“Ra, congrats ya say.. tempat neduh barunya,”
canda seorang wanita yang wajahnya tidak asing bagi pembaca majalah-majalah
khusus pria dewasa.
Aura dan wanita itu melakukan ‘toast’ gelas
di tangan mereka, di rias dengan manis tawa keduanya. Malam ini Aura Kasih merayakan
pesta di sebuah kondo tempat kediaman barunya, lantaran lagu yang dibawakannya meledak
di pasaran. Ia undang seluruh kerabat dan beberapa anggota keluarga di acara
special ini. Pesta berlangsung meriah meski sederhana, Aura gembira meski ada
sesuatu mengganjal di hati kecilnya. Malam semakin larut, kolega beserta family
pamit satu per satu.
“Say, aku nginep dong.. temenin kamuu, yah?,”
teman Aura tadi melontar tanya.
“Boleh, but not tonight yah… ada acara
khusus, hihi” jawab Aura dengan kerlingan mata genit.
“Cie ciee.. pasti ada yang mau ehem malam
ini, haha.” Keduanya tertawa, Aura langsung menggelitik pinggang teman yang
meledeknya itu. “Tapi kemana Ra gacoan lo.. kok nggak kelihatan?”.
Aura langsung menggeser slide Black berry Torch
9810 nya ke atas, “iya dia bilang lagi ada bisnis sebentar sama Om Punjabi..
terkait film layar lebar baru nya,”
Teman
Aura itu hanya ‘Oo…”. Padahal di BB-nya, Aura membaca pesan yang sudah sedari
siang mengatakan kalau pria yang tengah digossipkan dekat dengannya (untuk
mengaburkan opini massa bahwa kemunculannya sebagai artis bukan simpanan
pejabat) akan telat hadir, dan Aura me-reply ‘tidak usah datang saja karena sudah
pada pulang’. Tentu kehadiran nya memang hanya agar massa berpendapat, ‘oh ya
benar kehidupan Aura sebagai artis normal.. punya pacar’, jadi percuma saja
sia-sia jika tidak menghasilkan opini demikian.
“Jadi lo mau pesta sendiri niih.. ‘gak
ngajak-ngajak,” ledek temannya lagi. Aura kembali menggelitik gemas pinggang temannya
itu.
“Hmm, oke deh…next time ya Ra”, wanita itu pamit
cipika cipiki sekiranya cukup bersenda gurau dan beberapa temannya ikut pamitan
pulang.
Aura Kasih |
Kehampaan mulai menyelimuti Aura. Kemewahan
terkadang tak selalu mampu bahagiakan seseorang. Tanpa orang yang kita kenal
dan kita sayang disekitar, semua akan terasa hambar, begitulah yang dirasa Aura
kini. Aura menyibak tirai jendela, nikmati kerlap-kerlip cahaya lampu kota metropolitan yang terlihat
dari kondo, membuat
damai hati. Namun tiga ketukan pintu buyarkan lamunannya, jantung penyanyi
seksi itu berdegup keras seketika, tahu siapa orang tersebut. Tibalah acara
khusus dimaksudnya tadi, yakni pemerasan tubuh yang dilakukan supir pribadinya yang
sudah berlangsung lama. (Baca : Aura Kasih ‘the Rising Star’, by Fanfic Holics). Ceklek!, pintu
terbuka dengan sendirinya. Sesosok pria tua buruk rupa tersenyum begitu mesum
di balik pintu, air liur lelaki tua itu meneretes ke lantai lihat sang artis ‘si
seksi’ Aura Kasih membuka pintu dengan gaun minim. Namanya Rudiman, disapa Pak
Rudi oleh Aura.
“Non, giliran Bapak pesta nih he he he. Mari
bercinta Non Aura, Slurp!”, mata Pak Rudi menyapu tubuh Aura dari kaki hingga
ujung rambut, diakhiri jilat bibir bagai pemburu menatap mangsanya.
Ingin Aura pergi..berlari.. lepas bebas dari
siksaan birahi terbang di angkasa bagai merpati. Tapi, apakah ia mampu menolak
sesuatu yang nikmat diterima tubuh? Selalu mendapat orgasme berulang dimana
tiada pernah ia dapati dari produser ataupun pejabat Negara yang mem-booking? Tentu
tidak jawabnya.
***
“Mari bercinta denganku.. nana-nana-nananana..
ayo ikuti irama!,” Aura bernyanyi seraya melenggak-lenggok tubuh seksinya, tapi
kali ini ia melakukannya bukan di atas panggung, tapi di atas kasur.. dimana Pak
Rudiman tidur merebah di bawahnya. Otomatis tentu celana dalam jenis apa dan warna
apa yang dikenakan Aura, Pak Rudi dapat melihat jelas. Sambil disuguhi tarian
erotis Aura, Pak Rudi onani.
“Ulang lagi Non nyanyi nya dari depan!
lepas cangcut nya!,” suruh Pak Rudi dengan tatapan keras, seolah perintah itu
mutlak seperti seorang atasan pada bawahan. Tidak boleh ditolak, harus
dikerjakan.
Aura hanya bisa menghela nafas, kartu As
berupa foto-foto aib buatnya tak punya pilihan lain. Ia angkat naik bagian bawah
gaun malam merah marun nya sedikit, hanya dengan dua jari ia tarik turun CD mini
warna hitamnya, langsung melorot turun dengan sendiri dari tungkai paha sampai
mata kaki lantaran kulitnya begitu licin dan halus. CD Aura mendarat tepat di
atas wajah Pak Rudi karena memang selangkangannya sejajar vertical.
“Hmhh..wangi Non cangcut nya…apalagi
memeknya ya, hihihi. Hmh Hmhh,” Pak Rudi langsung menciumi CD yang ber-aromakan
vagina Aura Kasih itu. “Kayak ada lendir basah-basah gini sih Non..? apa Non Aura
keluar peju ya..terangsang striptis di tonton Bapak? Hak hak hak hak.” Pak Rudi
terus mengejek, pipi Aura bersemu merah jambu.
“Ngg.. nggak kok Pak, bukaan!” Aura
berkilah.
“terus apa dong.. kalo bukan peju memek?
masa’ air pipis.. kecut dong? Hehehe, tapi nggak deh.. pipis Non Aura juga
pasti manis hihihihi,” Pak Rudi terus membuat Aura merasa malu.
“Ayoo eh.. joget lagi!,” hardik si tua itu
dengan suara sedikit keras. Aura yang takut langsung menjalani perintah. Sambil
malu-malu, Aura terus menari di atas Pak Rudi. Sesekali penyanyi seksi itu
merapatkan paha lantaran vaginanya dapat terlihat jelas. Pada akhirnya, Pak
Rudi memaksa Aura meregangkan lagi kedua belah kaki jenjangnya lebar-lebar.
Bahkan sesekali Aura diisengi dengan bibir vaginanya disentuh atau di toel
sampai Aura mendesah lirih.
“Cukup Non! Ayo sini.. memeknya duduk di
atas muka Bapak, leh leh leh hihihi,” suruh supir bejat itu sambil lidah
melet-melet seakan tak sabar untuk menjilat.
“Ahhh…Pak, Ahhhhh… emhh”. Aura keenakan di
jilmek. Ia tumpu kedua telapak tangan ke belakang di perut Pak Rudi, lalu menggoyang
pinggulnya. Pak Rudi jadi seperti di jejali vagina wajahnya oleh Aura. Ia
tersenyum mesum di selangkangan tahu majikan seksinya sudah tenggelam dalam
lautan birahi.
“AAHHHHHH!!,” Aura mendesah keras-keras
luapkan kenimatan orgasme. Pak Rudi langsung menyeruput habis cairan cinta yang
mengalir keluar. Aura melejang-lejang, sementara wajah Pak Rudi semakin bahagia
terbenam di selangkangannya.
Selesai orgasme, Aura langsung ambruk rebah
di atas tubuh Pak Rudi, nafasnya terengah-engah. Ia rasakan di samping pipinya
persis penis Pak Rudi yang mengacung tegak. Siap mem-penetrasi liang cintanya. Puas
membuat kewanitaan Aura nge-crit nge-crit, Pak Rudi kembali mengejek,
“Enak ya Non? Hehehe keluarnya sampe begitu
banget, hak hak hak hak.”.
Aura hanya dapat diam, bahkan hingga Pak
Rudi menyerang lagi dengan cumbuan Aura juga tak berbuat apa-apa. Ia pasrah
total. Bagi Aura, tubuh seksi dan wajah cantiknya sudah merupakan bagian gaji
supir yang harus ikhlas diberikan.
“Non
Aura dandan *Sruuup*, seksi betul malem *cup!* ini. Pasti *Sruup!*, sengaja
biar Bapak *Sruuph!*, lebih..*Sruuuph!*, napsu..iya kan?”. Aura tidak menyahut,
bagaimana mungkin?. Ia rebah di ranjang dengan dada diremas dan dihujani ribuan
kenyotan rakus. Mana baru saja orgasme lagi.
Tepat disampingnya ada piring kecil berisi
sepotong kue sisa acara pesta. Kue itu di oles ke payudara Aura untuk di lahap
disitu. Laparnya birahi Pak Rudi membuat gunung kembar Aura kemerahan oleh sebab
bukan hanya dijilat dan dikenyot, tapi juga digigit kecil-kecil lantaran gemas
pada toket Aura.
“Sruuup, cep cep nyooot…nyoot Ahhh….pas
susunya, huak hak hak”, bandot itu senang bukan main berkuasa atas dada montok
majikan ngetop.
Disingkapnya bagian bawah gaun malam Aura untuk
mengoles kue ke paha dan vagina. Aura mencakar pundak Pak Rudi karena jari
tengah bajingan tua itu mengobok-obok lubang vaginanya, vagina pun kembali
banjir seketika.
“Hmmhh... wangi memeknya kemana-mana… memek
artis sih ya..beda hihihihi,” ejek Pak Rudi.
Aura tambahan menggeliat berdesis nikmat ketika
kue yang merata di paha putihnya di jilat habis. “Leep, Ahhh…enyak enyak! Paha mulus
rasa coklat, hak hak hak,” Aura terus di-lecehi.
“Whuaa.. ketemu lagi sama memek Non Aura. Kali
ini ditambah coklat, hihihihi.”, Pak Rudi membuka lebar mulut persis di depan
vagina Aura
Aura cuma menggeleng kepala maksudnya
tidak,
“Aaa..” Pak Rudi meledek,
sengaja belum melahap vagina mungil Aura yang sudah pasrah jika di jilmek, “Aam..emm..
gurih-gurih manis! hihihi, Slurp! Slurp! Shrrrrrrp!,”
Aura melepas erangan seksi sekeras mungkin sambil menjambak rambut kaya uban
Pak Rudi. Siksaan birahi yang dilancarkan lelaki tua itu begitu dahsyat.
Aura lagi-lagi kena jilmek penuh nafsu,
sampai-sampai ia merasa kewanitaannya hilang, habis di mangsa. Cairan cinta Aura
membludak keluar vagina tak terbendung oleh sebab orgasme. Pak Rudi tertawa cekikikan
lihat Aura blingsatan lagi, lantas ia menggoda, “Yaah.. dia keluar lagii. Non
Aura bener-bener suka ya di jilatin memeknya? Ayo ngakuu..hihihi, Bapak juga
suka sama memek Non kok.. Hmhh, cup.cup, Sluuurp! Shrrrrrp!”.
Pak Rudiman menyeruput juice vagina Aura
Kasih hingga hanya tersisa bercak ludah di sekitar vagina. Masih belum cukup,
tubuh Aura dibalik telungkup. Bagian belakang terbuka Aura itu di olesi juga oleh
Pak Rudi dengan kue mulai dari punggung, pantat, paha hingga betis dan
menjilati bagian tersebut hingga mengkilap air liur.
Begitu bernafsu Pak Rudi pada pelantun lagu
‘Mari Bercinta’ tersebut. Piring kue kosong lantaran kue habis. Lidahnya
melaksanakan tugas bersih-bersih dengan baik, bagai induk kucing memandikan
anaknya. Aura menggelinjang diperlakuan demikian, seolah tubuhnya begitu di inginkan
untuk dinikmati. Pak Rudi sengaja berlama-lama menyerang bagian belakang Aura tersebut.
Vagina Aura juga kembali kena sasaran jilat lidah dari belakang karenanya, membuat
gairah Aura cepat kembali naik.
“Cup.Ahhh.. waktunya ngentot Non Aura, ayo
nungging! memeknya Bapak mau sodok dari belakang ‘Plak!,’ heh heh,” Pak Rudi memerintah
Aura seperti pelacur yang di beli-nya saja.
Aura yang sudah terangsang pasrah diseret
ke tepi ranjang. Pinggul seksinya diangkat tinggi-tinggi. Dua detik kemudian,
Aura merasa belahan kemaluan nya digesek kepala penis. Ia menggoyang pinggul seraya
berkata,
“emh, Pak.. cukup! jangan permainkan aku!.”
Pak Rudi tersenyum menang mendengar itu, jelas bahwa Aura sudah dalam genggaman.
Gerbang surga Aura di rentang lebar-lebar
Pak Rudi. Aura meremas sprei menanti detik-detik penis Pak Rudi membelah vaginanya,
‘slep..! slep..! slep..!’ perlahan namun pasti, penis Pak Rudi menyeruak masuk
vagina. Tiba-tiba saja ‘JLEBB!,’
“AHH.. nggh!!,” Aura mengerang.
Dengan iseng Pak Rudi menyodokkan sisa
batang penis ke vagina Aura Kasih hingga mentok, tertancap mantap dalam-dalam.
“Oooookh… memek artis emang.hgh.. bedaa! ohhh..
ohh.enak! sempit!”, wajah Pak Rudi minta ampun jeleknya menikmati jepitan
vagina awal persenggamaannya dengan sang artis, Aura Kasih. Ia cengkram erat pinggang
Aura, lalu bergerak brutal hingga tubuh Aura dibuat terpental-pental karenanya.
Erangan, desahan dan lenguhan mereka berdua membahana di kamar kondo yang cukup
luas tersebut.
Pak Rudi berjongkok setengah berdiri di
ranjang, dengan ini dia melanjut entotan. Posisi ini buat dirinya serasa
berkuasa dan gagah dalam menyenggamai Aura, buahkan erangan nikmat bersuara
lantang bagi Aura berkali-kali oleh sebab penis menyodok over dalam. Pantat
Aura yang nungging menantang semakin lama semakin rendah karena terus dihujam,
sampai akhirnya harus telungkup. Namun demikian, insting wanita buat Aura tetap
angkat pinggul menyambut sodokan. Suara tepukan pantat sekal dan biji zakar
terdengar kencang sekali. Aura menggigit bantal dan menarik sprei hingga kusut.
Sama seperti kusut rambutnya, wajahnya dan vagina-nya. Kepala Aura bergeleng ke
kanan dan kiri, rambutnya kian awut-awutan, peluh membuat kulit putihnya
mengkilap. Keadaannya demikian seksi, jika saja Pak Rudi tidak menenggak jamu
pria, tentu spema nya sudah muncrat dari tadi. Pak Rudi menjambak rambut
panjang Aura. Racauannya jorok, sodokan-sodokannya kasar terhunus dalam di
penghujung ejakulasi. Suara menggeram-nya kian lama kian keras. Aura merasakan
penis lelaki tua yang tertancap ketat vaginanya itu semakin keras dan berkedut seakan
tak lama lagi mau muncrat. Aura terhentak ke belakang, rambutnya ditarik hingga
kepalanya terdongak ke atas. CROOT!!!. Pak Rudi sampai pada klimaksnya. Dia
kelojotan menikmati tiap semburan air mani yang memancar di vagina Aura Kasih. Aura
mendesah panjang bukan orgasme dari persetubuhan, melainkan sebuah kepasrahan
total. Perkosaan yang tak mampu ditolaknya, malah dinikmatinya. Liang senggama
artis-nya yang mahal dan berharga, yang tidak sembarang orang dapat merasakan, dinikmati
cuma-cuma oleh Pak Rudiman supir-nya, bertubi-tubi ditembaki mani hingga mani
meluap keluar seusainya. Pak Rudi tersenyum puas lalu ambruk di ranjang menindih Aura setelah
kecrotan sperma selesai. Aura merasa ngilu sekali di selangkangan lantaran liang-nya
lama di gali penis yang suka dengannya. Ia hampir terlelap kelelahan melayani
nafsu gila supirnya itu, dengan mata kriyep-kriyep, terdengar kata-kata bandot itu,
“memek Non Aura enak banget, Bapak ketagihan
nih… jangan tidur dulu Non! Bapak kepengen ngentot lagi.”.
-# #-
Mata Aura terbuka sedikit demi sedikit,
siuman karena wajahnya diciprati air. Ia ketahui dirinya telanjang bulat di
bath tub sekarang, dimana Pak Rudi berdiri di sebelahnya juga tanpa busana dan
tersenyum mesum ke arahnya.
“Non
Aura, Bapak mandiin ya?,” kata Pak Rudi seraya memutar keran shower.
Aura yang tadinya merasa lemah lesu tak
bertenaga, menjadi kembali segar oleh guyuran air. Lekuk-lekuk tubuhnya yang bak
gitar Spanyol berkulit putih, bertambah seksi dengan adanya butiran-butiran air
melekat.
“Tetek nya Non montok banget, soy asooy...”,
Pak Rudi meremas-remas payudara Aura dengan gemas.
Tangan hitamnya mengembara di ‘Gunung’
kembar besar nan kenyal Aura, Aura berdehem-dehem menahan gerayangan Pak Rudi
setengah hati. Puting Aura mencuat ke atas tanda ia menikmati toketnya di jajah
tangan brengsek supirnya.
“Oooh.. Paak.. sudah Paak!,” pinta Aura
lirih ketika putingnya menjadi korban puntiran.
Pak Rudi malah kian gemas, ditariknya puting
Aura keras-keras ke atas hingga Aura pun mendesah lantang lantaran daerah super
sensitive wanita-nya itu diperlakukan demikian. Aura menghempas ke samping kedua
tangan, ia merasa percuma menahan aksi tangan supirnya yang bernafsu bejat. Dadanya
membusung, pasrah ikuti kemana puting di tarik dijadikan objek mainan. Pak Rudi terkekeh
lihat kepasrahan Aura yang dikerjainya hanya diam dan menikmati. Mulut Pak Rudi
terbuka lebar,
“Hap!”, toket Aura tertangkap.
Dada montok Aura dikenyotnya habis-habisan
seolah ingin ditelan saja. Aura menggelinjang tak karuan, kakinya grasah-grusuh
dalam bath tub. Kepala Pak Rudi membenam di antara kedua gunung salju
Aura. Digesek-gesek ke pipi seolah massage saja. Puas memainkan payudara
Aura ke wajah, Pak Rudi kembali berdiri. Aura menatap supirnya itu begitu gagah,
seakan ia berada dalam kendali. Penis Pak Rudi yang mengacung salah satu penyebabnya.
“Kocokin pake’ toket Non!!”, suruh Pak Rudi
semena-mena.
Aura segera menjalankan perintah, ia jepit
dan kocok penis dengan payudaranya. Pak Rudi keenakan, sesekali ia dorong
kepala Aura ke penis minta di cium atau di jilat. Tak tahan dengan kenyalnya
toket, enak oral dan seksinya ekspresi Aura, Pak Rudiman menggeram laksana
kerbau jantan, “CROOOT!! CROTT!! CROOTTT!!,” air mani nya bermuncratan. Cairan
putih pekat melekat penuhi sekujur wajah Aura. Pak Rudi tertawa puas melihat wajah
Aura Kasih belepotan sperma nya. Sesudah itu Aura di mandikan. Khusus malam ini
Pak Rudi tidak pulang ke kontrakan. Sepanjang malam hingga pagi Aura ia setubuhi.
***
Keesokan harinya.
“Mari, ber.U-huk.uhuk.uhuk !”, Aura
terbatuk ketika sedang warm out sing. Seorang pria tampan berpakaian formal mendekati
dirinya.
“Kenapa kamu?”.
“Nggak, gapapa…lagi serek aja, kemaren
sempet flue dikit terus pilek…gini deh jadinya” kilah Aura beralasan, pria itu
hanya balik menasehati Aura untuk beristirahat yang cukup dan menjaga kondisi.
Padahal bukan itu yang menjadi sebab. Dalam
perjalanan menuju studio latihan, Pak Rudi menyuruh Aura ‘karaoke’ dan
menenggak maninya. Bagaimana tidak membuat rusak pita suara? serak saja sudah
syukur. Sperma masih menyisa di langit-langit mulut, dan Pak Rudi melarang
keras Aura minum. Ia ingin Aura bernyanyi dengan sperma di kerongkongan. Sambil
duduk di kursi bulat berputar, Aura meneruskan nyanyi semampunya.
“Ok, cukup latihannya !”, pria tadi yang
merupakan Manager Aura langsung meng-awali tepuk tangan.
Semua orang yang cukup banyak ada disitu
menyambut ajakan tersebut agar Aura terhibur. Aura membalas dengan senyum
manis, tahu kalau itu hanya untuk buatnya tetap semangat.
“Ra, kalau gitu aku duluan ke Bandung
ngatur tempat konser ya. Kamu nyusul malam ini kan?”, pria itu mengingatkan
Aura akan jadwal kegiatannya.
“Bandung?”.
“Lho, lupa?. Itu, ada perusahaan pembuat baju
yang ingin menggunakan kamu sebagai model. Mereka menggelar acara dimana kamu
konser di dalamnya. Yaah.. konser kecil-kecilan.. tapi fee dari mereka lumayan besar!”.
“Ooh, iya yah. Maaf Ka’, akhir-akhir ini
aku banyak masalah, jadi suka nggak konsen,” keluh Aura, dengan masalah yang
dimaksud adalah pergolakan batin antara menikmati pemerasan seksual Pak Rudi
atau melaporkan hal tesebut, dengan konsekuensi aib terbuka ke muka umum.
“Masalah apa sih ?. Kamu belum cerita nih
kayaknya”.
“Engg.. Nggak, gak usah. Disana aja deh..
‘ntar”.
“Ok deh, janji ya.. kamu bakal cerita”.
“Iya janji. Jadii, aku ke Hotel ***** dulu
ya kalo nggak salah. Baru besok paginya baru breaving di tempat konser ?”.
“Sip, nah itu inget. Kamu istirahat aja
dulu. Aku udah booking tempat yang privacy kok disana, jadi kamu bisa *ehem*
sama yayang kamu hihihi”.
“Iih, nggak lah… katanya dia lagi ada
jadwal syuting. Jadi ‘gak bisa nemenin aku, sebel deh” keluh Aura manja.
“Hahaha, kasihan yang bakal kedinginan. Ok
deh, aku tunggu disana ya.. bye”. (Dingin ? ‘gak mungkin… Pak Rudi !?), Aura
membatin.
Ia berjalan menuju mobil operasional
keartisannya. Dimana telah menunggu Pak Rudi si supir cabul yang siap
membukakan pintu. Melihat parkiran sepi, saat Aura lewat hendak duduk,
sempat-sempatnya Pak Rudi menepuk pantat. Kontan Aura merengut kesal. Pak Rudi
tertawa lihat Aura tak berdaya dipermainkan olehnya. Di dalam mobil juga, masih
saja melontarkan pertanyaan berbentuk pelecehan.
“Gimana Non suaranya, tambah merdu?”.
“Jangan gitu lagi ah Pak! latihan-ku jadi berantakan”.
“Huak hak hak hak. Maap Non, iya deh lain
kali ‘ndak”. Sambil berbincang, tangan Pak Rudi ikut ‘berbincang’. Sepanjang jalan, Aura habis digerayang.
Mereka tiba menjelang maghrib. Aura membuka
pintu kamar dan berbenah di dalam. Pakaian sudah rapih, namun dirinya yang
perlu dibenahi lantaran Pak Rudi datang mengacak-acak. Berulang kali Aura katakan
bahwa ia perlu istirahat, namun Pak Rudi masa bodoh. Nafsunya seakan tak pernah
habis. Melihat Aura berpakaian lengkap saja ‘Rudi junior’ bangun, apalagi tanpa
busana, jadilah Aura disetubuhi terus menerus.
“Bapak tunggu di bawah ya Non, makasih
memeknya huak hak hak hak” tawa Pak Rudi, menutup reseleting celana dengan
ekspresi puas, setelah tabungan sperma habis di transfer ke rekening (memek)
Aura. Meninggalkan Aura di ranjang telanjang bulat dengan vagina menganga penuh
sperma.
Ternyata waktu konser, tak ada ruang bagi
Pak Rudi untuk dapat setubuhi Aura. Hanya dalam perjalanan saja, itupun cuma
oral seks. Disana Aura disibuki fans yang minta tanda tangan dan foto bersama. Sang
manager pun
selalu mengawal kemana Aura pergi, Pak Rudi pun berakhir hanya dengan onani. Sepulang dari
konser seminggu di Bandung, tiba di Jakarta, Pak Rudi langsung todong Aura
punya memek. Aura kesal namun tak berdaya. Kesal lantaran tubuh malah menikmati
perkosaan bukannya menolak. Sementara Pak Rudi tertawa keras keluar kamar apartemen dengan ekspresi
puas, puas melampiaskan nafsu binatang-nya yang sempat tertahan beberapa waktu.
***
Ting
!, pintu lift membuka.
“Met malem Neng Aura yang cantik, mau
kemana nih.. seksi betul?,” sapa satpam yang menjaga pintu utama Apartemen.
“Oh, biasa… Dinner with someone,” sahut
Aura tersenyum tipis, senyum dan jawaban yang menyembunyikan suatu hal.
“Boleh ikut ‘gak? hehehe”.
“Gak boleh hihihi”, mereka bersenda gurau.
“Ya udah mas, ditungguin nih. Daah…”.
“Oh iya Neng, sejak balik dari luar kota.. di
atas nemuin kejadian aneh nggak?”.
“Nggak tuh, ada apa emangnya?”.
“Oo, ya sudah bagus deh.”
“Ada apa sih Mas?”
“Nggak. Ituuu… anuu…”.
“Anu, anu apa?”.
“Tapi si Neng jangan takut ya? nanti pindah
lagi…”.
“Pindah apa maksudnya.. nggak deh, apaan
sih? Cepat dong.. jangan bikin penasaran!.”.
“Saya sebenernya disuruh tutup mulut sama
Bos ke semua orang, khususnya artis-artis yang ada disini! takut pada berubah
pikiran!” si satpam berbisik.
“Nggak kok, janji deh…”, kata Aura
penasaran.
“Ya udah, gini ceritanya. Jadi.. selang dua
hari Neng pergi keluar kota, tetangga seberang kiri kamar Mbak persis, kamar
no. 213.. penghuni nya meninggal secara misterius”.
“Misterius..?? misterius gimana?”.
“Posisi matinya tidak normal. Duduk di
lantai tapi seperti orang dikejar sesuatu, kepalanya menoleh hingga patah,
ekspresi mukanya ketakutan. Hiiy, serem deh pokoknya,” bulu kuduk Aura serentak
bangun mendengar cerita yang di utarakan.
“Yaah, mas nakutin aja deh”, Aura meremas
baju si penjaga Apartemen.
“Naah.. Neng udah janji ya, ‘gak bakal
pindah meski saya cerita. Yang lebih menakutkan lagi”, tiba-tiba HP Aura
berdering. Ia melihat nick ‘Supir maniak seks’ di layar, langsung saja pergi
tanpa pamit. “Neeng, masih ada lagii…”, sayang suara itu di telan bumi. Pesan
penting tersebut justru tidak sampai ke telinga Aura.
Di perjalanan, jantung Aura masih berdegup
kencang. Pak Rudi melihat sesuatu yang lain dari majikannya.
“Ada apa Non seksi?” kok sepertinya tegang?
Hmm,” Aura diam sejenak, menarik nafas lalu bercerita apa yang di dengarnya
tadi.
Reaksi Pak Rudi hanya ‘Oo… ‘ndak usah
takut, kan ada Bapak hehehe” katanya sok, tangannya beraksi meremas payudara
Aura setelah mengoper gigi.
Ketika lampu lalu lintas merah, payudara
montok Aura disambar mulut rakus toket itu, meninggalkan jejak liur di sekujur dada.
Jika lampu hijau, payudara jadi mainan jari tangan.
“Paak, emhh..kalo gitu Ahhh…mulai malam
ini, ssh..Bapak ssh..nginep aja di apartemen ya? temanin aku. Nggak usah
pulang!”. Kontan Pak Rudi tertawa keras mendengarnya, merasa Aura betul-betul
sudah dalam kekuasaan, langsung meninggikan hidung serasa dibutuhkan.
“Bisa..bisa..bisa… Baik Non, *ehem* tapii..
syaratnya,” *Sreet*, Pak Rudi menarik turun resleting celana, setelah meminggirkan
mobil parkir di tempat sepi. “isep kontol Bapak.. terus kalo keluar, telan peju
nya, ayo!,” suruhnya sambil melipat kedua tangan bergaya angkuh.
Wajah Aura layu mendengarnya, lagi-lagi seks.
Ia hanya pasrah saat Pak Rudi mendorong kepalanya minta penis dimanjakan mulut. Aura menggesek
bibir sensualnya ke penis Pak Rudi berulang kali. Membuat Pak Rudi
melenguh-lenguh keenakan. Selagi lidahnya mengitari kepala penis di dalam mulut,
Aura dikagetkan dengan, Croot! Crott!, semprotan cairan kental menyembur deras
dalam jumlah banyak. Cairan itu langsung ditelannya agar tidak terasa mual
terlalu lama di mulut. Malam itu Aura tidaklah dinner di suatu tempat yang elegan bersama sang kekasih maupun Manajemen
artis. Melainkan dengan Pak Rudiman si supir cabul. Ia diajak makan nasi goreng
gerobak murahan sambil ‘petting’ di mobil yang berlokasi di pinggir sebuah pantai.
Sambil menunggu pesanan matang, Pak Rudi menarik lepas celana dalam Aura. Dengan
begitu memek Aura bisa dikobelnya habis-habisan. Selesai makan, ia jilati klitoris Aura sampai vaginanya banjir lendir. Lalu
digenjot vagina legit Aura itu hingga lubangnya menganga penuh sperma. Sepulang bermain
mobil goyang, semalaman Pak Rudi memakai liang vagina Aura berkali-kali, Aura sampai
pingsan beberapa kali.
***
Hari demi hari berlalu. Dari pagi hingga malam
hidup Aura normal layaknya artis. Tapi ketika menginjak tengah malam, Aura
berubah menjadi budak seks. Ia diperlakukan tak lebih dari tempat pelampiasan nafsu
bejat. Tiap ada kesempatan, Pak Rudi selalu ‘setor tunai’ sperma ke vagina
Aura. Diakhiri tawa gila, tawa puas karena lega. Suatu sore menjelang Maghrib,
seusai melampiaskan nafsu binatangnya pada Aura, Pak Rudi ke lantai bawah hendak
menghirup udara senja ditemani sebatang rokok. Semilir angin berhembus menerpa
wajahnya, ‘Wuuussh !’.
“Pak,
Paak... mampir kesini Paak”, sebuah suara menyapa dengan lembut.
Mata Pak Rudi melihat seorang gadis muda
sebaya Aura di kamar sebelah. Gadis itu sangatlah cantik, pantas jika disetarakan
artis atau foto model. Pak Rudi tergoda atas panggilan tersebut, lantas menghampirinya.
Si gadis masuk ke dalam, meninggalkan jejak pintu sedikit terbuka. Pak Rudi
melongok sedikit, sejenak ia merasa aneh. Kamar si gadis terang namun pengap,
baunya pun tak sedap. Baru masuk dua langkah ke dalam, gagang pintu memutar dan
pintu menutup dengan sendirinya. Lampu mati, ruangan berubah menjadi gelap dimana
ia terkunci di dalamnya. Pak Rudi panik, ia menekan tombol saklar lampu
berulang kali, “Ctak! Ctek! Ctak! Ctek!”, namun lampu tak kunjung menyala.
Di dekat jendela, ada bayangan hitam fisik
wanita berambut panjang. Bau anyir darah memenuhi ruangan tersebut.
“Neng,
jangan becanda ah.. Bapak mau keluar nih”, Pak Rudi memutar gagang pintu namun
tak bisa terbuka.
“Kok
cepet-cepet Paaak?. Kalo di sebelah.. la-maaa”, Pak
Rudi kaget mendengarnya, darimana gadis itu tahu ?, pikirnya.
“Maksud si Neng ?”.
“Saya
tahu lho Pak, apa-apa yang terjadi di seluruh tempat iniii..”.
“……….”, Pak Rudi diam membisu.
“Bapak
tampaknya suka yaaa.. menyetubuhi wanita tak berdaya?. Kalau begituu, sama saya
aja Pak”, tiba-tiba lampu menyala, gadis itu
menampakan diri dengan fisik menyeramkan berposisi anjing.
“Uwaaaaaa.. Se-se.. se.. Setaaaaaan!!!!”.
Rambutnya
acak-acakan berujung runcing. Kulitnya hitam, baju compang-camping, bau kotoran
dan giginya bertaring. Pak Rudi lemas tak bertenaga, kakinya serasa tak
bertulang. Ia jatuh terduduk, makhluk tersebut mendekat. Pak Rudi merangkak
dengan sisa tenaga yang ada, perjuangan untuk dapat terus hidup. Makhluk itu
seperti sengaja membiarkan Pak Rudi menuju balkon. Tapi tiba-tiba makhluk
tersebut bergerak cepat menyulutkan teror. “HRRRGH *Dap-dap-dap*, HRRRGGGH *Dap-dap-dap*”.
“Uwaaaaaaa… tol.. tol.. ongh”, Pak Rudi
terkejut kehabisan nafas, suaranya lemah bertatapan jarak dekat dengan makhluk
tersebut. Sang makhluk memamerkan taring nya. Pak Rudi yang sudah sangat takut
mengeluarkan tenaga extra, bangkit dan lari secepat kilat. Malang, ia lupa bahwa
pintu yang dibukanya adalah pintu menuju balkon.
“Oi-oi-oi,” suara seorang pria yang ada di
balkon entah kenapa dan sejak kapan berada disitu. BRAK!! mereka bertabrakan. “WAAAAAAAAAAAAAAA…!!!”.
GABRUK!!!. Pak Rudi dan orang yang
ditabraknya jatuh dari ketinggian. Pak Rudi menimpa seseorang yang baru keluar
dari Apartemen, yang ditabrak Pak Rudi menimpa sebuah mobil. 4 orang meninggal
di tempat.
***
Tok!, tok!, tok!. “Spadaa… permisiii…”.
“Iya sebentar.. siapa ya?”, Aura menguap
karena sempat terlelap sehabis melayani nafsu gila Pak Rudi.
Ia terkejut setelah tahu orang yang mengetuk
pintu pria berseragam Polisi.
“Maaf mengganggu, kami dari kepolisian..
apakah Saudari mengenal Bapak Rudi?”, seketika rasa kantuk Aura hilang. “ada
apa ya Pak?”.
Pihak kepolisian menjelaskan yang terjadi,
bersama mereka pergi ke bawah. “Kyaaaaa!,” reaksi Aura saat melihat mayat Pak
Rudi, yang lebih membingungkan bukan hanya Pak Rudi, tapi ada 3 orang pria tua bertampang
mesum lain yang menjadi korban, serta 3 orang selebritis yang tengah di
wawancara polisi lantaran terlibat kenal dengan si korban.
***
Seminggu berlalu.
Aura mengunci pintu kamarnya, bulat untuk
angkat kaki pindah ke apartemen lain.
“Mau kemana Mbaaak?”.
“Eh, kaget aku.. ituu, aku mau.. pindah”.
“Nggak
betah ya.. tinggal disinii?”.
“Oh.. nggak sih. Cuma itu aja, setelah
kejadian kemarin.. aku jadi sering mimpi buruk gitu, kurang nyaman disini
sendiri”.
“Lho,
khan saya selalu nemenin Mbak. Saya pikir kejadian itu bisa bantu kesulitan
Mbak selama inii”, Aura kaget mendengarnya, apa
maksud wanita dihadapannya itu.
Aura
menyunggingkan senyum, tanpa curiga ia mengajaknya berjabat tangan. “Oh ya..
aku belum tahu nama kamu, Aura”. Gadis berwajah pucat itu menyambut, “Oktaa... Oktariny,” Aura merasa tangan
si gadis dingin seperti mayat.
Selepas berjabat tangan, Aura merasa
tiba-tiba raut wajah si gadis terlihat marah melihat ke belakangnya, dan saat
itu juga seseorang menepuk bahu Aura dari belakang. “Neng Aura… ayo turun!”.
“Eh.. Mas Johan.. iya Mas sebentar. Aku
lagi ngobrol samaa…”, kata-kata Aura terputus, gadis yang bersamanya barusan menghilang
begitu saja.
“Lhoo.. kok?”. Aura keheranan.
“Ayo Neng lekas!,” satpam penjaga Apartemen
yang bernama Johan itu menarik Aura ke dalam lift.
“Kemana ya tuh cewek? pergi begitu aja.. nggak
sopan, nggak jelas!,” Aura mengeluh.
“si Neng lagi ngapain?”.
“Aku..? ya ngobrolah.. kenalan tadi sama
cewek sebelah, eh.. terus tahu-tahu dia ngilang pergi gitu aja nggak pake’ pamitan!”.
“Neng, waktu itu cerita saya belum selesai
lho.”
“Cerita yang mana?”.
“Yang di seberang kamar Mbak mati misterius
itu..”. Mereka berbincang, sementara lift terus turun ke lantai bawah, diselang
satu dua orang berlalu lalang keluar masuk elevator. Hingga tinggal mereka saja
berdua.
“Oh.. terus, ada cerita apa lagi?”.
“Sehari setelah pria di seberang kamar Neng
diketemukan meninggal, wanita muda di kamar sebelah Neng juga diketemukan
meninggal.. mati bunuh diri. Posisi tubuhnya nungging seperti anjing lagi
minum, mulutnya nyatu di piring susu anjing piaraannya. Di dalam mulutnya masih
tersisa makanan anjing.”.
Aura lemas mendengarnya, “dan yang lebih
menyeramkan lagi.. ternyata umur kematian mayat si wanita muda lebih dulu
meninggal daripada laki-laki yang ditemukan pertama.”.
“Kok
bisa ya? kenapa?”.
“Dari gossip yang beredar.. dia itu foto
model amatir, menjajaki karier dengan jalan jadi simpanan salah satu pejabat.
Nah pejabat itu yang nyewain dia tinggal di Apartemen ini, tapi sayangnya dia
selingkuh. Ketahuan suka bawa pacar, jadi dia dikasih waktu 1 bulan untuk pergi
dari Apartemen ini disuruh pulang kampung. Otomatis tuh cewek stress lantaran karir-nya
‘Tamat’. Dua minggu sebelum dia mati persis orang gila, saya lihat dia begitu
itu.. merangkak seperti anjing, meninggalnya pun berposisi anjing. Namanya Ok..
Ok.. Ok..”.
“OKTARINY!” sahut Aura cekatan.
“Ok.. Ok.. Ok.. Ok.. Ok..”.
“Mas..Mas Johan kenapa? Maas.. jangan bikin
takut ah!”, Aura bertanya karena melihat ada sesuatu yang tidak beres pada diri
si satpam penjaga Apartemen. Tiba-tiba ada suara di belakang Aura.
“Nyebut namaku.. berarti
manggil akuu…”, Makhluk itu ternyata ada di dalam
lift.
“UWAAAAAAAAAAAAAAAA…!!!”, Aura dan Johan
teriak bersamaan.
***
Ting!, pintu lift membuka. Johan tergeletak
tak bernyawa di sudutan. Aura keluar dari sana, berjalan dengan senyum, senyuman yang tak
biasa, senyum Aura dan…Oktariny.
wes tante dini berkaya lagi selamat2
BalasHapusmantap cuy,,,tambah lg dong artisnya,,,
BalasHapussis diny..
BalasHapusWaduh...endingnya kok.....
BalasHapuswah gambar beranda nya tambah manis aja
BalasHapusKeren...!!!
BalasHapusbtw, ini beneran karya nya Ny. Syahril?
Wah kalo kt ane sih jelek bgt...
BalasHapusAura-nya dah expert...
Cb cewe-nya msh innocent, blm pernah ML..., lbh mantap...
ending nya kocak euy, wkwkwk,
BalasHapusJual Game Dewasa
Jual Gravure Idol Video
add ym lin dnk chyntiaangeline@yahoo.com
BalasHapushail yeah sis diny...kmana aja?!ditunggu karya selanjutnya :d
BalasHapusceritanya bagus tapi tokoh cewenya suda expert next tambah tokoh cewe yg lebih fresh donk mba, meskipun tokoh utamnya aura kasih
BalasHapusSis Dini sudah berkarya tinggal dilanjut sama sis Yo , Sis Dina trus Sis Dian Kanon dong, yang KBB diva-nya kemana semua ya??
BalasHapussis..
BalasHapuscitra kirana dong...
BalasHapusKyaknya tubuh aura diambil alih ama okta
BalasHapusbiji endingnya ke taik!!
BalasHapusOOOEEEEEEE.. jebakan betmen ditengah malam nih bro shu T_T:
BalasHapuskeren sih ceritanya..
tapi endingnya itulooo.. pas di bagian “Pak, Paak... mampir kesini Paak”, langsung ane skip sampe bagian comment ini.. 2 gambar yang dilewatin barusan bikin ane bakal lari ke warung kopi sesaat setelah ngepost comment ini..
Two thumbs up buat ente :)
Mana nih cerita barunya yg hot & fenomenal...
BalasHapusJgn cerita2x cere yg dikeluarin...
Pengarang2x handal KBB yg dulu ayo dong bangkit......
jadi ngga bisa bangun si otong setelah baca cerita ini....hadeeehhhhhh...
BalasHapusMOHAN PERHATIAN
BalasHapusmau ksh saran nih buat yg mengelola blog..
biar pembaca ga kesusahan mencari sambungan ceritanya mohon dikasih link next ceritanya ya..
ex:
cerita xxx
isi cerita
.....
.....
.....
.....
.....
cerita yg bersangkutan:
xxx part 2
xxx part 3
xxx part 4
xxx part 5
jadi pembaca tinggal klik untuk melanjutkan cerita selanjutnya gan..
bravo n smakin kreatif para agan2 penulis beserta jajaran-nya hehe...
KSAH BB MAKIN GA BERMUTU NIH
BalasHapusUDAH UPDATENYA LAMA BGT
CERITA - CERITANYA JUGA ASAL ASALAN AJA
APA STOK CERITANYA UDAH ABIZ YA ??
TOLONG DUNK CERITA - CERITA YANG LOM SELESAI SI TAMATIN DULU
bukan nya keluar peju,malah keluar keringat,serammm
BalasHapusanjing itu endingnya bikin jantungan bodo
BalasHapusMs.R
BalasHapusKejam..
Nambah foto horor lagi hyaaaaa
T-T