutan kisah "ketika istriku menjadi budak sex bosku 4"...!!! :)

    BalasHapus
  2. Oia..sama kelanjutannya si asmirandah yang sudah menjadi budak sex para kru filmnya... :)

    BalasHapus