30 November 2008
Liu Yifei |
Krekettt…..”
Misdi menolehkan kepalanya kearah pintu kamar yang dibuka perlahan oleh seseorang.”Fitri……. ” Misdi menatap Fitri dengan tatapan mata bersalah.
Fitri menutup pintu kamar itu kembali dan menguncinya. Fitri melangkahkan kakinya kemudian membelai-belai kepala Misdi
“Kamu kenapa sih… hemmmm ?? “dengan lembut Fitri menarik tangan Misdi kemudian mereka berdua duduk di tepi ranjang, sudah beberapa hari ini Misdi murung dan menjadi pendiam.
Misdi menatap wajah Fitri, kemudian setelah A-u-A u,jagoan kecil kita bertanya “Fitt, kamu nyalahin aku nggak ?? ” Misdi menekuk kepalanya tanpa berani menatap Fitri.
“Lohh, nyalahin kamu ?? kenapa ?? ” Fitri Diniyani balik bertanya.
“Maksudku…,, Eee,, Aku ,,, ituin ,, kamu,,, begitu,, ” Misdi kesulitan merangkai kata-kata untuk mengungkapkan isi hatinya.
Fitri tersenyum kemudian kembali membelai kepala Misdi, ia mengerti maksud pertanyaan Misdi, jagoan kecil kita pasti merasa bersalah sudah merengut kegadisannya, Misdi menatap wajah Fitri ketika merasakan belaian lembut dikepalanya.
“Misdi…, aku tidak pernah menyalahkanmu, sedikitpun tidak pernah ” Fitri menatap Misdi dengan penuh kasih sayang, Wajah murung misdi mendadak menghilang berganti dengan wajah polosnya yang tersenyum ceria. Fitri berdiri di hadapan jagoan kecil kita, perlahan-lahan tangannya melepaskan kancing baju piyamanya, kemudian dalam satu gerakan yang gemulai Fitri menggerak-gerakkan bahunya sehingga baju piyamanya merosot dan terlepas melalui kedua lengannya. Misdi mengulurkan tangan mungilnya untuk menarik turun celana piyama Fitri, matanya menatap tajam pada belahan vagina yang membelah selangkangan gadis itu. Fitri merenggangkan kedua kakinya melebar sambil menyodorkan vaginanya kedepan ketika Misdi mulai menusukkan dua buah jari kecilnya sekaligus, jari tengah dan jari telunjuk. Nafas Fitri agak tertahan ketika belahan vaginanya tertekan, dua jari Misdi perlahan-lahan menyusup masuk
“Ahhhhh….,, Midhiii,,, Emmmmmmmm…” Fitri mendesah pelan ketika merasakan dua jari anak itu bergerak menggaruk-garuk dinding vaginanya, kemudian kedua jari itu bergerak menyodok-nyodok belahan vagina gadis itu, terkadang cepat dan kuat, terkadang begitu lembut menusuk-nusuk lubang vaginanya.
Fitri menggigit bibirnya ketika Misdi mulai berlutut di hadapan vaginanya,
“Auhhhh…..,, ” Fitri sedikit menarik pinggulnya ke belakang karena merasakan tangan Misdi menarik bibir vaginanya dengan kasar.
Jagoan kecil kita menatap isi vagina Fitri yang berwarna merah muda, dengan lembut lidahnya menjilat lelehan cairan kewanitaan Fitri, mulut Misdi mengecap-ngecap menikmati rasa cairan kewanitaannya yang gurih, kemudian kembali menjilati isinya, sesekali lidah Misdi yang runcing menekan masuk ke dalam jepitan vagina gadis itu.
“Ahhhh,, Ahhhhh.,, Misdiii,, Owww Enakkk,,, Ahhh duhhhh duh geliii…. Ahhhhssshhhhhk” Fitri menyodorkan vaginanya ke depan sambil menekan belakang kepala Misdi, lidah Misdi menggeliat-geliat menjilati vaginanya, ada rasa geli dan gatal yang semakin lama semakin nikmat.
“Misdiii,, sebentar,,, Ahhhhhhh,,,,” Fitri mendorong kepala Misdi, namun mana mau Misdi melepaskan santapan terlezat itu, vagina Fitri yang wangi, lelehan cairan kewanitaannya yang harum dan gurih.
Sudah berulang kali Misdi mereguk kenikmatan dari lubang vagina Fitri namun entah kenapa dirinya tidak pernah merasa bosan dan jenuh, malahan kalau bisa Misdi ingin setiap detik, setiap menit, setiap jam menikmati vagina yang hangat dan wangi itu, ingin setiap saat terus menjilati dan menghisap-hisap lelehan cairan kewanitaan Fitri yang rasanya asin dan gurih. Fitri sendiri hanya dapat pasrah sambil merenggangkan kedua kakinya, ketika Misdi melumat-lumat bibir vaginanya. Fitri merasakan kedua lututnya goyah ketika Misdi mengenyot-ngenyot lubang vaginanya.
“Aduhhhh,, Duhhh,, Misdiii,, kamu,,, Ahhhhhh…. Crrr Crrr Crrrrrrr ” kedua tangan Fitri Diniyani meremas-remas rambut jagoan kecil kita.
Gadis itu menyodorkan vaginanya ke depan, menyajikan cairan klimaksnya yang hangat, dan gurih untuk menjadi santapan jagoan kecil kita “Slllrrrppp…,, Slllrrrpppphhhh,,, Slllrrrppppp ” terdengar suara mulut Misdi yang menyeruput cairan gurih berwarna putih kental.
Fitri menengokkan kepalanya ke bawah sedangkan Misdi mengadahkan kepalanya ke atas, mereka berdua saling.pandang dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang saling melepaskan kerinduan.
“Nakalll…….,,,” Fitri mencubit hidung jagoan kecil kita yang pesek.
“He he he,,, Enak ya Fit ? ” jagoan kecil terkekeh kemudian menciumi vagina Fitri.
“Glekkkk….!! ” Mata misdi melotot ketika Fitri naik ke atas ranjang dan perlahan-lahan merangkak, kemudian menggoyang-goyangkan pinggulnya sesaat untuk menggoda jagoan kecil kita untuk segera naik ke ranjang.
Bagaikan seekor macan kecil Misdi merangkak mendekati pantat Fitri yang sedang menungging, lidahnya terjulur keluar dan menjilat sela pantat Fitri, matanya menatap nakal kemudian “Crepppp” Misdi menggigit buah pantat Fitri.
“Bukkkk,,, Whadowwww…,, Gubrakkkk…” Misdi terjungkal dari atas ranjang karena Fitri menendangkan kakinya.
“Waduhhh,, Fittt,, kelakuan masih nggak berobah,, maen tendang aja…,,” Misdi bangkit sambil mengusap-ngusap bokongnya yang terasa sakit akibat terjatuh dalam keadaan duduk.
“Misdiii,,!! jangan maen gigit gitu,,!! “Fitri cemberut sambil mengusap-ngusap buah pantatnya, yang digigit oleh jagoan kecil kita.
“Sorry, Sorry, abis gua gemes he he he” Misdi menggaruk-garuk kepalanya dan kembali naik ke atas ranjang.
“Ehhh,, Fit….” Misdi agak kaget ketika Fitri mendorong bahunya sebagai tanda penolakan, mungkin juga protes atas gigitan Misdi di pantatnya.
“Pokoknya enggak,,!! ” Fitri malah bangkit dari atas ranjang, tentu saja jagoan kecil kita panik karena santapan lezatnya hendak melarikan diri.
“Grrrrrrrr,,,!!! Ini Cewe,,, harus gue tunjukin siapa yang berkuasa,,!! kalo perlu gua paksa pakai kekerasan!!!! Hua ha ha ha ha ha!!!” Jagoan kecil kita berkata dalam hati kemudian dengan sigap mencegat langkah Fitri.
“Fitttttt,,, Tolongggggggggg,,,, mau yahhhhhhhhhhhhhhhh ?? Please,, Dehhhh ” berulang kali Misdi memohon memelas malah sedikit terisak menangis (Red : Ehh ?? wah…, Cara memaksa yang aneh,, Hemmm ?! )
Duh, Fitri malah menatap dengan tatapan juteknya, biar lagi ngambek Fitri tetap saja cantik, sampai Misdi semakin terlena oleh kecantikannya. Misdi melompat kegirangan ketika Fitri membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju ranjang, “Bluk…” gadis itu membaringkan tubuhnya ditengah ranjang, kedua kakinya tertekuk kemudian mengangkang lebar-lebar.
“Wuahhhhhhh….!! Jagoan kecil kita langsung melompat dan menerkam Fitri. Kedua kaki Fitri langsung menjepit tubuh Misdi sementara Misdi menyusu di buah dadanya
Sepasang susu siap saji yang lembut dan hangat, lebih asik dan nikmat daripada susu manapun di dunia ini.
“Ohhh,, Fitriiii…,, Ohhh susu..,, Aduh lembutnya…..” Tangan Misdi yang mungil mengelus-ngelus bulatan payudara Fitri yang menggumpal begitu kenyal dan keras
Misdi menatap kagum payudara Fitri, betapa halusnya sepasang gunung kembar itu, asik banget ketika telapak tangannya berselancar mengelusi gundukan buah dada Fitri yang halus, lembut dan hangat. Tangan Misdi mulai meremas-remas induk payudara Fitri, ia meresapi kekenyalannya, tangan mungil Misdi meremas-remasnya berulang kali bergantian yang kanan dan yang kiri. Jagoan kecil kita tersenyum dengan wajah mesumnya ketika mendengar deru nafas Fitri yang semakin berat. Misdi mengecup puncak payudara gadis itu kemudian melumat lembut puncak payudaranya sambil berulang-ulang meremasi induk payudara Fitri.
“Hssshhhhh,, Enhhhh,,, Ufhhhhhh,,, Misdiiiiii” Fitri mendesah-desah, tubuhnya terasa semakin panas dan gerah, bulir-bulir keringat tipis mulai membuat tubuh mulus Fitri semakin lembab.
Tangan Fitri meremas-remas kain seprai kadang mencakar-cakar ketika merasakan lumatan-lumatan Misdi bertambah liar menggeluti bungkahan buah dadanya. Tubuh Fitri melenting-lenting keatas ketika merasakan kenyotan kuat di puncak payudaranya “Ahhhhhhhh….” Fitri kegelian ia berusaha menggeser geserkan dadanya berusaha menghindari kenyotan-kenyotan Misdi yang terkekeh – kekeh, mulutnya mengincar salah satu dari dua bongkahan buah dada Fitri yang bergerak-gerak berusaha menghindar dari takdirnya menjadi santapan jagoan kecil kita.
“AHHHHHH…….” Fitri memekik keras ketika Misdi mencaplok puting susunya sebelah kiri, “Oowww…Misdhiii…Sudahh jangann…Ahhhhh…” tangan Fitri menjambak rambut Misdi kemudian terkulai tanpa daya, tubuh gadis itu menggeliat-geliat, sementara Misdi sedang menikmati puncak payudaranya sebelah kiri sambil mengenyotnya, lidah Misdi mempermainkan puting susu Fitri, mengorek dan mengait-ngait puting yang sudah keras meruncing itu. Misdi menggeram dan kemudian mencaplok puncak payudara Fitri yang kanan. Fitri akhirnya tergolek pasrah sambil meringis kegelian. Misdi melepaskan santapan lezatnya, kemudian mencubit puting Fitri sampai gadis itu meringis, ia mengalungkan kedua tangannya pada leher gadis itu, wajah mereka semakin berdekatan. Misdi melumati bibir Fitri bagian bawah kemudian melumat-lumat bibir bagian atas, Fitri menjulurkan lidahnya mengajak Misdi untuk melakukan pertempuran, tentu saja jagoan kecil kita tidak merasa takut, Misdi menjulurkan lidahnya menyambut lidah Fitri “Ckkk… Cppphhhh…, Ckkkk Sleckkkkk….” Suara berdecakan semakin sering terdengar ketika bibir Misdi saling berpangutan dengan bibir Fitri Diniyani, semakin lama Misdi semakin menggeser posisi wajahnya kebawah sambil mengecupi dan melakukan jilatan – jilatan mesra. Fitri mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar agar Misdi lebih leluasa mencumbui permukaan vaginanya. Bibir jagoan kecil kita mengecup belahan vagina Fitri yang merekah, “Ahhhhh,, Ahhhhh Mis,,,,,diiiiiiii…” Fitri terperangah ketika Misdi menjilati klitorisnya dengan lembut.
“Ampunn,, Misdi Ampunnn AHHHHHH…..” Tubuh Fitri menggeliat-geliat ketika Misdi menarik bibir vaginanya ke kiri dan kanan kemudian mengenyot-ngenyot isinya yang berwarna merah muda..
*****************************
Sementara itu diluar kamar…
“Hmmmm ??What Going on ?” Seorang gadis cantik membungkukkan punggungnya untuk mengintip apa yang sedang terjadi di dalam.
“Glekkkk,,, Wowwwww,,,!!” Seorang gadis berparas cantik jelita menelan ludah berkali-kali tanpa dapat mengalihkan matanya dari lubang pintu di kamar Misdi. Yifei tidak berani untuk mengintip lebih lama lagi, wajahnya kemerahan karena rasa jengah,
“That hot…,, ” Liu Yifei menyelinap keluar dari dalam rumah tanpa ada seorangpun yang tahu kehadirannya.
*******************************
“Uhhhhh .., Uhhhhhhhh…., Misdiii, Nnnnnnhhhhh…..” Fitri tersiksa oleh gejolak nafsu birahinya yang semakin memanas ketika jagoan kecil kita mengecup-ngecupi klitorisnya dan sesekali mengemutnya kuat-kuat.
“Tuingggg…!! ” Misdi mengacungkan batang kemaluannya yang kecil kemudian diselipkannya pada belahan Vagina Fitri Diniyani, jagoan kecil kita mengayunkan batang kemaluannya yang kecil, Fitri hanya tertawa kecil merasakan kemaluan Misdi yang imut keluar-masuk menggasak lubang vaginanya.
“Koqqq ketawa sih ?? ” Misdi bertanya
“Emmm, geli, duh kecil-kecil galak juga yak….”Fitri terkekeh.
“Hemmm ?? Maksudnya kekecilan gitu ?? He he he, coba yang ini…!!” Kini Misdi yang terkekeh
Tubuh Misdi mulai diselimuti asap tipis yang semakin lama semakin membuntal bertambah pekat.
“Ehhhh, Nggak Misdiii…!, bukan gitu…!!!,,, AWHHHHHHHH” Fitri Tidak sempat melanjutkan kata-katanya ketika merasakan sesuatu membesar dan terus memanjang didalam lubang vaginanya, Fitri meringis ketika merasakan lubang vaginanya mendadak melar dan terisi sesak penuh.
“Owwwww……” tubuh Fitri mengejang ketika si kakek mendekap dan mengangkat pinggul gadis itu sedikit keatas sambil menekankan kemaluannya semakin dalam. Kepala Fitri tergolek kekanan mulutnya ternganga lebar dan “AHHHHHHHHHHHHHHH…………” Satu jeritan panjang terdengar begitu mengggairahkan disertai geliatan-geliatan tubuhnya yang mengundang gairah ketika kemaluan Misdi yang besar dan panjang menyodok jauh ke dalam lubang vaginanya.
Nafas Fitri terengah-engah, butir-butir keringat mendadak meleleh membasahi tubuhnya. Si kakek meneduhi tubuh Fitri sambil menekankan selangkangannya erat-erat pada selangkangan Fitri, tangannya membelai pipi gadis itu, tampaknya Misdi sangat menyayangi Fitri. Dikecupnya kening Fitri kemudian dikulumnya bibirnya sambil mulai mengayunkan batang penisnya dengan lembut, menyodok-nyodok lubang vagina Fitri.
“Fittt….”
“Hemmm ?”
“Coba permainan yang agak keras, mau ya ? ” Misdi mengutarakan hasratnya.
Fitri terdiam sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya. Sebagai perkenalan Misdi menarik batang kemaluannya sampai sebatas leher penis kemudian menyodokkannya kuat-kuat sampai batang Kemaluannya terbenam sekaligus..”Aaaaaaaaaaa….!! “, Fitri mengalungkan kedua tangannya pada leher Misdi.
“Jrebbb….!! Jrebbbbb….!! Jrebbbbb…..!!” sodokan-sodokan batang kemaluan yang besar dan panjang itu membuat Fitri terperangah. “Owwwwww,,, Ahhhhh,,, Ahhhhhhhh, Ahhh,, Ahh……” Tubuh Fitri terdesak-desak dengan hebat ketika si kakek berulang kali, membetot kemudian membenamkan batang kemaluannya yang besar dengan cepat dan kuat, menyodok sedalam-dalamnya dalam gerakan yang kasar dan liar. “Crrr CRRRR CRRRRRTTTT….” Fitri menatap mata Misdi dengan sayu ketika vaginanya berdenyut-denyut, betapa mudahnya batang kemaluan si kakek mengantarkan dirinya meraih puncak kenikmatan.
*********************
Keesokan harinya
Misdi mencium kening Fitri, gadis itu masih kelelahan akibat digenjot habis-habisan oleh jagoan kecil kita semalaman. Terdengar Misdi bersiul-siul sambil membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi Misdi berdandan dengan rapi, rambut poninya kini digolf keatas, dengan pasti ia menuju sebuah rumah, kira – kira rumah sapa ya ??
“Ting Tongggg…!!.” “Ting Tongggg…..!!” Misdi menekan bel di pintu rumah dengan bantuan sebuah bamboo, maklum, nggak nyampe ^^.
“Ha Ha Ha Cici Yifei, sudah lama kita tidak berjumpa…” Tanpa dipersilahkan masuk si kecil berambut golf langsung menyelinap masuk melalui sela-sela pintu yang dibuka oleh seorang gadis cantik jelita, Misdi langsung mengutarakan pendapatnya, wah, gaya Misdi seperti seorang guru besar yang sedang menjejali murid-muridnya dengan segala macam, hukum sebab-akibat.
“Nahhh, gimana Cici Yifei…..” Misdi menatap ketika gadis kembar di hadapannya dengan pandangan mata yang meyakinkan.
“Tidak, terimakasih….” Salah seorang dari mereka menolak dengan tegas.
“Coba Cici Yifei pikirkan lagi, dengan jarak yang semakin dekat maka kita dapat lebih cepat untuk saling bertukar informasi, menghemat BBM, menghemat waktu…,dll,dst ” Misdi pantang menyerah untuk meyakinkan ketiga gadis kembar yang cantik jelita, (Red : Mirip banget kayak penjual obat yang ngoceh menjajakan barang dagangannya, tanpa tanda koma dimulutnya ^^) Misdi tersenyum senang ketika ketiga gadis kembar di hadapannya menganggukkan kepala mereka. Itulah sepenggalan percakapan antara Misdi dan ketiga gadis kembar.
*********************
Beberapa Hari kemudian….
Misdi membuka matanya lebar-lebar, telinganya yang sensitif mendengar sesuatu kemudian jagoan kecil kita berlari keluar dari kamarnya,
“He he he…..”Jagoan kecil kita cengengesan, diseberang rumah itu mulai tampak aktifitas yang menjanjikan.
“Cici Yifei, sini Misdi bantuin…….” Misdi merebut tas yang sedang dibawa Yifei.
“MAMPUSSS!! Gubrakkkkkk….!! YEOWWWWW” Misdi mengeong ketika tas yang ternyata super berat itu menimpa kaki kecilnya.
Misdi langsung terkapar duduk sambil mengaduh-ngaduh memegangi kakinya yang terasa sakit,
“Kamu nggak apa – apa ? ” Yifei mengkhawatirkan keadaan jagoan kecil kita.
“Nggak.., ” Misdi menggelengkan kepala sambil menahan rasa sakit di kakinya, namun air mata mulai berlinangan di mata jagoan kecil kita.
“Hupp…” Yifei membopong jagoan kecil kita, kemudian membawanya masuk ke rumah,
“Aduhhhh,, wanginya…, makin dilihat makin cantik, Cici Yifei, I love you ” Misdi tersenyum-senyum kecil, biar kakinya sakit tapi hatinya bahagia.
Misdi duduk diatas kursi sofa, kemudian Yifei berlutut di hadapan jagoan kecil kita, perlahan-lahan tangan Yifei terjulur.
“Ahhhh,,, Ahhhhh!! ” Misdi mendesah
“Ohhhhhhh..,, Cici Yifei…”
“Aduhhhh,,, Duhhhh… Aduhhhh”
“Pelan – pelan Cici, Akhhhhh”
“Uhhhhhhh, Jangan digituin Cici Yifeiiiii….”
“Nggak kuat!!, nggak kuattttt…..!! “
Keringat mengucur dengan deras membasahi tubuh jagoan kecil kita.
“Tobatttttt……!! Tobattttt………!!”
“Ahhhhh…, Hssshhhh, Ahhhhhhhhhh…..!! ” Misdi mendesah-desah.
“AWWWWWWSSS,!!! ” “Owwwwwwwsssshhhhh !!! “
“Ampun Cici, ampunnnnn,Ahhhhhhh!! “
“Ampunnnn, Huaaaaadowwww…!!!Mampus GUAAA!! HAKSSSS!!”
Setelah menggelepar beberapa saat, tubuh jagoan kecil kita terkulai dengan lemas di atas sofa.
“Nahhhh…, Sudah beres…” Liu Yi Fei bangkit dan kemudian menyodorkan segelas air minum untuk jagoan kecil kita.
“Glukkkk Glukkkkk,, Glukkkk” jagoan kecil kita langsung meneguk habis sampai tidak tersisa setetespun. Misdi menengokkan kepalanya kebawah, kakinya yang tertimpa tas kini terbalut kain perban. (Red : He he he pasti para mupenger’s pada ketipu kan ??, Cuma kakinya yang lagi diperban koq ^^), Hari itu Misdi yang tertatih-tatih diantar pulang oleh Liu Yifei, ya namanya juga musibah, apa hendak dikata pahlawan kecil kita yang hendak membantu ini malah dibantu.
**************************
Seminggu setelah kejadian tertimpanya kaki jagoan kecil kita….
Misdi mengendap-ngendap, mengintai rumah yang didiami ketiga gadis kembar yang cantik jelita. Perlahan-lahan tangannya yang mungil membuka jendela “Heuuuupppp……” Misdi mulai berusaha meyusupkan tubuh mungilnya.
“Misdi ?? “
Jagoan kecil kita tercekat mendengar suara yang merdu bak buluh perindu tepat di belakang tubuhnya, perlahan-lahan jagoan kecil kita membatalkan niatnya yang sudah tertangkap basah. Wajahnya sebentar pucat sebentar merah karena menahan malu dan kaget, keringat dingin mendadak mengucur ditengkuknya..
“Kamu lagi ngapain ?? ” Liu Yifei bertanya keheranan memandangi jagoan kecil kita dengan tatapan matanya yang menyelidik.
“Euhhhh,, he he he,, Cici Yifei,, Ehhmm begini,, saya lagi ngeronda, jaga – jaga, biar nggak ada maling masuk kedalam rumah ” Misdi menjawab sebisanya.
“Apalagi saya mendengar suara-suara aneh di dalam rumah, jadi saya bantuin meriksa…!! ” Misdi berusaha memasang wajah yang meyakinkan
“Suara-suara ?? Di rumah nggak ada orang koq…” Yifei mengeluarkan kunci dan membuka pintu, jagoan kecil kita segera mendahului masuk kedalam kemudian memeriksa ke semua sudut rumah, bahkan sampai ke kolong mejapun disisirnya.
“Cici Yifei benar-benar hebat!!!, bagaimana mungkin Cici Bisa tahu didalam tidak ada orang ??” Misdi bertanya mirip Sherlock Holmes yang lagi kebingungan. (Red : Stupid Question…..)
“Yaa Tahu lahhh, dua saudara kembarku kan lagi mencari info keberadaan Dr Andre, bukannya kamu yang tadi menelpon dan menyarankan mereka untuk mencari jejak keberadaan Dr Andre. ??!! “
“HE HE HE HE, IYA..yahh…, Eummmm ” Wajah Misdi merah padam , jagoan kecil kita merasa dirinya bodoh sekali dihadapan Liu Yifei yang cantik jelita, Misdi berdiri salah tingkah dengan segudang kebodohannya, terutama karena kepergok ketika mau menyelinap masuk ke dalam rumah lewat jendela.
“Emmm, Misdi, kamu kamu bantuin aku nggak ?”
“Bantuin apa Cici Yifei ??”
Liu Yifei tidak menjawab, ia hanya tersenyum sambil menatap Misdi dengan tatapan nakalnya kemudian, menarik tangan jagoan kecil kita masuk ke dalam kamar tidurnya, Yifei melepaskan tangan Misdi dan melangkahkan kakinya menuju ranjang di kamarnya.
“Glekkk, Glekkk, Cegluk, Cegluk….” Air liur Misdi membanjiri rongga mulutnya, jagoan kecil kita menatap tajam ketika Yifei duduk di pinggiran ranjang, kemudian mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar,
Jagoan kecil kita seperti terhipnotis, tanpa sadar Misdi melangkahkan kakinya mendekati gadis itu, ya ampunnnn, kedua kaki Yifei tampak begitu putih, halus terawat., Oww, Cici Yifei menumpangkan kaki kanan diatas kaki kirinya, pangkal pahanya tersibak lebar. Misdi menengadahkan kepalanya menatap wajah Yifei ketika merasakan belaian lembut di kepalanya,
“Cici Yifei, Cici cantik banget…..” Jagoan kecil kita mendesis, memorynya secara otomatis menyimpan dalam-dalam kecantikan gadis itu, dicopy dan diback-up ribuan kali didalam sel-sel otaknya.
Dengan hati-hati Misdi mengusapkan telapak tangannya di lutut Yifei, terus naik sedikit, terus naik lebih ke atas lagi,
“Hemmmm…., ” Yifei memejamkan matanya ketika telapak tangan Misdi merayapi pangkal pahanya, gadis itu mengangkangkan kedua kakinya melebar, memberi jalan bagi tangan jagoan kecil kita yang sedang merayapi permukaan pahanya sebelah dalam.
“Ehhhh,, ” Liu Yifei menjepit tangan Misdi dengan kedua pahanya, ketika tangan jagoan kecil kita mengelus permukaan celana dalam Yifei, jagoan kecil kita menatap Yifei dengan tatapan genitnya, jantung Yifei berdebar-debar, ada rasa penasaran yang ingin dilampiaskan oleh gadis itu semenjak ia tidak sengaja mengintip perbuatan Fitri dan Misdi.
Rasa penasaran itulah yang membuat Yifei perlahan-lahan mengangkangkan kedua pahanya melebar, ia mempercayakan daerah intimnya yang masih tersembunyi di balik kain segitiga putih itu pada jagoan kecil kita.
Sambil tersenyum menggoda Misdi menggeliatkan tubuh mungilnya sambil membuka bajunya perlahan-lahan, kemudian setelah melemparkan baju kaosnya Misdi menurunkan celana pendeknya sampai melorot , sambil bergoyang erotis jagoan kecil kita membuka celana dalamnya dan melemparkan celana dalam dekil itu ke udara. (Red : Whuaaaaaa….!!! Si kecil berambut poni menari striptease di hadapan Liu Yifei, Ihhhhh !! )
Jagoan kecil kita mendekati Liu Yifei yang memakai kaos berwarna putih tanpa lengan dan juga rok berwarna putih selutut. Yifei hanya menggaruk-garuk kepala menatap selangkangan Misdi yang imut, kecil hitam, sudah mengeras.
“Aduhhhh…, kecil amat..?? Hem, tapi kalau kecilkan aman, nggak akan bisa ngapa-ngapain….” Liu Yifei tersenyum kecil kemudian menggeser posisi tubuhnya ketengah ranjang, Yifei bersandar santai pada tumpukan bantal yang empuk.
Jagoan kecil kita melompat naik keatas ranjang Eee Ehhh, hampir jatuh, sangking nafsunya kali ya ^^ “Wahhhhh, Cici Yifei, ini Salah, nggak bener…..”
Misdi menatap Liu Yifei dengan tatapan matanya yang serius.
“Apanya yang salah ?? ” Yifei bertanya keheranan.
“Saya sudah telanjang bulat, titit saya sudah terekspose kemana-mana, tapi Cici Yifei masih berpakaian lengkap, kan saya jadi rugiiii !! Ayoo, sekarang giliran Cici Yifei yang buka baju…., tadi maksa-maksa saya buat buka baju…..!! “
(Red : Dipaksa ?? lagi selebor nih……..!! kebanyakan nari Striptease..!! )
Liu Yifei sampai terbengong-bengong karena Misdi menuduh seenaknya, Mumpung gadis itu masih bengong, Misdi menarik baju kaosnya dan meloloskannya ke atas melalui kedua lengannya kemudian dibukanya bra gadis itu.
“WUAHHHHHHHHH…..!! “Misdi berseru kagum, matanya melotot dengan mulutnya yang terbuka lebar ketika menatap sepasang bukit putih yang berukuran sedang, namun terlihat sangat keras membuntal padat dihiasi puting runcing berwarna merah muda.
“Wee Heeeitt…., Ehhh…., Lhaaaa ??? !! ” Misdi kaget ketika Liu Yifei tiba tiba mencekal pergelangan tangannya yang hendak mengelus bukit payudara gadis itu.
“Blukkkkkk……!!WALAHHHHH….!! ” Jagoan kecil kita ditindih oleh Yifei dengan gaya seorang pegulat yang sedang me”smackdown” lawannya,
“WADUHHH…….!!, Ini mah udah melenceng jauh dari scenario…., koq jadi malah gua yang diperkosa nih……!!” Misdi bertanya-tanya dalam hati, ia mulai curiga pada niat baik penulis cerita.
Liu Yifei mengulum lembut bibir jagoan kecil kita, Misdi membalas melumat dan memangut-mangut bibir Yifei dengan lembut, Misdi semakin lahap memangut-mangut kemudian mengulum bibir gadis itu yang terasa manis, Liu Yifei menjulurkan lidahnya keluar kemudian mencelupkannya ke dalam mulut jagoan kecil kita, dengan antusias jagoan kecil kita menghisap-hisap lidah gadis itu, yang menggeliat-geliat lembut.
“Uhhhh,, Cici Yifei “Misdi mengangkangkan kedua kakinya melebar ketika ciuman-ciuman Yifei turun semakin lama semakin ke bawah. Jagoan kecil kita merasakan hembusan nafas Liu Yifei dibatang kemaluannya kemudian ada sebuah jilatan yang basah, hangat dan terasa geli melingkari kepala kemaluannya yang kecil, kecupan-kecupan kecil semakin sering mendarat di buah zakarnya, dan juga di batang kemaluan jagoan kecil kita.
“Owww.., Cici Yifei,, Hsss Hsssssshhh….” jagoan kecil kita mendesis-desis ketika merasakan kepala kemaluannya diemut oleh Yifei, Misdi mendesah resah ketika merasakan lidah gadis itu berulang-kali memijiti kepala kemaluannya.
Perlahan-lahan gadis itu membaringkan tubuhnya di sebelah Misdi, kedua matanya terpejam, kini jagoan kecil kita mulai mengendalikan situasi, dengan mesra Misdi mengecup kening Yifei kemudian melumat bibir gadis itu sebelah atas, terus melumat bibir Yifei sebelah bawah dan mengulumnya sampai terdengar suara berdecakan dari bibir mereka yang saling mengulum. Jagoan kecil kita menggeluti leher gadis itu, Yifei mendesah-desah, kedua tangannya dengan lembut membelai-belai kepala Misdi, Liu Yifei mulai paham kenapa Fitri menggeliat-geliat resah ketika Misdi menggelutinya tempo hari, ternyata anak sekecil Misdi sudah sangat pandai dalam bercinta. Liu Yifei tampak resah ketika cumbuan sikecil Misdi mulai turun kearah dadanya, “Ohhhhhh, Misdiiiii, Koq kamu pinter banget sichhh…….”
“Ahhhh….., Ahhhhh, Hhhhhh…, ” tubuh Liu Yifei mendadak tersentak ketika merasakan kecupan-kecupan kecil diinduk Payudaranya sebelah atas.”Cuppp,,, Cuphhhh,, Cuppp….., Ckkk” Suara mulut jagoan kecil kita yang sedang menciumi induk payudara gadis itu sebelah atas, sesekali dijilatnya dan dihisapinya payudara Liu Yifei yang semakin mengeras dan mengenyal.
“Owwwww……, Akhhhhhhhh……” Yifei semakin sulit untuk mengendalikan dirinya, ketika tangan Misdi yang mungil mengelus-ngelus dan meremasi induk payudaranya sebelah bawah sambil menjilati putting susunya yang sudah meruncing. “Ahhhhhhhh…….” Gadis itu mendesah panjang ketika merasakan kenyotan-kenyotan lembut bergantian dikedua puncak payudaranya, semakin lama ciuman-ciuman Misdi merambat semakin kebawah.
Misdi menyibakkan kedua kaki Liu Yifei mirip huruf “M”, tampaknya Yifei rajin mencukur bersih daerah intimnya, jagoan kecil kita menciumi permukaan vagina gadis itu yang hangat. Tangan Misdi menekan pinggiran bibir vagina Liu Yifei sampai belahan perlahan-lahan mulai merekah, wangi harum tercium semakin tajam ketika belahan vagina Yifei merekah menampakkan isinya yang berwarna merah muda, “Uhhhhhhhhhhhhh…….” tubuh Yifei menggelinjang ketika merasakan hembusan-hembusan nafas yang hangat menerpa vaginanya yang sensitif, nafasnya kadang tertahan-tahan, kadang memburu kencang ketika merasakan batang lidah jagoan kecil kita mengulasi isi vaginanya sambil sesekali mengenyot-ngenyot lelehan cairan kewanitaan Yifei yang membanjir, Yifei menggeliat-geliat ketika ujung lidah Misdi yang runcing perlahan-lahan memijit-mijit klitorisnya, sesekali ujung lidah Misdi mengait daging mungil di selangkangan gadis itu.
“Ehhhhhhhhhhhhh…! ” tiba-tiba tubuh Yifei kelojotan, kemudian perlahan-lahan terhempas lemas ketika cairan kenikmatan itu berdenyut membanjiri lubang vaginanya “Crrrrrr… Crrrr………Crrrrrrr….”, gadis itu memejamkan matanya, ada seulas senyuman puas dibibirnya.
Misdi tersenyum ketika merasakan tubuh mungilnya seperti dialiri oleh kekuatan tanpa batas, jagoan kecil kita mulai dapat mengendalikan tenaganya, Perubahan-perubahan drastis mulai terjadi disertai gumpalan asap yang semakin membuntal padat. “HE HE HE…..”
Liu Yifei, dengan reflek membuka mata sambil menengokkan wajahnya kearah suara yang serak dan berat itu “AHHHHHHH…….. Bukkkkkk……!! “
Si kakek terjengkang ketika sebuah tendangan Yifei mampir di dadanya, dengan sigap Yifei melompat dari atas ranjang, matanya mencari-cari jagoan kecil kita.
“Uhhhh……” Yifei buru-buru menghindar ketika si kakek hendak menyergapnya. “Awwww… Keparat….!! ” gadis itu membentak ketika buah susunya sempat dielus oleh tangan si kakek, setiap serangan Yifei dapat dengan mudah dipatahkan olehnya.
“Brakkkk….” pintu kamar itu terbuka dengan tiba-tiba, seorang gadis melompat keluar, dengan wajah ketakutan, “Ahhhhhhhhh……..!!” Pergelangan kakinya terasa dicekal dengan kuat, sehingga Yifei kehilangan keseimbangan dan terjatuh keatas lantai dalam keadaan terlungkup, kedua tangannya bertumpu pada lantai, kedua kakinya melejang-lejang, sepasang tangan yang keriput itu menarik perlahan-lahan tubuh gadis itu, Yifei meronta-ronta berusaha melepaskan diri sementara tubuhnya terus tergusur masuk kedalam kamar dengan perlahan namun pasti.
“Brakkkkk…. Clikkkkk…..” Pintu kamar itu tertutup dengan keras dan dikunci dari dalam, terdengar suara Bukkk, Bukkkkk Bukkkkk…berkali-kali dari dalam kamar, gadis itu mundur ke sudut ruangan.
“Ahhhhh….,,,” Liu Yifei memekik kecil ketika si kakek menubruknya sambil membelitkan kedua tangannya melingkari pinggang gadis itu kemudian mengangkat tubuhnya ke atas, kini posisi kepala si kakek tepat berada di hadapan payudara gadis itu sementara kedua tangannya membelit erat-erat pinggang gadis itu yang ramping.
“Bajingan…!! Bukkkk, Bukkkk” Yifei menghantamkan tangannya kebahu si kakek, namun tampaknya si kakek tidak merasakan kesakitan sedikitpun, malah terkekeh-kekeh seperti keenakan.
“Owwww…., ” pukulan-pukulan Yifei semakin lama semakin pelan ketika merasakan kecupan-kecupan kasar dan kenyotan-kenyotan kuat di puncak payudaranya.
“OHHHHHHH…….” Yifei mendesah panjang ketika merasakan batang lidah si kakek menjilati putting susunya yang semakin keras meruncing, tubuh Yifei merosot turun ketika si kakek melonggarkan belitan tangannya pada pinggang gadis itu, Yifei mengalungkan kedua tangannya pada leher si kakek, matanya bertatapan mesra dengan mata si kakek yang seolah-olah sedang menghipnotisnua agar tunduk total dalam kekuasaannya. Yifei menengadahkan wajahnya, bibirnya menyambut datangnya bibir si kakek. Crystal Liu membuka bibirnya merekah, agar si kakek dapat bebas melumati bibirnya sebelah bawah dan kemudian melumati bibirnya sebelah atas. Kedua bibir mereka bertautan erat. Si kakek mengulum bibir Yifei “Ckkk.. Ckkkkk… Ckkkkkhhhh…….” Suara berdecakan terdengar keras dari bibir mereka yang saling memangut dengan liar. Tangan Misdi menekan bahu gadis itu sampai kedua lutut Yifei tertekuk dan berlutut di hadapannya, tangan Yifei bergetar ketika meraih sebuah benda besar dan panjang di selangkangan laki-laki tua itu
“Ohhh, besar sekali..!! “Yifei berseru dalam hati, tangannya perlahan-lahan mengocok – ngocok batang kemaluan si kakek, bibir gadis cantik itu terbuka, lidahnya terjulur keluar mendekati selangkangan si kakek kemudian mengulas-ngulas buah pelir yang menggantung diselangkangan laki-laki tua itu, kemudian dikecupinya buah pelir si kakek, lidahnya begitu aktif membersihkan kemaluan Misdi, memangut-mangut batang kemaluannya yang semakin tegang serta membersihkan leher kemaluan laki-laki tua itu yang terkekeh-kekeh keenakan sambil membelai-belai kepalanya kemudian mulut Yifei terbuka lebar, setelah melumat-lumat kepala kemaluan si kakek Yifei memasukkan kepala kemaluan itu ke dalam mulutnya, diemut-emutnya kepala kemaluan yang semakin membengkak itu, Yifei semakin bersemangat mengoral penis itu ketika merasakan cairan-cairan gurih yang asin mulai meleleh dari lubang kemaluan si kakek
Laki-laki tua itu membopong tubuh Yifei, kemudian mendudukkan gadis itu di pinggiran ranjang, tangannya mengelusi paha Yifei yang mengangkang. Yifei menggigit bibir ketika merasakan tekanan kuat di bibir vaginanya, ia hanya dapat pasrah sambil berpegangan pada bahu si kakek, laki-laki tua itu terlihat antusias mendesak-desakkan kepala kemaluannya pada belahan vagina Yifei.
“Ahhhhh…..!! Oww that’s hurt…!!” Yifei merasa tenaganya bagaikan disedot oleh kemaluan si kakek yang mulai merobek-robek selaput daranya. Kepala Yifei terkulai lemas di bahu kanan si kakek, tubuhnya yang mulus mulai dibasahi oleh cucuran air keringat, ” Ennnnnngkk…. Akkkkkkkk Blukkkk!! ” Setelah menggeliat-geliat beberapakali berusaha menahan rasa pedih dan perih di selangkangannya, punggung Yifei roboh ke belakang, kedua kakinya terjuntai di pinggiran ranjang dalam posisi mengangkang.
“AHHHHHHHHHHHH…..! ” Yifei menatap si kakek, tatapan gadis itu seperti memohon agar si kakek berhenti menusukkan batang kemaluannya yang besar, berhenti membenamkan benda besar dan panjang itu kedalam lubang vaginanya yang mungil.
Harapan Yifei hangus begitu saja ketika si kakek menyentak-nyentakkan batang kemaluannya dengan kasar. Si kakek tampak bernafsu membenamkan kemaluannya sedalam-dalamnya menyodok lubang vagina Yifei. Tubuh mulus Liu Yifei terguncang-guncang hebat dalam hentakan-hentakan melody birahi yang menggebu-gebu, meluluhlantakkan kesadaran gadis itu hingga ia lupa diri dan menjerit keras-keras ketika merasakan batang kemaluan laki-laki tua itu menggenjot-genjot lubang vaginanya yang mungil dalam gerakan-gerakan yang kasar dan liar “AHHHH… AAAAAAAA!!!, AHHHHH”
Sedikit dari kesadaran Yifei bertanya-tanya, kenapa ?? Ahhh?? Apa yang sedang dilakukannya bersama seorang laki-laki tua asing itu ?? Mengapa dirinya sama sekali tidak dapat menolak keinginan laki-laki tua itu ketika si kakek dengan rakus menyantap kehangatan dan kenikmatan dari tubuhnya.
“Ahhhhh… ?? Crrr Crrrr Crrrrrr……” Apakah karena ini??, karena denutan-denyutan kenikmatan yang begitu mengasikkan untuk dinikmati dan diresapi, sebuah kenikmatan yang baru pertama kali ini dirasakan olehnya ??
“HE HE HE….., ” SAmbil terus menggenjot-genjot vagina Yifei si kakek meremas-remas dan mengelus-ngelus buah dadanya bergantian dari yang kiri pindah ke yang kanan, sesekali diremasnya kuat-kuat induk payudara Yifei sampai pemiliknya merintih lirih. Si kakek menengokkan kepalanya kebawah, batang kemaluannya yang bergerak keluar masuk menggasak lubang vagina gadis itu basah oleh cairan kewanitaannya yang disertai cairan berwarna kemerahan, darah perawan. Liu Yifei menatap si kakek dengan tatapan matanya yang sayu ketika pergelangan kakinya dicekal dengan kuat, kemudian direntangkan mengangkang selebar-lebarnya ke atas.
“Auhhhhh….!! Awwww…… !! Awwwwwwww…!! ” genjotan itu memang tidak kasar namun begitu dalam menyodok lubang vaginanya, si kakek menekankan kemaluannya yang besar, perlahan namun dalam, setelah merasakan batang kemaluannya mentok tertancap di dalam sana kemudian batang kemaluan si kakek mulai mengaduk-ngaduk lubang kenikmatan itu. Liu Yifei meringis, dadanya terasa sesak namun enak, tubuhnya terasa semakin hangat, terkadang ada aliran listrik yang membuat tubuhnya tiba-tiba tersentak
Pergesekan yang lembut itu membuatnya semakin terbuai dalam nikmatnya bersetubuh bersama si kakek tua dengan batang kemaluannya yang panjang dan besar. “Unnnnhhhhhhhhhhhh……!! CRRRR CRRRRRRRT ” Yifei hanya dapat melenguh panjang denyutan-denyutan itu terlampau nikmat untuk ditolak.
“AHHHH, AHHHHHH AHHHHHHHH ” Yifei menjerit keras , ketika si kakek kembali mengayunkan batang kemaluannya dengan kasar dan liar, tubuhnya terguncang tanpa daya, Yifei merengek-rengek kecil, entah dari mana Yifei belajar merengek-rengek dengan suara yang sangat menggairahkan.
Semakin keras rengekannya, semakin hebat dan kuat si kakek mengayun-ngayunkan batang kemaluannya, “Crepppp…, Creppppp,, Creppppp” suara becek itu terdengar keras ketika batang kemaluan si kakek bergerak keluar masuk dengan kencang dan kuat. Setiap tusukan membuat Yifei mendesah dan merintih. Tusukan-tusukan itulah yang membuat Yifei semakin dalam terperosok ke dalam jurang kenikmatan yang tanpa dasar, kenikmatan dari tusukan-tusukan kuat itu sulit untuk diukur, sulit untuk dilukiskan diatas kanvas kenikmatan.
“Ohh, Yesss, Yesssss….c’mon grandpa… fuck me” Yifei mendesah manja,
“Harder, Harderrrrr,!! O YEahhh Deeper…!! ” Yifei benar – benar sudah lupa diri, gadis cantik jelita itu berteriak-teriak dengan liar, ia ingin lebih nikmat lagi, lebih enak lagi, ingin digenjot lebih kuat dan kasar. “Cretttttt…. Cretttttt… Crettttttttt……Aww” Yifei memekik kemudian pasrah dalam tekanan batang kemaluan si kakek yang menggenjoti lubang vaginanya.
“Auhhh…..!! Yifei agak terkejut ketika si kakek tiba-tiba mencabut batang kemaluannya. Laki-laki tua itu mendorong tubuh Yifei ketengah ranjang kemudian membalikkan tubuhnya dalam posisi menungging di atas ranjang.
“Ohhhhh….., Ja Jangannnn Ahhhh……..”Yifei mengernyit kesakitan, kenikmatan itu berubah menjadi siksaan ketika lubang anusnya dirojok kasar oleh kepala kemaluan laki-laki tua itu.
“Nn NOooo!! HAAAAAAAAAAAAAAA………….” Lidah Yifei sedikit terjulur keluar ketika batang kemaluan si kakek menyodok memasuki lubang anusnya
“NOOOO, Pllease…..!! Heksssss……” Sebuah sentakan yang kasar dan kuat di lubang anusnya membungkam mulut Liu Yifei, hanya kepedihan yang kini dirasakan olehnya ketika batang kemaluan itu mulai masuk dalam gerakan menyentak-nyentak kasar.
Laki-laki tua itu semakin merapatkan selangkangannya sampai perutnya beradu dengan buah pantat Yifei yang lembut dan hangat. Kedua tangan laki-laki tua itu menarik tangan Yifei kebelakang kemudian mulai membetot dan membenamkan batang kemaluannya.
“AHHHHH, It’s hurting me, AWWWWWW “
“YEAh.., It’s Huurddd Bud Yu Will Len To lik It….. He He HE “Misdi tidak mau kalah ia menjawab dalam bahasa Inggris yang sudah dipermak habis-habisan olehnya sampai tidak berbentuk lagi.
Tubuh Yifei terdorong – dorong dengan kuat, bibirnya tidak berhenti meringis dan memohon, agar si kakek berhenti menyodominya. “AHHHHHHH…..!! “Mata Yifei melotot sambil menjerit keras ketika si kakek menyodokkan Batang kemaluannya dengan kuat dan kasar sampai amblas sekaligus, berkali-kali laki-laki tua itu mempermainkan Yifei, tangan Misdi merayap mencari-cari daging klitoris Yifei, setelah menemukan daging mungil itu tangan Si kakek memijiti klitoris Liu Yifei. Sebuah perpaduan antara rasa sakit dan rasa nikmat, sambil mendekap pinggul Yifei laki-laki tua itu menjatuhkan dirinya ke belakang, kepala Yifei terangkat ke atas ketika lubang anusnya menduduki batang kemaluan si kakek yang seperti sebuah tombak yang menghujam dengan paksa sedalam-dalamnya merojok lubang anusnya. Kedua tangan si kakek meraih tungkai lutut Yifei sebelah bawah kemudian menariknya membuka ke samping dan meletakkan kaki gadis itu mengangkang lebar, laki-laki tua itu mengendus-ngendus rambut Yifei yang lembut dan wangi. Tangan si kakek mendorong pinggul Yifei kemudian menariknya sekuat tenaga ,
“Ahhhhhhhh… Nnnoo Nooo,,, I’ll do it myself..”Yifei memohon memelas.
Lak-laki tua itu membiarkan Yifei melakukannya sendiri, Yifei harus belajar agar dapat memuaskan nafsu birahi si kakek yang tersenyum-senyum dengan gembira.
Laki-laki tua itu membaringkan tubuhnya, agar Yifei lebih mudah belajar,
“Plopp…!! ” Pada Saat si kakek lengah Yifei buru-buru mencabut kemaluan si kakek dari lubang anusnya.
“HEIIIIII……, Hemmmmm, Olrit, suit Yu Self, JUS RAPE MI!! “
Yifei mengarahkan kepala kemaluan si kakek pada lubang vaginanya
Yifei mendesis ketika merasakan batang kemaluan yang besar dan panjang itu mulai kembali membelah belahan vaginanya.
“Gud Bud, Gud But..” Misdi menepuk-nepuk bokong Liu Yifei kemudian mencubit gemas bokongnya agar Yifei segera memulai tugasnya.
Yifei mulai mengayunkan pinggulnya, si kakek juga mengangkat – angkat batang kemaluannya menyongsong datangnya hempasan vagina Yifei yang semakin lama menghempas-hempas dengan semakin liar.
“Oooo, YEAHHHHH It’s Feel So GOODDDD, AWWWWHHH….CRRR CRRRR” Gerakan Yifei terhenti.
Dengan kasar Si kakek mendorong tubuh Yifei kemudian dibalikkannya tubuh Yifei, “Jrebbbbb…, Jrebbbbbb….. Jrebbbbbbbbbb” laki-laki tua itu menyodoki lubang Vagina Liu Yifei, dihantamnya sekuat tenaga sampai berkali-kali Yifei memekik kecil kemudian terkulai lemas sambil merintih nikmat.
Semakin lama semakin keras Batang kemaluan si kakek menghantami lubang vagina Yifei.
“Awwwww…. Crrrr Crrrr Crrrrr…..”
“WADUHHHH….. KECROTTT CROTTTTT”
Yifei terkesima kaget ketika menyaksi tubuh si kakek berasap dan “Popppssshh”
“HAAAHHH ???!!!! KAMUU ???!!!” Yifei tambah terkejut ketika dihadapkan pada sebuah kenyataan.
Jagoan kecil kita merayap dan mengalungkan tangan mungilnya pada leher Liu Yifei sambil berbisik “Cici Yifei, memek sama bool cici, enak banget dechhhh….”
Liu Yifei tidak sempat berpikir lebih jauh, tubuhnya sudah terlalu letih, kecupan-kecupan Misdi mengantarkan Liu Yifei ke alam mimpinya, tidak berapa lama Misdi tertidur dalam pelukan Liu Yifei. Hari menjelang sore ketika Misdi membuka kedua matanya, wah, ada seseorang yang sudah membantu memakaikan baju jagoan kecil kita.
“Huppp…” Misdi bangkit dari atas ranjang dan melangkah keluar.
“Ehhhh, yang mana ya ???” jagoan kecil kita garuk-garuk kepala.
Ia melangkah mendekati salah seorang dari ketiga gadis kembar yang cantik jelita,
“Cici Yifei….” Misdi asal tembak sambil bergayut mesra ditangan orang itu.
“Apaan sihhh…!! ” si cantik menepiskan tangan Misdi.
Hemm, bukan dia, begitulah pikiran Misdi, pasti yang ini.
“Cici Yifeiii, ” Misdi kembali kecewa karena gadis itu tidak mempedulikannya.
“Hemmm, pasti nihhhh yang ketiga He he he” Misdi meletakkan telapak tangannya di lutut Yifei.
“HEIIIIII !!!! ” Misdi malah didorong menjauh.
“Koqqqq ?? ” Misdi menatap satu persatu wajah ketiga gadis cantik jelita itu
Jagoan kecil kita tampak stress, ia tidak mau kalau cuma “One Night Stand”
Kayak skandal-skandal yang sering muncul di TV. Misdi mengambil kursi dan naik keatas kursi kemudian berteriak
“PERHATIAN !!!, sekarang nggaku !!, siapa diantara cici bertiga yang tadi memperkosaku secara brutal dan liar menodai kesucianku !!! melahap kenikmatan dan kemulusan tubuhku ini ?????? “
“Tik.. Tuk.. Tik.. Tuk ” sang waktu tiba-tiba berjalan lambat
kemudian mendadak berhenti…………. Tingggggg…..!!!
Keempat orang diruangan itu saling memandang satu sama lain.
Hem , yang mana yak kira-kira ??
Ayo ada yang tahu nggak he he he??
Ceritanya sampe di sini dulu yak…
Hemmm , nggak kerasa udah eps 9
Mudah-mudahan
Bro/Sis Mupenger’s nggak pada bosen nich ^^
See u’ next eps
—————————————————————-
“He he he mulai sekarang kau adalah budakku mengerti ??”
Gadis cantik itu menganggukkan kepalanya, tatapan matanya kosong.
“HA HA HA HA….” Sang Dokter tertawa keras
Perlahan-lahan niat dan tujuan Dr Andre mulai berubah,
Semuanya demi hawa nafsu belaka.
Sementara dua Sosok tubuh berotot , tinggi besar dengan wajah mereka yang rusak tersenyum-senyum mendengar rintihan-rintihan kecil gadis cantik itu.
****************
keyeeennnn
konak abissss
Re: emang cerita Yohana unik, selalu ditunggu2 deh