Laman

Minggu, 06 November 2011

Balada Viana: The Beginning

Cerita ini bertolak dari ide roman sex yang indah berlatar budaya yang berbeda, dibumbui dengan ilmu gendam yang dahsyat juga kemelut keluarga sehari-hari. Semoga cerita ini menjadi inspirasi bagi pembacanya untuk menghayati bahwa perbedaan itu sangat indah.

Chapter I

Viana

Viana adalah gadis smu putri Pak Sumarga, pengusaha kaya yang mata duitan dan terkenal pelit. Sebagai layaknya anak orang kaya tentu saja Viana luar biasa dimanja, akibatnya Viana tumbuh menjadi gadis yang malas dan mata duitan. Viana berwajah oriental yang cantik, imut dan mulus karena memang berasal dari keluarga kaya yang sangat menjaga penampilan luarnya sehingga kulit tubuh Viana begitu putih terang dibalut dengan pakaiannya yang selalu modis seperti layaknya gadis keturunan yang hidup di kota besar. Meskipun begitu sebenarnya Viana adalah gadis feminim yang dalam kesehariannya senang sekali belanja dan jalan-jalan bersama pacarnya, Johan. Berbeda dengan adiknya, Airin yang juga feminim, tapi lebih suka berada di rumah. Viana dan Airin hanya berbeda umur dua tahun, hal itu menyebabkan mereka terlihat lebih akrab dan kompak satu sama lain.

Airin

Nasib manusia memang sulit diterka, bencana secara beruntun menimpa keluarga Viana, pertama, ayah Viana mengalami kebangkrutan (karena ayah Viana senang sekali berjudi dan main perempuan) sehingga yang tadinya mempunyai pabrik dan banyak toko, sekarang habis semua, untunglah ayah Viana masih mempunyai tabungan. Bencana kedua, Viana harus merelakan keperawanannya oleh Johan, sang pacar. Bencana ketiga, mama Viana stress berat akibat semua kekayaannya habis karena ulah suaminya, hingga merekapun cerai. Bencana keempat, rupanya Johan hanya mengincar kekayaan Viana, karena setelah tahu ayah Viana bangkrut, Johanpun memutuskan Viana secara sepihak. Dan bencana kelima yang tidak disadarinya adalah dendam terpendam salah seorang pegawai ayah Viana yang dipecat beberapa tahun silam, dan bukan tidak mungkin akan menimbulkan bencana-bencana yang lain. Semua musibah itu cukup membuat Viana terluka juga pada awalnya, namun apa boleh dikata, hidup harus tetap dijalani, tangispun tak ada gunanya. Minimal karena peristiwa-peristiwa itulah mata Viana terbuka dalam memandang kehidupan, terutama dalam memilih cowok, Viana cukup trauma bergaul dengan teman-teman kaya yang sekarang malah menjauhinya. Viana sadar cowok kaya yang mendekatinya tak lebih dari sekumpulan buaya yang ingin memanfaatkannya setelah keluarganya mengalami kebangkrutan fatal. Seminggu lamanya Viana menyendiri meratapi nasibnya, untunglah dia punya adik yang bawel seperti Airin yang senantiasa menghiburnya, hingga taklama Vianapun ceria kembali. Setelah orangtuanya cerai, Vianapun harus hidup dengan papa dan adiknya keluar jauh dari Jakarta kedesa kecil dipinggir pantai utara pulau Jawa. Atas saran Tatik, istri mudanya, Papa Viana membuka toko sembako didesa itu karena tabungannya tidak cukup untuk buka usaha di kota besar. Penduduk sekitarnya kebanyakan adalah nelayan sehingga jarang ada toko sembako disitu, Untunglah naluri bisnisnya tetap jalan sehingga justru usaha sembakonya bisa berjalan mulus sebagai agen dan penyalur.

###########################

Chapter II



Tarjo, Warsa, Darsono, Kosim, dan Udin
 Lima tahun yang lalu di desa kecil daerah pantai utara tempat Viana sekarang tinggal, dikenal lima orang preman yang kerapkali meresahkan warga sekitar. Darsono(40 tahun) adalah kepala preman, Warsa (40 thn) tangan kanannya dan tiga orang anak buah dan juga muridnya yang rata-rata berumur 30 tahunan yaitu Kosim, Tarjo dan Udin. Darsono dikenal sakti karena mempunyai ilmu kanuragan tingkat tinggi dan juga ilmu gendam, dengan bekal ilmu inilah setiap harinya mereka selalu meresahkan warga nelayan, dan mempermainkan gadis desa ataupun pelacur hingga kerapkali mereka masuk sel, namun tidak juga membuat jera. Sampai akhirnya Warsa harus tewas tertembak peluru polisi karena terlibat aksi bajing loncat yang merampok sopir truk yang lewat. Setelah kejadian itu mereka berempat mulai jera dan agak mengurangi aksinya. Kosim yang merasa ketakutan karena diapun ikut dalam perampokan itu, melarikan diri ke Jakarta dan tinggal bersama Tatik, adiknya. Sedangkan Tarjo dan Udin tetap didesa itu sambil berguru pada Darsono memperdalam ilmu kanuragan. Kosim ikut bekerja di tempat Tatik kerja yaitu di toko emas milik Pak Sumarga, seorang pengusaha keturunan chinesse kaya yang usahanya banyak, diantaranya toko emas, tekstil, café, dan lain sebagainya termasuk usaha rumah bordir yang dikelolanya secara gelap. Pak Sumarga ini terkenal suka main judi dan wanita hingga meskipun sudah punya istri cantikpun masih hobi main wanita. Tatik, adiknya Kosim adalah wanita Jawa yang hitam manis yang bekerja di toko emas milik Pak Sumarga sebagai kasir. Diam-diam Tatikpun jadi simpanan Pak Sumarga, hal inilah yang memudahkan Kosim untuk mendapatkan pekerjaan di rumah Pak Sumarga sebagai sopir pribadi. Pak Sumarga hanya mempunyai dua orang putri, yaitu Viana dan Airin, hasil perkawinannya dengan Irene, bekas teman kuliahnya dulu yang sekarang menjadi istrinya. Didesa asalnya, Kosim memang jarang melihat warga keturunan Chinesse apalagi yang seperti Viana dan Airin yang waktu itu masih anak SMP namun kecantikannya sudah terlihat menggairahkan dimata Kosim yang mata keranjang. Belum lagi Nyonya Irene yang umurnya 35 tahunan tidak terpaut jauh darinya yang masih 32 tahun. Nyonya majikannya masih terlihat cantik, apalagi dengan dandanan seperti halnya wanita kaya dari kalangan atas. Otak kotornya Kosim mulai bekerja, bagaimana ia bisa menguasai ketiga wanita majikannya tanpa paksaan, dan tanpa sepengetahuan bosnya sendiri yaitu Pak Sumarga. Kosimpun tidak ingin adiknya terus menjadi simpanan bosnya, bagaimanapun seorang kakak ingin adiknya bisa nyaman hidupnya dan tidak kekurangan materi seperti keluarganya.

Akhirnya Kosimpun bekerjasama dengan Tatik, sang adik untuk menguasai para majikannya terutama hartanya. Dengan ilmu gendamnya yang tinggi, Kosim berhasil memikat hati Nyonya Irene sang majikan wanita. Nyonya cantik yang sering kesepian ini akhirnya jatuh dalam kekuasaan Kosim sang sopir. Tidak sampai tiga bulan bekerja, Kosim sudah mendapatkan bonus tubuh nyonya majikannya itu. Merekapun terlibat skandal terlarang diluar rumah Pak Sumarga. Untunglah rahim nyonya Irene sudah disteril sehingga tidak terjadi kehamilan dan rahasia bisa terus terjaga. Puas dengan tubuh sang nyonya, Kosim mulai mencari pelampiasan yang lain, yaitu Viana dan Airin. Ranumnya tubuh belia anak SMP rupanya cukup membuat Kosim mengocok penisnya tiap hari dengan khayalan tubuh mulus anak majikannya. Tapi apabolehbuat, Vania dan Airin benar-benar gadis yang tidak dapat dijangkau Kosim. Ilmu gendamnya belum dapat berpengaruh banyak pada anak SMP yang masih polos. Perbedaan status sosial juga membuat Kosim hanya bisa menelan ludah saat melihat paha Viana yang putih tersingkap dari balik seragam birunya karena tidak berani berbuat terang-terangan seperti kebiasaannya pada nyonya Irene. Tatikpun mulai melancarkan aksinya pada Pak Sumarga, ia ingin statusnya naik menjadi nyonya muda, dengan bujuk rayunya gadis itupun berhasil membuat Pak Sumarga menikahinya meskipun secara diam-diam. Namun sayang, drama rumah tangga ini harus berakhir dimana Kosim kepergok oleh Viana saat mencuri perhiasan emas. Seharusnya Kosim dipenjara, namun karena Tatiklah akhirnya Kosim hanya dipecat dari pekerjaannya. Hal ini membuat Kosim dendam pada keluarga Sumarga dan bertekad akan membalasnya dikemudian hari terutama pada Pak Sumarga yang juga adik iparnya. Karena hasratnya terputus ditengah jalan, Kosimpun kembali kedesa asalnya, niatnya untuk mencicipi tubuh anak majikannyapun kandas karena keserakahannya sendiri. Nyonya Irenepun harus merelakan kekasih gelapnya dipecat, tanpa berani menghalangi karena takut skandalnya malah jadi terungkap. Tatik juga tidak bisa berbuat banyak, karena posisinya sebagai istri muda, namun ia sudah tahu perihal hubungan nyonya Irene dengan kakaknya, namun Tatik memilih diam untuk kelanggengan hubungannya dengan Pak Sumarga yang baru seminggu menikahinya. Memang bukan saat yang tepat membocorkan ulah Nyonya Irene pada suaminya, Tatik takut kakaknya malah berurusan lagi dengan polisi, tentu nasibnya tambah parah. Namun Tatik sudah menyimpan rencana untuk merebut Pak Sumarga yang kaya dari istri tua saingannya, Nyonya Irene, sekaligus ikut membalas sakit hati Kosim pada anak-anak Pak Sumarga, terutama Viana yang menyebabkan Kosim dipecat secara kasar oleh Pas Sumarga.

###############################

Chapter III



Kehadiran keluarga Viana segera tersebar di desa kecil itu, karena keluarga Chinesse sangat jarang bahkan bisa dihitung dengan jari, itupun rata-rata sudah berbaur dengan pribumi setempat sehingga ciri-cirinya sudah hampir hilang. Keluarga Viana yang datang didesa itu atas bujukan Tatik, tentu saja menjadi pusat perhatian karena kehadiran Viana dan Airin yang bagai bidadari belia. Viana harus menghabiskan masa smu nya di sebuah smu pinggiran satu-satunya didesa itu, sementara Airin harus memulai masa SMU nya selama 3 tahun disitu, sungguh suatu beban yang berat bagi Viana dan Airin. Ini semua sudah rencana Kosim dan Tatik adiknya. Kosim yang masih merasa kesal karena aksinya dulu ketahuan langsung saja menghubungi kawan-kawannya.

“Wah, yang bener sim, ceweknya cantik-cantik tah?”

“Iyalah Jo, bagus buat sampeyan perbaiki keturunan, sayang Ibunya udah pindah” celoteh Kosim mempromosikan mantan majikannya.

“Kalau begitu, daripada kalian nganggur, toh obyekan kita juga lagi sepi trus banyak diincer pulisi, mending kalian kerja ditempat dik Tatik saja, siapa tau anak bekas majikan si Kosim ini bisa kalian entotin, kan lumayan bisa dijadiin gundik, toh kalian ini belum punya istri, jadi kita gak perlu kerja lagi, tinggal minta uang sama bapaknya, iya toh Sim” dengan semangat Darsono menimpali laporan Kosim.

“ Kalau aku sih ndak bisa lagi mas, aku kan sudah kerja di juragan baruku.paling si Tarjo sama Udin saja toh mas, lagian aku pasti ditolak mentah-mentah meski ada Tatik! Semua ini gara-gara anak itu!. Kalau sampeyan sendiri gimana mas? “

“Hehehe itu juga bagus, kalau aku mending urusin istriku jualan ikan dipasar sim, jadi ga bisa ikutan, nanti sajalah aku ikut ngentotin non amoy itu yah, itu juga kalau lagi nganggur, gimana kalian mau apa ndak?”

Serempak Tarjo dan Udin berkata keras “mauuuuuuu” karena mereka diam-diam sudah mengintip gadis muda di keluarga Pak Sumarga, mantan majikan Kosim. Kosim tersenyum puas mendengar semangat dua rekannya, terbayang lagi diingatannya tubuh Viana dan Airin yang putih bagai Kristal, tak ada Ibunya, anaknyapun jadi, malah pasti lebih nikmat daripada Ibunya dulu. Dia harus memutar otak agar kedua gadis itu terutama Viana jatuh ketangannya. Tarjo dan Udin harus menjadi alatnya untuk membalas keluarga Pak Sumarga. Akhirnya melalui Tatik juga, Tarjo dan Udin diterima kerja ditoko sembako sebagai kuli angkut merangkap tukang antar jemput sekolah Viana dan Airin.

############################

Chapter IV



Keluarga Viana menjadi pusat perhatian di desa itu, Viana dan Airin pun menjadi primadona para pemuda pribumi di sekitarnya. Banyak pemuda pribumi berusaha mendekati Viana, tapi papa Viana melarangnya sehingga Viana tidak dapat berteman sekalipun dengan para pemuda tersebut. Memang mungkin karena dikota kecil, jadi penduduknya agak kurang berpendidikan, rata-rata penduduk pribuminyanya hanya lulusan SMP dan pekerjaannya nelayan atau buruh kasar, mungkin karena itu ayah Viana melarang putrinya bergaul. Disekolahnya yang baru, Viana juga menjadi sorotan guru dan murid lainnya, karena penampilannya yang berbeda dengan murid lain. Untunglah pikir Viana dia hanya menghabiskan massa kelas 3 SMU saja disekolah itu, sementara Airin, adiknya harus menghabiskan 3 tahun lagi karena masih kelas 1 SMU. Viana dan Airin semenjak kecil sekolah disekolah elit di Jakarta, maka tidak heran penampilan mereka sangat modis didukung oleh dana yang besar selama di Jakarta. Dikota kecil itu mereka harus rela tidak berdandan, tapi meskipun begitu mereka memang pada dasarnya cantik, malah kecantikannya lebih natural kalau tanpa makeup, hanya tentu saja masalah berpakaian mereka hanya berubah kalau pergi kesekolah yang melarang muridnya berdandan, sedangkan kalau dirumah mereka bak model rumahan. Airin tidak terlalu kentara, tapi Viana benar-benar terlihat jelas kesexyannya, mereka berhotpants ria didalam rumah menampilkan paha yang putih mulus, tidak heran mereka diincar para pemuda sekitar dan juga para kuli ditoko sembakonya termasuk Tarjo dan Udin. Sejak awal bekerja, Tarjo dan Udin yang sudah berotak kotor selalu membayangkan tubuh anak majikannya yang memang amat mulus mengkilat. Mereka kerap menonton film porno sambil mengocok penis hitam kebanggaannya dan mengkhayal memperkosa Viana yang putih dan sipit dikamar mereka, tentu saja mereka melakukan itu waktu malam hari, karena kalau siang mereka berubah bagai serigala berbulu domba didepan para majikannya. Mereka sepakat untuk mendapatkan Viana dan Airin dengan segala cara termasuk dengan ilmu gendam yang mereka miliki.

######################################

Chapter V

Rumah Viana terdiri dari 2 tingkat, cukup besar karena juga berfungsi sebagai toko sembako. Tatik, istri muda papa Viana bertugas sebagai kasir dibantu oleh Dewi yang bertugas melayani pembeli. Diah adalah wanita yang ramah dalam melayani pembeli, juga teman curhat Viana yang baik, tapi sayang tugasnya hanya didepan toko, mungkin hanya sesekali Dewi kedalam rumah untuk buang air. Hanya Tarjo dan Udin yang bisa lalu lalang keluar-masuk rumah karena mereka adalah kuli yang bertugas mengangkut barang dari dalam gudang dibelakang rumah ketoko dan juga sekaligus bertugas membersihkan rumah dan gudang. Tinggallah Viana dan Airin didalam rumah bersama Mbok Saroh yang sudah tua dan agak tuli. Sejak kepindahannya dari Jakarta Viana dan Airin dilarang bergaul dengan orang-orang kampung disekitar rumahnya, jadi satu-satunya yang menjadi teman dirumah selain kedua orangtuanya adalah seorang pembantu, Tatik ibu tirinya, Dewi dan dua orang kuli. Tiap pagi Udin bertugas mengantar Viana kesekolah, sementara Airin diantar Tarjo, masing-masing menggunakan motor milik ayah Viana, karena semua mobil kepunyaannya telah habis dijual untuk menutup semua hutang-hutangnya. Awalnya Viana dan Airin merasa malu dan tidak biasa kesekolah menggunakan sepeda motor, tapi lama-kelamaan mereka akhirnya terbiasa juga dan dapat menerima keadaan itu, apalagi mereka sedikit terhibur karena disekolah merekapun malah rata-rata muridnya berjalan kaki kesekolah, tidak seperti disekolahnya yang dulu hampir semuanya menggunakan mobil pribadi. Saat-saat mengantar Viana sekolah adalah saat yang paling ditunggu Tarjo dan Udin, karena hanya pada saat itu tubuh mereka bisa saling menempel dan mereka bisa mempraktekkan ilmu gendam pada kedua gadis itu. Tentu saja kedua nona majikannya tidak menyadari niat busuknya itu. Hari demi hari ambisi Tarjo dan Udin semakin besar untuk memiliki gadis bermata sipit itu, nafsu mereka berkobar saat memandang belahan payudara Airin dibalik bra dan baju seragamnya. Ilmu Gendam yang tiap hari dilepaskan pada kedua gadis itu rupanya semakin bertumpuk, hingga tanpa disadari, Tarjo dan Udin leluasa memasukkan pengaruh cabul kedalam pikiran Viana dan Airin. Viana yang pernah merasa trauma dengan pacarnya memang ingin merubah cara pandangnya yang mata duitan, Viana memang ingin membuka kesempatan buat pria serius yang menginginkannya tanpa memandang harta bahkan ras, sehingga akibatnya banyak teman pria disekolah yang berusaha mendapatkan hati Viana. Namun pengaruh cabul dari Udin dan Tarjo justru malah mengingatkannya saat keperawanannya diambil dulu, bukan dari sisi sakitnya namun pikiran Viana justru membayangkan sisi kenikmatan yang seharusnya dia dapat dulu.

Kata-kata cabul yang sering diucapkan Udin semakin menambah gairah Viana, bukannya menjadi jijik seperti umumnya anak gadis lain, Viana malah menjadi tambah dekat dengan Udin dan Tarjo akibat kata-katanya itu. Bagai gayung bersambut, Viana yang memang bertekad merubah pandangannya tentang pria, ditambah gendam yang semakin hari semakin kuat ditanamkan akhirnya tanpa disadari berhasil membuat hati Viana takluk pada Udin dan Tarjo. Pernyataan cinta dari teman-teman sekolahnyapun ditolaknya. Viana sudah tidak peduli pada fisik Udin atau Tarjo yang sangar, hitam, dengan kulit penuh tattoo bahkan Udin yang agak tonggos, malah Viana justru merasa bergairah sekali dalam hatinya hanya ada gairah, bukan cinta. Keadaan yang samapun terjadi pada Airin, tapi tidak separah Viana karena Airin masih perawan dan belum pernah dijamah pria manapun sehingga Airin meskipun dibawah pengaruh gendam, namun masih dapat menguasai dirinya. Udin yang merasa diatas angin, semakin yakin gendamnya berhasil telak pada Viana. Dia sering membisikkan kata jorok secara langsung pada Viana. Viana pun seakan tidak punya malu malah menanggapi dengan polos semua komentar Udin yang kurang ajar. Seperti hari itu sepulang sekolah disepeda motor tampak Viana dan Udin asyik berbincang tentang persetubuhan yang seharusnya tabu bagi mereka yang notabene adalah majikan dan kacung.

“Non Via pernah pacaran ga?”

“Pernah mang, dulu waktu masih dijakarta”

“Pernah dientot gak sama pacarnya non? Jangan-jangan pernah ya”

“Pernah mang, Cuma sekali koq” jawab Viana sangat polos sambil tersenyum.

“Ah, masa Cuma sekali? hehehe enak gak non?”

“Iya koq mang, Cuma sekali, itu juga udah lupa rasanya, sakit sih mang”

“Lho, nantinya kan enak non, masa cuma sekali? Selebihnya ngapain non?” dengan semangat Udin berusaha.

“Yah, seringnya malah cuma via kocokin aja koq mang, abis keluar yasudah, Via juga gak habis pikir bisa sampe kebobolan gitu”

“Ya gapapa non, itumah wajar, cewek zaman sekarang apalagi dikota besar memang udah pada jebol. Pernah nyedot ga non?”

“Nyedot? Nyedot apa mang?” Viana mulai ceria

“ya nyedot kontolnya pacar non dulu itu”

“yehhh, ga dong mang, jijik ah, ngeri kalo tumpah dimulut” wajah Viana mulai merona malu.

“koq ngeri non? Memangnya kontolnya kegedean yah?”

“Bukan gitu, cuma jijik aja kalo dimulut, ihhhh” Viana merinding membayangkan penis Johan kalo ada dimulutnya, justru sebenarnya bukan jijik, tapi nyesel juga kenapa belum pernah nyoba, kayaknya sensasinya lumayan juga pikirnya.

“Non via, mamang malah jadi pengen nih” celoteh Udin cengar-cengir

“Pengen apa mang?”

“Pengen juga kalo dikocokin sama non Via..hehehe apalagi kalau sambil disedot, asyik!”

“ihhh mang Udin porno tuh!”teriak Viana sambil mencubit Udin.

“Aduh, sakit non.. Tapi non Via juga mau kan?”

“Idih, amit-amit mang, udah ah via jijik nih ngomongin gitu terus” tanpa terasa sampailah via didepan rumah sekaligus tokonya sementara Airin menyusul dibelakangnya bersama Tarjo.

“Non, nanti sore mampir kegudang ya, jangan dikamar terus, nanti cepet tua”

“Di gudang tuh kotor banget, via males ke situ, memangnya mau apa mang? Lagian mana boleh sama papa”

“Ya jangan bilang dong non, kita butuh temen ngobrol nih, kan lumayan kalau ada cewek ikut nimbrung”

“ga ah mang, via takut, masa Cuma via ceweknya, disitukan ada mang Tarjo juga, ga enak kalau diliat orang”

“Justru Cuma ada si Tarjo non, jadi sepi, datang kesana sore-sore aja non atau malem juga ga apa-apa, sepi koq, papa non juga kan kadang suka pergi, gimana non?

“ Iya deh mang, liat nanti yah, via ngantuk nih, mau bobo dulu.” Ujar Viana sambil berjalan masuk kerumahnya diikuti Airin dan langsung naik kelantai dua dimana kamarnya berada. Aneh sungguh ajaib, permintaan Udin itu bagi Viana tak ubahnya sebagai kewajiban yang harus dijalani. Hanya gengsinya saja yang membuat lidahnya berkata lain. Sedemikian ampuhnya ilmu gendam yang dimiliki Udin hingga membuat Viana merasa bangga sekali bisa bergaul dengan Udin. Padahal status sosial Viana jauh diatas Udin.

#####################################

Chapter VI



“Ayolah Airin, temenin cici yuk ke gudang…” rengek Viana pada adik satu-satunya itu.

“Aku juga pingin cie, tapi ini banyak tugas fisika yang harus selesai besok, gimana nih? Kayaknya lain kali deh rin temenin yah cie, sekarang cici aja yang kesana” tampak pengaruh gendam Tarjo pada Airin membuat gadis itupun punya keinginan yang sama dengan cicinya.

“Aduh, koq cici dibiarin sendirian, malu neh… rinnn ayuuuu…”

“idihhh cici, koq pake malu segala, daripada jadi kuper sendirian terus ayo pilih mana? Lagian mang Udin juga orangnya lumayan nyenengin koq, meskipun tampangnya ancur, tapi obrolannya rame kan”

“Iya tapi inikan baru pertamakali, temenin sekaliiii aja, nanti baru terserah kamu… yaaaaa”

“ga ah, mang Tarjo juga rin tolak koq cie, ini demi nilai, besok harus dikumpulin, lagian gudangnyakan dirumah kita juga, sepi lagi Cuma ada mereka berdua, masa harus ditemenin sih?”

“Jadi gimana nih? Cici mulai bosen dikamar terus, pingin ngobrol2 gitu aja koq”

“Udah ciciku yang cantik sendiri aja gih, mumpung papa pergi sama mbak Tatik, nanti kalau keburu datang malah ga bisa kegudang.iyakan?

“UUUhhhh alesannya banyak ya… yaudah deh cici kesana dulu” Viana yang kebelet pun akhirnya pergi juga memenuhi undangan Udin di kamarnya yang juga gudang sembako.

##################################

Chapter VII

Gudang sembako itu berukuran 15x15 meter, di dalamnya penuh berbagai kebutuhan sembako, tepat dipojok kiri ada bilik kecil 3x3 yang merupakan kamar Udin dan Tarjo. Baru kali ini Viana menjelajahi gudangnya sendiri, baru kali ini pula dia tahu letak kamar Udin.

“Wah, ada non Viana berkunjung nih, masuk non, tuh si Udin lagi ngerokok dikasur. Koq sendirian non, mana non Airin?”

Mata Tarjo mencari Airin dibelakang Viana sambil mulutnya tersenyum penuh arti, dan matanya mengerling kearah Udin yang memang sedang asyik merokok dikasurnya.

“Airin lagi sibuk mang, tadi udah via ajakin, tapi gak bisa..lho, mau kemana mang? Koq malah pergi?” Viana heran karena Tarjo justru pergi meninggalkan kamarnya.

“Mau keluar dulu non, beli makanan buat makan malem, kasian kalo nyusruh mbok Saroh, udah tua non, non masuk dulu aja ya”

“Eh, non Viana tumben nih, kirain ga akan mampir kesini” tegur Udin dengan muka berseri namun tetap sangar dan mesum.

“Yah, abis gak ada kerjaan dikamar mang, bosen”

“wah yah bagus non, kalau gak ada kerjaan kesini aja temenin mang Udin. Hehehe duduk dulu atuh non, dibawah gak apa-apa ya, disini gak ada kursi, Cuma ada kasur aja tuh, buat alas tidur, jadi mau di tikar atau dikasur non?”

“gak apa mang, via ditikar aja deh, nanti deh via minta papa beliin ranjang sama kursi buat disini” Viana tanpa ragu duduk ditikar yang ditunjuk Udin dengan terlebih dulu membetulkan posisi roknya yang selutut..

“gak usah gitu non, malu ah, kerja belum satu taun masa udah minta segala macem” kata Udin sambil mematikan rokoknya karena Viana jadi batuk-batuk mencium asap rokoknya.

“tapi itu kan fasilitas mang, masa dapet kamar gak nyaman begini” jawab Viana sambil memandang sekeliling kamar yang ternyata memang pengap, jauh berbeda dengan kamarnya yang ber-AC. Sementara diam-diam Udin tersenyum licik, otaknya cepat sekali berfikir untuk mendapatkan dua keuntungan bahkan bisa lebih sekaligus.

“Ya, terserah non Viana deh, koq non baek banget, cantik lagi, goblok banget tuh pacarnya non ya…”

Wajah Viana merona merah dalam remang lampu 50 watt dalam kamar Udin. Viana sendiri merasa aneh, kenapa tiba-tiba jantungnya berdebar kencang, naluri kewanitaannya tersentuh oleh pujian yang memang disengaja oleh kuli ayahnya itu.

“Hmm udahlah mang, jangan ingetin via lagi, via ga mau inget dia lagi” dalam benaknya Viana teringat betapa keperawanannya telah terenggut oleh mantan pacarnya dulu, dia merasa menyesal andai saja….

“iya maaf non, mamang Cuma ngerasa sayang aja padahal non udah dientotin, masa ditinggal gitu aja, kalau mang Udin jadi dia, pasti non via udah mang kawinin, jarang kan ada cewek kayak non ini, putih, badan mulus, cantik lagi” Udin terus melancarkan jurus memuji nya sekaligus dengan kata-kata vulgar yang cenderung jorok.

“ah, mang Udin bisa aja, masa mau kawinin via segala” wajah Viana tambah memerah, bukan karena marah, tapi justru hatinya sedang berbunga-bunga. Udin benar-benar pintar memanfaatkan situasi hati Viana yang masih dalam tahap pemulihan, ditambah efek dari ilmu gendam yang tiap hari ditujukan pada Viana rupanya benar-benar sukses. Gadis 18 tahun majikannya ini telah 75% dalam genggamannya.

“bener non, sumpah samber duit kalau mang bohong, suer dah”

Viana malah tertawa “ heheheeh asik dong kesamber uang mah, via juga mau, ayo mang Udin nanti dimarahi istrinya lho,,,,!”

“mamang mah belum punya istri, tapi kalau gundik mah banyak.hehehe, maklum non, kebutuhan si otong ini wajib dipenuhin, kalau gak malah ga bisa kerja, bawaannya ngaceng terus”

“Ihhhh , mang Udin ternyata mata keranjang ya, dasar laki-laki buaya!” teriak Viana dengan pura-pura cemberut manja.

“Yah gimana lagi non, gini nasib orang gak punya duit, terdesak dimana-mana termasuk siotong ini selalu minta jatah, nah siapalagi yang bisa mamang kerjain selain jajanan dijalan itu tuh…” tanpa ragu Udin menunjuk kearah retsleting celananya.

“Idihhh, amit-amit ya mang koq mau sih sama cewek dijalan-jalan itu, emang cantik-cantik ya?” Tanya Viana penasaran.

“Boro-boro non, jauh tanah kelangit kalau dibandingin sama non Viana, ini mah karena terdesak kebutuhan saja non”

“kebutuhan apa sih mang? Kayaknya berat amat?”

“Non pura-pura gak tau ah, ya kebutuhan siotong ini, kalau ga muncrat-muncrat belum bisa mikir jernih, pasti pacarnya non juga dulu gitu, tapi untung ada non Via”

“Ah, masa sih mang? Berarti mang Udin sekarang juga masih suka jajan dong?”

“hehehe jadi malu non, tapi sekarang mah ga pernah lagi sejak kerja disini non” Udin cengar-cengir didepan Viana.

“Wah, berarti mang Udin udah insyaf yah, makanya kerja yang bener mang biar bisa cepet kawin, nanti malah ketuaan”

“Sebenernya bukan insyap non, tapi sekarang mamang udah gak perlu jajan lagi, udah tersedia disini koq”

“maksud mang Udin?” Tanya Viana dengan wajah masih innocent sambil membetulkan posisi kakinya yang pegal akibat tak biasa duduk bersimpuh seperti sinden.

“tapi jangan marah ya non, sebenernya sekarang mamang sering ngocok sambil berkhayal tentang non Via”

“Tentang aku mang? Berkhayal apa?” hati Viana bergetar-getar daritadi hingga pembicaraan itu jadi sangat menjurus tanpa sedikitpun rasa marah dalam hati Viana.

“Ya tentang non Via dong, andai mang Udin jadi pacarnya Via, trus kita entotan, mamang service seluruh badan non Via yang putih mulus itu, sampai sperma mamang muncrat-muncrat kayaknya pacanya non Via itu dulu”

“Ahhh, mang jangan singgung lagi tentang pacar Via dulu.”

“Ehhh, iya maaf non, kelepasan bicara, maksudnya memang kebutuhan cowok itu ngeluarin sperma baru puas, gitu non”

“kalau Cuma buat ngeluarin sperma, via juga bisa koq, tapi ga usah bayangin via sampai kayak gitu”

“Yang bener non? Memangnya non Via mau sama mamang? Tadi siang katanya gak mau..hehehe”

“Jangan geer dulu mang, Via mau dengan 3 syarat, gimana?

“Syaratnya apa non? Jangan berat-berat nih, sekarang mamang gak tahan kepingin muncrat lagi”

“Syaratnya, jangan bicarain pacar via lagi, kedua mamang ga boleh jajan diluar lagi trus syarat ketiga mang Udin harus nemenin via ngobrol kalau via lagi bosen, gimana mang?

“Wehwehweh, syarat ketiga yang berat non, kalau siang mamang kan harus kerja, gimana caranya trus nanti gimana kalau papa non tau, bisa dipecat mamang nih”

“ooo, kalau itu tenang aja mang, pintu kamar Via dilantai 2 selalu dikunci dan kuncinya via bawa terus, jadi papa pasti ngiranya Via lagi tidur atau belajar dikamar”

“ Okeh non, mulai sekarang ajah, udah gak nahan dari tadi nih” Udin tanpa malu melepas celana jins lusuhnya lalu selana dalam kumalnya yang sudah bau. Viana terkesiap melihat benda menggantung didepannya, bentuknya panjang hitam dan lumayan besar kalau dibandingkan dengan penis Johan yang belum sunat. Ini pertama kalinya dia melihat penis pria dewasa yang umurnya jauh diatas Johan.

“Koq sekarang mang? Cepat sekali?”

“Iya non, sebelum non datang juga udah mau nyoli, tapi keburu non dateng, jadi sekarang aja sekalian non yang kocokin”

Ragu-ragu Viana malah terus memandang penis hitam didepannya, tercium bau yang kurang sedap dari penis itu, Viana mengernyitkan alisnya, tapi pelan-pelan tangannya memberanikan diri menyentuh batang penis Udin sambil terus duduk bersimpuh di depan kaki Udin yang dalam posisi berdiri. Ada perasaan aneh dalam hati Viana kenapa dia mau melakukan hal ini, tapi anehnya Viana semakin bergairah, mukanya yang putih oriental tampak sayu dalam nafsu yang memuncak. Udin sangat menikmati ketika batang pelernya digenggam Viana kemudian mulai diurut-urut, dipijat dan dikocok. Viana memang sudah berpengalaman mengocok penis Johan, mantan pacarnya sehingga tak butuh waktu lama dia mulai lancar mengocok penis Udin, hanya bedanya sekarang Viana tampak sedikit ragu memegang kepala penis yang disunat, baru kali ini Viana melihat penis pria yang disunat, namun lama kelamaan Viana malah asyik memainkan kepala penis bersunat itu. Sepuluh menit kemudian Udin tak kuat menahan arus sperma dalam penisnya hingga akhirnya menyemburlah sperma kental kekuningan. Viana yang sudah tau gelagat akan keluar, segera mengarahkan penis itu kearah samping mukanya sehingga wajah Viana terhindar dari semprotan sperma.

“Aduh, banyak amat mang, sampai 5 kali keluar nih”

“I…iya non, abis wajah non bikin mamang nafsu banget. Terusin non sampai beres, non Via enak bener, tangannya lembut banget, gak pernah kerja ya non” kata Udin dengan mata merem melek menikmati mani terakhir yang keluar dari ujung kemaluannya.

“hehehe iya dong, udah via duga, mang Udin pasti keenakan dikocokin via, tapi ihhhh ada yang nempel ditangan via tuh, mana tisu mang, jijik ahh”

Dengan santainya Udin menarik rok putih Viana hingga pahanya tersingkap, lalu malah mengelap tangan Viana yang terkena spermanya. “ Gini aja non, biar gampang, disini ga ada tisu, nanti dicuci si mbok Saroh aja” Tentu saja Viana melotot dengan wajah lucunya. “Mang Udin jorokkk aaah!”

Tiba-tiba terdengar pintu gudang terbuka, pertanda ada orang yang masuk, Viana buru-buru berdiri “mang, ada yang datang, jangan-jangan papa pulang, sembunyi dimana nih?” bisiknya khawatir.

“Itu si Tarjo pulang non, bukan papanya non. Hehehe tenang aja non, amann.”

Viana menarik nafas lega, dia tidak jadi memarahi Udin yang menempelkan sisa sperma di roknya.

“Wew, si non masih disini rupanya, maaf ya non saya ikutan nimbrung boleh kan?” Tarjo yang rupanya sudah pulang beli makanan berdiri didepan kamar.

“Boleh koq mang, tapi via udah mau balik ke kamar via juga nih, udah mulai ngantuk”

“padahal baru satu jam non, masa udah ngantuk? Tidur disini aja, nanti mamang tidurin, gimana non?” Udin nyeletuk, sampai Viana kembali mendelik kearahnya, wajahnya merah, malu karena disitu ada Tarjo yang tampak nyengir.

“Tuh kan mang Udin genit, udah ah, via balik sekarang” sahut Viana sambil berjalan kearah pintu kamar.

“Becanda non, koq marah, tapi tambah cantik ya…, mang Udin anterin deh” Udin juga ikut berjalan dibelakang Viana sambil matanya tak lepas memandang body Viana dari belakang yang tampak sexy. Didepan Tarjo, Udin rupanya ingin memperlihatkan bahwa Viana sudah dalam kekuasaannya. Udin mencoba merangkul pinggang Viana dari samping. Viana menyibakkan tangan tangan Udin sambil melirik kearah Tarjo dibelakangnya yang pura-pura memandang kearah lain. Sekeluar dari kamar, Udin lagi-lagi menggandeng pinggang Viana yang ramping, tapi kali ini Viana diam saja tak menolak sampai dipintu gudang. “Non, besok sore kesini lagi ya, tadi mamang puas banget, kocokan non Via mantap banget”

Viana tertunduk malu, matanya yang sipit tak berani melihat muka Udin yang porno, tapi Viana senang dan bangga bisa memuaskan Udin. “Iya mang, nanti Via kesini lagi, tapi ingat janji mamang tadi” Viana mengangguk, tapi wajahnya tetap tertunduk. Viana pun kembali ke kamarnya tanpa ada yang melihat.

##################################

Chapter VIII

Hari itu Viana tampak berseri-seri, pagi-pagi sudah diantar Udin ke sekolah. Di sekolah, Viana malah membayangkan penis yang kemarin dipegangnya, melihat muntahan sperma didepan matanya rupanya membuat Viana terkesan, penis yang bagi Viana berukuran besar itu terlihat sexy sekali dengan kepala penis menyerupai helm berwarna merah kehitaman, berbeda sekali dengan penis Johan yang terlihat berkerut dan masih terselubung kulit malah terlihat kecil menguncup. Tiba-tiba saja Viana merasa rindu pada Udin, aroma penisnya yang meskipun tidak sedap malah menjadi daya tarik tersendiri. Wajah Udin yang selalu menatapnya dengan pandangan mesum malah terbayang-bayang, Viana malah kangen pada tatapan Udin padanya. Tatapan itu membuat Viana bangga pada tubuhnya sendiri. Viana ingin kembali memuaskan Udin, pemandangan muncratnya sperma didepan matanya telah membuat Viana puas sekali. Disisi lain , Viana tidak ingin Udin mendapat kepuasan yang lebih selain darinya, mungkin ini sisi feminimnya sebagai wanita, namun justru sisi inilah yang akan terus menjerumuskannya. Ilmu gendam yang dilancarkan Udin memang luar biasa, mampu mempengaruhi seseorang secara tidak sadar dengan permanen. Viana gadis Chinesse dengan masa lalu yang kelabu dan mungkin sekarang dengan masadepan yang suram yang samasekali tidak disadarinya. Sama sekali tidak ada cinta dalam hati Udin untuk Viana, yang ada hanya nafsu yang selalu memikirkan bagaimana cara menikmati tubuh anak majikannya itu. Dia penasaran sekali dengan gadis-gadis Chinesse yang selalu tertutup dan tidak dapat disentuhnya. Sejak bertemu Viana yang cantik oriental dengan tubuh yang bening mulus membuat Udin merasa bahwa Viana gadis yang tepat untuk dijadikan sasaran nafsu birahi terpendamnya. Bel sudah berbunyi, sekolahpun usai. Viana buru-buru keluar kelas membawa tasnya. Wajahnya lebih semangat dari hari sebelumnya, tapi didepan Udin justru dia berusaha menyembunyikan perasaan itu. Wajahnya yang bulat telur dengan kulit putih kemerahan terkena sinar matahari membuatnya tampak cantik sekali berbeda dengan teman-teman wanitanya yang lain yang tampak kumal kehitaman.

“Mang, udah lama nunggunya? Ayo anter Via pulang, oiya mang Tarjo tadi Airin lagi makan dulu dikantin, jadi mang Trajo tunggu dulu aja, jadi Via duluan pulang ya”

“Sip non, pasti ditunggu”

Udin yang sudah siap, begitu Viana menaiki motor langsung saja tancap gas. Ini membuat Viana secara reflek memeluk pinggangnya, begitu sadar, kontan muka Viana merah malu dan segera melepas pelukannya.

“Koq dilepas non, gak apa-apa pegang aja, nanti non Via malah jatuh dari motor, lagian enak non, susu non empuk sekali ya”

Udin mulai lagi bicara seenaknya dan langsung berteriak karena pinggangnya dicubit Viana dengan keras sekali, kali ini motornya jadi oleng, lalu gantian Viana yang teriak ketakutan dan lagi-lagi tangannya merangkul Udin sampai motor itu kembali berjalan normal. Udin tersenyum puas bisa ngerjai anak majikannya itu. Viana pun melepas kembali rangkulannya.

“Tuh, makanya mang nyetir yang bener dong!”

“Iya, abis tadi non nyubitnya sakit, jadi aja gitu, tapi tadi ada yang enak lagi koq, cubit lagi dong non” teriak Udin disela-sela suara motornya.

Viana mendelik dibelakangnya, tapi dia juga tersenyum geli mengingat kejadian tadi.

“Awas aja kalau kayak tadi lagi, nanti sore gak jadi via service lho”

“Ampun non, iya deh yang penting nanti servicenya memuaskan ya non”

Viana diam saja pura-pura tidak menanggapi tapi hatinya berkata iya.

Sesampainya didepan rumah, mereka pura-pura cuek karena ayah Viana tampak sedang memperhatikan anaknya dari dalam toko.

“Non, nanti bajunya yang sexy ya” bisik Udin dibelakang Viana diiringi gendam dalam suaranya yang bernada perintah. Viana diam saja mendengar bisikan itu, dan terus berjalan kearah toko papanya dan terus kearah kamarnya dengan cuek.

“Via, nanti sore papa mau pergi ambil stock ke Indramayu, papa udah titip kunci ke mama Tatik, tolong jaga rumah ya soalnya papa bakal pulang subuh”

“Iya pa, tenang aja, kan urusan jaga rumah ada mang Udin sama Tarjo, suruh mereka aja”

“Iya nanti juga papa bilang mereka sekalian suruh jaga kalian semua”

“Ya udah deh pa, via masuk dulu, mau istirahat” tanpa menunggu jawaban papanya, Viana langsung masuk dan naik tangga ke kamarnya.

####################################

Chapter IX

Sore itu, setelah ayahnya berangkat, Viana pun bersiap mengunjungi gudang kepuasannya tapi kali ini Viana tidak ingin adiknya ikut. “Rin, besok kamu ada tugas apa lagi? Sibuk gak?” Tanya Viana memancing keadaan adiknya.

“Iya cie, koq cici tau, masih yang kemarin belum selesai soalnya kemarin aku malah ketiduran ci”

“ yaudah deh, cici udah mulai bosan lagi dikamar nih, mau main dulu kegudang ya”

“Iya ci, kemarin rame ya ngobrolnya sampai ketagihan gitu”

“yah lumayan, daripada bengong dikamar” Viana kembali kekamarnya untuk ganti baju sesuai pesan Udin tadi siang.

Tiba-tiba Viana merasa horny membayangkan tatapan mesum Udin dan Tarjo padanya, ia ingin kulinya itu terus menatapnya seperti itu, perasaannya tersanjung sekali saat itu. Viana merasa dirinya diinginkan, dia tidak sadar Udin dan Tarjo hanya menginginkan tubuhnya saja. Sengaja Viana memilih baju atasan merah tua yang agak terbuka dibagian dada dan pundaknya, sedangkan untuk bawahan, dia pilih rok merah yang dia pikir matching dengan bajunya agar tampak feminim, ternyata roknya sudah agak kekecilan hingga terlihat agak ketat dan ujungnya sudah sedikit diatas lutut, padahal waktu dibeli dulu masih selutut, berarti sekarang ini dia jadi tambah tinggi. Yasudahlah, pikirnya yang penting matching dan terlihat feminim modis. Viana mengendap-endap keluar dari kamarnya setelah sebelumnya mengunci pintu kamar takut ketahuan Tatik dan mbok Saroh, lalu turun kelantai satu, untunglah semua orang berada dikamarnya masing-masing, jadi setelah sampai dilantai satu tokonya, Viana dengan bebas melenggang kearah gudang. Viana membuka pintu gudang yang tidak terkunci, lalu menutupnya kembali pelan-pelan.

“Wah non via sexy sekali, udah kangen sama kontol mamang ya…” Viana dikejutkan oleh bisikan cabul yang tiba-tiba dibelakangnya, belum sempat teriak, pinggangnya sudah dirangkul Udin dari belakang.

“Non, bajunya sexy juga nih, tuh susunya keliatan, wew, putih banget non” bisik udin di belakang telinga Viana sambil mulutnya menjilati bahu Viana yang putih mulus, matanya terus melihat belahan dada Viana di belakang pundaknya.

Viana yang belum hilang kagetnya secara reflek berbalik hingga tubuhnya menghadap Udin. “Aduhhh mang Udin bikin kag…mmmphhh mmmanghh” belum selesai kalimat diucapkan, Udin yang sudah kebelet mencium bibir Viana, lalu lidahnya dengan liar menyapu mulut Viana.

“Mang, udah ah, nanti ada yang liat” bisik Viana sambil matanya melirik keadaan sekeiling.

“tenang aja non, kebetulan si Tarjo sekarang masih belum pulang, jadi Cuma kita disini non”

“memangnya mang Tarjo lagi kemana?”

“Tadi sih bilangnya mau kerumah temannya didaerah pantai, pulangnya agak malam, non via kangen ya sama si Tarjo?”

“iii gak koq, kirain ikut papa ke indramayu”

“ga koq non, papa non via mana mau diikuti” sahut Udin mengomentari tuannya yang juga mata keranjang.

“Iya, papa memang gitu, dari dulu juga kalau pergi selalu sendirian”

“mungkin nyari ayam-ayam kampung non yang masih muda, hehehe”

Viana termenung sejenak teringat pada mamanya diJakarta, betapa akibat perbuatan papanya, keluarganya jadi hancur, juga gara-gara Tatik yang suka morotin uang papanya, sekarangpun masih jadi benalu dirumahnya. Ia merasa geram sekali pada papanya itu. “Hmmmm kebiasaan papa memang belum berubah”

“Yah, biarin aja non, banyak koq pengusaha cina yang demen gadis-gadis kampung, itumah wajar, udah bosen kali non tiap hari liat istrinya yang sipit-sipit juga kayak non… sekarang giliran mamang yang demen gadis sipit kayak non Via hehehehe” kata Udin sambil tangannya kembali menggandeng pinggang Viana dan digiringnya kedalam kamar. Viana tidak bisa menolak ajakan tidak langsung itu karena hatinya sedang dagdigdug digandeng oleh Udin. “masa sih mang, koq kayak gitu sih, emang semua cowok kayak gitu ya?”pikiran Viana terlintas pada mantan pacarnya yang sudah tega mencampakkannya.

“gak semua sih non, itu terutama kalau si cowoknya kaya, cakep ya rata-rata begitu, makanya non kalau nyari suami,gak usah yang kaya-kaya, kayak kita aja dijamin puas, yang penting kontolnya gede-gede, non via juga udah liat yang punya mamang, suka kan?”

“idihhh kata siapa via suka barangnya mamang?” sahut Viana nyengir malu.

“Lah, non Via koq mau lagi dateng kesini, mau apalagi selain yang kemarin itu tuh, ayo non ngaku aja,non”

Viana terdiam, risih sekali rasanya mendengar ada pria yang bicara begitu secara langsung didepannya, secara dirinya sendiri juga merasa senang mendengarnya. Udin maklum pada keadaan Viana yang masih belia tentu malu mengakui semua rahasia hatinya, tangannya segera mendudukan Viana, namun kali ini Viana didudukkan dikasurnya yang sudah lusuh dan bau. Matanya sibuk menjelajahi pundak Viana yang putih mulus sampai kebelahan dadanya, penisnya sudah tegang didalam celananya, putih amat nih cewek pikirnya.

“mang, baju via bagus ga?” Viana asal bertanya memecah ketegangan dalam hatinya dengan suara lirih, badannya sudah lemas akibat sentuhan Boneng yang dibarengi ilmu gendamnya.

“Bagus non, sesuai permintaan mamang, Cuma kurang sexy dikit non” kata Udin

“Kurang sexy apanya mang? Kata via ini udah cukup modis, waktu beli malah jadi rebutan sama Airin”

“Tetep kurang non, harusnya dibagian ini bukaannya dilebarin, jadi susu non lebih keliatan.” Kata Udin, kali ini tangannya sambil meraba baju bagian dada Viana yang memang agak terbuka, sekaligus tangannya yang besar ikut nyerempet kekulit dada Viana yang halus itu. Viana agak tersentak, bagaimanapun juga Viana adalah gadis baik-baik sehingga belum pernah ada pria yang menyentuh tubuhnya, kecuali Johan, mantan pacarnya. Justru kali ini tangan yang menyentuhnya adalah tangan kulinya sendiri yang jelas bukan siapa-siapanya.

“Ihh, mang Udin jangan pegang-pegang ah, maluuu…”kata Viana lirih sambil menutupi dadanya yang tadi baru tersentuh, kulit wajahnya yang putih , merona merah.

“kenapa malu non, itukan wajar, malah tadinya mamang mau liat susu non Via, ayolah non, jangan jual mahal gitu, lagian non Via juga udah ga perawan, jadi ngapain lagi jual mahal, lagian mamang Cuma mau liat susu non via aja” bujuk Udin.

“malu ah mang, bukannya Via jual mahal, tapi dulukan Via sama pacar Via, mang Udinkan bukan siapa-siapa Via”

“Gini aja non, gimana sekarang kalau mamang jadi pacar non Via, mau kan?” desak Udin tidak sabar. Viana pun melongo.

“Yah, nanti dulu deh mang, Via belum siap, nanti Via pikir-pikir dulu ya” jawab Viana kemudian dengan santai.

“Hmmm, ya sudah deh gimana non via aja, sekarang kocokin kontol mamang yah, udah basah nih rasanya” kata Udin sambil membuka celananya, dan benar saja, kepala penisnya yang tegang sudah mengkilat oleh cairan precum nya yang sudah meleleh menyelimuti ujung penisnya. Viana yang memang sudah terkesan dari kemarin, langsung saja memegang penis Udin yang sudah tegang.

“Hmm udah tegang ya mang?” Tanya Viana sambil tersenyum menggoda. Senyuman itu membuat Udin langsung mendekatkan kepalanya ke wajah Viana, sambil berbisik “Non, sekarang oralin ya, mau kan?” lalu bibir tebalnya mengecup pundak lalu terus merayap kebibir Viana yang tipis. Vianapun membalas ciuman itu dengan bibirnya yang lembut. Lidah Udin dan lidah Viana saling bersentuhan. Udin dengan lahapnya menyedot lidah Viana. Untunglah Viana segera menarik lidahnya, takut adegan it uterus berlanjut dan membobol pertahanannya.

“Via gak suka oral, jijik banget mang, via kocokin aja yah, kayak kemarin, mang Udin puas juga kan?”

“kenapa non? Padahal enak lho, non Via Cuma ga biasa kali nyedot kontol, sedotinlah non, nanti juga jadi biasa koq, kan bisa lebih puas”

“ lain kali deh mang, Via bisa muntah ngebayangin barang mang Udin dimulut Via”

“Janji ya non, tapi sekarang non buka susunya dong, mang udin pingin liat, pasti tambah nafsu nih, boleh ya” tanpa menunggu jawaban Viana, tangan Udin memelorotkan baju Viana. Karena bajunya model bahu terbuka, maka dengan mudahnya baju Viana melorot ke pinggang, hingga nampaklah kulit pundak dan dada yang halus mulus, payudara Viana yang ukuran 34 masih tertutup bra putih kesayangannya. Secara reflek Viana menutupi payudaranya dengan kedua tangan, namun tangan Udin yang besar menghalanginya.

“Udah, gak apa-apa non, gak mau oral, berarti non mesti begini” Viana yang sejak tadi birahinya sudah naik, tidak protes sewaktu tangan Udin melepas bra yang dipakainya.

“Wuihh, putih amat non, gimana ngerawatnya nih susu, buat mamang ya” Udin tak kuat untuk tidak menjilati payudara Viana mulai dari belahan hingga putingnya yang merah muda.. Viana rupanya sudah kehilangan rasa malunya yang baru saja dia katakan pada Udin. Viana tidak menolak semua perlakuan Udin padanya, tangan Viana mulai mengocok penis Udin yang tegak mencapai 18 cm.

Viana tidak menyadari, di ruangan itu telah bertambah satu orang lagi yaitu Tarjo yang memang sengaja pulang setelah mendapat SMS dari Udin sebelum Viana datang tadi. Tarjopun sengaja datang dengan mengendap-endap, Iapun ingin mengalami kenikmatan seperti yang diceritakan Udin kemarin. Tarjo datang tanpa membuat suara derit pintu karena siangnya pintu gudang telah diberinya pelumas untuk memuluskan kedatangannya. Dilihatnya Viana yang tengah bertelanjang dada sedang mengocok penis Udin, tak tahan melihat pemandangan itu, Tarjopun menyergap Viana dari belakang. Tangan Tarjo memeluk tubuh Viana dari belakang lalu meremas-remas payudara Viana yang putih lembut. Viana sedikit kaget melihat kehadiran Tarjo disaat dirinya sedang setengah telanjang, namun birahinya yang sudah memuncak dapat menutupi kekagetannya.

“Ga apa-apa non, Cuma si Tarjo koq, terusin aja, tanggung enak nih”Udin rupanya sudah merencanakan itu semua.

“Iya non, tenang aja, pintunya udah aku kunci barusan”kata Tarjo sambil ikut membuka celananya disamping Viana, lalu keluarlah penis hitam Tarjo yang sedang membesar dengan pesat. Tarjo mengelus-eluskan kepala penisnya yang sedikit lebih besar dari Udin ke punggung Viana yang terbuka. Menyadari ada benda asing dikulit punggungnya yang mulus, Viana membalikkan badannya, sekejap kemudian dia membalik lagi dengan cepat. Mukanya merah merona karena malu, jengah melihat penis pria lain didekatnya. Udin yang melihat itu tersenyum mengejek, lalu dia membimbing tangan Viana agar menyentuh penis Tarjo yang kian membesar.

“Pegang juga non, kontol mang Tarjo, jangan malu-malu, ayo kocokin juga” kata Tarjo tersenyum mesum melihat Viana yang tampak canggung.

Akhirnya perlahan-lahan tangan Viana mulai menyentuh penis Tarjo yang sekarang terlihat sudah lembab. Nasi sudah menjadi bubur pikir Viana, diapun melanjutkan kocokannya pada kedua penis pembantunya. Viana menggelengkan kepalanya sewaktu Tarjo mencoba membujuk agar dia mau mengulum penis mereka. Udin dan Tarjo saling berpandangan lalu mengangguk penuh arti, sementara Viana bersimpuh didepan penis mereka sambil tangannya terus bekerja memuaskan para pekerjanya. Selang sepuluh menit kemudian Viana merasakan kedutan pada penis Udin, ini saat yang dia tunggu, ia ingin melihat semprotan sperma Udin yang telah membuatnya terkesan kemarin. Tarjo memegangi kepala Viana yang tadinya akan menghindar ke samping.

“ liatnya dari depan aja non, begini, jadi lebih nikmat” kata Tarjo memposisikan wajah Viana didepan penis Udin. Viana mau-tidak mau menghadap penis yang sesaat lagi akan muntah, dan benar saja beberapa detik kemudian, Udin melenguh sambil memuncratkan banyak sekali sperma kewajah Viana tanpa terelakkan. Viana memejamkan matanya sambil mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat. Sperma yang selama ini dihindari dari wajahnya kini malah total menghiasi kulit wajahnya yang putih. Tampak lendiran itu meleleh turun diantara kedua alisnya. Gadis itu tidak dapat berbicara bebas karena tentu sperma Udin akan ikut masuk bila mulutnya terbuka. Tangan Tarjo memegangi tangan Viana yang akan menyeka sperma Udin dari wajahnya. “tunggu non, biar aja peju mamang turun dengan sendirinya, wajah non keliatan lebih cantik koq sekarang” kata Udin sehabis melepas hajatnya.

“Iya non tunggu mamang juga mau bucat nih” Tarjo kini sedang mengocok-ngocok penisnya didepan Viana yang mata sipitnya masih tertutup sperma. “Crott…cretttt” terdengar bunyi muncratan sperma Tarjo yang kental kekuningan melesat kewajah Viana, namun kali ini Tarjo juga mengarahkan spermanya ke payudara Viana yang sudah terpampang didepannya. Alhasil payudara Vianapun terkena sperma Tarjo.

Kini tangan Viana mulai menyeka sperma dari wajahnya, terutama dari bibirnya. Udin ikut membantunya sambil berusaha memasukkan sperma kedalam mulut Viana agar terjilat oleh lidahnya. “nih non, sambil dicoba dikit-dikit biar terbiasa, jadi nanti-nanti non bisa nelen peju, enak kan non?” Tanya Udin kemudian, tetap dengan senyum puas melihat anak sulung majikannya sudah takluk pada mereka berdua. “mmmmh…” Viana cemberut tapi tetap tidak berani membuka mulutnya. Disela-sela bibirnya tampak lelehan sperma yang menggenang tepat dibelahan bibirnya hingga secara tidak sengaja ikut meresap kedalam mulut Viana. Tampak gadis sipit itu mengernyitkan dahinya dan mulai meludah kecil karena sperma yang meresap dibibirnya terasa bau dan hambar. “uuhhh, bau mang, kayak ingus rasanya” gerutu Viana

“hehehe tapi enak kan non, asin gurih gitu, iya gak?” udin menyeringai

“Asin gurih apanya!, hambar bau!”Viana terus meludah karena terasa dilidahnya justru rasa benih Udin itu mulai menjalar didalam rongga mulutnya.

“Coba rasa peju mamang non, sama gak?” Tarjo yang tak mau kalah mempromosikan rasa spermanya sambil menyodorkan ujung penisnya yang masih terdapat sedikit sisa sperma

“gak mauuu” Viana spontan menjawab diiringi tawa kedua pembantunya.

Selanjutnya ketiga insan yang berbeda status itu bersenda gurau dengan candaan porno dari Udin dan Tarjo yang memang bertujuan untuk merusak pemikiran gadis yang mulai berangkat dewasa ini. Ilmu gendam pun secara diam-diam dilancarkan dari jarak dekat oleh kedua pembantu bermuka mesum ini. Viana semakin terlena oleh hasutan dan gendam kedua pembantunya yang menjurus pada suatu persetubuhan haram dengannya. Udin dan Tarjo semakin ahli dalam mempermainkan gairah Viana yang memang sedang pada masa pergolakan layaknya gadis dewasa, tapi sayangnya Viana hanya gadis abg yang kurang pengalaman sehingga gadis itu tidak tahu harus bagaimana memenuhi hasratnya terutama jika tidak dibimbing. Nalurinya sebagai gadis terhormat masih melekat sehingga meskipun sudah terbakar birahi namun Viana masih menolak untuk disetubuhi oleh kedua pembantunya itu.

“Non via kapan atuh mau cobain kontol mamang ini, tuh gak kasian non, udah pada tegang gini padahal belum 10 menit tadi baru pada muntah” kata Tarjo yang masih belum memakai celana sengaja memperlihatkan penisnya yang sudah tegang lagi.

“iya non, cobain sekali aja non kulum, pasti ketagihan deh, lebih nikmat daridapa Cuma dikocok kayak tadi non” kata Udin menimpali sambil tangannya mempermainkan payudara Viana yang belum juga memakai branya.

“engga deh mang. Via jijik kalau harus gitu” kata Viana sengaja tidak melihat penis kedua pembantunya, namun sesekali mata sipitnya melirik juga kearah penis Udin yang juga sedang membesar.

“Jadi non Via maunya gimana? Nyobain ngentot yuk non, mau gak? Mumpung papa non belum pulang” kata Tarjo sambil tangannya mencoba menyibakkan rok Viana, namun tangan Viana menepisnya pelan.

“ga ah mang, Via ngantuk nih, mau tidur, inikan udah jam 11 malem.” Kata Viana sambil menguap lebar.

“yah koq gitu non, padahal pasti memek non juga udah basah kan?” Kata Udin dengan nada kecewa.

“Yehh mang Udin tau aja, tapi jangan harap ya, cukup kayak tadi aja, toh kalian ini siapanya Via?” Sahut Viana.

“Nah lu din, kita ditagih nih. Hehehe kalau non via mau, kita mau banget koq jadi pacar non Via, tinggal non aja yang mau atau gak sama kita, hayooo” kata Tarjo malah senang menemukan jalan pintas.

“kalian ini udah gila ya, memangnya mau dimadu sama Via? Udah ah, makin ngelantur aja nih mang Tarjo, udah malem, Via mau balik kekamar” kata Viana tersenyum sambil memakai bajunya kembali.

“kenapa ga disini aja tidurnya non? Kita juga masih mau koq dikocokin sama tangan non Via, apalagi sambil non nya telanjang, pasti asyik non” Udin mencoba membujuk Viana agar tidak kembali kekamar.

“Via ngantuk mang, kapan-kapan lagi aja ya”

“janji ya non, nanti mamang tagih janji non via” kata Udin

“Iya deh mang, nanti tagih aja kalau mang Udin lagi kepengen” kata Viana tersenyum manis pada Udin

“Sekarang cium dulu dong non kontol kita, sekaliii aja sebelum non tidur, biar ga penasaran nih si otong”Kata Tarjo.

Viana yang sudah selesai merapikan pakaian, melirik kearah penis Udin dan Tarjo yang tegang-tegang mengacung kearahnya. Kembali Viana tersenyum nakal, kepalanya mendekat kearah selangkangan Udin, lalu mulutnya yang mungil mencium kepala penis Udin lalu berganti pada penis Tarjo. “Nah gitu dong non, yang sering ya, gak usah jijik segala, nanti non yang rugi“ kata Tarjo menyeringai sambil memakai celananya kembali.

”sampai nanti yang mang berdua, Via mau bobo dulu” kata Viana pamitan.

Viana kembali kekamarnya dengan senyum puas karena telah bisa memuaskan kedua pria yang selama ini membuatnya penasaran dan tidak bisa tidur. Gadis itu tidak tahu perjalanan hidupnya sejak saat itu ada dibawah kendali Udin dan Tarjo. Bagaimana kisah keluarga Viana selanjutnya?

Bersambung
By: Dream Master
------------------------------
35 komentar Post your own or leave a trackback: Trackback URL
  1. indra mengatakan:
    mantap tuh pic, benar2 cewe idaman gue.
    lanjut gan…
  2. Diny Yusvita mengatakan:
    Sep Bro Ara.. step perlahan yg menggairahkan, ditunggu lanjutan-na ^o^.
    Oya, lanjutin Liany-nya dunk.. sama kacungnya si Kosim ya kl gax xalah. Ukay…
    Re: yang bikin gw ngakak dari cerita ini pic para beastnya itu loh wakakakka….keren kok bisa ya dapet pas gitu? :D
  3. d3us mengatakan:
    gaya cerita bang ara kog rada berubah ya…
    lebih sep gaya cerita liany
    Re: berubah gmana bro? masih ok kok
  4. niki mengatakan:
    kbb ini memang saluran cerita bermutu ..topppp
    Re: makasih atas pujiannya, semoga kbb getting better & better
  5. rskaa mengatakan:
    wiih bro ara, keren nih keren
    hihihi
    lanjutannya jangan lama” soalnya ak tunggu hhe
    izin copas yaa hhe
    Re: tulisan bro ara emang top sampe penulis senior sekelas sis dina aja muji!
  6. babeh9694 mengatakan:
    Wah bagus banget ceritanya…
    Lanjutannya jgn kelamaan dong…
    Viana-nya dianal dong nanti lanjutannya…
    Trs Airin-nya jg kalo bs diajak, trs diperawanin vegi ama analnya…
    Bagus bgt nih cerita…
    Lanjutannya jgn kelamaan yaa…
  7. little-boy mengatakan:
    bagian pertama blm msk ke adegan inti, msh pemanasan doang, bikin yg baca panas dingin dan cenut-cenut d ujungnya, wehehe…
    ditunggu kelanjutannya lho, pengen tau oom ara bikin crita genre-nya gangbang (moga2 terkabul, hehe..), soalnya crita2 sblmnya smuanya ‘one on one’..
  8. uwie mengatakan:
    dapat darimana tu gambar kelima jagoannya pas bgt sama karakter yang ada di cerita
  9. syahroni mengatakan:
    Keren bgt ceritanya Mr Shusaku…
    Ayo Bro lanjut…, nanggung bgt nih…, masa cm handjob doang…khan ada lobang yg 3 dianggurin nih…
    Ama Airin-nya diajak dong, masa cm ngurusin tugas sekolahan aja…
    Sangat ditunggu lanjutannya Bro…, jgn kelamaan nih…, udah senut2x nih…
    Ceritanya keren abis…, mdh2x-an kelanjutannya jg keren abis jg spt ini…
    Hehehe…
  10. Ninja Gaijin mengatakan:
    seri baru nih…
  11. masterdream mengatakan:
    ini pembajakan, gw yg bikin knp ditulis bung ara? Gimana neh bos shu?
  12. Joe mengatakan:
    Bro shusaku…KBB skrg gak bisa diakses dr BB (telkomsel provider)…
    Udah diblok ama kominfo tuh….hiks….!
  13. ikankecil mengatakan:
    Hahaha…. beneran diblok di BB-loh…. hebat juga nih si nawala.org.
    Berarti dia melihat content dari situs itu…. biasanya kan blok kayak gini cuma melihat keyword aja….
    Jangan-jangan anggota nawala.org ada yang langganan ke situs ini…. hihihi….
    Wah bos shu harus pintar-pintar nih…. sama saran nih bos shu…. mungkin biar gak ke filter sama pengangkap keyword, untuk judul-judul ceritanya bisa dihindari penggunaan kata-kata yang menjurus seperti XXX, lust, cum, dst.
  14. juragan_geblek mengatakan:
    mantap,sayangnya nanggung nih.
    Gw suka tulisan ara terutama tentang liany nya…
  15. dewabokep mengatakan:
    buat bro2 yang gak bisa buka kbb dari bbmasih ada jalan lain kok.
    caranya install browser baru di bb nya! nama browsernya BOLT! download trus install!
    di jamin bisa! gw udah bisa buka kbb sejak pertama kali nawala project aktiv!
    smoga bermanfaat
  16. GayusOnlineDariBui mengatakan:
    hohohohohooho…ni cerita mantep amat
    paling suka cewe chinese sm pembokat ky gini..ayo dilanjut boss.. spy ada yg bisa gue baca ..heheheheh
  17. sasa-Mantap mengatakan:
    iya pake BB dengan operator matrix juga dah ga bisa buka kisahbb. Kena blok sama Nawala. Hebat juga yah Nawala, padahal kan dia bloknya dari DNS address….. kok bisa ya ketahuan kalau kisahbb ini berbau cabul
  18. Hujan Deras mengatakan:
    Keren Abis neh Cerita….
    Baru permulaan, dah kayak gini…!!?
    Ckckckckck…..
    Gimana kelanjutanya yah…!?
  19. ngaceng gw mengatakan:
    bit yg pelan panjang dan lama tapi ngena bgt, ngaceng
  20. bad guys mengatakan:
    mantapz bro…. giliran airin kapan? lanjutin ama temannya tarjo, biar sekalian rame jg masukin temannya airin…. lanjutkan…!!!! wakwak….
  21. liong mengatakan:
    kayaknya bakal jadi cerita fav ane nich, moga cepet updateannya
    terus berkarya gan!!!
  22. dot-bogor mengatakan:
    seepp Bro Ara, ditunggu banget kelanjutannya, jgn lama-lama yach……seeeppppp, jgn spt penulis “Nirmala perawan tinggal kenangan” trus “Feby – anal buat feby” sama “Lust in broken home”, parah ampe 2 taon ga ada lanjutannya… ditunggu bro Ara….seeepppp…seeepppp
  23. pengen bgt mengatakan:
    Buruan donk,,,cerita sambungangannya ..bagus bgt ni critana.. alam imajinasi gw bekerja ni… Buruan yah lanjutannya.. GOOD STORY
  24. Penikmat cerita mengatakan:
    Buruan GIH cerita sambungannya… Jngan lama2 donk buat terusannya viana the beginning nya.. keburu Il Feel nih… Di tunggu cpet yah,, Makasih
  25. babeh9694 mengatakan:
    Bro mana lanjutannya…
    Cepetan dong…, udah ditunggu para pembaca nih…
  26. d3us mengatakan:
    loh… ini bukan karangan bung ara y?
  27. bokepers mengatakan:
    Mantapz bro…
    Lanjutannya mana…, Airinnya diajak dong…
  28. wongkoko mengatakan:
    Ayo dong Bro lanjutannya.
  29. lust soul mengatakan:
    bro mana lanjutannya..
    gak sabar mau viana digarap sama udin..tapi kalau gang bang..bisa boring..banyak cerita semua gang bang..
  30. suparno mengatakan:
    Bro lanjutannya dong…
    Airin-nya diajak…, trs di gang bang bareng…, diperawanin semua lobangnya…
    Ditunggu lanjutannya…
    Jgn kelamaan dong…
  31. Hello mengatakan:
    Bro shuzaku, kenapa musti pake picturenya org2 Jepang? Saya ada beberapa koleksi foto2 abg Indo dr FB nih, boleh rekomendasi?
  32. master mengatakan:
    Bos Shuzaku kpn diupdate-nya…
    Kok jd lama bener engga diupdate2x…
    Kita nunggu update-anya…
    Jgn tinggalin blog ini…
  33. babeh9694 mengatakan:
    Bro mana lanjutannya…, lama bener….
    Ayo dong dilanjut…, Airin-nya jg diajak…
  34. r4j4_b0k3p mengatakan:
    Dilanjut dong Bro…, entar keburu basi…
  35. acerezz mengatakan:
    wah series baru nich …mudah2an sebagus eliza series hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar