Laman

Minggu, 12 Februari 2012

Schoolgirl’s Diary 16: End Of Slavery

  • Cerita ini hanyalah Fiksi belaka, jika terdapat kesamaan nama/kejadian/peristiwa maka itu hanyalah kebetulan semata.
  • Warning…!! Bacaan Khusus dewasa, (bukan untuk anak dibawah umur,) alias Adult Only…!! ^_^, Read For Your Own Risk’s & isi cerita yang berisi adengan kekerasan dan pemerkosaan samasekali bukan untuk dipraktekkan didunia nyata.(samasekali tidak patut & tidak terpuji untuk ditiru…!!!!!!)
  • Mkasih buat Bos Shu yang sudah meluangkan waktu selama ini, untuk mengedit, menelaah, menimbang dan memutuskan untuk memposting cerita-ceritaku ^_^
  • ngak lupa, makasih juga buat semuanya yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca & memberi masukan-masukan yang membangun, selama ini, Thank;s u All for your support he he he.
  • Say NO To Rape ,DRUG’S & Crime’s n Terorisme in The Real World
  • Satu lagi juga ^ _ ^, dilarang meng-Copy Paste, dan menampilkan cerita ini ditempat lain selain di KBB, Telur Rebus n Arsip Gue.
****************************************



Dengan sekuat tenaga kutarik kedua tanganku ke arah yang berlawanan dan tasshhhhhhhh...aku terbebas!! Kuurut-urut tanganku, kugeliatkan tubuh ini kesana kemari untuk mengusir rasa pegal. Perlahan aku berjingjit mendekati pintu yang tertutup dan mencoba untuk membuka pintu itu…

“klekk klekkk.. cklekkkk., Hhhhhhh…..”

Aku menghela nafas panjang karena kecewa, pintu itu terkunci. Kupasang telingaku menempel pada daun pintu untuk mencoba menangkap apa yang tengah terjadi diluar sana, sepi dan hening, ee-ehh, tunggu dulu..!! sepertinya telingaku menangkap suara langkah-langkah kaki yang mendekat.

“Huh…, gimana nih, gimana ??!!” Aku panik.

Ahaaa…!! Mendadak sebuah ide melintas dengan cepat di kepalaku. Dengan terburu aku naik dan berbaring kembali ke atas ranjang, kusimpan kedua tanganku ke belakang pungung. Aku pura-pura terikat tak berdaya, kupejamkan kedua mataku rapat-rapat saat mendengar suara klekk.. klekkk , seseorang memutar kunci untuk membuka kamar itu. Suara langkah kaki semakin mendekat dan ranjangpun terasa bergoyang, sepertinya ia duduk di pinggiran ranjang, kubiarkan tangan orang itu mengusap-ngusap betisku. Uhhh, makin naik brengsek @_@, usapannya merayap ke atas semakin nakal.

“ahhhh…, Andraa ?? !e-ehhh!”

Aku pura-pura terbangun dan terkejut, kurapatkan kedua pahaku sebelum tangannya merayap lebih jauh. Tangan kanan Andra terjepit di antara pahaku, wajahnya tersenyum mesum dan matanya berbinar menakutkan dengan mimik seakan ingin melahapku.

“pules amat tidurnya May?? wah paha kamu mulus amat...halusss bikin Andra deg-deg-an niy”

“sebenarnya ini dimana Ndra??” aku mencoba untuk mengorek keterangan darinya karena tangan kirinya terjepit di antara kedua pahaku.

Andra menggunakan tangan kanannya untuk mengusapi lutut dan terus naik masuk ke dalam rok dan mengusapi pahaku sebelah luar.

“ada dechhh.., he he he”

“Terus ada berapa orang disini Ndra?? Siapa aja ??” aku kembali bertanya dan berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin darinya, tangan Andra mulai merayapi pinggulku, nafasnya pun semakin berdengusan, dengus nafasnya membuatku merinding ketakutan.

“aku, kamu, Vivi, Reina Farida dannn.. Pak Agung..,Hhhhhhh, sayang sekali kamu sudah ditentukan menjadi milik pak Agung May, tapi bolehkan Andra icip-icip dikit, hoplaa..^_^. ”

Aku menahan amarahku saat Andra menyibakkan rok seragamku ke atas. Tangan kanannya semakin menggila merayap dengan kurang ajar mengelus-ngelus pahaku. Aku pura-pura menggeser tubuhku ke atas dan sesuai dengan yang kuharapkan ia mengejarku. Ia menyergap kedua kakiku dan memaksa merenggangkan kedua kakiku kemudian mengecupi pahaku. Jilatan-jilatan batang lidahnya terasa basah dan hangat menggelitiki pahaku bagian dalam. Aku menahan diri dan membiarkan ia mencumbu, menciumi dan menjilati pahaku. Wajahnya semakin naik ke atas mengendus dengan nafas panjang dapat kurasakan hembusan nafasnya menerpa celana dalamku.

“ada sesuatu yang sangat nikmat di sini, tepat disini, di dalam celana dalam kamu..Mayy, yang ini ehe he he he he”

Tubuhku seperti tersengat oleh aliran listrik saat jari telunjuknya mencolek-colek selangkanganku. Jika saja aku tidak mengingat rencana besarku tentu wajahnya sudah menjadi bahan untuk mengasah kuku-kuku jariku ini. Aku menahan nafas saat merasakan kecupan kecupan bibirnya yang ternyata membuat detak jantungku menjadi tak beraturan.

“snifffhhh,sniffhhhh, uhhh, wangiiiiinyaaaa”

Andra semakin liar mengendus kesana kemari kemudian menggigit kecil permukaan pahaku, keliarannya membuatku semakin sulit menggendalikan detak jantungku. Ada sedikit perasaan yang menghangatkan tubuhku, rasa itu sedikit berbeda jika aku sedang bermain-main dengan Reina, Farida ataupun dengan Vivi. Rasanya seperti sedang terangsang dengan rasa yang berbeda, nafasku tertahan saat Andra menggeser tubuhnya ke atas dan ia menindihku dengan sempurna. Dalam waktu singkat kedua tangannya melilitku, kedua matanya menatap tajam mataku. Aku diam, belum saatnya untuk melawan, aku harus dapat membuatnya terlena dan lengah.

“mmmhhhhuhhh. Uhhhhh, j-jangan tidak emmmppphh”

“cupp cupp cuphhh muahhh.., luv u may muachhh cupp…”

“brengsek kamu dra,mmmhhhh. Mmmpphhhhh”

Seenaknya Andra menciumiku, ia terus mengecupi dan memanguti bibirku, mengulum dan melumat dengan kasar hingga aku kehabisan nafas. Kutarik bibirku hingga Andra melepaskan kulumannya dan membiarkanku untuk mengambil nafas.

Saat aku termegap berusaha mengambil nafas, ia mengecupi bibir bawah dan bibirku bagian atas. Berkali-kali kurasa gigitan kecilnya pada bibirku, kugeleng-gelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan untuk menghindari cumbuan Andra yang rakus mencumbuku.

“asik May, amboiiii happpp emmmmm.”

“…emmm..mmmmmmhh..!!”

Akhirnya mulut Andra berhasil kembali membekap bibirku, tubuhnya yang gemuk mendesak-desak tubuhku dan tangannya menggerayang kesana kemari. Aduh gepeng deh, berat bangettt… nih, gepeng dah @_@ akhhhhh, kuatur tubuhku agar lebih mudah melakukan serangan mendadak, kulumat dan kuemut bibirnya untuk meredam suara yang pasti akan keluar, kusentakkan lututku keatas sekuat tenaga menembak selangkangannya, HIAHHHHH…!!!

“Dhugggggggggggggg….!!HENG-NGUUHHHHH.!! OOOO..UGGGH“

Tubuhnya melengkung ke atas mirip seperti seekor udang goreng. Inilah saatnya kukeluarkan jurus terhebatku, jurus kucing berlari sambil tidur, miauw..!!miauwww..!!MIAUWWWW..!!bakkk...bukkk bakk bukkk bukkk…!! cakarku mencakari wajahnya kedua kakiku menendang – nendang seperti orang yang sedang mengayuh sepeda. Berkali-kali Andra mengeluh tertahan, ia berguling kesamping untuk menghindari seranganku kemudian berteriak keras hingga telingaku terasa sakit mendengar teriakannya.

“PAKKKK… BUAPAAK…!! Maya Lepas PAKKKK…!!BAPAAAKKK”

“Hiatttt…..!! Bukkkkk…..!!”

“Unggghhhhhh…! Hadooowwwwwww…”

Dengan sigap kutembakkan sikutku kuat-kuat ke dagunya, kutarik kupingnya dan kutampar selangkangannya untuk menyegel mulutnya yang hendak kembali berteriak. Aku menoleh saat mendengar suara pintu kamar dibuka oleh seseorang. Mampus aku, itu pak Agung…!!

“G-PLAKKKK…., PENGHIANAT..!!”

“WHUADOWWW, PECAHHHHH!!”

Sebelum melompat turun dari atas ranjang kuhadiahkan tamparan tambahan ke selangkangan Andra yang berteriak keras setinggi langit. Aduh sebel banget, gara-gara dia rencanaku berantakan, aku ketahuan! Sebelum Pak Agung menyelinap masuk ke dalam kamar, dengan cepat aku melompat turun dari atas ranjang. Aku semakin waspada saat tubuh kekar berotot itu mendekatiku. Idih seremmmm, pak Agung begitu kekar, ia mendekat, lebih deket dan lebih deket lagi, semakin deket ….!!

“tenang Maya, bapak ngak akan menyakiti kamu, huppp…e-ehh”

“awww…..!!hiiiiahhhhh, “

“aduhhh…..”

Aku menjerit sambil menghindar ke samping saat pak Agung menerkamku, kukait kakinya dengan kakiku dan kudorong dengan keras. Tubuhnya oleng karena hilang keseimbangan, kutendang bokongnya hingga ia tersungkur. Aku berlari keluar kamar dan berteriak memanggil teman-temanku. Aku mendengar teriakan Vivi, Farida dan Reina dari dalam sebuah kamar dengan pintu yang tertutup.

“Viii, Reiii, Faridaaa…!!”

“Maya, Lari Mayyy…cepat lariiii…”

Kugedor-gedor pintu kamar sambil berusaha membuka pintu yang terkunci itu, aku menoleh kearah suara langkah-langkah kaki yang mendekati. Pak Agung dan Andra memburuku, kali ini aku benar-benar terpojok, wajah mereka yang mesum membuatku tersurut ketakutan.

“lepaskan mereka…!!LEPASKANN!!berikan kuncinya..!!”

“nggak boleh May, kalau dilepas, nanti kami berdua ngentot sama siapa dong??” Andra tersenyum sambil meleletkan lidah

“Ayo Maya, bapak yakin, bapak pasti dapat memuaskan kamu, kemarilah sayaang, kita nikmati hari yang indah ini bersama-sama”sambil berkata begitu pak Agung menyodorkan gembungan di selangkangannya.

“Ia May, kita threesome yuk, pasti kamu keenakan diginiin depan belakang” Andra menunjukkan jempolnya yang diselipkan di antara jari tengah dan jari telunjuk.

“BAJINGAN, jangan kurang ajar yak, heii…!!.” aku memaki dengan kasar

Pak Agung dan Andra hanya tersenyum sambil merangsekku yang terus mundur ketakutan. Aku menepiskan tangan-tangan nakal yang berusaha mencolek-colekku, berkali-kali aku mencakar lengan mereka namun sepertinya Pak Agung dan Andra tidak juga merasa jera merasakan cakaran-cakaranku, mereka terus mengurung semakin dekat.

“e-ahhh, nakalnya, awas ya may…“

“arrhh, waduh dia nyakar!!”

“serbu pakkk serbuuuu….”

“owww, lepass, tidakk.. j-jangannn awww..”

“buka bajunya Ndaa…, cepet buka.. he he”

“Siapp pakkk.. hiahhhh.hi hi hi”

Aku naik pitam sekaligus ketakutan mendengar kata-kata kotor yang keluar dari mulut Andra dan Pak Agung, hampir bersamaan Pak Agung dan Andra menerkamku, jeritan dan makianku semakin keras saat mereka bekerja sama untuk melolosi pakaian yang melekat ditubuhku, pak Agung memegangi kedua tanganku ke belakang dan Andra mempreteli kancing bajuku, dengan kasar Andra membetot tali braku hingga putus. Tangan kekar pak Agung semakin kuat memegangiku yang meronta semakin kuat, matanya begitu liar dipenuhi oleh nafsu kotor yang membara, mata Andra melotot saat kedua tangannya menarik cup bra ku ke bawah.

“Wuoowww, susunya pakkk, susuuu hi hi hi…”

“Sekarang lepasin roknya ndra, lepasinnnn., bapak pengen liat”

“Awww…!!, jangannnnn..!!lepaskannn”

“Iya mayy sabar, ini juga lagi dilepasin roknya, terus pegangin tangannya pak..!!wowww mulusnyaaa…., wah ha ha ha ha, asik euyy He he he”

“sekarang cdnya draaa, tariikkkk cdnya…”

“Lepassss…..brettt”Andra menjambret celana dalamku hingga robek

Awwwww….”aku memekik saat celana dalamku direngut paksa oleh Andra

“Wuowww , seger pakkk….,segerrrrr”

Andra dan Pak Agung terkekeh tanpa mempedulikanku yang meronta-ronta berusaha melepaskan diri, suara kekehan mesum diiringi decak kagum mengiringi setiap keberhasilan mereka melucuti pakaianku mulai dari baju, rok, bra dan cd yang kukenakan. Akhirnya aku hanya dapat meringkuk menangis ketakutan di sudut ruangan sambil memeluk kedua lututku. Sementara pak Agung dan Andra tertawa gila sambil menendang-nendang seragam, rok, cd dan braku. Aku hanya dapat memekik saat pak Agung mendekati dan membopongku.

“awwww…, nggakkk…, nggak mauuuu….”

“Tenangg sayang, tenannnnngggg, santai ajaaa ^_^ ”

Pak Agung membopongku ke dalam sebuah ruangan di mana salah satu dindingnya dilapisi oleh kaca. Ia membaringkanku di atas sebuah matras kemudian ia bersujud di samping dan memperhatikan kemolekan tubuhku dengan mata berbinar. Dengan sedapatnya kulintangkan tangan di dada dan tangan kanan menutupi wilayah intimku dari tatapannya. Tidak berapa lama Andra menyusul masuk dengan membawa seperangkat pakaian dan meletakkannya di sampingku.

“ini, silahkan dicoba May, monggo….”

“Tunggu bentar, bapak mau mandi dulu biar wangi he he he”

Pak Agung dan Andra meninggalkanku, mereka mengunciku diruangan itu, perlahan aku duduk sambil menekuk lutut dan melintangkan kedua tanganku di dada. Ruangan ini terasa lebih dingin karena Ac yang menyala, aku buru-buru menyambar pakaian di sampingku, seperangkat pakaian? lhaaa apaan nih?? Weksss. Bodystocking berwarna hitam @_@ Keterlaluan !! masa aku harus mengenakan pakaian seperti ini sih, tubuhku menggigil menahan rasa dingin, hmmmmm, gimana yah ?? nggak dipakai aku kedinginan, kalau dipakai rasanya malu bukan main. Seumur-umur belum pernah aku memakai jenis pakaian yang tidak senonoh seperti ini, lagi pula apakah pakaian seperti ini dapat menahan udara dingin yang menyengat tubuhku?? Aku kembali bergidik kedinginan, akhirnya kuputuskan untuk memakai pakaian tak senonoh itu untuk menutupi tubuhku yang telanjang bulat, kepaksa nih.., kepaksa bangetttt…hu hu hu, akhhh tubuhku masih saja tetap terasa dingin nih.., hatshiii…, hatsshiii, berulang kali aku bersin kedinginan. Uhhh, untungnya pak Agung nggak balik-balik. Semoga dia disihir ama Harry Potter supaya dia lupa akan keberadaanku di sini, ihikk, ihikk, gawat, aku dikurung niy…T_T.

“ihhhhh.. “

Astaga apakah itu aku?? Aku tertegun melihat pantulan tubuhku di dalam cermin, glek, sepertinya pakaian jenis ini terlalu seksi untukku. Balutan bodystocking yang membungkus tidak dapat menyembunyikan lekukan dan kemolekan tubuhku. Aku menekuk wajahku ke daerah selangkanganku yang terasa lebih dingin. Oooooupsssh….dengan cepat kupalangkan telapak tanganku di daerah bawah yang terbuka mirip seperti model pintu rumah tikus di film-film karton, brengsek ada lubang-nya.

“CEgluk Glukkk”

Berkali-kali kutelan ludah untuk membasahi tenggorokanku yang terasa kering dan panas, tiba-tiba ekor mataku melirik kearah sebotol teeh botol Sosro di pojok ruangan. Tepat di tengah-tengah sebuah meja kecil, aku melangkah dan menyambar botol dingin dan kuseruput untuk meredakan rasa panas dan dahagaku, hemm gluk gluk gluk, GLUKK GLUKK GLUKKK Srrruuuuppphhh. Glukkk, ahhh segarrrrrnya.

Aku berpikir sejenak, hilangnya rasa haus membuat kecerdikanku kembali pulih. Kugeser-geserkan meja kecil kebawah ac yang menyala, kulipat kursi lipat itu. Dengan perlahan aku naik ke atas meja, dengan ujung kaki kursi kutekan ac itu untuk mematikannya secara manual dan aku kembali turun dari atas meja dengan hati-hati, ngak lucu kan kalau aku sampai jatuh nyungsep dari atas meja, dengan matinya ac diruangan itu, perlahan-lahan udara dingin mulai memudar

“Wuoww, ck ck ck “

“owwwww..!!”

Tiba-tiba terdengar suara di belakangku. Aku berbalik dan berseru terkejut, dengan reflek kusilangkan tanganku di dada dan pintu kecil di selangkanganku. Entah kapan Pak Agung masuk, ia berdiri sambil memandang tubuhku dengan tatapan kagum nan mesum. Whoaaaaw gila apaan tuch??!! Kupalingkan wajahku ke arah lain saat ia seenaknya melepaskan pakaian di hadapanku. Dengan santai ia mengaitkan kunci ruangan itu di tempat yang sulit kujangkau, ia memburu dan aku mundur dengan ngeri. Tak dapat kubayangkan apa jadinya jika batang besarnya sampai menerjang wilayah tubuhku yang paling intim, ia mengejar lalu menerkam bak harimau besar yang kelaparan dan aku semakin kepepet kewalahan menghindari terkaman-terkaman-nya yang bernafsu.

“Kenaaa..!! aha ha ha ha ha ha”

“UHHH….,-t-tidakkk. auhhhh “

Sepandai – pandainya aku menghindar akhirnya tertangkap juga, seperti itulah nasibku, aku berseru panik saat di suatu kesempatan ia berhasil memelukku dari arah belakang. Kulawan Pak Agung sekuat tenaga, aku meronta dan terus meronta agar dapat terlepas darinya, aku menjerit kesal karena kedua tangannya semakin erat memeluk tubuhku. Dengus nafasnya menerpa sisi leherku dan ujung lidahnya yang basah dan hangat menjilat leherku, liurnya yang basah terasa sangat menjijikkan saat lidahnya menjilati leherku.

“LepaskanLEP—AAASSSHH…KANN..!! LePAssshhh….BAJINGANNN.. Ohhhhh…”

Aku menggigil saat merasakan kecupan-kecupannya merambati pundak kiriku. Pak Agung begitu lembut memperlakukanku namun kelembutannya terasa sangat menakutkan, rasanya seperti seekor binatang buas yang sedang menyeretku dengan perlahan-lahan untuk kemudian ia pasti akan memangsaku dengan buas. Aku terus berontak dan melawan, aku tidak ingin tubuhku semakin terlena dalam gairah yang disodorkan Pak Agung, kucekal dan kutahan kedua pergelangan tangannya yang hendak menangkup gundukan buah dadaku yang semakin membuntal kenyal. Dengus nafasnya yang menderu seperti sedang mengundangku untuk menyerahkan diri kepadanya.

“emm-mmhhhh…j-jangannnn…pak, ngak mau,lepas..kannn, ahhhh”

“aih hangatnya..”

Pangutannya yang berpengalaman dengan cepat membuatku bergairah. Ada suatu rasa aneh yang terus tumbuh menggangguku, cekalan tanganku semakin longgar diguncang gairah yang menghebat hingga suatu saat kubiarkan sepasang telapak tangannya menopang induk buah dadaku, sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua tanganku mencekal lemas pergelangan tangannya saat tangan pak Agung mengelus-ngelus buntalan buah dadaku. Tubuhku seperti menggigil yang enak dan aku kesulitan mengendalikan desah nafasku.

“gimana ?? enak ya May diginiin.., gimana rasanya remasan bapak ??”

“Pak Agunggg…, nnn-hhhhh.., Bapakkkkkk…. “

Aku menahan nafas saat tangan Pak Agung mulai meremasi buah dadaku. Tubuhku terasa hangat menggelenyar dan dialiri oleh sesuatu yang berdesir-desir nikmat, nafasku memburu bersahutan dengan dengus nafas Pak Agung. Kedua tangannya turun merayapi perutku dan terus merayap semakin ke bawah , tubuhku tersentak saat jarinya menoel sesuatu.

“auhhh !!! Plakkkkk….!!”

Sentuhan nakalnya membuatku tersadar, dengan reflek aku membalikkan tubuh dan menamparnya saat jari tengah pak Agung menoel selangkanganku. Ia hanya tersenyum sambil mengusap-ngusap pipinya yang kutampar, matanya begitu tajam menatap mataku. Kemudian telapak tangannya mengusapi rambutku, kupejamkan kedua mataku rapat-rapat. Aneh, kenapa rasa aneh itu semakin sering menggangguku, jantungku semakin berdebar-debar. Sekujur tubuhku seakan meminta untuk disentuh, kepalaku dan nafasku terasa berat. Kugeleng-gelengkan kepalaku untuk mengusir perasaan aneh yang semakin menggila, kedua lututku terasa lemas tidak bertenaga saat pak Agung meraih tubuhku.

“mmmhhh.. mmmmmm-emmh…”

Bibirku terasa lengket saat bersentuhan dengan bibir Pak Agung, kutarik kepalaku kebelakang saat merasakan lidahnya berusaha menyelami mulutku, dikulumnya bibirku dengan lembut, tubuhku semakin hebat gemetar menahan sebuah sensasi saat bibirnya mengulum lembut bibirku,

“ck ck ck tubuhmu benar benar molek May…”

dengan mata berbinar Pak Agung memperhatikan tubuhku yang bersembunyi dibalik body stocking berjala rapat menggoda lalu tangan kirinya menjengkingkan pinggangku ke belakang. Mulutnya mencumbui bagian bawah daguku, gairahku semakin hebat meledak-ledak oleh permainannya yang panas menggebu.

“cuph cupphh cupphhh…cphh sllllckkk ckkk m-mmhh”

“ohhh, Bapakkkk.. ahhhh, ge….li hhhhh hsssshhh”

kecupan-kecupan bibir pak Agung dan jilatan jilatan batang lidahnya membuatku seakan terbang, terbang dan terbangggg semakin tinggi melayang di atas awan-awan putih. Khayalanku bercampur dengan gairah yang semakin meninggi. Pak Agung membalikkan tubuhku kearah kaca-kaca besar yang melapisi salah satu dinding di ruangan itu. Dari bayangan kaca aku dapat melihat apa yang tengah dilakukan oleh pak Agung kepadaku. Kedua tangannya meremasi buah susuku dan mulutnya mencium dan memangut leher dan pundakku dari belakang.

“ahhhhh, jangan pakkk…., jangannn”

“kemarilah Maya, ayo sayaang…”

“nggakkk mau !!”

Aku terperanjat dan meronta melepaskan diriku dari pelukannya, aku berbalik mendorong tubuhnya saat merasakan sebuah benda berbentuk batang mengelus belahan buah pantatku. Aku tersurut mundur saat pak Agung mendekatiku, ia menghindar saat hendak kutampar kembali wajahnya saat ia mendekat, cakar cakar, tampar tamparrr, tendanggggggggg hiatt, weksss @_@, kalah niy. Pak Agung mengikat tangan dan kakiku, tubuhku terlentang di atas lantai.

#######################

Maya terdiam dan membuang wajahnya ke arah lain saat mata guru bejat itu merayapi tubuh moleknya yang masih dalam balutan bodystocking di bawah sinar matahari yang hangat. Perlahan jari tengah pak Agung memainkan putting susu Maya dalam gerakan memutar.

“putting susu kamu mengeras May, bapak tahu kamu sedang terangsang, bapak dapat melihat dengan jelas cetakan putting kamu yang begitu indah, bagaimana ? apakah kamu dapat merasakan putting susu kamu yang mengeras dan terasanya nikmat saat disentuh seperti ini hemm”

“ohhhh-hhhhhhhhhhhhhhhhh”

Pak Agung tersenyum lebar saat mendengar helaan nafas Maya yang semakin berat. Jemari pak Agung semakin aktif menoel noel cetakan putting susu Maya, sambil terus memainkan putting susu gadis itu pak Agung membungkuk, mulutnya mengejar bibir Maya. Ciuman pak Agung memang tidak dibalas oleh muridnya yang cantik namun juga tak ada penolakan dari gadis itu, yang terdengar hanyalah suara helaan nafasnya yang tak beraturan saat sang guru menjeratnya dalam jaring-jaring kenikmatan. Seolah tak sadar Maya merintih dengan mata terpejam, wajahnya yang cantik imut terlihat renyah dalam buaian dan cumbuan pak Agung, bibir mungilnya yang merekah menjadi bulan-bulanan lumatan sang guru yang semakin buas melumat dan mengulum bibir Maya. Batang lidah pak Agung terjulur dan menekan masuk ke dalam mulut Maya, dalam keadaan bibir yang saling bertaut rapat, dua batang lidah saling bergelut dengan lembut dan mesra. Liur Maya dan Pak Agung bercampur menjadi satu dan sekitar bibir mereka belepotan oleh air liur yang sudah bercampur, tatapan mata Maya yang sayu beradu dengan tatapan mata pak Agung yang liar sebelum akhirnya pak Agung melumat kembali bibirnya dengan rakus. Kecupan bernafsu begitu gencar menyerang daerah bawah dagu Maya dan hisapan-hisapan kuat pak Agung meninggalkan bekas-bekas kemerahan di lehernya.

“sssshhhhh, ahhhhhhh hssssssshhhh Ba-phakkk”

Maya mendesis dan merintih merasakan hisapan-hisapan kuat pak Agung yang semakin hebat menggeluti lehernya. Sesekali Pak Agung memangut bibir kemudian kembali menghisap-hisap batang lehernya yang jenjang, nafsu setan pak Agung kian memuncak dan pada akhirnya dengan kasar tangan kekar sang guru merobek body stocking di bagian dada.

“Brrrrrrrt Bretttt Brrtt Brettttt…

Kedua Mata pak Agung melotot saat sepasang buah ranum yang putih dihiasi putting susu pink yang meruncing menyembul menonjol.

“nnyoooottt.. nyootttt NYOTTTTT…unnnnnnhhhhhh”

Keindahan buah dada Maya mengundang mulut Pak Agung untuk menempel di puncak payudara si gadis. Mulut pak Agung mengemut dalam ritme yang teratur, hisapan pertama ia menghisap lembut puncak payudara Maya, kemudian pada hisapan berikutnya Pak Agung menambah kuat daya hisapnya dan terus ditambah hingga akhirnya Maya melenguh merasakan kenyotan kuat mulut Pak Agung. Puas mencumbu dan mengemut-ngemut buah dada Maya yang semakin sekal dan padat kini cumbuannya turun. Sepasang tangannya merobek kesana kemari sementara hidungnya mengendus perut dan mulutnya menciumi perut Maya yang rata tanpa lemak.

“jangan pakkk.. jang.. ahhhhhh….ufffhhhh..ohhhhhhh”

Tubuh Maya mengejang saat mulut pak Agung hinggap di selangkangannya. Rasa itu semakin kuat, vaginanya terasa seperti sebuah bendungan yang berusaha untuk dapat menampung cairan yang semakin melimpah. Hembusan nafas memburu pak Agung yang menerpa jembut-jembut tipis merintis di wilayah tubuhnya yang terintim dan juga mulut sang guru yang hangat mencumbui vaginanya membuat bendungan itu terisi semakin penuh oleh cairan gairah perawan dan akhirnya

“cruttttt… Cruttttt Auhhhhh Srrrruttt Cretttttttttt….”

“srrruppppp srrrrrpppphhh srrrruuuppphhhhhh….”

Cairan kenikmatan itu meledak dalam denyut-denyut yang membuat Maya merintih keenakan dengan tubuh menggigil. Buah dadanya bergerak turun naik dengan cepat mengikuti helaan nafas pemiliknya saat ia merasakan tangan Pak Agung mengusap lembut gundukan mungil yang terbelah di selangkangan. Dengan hati-hati pak Agung mencoba membuka belahan vagina yang bentuknya masih bagus, tak pernah terjamah oleh lelaki manapun. Maya merintih saat bibir vaginanya dicubit ditarik perlahan oleh pak Agung. Cubitan pak Agung terlepas karena licinnya bibir vagina Maya yang becek oleh lendirr-lendir harumnya yang meleleh. Dengan lembut pak Agung kembali mencubit dan menarik bibir vagina Maya untuk melihat isinya.

“Hossshhh Hosssshhhh Hossshhhh”

Nafas Pak Agung terdengar keras, sang guru kesulitan mengendalikan nafasnya saat melihat liang mungil yang masih suci di selangkangan Maya, kepala pak Agung turun mendekati harumnya aroma Vagina muridnya yang cantik imut kemudian ia menarik nafas panjang untuk menghirup aroma yang membuatnya semakin bergairah.

“auhhh, hssshhhh ahhhh Bapakkk. ennnnnnhhh.”

Maya menggeliat dalam ketidakberdayaannya saat mulut pak Agung mengemut dan mengunyah vaginanya. Sang guru begitu lihai memainkan gairah Maya, mulutnya mengemut lembut kemudian saat Maya terlena Pak Agung mengunyah belahan asin itu dengan rakusnya hingga tubuh Maya mengejang hebat. Suara rintihanpun tak dapat ditahan lagi oleh Maya yang vaginanya tengah disantap oleh sang guru hingga Maya merasakan kembali tekanan kuat yang mengedut-ngedut di dalam vaginanya. Terdengar suaranya yang menggairahkan yang seperti suara orang sedang mengejang.

“Nnnnngehhhhh crrrutttt crutttt…”

“kamu muncrat lagi ya May ?? wuihhh sampe luber gini ?? enak memeknya diisep bapak yach ??, nah sekarang giliran kamu nyobain kontol bapak.., toh bapak sudah bikin kamu keenakan, anggap saja sebagai rasa terimakasih kamu sama bapak, nge he he he he!!” kata pak Agung sambil melepaskan ikatan ditangan dan kakinya kemudian membantu Maya untuk berdiri

Mereka berdiri saling berhadapan dalam jarak hanya dua langkah kaki saja, seorang murid dengan wajah cantik menggemaskan dan tubuh mungilnya tampak kontras dengan tubuh pak Agung yang tinggi besar dan berotot. Aku diam tanpa berani membalas lama tatapan mata pak Agung, kusilangkan kedua tangan di dada dan kubalikkan tubuhku untuk menghindari tatapan mata pak Agung yang merayap semakin ke bawah. Seiring dengan suara dengusan yang terdengar dapat kurasakan Tubuh besarnya menerkamku dari belakang hingga kami berdua jatuh bergulingan, dengan kasar tangan kekar pak Agung merobek dan merengut sisa bodystocking yang melekat di tubuhku. Aku hanya dapat mengeluh dan mengaduh, ia mencumbuiku tengkukku, tangannya merayap kesana kemari menggerayangi lekuk liku tubuhku. Kini yang ada adalah tenagaku VS tenaganya, ia semakin kuat membelit tubuhku hingga nafasku sesak, Pak Agung seolah sedang memamerkan tenaganya yang begitu kuat, tubuh besarnya yang sedang menindihku dari belakang menghangatiku, rasa hangat yang terus membuatku ketakutan diantara desir gairah , kurasakan tubuhku yang terlungkup dibalikkan oleh pak Agung.

“nih May,sekarang kamu cobain kontol bapak..”

“ihhh, nggak mau pakk, ngakk…uhh..”

“yeee, cobain dulu napa?? Vivi, Rei, Farida seneng jilatin kontol bapak koq, masa kamu ngak suka kontol sih?? udah coba aja dulu, buka mulutnya sayaang, mangap yang gede, ammmmm..”

Batang besar itu bergerak sejajar dengan wajahku kemudian merosot turun. Aroma aneh semakin kuat tercium oleh hidungku, saat batang miliknya semakin turun mendekati wajahku, aroma ini berbeda dengan aroma vagina. Apakah seperti ini aroma kemaluan pria?? kupalingkan wajahku kesamping dan batang besar itu terasa hangat menggesek-gesek pipiku. Pak Agung sibuk memberikan instruksi, ujung penisnya menggesek-gesek sisi bibirku, seakan sedang menggodaku untuk melahap benda besar itu. Perlahan aku mulai membuka mulutku dan pak Agung menyuapkan kepala kemaluannya ke dalam mulutku.

“happp mmmmmehhh, Hummmmmhh, uhhh puhhhh”

“wah, malah dimuntahin,yawdah, sekarang kamu jilatin biji bapak dulu aja dah, tar kalo kamu udah biasa baru nyepong kontol bapak lagi”

“ssckkkk sllccckkk ckk sllllllccckkkk”

Kucoba menjilati buah zakar Pak Agung, sesekali tanganku mendorong benda di selangkangannya. Lumayan lama aku bekerja menjilati buah pelir pak Agung sampai akhirnya kedua tanganku mencoba memegangi batangnya. Iihhh,besar sekali ya ? hingga telapak tanganku tidak dapat menggenggam penuh batang besarnya. Kutarik-tarik batang pak Agung yang semakin mengeras dalam genggaman tanganku. Duh, keras amat batangnya, tak sadar aku berguman. Kekehan pak Agung membuatku jengah dan melepaskan batangnya.

“besar sekali pak…”

“he he he he, besar ya ?? batang besar ini akan memberikan kenikmatan untuk kamu may, buka mulut kamu yang gede may, kurang , mangap lebih gede lagi, ammmm, nahhh….”

“emmmhhh.. ?? He—ummmhh…!!AMMMH-NYUMMMHH”

Aku harus membuka mulutku lebar-lebar saat pak Agung kembali menjejalkan kepala kemaluannya ke dalam mulutku. Ada rasa asin yang kembali terasa saat aku mengecap kepala kemaluannya, kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya agar benda itu tidak masuk terlalu dalam. Cukup sebatas leher penisnya saja yang tertancap di dalam mulutku.

“Nyummm.. He-emmmhhh.. Nyoottttt.. Nyootttttt….”

Kucoba untuk menyedot – nyedot kepala penis Pak Agung yang tertancap di dalam mulutku. Bagian benda itu yang berbentuk seperti ujung kapsul terasa kenyal di dalam mulutku, rasanya mirip seperti sedang mengemut-ngemut baso besar, kumainkan lidahku memutari kepala penisnya.

“Auhhh…!! ,Maya.., terushh, terushkannn..agghgaga gahhh.”

Pak Agung menceracau tak karuan saat kuemut dan kugelitiki lubang penisnya dengan ujung lidahku. Kutoel-toel lubang pipisnya yang sensitif, kukeluarkan kepala penisnya dari dalam mulutku, kujilati dan kuciumi lubang kemaluan Pak Agung. Tanganku mengelus-ngelus batang penisnya yang berurat sebelum akhirnya kukulum kembali bagian berbentuk dot raksasa di selangkangannya yang membuat pak Agung mengeluh nikmat, aku menyusu pada kepala penis pak Agung yang menyesaki mulutku. Sedikit demi sedikit pak Agung menarik penisnya dan aku mengikuti benda itu, aku bertumpu diatas tangan dan kakiku sementara mulutku terkait oleh kail penisnya yang besar, posisi pak Agung mirip dengan pesumo yang hendak bertarung, dan, selangkah demi selangkah ia mundur kebelakang dan aku merangkak maju dengan sebatang penis besar yang tersumpal dimulutku., ia terus mengailku keatas atas hamparan kain tebal berwarna putih bersih yang terbuat dari bahan berbulu, pak Agung menarik penisnya hingga terlepas dari emutan mulutku.

“pofffhhh, HAppppp…!!Emmh.. mmmhhh.. mmmhhhh…”

“OUGHH,Mayaaa , kamu mulai suka kontol bapak ya ??”

“Hmmuufffhh.. emmmmh mmmuuuhhhh”

Aku langsung menerkam dan mencengkramkan pinggulnya. Ia mengaduh saat kulumat penis besarnya yang mengacung keras, dengan gemas kuemut-emut kepala kemaluannya seperti mengemut-ngemut permen loli yang terasa manis dalam angan-anganku. Kutengadahkan wajahku ke atas saat mendengar suara keluhan pak Agung. Ia balas menatapku, memperhatikanku yang tengah mengelus-ngelus batang besarnya, kukocok-kocok batangnya dengan kuat dan ia mengeluh, sepertinya ada hubungan yang kuat antara batang itu dengan suara keluhan pak Agung.

“sllccckk.. ckkkkk ckk slllccckkkk…”

Kembali kujulurkan batang lidahku, dan kuulas-ulaskan di antara rimbunnya bulu-bulu jembut pak Agung, kumandikan bulu jembut pak Agung hingga basah oleh liurku. Ia tertawa mengekeh sambil berkacak pinggang dan menyodorkan tubuhnya bagian bawah ke depan seolah sedang menghidangkan benda kebanggaannya untukku. Kuciumi batang besarnya tanpa terlewatkan secenti pun, kugelitiki leher penisnya dan batang besarnya yang terangguk–angguk saat batang lidahku mengulas-ngulas baso dagingnya yang semakin mengkilap terbasuh oleh air liurku. Dengan gemas aku menggigit kepala penis pak Agung yang mengaduh keras kesakitan.

“AUHH, Maya sayang, jangan digigit manis, aduh, dasar nakal, sini, ngeh he he, huppp…, duh gemesnyaaa…”

Ia kembali mengaduh saat Aku kembali menggigit kepala penisnya yang kekenyalannya mirip seperti cilok. Dot besar itu ditarik oleh pemiliknya yang terkekeh sambil meraih tubuhku, kedua tangannya menjepit pinggangku, dengan mudah tubuhku terangkat olehnya. Wajahnya terselip di leherku, ia tampak gembira saat kuangkat wajahku ke atas memberikan ruang untuknya.

“auhhh…!!hssss hsssshhh aaaaa.auhhhhh “

Aku mengeluh keras saat merasakan hisapan kuat pada batang leherku, mulutnya menggerogoti dan menghisap kuat seperti seekor lintah raksasa yang kehausan. Batang lidahnya mengulas menjilati rahangku mulai dari sebelah kiri melintasi dagu dan terus berjalan merambati rahang kananku. Dapat kurasakan cairan liurnya membasahi leher dan rahangku, kutarik-tarik wajahku saat ia melumati bibirku, sesak sekali rasanya saat ia melumatku seakan nafasku habis disedot oleh mulut pak Agung.

“Ha-uhh, emmmhh.. mmmhhhhh…”

Setelah menurunkanku, tangan kiri pak Agung menekan belakang kepalaku, tangan kanannya mengelusi bokongku. Mulutnya kembali mengejar bibirku, ia melumat dan mengulum bibirku dengan rakus hingga aku kewalahan. Pangutan-pangutannya membuatku kelabakan menahan gelora nafsu yang menggebu, dengus nafasku bersahutan dengan dengus nafas pak Agung saat bibir kami saling menyatu dan melumat. Kukalungkan kedua tanganku pada lehernya. Desakan bibir pak Agung membuat pinggangku melenting ke belakang dan tangan kanannya menopang punggungku untuk membantu menjaga keseimbangan. Tangan kirinya menggerayangi pinggul dan mengelus-ngelus pinggangku lalu merayap ke bawah meremas buah pantatku dan menoel-noel bibir vaginaku yang sudah becek. Lumayan lama aku dan pak Agung berciuman sampai akhirnya ia bersujud di hadapan vaginaku. Kedua matanya begitu tajam memperhatikan selangkanganku.

“hmmm, pasti peret nih, tampaknya bapak harus kerja extra keras hari ini“

Pak Agung berdesis sambil mencolek-colek selangkanganku dan ia membenamkan wajahnya pada vaginaku. Ia tertawa mesum saat aku mendesah keenakan, rasanya begitu nyaman saat bibirnya mengecupi permukaan vaginaku. Kudesakkan vaginaku mendesak wajahnya. Kedua tanganku membelai-belai rambutnya. Aku semakin kuat menekan belakang kepalanya sambil menyodorkan vagina mendesak wajahnya saat merasakan ada tekanan kuat yang mengganggu wilayah tubuhku yang terintim.

“aa.-ahhhh Cruttt crutttt…hsssshhh enakkkk, ihhh bapak , ohhhhhh.”

Tangan Pak Agung begitu cekatan menahan buah pantatku yang bergerak mundur saat cairan kenikmatan itu meledak-ledak dengan hebat. Lendir-lendir kenikmatan meleleh dari belahan vaginaku dan mulut pak Agung mengejar, menghisapi lalu mengunyah lembut belahan vaginaku hingga sekujur tubuhku bergetar hebat saat mulutnya menyedot kuat – kuat vaginaku, menghisap cairan yang meleleh di vaginaku. Kedua tanganku mencoba bertumpu pada kepala pak Agung yang sedang asik mengemut-ngemut dan menjilati wilayah tubuhku yang paling intim. Tak bosan bosannya ia mencumbui bagian tubuhku yang paling sensitif.

“sini sayaang, berbaring disini, sebentar lagi kontol bapak akan membuatmu tersentak-sentak keenakan…”

“ahhhhhh… bapakkk…”

Aku mendesah saat pak Agung membaringkan tubuhku tangannya mengusap selangkanganku sebelum akhirnya ia mulai menindihku. Aku merinding hebat saat tubuh besar pak Agung menaiki tubuhku,tubuhku yang mungil tertindih di bawah tubuhnya yang kekar berotot. Ia menatapku, berkali-kali mulutnya mengeluarkan pujian yang berbisa. Kecupan-kecupannya mulai turun ke arah dada. Bibirnya bermain mengecup-ngecup induk payudaraku hingga aku tak tahan dan menggeliat resah dibawah tindihan tubuhnya

“nyemmm, empuk-empuk kenyall…happpp happp NYOTTT..NYOTTT”

“Owwwww…!!ahhhsss hhhsss gel…liiiiii ahhhh, aduh-ad-duhh “

Aku menjerit dan menggelepar, tiba-tiba saja mulutnya memangut-mangut rakus buah susuku, batang lidah pak Agung memutari dan menggelitiki putting susuku yang meruncing keras. Ujung lidahnya bergerak lembut memutari putingku dan tangannya meremasi indukku. Bibirnya mengecup kesana kemari menjelajahi buntalan buah ranum dadaku,

“Happp..! Nyummmm.., Happ Happp Nyooottttt…. Nyoottttt”

berkali-kali mulut Pak Agung memangut buah ranum di dadaku. Lumayan lama ia menyusu di buah dadaku sementara butir-butir keringat mulai membanjir meleleh di tubuhku. Sesekali batang lidahnya menyapu keringat di leherku kemudian kembali lidahnya bermain mengulas buah dadaku yang dimulai dari induk payudara kemudian memutar semakin naik kepuncak dan hap..!! mulutnya mengenyoti kuat puncak payudaraku, kurasakan lidahnya menggelitik belahan dadaku dan naik ke leher dan daguku.

“sslccck ckk sssllccckkk…, mmhhh mhhhhhh mmmmmm”

Kubuka mulutku menerima kehadiran batang lidah pak Agung, dengan tekun ia mengaduk-ngaduk mulutku. Ujung lidahnya menari menggelitiki langit-langit mulutku kemudian melumatku dengan bernafsu. Kubalas lumatan dan pangutan-pangutannya, gairah kewanitaanku ikut bergelora dalam pangutan-pangutan dan cumbuan-cumbuan pak Agung. Cumbuannya kembali merambat turun, cumbuan-cumbuan panas yang dibumbui oleh nafsu birahi yang liar membuatku merintih dan memekik menahan segala rasa nikmat dan geli yang meluap.

“ennnhh , BAPAKKKK, akhhh,.hhhhh…”

Pak Agung meremas-remas buah dadaku dan mulutnya kembali mengenyot-ngenyot puncak payudaraku namun kali ini remasannya terasa lembut dan teratur. Jarinya begitu lihai memilin dan mencubiti pentil susuku hingga nafasku berdengusan dengan keras. Kedua kakiku tertekuk kemudian mengangkang lebar ke samping memberi jalan bagi mulut Pak Agung yang mengejar sesuatu di selangkanganku. Cumbuannya semakin turun ke perut pinggul kemudian….

“ahhhhh…”

Tubuhku melenting ke atas saat mulutnya mencucup belahan vaginaku. Dapat kurasakan batang lidah pak Agung yang menggeliat dan menekan memasuki belahan liang vaginaku. Aku memekik keras untuk melampiaskan gairah liar yang meyesaki dadaku. Aku merengek saat batang lidah pak Agung mengorek-ngorek liangku yang masih suci, tangan pak Agung menekan belahan bibir vaginaku dan matanya menyorot tajam pada daging mungil yang terselip di vaginaku. Lidahnya terjulur panjang dan lepphhhh, sleppphh, sllckkk..

“Owwww…?? Aa-aahhh, ahhhh, ad-duhhh….awww..”

batang lidah pak Agung begitu lihai memainkan tonjolan clitorisku, slapphhh.. slaphhhh.. slappppp…, berkali-kali lidah pak Agung menampar-nampar daging kelentitku, dan cebbb.. cebbb. Cebbbb.., ujung lidahnya yang runcing menusuk-nusuk daging mungil itu hingga aku kelojotan dan kedua kakiku melejang-lejang menahan rasa nikmat, lendir-lendir Vaginaku yang membanjir bercampur dengan air liur pak Agung, dapat kulihat sebuah senyum melebar diwajah pak Agung saat ia menempelkan sosis besar miliknya keselangkanganku.

“Auhhhhh… hssshhh, aaaaa…”

“tahan sedikit may..”

“AUHHHH… PAKKK…!!”

Perutku mengejang saat benda besar itu berusaha memasuki diriku. Otot vaginaku mengkerut-kerut menahan serangan batang besar panjang di selangkangan pak Agung. Aku mengeluh dan mendesis keras merasakan desakan-desakan kepala penisnya yang memaksa memasuki liangku. Aku berseru terkejut saat kepala penis pak Agung menerjang otot vaginaku. Kepala penisnya tertancap pada belahan liang vaginaku, pandangan mataku serasa nanar, butir-butir keringat mengucur semakin deras.

Pak Agung menangkap pergelangan kakiku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar.

“Jrebbb, Blessspphhh… hihhhhhhh!!BRUSSSHHH…”

“ENGAHHH-AHHHH, ARRHHH….!!aWWWW drrrttt.. brrrttt drrrrrtttt….!! T_T, HAKKKHHHH @_@....!! AWWWW…AMPUN PAKKK..!! AMPUNN, ADUHHHHH…!! Hikkk Hikk hkkkkkh, AOWWWWWh”

Kedua tanganku menekan perutku yang mendadak terasa seperti kejang, kedua mataku membeliak lebar, rasa sakit dan perih menghebat mendera liang vaginaku. Aku menjerit sekeras-kerasnya saat batang besar itu merengut kesucianku. Rasa sakit seperti menyadarkanku dari pengaruh aneh yang merangsang tubuhku. Aku tersadar namun semuanya sudah terlambat, batang penis pak Agung tertancap semakin dalam. Aku hanya dapat menangis terisak dan mengaduh di sela-sela isakan tangisku yang semakin keras

“hhkk.. hkkk.., hhhkk hkkkk…adu-duhh, sakit pak, sakittt AWWW”

.“Ouhh..!! Maya, tahann, bapak pengen masuk lebih dalam lagi”

“J-jangan Pakkkkk…”

“JREBBBBB…..”

“OUWWWWW…..hkk ihikkk hkkkkk aduhh, sakit sekali pakkk, saaa—kitt”

“aduh, susah amat sih masuknya, hihhh,!! Hihhhh, Hearhh…JREB..!JREB..!”

Aku menggeliat kesakitan saat Pak Agung berusaha mengamblaskan batang penisnya lebih dalam lagi. Liang vaginaku terasa sesak disumpal oleh batang besar itu. Rasa perih semakin terasa saat batang besar pak Agung merangsek masuk semakin dalam. Gerakan pak Agung yang semula lembut kini mendadak berubah liar. Dengan kasar ia menjejal-jejalkan batang besarnya, tangan kiri pak Agung menahan bahu kananku, sementara tangan kanannnya bertumpu di sebelah bahu kiriku. Ia mengambil ancang-ancang kemudian pinggulnya kembali menekan dengan kuat bagaikan kesetanan ia berkutat menjejal-jejalkan batang besarnya sekuat tenaga.

“cleppphh.. clepphhhhh.. BLEPPHHHH…!!Jreb-Blushhh…!!”

“s-shhhhh.. akhhh sakitt.., awwwww…!! Sakit pakkkk…!!Akkhhhh..!!”

Aku kembali menjerit batang besarnya masuk amblas dalam gerakan-gerakan menyentak yang kasar dan selangkangan pak Agung semakin merapat ke selangkanganku. Centi demi centi batang besarnya terbenam terus terbenam semakin dalam di liang vaginaku hingga akhirnya selangkangan pak Agung saling berdesakan dengan selangkanganku. Aku meringis saat pak Agung menarik batang miliknya hingga sebatas leher penisnya saja yang terjepit oleh liangkaran otot vaginaku. Aku memekik saat ia menjebloskan batang besarnya hingga penisnya amblas sekaligus ke dalam liang vaginaku. BOOM, jantungku serasa meledak saat benda itu menyodok kuat vaginaku..

“BLEPPPHHH…!!Blepp.. Bluppphhh”

“AWWW…!! AKHHH…, Ngggghhh, arrrrhhh, #_#..!!”

Tubuhku terguncang disodok oleh batangnya, kusilangkan kedua tanganku melintang di dadaku saat mata pak Agung menikmati gerakan buah dadaku yang terguncang hebat akibat tumbukan-tumbukan batang penisnya yang menghempas keras sementara bibirku tak henti merintih dan mengerang.

“BLEPP..!! BLEPPHH..!! Bhupppp…BHEPHHH….!!”

“S-sakit pakkk, ngilu sekali, hsssshhh ooowWWW…!!”

Batang besar miliknya tidak juga berhenti bergerak, benda sialan itu malah semakin kuat menumbuki belahan vaginaku. Suara rintihan–rintihanku disambut oleh dengus nafas -nya yang memburu berdengusan keras. Aku mencoba menahan gerakan pinggulnya saat merasakan ada rasa ngilu yang semakin menyengat saat benda panjang itu menggasak kasar vaginaku. Aku berteriak keras memohon agar pak Agung menghentikan sodokan-sodokan kasarnya.

“ampunnhh !! aduhh OWWW…, sudah pakkk, sudahhhh..!!”

“kamu harus belajar menikmati kontol bapak, jangan ditahan , pasrah saja dan nikmati..!!, tambah ditahan kamu akan merasa tambah sakit loh, rileks aja.. he he he”

“aduhh, ADUHHH…!! Ngilu pakk..!! NGILUUU.., Oo-awww.T_T !! ”

“Nahhh kan, apa kata bapak, terasa sakit kan ?? ayo lemesinn, jangan tegang, ngangkang aja yang pasrah.., lama-lama juga pasti enak koq, rileks Mayaaa, rileksss, santai aja santaiii”

Aku mencoba untuk pasrah menerima setiap sodokan-sodokannya, rasa sakit yang tadinya menggigit dengan hebat kini mulai diselingi rasa-rasa nikmat saat batang penis pak Agung semakin lancar bergerak keluar masuk menusuki liang vaginaku. Posisi pak Agung mirip seperti orang yang sedang melakukan push-up dengan batang besarnya yang tertancap di vaginaku. Tanganku mengelus-ngelus dadanya yang berotot, tess tess tess.., butir-butir keringat pak Agung menetesi tubuhku, ia meremas buah dadaku sebelah kanan sambil menggoyang batangnya ke kiri dan kanan sebelum akhirnya kembali mengambil posisi seperti orang yang akan melakukan push-up kemudian dengan cepat ia berpush-up ria menghempas-hempaskan batang penisnya dengan sekuat tenaga.

“Jrebbb-befffhhh Befffhh,, Jrebbbbbb… Blusshhh”

“nah ini yang namanya sambil ngentot sambil olah raga.., gimana Maya, kamu mau belajar ?? asik lohhhh “

“En-gaak ahhh., Bapak aja.. aa-ahh..”

“Tu, wa, ga, pat, ma , nem, juh, pan, lan , luh, sebelahsssshh ”

“Haaa-uhhh ??..??!! cruuttt crutttt….”

Nafasku tertahan selama beberapa detik, ada rasa nikmat yang berdenyutan menyiksa Vaginaku, rasa nikmat itu mengaliri tubuhku hingga aku menggelepar, pak Agung hanya tertawa sambil mengelus-ngelus bahuku

“Pofffhhhh….”

Terdengar suara keras saat batang besar itu disentakkan ditarik keluar oleh pemiliknya kemudian melepaskanku. Aku berguling menjauhinya, kutarik nafasku panjang-panjang untuk mengisi rongga dadaku yang terasa sesak. Kuperhatikan sebotol Aqua besar di tangan pak Agung, ia meminumnya untuk melepaskan dahaga.

“nih kamu pasti haus..”

Pak Agung menoleh ke arahku yang masih berbaring lemas sambil memperhatikannya. Ia menghampiriku dan memberikan botol itu, aku duduk bersimpuh. Glukkk.., Glukkk.. Glukkkk.. Ceglukkkk, kuteguk air didalam botol itu hingga kering. Tidak sengaja kulihat bercak-bercak darah keperawananku bercampur lelehan lendir putih pekat yang menodai wilayah sekitar bibir vaginaku. Masih dalam posisi duduk, kutekuk dan kupeluk kedua lututku, sementara pak Agung menyeka keringat di tubuhku yang membanjir dengan sebuah handuk kecil. Aku terdiam saat pak Agung menggeser tubuhnya ke belakang dan menempelkan batang penisnya ke punggungku. Kedua kakinya mengangkang kemudian menjepit tubuhku, tatapan mataku terfokus pada bayangan di dalam cermin. Tangannya bergerak bebas menggerayangi tubuhku yang polos sebelum akhirnya menangkap buah ranum di dadaku. Sesekali jarinya menoel nakal putting ku yang meruncing. Ia seperti sedang memberikan waktu istirahat untukku yang masih termegap berusaha mengendalikan nafas dan emosiku.

“gimana masih cape hemmm??”

Pak Agung bertanya di samping telingaku. Aku tahu tak usah menjawab pertanyaannya, apakah aku capai atau tidak, ia sudah mulai bergerak mencumbuiku dari belakang. Bibirnya mengecupi daun telingaku, duk.., dukk, DUKK…!!, detak jantungku kembali berpacu berlombaan dengan dengus nafasku. Perlahan kemesumannya membuatku kembali bergairah. Dengan malas kutolehkan wajahku ke samping untuk membalas pangutan-pangutan bibir pak Agung. Dengan malu kujulurkan lidahku keluar menggapai batang lidahnya. Tarian lidah pun dimulai, begitu lembut dan menghanyutkan, saling mengulas, mengait dan membelit. Dengan mesranya Pak Agung menghisap batang lidahku yang terjulur

Kedua tangannya semakin aktif meremasi payudaraku dari arah belakang. Kusandarkan punggungku bersandar padanya, dapat kurasakan batang besarnya mengganjal saat aku bersandar. Kukalungkan kedua tanganku ke belakang menangkap leher pak Agung, ciuman dan pangutan semakin mengganas, buah dadaku semakin membuntal padat dalam remasan-remasan kedua tangan pak Agung, terkadang remasan tangannya terlalu kuat hingga membuatku melenguh pelan.

“Unnggghhhhpelan-pelan pakkk, auhhhhh, pelannhh, ahhhh, bapakk”

Pak Agung mendesakkan pinggulnya dan akupun terdorong ke depan. Ia terus mendorong-dorongku dengan mendesakkan pinggulnya pada bokongku. Posisi kami semakin mendekati cermin besar itu dan aku semakin jelas menyaksikan kemesumannya. Kedua tangan pak Agung bergerak lembut mengelus-ngelus puncak payudaraku, dari bayangan cermin dapat kulihat ekspresi wajah mesumnya yang tengah menikmati kehangatan tubuhku.

“ah, aahhhhh…ahhhhhh hsssshh ahhhhhh”

Aku yang mulai keenakan terus mendesah dan mendesah. Remasan-remasan tangan pak Agung, jarinya yang nakal mencubit dan menarik – narik putting susuku yang mengeras, membuat tubuhku panas dingin sementara rintihan-rintihan kecilku disambut oleh suara kekehan mesum pak Agung yang dibarengi dengan remasan-remasan kuat tangannya pada dadaku. Rasanya begitu nyaman dan nikmat sekali saat ia memainkan buah ranum yang memadat. Kedua tangannya mencapit pinggangku kemudian membimbingku untuk menduduki batang penisnya dalam posisi duduk memunggunginya.

“aaaaa…hhhhee-engh…unnggghhhhh…”

Ujung benda besar itu mendesak kuat berusaha memasuki belahan vaginaku. Beberapakali batangnya terpeleset, aku melenguh dan meringis saat benda besar itu berhasil memaksa dan menguakkan belahan bibir vaginaku untuk menerima kehadiran benda panjang dan keras kebanggan pak Agung.

“Akkkhhhhhh…..!!blusssssshhhh.!! “

Tubuhku yang terasa panas mengejang hebat saat ujung benda panjang itu kembali berhasil menyumbat vaginaku. Lingkaran otot vaginaku mengkerut mengigit-gigit leher penis pak Agung. Dapat kurasakan butiran keringat kembali membalutku.

“aduh-awwww…, Pakk, Owwww…”

Pak Agung tidak mengindahkan keluh-kesahku, kedua tangannya menarik-narik pinggulku, sementara batangnya merayap semakin dalam. Centi demi centi batang panjang itu menggelusur memasuki liang vaginaku dalam sentakan-sentakan lembut yang membuat tubuhku terdesak-desak ke atas. Aku menjerit keras saat batang itu tiba-tiba menghentak-hentak dengan kasar, hentakan-hentakan kasar pak Agung baru berhenti setelah batang yang berurat itu terbenam dengan sempurna di vaginaku. Melalui cermin kuperhatikan batang besarnya tertancap di selangkanganku. Kugeliatkan tubuhku. sambil kutepiskan tangan nakal pak Agung yang hendak mencubit putting susuku.

“Hssshhh, hssshhh. Ahhh, aa-ahhh…Baphakkk, Baphakkkk ahhhhhh”

Tubuhku terlompat-lompat tanpa daya, sementara seiring dengan gerakan tubuhku. Vaginaku bergerak turun naik pada batang penis pak Agung yang menggeram keenakan. Membanjirnya cairan vaginaku membuat batang besar pak Agung bergerak semakin lancar keluar masuk menusuki belahan liang sempitku. Rasa sakit dan ngilu yang semula terasa menggigit kabur dikejar oleh rasa nikmat yang membuatku berdesahan. Tanpa kusadari pinggulku ikut bergoyang.

“ha ha ha, gimana Maya ?? enak bukan?? Ayo sayang, goyang.., kita nikmati kenikmatan ini bersama-sama.., ayo manis, ayoooo…, nahh benar itu digoyang, digoyang yang he he he”

Aku tidak tahu kenapa, yang jelas aku semakin lincah menaik turunkan pinggulku, bergoyang, memutar-mutar vaginaku dan mendesakkannya pada tusukan-tusukan liar batang penis pak Agung yang merojoki belahan vaginaku. Gairahku memuncak semakin tinggi dan vaginaku disengat oleh kenikmatan yang membuat tubuhku mengerjat dengan spontan.

“aaaaaaaaaaaah !! Crettt.. cretttt.. crettt..“

Aku mendesah keras sambil mendesah dan mengangkat wajahku ke atas karena tak sanggup menahan rasa nikmat yang berlebih. Batang besar milik pak Agung yang menyangkut di dalam vaginaku terasa semakin mengasikkan. Tanganku mencoba menggapai kebawah, kuraba benda besar yang mengait vaginaku. Pak Agung semakin erat memeluk tubuhku yang menggelepar lemah dalam dekapannya. Beberapa saat kemudian ia mencabut batangnya dan memposisikanku menungging kemudian mengambil tali plastic dan berbisik di telingaku.

“Mayaa, bapak minta anal , boleh ya ?? “

“Hahh ?? t.tunggu, tunggu dulu pakk…!!j-jangannnnn…auhhh, lepaskan pak LEPASSS.. KANN, nggakkk mauu, akhhhhh”

Aku protes keras saat ia tiba-tiba mengikat kedua tanganku ke belakang. Kugoyangkan pinggulku ke kiri dan kanan berusaha menghindari ujung benda besar itu, tapi pak Agung hanya tertawa sambil terus mengincar lubang anusku, tangan pak Agung merekahkan buah pantatku.

“Cebbbb…, OWWWW….!! “

Benda tumpul itu menusuk kasar. Kurebahkan pinggulku dengan harapan dapat mempersulit benda panjang itu. Waduhh, koq pak Agung malah menaiki bokongku ya? Telapak tangannya mengusap-ngusap punggungku, auhhh..!!, ia menyelipkan ujung penisnya menyentuh kerutan otot anusku. Kurapatkan kedua kakiku sambil menggeser-geserkan pinggulku menghindari serangannya dan ia mendesah kecewa lalu pak Agung mengambil sebuah alat aneh dengan panjang sekitar 30 inci.

“nakal amat sich, terpaksa bapak pake legs spreader, klikk… klikkkkk….”

Pak Agung membelengu pergelangan kakiku dengan legs spreader bar, percuma saja aku meronta berusaha melepaskan diri. Kedua tangannya mengelus-ngelus bongkahan buah pantatku. Kemudian menekan dan merekahkan buah pantatku, sebuah benda mendesak belahan pantatku.

“ck ck ck, anget, apa lagi kalau sudah masuk ya”

“j-jangan pakk…, lepas, lepas….kannn…aduh.!!”

Pak Agung terkekeh sambil menekankan ujung penisnya, batang besar itu mengorek-ngorek dan mengkais-kais lubang duburku, hup…, hupp.., kugerakkan pinggulku keatas kebawah hingga batang pak Agung terpeleset.

“E-ihh…, nakalnya ha ha ha ha”

Tangan kanannya menekan bokongku kuat-kuat hingga aku tidak dapat bergerak lagi dan kini ujung penisnya kembali mendesak-desak liang anusku, sesekali ujung penis Pak Agung mencoblos belahan vaginaku dan kemudian ia kembali menusuk-nusukkan batang besar itu berusaha menjebol liang duburku. Lumayan lama Pak Agung berkutat, berjuang menjejal-jejalkan batang besarnya , lama kelamaan otot anusku terasa merekah dan panas

“JEBOLLL…!! BLUESSSHHHH..“

“aaaaAAWWW !! Hengggehh…!!.ADOWWWWW… @_@”

Nafasku tertahan merasakan rasa sakit yang begitu hebat mendera liang anusku, rasa perih, panas dan nyeri bercampur menjadi satu menyiksaku. Aku kembali memekik keras saat benda itu diamblaskan oleh pemiliknya dengan kasar.

“Ampun pakkk, Awww…, adu-duhh. Ahhhhhhh…!!AWWWW”

“oughhh…!! Gila..!!aduh-aduduh Mayy, AWW, kontol bapak kejepit nih, Wuahhh enak nian bool mu May…uhhh..”

Terdengar suara Pak Agung seperti sedang meledekku. Ia terus menekan-nekankan batangnya ke dalam liang anusku. Centi demi centi batang besar itu amblas ke dalam anusku. Mataku mulai berkunang-kunang, berkali-kali tubuhku mengejang menahan rasa sakit yang mendera hebat saat benda besar itu menyelam semakin dalam, benda itu seperti mengambil ancang-ancang dan kemudian menerjang anusku.

To be continued...
----------------------------
18 komentar Post your own or leave a trackback: Trackback URL
  1. Kiryu mengatakan:
    Mantap…..
    Lanjutkan Boss…..
  2. unyilkucing mengatakan:
    the end is just another beginning…
  3. Mr Bean mengatakan:
    Waduh …. akhirnya perawan terakhir jatuh juga ya …..
  4. Nokras mengatakan:
    wah akhirnya si maya dapet giliran juga……… ditunggu ya kelanjutannya……. mantap bosss….
  5. hugo boss mengatakan:
    pertamax kah saya…
    sayang ceritanya pendek..
    sengaja ni kyknya penulis nya…
    hayhayhay..
  6. mr r mengatakan:
    sis yo………………
    cerita rainie yang dan hwang wei ting gimana sis yang cantik. ^^
  7. sekkusu mengatakan:
    mantabs..
  8. pukimai mengatakan:
    yah, gak tau knp, koq wkt maya malah jadi sayang yah, kl smp maya diperawanin jg, tp keep up deh sisb :)
  9. hahah mengatakan:
    ga konsisten ama judulnya.. end of slavery tapi bersambung..
    capede
  10. Dvd007 mengatakan:
    Bos kapan nih lanjutan cerita nightmare sexplotation 3 nya? Sdh dr bulan ke bulan saya tgg.
  11. meksss mengatakan:
    mantab keren..
  12. benitora mengatakan:
    akkhirnyaaa… keluar jg nie sambungannya..
    masih jg to be continue yah…
    tetap sabar menanti kelanjutannya
  13. keihin mengatakan:
    waah ga nyangke c maya ternyata juga kena,, sip lah.. cerita masih berlanjut niehhhhh………
  14. gemini mengatakan:
    Wah, sis Yo selalu setor hasil karya di awal bulan nih. Lanjutannya Dark Soul belum, Sis? :D
  15. Guns mengatakan:
    something that might make you interested
    Guns-nswords.blogspot.com
  16. haris bocabul mengatakan:
    saya musti banyak belajar dari penulis-penulis master…….seperti sist yohana ini contohnya ,tulisan saya hanya 627 words kata mr.shusaku…..tapi dengan mudahnya sist yohana menulis sepanjang ini..hebat , terusannya disimpen apa gimana ini ?ayo di keluarin mr.shusaku…,,jangan bikin penasaran orang,….,nanti saya mati penasaran
    salam
  17. hyuduck mengatakan:
    hohoho akhirnya keluar juga seri terbarunya… it’s one of my favorit story sejak baca kbb :p lanjutan nya pliiiiissssss!!!
  18. thomas mengatakan:
    1. kecewa dgn image maya
    2. alur sexnya datar kupkr sbg yg terakhir dr the gang yg akan dikerjain sehrsnya hotttttt tyt tdk. kl ak berpendpt puncak crt ini mlh di kisah vivi.
    but u have been try hard so bring it on ur next idea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar