Linda |
"Tumben kok rajin sekali belakangan ini" kata sang nyonya.
"Iya nyah, kan gaji Ujang udah dinaikkan 3x lipat. Dan sering dapat bonus. Makanya Ujang mesti serius kerjanya" kata Ujang.
"Iya termasuk kerja keras ngewein aku yah. Hehehe... tapi jujur aja, kamu hebat lho ngentotnya" Linda memuji pembantunya itu dan memeluk erat tubuh kurus Ujang sambil merapatkan payudara yang sekal dan montok itu ke punggung Ujang.
Linda memasukkan kedua tangannya ke dalam kaos kucel yang dipakai Ujang. Dirabanya perut Ujang yang hitam itu dan dirabanya bulu yang tumbuh tanggung di sekitar dada dan puser Ujang.
"Ah...nyonya genit ah. Pagi-pagi dah bikin nafsu. kontol Ujang kan jadi nganceng nih" sambil berkata demikian, Ujang menggerak-gerakkan pundaknya, seakan mengelusi payudara nyonya Linda.
"Hihihi...nafsumu gede yah. Sama seperti kontolmu yang gede dan panjang" Linda menanggapi tindakan Ujang itu dengan semakin merapatkan payudaranya dengan pundak Ujang.
"Kayanya nyonya senang yah sama kontol yang gede dan panjang? Emang enak nyah?" Ujang menggoda majikannya dengan pertanyaan itu.
"Wah suka sekali...habis enaknya nggak ketulungan. Nikmat banget deh kalo ngewe sama kontol yang tegang, besar dan panjang. Mentok sampai ke dalam" jawab Linda blak-blakan.
"Kan saya cuma pembantu nyah. Sudah kere, jelek, hitam, kurus, kasar, kampungan lagi. Kalo nyonya kan cantik, putih, bening, montok, halus" jawab Ujang.
"Ah nggak jadi masalah Jang, meskipun jelek, hitam, dekil, kampungan, tapi yang penting kontol kamu yang luar biasa, yang bisa muasin saya. Genjotanmu enak banget sih. Bikin saya nafsu, kalo dientot kamu, luar biasa enaknya" kata nyonya Linda sambil mencium pipi Ujang.
"Bener nih nyah? Kalo gitu nyonya suka dong sama kontol yang mantap, meskipun sama jongos?" Ujang menanggapi jawaban Linda.
"Iya Jang, yang penting kontolnya besar dan panjang. Pembantu juga nggak masalah. Yang penting bisa bikin saya puas, kan cuma buat kawin bukan buat nikah hihi" kata Linda tertawa nakal.
"Ok kalo gitu. Yuk sekarang saya ngajak nyonya menikmati kepuasan. Mau?" Linda yang mendapat pertanyaan itu dengan segera menanggapi:
"Mau dong? Apalagi pagi-pagi begini. Yuk ke kamarmu, Jang."
Ujang menimpali: "Ok nyah, nyonya akan Ujang bikin menjerit nikmat deh. Pokoknya ada kejutan enak."
Linda terperanjat: "Kejutan apa tuh? Awas yah jangan macam-macam, aku cubit kontolmu, baru tau rasa kamu."
Ujang menjawabnya: "Tenang aja nyah. Yang penting nyonya akan puas deh. Ok, nyonya bugil dulu dong. Lalu kita ke kamar saya."
Permintaan itu ditanggapi Linda: "Ok deh, saya bugil yah."
Nyonya muda yang cantik itu segera melepaskan daster tipis dan pendeknya itu di depan mata Ujang, jongosnya. Kini Ujang dapat menyaksikan tubuh indah dan mulus dari nyonya Linda. Tubuh bugil itu sudah biasa menjadi santapan matanya dan sudah sering ia nikmati, karena hampir setiap hari, nyonya Linda berani bugil di rumahnya.
Ujang |
"Pokoknya nyonya akan puas sekali, ok?"
"Ok, Jang. Pokoknya buat aku puas!"
Ujang lalu merangkul pundak nyonya majikannya dan dipersilahkan mendorong gerendel kamar itu untuk masuk. Ujang tetap berada di belakang tubuh telanjang bulat nyonya majikannya. Ketika nyonya Linda masuk ke dalam kamar Ujang, dia terperanjat sambil menutupi sepasang payudaranya yang montok dan menutup bulu kemaluan serta vaginanya itu dengan kedua tangannya:
"Ah..." Rupanya di dalam kamar tidur Ujang telah ada orang lain yang menunggu. Orang itu adalah Darso, yang tidak lain adalah teman Ujang yang juga jongos. Usianya sekitar 32 tahun. Dia bekerja sebagai jongos di sebuah rumah mewah juga yang terletak berdekatan dengan rumah Linda. Hampir sama dengan Ujang, Darso adalah pemuda kampung yang mengadu nasib menjadi jongos di rumah mewah di Sentul City. Tampang dan bentuk tubuhnya sama seperti Ujang: hitam, kurus, dekil. Bahkan lebih kurus dan hitam daripada Ujang.
"Tenang aja nyah, tadikan nyonya bilang suka dengan kontol besar dan panjang. Mang Darso ini, kontolnya juga gede lho, dia juga mau ikut icip-icip ngentotin nyonya" kata Ujang sambil menarik kedua tangan nyonya majikannya ke belakang, sehingga Darso yang matanya belo itu semakin nafsu memandang tubuh bagian depan Linda yang bugil.
"Gila Jang, kamu...eepphh" sebenarnya Linda mau memarahi Ujang yang lancang bercerita tentang hubungan mereka dan memanggil orang lain ke sini, tapi Ujang langsung membekap bibir indah nyonya Linda dengan bibirnya yang dower.
Jongos itu meremas payudara nyonyanya yang mengantung bebas itu, dan dirabanya bibir vagina Linda. Lama-lama mata Linda mulai meredup, menandakan birahinya yang sudah naik. Darso yang juga terangsang, disuguhi pemandangan hot antara Ujang dan nyonyanya. Ingin sekali Darso meraba sekujur tubuh itu, tetapi ia menahan diri. Mata Darso tak jemunya memperhatikan payudara indah dan vagina berjembut lebat Linda.
"Sini mang Dar, silahkan raba tetek nyonya saya!" Ujang mengajak Darso.
"Jahat kamu Jang, ajak teman koq nggak bilang-bilang...eessshh" jawab Linda sambil meringis, karena kini tubuh bugilnya yang indah menawan sedang diraba-raba, dielus dan di remas oleh dua pasang tangan yang kasar dan hitam legam itu.
Kini tangan Darso sudah mengelus, bahkan meremas dengan gemas sepasang payudara montok dan bening itu. Dipermainkannya puting payudara itu dengan begitu gemas. Sedangkan Ujang, sedang begitu asyik menyelipkan jari tengahnya dalam-dalam mengobok-obok vagina Linda. Hal itu membuat Linda kelojotan menikmati lonjakan birahi dalam dirinya.
"Enak sekali Jang, tetek nyonyamu. Sekel, montok dan kenceng lagi. Nyusu dulu ah!" kata Darso.
Linda yang sudah dibakar nafsu membiarkan tubuhnya diperlakukan demikian, bahkan dengan birahi yang sudah memuncak, ia menyodorkan sepasang payudaranya yang putih, halus dan montok itu untuk dinikmati mulut Darso.
"Ahhhss...eeeggghhh...eehhmmm" itulah kalimat yang keluar dari mulut Linda, ketika Darso mencaplok dan mengulum puting payudaranya.
Dengan penuh nafsu, Darso menjilati bongkahan payudara montok itu dan sesekali dihisapnya pentil itu kuat-kuat sehingga Linda terus kelojoton penuh nikmat. Dipermainkannya lidah Darso di puting susu itu.
"Eeehhh eeessshhh... eemmmhh" demikian erangan penuh birahi dari nyonya cantik itu.
"Sekarang, saya mau lihat dan ciumin memek nyonya Linda yah" Darso menyatakan maksudnya itu dan Ujang mempersilahkan Darso untuk bermain dengan vagina nyonya majikannya.
"Ngangkang dong nyah!" pinta Darso.
Tanpa malu-malu lagi, Linda membentangkan pahanya lebar-lebar, sehingga vaginanya terpampang bebas di hadapan Darso.
"Gile nih jembut, lebat banget. Biasanya nafsunya gede. Nih memek bagus banget yah" Darso yang kampungan dan yang katanya tidak tamat SD itu memberi penilaian terhadap vagina Linda.
Ia memandang vagina itu penuh nafsu dan diciuminya dengan geregetan. Lidah Darso juga menerobos masuk ke dalam vagina Linda, dan bermain-main di dalam rongga vagina itu, menyentuh klitorisnya yang sensitif. Serangan Darso kembali membuat Linda menggelinjang menikmati gelora birahi dalam dirinya yang diperlakukan seperti itu oleh Darso. Sementara di sebelahnya Ujang meremasi payudaranya dan menciumi tenguk dan pundaknya. Karena terus dirangsang akhirnya
"Eggghhh...oohhhsss. Aku kee..llluuu..arrr....eessshh" demikian erangan nikmat dari Linda yang sudah sampai pada klimaks pertamanya.
Tubuh Linda semakin lemas dan melemah karena luapan nafsunya.
"Wah nafsu nyonyamu hebat juga Jang. Nih sdh keluar. Apalagi ntar kalo dientot" Darso mengatakan hal itu sambil membuka celana pendeknya yang dekil dan melepas cdnya.
Maka tersembullah batang penisnya yang luar biasa besar itu, kencang, hitam dan dikelilingi oleh bulu-bulu yang lebat. Linda terhenyak memperhatikan penis besar itu
"Sini aku pegang dulu. Diciumin dulu dong!"
Darso mengikuti kemauan Linda dan menyodorkan penis besarnya ke mulut Linda. Disambutnya penis itu, dipegangnya, diciumi dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Darso menduduki payudara Linda dan memasukkan batang penisnya ke dalam mulut Linda. Digenjotnya mulut mungil itu dengan penisnya. Linda pun menyedot dengan kencangnya penis itu dan lidahnya menjilati kepala penis yang bersunat itu.
"Uugghh... Enak sekali sepongan nyonya Linda...eehhhgg!!" demikian ungkapan Darso.
Sambil terus mengulum dan menjilati penis Darso, Linda mempermainkan biji pelirnya. Seakan batang penis dan biji pelirnya itu menjadi mainan yang menarik baginya. Setelah sekitar 15 menit Linda menservice penis itu, tibalah saatnya bagi Darso untuk menikmat persetubuhan yang sesungguhnya. Darso memegang penisnya yang sudah tegang sekali dan diarahkannya ke bibir vagina Linda yang sudah becek itu. Ditempelkannya kepala penis yang membonggol mantap itu dan di dorongnya pelan-pelan "Agghhh...eeessshhh...eeuuugghh" Linda mulai mendesah dan menjerit penuh nafsu, ketika penis yang besar itu mulai menerobos masuk ke liang vaginanya.
"Enak banget Jang...memek nyonya majikanmu...sempit dan peret banget...ssshhh" Darso pun ikut menikmati proses penetrasi itu.
"Iya dong, aku aja ketagihan ngewe sama nyonya Linda. Habis memeknya rapet banget" jawab Ujang kepada Darso.
Akhirnya...sllleepp, masuklah seluruh penis itu ke dalam sarang nikmat Linda. Darso membenamkan penis itu dan menekannya kuat-kuat. Linda menanggapi dengan mengangkat pantatnya, seakan menyambut proses penetrasi itu.
"Eggghhsss ... Aahhsss..eesshhh" terdengar erangan Linda, ketika Darso mulai menekan dan memutar pantatnya, sehingga batang penisnya yang besar itu masuk dengan sempurna.
Linda yang dalam keadaan terlentang itu sangat menikmati enjotan penis Darso di dalam liang vaginanya. Tak henti-hentinya dari mulutnya keluar desahan nasfu. Kedua tangan Darso memegang betis mulus Linda dan membentangkannya sehingga terbuka lebar. Pada saat yang sama, Ujang pun tidak tinggal diam. Dia membuka celananya yang jelek itu dan melepaskan cdnya. Batang penisnya yang juga besar itu lalu diarahkan ke mulut Linda. Dan akhirnya, ke dua mulut Linda atas dan "bawah" terisi penuh oleh penis yang besar itu. Betapa nafsunya Darso dan Ujang menyetubuhi Linda dengan penisnya yang sudah amat tegang itu. Mereka berdua sebagai pembantu sungguh mendapat rejeki nomplok. Setelah gaya itu dirasa puas, Darso minta ganti posisi. Dicabutnya penis itu dari dalam liang senggama yang nikmat itu, ia melepas kaos bututnya, sehingga tubuhnya sama-sama polos dan bugil seperti Linda. Hanya bedanya, tubuh Darso begitu hitam, sedangkan tubuh Linda begitu putih bening bagai pualam bercahaya. Darso kemudian tidur terlentang dan meminta Linda memasukkan penis besarnya ke dalam vaginanya. Rupanya ia menginginkan gaya "woman on top". Linda mengambil posisi menduduki penis Darso dan di arahkannya ke dalam liang vaginanya. Masuklah kini seluruh batang penis Darso dijepit oleh dinding nikmat di dalam rongga kemaluan Linda. Saat Linda menurunkan tubuhnya, Darso menaikkan pantatnya sehingga seluruh penisnya tertelan di dalam vagina Linda. Disentakkannya penis Darso melesak masuk ke dalam vaginanya. Tindakan itu ditanggapi Linda dengan menekan pinggulnya ke bawah, sehingga batang penis Darso sungguh masuk dengan sempurna, diiringi desahan nikmat dari Linda. Darso pun meremas dengan penuh nafsu payudara Linda yang menggantung indah itu. Melihat hal itu, Ujang pun tidak tinggal diam. Dia meminta Darso untuk memeluk tubuh bugil majikannya. Darso memeluk tubuh mulus itu dan mencium bibirnya. Bibir mereka saling berpagutan erat sambil menikmati persetubuhan yang penuh desahan birahi. Ujang bisa melihat betapa penis Darso yang kencang dan besar itu tertelan masuk ke dalam vagina Linda.
Ujang juga melihat liang anus Linda yang agak terbuka menantang. Ia memang pernah mensodomi nyonya majikannya itu. Penis Ujanglah yang pertama kali masuk ke liang anus Linda. Suaminya saja tidak pernah melakukan hal itu bila bersetubuh. Dan rupanya, inilah kejutan yang akan dinikmati Linda. Ujang akan mensodominya, bersamaan saat Darso menyetubuhi vaginanya. Ujang kemudian mengarahkan batang penisnya ke lubang anus Linda.
"Aaggghhh...aooowww" kembali Linda mulai mendesah dengan begitu keras dan mengelepar saat lobang anusnya mulai dipenetrasi oleh penis Ujang. Pelan-pelan Ujang mulai memasukkan batang penisnya yang sudah tegang membelah anus Linda. Perlahan didorongnya penis Ujang, menelusuri liang anusnya. Linda kembali mendesah penuh nikmat:
"Auuuhhsss...pee..llaann Jaanngg. Eeuugghhh!!"
Penis Ujang sedikit demi sedikit masuk ke dalam anus Linda. Inilah kali pertama Linda mengalami double penetration, di vagina dan anusnya. Ujang pun merasakan nikmat karena bisa memasukkan penisnya ke dalam liang anus nyonya majikannya. Dan...sllleeepph. Masuklah kini penis Ujang ke dalam anus Linda. Hal ini membuat Linda menjerit:
"Ahhh...Jhanng...sssaaakkhhiitt...eegghh!!"
Darso dan Ujang akhirnya sengaja membenamkan penis mereka dalam-dalam ke dalam lubang vagina dan anus Linda, sehingga ibu muda yang cantik itu menggelepar merasakan sodokan penuh nafsu dari kedua jongos itu. Ujang dan Darso dengan penuh semangat memompakan penisnya, membiarkan nyonya majikannya mengelepar liar penuh nafsu. Rasa sakit yang dialami Linda lama-lama mulai berubah menjadi nikmat yang luar biasa. Darso dan Ujang pun sepertinya tidak mau membiarkan kenikmatan itu cepat berlalu. Mereka terus menghantam vagina dan anus Linda dengan begitu kasar. Setiap desahan atau erangan yang keluar dari mulut Linda, justru memacu mereka untuk semakin menancapukulan penisnya lebih kuat ke sasarannya. Sudah hampir setengah jam Linda mengalami serangan birahi yang begitu hebat. Sudah 3x pula Linda mengalami klimaks yang luar biasa nikmatnya itu. Sampai akhirnya Ujang dan Darso sudah bersiap untuk memuntahkan lahar sperma mereka.
"Aahhh gua mau keluar nih!" demikian lenguhan penuh birahi dari Ujang,
Darso pun mengalami yang sama: "egghh gua juga oi! Nyonyamu pasti sudah keluar berkali-kali"
Dan akhirnya pada saat yang bersamaan, Darso dan Ujang, begitu juga Linda, menuntaskan persenggamaan mereka. Crrooottt...ccrrooottt....ccrrooottt. Muncratlah sperma Darso di dalam liang vagina Linda, dan Ujang pun menyemprotkan spermanya di dalam anusnya. Linda pun sampai pada klimaksnya. Akhirnya, ketiga manusia itu lemas lunglai. Kelihatan sekali, tubuh indah, putih dan bening milik nyonya Linda dihimpit oleh tubuh hitam, gelap dan dekil. Darso dan Ujang membiarkan penis mereka tetap menancap di vagina dan anus nyonya Linda, sambil menuntaskan sisa-sisa birahi mereka.
"Gimana mang Dar, enak kan memek nyonya saya?" Ujang bertanya pada temannya. "Enak tenan, sempit banget yah!" Darso menanggapinya.
"Iya dong, padahal udah berapa kali aku entot lho hehehe. Aduuhh sakit" tiba-tiba saja Ujang meringis karena Linda mencubit lengannya seakan malu karena rahasia skandalnya dengan si jongos itu terbuka.
"Ah nggak apa-apa nyah. Darso juga suka nyikat anak majikannya. Tuh si kembar Sherly-Sheny aja dientot sama Darso. Iya kan mang Dar?" ungkap Ujang.
"Iya nyah, habis saya diajak duluan. Awalnya non Sherly,gara-garanya lagi rebut sama pacarnya. Eh malah maen sama saya" kata Darso.
Ujang melanjutkan: "Iya tuh, bahkan perawannya Sheny disikat juga sama si Darso." Darso menanggapinya: "Iya rupanya non Sheny pernah ngintip saya lagi ngewe sama non Sherly, eh lama-lama dia gatel juga. Lalu ketika rumah lagi sepi, non Sheny ngajak saya ke kamarnya. Kirain di suruh bersihin kamarnya. Taunya jadi ngewe juga. Wah, non Sheny masih perawan lho waktu saya entotin."
Setelah Darso selesai menceritakan pengalamannya itu, Linda lalu berdiri untuk menyudahi permainan ini, karena dia ada janji dengan salah satu staff marketingnya untuk melihat butiknya di Mall Pluit yang sedang di renovasi. Ujang dan Darso pun berdiri dan bergantian memeluk dan mencium Linda sebagai ungkapan terima kasihnya. Darso pun bangkit dan ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Ujang untuk membersihkan dirinya. Ujang memakai celana pendeknya dan menemani nyonyanya yang masih bugil untuk keluar dari kamarnya. Setelah Darso membersihkan tubuhnya, ia pun keluar kamar Ujang. Di rumah yang mewah itu, Ia mencari Ujang untuk pamitan. Tetapi dia tidak menemukannya, feelingnya mengatakan bahwa Ujang pasti ada di kamar majikannya
Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kamar Linda untuk menemui Ujang. Dan benar saja, ketika Darso masuk ke kamar Linda yang besar dan indah itu, dia mendengar suara desahan dari kamar mandi di dalam kamar itu. Ia pun melangkahkan kakiknya ke sana dan menemukan Ujang sedang menggenjot tubuh telanjang nyonyanya yang duduk di atas wastafel marmer. Rupanya Ujang karena merasa belum tuntas melanjutkan persetubuhannya dengan nyonyanya di kamar megah itu. Darso kemudian berpamitan dengan Ujang dan nyonya Linda yang sedang asyik bersetubuh itu tapi keduanya cuek karena terhanyut dalam birahi. Akhirnya persetubuhan antara Ujang dengan nyonya Linda berakhir sekitar pukul 9.30 pagi. Itu pun atas permintaan Linda karena sudah ada janji dengan Silvy. Ujang menuruti alasan nyonya majikannya, dengan syarat nanti sore Ujang bisa menikmati kembali tubuh mulus nyonya Linda. Tentu saja Linda menyetujui syarat itu, karena ia pun menyukai permainan Ujang. Sekitar pukul 10.15, nyonya Linda keluar rumah dengan mengendarai mobil BMW yang masih baru itu. Dia janjian untuk bertemu dengan Silvy, anak buah suaminya yang bekerja sebagai staff marketing. Mereka memang sudah saling kenal dengan baik. Keduanya janjian untuk ketemu di sebuah caffe di Cibubur Sqare. Usia Silvy 23 tahunan, orangnya cantik, putih dan menarik. Dia belum menikah, tapi sudah punya pacar. Ketika sedang membicarakan beberapa hal sehubungan dengan butiknya, Linda melihat Lisa, adiknya Lily. Dari tempat duduk Linda di caffe itu, ia dapat melihat Lisa yang sedang memarkir mobilnya di halaman mall itu. Lisa turun dari mobil jazznya itu dengan diikuti oleh ketiga cewek teman sekolah yang sebaya dengannya. Saat itu Lisa mengenakan kaos santai yang agak longgar dan rok jeans mininya yang pendek sekali, sehingga pahanya yang sekal berisi terpampang jelas. Kemudian Lisa dan teman-temannya masuk ke dalam mall untuk membeli donat dan kopi. Saat itulah, Linda menyapa Lisa, dan saling berbincang sebentar. Setelah mendapatkan pesanannya, Lisa meninggalkan Linda dan Silvy lalu mereka pergi meninggalkan mall itu dengan mobilnya. Setelah mendapatkan pesanannya, Lisa meninggalkan Linda dan Silvy lalu pergi meninggalkan mall itu dengan mobilnya. Begitu juga dengan Linda dan Silvy, setelah ngobrol sebentar sambil minum kopi, mereka pun pergi meninggalkan mall itu menuju Pluit. Sekitar pukul 12.30 siang, Linda dan Silvy sudah sampai di sebuah mall di daerah Pluit.
Silvy |
"Hawa di sini panas yah pak" kata Linda sambil membuka dua buah kancing kemeja putihnya yang tanpa lengan itu.
Dengan dibukanya kedua kancing itu, tampaklah kulit tubuh Linda yang begitu putih dan bening. Tampak juga bh putihnya yang membungkus payudara indah itu. Beberapa kali Pak Samad menelan ludah menyaksikan pemandangan indah yang begitu seksi itu. Sambil terus mendiskusikan warna yang akan dipakai di bagian gudang itu.
Pak Samad |
"Aduh non Linda, pakai cium segala. Bapak jadi malu" Pak Samad mengomentari tindakan Linda.
"Ah nggak apa-apa, habis bapak juga baik. Lengan bapak kekar yah...berotot lagi...bulunya juga banyak" sahut Linda sambil mengelusi lengan Pak Samad yang memang kekar dan berisi itu.
"Pasti bulu di sini juga banyak yah" lanjut Linda yang dengan nakalnya meraba selangkangan Pak Samad dan menyentuh penisnya yang sudah tampak tegang itu.
"Aduh, non Linda...jadi tambah nganceng nih kontol bapak" ujar Pak Samad. "Kelihatannya sudah nganceng dari tadi tuh. Apalagi setelah melihat ini" lanjut Linda sambil melepas dua kancing terakhir kemejanya, lalu membentangkan ujung kemeja itu lebar-lebar sehingga memperlihatkan dada dan perutnya yang putih mulus itu. Dengan santainya, Linda kemudian melepas kemeja itu dan meletakkannya di atas kursi tempat ia duduk. Kini tubuh bagian atas Linda sudah setengah telanjang, karena payudaranya masih tertutup bh. Diambilnya ke dua tangan Pak Samad oleh Linda, lalu ditaruhnya ke perutnya yang mulus dan langsing itu. Pak Samad pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Dielusnya perut yang ramping itu, lalu naik ke atas dan meremasi payudara Linda yang masih tertutup bh itu.
Dengan senyum yang diwarnai nafsu, Linda menggapai kaitan bh di punggungnya itu dan melepaskannya. Kemudian dilolosinya bh itu dari tubuhnya, sehingga kini terpampanglah sepasang payudara yang montok, sekal, putih dan mulus, bergantung begitu menawan dengan putingnya yang menantang. Mata Pak Samad seakan melotot penuh nafsu melihat payudara yang luar biasa indah itu. Linda lalu mempersilahkan pria itu untuk menikmati tubuh bagian atasnya yang sudah telanjang:
"Remas toked saya, pak!"
"Iya non. Saya remas yah" Pak Samad lalu mengulurkan tangannya untuk membelai dan meremas payudara indah itu.
"Esss...remasnya yang keras pak, egghh" Linda sudah mulai merintih, sebagai tanda birahinya sudah mulai naik.
Kemudian ia menurunkan restleting rok jeansnya di bagian depan sehingga melorotlah rok itu menjauh dari kaki Linda yang begitu mulus dan seksi itu. Kini hanya tinggal cd saja yang melekat pada tubuh Linda. Pak Samad terangsang luar biasa melihat tubuh telanjang Linda, kemudian Linda memegang ujung kaos Pak Samad, diangkatnya dan akhirnya dilepaskannya kaos kumel itu. Kini Linda pun bisa menyaksikan tubuh Pak Samad yang begitu gelap namun perkasa itu. Tubuh pria itu tidak kalah dengan tubuh seorang binaragawan, karena dulunya ia adalah seorang pekerja kasar. Betapa lebatnya bulu-bulu di tubuh telanjangnya. Linda yang sudah begitu nafsu lalu memeluk tubuh si mandor dan mendaratkan bibirnya ke bibir pria itu. Mereka saling berpelukan erat dan berciuman penuh birahi, seolah tidak mau lepas dari rasa nikmat itu dan tidak peduli melakukannya di mana, justru sensasi itulah yang menambah rangsangan bagi Linda. Sambil terus berpagutan, Pak Samad meremas dan mempermainkan payudara montok Linda. Remasan tangannya lama-lama bergeser turun ke arah pantat yang sekal Linda. Dengan terus berciuman mesra, tangan Pak Samad terus meremasi pantat Linda.
"Pak, tolong celana dalam saya dilepas aja. puasin saya!" Linda sudah benar-benar dilanda nafsu birahi sampai nafasnya naik turun tak karuan.
Pak Samad, melepaskan pakaian terakhir yang dikenakan Linda yakni celana dalamnya. Kini tertampanglah tubuh mulus, putih, bersih itu dalam keadaan telanjang bulat.
Pak Samad kini sudah menempelkan jemarinya membelai jembut yang begitu lebat dan menantang itu. Tubuh Linda melonjak nikmat ketika jemari tangan Pak Samad menyentuh bibir kemaluannya. Apalagi ketika dengan nakalnya jari-jari hitam dan besar itu menggesek dan bermain di bibir vaginanya. Kenikmatan itu menjadi bertambah ketika jari tengah yang besar itu mulai menerobos masuk ke dalam vagina Linda.
"Ahhh...eesshh" desahan Linda terdengar agak keras.
Pak Samad tidak hanya menciumi bibir Linda, sasarannya kini adalah sepasang payudara yang elok itu. Dicaploknya bongkahan bulat di dada wanita itu, diciuminya dan dijilatinya putingnya yang sudah menegang. Sedangkan tangan kirinya menempel ketat di vagina Linda, dan jari tengahnya sudah menancap di dalam liang senggama itu. Mendapat perlakuan seperti itu, tubuh Linda melonjak penuh gairah, apalagi bagian-bagian sensitif dari tubuhnya sudah dikuasai oleh Samad. Sedang enak-enaknya Linda dan Pak Samad tenggelam dalam nafsu birahi, datanglah si Ucup yang tadi disuruh membeli nasi bungkus. Betapa kagetnya Ucup menyaksikan pemandangan erotis itu, di mana tubuh mulus dan seksi Linda sudah bugil di bawah kuasa Pak Samad. Saat itu Ucup mau meninggalkan mandornya yang sedang berasyik ria dengan Linda, tetapi Linda yang melihatnya malah memanggilnya:
"Mari gabung Bang, buka pakaianmu..eesshhh!!"
Pak Samad mengiyakannya: "Yuk, sini Cup... Ada barang bagus...gratis lagi. Buka baju lu sana!”
Tentu saja Ucup tidak akan melewatkan kesempatan indah itu. Ucup yang bertubuh kurus kerempeng itu menanggalkan kaos dekilnya dan celana jeans bututnya, serta menurunkan celana dalamnya yang bolong itu. Dalam keadaan bugil, dia mendekati dan merangkul tubuh bugil Linda. Dielusnya punggung yang halus itu dan diremasnya pantat Linda yang bulat montok itu. Pak Samad melepaskan sejenak pelukannya pada Linda untuk melepas celana panjang dan sekaligus juga melorotkan celana dalamnya. Maka tersembullah batang penis Pak Samad yang sudah tegang dengan sempurna itu. Begitu besar dan panjang batang penis itu, dengan kepala penis yang besar seperti jamur. Kini tubuh telanjang Linda yang putih, halus dan mulus diapit oleh dua pekerja kasar yang bertubuh gelap. Meskipun kedua lelaki itu kampungan, jelek, kasar, pendidikannya tidak tinggi, dan pekerjaannya kasar, namun mereka memiliki penis yang begitu besar dan panjang yang membuatnya takjub. Jauh lebih besar daripada penis suaminya yang tidak seberapa itu. Kalau bersetubuh dengan suaminya, Linda tidak merasakan puas. Selain penis suaminya yang biasa saja, sebentar main saja sudah keluar. Itulah sebabnya Linda mencari kenikmatan dengan pria lain yang mampu menuntaskan dahaganya. Ia merasa lebih terangsang dengan menyerahkan kecantikannya dan tubuh indahnya kepada lelaki dari kalangan bawah, namun mampu membuatnya puas.
Seperti halnya siang itu, Linda menikmati permainan liar Pak Samad dan Ucup yang silih berganti mengelus, meraba dan meremas tubuh bugilnya. Bahkan kini Ucup sedang menciumi pantat montok Linda dan sedang menjilati anusnya. Linda pun sedang sibuk menciumi batang penis Pak Samad yang besar dan panjang itu, lidahnya bermain-main menjilati batang penis itu, sambil sesekali menyentilkan lidahnya pada lubang kencingnya. Perlakuan Linda itu membuat Pak Samad menggelinjang, apalagi saat Linda memasukkan penis itu ke dalam mulutnya dan menyedotnya kuat-kuat
"Aahhss...eegghh.." lenguh si mandor sambil meremas rambut Linda
Dengan lincahnya Linda memberi rangsangan nikmat pada penis Pak Samad yang sudah tegang itu. Ucup bukan saja menjilati lubang anus Linda, tetapi jarinya kini sudah meremas dengan penuh gemas bulu-bulu kemaluan Linda yang lebat itu. Beberapa kali, Ucup menjambak bulu kemaluan Linda. Rupanya Ucup begitu nafsu akan bulu kemaluan yang lebat di antara paha Linda. Sambil meremasi bulu kemaluan Linda, Ucup juga membelai dan menggesek-gesekkan jarinya di bibir kemaluan Linda. Akhirnya erangan dan rintihan mereka mau tak mau menarik perhatian Silvy dan 2 tukang lainnya, yang bernama Kodir dan Jupri. Mereka bertiga masuk ke gudang yang letaknya di bagian dalam untuk melihat apa yang terjadi. Mereka terkejut bukan kepalang, apalagi Silvy, menyaksikan istri bosnya yang cantik dan putih mulus itu sedang nikmat melakukan aktifitas seksual liar di tempat seperti ini.
"Ayo Sil, jangan malu-malu gitu. Sekali-sekali kudu coba main sama orang seperti mereka. Masa cuma main sama pacarmu saja...dan suamiku...hehehe sudahlah jangan sok munafik, tuh masih ada dua abang-abang lagi." sapa Linda ketika mereka memergokinya.
“Eehh...apa-apaan nih! Jangan...lepasin! Eemmhh!” Silvy memberontak ketika tiba-tiba Kodir dan Jupri menarik lengannya dan membekap mulutnya dengan kuat.
Sambil membekap mulut Silvy, kedua tukang bangunan itu merabai pantatnya yang masih terbungkus rok dan celana dalamnya dan juga meremas payudara itu yang juga masih tertutup pakaiannya.
“Ayo Non, kita ikutan aja, gak seru kan kalo cuma nontonin!” sahut Jupri sambil menyingkap rok selutut Silvy sehingga pahanya yang mulus itu terlihat.
“Huehehe...gua ga lagi mimpi kan Pri? Daritadi gua udah nafsu sama amoy satu ini, gak nyangka bisa giniin dia sekarang” kata Kodir seraya meremas payudara Silvy dari luar kemejanya.
“Nggak lah, kalau mimpi juga gua ga pengen bangun hahaha!” timpal Jupri yang mulai membelai-belai kemulusan paha Silvy, “wuii....cangcutnya item putih nih!” sambil meraba wilayah segitiga itu dari luar celana dalamnya.
Silvy hanya bisa menggumam dan menggeliat karena mulutnya dibekap oleh Kodir dan kedua pasangan tangan-tangan kasar itu semakin menggerayangi tubuhnya.
Sementara di dekat situ, Linda melepas kulumannya pada penis Pak Samad dan mengambil posisi nungging. Rupanya Pak Samad yang lebih dahulu akan memasukkan penisnya yang luar biasa tegang itu ke dalam liang senggama Linda. Pria itu mengambil posisi di belakang pantat Linda. Sedangkan Linda, kini sedang asyik sekali menciumi dan menjilati batang penis Ucup yang juga besar itu. Tanpa merasa jijik, Linda menjilati batang penis Ucup dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Pak Samad kini sudah mengarahkan kepala penisnya yang besar itu untuk membelah vagina Linda. Ditempelkannya kepala penis itu di bibir vagina Linda, dan
"eegghh..ahhh" tubuh Linda tampak gemetar dan mendesah ketika penis yang begitu besar itu membelah dan perlahan-lahan menerobos vaginanya.
"Duhh. Memek non Linda sempit sekali. Masih peret...ahhhsss" ungkap Pak Samad yang sedang melakukan penetrasi.
"Iiyyyaa...konnnttoolll bapakk..eessshhh..oohhh...beess..shaarr sseekkalliihh." Erang Linda
Sedikit demi sedikit penis itu masuk ke dalam liang senggama Linda. Ibu muda itu sangat menikmati proses penetrasi itu, sambil terus mengulum penis Ucup yang juga sudah kencang dan besar itu. Ucup merintih nikmat, ketika Linda dengan gemasnya menyedot dan menjilati kepala penis itu dengan begitu kuat. Ucup menikmati permainan itu dengan mendorong penisnya, sehingga masuk semuanya ke dalam mulut Linda, sampai kepala penisnya menyentuh tenggorokan Linda. Di sisi lain, Pak Samad terus melesakkan penisnya menembus lorong vagina Linda, dan..blleess..didorongnya kuat-kuat penis yang besar itu sampai amblas seluruhnya ke dalam vagina Linda.
"Oooouuggghhh... eegghhh...oooghhss" terdengar suara erangan Linda yang tersendat-sendat karena mulutnya dipenuhi oleh penis Ucup, tubuh telanjangnya nampak menggeliat menahan nikmat.
Mandor itu membiarkan seluruh penisnya berada dalam remasan lubang vagina Linda. Betapa nikmatnya Pak Samad karena bisa menikmati lubang sempit Linda. Begitu juga Linda, tampak begitu menikmati ketika penis besar itu amblas seluruhnya di dalam vaginanya.
Linda menggerakkan bola matanya ke samping melihat Silvy yang sudah dikerjai Kodir dan Jupri. Seluruh kancing kemeja gadis itu sudah lepas dan Kodir segera meremas sepasang payudara Silvy yang montok tertutup bh berwarna hitam putih satu stel dengan celana dalamnya. Jupri tengah berjongkok di depan Silvy sambil meremas paha dan pantatnya. Tampak perlawanan Silvy mulai mengendor, karena dia sudah merasa capek dan akhirnya muncul rangsangan dalam dirinya, apalagi melihat persetubuhan Linda dengan mandor dan tukang bangunan itu. Inilah pertama kalinya dia melakukannya dengan orang kampung yang jelek dan hitam seperti Kodir dan Jupri. Silvy mulai pasrah dan tidak melawan ketika Kodir dengan paksa menyusupkan tanganya ke balik cup bhnya. Jupri juga dengan cekatan menurunkan restleting roknya dan menariknya turun hingga terlepas dari dirinya. Kedua tukang bangunan itu begitu terpana menyaksikan tubuh Silvy yang begitu putih dalam keadaan hampir telanjang. Tubuh Silvy memang lebih putih daripada Linda, ini karena Linda lebih rutin berenang dibanding Silvy. Kodir belum puas melihat tubuh Silvy yang belum telanjang dengan sempurna. Tangannya menuju kaitan bh di tengah dada gadis itu dan dilepaskannya pengait itu, sehingga kedua cupnya terbuka dan akhirnya Silvy bertelanjang dada. Awalnya, ia masih malu karena payudaranya yang kencang, mulus dan indah itu terpampang bebas di hadapan para tukang bangunan itu. Ia lalu menutup payudaranya itu dengan kedua telapak tangannya. Tetapi akhirnya, Kodir menarik tangan Silvy ke belakang dan dengan segera sepasang tangannya yang hitam itu mencaplok sepasang payudara Silvy dan meremasnya. Jupri pun tidak tinggal diam, dia dengan cepat menurunkan celana dalam Silvy dan melorotkannya melewati paha, betis lalu menuju pergelangan kaki itu. Akhirnya ketelanjangan Silvy yang tinggal kemeja yang telah terbuka kancingnya dan bra yang telah terbuka kaitnya itu dapat disaksikan oleh Kodir dan Jupri. Nampak payudara dengan putingnya yang berwarna merah muda itu sedang diremasi oleh tangan Kodir. Sedangkan Jupri sedang asyik mengelusi paha bagian dalam sampai ke selangkangan Silvy dan menyentuh bulu kemaluan yang lebat itu. Setelah menyaksikan Silvy sudah dalam keadaan bugil total, Kodir dan Jupri akhirnya melepaskan pakaian mereka satu persatu, sampai akhirnya juga bugil. Silvy begitu kaget melihat batang kemaluan bersunat kedua pemuda berumur 25an tahun itu, yang begitu besar, tegang dan panjang. Dia tidak bisa membayangkan apakah lorong vaginanya yang masih sempit bisa dimasuki oleh penis yang sudah tegang dan besar itu.
Setelah membuka pakaian masing-masing, Kodir dan Jupri memeluk tubuh Silvy dari depan dan belakang, tangan mereka tidak henti-hentinya mengelus dan meremas tubuh yang putih mulus itu. Di lain pihak, Linda tampak menikmati penis mandor itu mengaduk-aduk vaginanya dengan liar. Apalagi saat Pak Samad menekan penisnya yang besar, tertancap dalam-dalam di rongga vaginanya yang mungil. Linda begitu tersentak dan menggelinjang menikmati sodokan mandor itu.
"Oohhh ssooddookk yannngh keerraasss, phakh...ehhssss oouughh!!" tampak sekali Linda sudah dikuasai nafsu sehingga membiarkan tubuhnya digarap dan disetubuhi oleh mandor itu.
Mandor itu awalnya memaju mundurkan pantatnya perlahan-lahan tetapi kemudian ia semakin kencang dan keras menekan pantatnya sehingga penisnya yang nganceng itu menggesek lorong vagina Linda.
"Aahhh ennaakkk see..kallii nonn Linda...eghh!!" Pak Samad pun merasakan nikmat yang luar biasa, gesekan antara penisnya dengan dinding vagina Linda makin lama makin terasa dimana hal itu membuat Linda akhirnya mengalami orgasmenya:
"Ohhh... aku ke..lluu..aarr...oouugghhh." desah Linda dengan tubuh berkelejotan
Setelah Linda sudah mencapai klimaksnya, Pak Samad mencabut penisnya dan memanggil Ucup untuk tiduran dengan penis yang sudah mengacung tegang itu menghadap ke atas. Lalu dimintanya Linda memasukkan batang penis yang tegang itu ke dalam vaginanya. Akhirnya dengan diiringi desahan birahi:
"Ooghh...ahhh" masuklah perlahan-lahan batang penis Ucup yang juga besar itu ke dalam liang vagina Linda.
Ucup begitu kagum akan kecantikan Linda, dan terangsang sekali melihat tubuh mulus yang telanjang bulat itu. Sambil mengenjot penisnya agar lebih masuk ke dalam liang senggama Linda, ia meraba payudara Linda yang tergantung bebas itu dan meremasnya penuh nafsu. Linda pun menyambutnya dengan menekan pinggulnya, sehingga penis itu sungguh nikmat bersarang di dalam vaginanya. Linda juga lebih mencondongkan tubuhnya ke depan agar Ucup dapat meremas dan mempermainkan payudaranya yang menggantung indah itu.
"Iiissaaapp..., Cup!" bahkan Linda meminta Ucup, pemuda berusia 26th itu untuk menyusu pada payudaranya.
Kesempatan itu tentu tidak disia-siakan oleh Ucup, dia menarik tubuh Linda supaya payudaranya dapat dilumat oleh mulutnya yang agak monyong itu. Kembali Linda mengerang dan mendesah diperlakukan seperti itu, dia sungguh menikmati persetubuhan yang mampu menuntaskan birahinya yang selalu terpendam. Ucup bergitu liar menikmati persetubuhan itu sambil memasukkan penisnya dan mengenjotnya lebih kencang, ia terus menjilati dan mengenyot puting payudara Linda.
Sementara Pak Samad meremas bongkahan pantat Linda yang montok dan putih mulus itu dan memperhatikan lubang anus Linda.
"Non Linda...boolnya bapak entot juga yah!" pintanya, rupanya mandor itu mau melakukan analsex pada Linda.
Dengan nafas tersengal-sengal dan suaranya yang mendesah, Linda mengijinkan Pak Samad untuk membenamkan penisnya yang luar biasa besar itu ke dalam anusnya. Pak Samad lalu mengarahkan batang penisnya ke lubang anus Linda, dan perlahan-lahan memasukkannya.
"Aahhh...oohhgh...egh pe..lann..pe..lllann...ooouuggghhh" kembali Linda dilanda birahi yang luar biasa nikmatnya ketika penis besar mandor itu masuk makin dalam ke liang anusnya.
Benar-benar sensasi yang dahsyat melanda Linda dimana dirinya menikmati sodokan yang begitu liar di dalam vagina dan anusnya, ditambah lagi dari Ucup yang terus menjilati dan mempermainkan payudaranya yang indah itu. Desahan dan erangan Linda yang begitu seksi, membuat mandor dan tukang itu semakin kencang mengocok vagina dan anusnya dengan penuh nafsu. Sementara itu, bagimana dengan Silvy? Ini adalah pengalaman pertamanya, dimana ia menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati oleh pemuda kampung yang hitam, kasar dan jelek itu. Awalnya dia menolak, tetapi melihat tindakan istri bosnya yang begitu liar dengan dua pria kelas bawah itu, ditambah serangan dari Kodir dan Jupri, serta melihat batang penis mereka yang begitu besar, akhirnya Silvy makin terhanyut dalam birahi. Kini tubuh telanjangnya sudah dibaringkan di atas tripleks. Tampak Kodir yang begitu nafsu menciumi dan menghisap payudara Silvy yang amat putih mulus itu.
"Eeesshhh ooouugghhh" Silvy mendesah atas tindakan Kodir itu.
Jupri juga asyik memandang vagina Silvy dan menjilati vagina yang berbulu lebat itu. Ia membuka paha Silvy lebar-lebar, dia kagum akan vagina Silvy yang masih rapat dan menggairahkan itu. Silvy pun akhirnya dengan sendirinya membentangkan pahanya lebar-lebar, membiarkan Jupri menikmati kemaluannya itu. Lidah Jupri makin masuk dan menyentuh dinding vagina Silvy, sehingga vagina itu tambah basah.
"Dir...enak banget yah hari ini, bisa nikmati memek amoy cantik" ungkap Jupri kepada Kodir.
"Iya Pri, nih tetek juga mantep...putih dan bening lagi...kita bikin puas deh nih amoy siang ini!" Kodir menjawab perkataan Jupri.
"Sini gantian Pri, aku mau entot dulu nih amoy. Kamu nyusu dulu" pinta Kodir kepada Jupri.
Mereka pun ganti posisi, Jupri mengangkangi Silvy dan duduk di atas payudara Silvy yang montok itu sambil menyodorkan penis bersunatnya yang hitam ke arah mulut Silvy.
Awalnya Silvy merasa geli karena harus mengulum penis hitam yang baginya menjijikan, tetapi karena terus dipaksa oleh Jupri, akhirnya dia memegang penis itu dan mulai diarahkan ke mulutnya. Silvy mulai menciumi penis Jupri dan menjilatinya dengan lidahnya.
"Ayo non Silvy, disepong dong. Pasti nikmat deh!" Jupri mendorong-dorongkan penisnya ke arah mulut Silvy memaksanya untuk membuka mulut.
Akhirnya, Silvy mau tidak mau membuka mulutnya juga dan memasukkan penis kampung itu ke dalam mulutnya. Silvy merasakan mulutnya tidak muat menampung penis besar milik Jupri itu, apalagi aromanya sedikit tidak enak, tetapi ia juga merasakan sensasi tersendiri ketika penis itu berada di dalam mulutnya dan sentuhan-sentuhan erotis yang terus mendera tubuhnya. Disedot, dicium dan dijilatinya penis itu oleh mulut dan lidahnya. Akhirnya, Silvy terbiasa dengan penis Jupri itu. Dia begitu nikmat mempermainkan penis Jupri di dalam mulutnya. Sementara Kodir sedang berlutut di antara kedua paha Silvy untuk mempersiapkan proses penetrasi, dia mulai mengarahkan batang penisnya ke lubang senggama gadis itu. Disentuhnya vagina itu dengan penisnya, dan ditempelkannya pada mulut vagina itu. Pelan-pelan Kodir mendorong penis besarnya itu membelah vagina Silvy.
"Oouugghh..pelan...pelll...aann dong bang...eeggghhh" Silvy mendesah dan mengerang, karena baru kali ini vaginanya dimasuki penis yang begitu besar itu.
"Aduh...peret yah memeknya...sempit banget..egghh" perlahan-lahan Kodir memasukkan penis itu hingga akhirnya penis yang telah ereksi penuh itu terbenam ke dalam vagina Silvy.
"Egghhh..oohh" Silvy berteriak ketika penis besar Kodir masuk sepenuhnya membelah vaginanya.
Ia merasakan dirinya seperti diperawani oleh penis yang besar dan panjang itu. Kodir membenamkan penisnya hingga mentok ke dalam vagina Silvy, dia menikmati hangatnya dan nikmatnya liang senggama gadis itu. Begitu juga dengan Silvy, ia merasakan nikmat yang luar biasa ketika penis si buruh bangunan tenggelam sepenuhnya di dalam vaginanya. Kenikmatan seperti itu tidak pernah didapatnya ketika bercinta dengan pacarnya ataupun mantan pacar-pacarnya ketika masih kuliah dulu.
Silvy mendesah dalam luapan birahi, saat vaginanya terisi penuh oleh batang penis Kodir yang mantap itu. Apalagi ketika Kodir mulai mengocok vagina Silvy dengan memaju mundurkan penisnya di dalam liang senggamanya. Sodokan penis Kodir memberi sensasi luar biasa nikmat dalam diri Silvy. Ia pun akhirnya pasrah dan menyerahkan dirinya untuk disetubuhi oleh Kodir, pemuda kampung itu sambil mengulum dan menjilati penis Jupri yang mengangkangi wajahnya. Sambil menghela pinggulnya menyetubuhi Silvy, tangan Kodir meremas-remas kedua gunung kembarnya yang indah itu, putingnya ia pencet dan pilin-pilin sehingga makin tegang saja. Sementara itu, Linda tampak menikmati double penetration bersama Ucup dan Pak Samad makin buas menggenjot vagina dan anusnya. Apalagi Ucup sangat bernafsu menikmati payudara Linda yang menggantung indah itu.
"Aahhh..akkuu mauu...kellluu...aarr aggghh!!" nampak Linda mulai gelisah karena untuk yang ketiga kalinya ia akan mencapai klimaks.
"Iya non...egghh..saya juga..mauuu kee..lluuuarrr" Ucup ikut mendesah.
Pak Samad pun ikut berbicara:" Yuk, kita ngecrot barenng...ahhh!!"
Tampak ketiga manusia yang sudah dikuasai nafsu birahi itu akan menuntaskan birahinya masing-masing. Selang beberapa lama kemudian, tubuh bugil Linda, Ucup dan Pak Samad menegang dan...crroootttt...crroot....crrroooot. Ucup dan Pak Samad memuntahkan spermanya di dalam vagina dan anus Linda. Begitu pula dengan Linda, ia pun akhirnya sampai pada orgasmenya dan menyemburkan cairan cintanya. Cairan kewanitaan yang hangat itu bercampur dengan sperma Ucup, deras dan meluap sampai berleleran di pinggiran bibir vaginanya. Akhirnya ketiga manusia itu lemas dan saling bertindihan karena menikmati persetubuhan itu, tubuh mereka basah berkeringat dan nafas mereka tersengal-sengal. Tidak jauh dari situ, Silvy pun sedang sibuk bergumul dengan kedua tukang bangunan lainnya, mereka telah berganti posisi menjadi doggy style, vaginanya sedang digenjot dengan begitu nafsu oleh Kodir dari belakang, sedangkan mulutnya sedang dijejali oleh penis Jupri. Kemeja dan branya yang terbuka telah dilepaskan oleh mereka sehingga tidak ada lagi sehelai benang pun tertinggal di tubuh Silvy, yang tinggal hanya sepatu hak, cincin, jam tangan, dan kalung salib kecil yang bergoyang seirama tubuhnya.
Sebenarnya Silvy sudah mengalami orgasme pertamanya tadi, tetapi karena dahsyatnya genjotan Kodir mendesak vaginanya dengan penisnya yang besar dan ditambah lagi penis Jupri yang berada di dalam mulutnya, birahi Silvy pun dengan cepat bangkit lagi.
"Eegghh...saya ke..luuarriinn di dalam yah...non Sil...vy..eeghh!" rupanya Kodir sudah hampir sampai pada klimaksnya.
"Iya nih, kontol sa...yya juga...ennakk. Saya mau...keluar...iiinn ddii daallamm mulut non...Silvy..yah. Uuhhhg" Jupri pun sudah hampir sampai.
Silvy hanya bisa menggangguk sambil memejamkan matanya, karena dirinya pun diliputi birahi yang luar biasa nikmatnya. Akhirnya....crooott...crooottt....ccrrroootttt, muntahlah sperma Kodir di dalam rahim Silvy dan juga sperma Jupri di dalam mulutnya. Tidak sampai dua menit kemudian, Silvy pun mengalami yang sama, dia pun sampai pada klimaksnya:
"Eggghhh.....eeessshhhhh ooohhhh!!" erangnya dengan tubuh mengejang
Tubuh ketiganya pun akhirnya lemas menikmati sisa-sisa nafsu birahi mereka. Itulah kenikmatan yang dialami oleh Linda, Silvy, mandor dan ketiga tukang itu. Setelah sekitar 15 menit mereka istirahat sambil ngobrol ringan, Pak Samad mendatangi Silvy dengan diikuti Ucup.
“Gantian yuk!” kata si mandor.
“Sip...gua juga pengen cicipin memek si nyonya itu!” sahut Jupri.
Kodir dan Jupri mendatangi Linda yang masih bersandar lemas di meja kasir yang belum selesai dipasang. Mereka pun mulai meraba-raba tubuh telanjangnya.
“Hehehe...masih kuat Bu?” tanya Jupri sambil memegangi payudara kiri Linda
“Siapa takut!?” jawab Linda tersenyum nakal lalu menggenggam kedua penis Kodir dan Jupri dan meremasnya, dia pun membiarkan payudara dan vaginanya dimainkan oleh kedua tukang itu. Ia menyambut mulut Jupri yang menyosor ke mulutnya, sebentar saja keduanya sudah beradu lidah dengan penuh nafsu. Kodir melumat payudara Linda yang daritadi digenggamnya, sementara tangannya merayap ke selangkangnya dan menyentuh bibir kemaluan ibu muda itu. Tubuh Linda menggeliat saat jari Kodir menyusup ke dalam vaginanya dan mulai menggesek-geseknya. Sedangkan Silvy sedang duduk di atas lemari kecil yang nantinya akan dipakai untuk menyimpan stok barang sambil mengoral penis Pak Samad dan Ucup sedang berlutut di antara kedua paha gadis itu dan mengulum vaginanya setelah sebelumnya menyiram terlebih dahulu daerah kewanitaan itu dengan air mineral untuk membersihkannya dari sisa-sisa persetubuhan sebelumnya. Tangan Ucup menjulur ke atas meremasi payudara kanan gadis itu. Tak lama kemudian Pak Samad menarik keluar penisnya dari mulut Silvy lalu menjenggut pelan rambut panjangnya ke belakang sehingga wajah gadis itu terdongak ke atas. Mandor itu langsung melumat bibir Silvy dan lidahnya menerobos masuk menyapu telak rongga mulut gadis itu. Erangan tertahan terdengar dari mulut Silvy yang juga menikmati percumbuan panas itu.
Tak lama kemudian, mereka sudah melanjutkan pesta seks babak kedua itu. Linda menduduki selangkangan Jupri dan mulai naik turun di atas penisnya sementara tangannya menggenggam dan mengoral penis Kodir. Pak Samad pun lalu memulai persetubuhan itu dengan duduk di atas lemari kecil itu dan menaikkan tubuh telanjang Silvy ke pangkuannya dalam posisi memunggungi lalu memasukkan penisnya yang besar ke liang vagina gadis itu.
“Aaahhh,....Pak!!” erang Silvy menahan nikmat
Silvy perlahan-lahan menurunkan tubuhnya sehingga penis itu makin melesak masuk ke vaginanya. Ucup masih penuh nafsu menciumi dan menyedot payudara Silvy yang sudah penuh bekas cupangan itu. Ruangan itu pun dipenuhi kembali dengan desahan dan erangan mereka yang berpacu dalam birahi yang meluap-luap. Akhirnya, sekitar 45 menit kemudian, mereka menuntaskan persetubuhan yang nikmat itu. Tidak ada seorangpun menduga di mall itu, di balik dinding triplek yang menutupi bagian yang di renovasi sedang berlangsung pesta seks yang liar. Suara musik di mall sanggup menutupi suara-suara desah birahi di baliknya. Betapa puasnya mandor dan para tukang itu yang mendapat kesempatan berharga bersetubuh dengan dua wanita Chinese yang cantik, putih, mulus dan bening itu. Nampak Linda makin cepat menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Jupri, payudaranya yang montok itu ikut tergoncang naik-turun menggairahkan. Tangannya mengocoki penis Kodir dan sesekali memasukkannya ke mulut. Sementara Silvy juga sedang naik turun di atas pangkuan Pak Samad, wajahnya menengok ke samping dan bercumbu panas dengan mandor itu. Ucup menjilat dan menciumi tubuh telanjangnya seperti orang kelaparan yang ingin menelannya bulat-bulat. Tubuh Silvy pun basah kuyup oleh keringat dan air liur. Setelah membuat Pak Samad orgasme lebih dulu, Silvy tinggal berurusan dengan Ucup seorang. Tukang bangunan itu menarik tubuhnya berdiri dengan bersandar pada tembok. Diangkatnya kaki kiri gadis itu sambil tangan satunya menempelkan penisnya pada vaginanya.
“Aaahh!!” desah Silvy merasakan penis si tukang bangunan melesak masuk ke vaginanya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Ucup segera memulai genjotannya. Keduanya berpelukan erat sampai dada mereka saling bergesekan. Sambil menggenjot kadang
Ucup juga mencium Silvy. Kini Linda dibaringkan di atas meja yang setengah terpasang itu dengan Kodir berdiri di antara kedua pahanya dan menyodok-nyodokkan penisnya ke vagina wanita cantik itu. Kepala Linda terjuntai di pinggir meja sampai rambut sebahunya menggelantung, ia agak kelabakan mengulum penis Jupri yang terus menggoyangkan pinggulnya seolah menyetubuhi mulutnya. Kantong pelir tukang bangunan itu bertumbukan dengan hidungnya setiap pria itu menggoyang pinggulnya. Tak lama kemudian Jupri ejakulasi di mulut Linda, Linda melotot menerima semprotan cairan kental itu apalagi dengan posisi kepala terbalik seperti itu, ia ingin melepaskan penis itu tapi Jupri menahan kepalanya sehingga ia kesulitan bernafas.
“eeemmm....eeemmm!!” Linda mengerang tertahan sambil menepuk-nepuk pantat Jupri.
Jupri cukup pengertian dan ia menarik lepas penisnya. Cret...cret...cairan putih kental yang masih tersisa itu menyiprati wajah Linda.
“Uuhhukk...uhhukk!!” Linda mengangkat tubuhnya hingga terduduk di meja dan terbatuk-batuk.
Kodir masih terus menggenjot vaginanya hingga lima menit kemudian ia mengajak Linda berbaring di atas triplek yang tergeletak di lantai. Ia lalu menaiki dada Linda dan menyelipkan penisnya di antara kedua gunung wanita itu.
“Hehehe...saya mau coba entotin toketnya Ibu, boleh ya!” sahut Kodir cengengesan.
Linda hanya mengangguk lemah mengiyakan permintaan tukang bangunan itu untuk melakukan breast fuck. Penis Kodir yang sudah basah membuatnya maju mundur dengan lancar pada payudara Linda. Linda agak meringis menahan nyeri karena remasan kuat pada payudaranya. Lima menitan kemudian...cret...crettt...penis Kodir memuntahkan isinya membasahi dada dan wajah wanita itu. Cairan putih belepotan di dada, leher, dan wajah Linda. Dengan jarinya Linda menyeka cipratan di dada dan memasukkannya ke mulut. Di tempat lain Silvy sedang berlutut dikelilingi Pak Samad, Ucup dan Jupri. Gila...ia mengocok dan mengulum ketiga penis itu secara bergantian sementara tangan-tangan mereka tidak pernah absen menggerayangi tubuhnya. Tidak lama kemudian satu persatu mereka menyemprotkan spermanya membasahi Silvy, dimulai dari Pak Samad, Ucup dan terakhir Jupri yang menumpahkannya di mulut gadis itu. Silvy seperti mandi sperma saja, sekujur tubuhnya terutama wajah penuh cipratan cairan putih kental itu. Setelah menyelesaikan semuanya itu, mereka beristirahat sebentar untuk memulihkan tenaga. Linda menghabiskan berlembar-lembar tissue basah untuk mengelap ceceran sperma di tubuhnya, ia juga membaginya dengan Silvy sehingga satu satchet kecil yang dibawanya hampir habis. Selesai berpakaian Linda dan Silvy pun meninggalkan mall itu untuk pulang. Linda terlebih dahulu mengantar Silvy ke rumahnya di sekitar Muara Karang. Dalam perjalanan mereka mengobrol seru tentang kegilaan barusan. Sekitar pukul 5.30 sore, Linda sudah sampai di rumahnya. Rupanya saat itu rumah masih sepi, hanya ada Ujang di rumah itu, sedangkan anaknya dan baby sitternya belum pulang. Untuk mengisi waktu luangnya itu, Linda mengambil keputusan untuk olah raga, supaya tubuhnya tidak melar dan tetap seksi. Ia pun mengenakan pakaian olah raganya yang agak terbuka dan melangkah ke ruangan fitnessnya. Di tengah jalan, ia berjumpa dengan Ujang yang cengengesan padanya. Ia pun menangkap maksud di balik senyum mesum jongosnya itu dan mengajaknya ke ruang fitness. Akhirnya, seperti sudah bisa diduga, setelah menutup pintu geser, Ujang langsung memeluk dan mencumbui majikannya sambil tangannya melucuti pakaian fitnessnya. Ia membaringkan tubuh bugil nyonya majikannya di alat sit-up dan menyodoki vaginanya. Baru sekitar seperempat jam berasyik-masyuk tiba-tiba, Merry masuk ke dalam ruangan itu dan menyaksikan maminya dalam keadaan telanjang disetubuhi pembantunya.
"Mami lagi ngapain sih? Koq telanjang sama mang Ujang?" dengan lugunya anak itu bertanya pada maminya.
"Ooohh...eehh...itu mami sedang dipijitin sama mang Ujang. Mami pegel nih, sayang. Sudah pulang yah? Hehehe!" Linda menjawab pertanyaan putrinya dengan gugup dan tertawa dipaksa.
Ujang buru-buru mengenakan pakaiannya dan pergi keluar dari ruang fitness itu. Linda pun kembali mengenakan pakaiannya dan menuntun Merry keluar dari ruang fitness itu. Matanya melihat kiri-kanan ketika keluar dari pintu ruang itu lalu ia bernafas lega karena tidak menemukan si babysitter di dekat situ. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau si baby sitter itu memergokinya sedang selingkuh dengan pembantu. Jam tujuh kurang, Alex pulang, Linda menyambutnya dengan mesra seperti biasa, lalu mereka makan bersama di ruang makan sambil ngobrol-ngobrol santai diselingi canda tawa, sungguh seperti keluarga yang bahagia. Setelah nonton sebentar mereka pun masuk kamar dan hendak tidur. Di kamar, Alex meraba-raba tubuh Linda untuk mengajaknya berhubungan intim sebentar, tapi Linda menolaknya dengan halus, selain karena lelah setelah ngeseks seharian tadi ia juga tidak ingin bekas cupangan di sekujur tubuhnya terlihat. Setelah memberi kecupan mesra pada suaminya, ia pun menarik selimut dan memejamkan mata mengakhiri hari itu.
By: Harly
-----------------------------
19 komentar
ini cerita nice inpo bgt
tapi si lily adiknya lisa gk dientot juga….
jadi kurang seru sedikit….
thx
kurangkan tokoh lelaki..gak hampir semua cerita gang bang..kurang menarik gitu..
anyway..lily n lisa bila lagi boss..hehe
mau deh jadi jongos ky ujang..kekekkee
hayu dilanjut lg ceritanya ya… top abiess.
1. threesome Ujang, Linda dan Silvy / Lily saat mereka datang ke rumah Linda, bahkan bisa jg jd swinger saat Darso datang ke rumah itu.
2. threesome Linda, Lily dan Otong (jongosnya Lily), saat Linda datang ke rumah Lily. bisa jg dikembangkan menjadi foursome saat Lisa pulang sekolah, bahkan bisa jd sexparty saat tukang ayam bakar langganan Lily mengantar pesanannya.
pasti seru deh ceritanya kalau sudah jd..
Keren ceritanya, silvy nya lebih di eksplor lagi ya di episode selanjutnya
ke sephia an
betingkah seperti perawan
belomba lomba entot entotan
persis lonte kegatelan
di ujang jalan…g