Laman

Jumat, 12 Agustus 2011

The Click 6: Out of Control

14 Maret 2009

“Uaaaghh…..akhirnya kelar juga deh.”, kata Joe sambil meregangkan kedua tangannya ke atas untuk melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku. Joe melirik ke arah jam dinding yang tergantung di dinding kamar profesor Suparman yang sekarang di tempatinya.

“Jam dua siang. Wah… ternyata butuh waktu lebih dari tiga jam untuk mengedit rekaman ini.”, kata Joe. Joe baru saja selesai mengedit rekaman adegan hot antara Karina dan Sarah, kakak perempuannya di kamar ini dua hari yang lalu (baca The Click 5). Tapi Joe tersenyum puas dengan hasil editingnya. Berkat kamera-kamera mini milik profesor yang memilki resolusi ketajaman tinggi, Joe berhasil mendapatkan rekaman audio visual yang hot dari berbagai sudut. Kualitas suara yang dihasilkan oleh microphone mini milik profesor juga sangat bagus. Joe menekan tombol eject pada DVD-RW laptopnya, setelah itu dia mengambil kepingan dvd hasil rekaman itu. Joe bangkit dari kursinya lalu membawa kepingan DVD itu ke lemari dan menyimpannya di sebuah kotak yang ada di lemari itu. Setelah itu Joe melompat ke atas ranjang dan berbaring disana.

Baru sekarang Joe bisa meluangkan waktunya untuk mengedit rekaman itu karena kemarin dia ada kencan dengan Nina. Kencan pertama mereka sejak mereka jadian. Joe tersenyum bila mengingat gadis itu. Nina yang pendiam dan pemalu ternyata menyimpan bara api yang besar dalam dirinya. Joe teringat waktu dia mengambil keperawanan Nina dengan bantuan The Click. Gadis itu begitu lugu dan polos.

“Tapi kemarin aahh……”, kata Joe lirih sambil mengenang kencannya dengan Nina kemaren. Candle night dinner yang romantis, Nina yang cantik dan begitu mencintainya, membuat Joe semakin merasa yakin kalo dia tak mengambil keputusan yang salah saat menjadikan gadis itu pacarnya. Cinta Nina yang tulus membuat hati Joe luluh dan jatuh hati pada gadis itu. Usai dinner, Joe pun mengantarkan Nina pulang ke rumahnya. Kedua orang tua Nina sedang pergi keluar kota hingga Nina pun sendirian di rumah hanya ditemani oleh pembantu wanitanya yang sudah tua dan agak budeg yang sudah tidur waktu itu. Joe teringat saat Nina membuka pintu rumahnya dan Joe hendak berpamitan pulang, Nina menggenggam tangannya dan menariknya masuk ke dalam. Nina meutup pintu rumahnya setelah Joe masuk kedalam. Dan sebelum Joe sempat berkata apa-apa, Nina menarik kepala Joe kemudian mencium bibirnya dengan panas.

Joe masih teringat jelas bagaimana Nina dengan penuh gairah mengajaknya bercinta malam itu. Joe benar-benar tak menyangka kalo Nina yang biasanya pendiam dan pemalu itu ternyata bisa sepanas dan seliar itu. Saat Joe menyinggung hal itu, Nina hanya berkata, “you’re the ones who made me like this.”. Mereka bercinta malam itu, dengan penuh gairah yang menyala. Bahkan Joe sama sekali tak memerlukan bantuan the Click. Mereka bercinta di sofa ruang tamu, di kamar tidur Nina, bahkan di tangga yang menuju kamar Nina di atas. Joe menginap di rumah Nina malam itu.

“Mmmm…Nina. Gue bener-bener nggak nyangka kalo loe ternyata bisa se-liar itu.”, kata Joe dalam hati sambil membayangkan peristiwa kemarin malam. Joe jr dalam celana boxer yang dikenakan Joe mulai mengeras saat kelebatan ingatan indah itu mulai berseliweran di benak Joe. Joe masih ingat dengan jelas betapa nikmatnya jepitan vagina Nina pada kontolnya, betapa erotisnya desahan Nina saat Joe mengulek memeknya itu dengan kontolnya dan menyemprotkan maninya ke dalam liang yang seperti hidup itu. Joe masih ingat kalo dia seakan tak pernah bosan mencium bibir Nina yang manis, mencumbu tiap inchi kulit Nina yang putih dan lembut yang membungkus tubuh indahnya. Entah berapa kali mereka bercinta sampai akhirnya merka berdua tertidur sambil berpelukan di kamar Nina malam itu.

Joe tersenyum saat mengingat bagaimana Nina membangunkannya dari tidur keesokan paginya. Joe hanya merasa kontolnya di selimuti oleh benda hangat dan basah. Saat dia membuka matanya tadi pagi, Joe melihat Nina sedang mengulum Joe jr. dalam mulutnya. What a wonderful way to wake up in the morning. Mereka bercinta sekali lagi di kamar mandi sebelum Joe akhirnya pulang kerumah.

“Kak Joe! Kakak dimana?”, suara teriakan itu membuyarkan lamunan jorok Joe.

“Gue di kamar. Masuk aja.”, sahut Joe karena dia hafal betul suara itu. Dugaan Joe tak salah saat beberapa saat kemudian pintu kamarnya terbuka dan Joe melihat seorang gadis yang manis dan imut nongol di pintu kamarnya. Gadis itu adalah Dini, adik perempuan Joe yang masih duduk dibangku SMU. Tampaknya dia baru saja pulang dari sekolah karena Joe melihat dini masih mengenakan seragam putih abu-abunya.

“Met siang kakakku yang baik. Udah siang begini kok masih tiduran sih? Nggak ada kuliah ya kak?”, oceh Dini dengan suaranya yang riang dan manja. Senyuman manis menghiasi bibirnya yang juga manis itu.

“Mmmm…nih anak pasti lagi ada maunya.”, gerutu Joe sambil pura-pura merengut. Dini hanya tertawa melihat kakak laki-lakinya yang merajuk.

“Idih..kak Joe. Kok curigaan gitu sih. Emang nggak boleh kalo seorang adik nanyain kabar kakaknya sendiri?”, kata Dini.

“Udah. Gue udah apal banget sama tingkah loe. Lebih baik loe ngomong aja sekarang.”, gerutu Joe.

“He..he..he..kak Joe bisa aja. Ini nih kak. Tolongin Dini ngetik makalah ini dong kak. Dini sudah bikin pake tulisan tangan, jadi kakak tinggal ngetik aja. Please????”, kata Dini sambil menyunggingkan senyum manisnya. Joe tahu kalo dia tak akan sanggup menolak permintaan Dini kalo adik perempuannya itu sudah tersenyum manis seperti itu.

“Iya.. iya… sini.”, kata Joe sambil bangkit dari tempat tidur lalu duduk lagi di kursi yang terletak di depan meja tempat laptopnya berada. Dini tersenyum girang lalu memberikan setumpuk kertas yang penuh dengan tulisan tangannya yang cukup awut-awutan.

“Tahu ngga Din? Gue yakin loe nantinya pasti bisa berhasil jadi dokter seperti cita-cita loe.”, kata Joe.

“Iya dong. Dini kan pinter.”, jawab Dini bangga. Hidungnya kembang kempis karena bangga.

“Nggak. Bukan karena itu. Tapi karena tulisan tangan kamu sudah mirip kayak dokter yang lagi nulis resep. Kayak cakar ayam, melungker-melungker nggak karuan.”, jawab Joe enteng.

“Yee…yang penting itu isinya bukan tulisannya.”, jawab Dini.

Joe tak menghiraukan Dini lagi karena dia sekarang harus berkosentrasi penuh untuk bisa membaca tulisan Dini yang berantakan itu agar dia bisa mengetiknya. Sementara itu Dini menyalakan cd player milik Joe yang dipasang di kamar itu, mengambil majalah di atas meja, melompat ke atas ranjang, lalu membaca majalah itu sambil tiduran.

Baru sekitar sepuluh menitan Joe mengetik makalah Dini saat pemuda itu mulai merasa nggak bisa fokus dan kosentrasi. Alunan nada hingar bingar yang ceria dari My Chemical Romance dalam Teenager memang terdengar keras memenuhi kamar ini, tapi itu sama sekali bukanlah hal yang bisa mengganggu kosentrasi Joe. Joe sudah biasa belajar atau mengerjakan sesuatu diiringi dentuman musik yang memenuhi telinganya dan itu sama sekali tak pernah mengganggunya. Joe kehilangan kosentrasinya karena di kepalanya sekarang dipenuhi ingatan tentang panasnya percintaannya dengan Nina semalam. Joe ngerasa gairahnya bangkit.

“Dasar otak ngeres. Kenapa aku mikirin hal ginian terus? Hhhmmmm…kayaknya aku bener-bener jatuh cinta sama Nina. Sampai-sampai aku nggak bisa ngilangin dia dari pikiranku.”, pikir Joe dalam hati. Joe berusaha mengusir semua ingatan indahnya bersama Nina dan mencoba berkosentrasi untuk mengetik makalah Dini. Tapi Joe tak berhasil, gairah itu tetap ada malah kian menjadi. Kini tidak hanya ingatan bersama Nina yang menghinggapi otak kotornya, Joe teringat pertarungan panasnya dengan mbak Rita dan Profesor Suparman, juga waktu dia akhirnya menikmati tubuh sexy mbak Rita, ibu muda favorit perumahan ini, sendirian kala suaminya tak ada. Saat dia mengusir ingatan tentang mbak Rita, malah muncul kilasan permainan cintanya dengan cewek yang jadi cinta pertamanya, Karina. Kemudian berganti dengan kelebatan beyangan Karina yang sebenarnya seorang lesbian sedang bercinta dengan Sarah, kakak kandung Joe yang model cantik itu. Joe jr. dalam celananya bagaikan mengamuk, menggeliat tak nyaman.

“Aaaghhh….kenapa aku ini? Kenapa aku jadi gampang horny ini sejak aku memiliki The Click? The Click???! Jangan-jangan……….”, pikir Joe dalam hati saat kemudian sebuah dugaan melintas di kepalanya. Joe teringat akan The Click yang tadi dia letakkan begitu saja di atas ranjang. Joe segera membalikkan tubuhnya dengan memutar kursinya. Kursi yang sedang digunakan Joe memang bisa berputar dengan bebas hingga ia tak perlu bangkit berdiri untuk membalikkan badannya.
Dini

Ketika Joe berbalik, dia begitu kaget dengan apa yang dilihatnya. Joe melihat Dini, adik perempuannya itu, sedang tiduran diranjang. Matanya terpejam, bibir manisnya sedikit terbuka. Tangan kiri Dini diletakkan di dadanya sendiri. Baju seragam sekolahnya terlihat agak kusut karena tangan Dini menekan ke arah payudaranya dan menggesek-geseknya walaupun Dini melakukan dengan gerakan tak kentara. Rok abu-abunya agak tersingkap keatas hingga Joe bisa menikmati mulusnya paha adik perempuannya sendiri. Tangan kanan Dini terlihat dia selipkan diantara kedua kakinya. Walaupun Joe tak bisa melihat dengan jelas, tapi dari gerak tangan Dini yang hampira tak kelihatan, Joe dapat menduga kalo Dini sedang bermasturbasi dengan mempermainkan vaginanya dari balik celana dalamnya. Sejenak Joe hanya diam terpana melihat pemandangan yang erotis itu.

“Hey, Din. Ngapain kamu?”, hardik Joe. Walaupun dia terangsang melihat Dini seperti itu tapi hatinya agak merasa risih karena yang dilihatnya itu adalah adik perempuannya sendiri. Dini begitu kaget dengan suara Joe. Dengan cepat Dini mengganti aksinya 180 derajat. Tangannya yang tadinya meremas payudaranyanya sendiri, kini bergerak menepuk dadanya sesuai dengan hentakan irama lagu. Demikian juga dengan tangannya yang tadi bermain di selangkangannya, dengan cepat segera berganti dengan gerakan menepuk pahanya sesuai irama lagu. Tapi perubahan gerak yang tiba-tiba itu jadi tampak kaku dan Dini kelihatan agak salah tingkah.

“Ah nggak. Di..dini nggak lagi ngapa-ngapain kok. Cuman dengerin musik doang.”, jawab Dini agak gugup. Tapi sekarang Joe tak memperdulikan tingkah adiknya itu. Ada hal yang lebih penting mengganjal di pikirannya saat dia tak melihat The Click di ujung tempat tidur tempat tadi dia meletakkannya.

“Din, kamu lihat kotak kecil hitam nggak?”, tanya Joe buru-buru.

“Kotak apaan?”, jawab Dini menatp kakaknya dengan heran. Gadis yang masih duduk di bangku SMU itu bingung kenapa Joe tiba-tiba bertanya seperti itu.

“Itu….mmm…kotak kecil yang warnanya hitam, terus ada tombol hati disalah satu sisinya berwarna merah muda. Kamu lihat nggak?”, desak Joe.

“Oooh….yang itu. Emangnya itu kotak apaan sih? Tadi Dini nemuin di atas ranjang, trus Dini pencet-pencet tombolnya tapi nggak bisa terbuka atau apalah.”, jawab Dini.

“Kamu pencet??! Shit!!! Trus dimana kotak itu sekarang?”, tanya Joe kuatir karena sekarang dia tahu kalo The Click sudah diaktifkan Dini tanpa sengaja. Itulah sebabnya Joe jadi ngerasa horny kayak gini.

“Hhmm dimana ya?? Tau ah. Dini sendiri lupa Dini naruhnya dimana. Emangnya penting banget ya kak? Kenapa sih?”, kata Dini tak sadar akan tindakannya mengaktifkan The Click tanpa sengaja itu resikonya bisa gawat.

“Udah nggak usah banyak tanya. Sekarang lebih baik loe bantuin kakak nemuin kotak itu. Kalo ketemu lekas kasih ke aku.”, kata Joe sambil bangkit dari duduknya. Joe pun mendekati ranjang dan mulai memeriksa ranjang itu untuk mencari The Click karena terakhir kali dia meninggalkannya disana.

“Iya…iya…Dini bantu cariin.”, jawab Dini. Kakak beradik itu pun sibuk mencari kotak hitam itu di atas ranjang.

“Uuff…untung aja kak Joe nggak tahu kalo tadi aku….mmm…apa dia tahu ya? Aduh, aku alu banget.”, pikir Dini dalam hati. Dini sendiri nggak tahu kenapa dia tadi tiba-tiba merasa gelisah dan gadis remaja itu tiba-tiba saja teringat cerita temen-temen ceweknya tentang pengalaman mereka pacaran. Waktu mereka ciuman, atau pacarnya meraba tubuh mereka. Tita, salah satu sahabat Dini, pernah cerita kalau dia sampai merinding waktu pacarnya meremas payudaranya dan menggesek vaginanya. Dini sendiri belum pernah pacaran, apalagi ciuman atau melakukan hal yang lebih jau dengan cowok. Entah kenapa tadi tiba-tiba Dini ingin mencoba hal yang pernah dilakukan teman-temannya. Awalnya Dini meraba dan meremas lembut payudaranya sendiri. Awalnya Dini merasa biasa aja, tapi lama-lama Dini merasa ada perasaan lain yang membutanya tak menghentikan perbuatannya. Dini memejamkan matanya, pikirannya membayangkan cowok-cowok keren di sekolahnya. Gadis remaja itu membayangkan kalo cowok itu yang meremas payudaranya. Dini merasakan nikmat. Kemudian Dini mulai meraba celana dalamnya dan menggesek-gesek vaginanya lewat kain celana dalamnya yang tipis. “Hhmmm….Tita bener juga. Aku juga merasa merinding. Sstt…tapi enak.”, pikir Dini kala itu. Gadis yang masih duduk di bangku SMU itu pun asyik dengan permainan barunya sampai tiba-tiba kakaknya mengagetkannya.

“Aduh…apaan sih kak?”, kata Dini kesal ketika Joe yang mencari kotak itu sambil kebingungan tanpa sengaja menabrak dirinya hingga kini tubuhnya setengah ditindih kakak lelakinya itu. Joe benar-benar tak sengaja melakukannya. Dia begitu kebingungan hingga hal itu pun terjadi.

Entah kenapa mereka berdua tetap diam dalam posisi itu. Joe tiba-tiba merasa mencari The Click itu di ranjang bersama Dini merupakan ide yang sangat buruk. Kini dia begitu dekat dengan adik perempuannya itu. Wangi tubuh Dini terasa menggoda hidungnya. Tanpa sadar Joe pun menyorongkan wajahnya dan menempelkan hidungnya dekat sekali dengan leher Dini, adik perempuannya itu.

“Mmm…kamu wangi banget Din. Kamu pake parfum?”, kata Joe lirih. Hidungnya mengendus wangi tubuh Dini pada leher gadis remaja itu. Wangi tubuh Dini membuat Joe merasa nyaman hingga ia tetap mendekatkan wajahnya di leher Dini yang mulus itu.

“Ngg…nnggak kok. Dini cuman pake deodorant body spay doang.”, jawab Dini dengan suara agak bergetar. Dini merasa bulu tengkuknya meremang karena tindakan yang dilakukan Joe. Nafas kakak lelakinya itu terasa hangat di lehernya memberikan gadis remaja itu sensasi baru yang sebelumnya tak pernah ia alami. Dini merasa nyaman hingga ia membiarkan saja kakaknya mengendus lehernya. Dini tak sadar kalo sekarang gairah birahinya meningkat.

“Dini sudah tumbuh jadi gadis yang cantik. Pasti sebentar lagi mama akan kerepotan ngadepin cowok-cowok yang bakal ngantri untuk ngapelin Dini.”, komentar Joe dalam hati dan mengagumi kecantikan adik perempuannya yang beranjak dewasa itu. Dia tak lagi mengendus leher Dini. Joe hanya menatap wajah Dini yang manis dan imut itu dari dekat. Dini juga balik menatapnya dengan pandangan sayu dan agak aneh. Nafasnya terdengar agak berat.

Entah siapa yang mulai, tiba-tiba saja bibir mereka berdua sudah melekat dan kakak beradik itu pun segera terlibat dalam ciuman yang panas dan penuh gairah.

“Mmmpp……mmmpppp….”, gumam mereka berdua dalam ciuman itu. Bibir Joe melumat bibir Dini yang manis mengemaskan itu. Bibir Dini mengingatkan Joe pada artis remaja yang sedang naik daun, Chelsea Olivia. Bibir itu begitu manis dengan bagian atas yang agak sedikit meruncing, hingga bibir itu selalu kelihatan menggoda. Bukan meruncing monyong, hanya sedikit saja mempunyai garis lekuk yang jelas dan membuat laki-laki manapun selalu ingin melumatnya.

Dini sendiri begitu menikmati ciuman yang boleh dibilang ciuman pertamanya itu. Dii bisa merasakan bibir kakaknya yang mengecup lalu melumat bibirnya. Dini begitu menikmati ciuman pertamanya itu dan gadis remaja itu pun membalas ciuman Joe dengan insting alaminya sebagai seorang gadis. Dini merasa lidah Joe berusaha menyeruak masuk ke dalam mulutnya. Kemudian lidah itu mengait-ngait seakan mengajak lidah Dini untuk bercanda. Dini pun menanggapinya dan mulai menggunakan lidahnya dalam ciuman yang panas itu. Dini merasa Joe menciumnya dengan hangat dan sabar, seakan memberi petunjuk pada Dini bagaimana caranya berciuman. Dini pun mengikuti gerakan bibir dan lidah Joe.

“Mmmmppp….inikah rasanya ciuman itu? Pantes aja banyak temen Dini yang suka ngelakuinnya sama pacar mereka. Ini asyik banget mmmppp….”, pikir Dini dalam hati sambil terus meladeni ciuman kakak lelakinya itu. Gadis remaja yang baru duduk di bangku SMU itu pun larut dalam gairah yang baru dialaminya itu. Dini seakan tak memperdulikan kalo yang diciumnya itu kakak kandungnya sendiri. Pikiran gadis remaja itu kini hanya dipenuhi keinginan untuk merasakan pengalaman baru yang sebelumnya hanya pernah ia dengar dari temen-temennya itu.

Joe kini sudah larut dalam gairah birahinya yang menyala karena pengaruh The Click. Joe seakan tak ingat lagi kalo yang sedang dicumbunya itu adik kandungnya sendiri. Kalaupun hal itu sempat melintas di pikirannya, pengaruh The Click tampaknya sudah benar-benar merasuki Joe hingga ia malah menganggap hubungan tabu ini malah semakin menyalakan api gairahnya. Bibirnya terus melumat bibir Dini, adik perempuannya itu. Bahkan kini tangan Joe mulai ikut beraksi. Jari-jarinya dengan lincah mulai melucuti kancing seragam SMU yang dikenakan Dini.

“Aaaahhh…kak Joe mmmm……”, desis Dini saat Joe mulai mendaratkan cumbuan biirnya ke leher gadis itu. Gairah yang baru kali ini Dini rasakan itu semakin membutakan mata gadis remaja itu. Bahkan Dini sedikit mengangkat tubuhnya saat Joe mulai mencoba melucuti seragam sekolahnya hingga kakak lelakinya itu dengan mudah segera bisa melepas seragam sekolah Dini lalu melemparnya entah kemana. Dini juga seakan memberi akses pada Joe untuk melepaskan bra yang dikenakannya juga. Tentu saja pemuda yang sudah gelap mata itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan hingga tanpa waktu lama bra Dini pun ikut melayang mengikuti seragam putihnya.

Sejeanak Joe menghentikan cumbuannya untuk menikmati indahnya tubuh bagian atas Dini, Adik perempuannya itu yang sudah telanjang. Payudara Dini yang ranum dan belum mekar sepenuhnya itu memiliki keindahannya sendiri buat Joe. Tentu saja Joe tak bisa membandingkan payudara Dini dengan wanita-wanita lain yang pernah tidur dengannya karena perbedaan usia mereka. Bukit payudara itu masih tampak seperti gundukan kecil saja tapi bentuknya indah dan kencang. Putingnya terlihat imut dan kelihatan sedikit malu-malu karena masih tersembunyi dalam gundukan bukit mungil itu. Tapi payudara itu sudah memperlihatkan kekencangan dan kelembutan kulitnya walaupun Joe belum memegangnya.

“Toket kamu oke juga Din cup…cup…mmmhhh…..”, puji Joe lalu pemuda itu mulai mencumbui bukit mungil itu. Joe menciumi payudara Dini mulai dari belahan tengan kedua bukit itu, lalu bergerak mengitari bukit mungil itu. Joe seakan ingin menelusuri tiap mili dari payudara Dini.

“Mmmpp….kak.”, desah Dini menikmati cumbuan Joe. Baru pertama kali ini payudara Dini disentuh oleh lelaki lain. Joe begitu sabar dan semakin pintar mencumbu wanita. Joe sengaja mencumbu seluruh bagian payudara Dini selain putingnya. Hal ini dilakukannya untuk membangkitkan gairah Dini. Dini merasa payudaranya mengencang dan putingnya perlahan mulai mengeras dan mulai mencuat muncul dari tempat persembunyiannya. Gairah Dini makin meningkat dan Dini merasa penasaran, putingnya seperti iri hati dengan bagian payudara yang lain dan meminta untuk dicumbu juga.

“Sstt…kak Joe…”, desisi Dini sambil tangannya memegangi kepala Joe. Joe bisa merasakan kalo tangan Dini berusaha mengarahkan cumbuan Joe ke arah putingnya. Joe masih menggoda Dini, adik perempuannya itu dan tetap tak mencumbu putingnya. Tapi tak lama kemudian di saat yang tak disangka-sangka Dini, Joe tiba-tiba saja melumat dan menghisap putting Dini dengan bibirnya.

“Aaaaghhh…..kak Joe…….”, jerit Dini sambil melengkungkan tubuhnya agak keatas. Dini bagaikan tersengat listrik. Getar-getar kenikmatan yang mengalir dari putingnya itu seakan menjalar keseluruh tubuh belianya. Dini tersentak dengan perasaan ini, tapi gadis remaja itu juga menikmatinya. Desahannya semakin keras saat Joe mulai mencumbu total seluruh bagian payudaranya. Kedua payudaranya yang ranum dan begitu sensitif itu tak henti-hentinya menerima rangsangan dari Joe, kakak lelakinya itu. Bila mulut Joe mencumbu payudaranya yang kanan, maka yang sebelah kiri akan dipermainkan jemari kakaknya yang nakal, diremas bukit payudaranya serta dipermainkan putingnya.

Tangan Joe mulai bergerak ke bawah dan berusaha melucuti rok seragam abu-abu yang dikenakan Dini, adik perempuannya itu sambil terus mencumbu payudaranya dengan mulutnya. Dini seakan tak keberatan dengan aksi Joe, karena gadis belia itu bahkan sedikit mengangkat pantatnya agar kakaknya bisa melucuti seragamnya dengan mudah. Rok abu-abu itu pun segera menyusul teman-temannya yang lain, melayang entah kemana.

“Ssstt…kak Joe…..”, desah Dini terdengart begitu erotis di telinga Joe. Joe menurunkan cumbuannya kebawah. Melalui perut Dini yang langsing rata dan terus kebawah. Joe menatap celana dalam Dini dan melihat ada bagian yang mulai basah disana. Tak sabar lagi Joe pun segera melepas celana dalam putih bergambar hello kitty yang dikenakan Dini itu.

“Wah..memek kamu bagus banget Din.”, kata Joe sambil memandangi memek Dini, adik perempuannya itu yang kini terbuka bebas. Memek Dini terlihat indah dengan dihiasi bulu lembut yang jarang disana-sini. Belahannya masih tampak sangat rapat dan berbentuk seperti garis lurus. Dini tersenyum manis mendengar pujian kakak kandungnya itu.

Perlahan Joe mulai membuka belahan memek Dini dengan jemarinya. Terlihatlah dinding memek yang berwarna merah muda dan begitu segar, berkilauan karena air kegairahan Dini. Di tempat yang agak tersembunyi di bagian atas bibir vaginanya, menyembul sebuah klitoris imut milik Dini.

Ssluurrpp…..mmmmm….

“Aaaaghhh…kkkakkkk….aahhh…..”, desah Dini terdengar makin keras saat gadis belia itu merasakan lidah kakaknya yang basah dan kasar menjilati belahan vaginanya. Permainan lidah Joe seakan mengirimkan kenikmatan yang baru kali ini Dini rasakan. Dini hanya bisa menggeliatkan tubuhnya karena kenikmatan yang diberikan kakak kandungnya itu.

“Wah..memek kamu sempit banget Din. Jepitannya terasa kuat di jari kakak.”, komentar Joe ketika dia mulai memasukkan satu jarinya ke dalam memek adik perempuannya itu. Joe mulai mengeluar masukkan jarinya itu dalam memek Dini, tapi dia menjaga agar jarinya tak menusuk terlalu jauh sampai ke selaput dara Dini.

“Uuggh….sstt…aahhh…..”, Dini hanya bisa mendesah menikmati sensasi kehadiran benda asing di vaginanya untuk pertama kalinya. Dini bisa merasakan memeknya menjepit erat jari kakaknya itu dan dinding-dinding memeknya mulai mengalirkan sensasi rasa baru ke arah otaknya. Dini ternyata begitu menikmati sensasi itu, apalagi Joe juga mulai menjilati klitoris mungil Dini dengan lidahnya sambil terus memainkan jarinya.

Joe terus mengerjai memek adik perempuannya itu selama lima menit lebih saat dia merasakan tubuh adiknya mulai menggeliat liar dan desahannya makin keras. Sebentar lagi Dini akan menikmati orgasme pertama dalam hidupnya dan orgasme itu dia dapatkan dari permainan lidah dari kakak lelaki kandungnya sendiri pada memeknya yang banjir oleh cairan kenikmatan gadis belia itu.

“Aaaaaghhhhh…kkkaakkk……Dddiin…Dini aaaghhh…..”, jerit Dini saat gelombang kenikmatan itu menyapunya. Tubuhnya bergetar hebat, pantatnya sampai terangkat keatas, tapi ditahan oleh Joe yang terus menjilati memeknya berusaha menghisap tiap tetes cairan kenikmatan adik perempuannya yang menyemprot dari vaginanya yang perawan.

Hampir satu menitan Dini mengalami sensasi orgasme yang begitu luar biasa itu. Dini pun hanya bisa berbaring lemas dan memejamkan matanya sambil telentang di ranjang itu. Joe bangkit dan menyeka mulutnya yang belepotan cairan kenikmatan Dini. Kontolnya sudah mengacung keras sekali dan nafsu Joe sudah naik sampai kepalanya. Perlahan Joe mengambil posisi misionari diantara selangkangan Dini. Kaki Dini diangkatnya sampai lutut gadis itu ada di sebelah payudaranya. Joe menuntun tangan Dini untuk memegangi kedua kakinya. Dini menurut dan mulai membuka matanya. Gadis belia itu paham akan apa yang sebentar lagi dilakukan Joe terhadapnya. Tapi saat ini Dini tak memperdulikan masalah moral dan sebagainya. Yang ada dalam pikirannya adalah dia ingin merasakan kenikmatan itu lagi. Tubuhnya terasa panas oleh gairah yang masih terus menyala dalam dirinya.

Joe menempelkan ujung kontolnya ke belahan memek Dini dan dia pun menatap Dini seakan meminta persetujuannya. Dini tersenyum manis pada Joe, matanya menatap sayu penuh dengan gairah yang sama. Perlahan Joe pun mulai menekan ujung kontolnya untuk memasuki belahan memek Dini. Awalnya Joe agak kesulitan untuk melakukannya, tapi dengan kegigihannya akhirnya Joe berhasil juga. Perlahan kepala kontolnya mulai masuk ke dalam memek Dini yang sempit itu.

“Aauughh…ppeellaan..kak.”, desis Dini agak merasa kesakitan.

“Iya Din. Uughh…punya kamu sempit banget Din.”, kata Joe merasakan jepitan memek Dini pada kepala kontolnya. Joe pun mencium bibir Dini dengan penuh gairah, tangannya mulai bermain lagi pada payudara mungil Dini untuk memberikan Dini kenikmatan agar gadis belia itu bisa melupakan rasa sakitnya.

“Ssstt…aaahh….”, desis Dini yang mulai merasakan nikmat di samping rasa perih yang mendera selangkangannya karena Joe mulai menggerakkan kepala kontolnya keluar masuk secara perlahan. Joe tetap menjaga kedalaman penetrasinya hingga tak sampai menjebol selaput dara Dini dulu. Dia menunggu saat yang tepat.

Beberapa menit, Joe terus melakukan hal itu sampai dia merasakan cairan kenikmatan Dini mulai membasahi kontolnya. Tampaknya memek Dini sudah mulai bisa beradaptasi dengan benda asing yang ada di dalamnya. Joe terus mencumbu Dini di bagian tubuhnya yang lain. Bibirnya yang manis, leher dan bahunya, payudara mungil dan putingnya yang mengeras itu terus mendapat rangsangan dan cumbuan Joe hingga Dini hanya bisa mengeluarkan desahan erotis. Selain itu Joe sengaja lebih menggesekkan kepala kontolnya ke bagian atas dari belahan vagina Dini hingga kepala kontolnya itu terus menggesek klitoris Dini dengan konstan.

“Mmm…ahhh…ssttt….kak….Dini….aahhh”, akhirnya Din mulai merasakan gelombang itu akan datang lagi menerpanya. Joe pun mengetahui hal itu dari kontraksi memek Dini yang begitu liar menjepit kepala kontolnya dan sebagian kecil batangnya. Joe tahu inilah saatnya. Berbarengan dengan orgasme yang menerpa Dini, Joe langsung melesakkan kontolnya sedalam-dalamnya ke dalam memek adik perempuannya itu, menembus selaput daranya dan mentok sampai ke dasar liang memeknya.

“Aaaaaghhh…….mmpphh…mmpp..”, Dini berteriak tapi bibir Joe segera menyekap bibirnya dengan ciuman yang penuh nafsu. Joe membiarkan kontolnya tak bergerak didalam sana. Joe harus bertahan agar dia tak keluar dulu karena kontraksi memek Dini yang begitu luar biasa saat gadis remaja itu orgasme. Hal ini juga dilakukkannya untuk memberi kesempatan pada Dini untuk membiasakan diri setelah kehilangan keperawanannya. Mereka berdua hanya berciuman sambil berpelukan selama beberapa menit.

“Mmmpp….kamu cantik Din.”, puji Joe saat melepaskan ciumannya.

“Makasih kak Joe. Mmm…Dini seneng banget, kakak jadi lelaki pertama yang bikin Dini jadi wanita dewasa.”, kata Dini yang menatap Joe dengan wajah polos imutnya itu. Joe menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada adik perempuannya itu.

“Nnngg…kata temen-temen Dini, kalo ML pertama kali rasanya pasti sakit banget. Tapi tadi nggak sakit-sakit amat kok, malah Dini nggak ngerasain sakit waktu selaput dara Dini ditembus sama titit kakak.”, kata Dini.

“Memang seharusnya rasanya sakit tapi kalo kita tahu bagaimana melakukannya, rasa sakit itu bisa dikurangi.”, jelas Joe.

“Ohh gitu ya.”

“He eh. Eh Din, punya kakak ini bukan titit namanya tapi kontol.”

“Ah, kak Joe jorok.”, jawab Dini sambil memukul pelan dada Joe.

“Eits, siapa yang jorok? Titit itu cuma buat anak kecil. Dini kan udah gede sekarang, jadi harus nyebutin kontol. Dan kontol kakak sekarang seneng banget bisa ada dalam memek Dini.”, goda Joe. Dini tak bisa menjawab hanya tersenyum malu dan jengah mendengar kata-kata jorok kakaknya itu. Tapi entah kenapa kata-kata jorok itu membuat gairah Dini makin naik. Perlahan dia mulai memutar pantatnya.

“Mmm..kamu sudah nggak sabar ya Din he..he..”, goda Joe saat merasakan gerakan pantat Dini. Joe pun segera memulai aksinya. Kontolnya dia pompa perlahan dalam memek Dini. Dini pun meresponnya dengan mendesah nikmat. Kedua bersaudara itu kini larut dalam permainan tabu itu. Mereka bercinta dengan penuh gairah.

“Aahh….aahhh….sstt…..aahhh…..”, Dini hanya bisa mendesah tak karuan menikmati persetubuhan pertamanya itu. Memeknya terasa penuh akan hadirnya kontol Joe yang bergerak lincah di liangnya. Dinding vaginanya yang tergesek oleh gerakan kontol kakak lelakinya itu seolah mengirimkan sinyal-sinyal kenikmatan ke otaknya dan seluruh tubuhnya. Apalagi klitorisnya juga ikut terjepit dan tergesek oleh gerakan kontol Joe yang memompanya hingga membuat gadis remaja itu merasakan sensasi kenikmatan yang terlena. Tak hanya itu, Dini juga suka sekali saat Joe menciumnya bibirnya dengan panas, menciumi leher dan bahunya hingga belakan telinganya pun tak luput dari seangan Joe. Payudaranya yang tertekan dan bergesekan dengan dada bidang kakak lelakinya itu juga makin mengeras, apalagi saat Joe kadang menciumi dan meremasnya gemas.

“Oh my God. Inikah nikmatnya seks itu? Uughh….enak banget. Kenapa aku tak melakukannya dari dulu?”, pikir Dini dalam hati.

“Uuughh….Din. Memek kamu enak. Jepitannya terasa banget aaaahhh….”, desis Joe yang merasakan nikmatnya memek Dini, adik perempuannya sendiri itu, yang ternyata begitu sempit dan nikmat rasanya. Bahkan Joe merasa kalo memek Dini adalah memek paling sempit yang pernah dia rasakan. Dia harus bertahan sekuat mungkin agar tak keluar lebih dulu daripada Dini.

Moral dan etika sama sekali tak terpikirkan oleh dua bersaudara yang sedang dimabuk kenikmatan tabu itu. Mereka terus berpacu dengan gairahnya mencoba menggapai puncak kenikmatan mereka berdua. Joe terus menggenjot tubuh belia Dini dengan penuh nafsu. Kini dua kaki Dini dikaitkannya di bahunya hingga Joe bisa lebih leluasa menggenjot memek adik perempuannya itu. Joe juga meningkatkan tempo permainannya hingga suara desahan mereka berdua berpadu dengan suara tumbukan pantat dan pinggul mereka serta kecipak memek Dini yang dibombardir pusaka Joe.

Lebih dari sepuluh menitan mereka berpacu saat Dini merasakan gelombang itu datang lagi padanya. Bahkan kali ini lebih dashyat dari sebelumnya. Gadis SMU itu memeluk erat kakak kandungnya yang terus menggenjot memeknya dan mendesah makin keras.
“Kkkaaakk….Dini mau …sstt…laaggii aaagghhhh….”, jerit Dini saat puncak kenikmatan itu menerpanya. Tubuh belianya menggeliat tak karuan dalam pelukan Joe. Memeknya berkontraksi dengan kuat dan menyemprotkan cairan kenikmatan yang membasahi kontol Joe yang bersarang di dalamnya.

“Ooohhh…DDdiinii aaaaghhh…..”, dengus Joe yang tak bisa bertahan lagi. Jepitan memek adiknya saat orgasme begitu luar biasa dan seakan memaksa dan meremas kontolnya kuat-kuat untuk memeras segala isi batang kontolnya itu. Joe pun menyemprotkan spermanya ke dalam memek Dini yang menggila itu. Tak terpikirkan kalo dia bisa saj membuat adik kandungnya sendiri hamil. Dini merasakan semprotan mani hangat dari kontol Joe yang menghantam dinding vaginanya dan rahimnya, mengantarkan gadis itu mencapai orgasme susulan.

Joe dan Dini berpelukan sambil menikmati orgasme mereka berdua. Kontol Joe masih bersarang di liang kenikmatan adik kandungnya itu.

“Mmmpp…. kamu cantik sekali Din.”, rayu Joe sambil mencium bibir manis Dini Dini membalas ciuman kakak lelaki nya itu dengan gairah yang tak kalah panasnya.

“Mmm…terima kasih kak. Dini seneng karena kak Joe sudah membuat Dini jadi wanita dewasa.”, kata Dini.

Joe pun mencium bibir Dini lagi. Kemudian Joe menggulingkan tubuhnya dan Dini tanpa melepaskan kelaminnya dari vagina Dini, hingga kini Dini yang ganti berada di atas. Perlahan Joe mulai menggerakkan pinggulnya lagi dan menggenjot Dini dari bawah. Joe dan Dini masih tetap berpelukan dan berciuman mesra. Desisan mereka berdua kembali terdengar. Mereka tetap dalam posisi ini selama beberapa saat. Kemudian Joe mendorong tubuh Dini hingga kini Dini duduk diatas tubuh Joe dengan bertumpu pada kedua lututnya yang ada di samping kanan dan kiri Joe, memek Dini masih bersatu dengan kontol Joe.

“Nah, Din. Sekarang ganti kamu yang ambil kendali. Kamu gerakin pantat kamu naik turun.”, perintah Joe pada adik perempuannya itu. Dini pun menuruti kata-kata Joe dan mulai menunggangi Joe.

“Sstt…kak…..aahhh….’, desah Dini sambil menggerakkan pantatnya naik turun, tangannya bertumpu di dada Joe.

“Yeah…gitu Din mmpp… terussss……sambil digoyangin pantatnya sayang….biar lebih enak…Yak kayak gitu aagghhh….”, Joe menikmati permainan adik kandungnya itu sambil terus memberi petunjuk pada Dini. Dini pun menuruti petunjuk Joe, dan dibantu dengan insting alaminya, tak lama kemudian Dini terlihat sudah cukup mahir menunggangi kontol kakak lelakinya itu.

Kakak beradik itu terus berpacu dalam gairah birahi mereka. Mereka tak ingat lagi kalo perbuatan mereka itu adalah hal yang tabu. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah kenikmatan yang mereka rasakan sekarang. Suara desahan mereka bersahutan diirangi kecipak pertemuan dua kelamin berlawanan jenis itu. Dini asyik memacu tubuhnya diatas tubuh Joe. Pantatnya bergerak lincah dengan kedua tangannya bertumpu di dada Joe. Joe pun tak mau ketinggalan. Payudara Dini yang mungil dan bergoyang indah di depan matanya segera diremasnya dengan kedua tangannya. Putingnya dijepitnya dengan jari dan dipilin-pilin, membuat Dini makin mendesah tak karuan dan gerakan pantatnya makin liar.

Beberapa menit kemudian, Joe merasa gerakan Dini makin tak beraturan. Goyangan pantatnya dipercepat dan bergerak liar.

“Aaaagghh…kak Jooeee….”, teriak Dini sambil tubuhnya menggeliat liar di atas tubuh Joe. Vagina gadis belia itu berdenyut kencang menjepit kontol Joe. Joe merasakan cairan kenikmatan Dini yang menyembur dan membasahi kontolnya. Joe merasakan kenikmatan yang luar biasa selama Dini orgasme. Untung saja Joe tadi sudah keluar hingga dia masih bisa bertahan dari kontraksi memek Dini yang ugal-ugalan itu. Hampir dua menitan Dini orgasme sampai akhirnya tubuh gadis remaja itu pun lemas dan Dini pun jatuh ke depan dan bersandar di dada Joe.

Joe yang belum mencapai puncaknya sendiri segera melepaskan diri dari pelukan Dini. Kemudian Joe menyuruh Dini agar duduk di ranjang, sedangkan dia sendiri segera berdiri di atas ranjang. Dini yang masih lemas menurut saja. Joe kemudian mengarahkan kontolnya ke bibir Dini.

“Mulutnya dibuka dong Din. Kakak pengen ngerasain sepongan kamu.”, kata Joe. Dini menurut dan membuka bibirnya. Gadis belia itu sebetulnya belum pernah melakukan blow job, dia hanya pernah mendengar cerita temennya. Sebenarnya Dini agak jijik saat disuruh menjilati kontol Joe yang berlumuran cairan kenikmatannya sendiri. Tapi Dini ingat kalo tadi kakaknya juga menjilati memeknya dan tak merasa jijik, dan Dini pun merasa harus membalas perbuatan Joe tadi. Perlahan Dini mengulurkan lidahnya dan menjilati kontol Joe.

“Mmm….yeah…terus Din.”, desis Joe yang merasakan kenikamatan saat lidah Dini bergerak menyapu batang kontolnya.

“Mmm… rasanya lumayan. Not bad.”, pikir Dini sambil terus melanjutkan perbuatannya. Bahkan kini Dini mulai memasukkan kontol Joe ke dalam mulutnya dan menghisapnya seperti menghisap permen lolipop. Dini mencoba mengingat apa yang pernah diceritakan teman-temannya tentang blow job, lalu mempraktekannya pada Joe.

“Aaahhh….terus Din. Kamu pinter banget sstt…. enakkk….”, desah Joe menikmati sepongan Dini. Hati Dini senang mendengar desahan kenikmatan kakak lelakinya itu. Entah kenapa, setiap desahan Joe membuat Dini bangga karena bisa memberikan kenikmatan pada kakaknya dan Dini merasa makin bergairah seiring desah Joe yang keenakan.

Sementara itu Joe hanya bisa mendesah keenakan saat merasakan bibir adik perempuannya yang hangat dan basah. Joe tahu kalo Dini baru pertama kali in melakukan blow job, tapi tampaknya adiknya cukup berbakat dalam hal ini. Yang Dini perlukan cuma sedikit latihan. Kedua tangan Joe memegang kepala Dini, mengelus rambutnya. Pinggulnya bergerak maju mundur hingga kontolnya seakan mengentot mulut Dini. Joe sedikit menengadahkan kepala Dini hingga dia bisa melihat wajah Dini. Wajah Dini yang cantik, imut dan terlihat polos, dan bibirnya yang manis itu asyik menjepit kontolnya yang keluar masuk, merupakan permandangan erotis yang membakar gairah Joe.

“Uughh…terus Din. Dikit lagi aaagghhh…….”, teriak Joe saat kontolnya menyemprotkan banyak sekali mani ke dalam mulut Dini. Dini merasakan semprotan cairan Joe dalam mulutnya, dan gadis itu pun menelannya.

“Mmm…rasanya boleh juga ssluurppp…”, pikir Dini sambil asyik menjilati sperma yang tersis di kontol Joe yang mulai melemas.

Joe berusaha mengatur nafasnya. Sebenarnya Joe sudah merasa lelah, tapi gairah itu masih menyala dalam dirinya. Apalagi Dini masih asyik melumat kontolnya walaupun kontol Joe sudah melemas. Perbuatan Dini perlahan membuat Joe jr. bangkit lagi.

“Shit. Aku harus cepat menemukan alat itu. Kalo tidak aku bisa bercinta seharian denganDini.”, pikir Joe dalam hati. Tapi nafsu Joe terlanjur bangkit. Kontolnya sudah berdiri lagi dengan gagahnya dan sekarang menuntut penyelesaian.

Joe pun segera turun dari ranjang dan berdiri di tepi ranjang. Lalu Joe menyuruh Dini untuk menungging dengan posisi seperti bayi merangkak, hingga pantatnya tepat didepan pinggul Joe. Dini merangkak bertumpu pada dua tangannya dan lututnya. Tanpa buang waktu, Joe segera melesakkan kontolnya ke dalam memek Dini dari belakang.

“Ugggh…kak Joe.. sstttt….aaaahhh…”, desis Dini yang tenggelam dalam birahi lagi.

Plokkk…plokkk….

Suara benturan pinggul Joe dan pantat Dini mengiringi desahan kenikmatan dua bersaudara itu. Kembali mereka memacu gairah birahi yang terlarang itu. Pantat Dini diremas Joe dengan gemas dan dijadikan pegangan untuk memacu tubuh gadis belia itu lebih kencang dan lebih keras.

Sedang asyik-asyiknya Joe memacu tubuh adik kandungnya sendiri itu, tiba-tiba matanya tertumbuk pada suatu benda yang tergeletak di dekat kaki ranjang.

“Brengsek. Ternyata benda itu ada disitu.”, pikir Joe dalam hati saat dia tanpa sengaja melihat The Click yang tergeletak di kaki ranjang. Tampaknya Dini tadi tanpa sengaja menjatuhkan The Click disitu. Pantas saja saat dia mencari di atas ranjang nggak ketemu.

Joe sadar kalo dia harus segera mematikan The Click. Tapi gairah birahinya sudah terlanjur terbangun dan menuntut penyelesaian. Maka dari itu Joe pun meneruskan permainan cintanya dengan Dini. Memek Dini terus digenjotnya dengan penuh nafsu, membuat adik perempuannya itu melenguh dan mendesis tak karuan.

Sekitar sepuluh menit berlalu, saat Joe makin mempercepat irama kocokannya karena dia merasa hanya akan bisa bertahan sebentar lagi sebelum orgasme itu menerpanya.

“Kak Joe, Dini dapet lagi aaahhh……”, desis Dini sambil menggeliat tak karuan. Rupanya gadis belia itu yang tak kuat duluan. Cairan kenikmatannya membanjir membasahi kontol Joe. Memeknya meremas kontol Joe, berusaha memeras keluar mani dari sana. Joe pun tak sanggup lagi bertahan.

“Din ssttt…aaahhh….”, dengus Joe yang lupa untuk menarik kontolnya hingga maninya pun muncrat membanjiri rahim adik kandungnya itu. Semprotan mani Joe dalam rahimnya membuat Dini mengalami orgasme lagi. Kakak beradik itu pun mendesis nikmat bersama-sama dalam puncak kenikmatan mereka berdua.

Tubuh Dini pun jatuh telungkup setelah orgasme itu usai. Tubuhnya terasa lemas. Joe pun demikian, tapi pemuda itu segera bergerak mengambil The Click yang tergeletak di dekat kaki ranjang, lalu mematikan alat itu. Setelah itu baru Joe berbaring lemas di sebelah adiknya. Joe menoleh ke arah Dini adik tirinya. Rasa bersalah menghinggapi hatinya. Tapi Joe melihat Dini yang tersenyum manis padanya. Tampaknya Dini tak menyesali kejadian barusan.

“Maafin kakak, Din.”, kata Joe pelan.

“Nggak apa-apa kak. Dini sayang kakak.”, sahut Dini sambil tersenyum manis. Joe merasa lega karena Dini tak menyesali kejadian barusan. Rasa bersalahnya agak berkurang. Dia melihat Dini memejamkan matanya. Tampaknya gadis itu kelelahan setelah bercinta dengannya. Tangan Joe mengusap lembut rambut adik perempuannya itu.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

“Uuggh…panas banget siang ini. Huh…kenapa sih Joe pake acara tinggal di rumah Profesor Suparman segala. Jadi gue deh yang kena getahnya. Mama juga. Pake nyuruh gue nganterin makan siang si Joe. Si gebleg itu kan bisa pulang sendiri. Kalo gini kan gue yang repot.”, keluh Sarah sambil berjalan di jalanan komplek perumahan ini di tengah teriknya sinar matahari. Gadis itu melangkah santai sambil membawa rantang makanan. Walaupun Sarah saat ini hanya mengenakan kaos oblong dan celana aerobik dan dia juga sedang tak berada di atas catwalk, langkah gadis itu tetap terlihat menggoda dan sensual. Mungkin karena kebiasaan dalam pekerjaannya sebagai model atau juga karena pada dasarnya tubuhnya memang sexy hingga berjalan biasa saja, tiap orang yang berpapasan dengannya pasti memandang Sarah dengan kagum.

Tak sampai lima menit perjalanan, Sarah sudah sampai di bangunan tua yang letaknya di pojokan komplek perumahan itu. Rumah yang cukup besar itu milik seorang professor paruh baya yang aneh yang kebetulan bersahabat dengan Joe, adik laki-laki Sarah. Sampai sekarang Sarah masih juga tak mengerti bagaimana bisa Joe, adiknya itu bisa bersahabat dengan professor aneh itu, padahal perbedaan usia mereka cukup jauh. Bahkan Suparman, Profesor aneh itu begitu percaya pada adiknya hingga Joe disuruh menempati rumahnya selama Suparman pergi. Sarah melangkah memasuki halaman rumah Profesor, dan menuju ke pintu depan rumah itu. Sarah langsung saja mencoba membuka pintu itu karena dia tahu Joe sedang ada disana. Gadis cantik itu bisa melihat mobil Joe yang sedang diparkir di depan rumah Profesor Suparman. Sarah langsung saja masuk kedalam rumah setelah dia membuka pintu depan yang tidak dikunci itu.

“Uuff….panas banget.”, kata Sarah sambil duduk si sofa ruang tamu setelah meletakkan rantang makanan yang dibawanya di atas meja. Sarah mengusap peluh didahinya sambil beristirahat di sofa. Gadis cantik itu tak melihat Joe, adik laki-lakinya itu. Tapi Sarah yakin Joe sedang berada dikamar Profesor karena gadis itu bisa mendengar suara musik yang samara-samar terdengar dari celah pintu kamar yang tertutup itu.

“Gila banget tuh anak. Dinding kamar tidur si prof kan ada lapisan karpetnya gitu. Jadi boleh dibilang kamar itu ada peredam suaranya. Tapi gue masih bisa denger suara musik dari sini walaupun samar. Sekenceng apa tuh si gebleg nyetelnya???”, komentar Sarah dalam hati.

“Mas Joe!! Mas. Mas Joe!!”, terdengar teriakan seorang laki-laki dari luar rumah lewat pintu depan yang masih dibiarkan Sarah terbuka. Sarah pun terpaksa bangkit dari duduknya dengan malas. Perlahan gadis itu berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Sarah mengintip melalui celah pintu yang terbuka. Dia melihat Mang Dudung, suami pembantunya yang sering juga bantu-bantu di rumah. Mang Dudung datang bersama seorang lelaki lain yang berbadan gemuk dan berwajah berantakan. Matanya juling, hidungnya pesek dan mulutnya agak monyong ke depan kayak Tukul.

“Ada apa Mang?”, Tanya Sarah masih dari balik pintu.

“Eh..neng Sarah. Joenya ada Neng? Tadi Joe telpon Mamang katanya minta dipanggilin tukang servis mobil buat ngebenerin mobilnya. Nah, nih die orangnya neng. Namanya Jalal. Jelek-jelek gini, dia jago masalah mobil he..he…he..”, kata Dudung.

“Sialan, loe Dung. Pake ngatain gue jelek segala.”, kata Jalal.

“Ya, udah. Biar saya panggilin si Joe , Mamang tunggu aja dulu disini.”, kata Sarah lalu gadis itu pun masuk kembali ke dalam.

Awalnya Sarah mau memanggil si Joe tapi niatnya itu ia urungkan saat gadis cantik itu ngeliat kunci mobil Joe yang tergeletak di meja. Sarah lagi males teriak buat manggil adiknya dan gadis itu mengambil inisiatif untuk menyerahkan kunci mobil itu ke mang Dudung, Dan dua orang itu pun bisa langsung memperbaiki mobi Joe. Berpikir demikian, Sarah pun segera mengambil kunci itu.

Saat Sarah hendak keluar, tiba-tiba muncul ide gila di benak gadis itu. Sarah masih ingat bagaimana dua orang lelaki yang ada di depan itu menatap tubuhnya bagaikan ingin menelanjangi dia.

“Hmmm…kalo gue godain mereka dulu kayaknya asyik nih.”¸ kata Sarah dalam hati. Sarah sangat sadar kalo dirinya cantik dan mempunyai tubuh yang indah dan sexy. Dan gadis itu memang memiliki sedikit sisi ekhibisionis dalam dirinya. Sarah sangat menikmati kalo ada lelaki yang menatap dirinya dengan kagum.

Wajahnya yang cantik dengan bibir penuh yang sensual itu pun tersenyum. Sarah menarik tepi bawah kaos oblong putih yang dikenakannya, kemudian diikatnya bagian bawah kaos itu ala pakaian pantai. Kini perut Sarah yang rata dan pusarnya pun bisa jelas terlihat. Perbuatannya itu juga membuat kaosnya menjadi lebih ketat menempel di tubuhnya hingga mencetak jelas bukit payudaranya yang montok. Bahkan samar-samar putting payudara Sarah pun juga tercetak di kaos itu karena Sarah sedang tak memakai bra siang itu berhubung udara sangat panas dan bikin gerah. Celana Aerobiknya yang berukuran pendek dan ketat itu mencetak bentuk pinggul yang sexy dan bongkahan pantat yang begitu menggairahkan. Paha dan kaki jenjangnya yang putih mulus pun terbuka dan terpampang jelas. Dengan langkah sensual dan senyum menggoda, Sarah pun keluar rumah.

“Ini kunci mobilnya mang Dudung. Mang Dudung sama mang Jalal langsung aja betulin mobilnya si Joe.”, kata Sarah sambil mendekati dua orang itu. Dudung dan Jalal begitu terpesona melihat Sarah yang menghampiri mereka. Gadis itu cantik sekali. Wajahnya yang cantik dengan hidung mancung dan bibir sexy yang memerah segar tersenyum seperti menggoda. Payudaranya yang montok terlihat bergoyang dari balik kaos ketatnya. Dudung dan Jalal bahkan sampai menelan ludah melihat putting payudara yang tercetak samara dari kaos putih bertuliskan Delicious Meat itu. Andaikan Dudung dan Jalal mengerti bahasa Inggris, tentu mereka setuju dengan tulisan itu. Didalam kaos itu memang tersimpan bongkahan daging yang sangat lezat.

“Mang! Mang Dudung! Kok malah bengong sih Mang. Ini kuncinya.”, kata Sarah sambil menyerahkan kunci mobil pada Mang Dudung yang terlihat salah tingkah karena sempat bengong tadi.

“Eh..ii.iya neng.”, jawab Dudung dengan agak gugup. Sarah tersenyum melihat dua lelaki yang dibuatnya salah tingkah. Gadis itu kemudian membalikkan tubuhnya dan masuk kembali kedalam rumah.

Sarah duduk lagi di sofa ruang depan sambil membaca komik yang berserakan di meja depan. Joe, adik laki-lakinya itu memang senang membaca komik dan seperti biasanya dia juga selalu menaruh komik-komiknya sembarangan.

Baru beberapa menit Sarah membaca komik, gadis cantik itu menaruh komik itu kembali ke atas meja. Entah kenapa pikirannya sekarang dipenuhi dengan hal-hal yang lain. Tiba-tiba saja Sarah merasakan gairah seksualnya bangkit. Gadis itu teringat dengan percintaannya dengan pacar-pacarnya atau mantannya. Sarah memang berpendirian cukup bebas mengenai hal yang satu ini. Gadis cantik itu sudah kehilangan keperawanannya saat dia masih duduk di bangku SMU dulu. Dan sejak mengenal kenikmatan seks, Sarah pun tak bisa melepaskannya lagi. Dia selalu melakukan hubungan seksual dengan pacar-pacarnya, bahkan terkadang dia juga melakukannya dengan orang lain asalkan cocok.

“Hhmmpp…kenapa aku jadi horny gini?”, kata Sarah lirih. Tangannya meremas payudaranya sendiri lewat kaos oblongnya. Pikiran Sarah melayang ke pengalaman seksnya yang paling akhir dengan Karina. Baru pertama kali itu Sarah bercinta dengan sesama wanita, dan ternyata dia cukup menikmatinya. Sarah tak pernah menyangka kalo Karina, sahabat karibnya itu ternyata seorang lesbian. Tapi kemarin lusa saat Karina mengajaknya bercinta, Sarah sama sekali tak menolak. Bahkan gadis itu begitu menikmatinya.

“Ssstt….sialan Karina. Dia yang bikin aku jadi seorang biseks. Tapi mm…..cumbuan Karina memang nikmat dan begitu lain dari pada saat aku bercinta dengan cowok-cowokku. Aahhh….jilatan lidah Karina sampai bikin aku merinding mmm….”, pikir Sarah sambil terus merangsang dirinya sendiri. Tangannya yang satu lagi sudah menyusup ke balik celana aerobiknya dan juga celana dalamnya. Jemarinya dengan lincah mengelus belahan vaginanya sendiri yang mulai lembab karena gairah birahinya yang tiba-tiba meningkat tanpa sebab.

Sarah begitu asyik melampiaskan gairah nafsunya sambil memejamkan matanya dan mendesis lirih sampai-sampai dia tak menyadari kehadiran dua pasang mata yang mengamati tingkahnya dari tadi. Dudung dan Jalal sampai menelan ludah dan meneteskan liur melihat pemandangan erotis di depan mereka. Tadinya mereka berdua hanya ingin minta air putih untuk minum saat memergoki Sarah sedang bermasturbasi di atas sofa ruang depan. Gairah birahi mereka pun naik dan dengan perlahan mereka berjalan mendekati Sarah yang masih asyik dengan aksinya itu.

Dudung sebenarnya agak merasa takut dan agak nggak enak karena Sarah merupakan anak majikan istrinya. Tapi saat dia mengikuti langkah Jalal yang mendekati Sarah, pikiran itu segera tersapu habis oleh nafsunya yang meledak-ledak. Entah kenapa semakin dia masuk kedalam ruang tamu itu, Dudung merasa gairah birahinya semakin menguat dengan cepat. Dudung pikir itu mungkin karena sekarang dia bisa melihat sosok Sarah yang cantik dan sexy itu dengan lebih jelas. Perlahan Dudung menempati tempat di sebelah kanan Sarah, sedangkan Jalal segera mengambil tempat di sebelah kiri Sarah. Sarah yang masih asyik menikmati permainannya sendiri tak sadar akan kehadiran dua laki-laki itu.

“Mamang bantuin ya non.”, celetuk Dudung sambil tangannya ikut meremas payudara Sarah yang montok dari kausnya. Sarah begitu kaget dengan remasan tangan di payudaranya dan suara lelaki yang tiba-tiba saja berada di dekatnya. Sarah menghentikan aksinya dan membuka mata.Gadis cantik itu begitu kaget mendapati dirinya yang sudah diapit Dudung dan Jalal.

“Shit! Ke..kenapa kalian disini? Auhh…jangan kurang ajar ya. Cepat keluar!”, bentak Sarah yang begitu kaget dengan kehadiran dua lelaki itu. Sarah juga berusaha menghentikan tangan Dudung yang meremas payudaranya dengan kasar.

“Sssh…tenang non Sarah. Kami cuman mau bantu non Sarah aja kok. Kami berdua akan bikin non Sarah merasa lebih puas daripada main sendiri he..he…he…”, kata Jalal sambil tertawa. Tangannya yang besar nyelonong ke selangkangan Sarah dan mulai mempermainkan vagina Sarah yang masih tertutup celana aerobiknya.

“Kurang ajar. Lepaskan! Lepaskan aku!”, Sarah berteriak dan berusaha melepaskan diri tapi kedua tangannya masing-masing dipegang erat oleh Dudung dan Jalal. Rasa marah yang tadi memenuhi benak Sarah kini mulai bercampur dengan rasa takut karena Sarah paham betul apa yang diinginkan dua orang itu yang memandangnya dengan tatapan penuh nafsu.

“Tolooonngg. Joe tol..mmphh…mmmphh…..”, teriakan Sarah segera terbungkam saat bibir Jalal yang tebal dan monyong itu melumat bibirnya. Bibir Jalal bagaikan sebuah vacuum cleaner yang dengan liar menyedot bibirnya. Lidahnya menyeruak masuk kedalam mulut Sarah. Sarah sebenarnya merasa jijik dengan ciuman dari Jalal yang bertampang jelek, monyong lagi. Gadis cantik yang berprofesi sebagai model itu tentu saja tak mau berciuman dengan Jalal. Tapi entah kenapa seiring berjalannya waktu, tanpa sadar Sarah malah membalas ciuman Jalal. Tentu saja Jalal jadi makin senang ketika menyadarinya.

“He..he…he..gimana ciuman akang neng? Mantep kan?”, celetuk Jalal.

“Nggak!”, Sarah berusaha membantah.

“Nggak usah pura-pura deh neng Sarah. Buktinya neng Sarah juga ngebales ciuman akang. Ciuman non Sarah top abis. Kata orang kalo cewek yang jago ciuman itu pasti nyepongnya juga jago ha..ha…ha…”, celetuk Jalal.

“Ngg…nnggak…”, jawab Sarah gugup. Gadis itu berusaha membantah tapi dia juga tak bisa membantah kalo barusan tadi dia juga balas mencium Jalal. Sarah memaki dirinya sendiri dalam hati dan tak mengerti kenapa dia sampai melakukan hal itu.

Jalal kembali melumat bibir Sarah dan gadis cantik itu pun tak bisa mengelak dari serangan bibir Jalal. Apalagi tangan Jalal yang menggosok-gosok selangkangannya cukup mengganggu kosentrasinya. Entah kenapa Sarah merasa tubuhnya jadi lebih sensitive. Setiap sentuhan yang dirasakannya seakan memberikan getaran kenikmatan lebih saat ini.

Sementara itu Dudung mulai mengangkat kaos oblong yang dikenakan Sarah ke atas karena ia tak sabar untuk melihat bagian tubuh Sarah yang sering menjadi mimpinya. Mimpi Dudung pun kesampaian. Kini ia bisa melihat payudara Sarah yang montok dan indah dihiasi putting yang mencuat menantang. Kulit yang membungkus bukit indah itu sangat putih mulus hingga tanpa sadar liur Dudung sedikit menetes di sela-sela bibirnya.

“Wah…toket non montok banget mmpphh…..”, puji Dudung sambil langsung melumat toket Sarah dengan bibirnya. Bukit payudara Sarah diciuminya dengan liar bahkan kadang sedikit digigitnya hingga Sarah pun menjerit tak jelas di tengah ciumannya dengan Jalal. Putingnya yang mencuat jadi bulan-bulanan sapuan lidah Dudung yang kasar dan basah, kadang juga dihisapnya kuat-kuat.

Sarah merasa tak karuan. Hati dan logikanya mengingatkan bahwa ia tak ingin hal ini terjadi padanya. Gadis itu berkutat agar tak tunduk oleh cumbuan dua lelaki bejat itu. Tapi tubuhnya berkata lain. Seluruh tubuhnya yang sensitive terus menerima cumbuan dua orang itu dan mengirimkan sinyal-sinyal kenikmatan pada otaknya. Gairah birahinya pun meningkat kuat tanpa dapat ia cegah.

“He..he..he…ternyata non Sarah suka juga dengan permainan kita Dung. Lihat memeknya udah basah kayak gini.”, ledek Jalal yang telah berhasil menyusupkan tangannya ke dalam celana aerobic yang dikenakan Sarah, bahkan ke dalam celana dalam gadis cantik itu. Jalal senang sekali saat merasakan memek Sarah yang basah oleh cairan kenikmatannya yang mulai merembes keluar.

“Uugghh…ssttt…hentikaann..aahh…..”, desis Sarah yang mati-matian menahan agar tak larut dalam gairahnya yang menggelegak. Akal sehatnya perlahan tapi pasti mulai memudar terdesak oleh gairahnya yang menyala.

Akhirnya Sarah pun jadi lupa diri. Saat Jalal kembali melumat bibirnya, Sarah membalas ciumannya dengan tak kalah panasnya. Lidah mereka saling mengait dalam ciuman itu. Sarah pun makin membusungkan dadanya agar Dudung lebih leluasa menetek di dada yang montok itu. Pantatnya bergerak seperti gelisah. Sedikit memutar seakan menjawab kenakalan jari-jari Jalal yang mulai bergerak mengocok memeknya. Jalal dan Dudung pun menangkap reaksi balasan Sarah itu hingga kini mereka berdua melepaskan cekalan tangan mereka pada tangan Sarah.

Dugaan Jalal dan Dudung ternyata benar. Sarah kini benar-benar sudah melupakan akal dan logikanya. Gadis cantik dan sexy itu kini sudah tenggelam dalam panasnya birahi yang semakin menyala dalam ruang tamu ini. Bahkan Sarah mandah saja saat Dudung menarik lepas kaos oblong yang dikenakannya.

“Hhmmm…..mang Dudung…mmm…..”, desah Sarah saat Dudung kembali melumat payudaranya yang montok itu dengan mulutnya. Remasan dan cumbuan Dudung di payudaranya cenderung kasar, tapi hal itu malah memberikan sensasi lain buat Sarah. Sarah sudah benar-benar lupa kalo tadinya dia tak ingin melakukan hal ini. Bahkan naluri dan refleknya membuat tangannya terjulur ke arah selangkangan Dudung. Jemarinya yang lentik segera meraba benda keras yang berada dalam celana panjang yang dikenakan Dudung.

“Wow…kelihatannya senjata mang Dudung gede juga. Panjang dan keras mmm……” , pikir Sarah dalam hati saat tangannya meremas-remas kontol Dudung dengan lembut dari balik kain celananya.

“Mmm…enak non ughh…. Non Sarah tenang aja. Mang Dudung jamin non Sarah pasti bakalan ketagihan sama kontol mamang yang gede ini.”, kata Dudung yang merasakan remasan jemari lentik Sarah di batang kontolnya itu.

Tiba-tiba Sarah merasa celana yang dikenakannya ditarik oleh seseorang. Ternyata si Jalal mulai tak sabar dan berusaha melucuti celana Sarah. Sarah sendiri malah membantu usaha Jalal dengan mengangkat pantatnya sedikit hingga Jalal pun dengan mudah melucuti celana aerobiknya.

“Wah..wah…yang bikin celana dalem non Sarah pasti orangnya pelit. Masa celana dalam kainnya segini doang.”, komentar Jalal saat melihat Sarah hanya mengenakan celana dalam model thong berwarna hitam. Thong itu hanya berbentuk segitiga kecil yang tampak pas-pasan untuk menutupi belahan vagina Sarah saja. Segitiga itu disanggah oleh tali kain kecil yang melingkari pinggul dan pantat Sarah yang montok.

“Aauughh….jangan ditarik-tarik gitu bang aahhh……”, Sarah menjerit kecil saat Jalal mencoba menarik narik thongnya ke atas hingga tali thong itu sepeti membelah belahan memek Sarah. Jalal begitu terpesona melihat belahan memek Sarah yang tanpa bulu itu. Saat dia menarik-narik celana dalam itu ke atas, talinya yang membelah pintu liang kenikmatn Sarah itu membuat bibir memek Sarah jadi tambah terlihat tembem.

“Untung aja non Sarah nyukur semua jembut non. Kalo nggak, abang yakin pasti bulu jembut non Sarah bakal nongol kesana kemari keluar dari celana dalam mini ini he..he..he..”, seloroh Jalal setengan bercanda.

“Udah, lepasin aja bang. Jangan ditarik-tarik gitu. Ntar celana dalam aku jadi molor. Itu harganya mahal.”, kata Sarah yang takut thongnya bisa rusak karena tingkah Jalal. Jalal pun menyambut perintah Sarah dengan senang hati dan segera melucuti celana dalam Sarah.

“Waduh…memek non Sarah oke banget. Gue jadi pengen ssluurpp..mmm…”, kata Jalal yang disusul oleh lidahnya yang mulai mengeksplorasi belahan vagina Sarah dengan penuh nafsu.

“Aahh…ahhh….sstt….mmmmpp…aahhh….”, Sarah hanya bisa mendesis nikmat menikmati cumbuan Jalal dan Dudung. Jalal ternyata pandai memainkan lidahnya. Dengan lincah lidah itu menjilat seluruh bagian memek Sarah membuat Sarah menggeliat resah karena birahi. Dudung pun tak mau kalah. Payudara Sarah pun terus menjadi bulan-bulanannya hingga payudara Sarah yang montok tampak makin montok dan mengeras, putingnya juga mencuat makin besar. Sarah mulai terbuai dalam permainan dua lelaki mesum itu.

“Wah…..gue udah gak tahan nih.”, kata mang Dudung sambil mulai berdiri dan melepaskan pakaiannya sementara si Jalal sepertinya masih betah menenggalamkan wajahnya di selangkangan Sarah.
Sarah

“Wow…mang i..ini….”, ucap Sarah dalam kekagetannya saat tiba-tiba saja mang Dudung sudah berdiri diatas sofa dan menyodorkan kontolnya di depan wajah Sarah. Model cantik itu menatap kontol Dudung dengan wajah sedikit kaget dan terpesona. Tadi Sarah sudah mengira kalau kontol mang Dudung cukup besar ukurannya saat gadis itu meraba celana dalamnya. Tapi Sarah benar-benar tak mengira kalo bakal segede ini. Kontol Dudung mengacung tegang di hadapan Sarah dengan gagahnya. Panjangnya sekitar 25 cm dan diameternya juga cukup besar. Sarah tak pernah mengira kalo dia bisa melihat kontol seperti ini selain di film-film porno profesional. Itupun hanya beberapa bintang porno saja yang memilik kontol segede ini.

“He…he…he…gimana senjata mamang non? Mamang yakin kalo non pasti keenakan kalo kontol mamang sudah meng-ulek memek non Sarah. Tapi sekarang mamang mau ngerasain jepitan bibir non Sarah yang sexy ini dulu he..he…he…”, kata Dudung dengan lagak jumawa dan menyodorkan kepala kontolnya menempel di bibir Sarah. Seakan terhipnotis, Sarah membuka bibirnya dan lidahnya terjulur menjilat kepala kontol yang besar itu.

“Uugghh….yah gitu non terus mmmm……”, desis Dudung keenakan. Sarah sebenarnya agak terganggu karena kontol Dudung agak berbau pesing, tapi entah kenapa Sarah tetap ingin mencicipi rasa kontol itu di mulutnya.

“Sluurpp…..mmmmmm…….”, desis Sarah sambil menjilati batang kontol Dudung dari pangkal sampai ke ujungnya. Memang bau kontol si Dudung agak pesing dan apek tapi entah kenapa bau itu malah bagaikan aphrosidiac yang makin membangkitkan gairah Sarah. Gadis itu bahkan tak segan untuk membuka mulutnya dan memasukkan kontol Dudung ke dalam mulutnya.

“Yeagh….isep non. Sepongin kontol mamang, terusss aahh……”, dengus Dudung yang merem melek karena permainan oral Sarah. Kini lelaki kurus itu berdiri di sofa dengan mengangkangi Sarah yang duduk hingga kontolnya tepat berhadapan dengan wajah Sarah. Tangan Dudung memegang kepala Sarah dan dia pun menggerakkan pinggulnya seakan mengentot mulut Sarah yang sexy itu.

“Mmmggghh….mmmmgghh….”, Sarah hanya bisa mengguman tak jelas. Gadis cantik itu kewalahan menghadapi serangan Dudung dan Jalal. Memeknya makin basah karena permainan lidah Jalal yang liar, bahkan montir setengah baya itu mulai memasukkan jarinya mengocok memek Sarah dengan kasar sampai terdengar bunyi kecipak yang erotis. Kontol Dudung yang besar itu memenuhi mulutnya hingga kadang Sarah agak tersedak dan rahangnya agak pegal karena mulutnya harus membuka selebar mungkin untuk bisa menampung kontol Dudung.

Sekitar sepuluh menitan berlalu, saat Dudung merasa tak tahan lagi. Kontolnya mengedut keras dan menyemprotkan banyak sekali cairannya ke dalam mulut Sarah.

“Aaaggghh….non Sarah….telen mani Dudung non aaaghhh….”, dengus Dudung sambil menekan kontolnya masuk ke dalam mulut Sarah sedalam mungkin. Sarah agak tersedak dan kaget dengan banyaknya sperma Dudung yang tumpah ruah di mulutnya. Sarah pun terpaksa menelannya dan itu pun masih menyisakan mani yang meluber dari sela-sela bibir sexynya. Apalagi disaat bersamaan, Sarah juga mendapatkan orgasme karena permainan Jalal di selangkangannya. Tubuhnya bergetar dan menggeliat liar. Memeknya berdenyut kencang dan menumpahkan cairan kenikmatan yang tak dilewatkan oleh lidah Jalal yang terus menjilat dan menghisapnya. Sarah ingin menjerit nikmat tapi tak bisa karena bibirnya tersumpal oleh kontol Dudung dan gadis cantik itu hanya bisa menggumam keras dan menggeliat tak karuan. Orgasme itu begitu dashyat padahal mereka berdua belum juga ML, baru pemanasan. Setelah orgasme itu mereda Sarah pun agak lemas dan hampir kehabisan nafas. Untung saja Dudung segera menarik kontolnya keluar dari mulut Sarah.

“Huufff…gila. Sepongan non Sarah top banget. Hei, Lal. Loe harus nyobain sepongannya non Sarah. Lonte-lonte langganan kita lewat dah. Manteb banget.”, kata Dudung. Di situasi biasa, mungkin Sarah akan marah mendengar dia yang seorang model beken itu disamakan dengan pelacur-pelacur murahan. Tapi entah kenapa saat ini Sarah merasa gairahnya kembali naik mendengar kata-kata kotor Dudung itu.

“Wah kalo gitu, gue mau nyoba nih.”, kata Jalal sambil berdiri dan melucuti pakaiannya. Jalal yang telanjang malah terlihat lebih parah. Wajahnya yang jelek, dengan mata juling memandang pada Sarah yang telanjang dengan penuh nafsu. Mulutnya yang monyong tersenyum pahit (gak ada manis-manisnya he…he…he..). Tubuhnya yang tambun itu tak kalah ancurnya. Lemak di sana-sini, membuat dadanya menggantung dan perutnya yang tambun sedikit berguncang. Tapi walaupun begitu, Sarah melihat kontol si Jalal tak kalah panjang dengan si Dudung, hanya sedikit lebih kurus dan membengkok ke atas.

Jalal segera bangkit dan duduk di sebelah Sarah sambil bersandar di sofa agak rebahan. Dengan terkekeh, si gendut itu menarik tubuh Sarah agar berlutut di bawahnya hingga kontolnya pun berhadapan dengan wajah Sarah yang cantik itu.

“Ayo dong non. Bang Jalal kan juga pengen diservis ama mulutnya non Sarah he..he..he..”, kata Jalal.

Tanpa ragu Sarah mulai menjilati dan mengulum kontol Jalal dengan penuh nafsu. Gadis cantik yang mempunyai karir modeling yang sedang menanjak itu telah tenggelam dalam birahinya hingga tanpa malu dia mengoral kontol Jalal yang level tampang maupun kedudukannya jauh darinya maupun pacar-pacarnya. Tapi kenyataan itu malah membakar api gairah Sarah.

“Mmmm…betul kata loe Dung. Servis mulut non Sarah emang yahud sstt….. aahh…”, dengus Jalal yang merem melek keenakan merasakan teknik sepongan Sarah.

Sarah merasa Dudung menarik sedikit tubuhnya hingga Sarah kini setengah merangkak dengan tubuhnya bertumpu diatas kedua lututnya dan tangannya masih berpegangan pada paha Jalal. Saat Sarah merasakan ada benda hangat dan keras menempel di belahan vaginanya, dia pun menghentikan aksinya sejenak dan menoleh ke belakang. Ternyata Dudung sudah bersiap untuk melakukan penetrasi dengan kontolnya yang gede itu.

“Mang…pelan-pelan. Kontol mang Dudung kan gede banget.”, kata Sarah. Sarah merasa agak takut, apakah memeknya sanggup menampung kontol segede itu. Tapi disisi lain, gadis cantik itu juga penasaran ingin merasakan kenikmatan yang ditawarkan oleh kontol yang berukuran besar itu.

“Tenang aja non. Mang Dudung jamin non Sarah nanti bakal ketagihan sama kontol mamang he…he…he….”, kata Dudung sambil menggesekkan kontolnya kebelahan memek Sarah mencari celah yang tepat untuk masuk. Perlahan Dudung mulai menekan kontolnya memasuki liang kenikmatan Sarah. Dudung tampak sedikit kesulitan karena sempitnya liang itu, tapi lelaki itu pantang menyerah.

“Aaauuuggh…peellaann mang.”, pinta Sarah sedikit menahan sakit saat memeknya dipaksa meregang agar bisa menerima ukuran kontol Dudung.

“Ssstt…sempit banget non. Enaaakk….”, dengus Dudung menikmati jepitan memek Sarah yang terasa luar biasa.

Sarah sedikit merintih saat Dudung melakukan penetrasi itu. Baru kali ini Sarah merasa memeknya sepenuh ini. Otot-otot vaginanya seperti dipaksa meregang dengan maksimal hingga gadis itu merasa sedikit ngilu. Bagian dalam vaginanya yang selama ini belum pernah tereksplorasi oleh laki-laki lain yang pernah ML dengannya kini bisa dijangkau oleh kontol Dudung.

“Gila. Memekku rasanya penuh banget. Padahal ini masih belum semuanya.”, kata Sarah dalam hati. Walaupun sedikit sakit tapi perasaan penuh itu memberikan sensasi lain buat Sarah.

“Aaagghh…mang sstt….aaaah…..”, desis Sarah saat Dudung mulai menggenjot tubuhnya dari belakang dengan tempo perlahan. Memang kemaluan Sarah terasa perih tapi kontol Dudung begitu terasa menggesek setiap bagian dinding memek Sarah dan memberikan sensasi yang lebih bagi Sarah.

“Aahh….memek non enak bangeeettt mmm….Non Sarah bener-bener pinter ngerawat memek. Padahal saya tahu kalo non Sarah doyan ngentot sama pacar-pacar non, tapi memek non rasanya masih kayak perawan aja.”, kata Dudung sambil terus menggenjot tubuh Sarah. Sarah tak menghiraukan ocehan Dudung. Gadis itu mulai terbuai oleh kenikmatan yang ditawarkan kontol besar yang bersarang di memeknya itu.

“Jangan lupain punya saya dong non.”, kata Jalal sambil menarik kepala Sarah dan memasukkan kontolnya lagi kedalam mulut Sarah. Naluri binal Sarah membuatnya segera menyambut kontol Jalal dengan sepongan penuh gairah.

Kini Sarah diserang dari dua arah dan gadis cantik itu mulai menikmatinya. Desis kenikmatan Sarah semakin gencar keluar dari sela-sela gumamam bibirnya yang menjepit kontol Jalal. Apalagi kini Dudung mulai mengenjotnya dengan cepat dan liar. Kontol Dudung semakin menusuk lebih dalam, menekan mulut rahim Sarah. Suara benturan pantat Sarah dan pinggul Dudung terdengar berpadu dengan erangan dan desisan mereka bertiga. Dudung menggenjot Sarah dengan penuh tenaga sambil meremas kuat pantatnya yang membulat montok itu. Payudara Sarah tampak bergoyang dengan indahnya karena hentakan badannya.

“Aaghh…mmpphh…mmmpphh….stttt……aagghhh…..”, Sarah merintih nikmat di sela gumamam bibirnya yang masih terus mengulum kontol Jalal, sementara kontol Dudung yang besar itu mengobok-obok memeknya dengan liar. Baru kali ini Sarah merasakan kenikmatan ML yang begitu liar dan kasar. Model cantik itu melenguh nikmat tiap kali ujung kontol Dudung menghantam mulut rahimnya. Selain itu kontol Dudung juga memaksa otot-otot memeknya meregang lebih dari biasanya dan membuatnya lebih bisa merasakan tiap gesekan dan tekstur kontol Dudung itu. Apalagi Dudung mulai menggenjotnya dengan sekuat tenaga sampai batang kontol gede itu ambles seluruhnya tenggelam dalam jepitan memeknya yang kian membanjir karena gairah. Bulu kemaluan Dudung terasa geli dan memberi sensasi tersendiri saat menempel di belahan pantatnya dan kadang menggelitik liang pantat gadis itu.

“Ugghh…uugghh…….hhmmm….eenakkk…aahh….memek non Sarah emang beda rasanya dari istri gue atau lonte-lonte yang pernah kita cobain. Lebih manteb dan lebih mak nyuss he…he…he..”, celoteh Dudung yang merasakan nikmatnya ngentot seorang model cantik seperti Sarah.

“Gimana neng? Enak kan kontol mamang??!”, kata Dudung dengan pedenya.

“Uugh..sssttt…aagh…enak mang… terus mang aaaghh…”, jerit Sarah.

Tiga orang itu terus berpacu dalam gairah mereka berusaha mendapatkan puncak kenikmatan yang mereka dambakan. Hampir setengah jam mereka bergelut dengan birahi saat Sarah mulai merasakan gelombang kenikmatan itu akan menggulungnya. Gadis cantik yang berprofesi sebagai model itu merasakan gelombang yang datang itu begitu besar.

“Aaaghhh…mang…. Sarah dapet aagghhh…..”, jerit Sarah saat orgasme itu menelannya. Tubuhnya bergetar dan menggeliat liar. Kenikmatan itu seakan menjalar ke seluruh tubuh indahnya.

“Waaagghh….ugghh..ugghh…Mamang juga Neng……aaagghh….”, dengus Dudung yang akhirnya tak sanggup lagi bertahan. Kontraksi memek Sarah saat gadis cantik itu orgasme terasa begitu nikmat bagi Dudung. Memek Sarah bagaikan bisa mengempot-empot dan menghisap kuat kontol Dudung. Dudung pun menancapkan kontolnya dalam-dalam sambil menyemprotkan maninya ke dalam rahim Sarah. Dia dapat merasakan cairan kenikmatan Sarah yang terasa hangat membasahi kontolnya.

“Aaahhhh Maanngg…..”, desis Sarah yang masih tenggelam dalam orgasmenya. Semprotan mani Dudung yang begitu banyak dan keras terasa sampai di dinding rahimnya, Kontol Dudung yang melesak begitu dalam keliang vaginanya, bahkan sedikit memasuki pintu rahimnya, membuat Sarah mengalami orgasme yang begitu panjang dan nikmat. Begitu banyaknya mani yang disemprotkan Dudung hingga sebagian meleleh keluar dari sela-sela memek Sarah. Untung saja, Sarah selalu minum pil anti hamil. Kalo tidak, dia bisa hamil oleh Dudung.

Sarah masih bersandar lemas di paha Jalal yang masih duduk di sofa. Gadis cantik yang bekerja sebagai model itu masih menikmati sisa-sisa orgasmenya yang cukup lama dan intens itu. Dudung yang masih di belakangnya dalam posisi Doggie menundukkan tubuhnya dan bibirnya mengecup lembut kulit punggung Sarah sambil menikmati orgasmenya sendiri. Dudung membiarkan kontolnya masih tertanam dalam memek Sarah menikmati pijatan lembut memek gadis cantik itu.

Sementara itu Jalal tak dapat lagi menahan nafsunya yang sedari tadi sudah sampai ke ubun-ubun. Si gendut yang berwajah ancur itu segera menarik tubuh Sarah dari pelukan Dudung. Si Dudung pun memberi kesempatan pada temannya itu. Jalal menarik Sarah agar duduk di sofa, dengan pantat gadis itu tepat di ujung dudukan Sofa. Posisi Sarah sekarang jadi setengah tiduran di sofa dengan kepalanya masih bersandar di sandaran sofa. Jalal pun segera mengambil posisi diantara kaki Sarah yang dia buka lebar-lebar. Kontolnya yang sudah tegang dari tadi segera diarahkannya ke mulut vagina gadis cantik yang sexy itu.

“Nah, sekarang giliran akang, Neng he..he…he…”, kata Jalal sambil melesakkan kontolnya langsung sampai mentok kedalam memek Sarah. Kondisi memek Sarah yang basah oleh peju Dudung dan maninya sendiri membuat Jalal dengan mudah melaksanakan niatnya. Sarah tersentak oleh perbuatan Jalal. Kontol Jalal memang tak segemuk kontol Dudung, tapi tampaknya lebih panjang sedikit dari kontol Dudung. Sarah sampai bisa merasakan sebagian kepala kontol Jalal terjepit di mulut rahimnya. Tapi Jalal segera menarik keluar kontolnya dari memek Sarah.

“Ah, brengsek loe Dung. Gara-gara loe sih, memek neng Sarah jadi banjir gini. Gue kan nggak suka yang terlalu becek kayak gini.”, gerutu Jalal. Dudung hanya nyengir mendengar gerutuan temannya itu. Sementara itu Jalal memasukkan dua jari tangannya ke dalam memek Sarah. Dengan kasar lelaki gendut setengah baya itu berusaha mengorek keluar campuran sperma Dudung dan mani Sarah yang membanjiri bagian dalam vagina Sarah.

“Iih…pelan-pelan dong Kang.”, kata Sarah saat Jalal dengan kasar mengobok-obok memeknya dengan jari tangannya. Perbuatan Jaal yang kasar memang membuat Sarah merasa agak sedikit sakit, tapi gadis itu membiarkan saja tingkah Jalal karena di sisi lain Sarah ternyata juga menikmati perbuatan Jalal. Walaupun kasar, tapi jari-jari Jalal yang mengorek-orek memeknya juga menyentuh titik-titik sensitif Sarah yang otomatis mengirim sinyal kenikmatan ke seluruh tubuhnya. Bahkan tingkah Jalal yang begitu melecehkannya dan cenderung kasar, malah memberikan sensasi lain buat Sarah. Gairah birahi Sarah yang memang belum padam, kini terbakar kembali.

“Ssttt….aaahhhh…..”, desis Sarah sensual. Pantatnya ikut bergoyang seakan menyambut gerakan jemari Jalal. Beberapa saat kemudian Jalal merasa sudah berhasil mengeluarkan sebagian besar mani Dudung yang ada dalam memek Sarah. Jalal pun kembali lagi dalam posisinya. Kontolnya tanpa basa-basi segera masuk ke dalam liang kenikmatan Sarah.

“Uggghh…..”, desis Sarah tersentak dengan panjangnya kontol Jalal yang menusuk sampai terasa ke perutnya.

“Nah, kalo begini baru asyik nih. Ssstt…. Memek non Sarah emang top banget.”, celoteh Jalal sambil mulai menggenjot memek Sarah dengan penuh nafsu. Kaki jenjang Sarah dikaitkan Jalal di kedua bahunya hingga kini ia bisa lebih leluasa melampiaskan nafsunya dengan model cantik itu. Jalal langsung memainkan tempo yang cepat dan liar sampai tubuh Sarah ikut berguncang karena sodokannya. Suara benturan pantat Sarah dan pinggul Jalal terdengar keras. Tiap kali Jalal menyodokkan kontolnya sampai mentok, Sarah tersentak dan menjerit tertahan. Ujung kepala kontol Jalal terasa memasuki mulut rahimnya dan membuat gadis itu merasakan sensasi yang luar biasa. Jalal pun semakin keenakan. Kontolnya seakan menerima dua macam jepitan, jepitan dari vagina Sarah dan juga dari mulut rahimnya.

“Aaghh…aaaghhh…..kang Jalal…..”, desis Sarah yang terlena oleh permainan Jalal.

“Uugghhh….non Sarah….ssttt….enaaakkk…..”, dengus Jalal merasakan nikmatnya memek model cantik dan sexy seperti Sarah. Mereka berdua begitu larut dalam birahinya. Permainan Jalal yang kasar membuat Sarah semakin bergairah. Jalal meremas payudara Sarah dengan gemas dan kasar sambil terus memborbardir memek Sarah dengan kontolnya. Perpaduan rasa sakit karena perlakuan kasar Jalal dan kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya membuat Sarah merasakan sensasi lain.

Lebih dari sepuluh menitan berlalu saat Jalal merasa tak dapat bertahan lagi. Jepitan memek Sarah yang begitu nikmat membuat kontolnya bergetar. Lelaki gendut itu bisa merasakan tetes-tetes mani yang dipompa dari buah pelirnya mulai menjalar ke batang kontolnya dan berkumpul di sana.

“Uuuaaghhh…..sstt….aaahh…..”, dengus Jalal sambil menyemprotkan banyak sekali mani dari ujung kontolnya langsung ke rahim Sarah. Sarah dapat merasakan semprotan mani Jalal yang begitu keras di dinding rahimnya dan membuatnya tersapu juga oleh gelombang orgasme untuk yang kesekian kalinya.

Sarah masih berbaring di sofa sementara itu Jalal sudah duduk di sofa di dekat Dudung. Gadis cantik itu berusaha mengatur nafasnya. Tubuhnya terasa lemas. Pertarungan dengan kedua lelaki setengah baya yang berstamina prima itu membuatnya kelelahan. Tapi entah kenapa gairah birahinya tak padam juga. Gadis itu melihat ke arah Dudung dan Jalal. Dilihatnya Dudung sedang mengocok kontolnya sendiri. Kontol itu sudah mengeras lagi dan terlihat begitu besar dan menggoda di mata Sarah. Perlahan gadis itu bangkit dan menghampiri Dudung dan Jalal dengan langkah gemulai dan menggoda. Tanpa sungkan lagi, Sarah segera mengangkangi Dudung yang duduk di sofa. Tubuhnya berhadapan dengan Dudung dengan bertumpu pada kedua lututnya yang sudah naik ke atas sofa disamping kanan dan kiri Dudung. Memeknya sekarang tepat ada di atas kontol Dudung yang sudah berdiri tegang dengan gagahnya. Jemari lentik Sarah meraih kontol Dudung dan mengarahkannya ke pintu liang kenikmatannya yang basah karena gairah. Setelah dirasanya pas, Sarah pun menurunkan pantatnya perlahan hingga kontol Dudung pun kembali terjepit dalam memeknya yang nikmat itu.

“Uuuffhh….punya Mamang gede banget. Penuh rasanya memekku.”, celetuk Sarah sambil mendesis menikmati saat kontol Dudung yang berukuran besar itu memaksa otot-otot vaginanya meregang dan memenuhi rongga vaginanya dan membuat gadis cantik itu merasakan nikmatnya saat kontol itu seakan mampu menjangkau setiap titik kenikmatan dalam memeknya yang sudah gatal itu.

“Ssstt….. ennaaakkk….. Non Sarah emang hebat. Sudah cantik, bahenol, jepitan memeknya juga enak banget. Aaahh….terus non. Sama digoyangin pantatnya yeah…..aaaagghh….”, cerocos Dudung sambil merem melek keenakan. Gerakan Sarah di pangkuannya membuat payudaranya yang montok bergoyang dengan indahnya. Dengan gemas Dudung meraih payudara itu dengan tangannya, meremas bukit montok itu, bibirnya pun tak mau ketinggalan, menjepit dan menghisap putingnya yang mengacung menggoda.

Dua orang manusia yang dikuasai nafsu birahi itu pun mengayuh kenikmatan dan lupa segalanya. Bahkan Sarah tak peduli dengan fisik dan wajah Dudung yang berantakan. Seorang gadis cantik dan sexy seperti Sarah, seorang model terkenal dan mahasiswi yang berpendidikan, bercinta dengan penuh gairah dengan seorang lelaki kasar dan bertampang jelek seperti Dudung. Pemandangan itu bisa dibilang aneh, tapi disisi lain begitu eksotis. Kekontrasan mereka seakan menambah panas gairah nafsu yang merebak di ruang tamu itu. Sarah dengan penuh gairah, menggoyang pantatnya naik turun sambil kadang diputar, merasakan nikmatnya batang kontol yang besar dan keras itu seakan mengobok-obok memeknya, memberinya kenikmatan yang membuatnya lupa diri.

Jalal pun bangkit lagi gairahnya setelah melihat adegan hot yang ada di depan matanya. Lelaki gendut itu berdiri lalu mengambil tempat di belakang Sarah. Jalal merangkul tubuh Sarah dari belakang. Kepala Sarah ditariknya hingga menoleh kebelakang, lalu Jalal pun segera mencium bibir Sarah yang sexy itu dengan penuh nafsu. Sarah membalasnya dengan gairah yang sama. Tindakan Jalal membuat goyangan Sarah terhenti. Dudung yang masih ingin merasakan nikmatnya memek Sarah, segera menjulurkan tangannya mendekap pantat Sarah. Ganti Dudung kini yang menggerakkan pantatnya sendiri naik turun, hingga kontolnya terus merojok memek Sarah dengan gencar, membuat gadis itu melenguh nikmat diantara dekapan bibir Jalal.

“Uugghh…bang Jalal, apa-apaan sih aaahh…..”, desis Sarah tertahan. Gadis cantik itu merasa kaget saat merasakan benda kecil memaksa masuk ke dalam lubang pantatnya. Ternyata si Jalal yang bikin ulah. Laki-laki gendut itu dengan usil mencoba memasukkan satu jarinya ke dalam lubang belakang Sarah. Walaupun sebelumnya Jalal sudah membasahi jarinya dengan lidah, tapi karena perawakannya yang gemuk, tentu saja jari Jalal juga agak gemuk. Hingga dia agak kesulitan memaksakan satu jarinya masuk ke dalam liang anus Sarah yang belum pernah dimasuki benda asing sebelumnya.

Sarah merasa agak kesakitan tapi gadis cantik itu tak bisa berbuat apa-apa dalam dekapan dua lelaki itu. Apalagi Dudung masih terus saja menggerakkan kontolnya terus memompa memek Sarah dari bawah.

“Auughh…ssttt…..”, desah Sarah. Untung saja gerakan kontol Dudung dalam memeknya memberi gadis itu kenikmatan yang sanggup mengalihkan dari rasa perih waktu untuk pertama kalinya anusnya dimasuki benda asing. Apalagi tangan Jalal yang lain menyusup dan melingkari tubuhnya dan jemarinya mengesek dan mempermainkan klitoris Sarah yang membuat gadis itu makin mendesah tak karuan. Jalal pun mulai memainkan jarinya keluar masuk dalam liang anus Sarah.

Awalnya Sarah merasa tak nyaman dengan jari Jalal dalam liang pantatnya. Tapi lama kelamaan otot-otot pantatnya mulai terbiasa dan mulai meregang, hingga rasa sakit itu makin berkurang dan jari Jalal makin lancar bergerak keluar masuk. Perpaduan dari jari Jalal yang memenuhi lubang belakangnya dan kontol Dudung yang terus mengocok memeknya membuat Sarah merasakan sensasi lain.

“Uuughhh…bang Jalal, jangan aahh….”, desis Sarah saat Jalal mencoba memasukkan satu jarinya lagi ke dalam liang anus Sarah. Tapi Jalal tak memperdulikannya, dan terus melaksanakan niatnya. Jalal terus mempermainkan jarinya sampai otot liang anus Sarah menjadi terbiasa. Setelah terbiasa, Sarah kini makin merasa nikmat, desahannya terdengar makin keras. Model cantik itu semakin terbuai dalam kenikmatan birahinya yang liar.

“Mmm…non Sarah cantik banget mmmpphhh…..”, puji Dudung sambil menarik kepala Sarah hingga ia dapat melumat bibirnya yang penuh menggairahkan itu. Hal ini membuat Sarah terlepas dari pelukan Jalal, tubuhnya pun rebah di atas tubuh Dudung yang setengah rebahan di sofa. Dudung dapat merasakan kenyalnya payudara montok Sarah yang kini menempel didadanya. Tangannya yang lain meraih pantat dan pinggul Sarah, lalu menariknya ke bawah hingga kontolnya melesak makin dalam pada memek Sarah. Sarah bisa merasakan kontol Dudung yang memenuhi tiap bagian vaginanya dan mentok sampai ke mulut rahimnya. Tangan Dudung yang menahan pantatnya membuat Sarah tak bisa menggerakkan pantatnya naik turun. Tapi Sarah yang masih ingin mengayuh kenikmatan dan memuaskan birahinya, segera memutar pantatnya dengan gerakan seperti mengulek. Dudung mengeluarkan dengusan tertahan karena perbuatan Sarah yang membuat kontolnya seakan dihisap dan dipermainkan memek Sarah dengan liar.Gerakan memutar yang dilakukan Sarah membuat Dudung merasakan dinding memek Sarah berkontraksi luar biasa dan menjepit kontolnya dengan jepitan yang bervariasi dan berbeda, membuatnya merasakan nikmat. Dua orang itu terus berpacu dalam birahi mereka, membuat Jalal merasa iri karena sekarang dia hanya bisa onani mengocok kontolnya sendiri.

Saat asyik bercinta dengan Dudung, tiba-tiba Sarah merasakan ada benda hangat menempel di liang pantatnya. Sarah menolehkan kepalanya menengok dan melihat Jalal berusaha memasukkan kontolnya ke dalam liang pantat Sarah.

“Jangan Bang. Sarah belum pernah auughh…”, Sarah berusaha mencegah Jalal, tapi gadis itu tak bisa memberontak karena tubuhnya masih didekap Dudung. Jalal tak memperdulikan kata-kata Sarah dan terus memasukkan kontolnya dalam liang anus Sarah. Sarah pun menjerit karena pantatnya terasa perih dan panas.

“Ssshh…. Non Sarah rileks aja. Ntar sakitnya bakal ilang. Percaya deh.”, bujuk Jalal. Kini kepala kontol Jalal sudah berhasil masuk ke lubang sempit dan hangat itu. Perlahan tapi pasti, Jalal terus menusukkan kontolnya memasuki liang anus Sarah.

“Uuughh…. Gila Dung. Pantat non Sarah bahkan lebih sempit dan nikmat aaakkhhh….”, erang Jalal keenakan. Sarah hanya bisa menggigit bibirnya menahan sakit. Dua lubangnya terasa penuh sesak oleh dua kontol yang berukuran besar bersarang di memek dan anusnya. Untung saja, mereka masih mendiamkan kontol mereka tanpa melakukan gerakan, memberi kesempatan Sarah untuk mengambil nafas dan berusaha beradaptasi.

Tampaknya Dudung dan Jalal tak mampu lagi menahan nafsu mereka. Perlahan mereka mulai menggerakakan kontol mereka bergantian.

“Aaahh…jangan dulu uughh…”, desis Sarah. Tapi Dudung dan Jalal tak menghiraukan gadis itu. Sarah pun hanya bisa menahan rasa perih yang masih terasa dari anusnya. Gadis itu hanya terdiam dalam himpitan dua lelaki setengah baya yang bertampang tak karuan itu. Dudung masih memeluk tubuhnya sambil menggerakkan pantatnya naik turun hingga kontolnya keluar masuk dalam jepitan memek Sarah yang terasa kian nikmat dan sempit karena kontol Jalal yang bersarang di anusnya. Jalal merem melek keenakan merasakan jepitan anus Sarah pada kontolnya. Pantat montok Sarah diremasnya dengan gemas sambil pinggulnya bergerak maju mundur perlahan karena kontolnya dijepit kuat lubang anus Sarah.

Dua lelaki beruntung itu mendengus dan mendesah nikmat karena bisa menikmati tubuh gadis cantik seperti Sarah yang selama ini hanya ada dalam mimpi mereka. Mereka terus memacu tubuh gadis itu, sampai lama-lama Sarah merasakan rasa perih yang dideritanya makin lama makin berkurang. Bahkan lama-lama Sarah merasakan sensasi kenikmatan yang baru kali ini dia rasakan. Perasaan penuh pada dua lobang kenikmatannya membawa sensasi dan kenikmatan yang lain. Akhirnya gadis itu pun mendesah nikmat dalam pelukan dua lelaki setengah baya itu. Saat Dudung meraih wajahnya dan melumat bibir Sarah dengan bibir tebalnya, Sarah membalas dengan ciuman yang penuh gairah. Tangan Dudung juga meremas kedua bukit payudaranya dengan gemas hingga payudaranya makin mengeras dan putingnya makin mencuat. Jalal pun tak ketinggalan. Lelaki itu menciumi tengkuk dan leher Sarah dari belakang, kedua tangannya meremas gemas pantat Sarah, kadang menampar bukit pantat yang montok itu dan membuat Sarah mengeluarkan lenguhan tertahan.

Jalal dan Dudung lama-lama makin menaikkan tempo permainan mereka, membuat Sarah menggeliat-geliat dalam himpitan tubuh mereka berdua. Mereka senang karena sekarang Sarah terlihat begitu menikmati permainan mereka berdua dan membalas cumbuan mereka dengan gairah yang tak kalah panasnya.

“Ooohhhh….oh my God aaaaaghhh…..”, teriak Sarah histeris karena gelombang orgasme yang menimpanya kini terasa begitu dashyat dan susul menyusul. Silih berganti gelombang kenikmatan itu menyapu tubuh Sarah hingga Sarah menggeliat tak karuan dalam himpitan dua lelaki itu. Baru kali ini Sarah merasakan multi orgasme yang susul menyusul begitu dashyatnya. Bahklan saat Dudung dan Jalal secara hampir berbarengan menyemprotkan mani mereka ke dalam rahim dan anus Sarah, gadis itu sampai hampir kehilangan kesadaran karena rasa nikmat yang terus menerus itu.

Dudung dan Jalal mendengus nikmat saat orgasme itu tak lagi dapat mereka tahan. Kontol mereka seakan disedot dan diremas kuat oleh memek dan anus Sarah. Bahkan sampai setelah mereka selesai menyemprotkan mani mereka ke dalam memek dan anus Sarah, mereka masih bisa merasakan kontraksi dari lubang kenikmatan gadis itu yang meremas nikmat kontol mereka yang perlahan makin lemas. Lalu mereka bertiga terdiam dan masih berpelukan dengan tubuh lemas.

Pandangan Sarah terasa kabur, tubuhnya lemas sekali. Kenikmatan bercinta kali ini benar-benar memeras seluruh tenaganya. Bahkan gadis itu hampir tak sadar kalo Dudung dan Jalal sudah melepaskan tubuhnya, lalu meninggalkan tubuhnya menggeletak lemas di atas sofa.

Beberapa menit kemudian, Sarah pun mulai sadar. Perlahan akal sehatnya kembali karena gairah birahi yang tadi selalu menyala walaupun selesai bercinta, sekarang tampaknya sudah terpuaskan. Setelah pikirannya tak lagi dibutakan oleh gairah birahi, Sarah pun shock dengan peristiwa yang baru saja terjadi antara dia dan dua lelaki setengah baya itu.

“Ahh tidak. Bagaimana ini? Ada apa dengan aku? Kenapa aku melakukan semua ini dengan mereka? Kenapa?”, teriak Sarah dalam hati. Gadis cantik itu tak percaya kalo dia baru saja bercinta dengan dua orang lelaki setengah baya yang bertampang tak karuan itu.

“Wah, yang tadi bener-bener nikmat non. Non Sarah cewek yang paling cantik yang pernah saya entot, dan memek non Sarah rasanya nggak ada duanya deh.”, komentar Dudung sambil mengenakan pakaiannya.

“Iya, bener. Apalagi pantat non Sarah. Sempit banget he..he…he…”, sambung Jalal sambil tertawa. Si gendut itu juga sudah memaki pakaiannya kembali.

Suara dua laki-laki itu membuat Sarah berjingkat dan segera mengambil kaosnya untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Wajah yang cantik itu merengut, tampak marah. Tapi Sarah tak berani memandang pada dua lelaki itu karena gadis itu merasa malu dengan apa yang baru saja diperbuatnya.

“He..he..he…kenapa pake ditutupin non? Kan tadi kita udah lihat semuanya, luar dalem he..he..he…”, celetuk Jalal.

“Diam!!!! Pergi kalian.”, bentak Sarah marah.

“Wuiitss…. jangan marah dong Non. Inget non. Tadi kan non sendiri yang mau. Kita nggak maksa kok.”, kata Jalal sambil cengar-cengir. Sementara Dudung agak kaget dengan perubahan sikap Sarah. Tapi hanya sebentar, karena Dudung teringat kalo peristiwa barusan terjadi tanpa pemaksaan. Sarah tadi membalas cumbuan mereka dengan suka rela dan penuh nafsu.

“Sudah, jangan banyak omong. Sekarang kalian pergi dari rumah ini.”, kata Sarah sewot. Sarah merasa marah tapi tak berdaya untuk berbuat apa-apa, karena dia sadar kalo apa yang dikatakan Jalal adalah benar. Jalal dan Dudung pun akhirnya pergi dari situ sambil cengar-cengir.

“Ya Tuhan. Apa yang baru saja kulakukan? Kenapa ini bisa terjadi? Apa aku sudah menjadi gadis murahan yang tak bisa menahan nafsuku sampai mau saja bercinta dengan orang-orang seperti itu?iiihh…”, pikir Sarah yang menyesali perbuatannya barusan. Matanya berkaca-kaca dan ingin menangis, tapi Sarah berusaha menahannya. Gadis itu buru-buru bangkit dan mengambil pakaiannya yang berserakan. Sarah merasa tubuhnya kotor. Gadis itu ingin cepat-cepat mandi dan membersihkan tubuhnya dari bekas-bekas peristiwa memalukan itu.

Saat Sarah akan menuju kamar mandi, tiba-tiba saja pintu kamar Joe terbuka, lalu keluarlah Joe dengan hanya memakai celana pendek saja. Dua bersaudara itu sama-sama kaget dengan pertemuan mereka.

“Eh kak. Mmm…ka..kak Sarah kok ada disini?”, tanya Joe agak gelagapan. Pemuda itu kuatir kalo perbuatannya dengan Dini barusan sampai ketahuan oleh Sarah. Tapi Joe juga kaget melihat keadaan Sarah, kakak perempuannya itu.

“Nngg…itu..tadi gue nganterin makanan dari rumah.”, jawab Sarah yang tak kalah gugupnya. Gadis itu berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan pakaiannya.

“Ohh… Kak Sarah kenapa? Kok mm..kok nggak pake baju?”, tanya Joe yang penasaran dengan keadaan Sarah yang telanjang.

“Gerah. Udah jangan banyak tanya. Minggir gue mau mandi.”, jawab Sarah singkat. Wajahnya memerah karena malu. Sarah melangkahkan kakinya akan menuju ke kamar Joe/kamar Porfesor. Rupanya gadis itu mau mandi di kamar mandi yang ada dalam kamar itu. Joe menjadi gugup saat Sarah menuju ke kamarnya. Dini kan masih tidur di dalam sana.

“Eh tung..tunggu kak. Ja..janga pake kamar mandi kamar.”, cegah Joe.

“Kenapa emangnya?”, tanya Sarah.

“Itu..mmm..airnya habis. Tadi aku lupa ngisi. Kakak pake kamar mandi belakang aja.”, jawab Joe. Sarah pun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi belakang.

“Aaahh…untung aja kak Sarah percaya. Bisa gawat kalo dia sampe masuk kamar. Eh, tapi kenapa dia telanjang gitu? Jangan-jangan kak Sarah baru aja bawa cowoknya kesini lalu mereka ML deh. Tapi mana cowoknya ya????“, pikir Joe dalam hati. Tiba-tiba saja seberkas ingatan melintas di pikiran Joe.

“Gawat. Gue harus cepet ngebangunin si Dini. Bisa berabe kalo sampe ketahuan kak Sarah.”, kata Joe sambil berlari masuk kekamarnya.

To be Continue

Copyright (c) Joe_Anchoexs
(Thank you for all your support & permission)

-------------------------

6 Tanggapan

  1. it’s really out of control…………
  2. tambahin lagi om bagian eksibisionisnya :)
  3. Gmna klanjutan si Dini om Joe???
    Dia kn udh msuk air mani Joe k rahim dy….
    jgn ampe lupa smua klnjutan crita Joe yg udh ML sma smua…..apa kgk hamil???
  4. Bro Joe yuhuuu…lanjutannya neh crita ditunggu bngts! :D
  5. pada 23 April 2009 pada 16:19 | Balas Pemburu Jilbaber
    setau gue kalo peju masuk rahim gak selamanya jadi bayi, koq…
  6. lanjutin dong sama kakakknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar