Laman

Rabu, 16 November 2011

Bad Cop, Naughty Wife

SD a.k.a. Bang Sus

Sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku dulu, namaku sebut saja SD, ga usah sebutin lengkapnya, malu ah lagi ada skandal soalnya. Banyak orang mengatakan wajahku menyiratkan kelicikan, mataku sipit walau aku bukan Chinese, sipit yang kata ahli melihat wajah adalah guratan mata yang mengerikan karena mengandung aura jahat. Masa sih? Padahal aku gak seburuk itu kok, aku ini seorang polisi, gak korup kok, cuma nilep-nilep dikit lah, masa ga boleh sih, kan lumrah lah di negeri ini. Ya seiring naiknya jabatanku nilepnya juga tambah banyak lah, terima hadiah juga tambah banyak lah, kenapa? wajar kan? Ibaratnya orang semakin gede ya makannya juga semakin banyak kan? Dalam kesempatan ini aku akan menceritakan pengalaman seksku dengan seorang wanita, aku juga punya pengalaman seks dengan pria tapi gak akan kuceritakan disini, soalnya bukan tempatnya, nanti sama yang punya situs ga dimuat, nanti aja saya ceritakan di tempat lain di situs-situs gay, saya langganan kok di sana ok. Aku sendiri berkenalan dengan seks pada waktu usiaku 14 tahun di kampungku. Hmmm...sebenarnya agak malu juga menceritakan peristiwa ‘tragis’ yang merenggut keperjakaanku itu, tapi ya sudahlah terus terang saja. Aku kehilangan keperjakaan karena diperkosa...ya...diperkosa bukan memperkosa. Pelakunya adalah janda genit tetanggaku sendiri setelah mencekokiku dengan juice yang telah sengaja diberi obat tidur waktu aku silaturahmi lebaran ke rumahnya. Lalu kenapa kukatakan tragedi? Ya iyalah...kalau jandanya secantik Desy Ratnasari, Rachel Maryam, atau Olla Ramlan sih ya namanya berkah, tapi ini jandanya gendut kaya Pretty Asmara gimana gak tragedi coba? Sejak menjadi budak seks si tante gendut tetanggaku, aku jadi pemurung dan paranoid, orang tuaku mencoba mencari tahu penyebabnya tapi aku menyembunyikan dalam-dalam perasaan trauma itu hingga dewasa. Akhirnya aku lulus akademi kepolisian dan menjadi polisi, karirku cukup mulus, karena traumaku aku menjadi sangat berhati-hati dan pintar menyembunyikan sifat asliku. Waktu aku menjabat kapolda di suatu daerah aku dengan lantang mengatakan “jangan setori saya!”. Ya benar semua itu terlaksana, tidak ada yang nyetor padaku, tapi mereka memberikannya lewat istri saya, saudara saya, dll. Loh boleh dong, aku kan gak melanggar kata-kata saya, kan yang disetori bukan saya. Halal kan saya terima? Jangan sirik gitu ah! Aku juga suka seringkali mengajak berhubungan seks sesama jenis para polisi muda yang baru lulus dengan janji karirnya akan kunaikkan, itu memang kesenanganku, nikmat banget main dengan cowok-cowok muda berseragam itu, duh jadi horny bayanginnya aja. Dan selain itu aku juga seringkali menggoda istri-istri mereka yang cantik untuk juga kuajak main. Nah ini lah yang akan kuceritakan di sini.


Saat itu aku masih berumur pertengahan 30an dan masih perwira menengah. Sedangkan wanita itu namanya Veny, orangnya cantik sekali, kulitnya putih mulus, tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi serasi, buah dadanya agak besar montok pantatnya besar. Saat itu umurnya kurang lebih 28 tahun, dia sudah bersuami dan beranak 1 umur 5 tahun. Sejak dia gadis aku sudah kenal dia karena dia tetanggaku. Aku sering main ke rumahnya karena kebetulan Joni, suaminya, adalah rekanku sesama polisi. Rupanya dia tidak harmonis dengan suaminya karena si Joni memang agak egois orangnya. Veny kalau di rumah sering pakai celana pendek longgar sehingga pahanya yang putih mulus tampak menggairahkan sekali. Setiap kali melihatnya aku nafsuku sering naik dan sesekali ingin meremasnya, merabanya, serta menciumnya. Pokoknya aku kepingin merasakan kehangatan tubuhnya, aroma vaginanya juga pasti wangi. Kadang kalau aku lirik dia, ia balas tersenyum padaku. Aku pun makin sering main ke rumahnya ngobrol dengan Joni sambil menikmati kecantikan istrinya.

“Aah kapan ya aku bisa menikmatinya?? Kebelet aku mau merasakan tubuh indahnya itu apalagi kalau pas dia duduk cdnya kelihatan sedikit yang membuatku makin terangsang. Kadang aku bertanya-tanya, apa dia sengaja begitu untuk menggodaku? aku pun tidak tahu, kadang dia melihat tonjolan di celanaku lalu tersenyum. Apa hubungan dengan suaminya sudah separah itu? Suatu sore aku main ke rumahnya, biasa ngobrol dengan si Joni sambil liat-liat barang bagus hehehe. Saat itu dia baru selesai mandi dan dengan berbalut handuk saja dia keluar dari kamar mandi.

“Eh...Bang Sus (demikian orang biasa memanggilku), maaf ya!” katanya begitu melewat di ruang tamu melihatku ada di sana, nampaknya ia tidak tahu ada tamu, tapi kelihatannya juga ia sengaja menggodaku dengan penampilannya seperti itu.

Aku terpana melihat kemolekan tubuhnya yang putih mulus itu, sambil buru-buru berlalu dia masih sempat melirik nakal padaku sambil tersenyum. Kubalas senyumannya dengan penuh arti. Aku pamit sebentar sama si Joni untuk ke kamar mandi mau pipis. Hhhmmm...aroma tubuhnya yang harum masih terasa di kamar mandi yang masih hangat itu. Aku membuka resletingku dan mengeluarkan penisku, bukannya pipis aku malah mengocok penisku sambil membayangkan tubuh telanjang Veny. Terus kukocok sambil membayangkan bersetubuh dengannya hingga tak tahan lagi, aku pun akhirnya orgasme. Oohh...enak cret spermaku keluar membasahi tanganku. Puas aku rasanya. Cklik...cklik...tiba-tiba gagang putar kamar mandi berputar dan pintu terbuka. Aku terkejut dan buru-buru kutarik resleting celana dan kuperbaiki sabukku lalu berbalik badan. Di ambang pintu kudapati Nia, putri mereka, berdiri di situ dan bengong menatapku.

“Om Sus?” sapanya, “lagi apa? Itu di tangan apa? Yang putih-putih!?” tanyanya polos.

“Wadoh...ngahak!” makiku dalam hati, “ini kan air maniku, belum sempat kubersihkan gara-gara tuyul kecil ini nyelenong masuk gitu aja”

“Ooooh...ini minyak rambut, om pinjem punya papa hehehe!” jawabku berbohong.

“Loh...Nia, ngapain masuk sini, kan Om Sus lagi di dalem?” Veny yang sudah berpakaian menghampiri anaknya membuatku tambah tegang saja.


Veny
“Hahaha...ga apa-apa saya tadi lupa kunci pintu, jadi Nia kira gak ada orang!” aku tertawa berusaha menutupi kegugupan.

“Ooo ini Ven, bagi minyak rambutnya dikit ya, abis ini mau ke kantor lagi, supaya rapi gitu loh” kataku berusaha tetap tenang begitu menyadari Veny melihat tanganku yang masih berlumuran sperma.

Aku jadi serba salah ketakutan dan malu kalau dia tahu aku baru saja onani membayangkan dirinya, wah kalau dia sampai lapor sama suaminya mau ditaruh di mana ini muka. Agar ia percaya aku pun berbalik badan dan menghadap cermin, sambil menahan nafas, kuangkat tanganku yang berlumuran mani itu ke atas kepalaku dan mulai kugosok rata. Duuuhh...dengan menahan jijik aku terpaksa melakukannya di depan ibu dan anak itu.

“Sial...bah...sial!” omelku dalam hati meratapi nasibku yang harus memakai gel dari cairan produksi sendiri.

Setelahnya aku mengambil sisir dari saku celana dan menyisir rambutku yang menjadi agak lengket dan rambutku menjadi klimis seperti vampir, ini lah yang menjadi model rambut trade markku hingga kini untuk mengingatkan diriku pada insiden memalukan ini.

“Nah udah rapi, beres!” sahutku dengan senyum dipaksakan.

Lalu aku pun kembali ke ruang tengah ngobrol dengan Joni, Veny sekarang ikut duduk di depanku sambil melirik padaku dan tersenyum, aku serba salah malu menatapnya. Apakah dia tahu apa yang kulakukan tadi? Aku terus bertanya-tanya dalam hati

”Sus diminum kopinya!” kata Joni.

”Bang Sus sudah dak haus pa,tadi sudah minum di belakang!“ kata Veny menggodaku.

Makin malu aku dia menyindirku lalu si Joni pamit mau mandi. Inilah kesempatan aku bicara dengan Veny, tapi aku sulit untuk mulai bicara. Lalu dia duduk mendekatiku, aroma tubuhnya yang baru mandi terasa wangi sekali

“Abang jorok ih masa peju digosokin ke rambut?” bisiknya dengan senyum nakal

Jreenngg....mukaku langsung memerah malu, jadi dia tahu...pantes dari tadi senyum-senyum saja ”abang ngocok di kamar mandi bayangin aku kan?” lanjutnya sambil tangannya meraba tonjolan celanaku

Betapa terkesiap aku karena dia begitu berani meremas remas selangkanganku. Rupanya dia senang memangnya binal sehingga aku makin dapat angin, walau kesal juga harus memakai gel ‘sperma’ pada rambut sendiri.

”Ven...apa maksud kamu?” tanyaku pura-pura.

“Hihihi...abang belum mau ngaku juga nih? Kalau abang kepengen kenapa ga minta aja?” tawanya nakal sambil terus meremas selangkanganku sehingga penisku makin keras.

“Minggu depan Bang Joni dinas ke luar kota” katanya pelan

Aku tahu kata-kata itu merupakan isyarat sehingga ku pun tidak malu-malu lagi mulai mengelus paha mulusnya.

“Ssttt...nanti aja ya Bang, Bang Joni udah mau selesai kayanya” katanya tersipu sipu sambil duduk menjauh dariku takut ketahuan sama suaminya.

”Ven kamu kalau maen sama Joni kenapa? dia ga bisa puasin kamu?” tamyaku makin berani saja.

”Ndak pernah Bang, dia kalo maen langsung tancep aja” katanya mulai berani terus terang dengan suara pelan.

Dia pun mulai bercerita tentang kehidupan seksnya yang hambar dengan Joni, aku ngangguk-ngangguk mengerti, pantas ia begitu gatel dan binal. Tak lama, Joni pun keluar dari kamar mandi dan aku pamitan dengan alasan mau ke kantor. Sampai di rumah aku buru-buru turun dari mobilku ingin segera mandi membersihkan rambut ini dari cairanku sendiri.

“Pa...papa pakai apa hari ini? Kok baunya aneh?” tanya anakku

“Diem kamu!” jawabku kesal sambil buru-buru masuk ke kamar mandi.

Aku langsung membilas rambutku bersih-bersih di dalam sana. Doh...benar-benar sial dan memalukan sekali hari ini. Tapi rasanya semua itu terbayar sebentar lagi karena Veny sudah menunjukkan sinyal positif. Aku sudah membayangkan bercinta dengan istri temanku yang bahenol itu, tidak sabar aku menanti hari itu.

##############################

Seminggu kemudian

Joni akhirnya dikirim tugas ke luar kota, pada malam harinya jam tujuh kucoba menelepon Veny.

”Ven, Joni udah keluar kota kan, bisa Abang ke sana sekarang?”tanyaku.

”Ada apa emangnya Bang?” jawabnya pura-pura tidak mengerti.

”Ah ndak cuma mau ke sana aja, aku baru selesai patroli nih, sekalian jenguk istri teman”

“Hehehe...Abang pasti ada maunya ya? Tapi ya oke, Abang ke sini aja, temenin saya” jawabnya dengan suara dibuat mendesah sengaja menggodaku

Wah rupanya dia mengerti maksudku. Dengan girang aku menuju ke rumahnya. Senang sekali hari ini, sebelumnya aku baru saja dapet setoran dari pemilik night club sekarang bakal dapet cewek cantik pula. Sesampainya di sana kulihat Nia, anaknya, lagi main PS, Veny menyambutku dengan tersenyum. Saat itu ia pakai kaos gombrong dan celana pendek longgar yang biasa dipakai untuk tidur, ia terlihat makin cantik dan menggairahkan saja.

”Main game apa Nia? wah seru ya?” aku basa basi sama anaknya,

”ya om ini aku main game baru, sulit om aku diajarin ya” lalu aku coba ajari dia main game,

”wah om bisa ya,aku diajarin ya.”

Aku duduk di sampingnya, Veny mendekatiku berdiri di samping belakangku. Aku makin senang, wangi tubuhnya tercium sekali. Tangannya ditaruh di pundakku makin dirapatkanya, payudaranya sengaja ditekannya ke punggungku dan pahanya menyentuh sikutku. Kuelus pahanya dengan sikutku sampai naik ke atas dekat selangkangannya yang lembut dan hangat. Dia rupanya menikmati perlakuanku sehingga makin ditekannya wilayah selangkangannya ke sikutku. Wah makin berani aja perempuan ini, main ‘api’ di dekat anaknya sendiri.

”Abang nakal ih, jadi terangsang aku nih! Tanggung jawab loh!” bisiknya pelan di telingaku.

Lalu kuraba dari belakang pantatnya terus ke pangkal pahanya. Kuelus elus selangkangannya, lembut dan hangat sekali kulitnya. Tanganku diarahkannya sama dia ke vaginanya. Celana dalamnya terasa basah, dia sudah terangsang berat rupanya.

”Liat kan Bang, udah basah gini” bisiknya keenakan.

Saat itu Nia sudah asyik dengan gamenya, matanya tertuju ke TV dan tangannya asyik memencet-mencet joystick. Sehingga aku dapat lebih leluasa menyusupkan jariku masuk ke dalam cd Veny. Kuraba vaginanya yang berbulu lebat, aku sudah tidak sabar ingin menjilatnya sekarang juga, tapi masih ada anaknya. Nampak Veny berusaha keras agar tidak mendesah, vaginanya yang kukocok semakin berlendir hingga akhirnya ia menarik tanganku keluar dari celananya dan berkata mau ke kamar mandi mau dulu untuk pipis. Kucium jariku yang basah oleh cairan kewanitaannya lalu kuemut. Sambil menunggunya aku kembali ajarin Nia main game.

Cukup lama juga Veny ke belakang, setelah Nia kembali asyik dengan gamenya, aku pun menyusul ke sana. Ternyata dia sedang di dapur membuat kopi. Aku mendekati Veny yang membelakangiku diam-diam dan langsung kupeluk dia kucium lehernya, dia tertawa geli dan meronta pelan, tubuhnya lembut dan wangi. Ia menengokkan wajahnya melumat bibirku. Akhirnya impianku selama ini menjadi kenyataan juga

”Bang ntar ah, nanti tumpah nih” katanya sambil meronta.

Aku tidak menghiraukannya dan terus menggerayangi tubuhnya, mulutku juga terus menciumi leher jenjangnya itu.

”Ih abang napsu banget sih, Nia kan masih belum tidur” katanya tersipu sipu.

“Hehehe...berarti kalau Nia udah tidur kamu mau dong Ven?” godaku yang dijawabnya dengan senyum nakal

Lalu kami kembali ke depan, dia suruh anaknya untuk cepat tidur.

”Nia sana bobok gih, dah malem, besok sekolah!”

”Ntar ma lagi seru nih, belum tamat mainnya”

Tak sabar Veny rupanya, kali ini dia bentak Nia.

”sudah cepet bobok besok lagi mainnya, om juga mau pulang!” katanya bohongi putrinya.

”ya bener, besok lagi om ajarin ya, om mau pulang sekarang”. kataku supaya dia cepat tidur

Aku sudah tak sabar mau main sama mamanya. Lalu Nia pun beranjak tidur masuk kamarnya. Setelah yakin anak itu masuk ke kamarnya, kupeluk Veny dengab mesra di ruang depan, kucium bibirnya dengan bernafsu. Dibalasnya lumatanku dengan tidak kalah liar, lidah kami saling bergelut dan liur kami saling bertukar, enak rasanya nikmat sekali. Belum pernah aku rasakan cewek mulus seperti ini. Betul-betul nikmat. Kini kupangku dia dan kuciumi lehernya, belahan dadanya wangi sekali aroma tubuhnya. Kuangkat tangannya dan kucium ketiaknya, halus putih mulus hangat dan wangi. Tak puas-puasnya aku mencium wilaya itu sampai hidungku tenggelam di sana. Kuremas remas payudaranya setelah kaosnya kulepas. Payudaranya yang montok putih dengan putingnya yang merah muda sungguh indah rupanya. Kulumat gunung kembar itu sehingga ia menggelijang terangsang.

”Oooh enak Bang, geli, terus Bang cium ketiakku, cium tetekku, isep Bang!” erangnya keenakan.

Makin nafsu saja aku melumat tubuhnya, kapan lagi dapat kesempatan ini. Kunikmati sepuas puasnya kehalusan tubuhnya tak perduli dia istri temanku. Sambil kurabai pahanya, pangkal pahanya yang halus dan hangat lalu selangkangannya kuelus-elus. Veny mendesah makin tak karuan, lalu kurebahkan dia sofa dan kucium pahanya yang putih mulus itu terus naik ke atas pangkal pahanya. Dibukanya kakinya lalu kucium selangkangannya, enak hangat dan lembut wangi, kuciumi wilayah kewanitaannya sepuasku lalu kucium vaginanya yang sudah sangat basah,

”Uuuhhh....aaahhh....aaaahh” desahnya dengan tubuh menggelinjang.

”enak Ven?”

“enak bang, cepet dijilat nonokku bang, jilat sepuas kamu!”.

Kukuakkan celananya yang longgar itu hingga kelihatan vaginanya yang putih mulus. Rambutnya sedikit, bibirnya tipis merekah merah indah sekali. Belum pernah aku lihat vagina begini mulusnya lalu kucium cium aromanya yang wangi. Kumasukkan hidungku ke belahan vaginanya, sungguh nikmat aromanya. Kumasukkan lidahku sampai ke dalam lalu kumainkan menjilati bagian dalam.

“ooh ennaaak enak trus jilat isep, terussss ooh aku mau pipis rasanya mau keluar bang!”

Cairan vaginanya memancar deras. Aku tidak meyia-nyiakan kesempatan ini, kunikmati air vaginanya yang gurih itu, puas aku.

”Bang, aku belum pernah nonokku dijilati gini sama dia lo, baru kali ini abang yang gituin nonokku. enak lo aku bisa keluar, lega rasanya” rayunya.

Memang bodoh si Joni, vagina begini enak dia tak mau nikmati pikirku. Mau aku memiliki dia, kawini dia kalau belum punya istri supaya aku dapat menikmati vaginanya tiap hari. Oh Ven kamu memang cantik sekali, cemburu aku sama si Joni jadinya. Penisku makin tegang mau ngecret rasanya dikocok olehnya.

”Bang...itunya aku isep ya? aku pengin ngerasain itunya Abang”.katanya

Lalu dia bangkit duduk di lantai dan dibukanya celanaku, cdku dipelorotnya, penisku sudah tegang sekali.

”Wah Bang gede lo ini, kepalanya kelihatan semua” katanya kagum melihat penisku yang sebenarnya hasil berobat ke Mak Erot, tadinya sih cuma segede spidol yang biasa dipakai anak-anak untuk menggambar. Mahal memang biaya untuk membesarkannya jadi seperti ini, tapi biar deh, toh duitnya juga kudapat dari setoran para pemilik tempat hiburan atau dari bagi hasil ‘prit goban’ dari para anak buahku hehehe...halal dong, kan bukan hasil ngerampok. Kata Veny punya si Joni lebih kecil dan kepalanya tertutup karena belum disunat. Sambil diremasnya dengan lembut, diusap usapnya ke pipinya dan ke lehernya, tanpa ragu-ragu dia mulai mencium nya.

”Hhhmm mantep, keras juga bang“ katanya terus menciumnya

Untung aku tadi sudah mencucinya sehingga baunya wangi, kalau tidak dia bisa trauma dan kehilangan mood bercinta karena dia belum pernah begini sama si Joni. Kini mulai dijilatnya kepalanya, lobang kencingku juga dijilatnya, geli nikmat rasanya aku digitukan,

”enak juga ya Bang, asin rasanya aku baru kali ini jilati kontol.”

“oh enak jilat terus Ven ,dikulum diisep Ven “kataku keenakan lalu tanpa ragu kepala penisku mulai dimasukkan ke mulutnya dan dikulumnya serta digigitnya dengan bibirnya, dikenyotnya sambil dimasukkan separuh ditariknya naik turun sambil lidahnya menjilati kepalanya.

Wah enak sekali senang juga penisku dimanjakan seperti ini, mau nanti aku keluar di dalam mulutnya supaya tertelan spermaku dan makin senang dia padaku. Separuh penisku telah masuk ke mulutnya. Ia begitu bergairah, tak puas-puasnya dia melumatnya. Lama sekali dia memainkan penisku sampai aku merem melek dan mendesah-desah tak karuan dibuatnya

Walau baru kali ini dia melakukan oral seks, tak ada rasa jijik sama sekali. Diurutnya penisku dengan bibirnya sambil diputar-putar, caranya makin pintar melumat penisku seperti di film-film porno,mungkin dia tiru dari situ. Aku menikmati sekali tak tahan aku ahirnya mau keluar.

”Ven abang maaauu keluar lo...di keluarin di mulut ya?” pintaku.

”he eh keluarin aja Bang, ndak apa-apa aku malah mau banget”.

ooh ohh huu croot rasanya enak karena pas mau keluar dia menyedotnya dengan keras, terasa spermaku disedot habis keluar banyak sekali spermaku di mulutnya. Ditelannya spermaku yang bercipratan itu.

”Ven, ditelen ya spermaku?”.

”ya.tak telen semua enak lo rasanya sperma itu,aku baru ini ngerasain, ndak apa-apa kan?” katanya,

”ndak apa, itu buat obat awet muda kok, aku juga tadi telen air memekmu kok enak sekali hehhee”

Puas rasanya penisku digitukan sama dia, makin senang aku padanya, pintar juga dia memuaskanku, kucium pipinya

“Ven, aku puas sekali digitukan tadi, kamu senang juga memekmu aku jilat-jilat?” rayuku.

”ya Bang aku puas,enak sekali, kapan-kapan aku pengin ngentot ya?”.

”ya aku juga pengen maen, tapi sekarang ndak bisa, aku dah keluar, punyaku jadi lemes,” kataku padahal aku mau merasakan vaginanya.

”Ven maen jepit aja ya, supaya kontolku tegang lagi”, kusuruh dia berdiri kumasukkan kontolku di sela sela selangkangannya.

Dijepitnya sambil kugesek-gesek maju mundur, enak juga karena basah vaginanya jadi licin, dia juga keenakan sambil memelukku dan menjilat leherku. Penisku sudah terasa berdiri lagi kena jepitannya, kucoba masuk vaginanya tapi agak sulit hanya kepalanya yg masuk. Ahirnya aku tak tahan keluar sedikit, membasahi vaginanya. Sebetulnya aku mau keluar di dalam sana supaya spermaku tertanam di tubuhnya.

”ooh,enak, abang sudah keluar ya?” tanyanya.

Puas aku tak terbayangkan aku akhirnya dapat menikmati tubuh istri temanku sendiri. Petualanan seks yang berbahaya seperti ini yang justru mengasyikkan. Veny memang beda dari PSK yang terjaring razia yang pernah kuajak main.

####################################

Setelah kejadian itu, Veny makin binal saja sifatnya. Aku pun makin sering main ke rumahnya. Di depan si Joni sikapnya biasa-biasa saja padaku tapi dia curi-curi senyum nakal padaku. Aku masih ingin menikmati tubuhnya lagi, tapi belum ada kesempatan lagi. Sudah hampir 2 minggu si Joni tidak keluar kota, aku hanya dapat memuaskan nafsuku dengan istriku yang membosankan atau dengan bawahanku yang sesama jenis. Hingga akhirnya suatu sore Veny menelepon aku.

”Bang, main ke sini dong, aku lagi sendirian sekarang” katanya manja.

“lo,si Joni kemana? Apa dia keluar kota?” tanyaku.

”Ndak, dia sama Nia lagi pergi ke mall mau beli cd game”.

Wah ini kesempatan aku dapat main denganya lagi walau sebentar saja tak apa-apa karena aku sudah kepingin banget, rupanya dia juga kepingin. Aku langsung menuju ke rumahnya. Setiba di sana setelah menutup pintu langsung kupeluk dia, kucium pipinya, kulumat bibirnya. Dia balas memagutku dengan tak kalah liar

”Bang aku kangen lo, aku pengen maen lagi”.

Lalu aku berlutut di depannya, kuciumi pahanya yang mulus dengan napsu. Kukuakkan celananya terus naik ke atas ke selangkangannya. Dia tak pakai cd, sudah siap rupanya. Kuciumi dan kugeseki hidungku di selangkangannya, lembut halus dan hangat wangi, nikmat sekali. Makin kunikmati cium selangkangannya, enak sekali terus mulai kucium vaginanya

”Bang enak...geli,see nikmmmat banget, jilat cepet aku ndak tahan om” erangnya.

Kujilat vaginanya yang mulai basah, kulumat dengan bibirku dan kuhisapi lendirnya, kukulum kelentitnya dengan bibirku juga kukenyot dan kuhisapi sehingga makin menggelinjanglah tubuhnya yang sudah bugil di bawah

”aaaduuh enak Bang, itilnya diisep dong, terus isep itu, uuuhhh sedapppp“.

Satu kakinya dinaikkan ke atas kursi sehingga makin leluasa aku menjilatnya, kujilat dari bawah ke atas. Kujilat juga bibir dalamnya hingga lidahku masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Makin banyak lendirnya keluar, tak kusia-siakan semua itu, kusedot saja sebanyak-banyaknya lalu kulepaskan celananya yang masih menyangkut di pahanya. Kusuruh dia berbalik untuk kuciumi pantatnya yang putih mulus. Kujilat belahannya

“Aaawww...geli ih Bang....aaahhh!” desahnya sambil bergidik kegeliaan pantatnya kujilati.

Anusnya pun kujilat dan kulumat dengan bibirku, enak juga rasanya, halus lembut dan aromanya enak, pasti ia sangat telaten merawat daerah kewanitaannya seperti merawat tubuhnya

“Bang...aku dak pernah, ituku dijilat, ndak jijik Bang?” katanya.

Tanpa menjawab aku terus menikmati anusnya, kusapu dengan bibirku. Memang aku pun sebelumnya belum pernah jilatin anusnya cewek, tapi kalau anusnya laki-laki aku pernah melakukannya, bahkan banci juga aku pernah, banci yang terkena razia gitu loh. Aku mau jilatin karena anusnya dia bersih dan lembut. Wah aku membayangkan bagaimana kalau si Joni tahu anus istrinya kujilat jilat gini,apa dia ndak marah pikirku nakal, jangan-jangan dia mengeluarkan pistolnya dan langsung memberondongku dengan peluru. Aku selama beberapa saat memberi kepuasan padanya dengan menjilat anusnya yang mungkin bagi dia suatu kenangan yang tak terlupakan.

”Bang, enak banget, Abang nakal banget ya, sampe mau jilati anusku”.

”Hehehe....ya Ven abis enak sih” rayuku sambil memencet putingnya.

“Bang sekarang entotin aku ya, pengen nih udah gatel”.

Aku melepas celanaku lalu kududukkan dia di meja makan dengan kaki mekangkang. Vaginanya merekah merangsang sekali. Sekali lagi kujilat jilat vaginanya lalu penisku kugesek-geserk ke lubang senggamanya. Tak lama kemudian...sleeeb masuklah kepalanya

”Uhhh....dorong terus Bang!!”

Kudorong terus sampai masuk penisku, setelah itu dia kuturunkan dari meja makan dan duduk di pangkuanku. Kupeluk dia dan kulumat payudaranya, kucium ketiaknya . Sementara Veny mulai menaik turunkan pantatnya. Wah enak sekali, hangat vaginanya benar-benar terasa, penisku terasa dipijat-pijat di dalam sana.

”uuh uuh seeee eees enak aanak Bang...memekku rasanya sesak, kontolnya besar sekali Bang”

Memang terasa vaginanya sempit sekali berkedut kedut karena punya si Joni katanya lebih kecil.

”enak sekali, terasa sekali kontol Abang sampe di perutku, belum pernah aku maen sama duduk gini....aaah enak!!”

Kunikmati genjotannya, tubuhnya terus naik turun berkali kali. Sungguh nyaman rasanya penisku seperti diurut, digoyangnya kiri kanan maju mundur diimbangi sama empetannya. Sebentar saja aku mau keluar rasanya, vaginanya sudah amat basah pertanda ia sudah orgasme,

”Ven aku mau keluar, kukeluarin di dalem mau ya?” pintaku, aku kepingin sekali spermaku tumpah di dalam tubuhnya.

”ya Bang, keluarin di dalem supaya lebih enak”.

Penisku terasa makin menegang dan berkedut-kedut sudah akan mencapai puncaknya. Crooot....akhirnya kulepas spermaku di dalam rahimnya. Enak sekali sensasinya, kutuntaskan sampai habis semprotan spermaku. Lega rasanya kenikmatan ini. Spermaku sudah tertanam di tubuhnya. Aku paling senang bila berhasil menyelingkuhi istri seseorang, ada kepuasan tersendiri dalam hatiku, mungkin dampak psikologis dulu aku diperawani oleh si tante gendut itu. Setelah itu ku pakaikan lagi pakaiannya sambil kucium dia dengan mesra,

”Gimana Ven? kamu puas ya sayang?” bisikku .

”he eh Bang, enak sekali aku sampe orgasme berkali kali, belum pernah aku rasakan kayak gini kalau sama Bang Joni” balasnya

Lebih gila lagi ia malah dia mengusulkan kami main di hotel kapan-kapan supaya bisa leluasa menikmatinya seharian.Memang akupun mau mengajak dia kehotel supaya kami bisa leluasa menikmatinya tapi terpaksa aku harus menolak yang satu ini karena kalau ketahuan aku sebagai aparat melakukan seperti itu habislah aku, apalagi selama ini aku telah berhasil menanamkan citra diriku ‘bersih’ di tengah masyarakat. Lebih aman di rumahnya ketika sepi seperti sekarang ini, terutama ketika Joni sedang di luar, aku pun cukup tahu jadwal temanku itu sehingga lebih mudah mengaturnya. Sejak itu aku lebih sering ke rumahnya pura-pura ngobrol sama suaminya, padahal aku mau lihat si Veny. Dia makin senang kalau aku datang lalu sembunyi-sembunyi dia senyum-senyum padaku sambil berbisik

“aku seneng kalo abang ke sini, aku kalau lihat Abang terangsang aku, inget kalo kita maen gila”.

Aku pun juga terangsang kalau lihat tubuhnya yang sering dibungkus pakaian yang minim. Pernah waktu si Joni lagi mandi dia minta main sebentar di dapur sambil berdiri.

”Bang ayo bentar aja, dimasukin cepat!” katanya sambil melorotkan celananya dan cdnya,. posisinya membelakangiku sambil agak nungging.

Sebelum kumasuki aku cium dulu vaginanya dari belakang dan kujilat jilat supaya basah. Lalu kumasukkan kontolku, sleeeeeb. Kuenjot enjot keluar masuk. Enak juga penuh sensasi maen sembunyi-sembunyi gini, selagi suaminya mandi, istrinya aku setubuhi di dapur,

”Aaahh...terus dorong masuk ee.aaaduh enakhh”.

Kugoyang-goyang dan kutusuk sampai dalam lalu kuputar-putar di dalam terasa penisku mengaduk-aduk vaginanya. Dia makin menikmati adukanku, penisku terasa diurut-urut, enak sekali licin dan lancar keluar masuknya. Akhirnya dia orgasme dengan rintihan pelan sekali takut kedengaran si Joni. Lagipula kedengarannya Joni sudah mau selesai mandi, wah aku belum keluar juga tanggung jadinya, maka dengan cepat kucabut penisku, kunaikkan celanaku. Veny juga dengan cepat menaikkan celananya. Buru-buru aku menuju ruang depan. Setelah itu dia masuk kamar mandi, tak lama kemudian ia keluar lagi dengan sikap biasa. Baru sebentar main catur dengan Joni, ia pamit ke toko sebentar mau beli rokok katanya. Kesempatan ini segera kupakai menghampiri Veny yang sedang duduk menonton TV di ruang itu. Dengan gerakan kasar karena buru-buru kudorong dia hingga terbaring di sofa, celananya kulepas dan kukeluarkan penisku. Kugenjot dia dengan sangat cepat karena sebelum suaminya pulang, agak tegang juga aku melakukan itu karena cukup berisiko. Tidak sampai lima menit aku pun keluar, cret...crett...spermaku menyembur di dalam vaginanya.

“Udah puas sekarang?” tanya Veny tersenyum nakal.

“Hehehe...lega, tadi kebelet banget belum puas” jawabku sambil membetulkan celanaku.

Waktunya sangat tepat karena 2 menit kemudian pintu pagar terbuka dan Joni pulang.

######################################

Satu minggu setelahnya, Veny memintaku datang lagi ke rumahnya karena si Joni keluar kota bersama putri mereka ikut neneknya bermalam di rumahnya. Senang sekali aku, tak sabar kutunggu malam tiba. Pastinya nanti kami bebas bercumbu rayu. Dia menyambutku dengan mesra, sungguh seksi merangsang penampilannya malam itu, dia memakai daster tipis dan tak pakai bh, kelihatan cdnya warna hitam dari balik pakaian itu. Rupanya dia tahu kalau aku makin bernapsu kalau dia pakai cd. Kupeluk dan kupangku dia, kucium bibirnya, bibir kami saling melumat dengan penuh nafsu. Kuisep liurnya, kusedot lidahnya sambil kuremas remas payudaranya. Kucium ketiaknya yang harum. Aku paling senang mencium ketiaknya yang halus itu, kucium dan kubenamkan hidungku di sana. Sambil kami saling merayu seperti orang pacaran, katanya dia senang aku dapat memanjakannya, dia mau saja jadi istriku karena dengan si Joni dia tidak puas dan sering bertengkar. Sayangnya itu tidak mungkin terwujud, selain karena aku sudah beristri, citraku bakal jatuh nantinya. Lalu kuajak dia masuk ke kamarnya, kurebahkan di atas ranjang dan kucium kakinya, betisnya dan pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, putih dan lembut sungguh mulus sekali. Kucium sampai ke atas ke pangkal pahanya. Dia merasakan kenikmatan sambil mendesah lalu kucium selangkangannya yang paling aku senangi. Dia juga senang sekali kalau kucium selangkangannya, katanya dia makin terangsang. Kunikmati kehangatan dan kelembutan selangkangannya yang harum..Aku tak bosan-bosannya menciumnya walau keadaan sudah basah malah makin napsu aku menciumnya. Kuisep isep cdnya dan kunikmati kebasahannya, lalu kutarik dengan mulutku sedikit kucium bibirnya dan lobangnya. Kujilat jilat belahan memeknya lalu kubalikan badannya kucium pantatnya kubuka pantatnya kucium, kugesek-gesekkan hidungku ke belahan pantatnya

“Abang emang pinter muasin aku, ohh ciumin terus pantatku!” desahnya

Kupuaskan mencium pantatnya yang semok itu. Kujilat cdnya dan kulumat dengan mulutku. Kupeloroti cdnya sampai lepas dia menungging kujilat lagi vaginanya naik ke atas lalu kujilat anusnya. Makin mengelinjang dan merintih kenikmatan dia kujilat daerah itu, kusapu anusnya dengan bibirku sambil kumasukkan jari ke dalam vaginanya. Kukilik-kilik dalamnya, sungguh suatu kenikmatan luar biasa katanya sampai lendirnya keluar banyak sekali. Kemudian kami berposisi 69 karena dia mau melumat penisku, mukaku makin terbenam di pantatnya. Senang aku dapat leluasa menikmati vaginanya. Kutampung vaginanya dengan mulutku sambil kusedot dan lidahku bermain di dalamnya. Penisku dilumat lumatnya dengan cepat dikocoknya dengan mulutnya sambil diisep isep terasa penisku kayak disedot vacum cleaner. Serasa kami melayang layang menikmati kenikmatan ini. Seandai nya si Joni tahu aku sedang melumat vagina istrinya dan istrinya melumat penisku, pasti dia akan marah besar aku akan ditembaknya sampai bolong-bolong tubuhku dan Veny pasti akan dicerainya, begitu lamunanku. Hampir satu jam kami saling melumat kemaluan masing-masing sampai mukaku basah tak karuan entah berapa banyak cairan vaginanya kutelan, dia juga menelan spermaku dengan lahapnya. Kurebahkan dia telentang, kakinya dibuka lebar dan diangkat, kugesek gesek kepala penisku ke lubangnya supaya aku terangsang dan tegang lagi.

Tak sabar dia agar aku segera memasukinya. Penisku sudah mulai keras dan kumasukan sleeb blees,enak sekali kumasukkan sampai dalam sambil kakinya dilingkarkan ke pinggangku ikut menekan supaya masuk lebih dalam sambil dia merintih rintih manja. Makin bernapsu aku dengar rintihannya, dengan gemas kulumat payudaranya. Ketiaknya kuciumi terus kiri kanan. Makin nikmat rasanya enjot-enjotan sambil mencium ketiaknya, napsuku makin mengebu gebu. Kubalik badanku sekarang dia di atas makin seru dia bergoyang. Payudaranya bergantung bergerak gerak, kulumat dan kuhisap putingnya. Makin dalam peinsku masuk tambah ditekannya vaginanya seolah olah masih kurang panjang penisku,sambil merintih rintih melepas kenikmatannya sampai orgasme berkali kali. Kami sama-sama berkeringat, makin asik makin licin tubuh kami berdua. Kuhirup keringatnya yang wangi keringatku juga dijilat jilatnya, ketiaknya kujilat keringatnya. Sungguh 2 kenikmatan tiada tara. Tubuh kami betul-betul menjadi satu bergelut dalam berahi dan kenikmatan. Akhirnya kami orgasme bersamaan. Dia amat puas sekali katanya, dia makin cinta samaku mau kawin denganku dan cerai sama Joni, lagi-lagi aku harus menolaknya dengan banyak alasan. Kami akhirnya tertidur sebentar karena kepayahan, dia tertidur di atasku dengan penisku masih berada di dalam tak boleh dilepas karena dia mau tertidur dengan barangku di dalam barangnya. Sungguh nyenyak tidur begini sehabis tenagaku terkuras. Setengah jam kami tertidur, lalu dia mau main lagi katanya, dia mengajakku mandi bersama. Sama-sama telanjang kugendong dia masuk kamar mandi, kucium bibirnya. Kami mandi di bawah siraman shower yang hangat, kusabuni tubuhnya sambil kugerayangi

”Bang sudah keras lagi nih, dimasukin ya!”. dia menungging minta dimasukkan dari belakang

Bibir vaginanya yang merah muda itu siap menerima penisku lagi. Aku pun sudah siap memulai ronde berikutnya. Kugesek gesek dulu penisku ke lobang vaginanya, lalu kudorong masuk hingga amblas sampai mentok. Himpitan vaginanya sungguh sempit dan enak sekali. Kutarik keluar masuk kuputar putar di dalam, selangkangannya kuelusi, kelentitnya kupilin-pilin.

“Aaahhh....asyik Bang, geli, enak!” erangnya

Pantatnya maju mundur mengimbangi goyanganku tambah nikmat rasanya. Kemudian dia rebahan di lantai dengan pantat masih diangkat, aku setengah jongkok lalu kuenjot enjot makin mantap rasanya. Tak lama kemudian kami ganti posisi, aku telentang dan dia di atasku. Lalu dia naik jongkok di atas penisku, dituntunnya penisku ke lubang vaginanya, diusap usapkan ke lubangnya hingga rasanya geli. Setelah masuk kepalanya lalu ditekan ke bawah sampai masuk semua,dia jongkok naik turun, kelihatan penisku keluar masuk di vaginanya dan makin basah dengan cairannya. Ia menggenjot tubuhnya naik turun sambil diputar putar,mengaduk aduk di dalam terasa berdenyut. Kulumat payudaranya dan kumasukkan semua ke mulutku, kujilat dan kusedot putingnya membuatnya makin mengerang kenikmatan, vaginanya juga makin banjir. Aku pun serasa melayang menikmatinya. Dengan gaya ini makin bebas dia menggoyang pantatnya sambil kuremas remas payudaranya. Dua puluh menit kemudian, ahirnya spermaku nyemprot lagi. Kami terbaring lemas di kamar mandi dengan penuh kepuasan

#######################################

Tahun demi tahun berlalu, Veny belakangan ikut Joni yang dipindah tugaskan ke luar pulau. Beberapa tahun yang lalu mereka akhirnya bercerai karena ketidakcocokan mereka semakin dalam, putri mereka ikut dengan ibunya. Tak lama setelah bercerai, Veny sendiri menikah lagi dengan seorang bule Amerika dan diboyong ke negara suaminya. Sedangkan aku, walau rumah tanggaku dengan istriku semakin dingin kami tidak bercerai, karena malu dan demi anak-anak. Aku beberapa tahun belakangan jatuh hati dengan sesama jenisku, ia seorang petugas pajak, sebut saja namanya GT. Aku begitu tergila-gila dengannya, tampangnya yang imut-imut bangsat juga dengan gayanya di ranjang yang memuaskan hasratku pada sesama jenis. Dia begitu terbuka padaku sampai aku tahu banyak mengenai dirinya yang terlibat mafia pajak, ia sering memanipulasi pajak dari klien dan keuntungannya masuk ke kantongnya sendiri. Karena cintaku padanya aku dengan sukarela membackingnya. Kami sering bercinta baik di rumahnya atau pernah juga di kantorku bila situasi memungkinkan. Kadang aku yang menyodominya, kadang dia yang menyodomiku, pokoknya asyik deh. Hingga akhirnya suatu saat setelah oral seks singkat di kantorku, aku mengutarakan perasaan hatiku padanya. Tapi betapa hancurnya hati ini mendengarkan bahwa dia menolak cintaku yang tulus padanya. GT berterus terang bahwa ia sebenarnya sudah mencintai seseorang lain, orang itu adalah AB, konglomerat kaya dan politisi busuk yang sangat berpengaruh di tanah air. Ia mengaku terus terang bahwa ia sangat mencintai AB dan AB pun mencintainya walau mereka tidak bisa benar-benar bersatu secara sah karena hukum dan situasi sosial di negeri ini. Ia juga minta maaf padaku karena selama ini seperti memberi harapan padaku untuk mendapatkan cintanya. Aku benar-benar marah, sedih, dan terluka, aku mengusirnya dari kantorku saat itu juga. Tak lama kemudian aku terkena kasus dan diselidiki oleh KPK dan DPR, karena masih memendam amarah pada GT, aku membuka semua skandalnya ketika dalam penyidikan. Sejak itulah nama GT yang tadinya tidak dikenal publik mendadak jadi seperti selebritis yang nama dan fotonya menghiasi media cetak dan elektronik. Setelah penyidikan yang bertele-tele ala negeri ini akhirnya GT dan aku pun divonis hukuman penjara. Kami bertemu lagi di penjara, dan entah mengapa waktu itu kemarahanku sirna ketika bertemu dengannya. Aku langsung memeluknya dan menangis tersedu-sedu. Yang kuinginkan hanyalah bersama dengannya, tapi bagaimanapun GT tidak bisa menerimaku. Di situlah aku menyadari GT benar-benar tulus mencintai AB. Dan akhirnya aku menyerah tidak bisa mendapatkan cintanya, tapi kami masih tetap bersama di penjara ini, dan kami masih sering berhubungan badan sesama jenis setiap ada kesempatan. Bahkan sempat ikut liburan bersama GT ke Bali mencuri-curi kesempatan dengan menyogok petugas penjara. Untung waktu nonton turnamen tenis itu aku sakit kepala dan terpaksa tinggal di hotel dan tidak menyertai GT, kalau tidak fotoku yang memakai wig gimbal dan kacamata berbentuk bintang yang sudah disiapkan pasti ikut tersebar di media. Baiklah sekian dulu tulisanku dari penjara, semoga mupengers puas.

By: Susan Lonte
============================
16 komentar Post your own or leave a trackback: Trackback URL
  1. sutikno mengatakan:
    Pertamax…..malam minggu dapet updatean terima kasih bos shu……
  2. jay_shon mengatakan:
    mantep the firsth
    bos shu kok veny-nya ga kliatan mukanya….??
  3. gash mengatakan:
    Kereeennn… Malem minggu dapet bacaan baruu…
    ceritany agak standar sih.. tpi tetep menarik untuk dibaca…
    Lanjutkan… Hahahahhaha
  4. kentung mengatakan:
    lebih ketat dong bos shu..
    Masak kata2 suka sesama jenisnya diikutin juga.. Jadi agak bete.. :(
  5. juragan_geblek mengatakan:
    Sama komennya yang diatas ane gan.jangan dibawa maho2nya.disensor aja bos Shu..
  6. tri marwa mengatakan:
    biasa-biasa saja, tapi dari pada tidak ada ? lumayan
  7. begundal mengatakan:
    kurang greget. Btw ni kan orang2 negara tetangga
  8. Budayawan XXX mengatakan:
    Cerita Gay nya knp di ceritain detail jg??
    Kegiatan nge gay nya juga?
    Bener2 bikin ilfeel boss…
    Sorry, comment boleh doonk….
    Ttd,
    Imut – imut bangsat…. wkwkwkkkk….
  9. slamet mengatakan:
    Maaf ya bos………….
    dari semua cerita anda yang pernah saya baca inilah karya terjelek anda. Maaf saya terpaksa jujur, karena Saya berharap anda akan kembali dengan cerita2 karya terbaik anda.
    Maaf ya Bos
  10. adhietcr mengatakan:
    maaf jg nie bos….cerita nya aq beri bintang 1 dr 5 bintang….
  11. ThaNaTos mengatakan:
    Ini apa karena KBB udah kehabisan cerita2 bermutunya ya ^_^
  12. Kaplosek mengatakan:
    Lapor kumendan, itu cerita maho ga usah ditulis disini lha, kita yg normal kan pingin senang2 bca cerita hot…
    yuk dilanjut mbak Tia, Sarah n tante Lindanya… yg nakal2 gitu deh..
  13. begundal mengatakan:
    master2 KBb pada kmn ya?
    Bos joe ma naga langit lama ga nelurin cerita
  14. peneliti mengatakan:
    ini si lebih menjurus ke utk politik dari pada cerita nya .
  15. Pemburu Jilbaber mengatakan:
    Ada yang bisa bikin cerita Nadilla Ernesta nggak?
    Itu lho model yang berpose syur pake bikini n topi polisi…
  16. black market mengatakan:
    tuh kalo pejunya dijual jd minyak angin juga kagak laku apelagi buat minyak rambut hahahahahahaha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar