Rina |
Beranjak kelas dua, Rina harus melaksanakan magang di sebuah perusahaan dan kebetulan ia memperoleh tempat magang di PT Tirta Husada yang bergerak dibidang budidaya ikan kerapu. Gadis yang cantik dan supel itu ditempatkan di bagian akuarium penangkaran ikan dan bertugas untuk memastikan kadar kelembaban dan suhu air. Saat memasuki tempat usaha Rina harus menggunakan jas warna putih agar tidak mengotori seragam sekolah yang ia pakai. Tugasnya ditempat magang hanyalah mencatat tingkat kelembaban dan suhu air di masing – masing aquarium lalu melaporkan pada Pak Dasim selaku supervisor. Pak Dasim adalah pria umur 40 tahun yang sudah bekerja sebagai supervisor di perusahaan itu. Beliau selalu memberikan arahan kepadanya bagaimana suhu dan kelembaban air yang tepat. Beliau adalah orang yang baik dan ramah sehingga cukup akrab dengan Rina. Tak jarang saat waktu istirahat Rina makan bersama Pak Dasim dan juga karyawan lain, karena Rina juga anak yang supel dan suka bergaul dengan semua kalangan. Seminggu Rina beraktivitas di tempat tersebut, namun ia benar –benar tidak menyadari bahwa beberapa karyawan sering memandanginya terutama Pak Dasim selaku Supervisor. Bagaimana tidak, Rina Gadis yang Cantik, dengan tubuh yang ideal dan berisi, apalagi seragam sekolahnya yangketat dan roknya yang pendek kira 15 cm diatas lutut dan juga kaos kaki panjang menutupi betisnya. Walaupun tertutupi oleh jas panjang nya namun tetap saja malah menambah keseksian gadis usia 17 tahun tersebut. Suatu saat, ia melaporkan hasil pencatatan masing – masing kolam aquariumnya.
“Pak Dasim, semua aquarium sudah saya catat, silahkan bisa bapak periksa “ kata Rina sembari menyodorkan catatannya.
“oh, iya Terima kasih Rina” ujar Pak Dasim
Karena merasa penasaran ia pun juga duduk disamping Pak Dasim dengan menyilangkan Kakinya sehingga roknya semakin tersingkap dan tak bisa menutupi pahanya yang mulus dan hampir terlihat celana dalamnya. Pandangan Pak Dasim tidak lagi tertuju pada catatan tetapi sedikit mencuri pandang pada paha mulus Rina, dan beliau pun hanya bisa menelan ludah.
“Pak, kok bengong sih!” Sentak Rina sembari tersenyum melihat kelakukan Supervisornya
“O.. o.. o, maaf ya sebentar saya lihat dulu, emmm kayaknya sudah cukup, jadi kita tidak perlu mengubah kadar air nya” Ujar Pak Dasim
“Oke Bos, ngomong –ngomong Bapak kok gugup gitu sih, santai aja dong Pak” hibur Rina
“haha, iya maaf, ayo kita ke kantin sudah waktunya istirahat” perintah Pak Dasim
“siap Bos” jawabnya dengan berseri – seri
Pada waktu malam hari Pak Dasim hanya bisa membayangkan apa yang terjadi siang tadi. Pikirannya mulai kacau seolah – olah ia ingin mengelus paha mulus Rina, apalagi payudaranya yang cukup menawan membuat imajinasi Pak Dasim serasa ingin meremasnya. Apalagi Pak Dasim sudah lama bercerai dengan istrinya, jadi gairah kejantananya mulai bangkit gara –gara kelkuan Rina. Hingga akhirnya ia memiliki sebuah rencana untuk mempiaskan nafsu birahinya tersebut.
Keesokan harinya masih sama, Rina tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Namun kali ini Pak Dasim akan menambahkan tugas tambahan untuk Rina agar rencananya dapat berhasil.
“Rin” sapa Pak Dasim
“Iya Pak” jawab Rina lembut
“Saya mau minta bantuan, coba nanti kamu bantu saya melakukan pengecekan terhadap jenis pakan kan bisa nggak?” pinta Pak Dasim
“emm, wah nanti pulangnya agak sorean nih Pak” jawabnya secara halus
“Iya maaf soalnya ini penting banget, ntar saya kasih uang lembur deh” Rayu Pak Dasim
“Hehe, kalo gitu kan sama –sama enak” jawabnya senbari menyindir
“hah, dasar kamu” ujar Pak Dasim sambil tersenyum
Akhirnya rencananya berhasil. Pak Dasim hanya menunggu saat yang teat yakni saat pegawai sudah pulang semua. Dan waktunya pun tiba yakni saat Sore dan ruangan tempat penangkaran pun sangat sepi tetapi Rina masih menjalankan tugas tambahan dari Pak Dasim. Saat Rina mencoba memberi pakan yang tepat pada Ikan, Pak Dasim mulai mengendap –ngendap memasuki Ruangan setalah selesai istirahat. Tak lupa ia pun mengunci Ruangan. Keadaan pun menjadi sangat sepi. Saat Rina sibuk melakukan tugasnya, Rina memandangi kolam dengan posisi membungkuk dan sekarang ia tidak memakai jas dan hanya memakai seragam dengan roknya yang minim itu, seolah sudah siap untuk diterkam. Pak Dasim mengendap – endap lalu dengan cepat ia memasukkan tangannya kedalam rok Rina dan mengelus elus pinggulnya. Sontak Rina pun kaget.
“Ahh, apa – apan ini!” teriak Rina dengan kaget
Sebelum sempet membalikkan badan Pak Dasim sudah merangkul tubuh gadis itu. Saat Rina menoleh ia pun kaget.
“Pak Dasim!” teriaknya kaget
“iya Manis, ini bapak, gimana laporannya” katanya sambil berbasa – basi
“ enggghhh, pak lepasin pak, saya mohon” pintanya sambil merintih
“ayo dong, cantik bantu bapak menganalisa tubuh indah kamu” ejek Pak Dasim
“tidak Pak, jangan,toloooong toloong” Rina berteriak minta tolong
“diam kamu, lagian tempat ini sudah sepi karena semua pegawai telah pulang, sebaiknya kamu turutin kata – kata bapak, atau kamu saya berhebtikan dari magang disini” ancam Pak Dasim
“enggak pak, saya tidak bisa berhenti magang” rengeknya
“bagus, kamu hanya bisa menuruti kata – kata saya kalau begitu” kata Pak Dasim sembari masih mengkunci leher Rina dengan tangan kanan dan mengelus pinggul dengan tangan kiri.
Rina hanya bisa memberikan tatapan sayu karena dirinya akan diperkosa. Lalu Pak Dasim melepas cengkramannya.Tanpa diduga Rina langsung berbalik dan mendorong Pak Dasim hinggat terjatuh, lalu ia pun berlari menuju ke pintu, namun sayang pintu sudah terkunci.
“ Tolong – tolong” teriaknya seraya menggedor pintu
Saat itu juga Pak Dasim segera mendatanginya, lalu Rina pun hanya bisa berbalik dan mencoba menutupi tubuhnya dan memegangi roknya agar tidak di singkapkan oleh Pak Dasim lagi. Ia sudah tidak bisa menghindari pemerkosaan itu.
“hehe, mau lari kemana manis” kata Pak Dasim sembari melangkah mendekati Rina.
“ ampun pak jangaaan” rengek Rina dengan mata yang mulai menangis.
Pak Dasim mendekati Rina dan langsung menampar wajahnya
“Plakkk” tampar Pak Dasim.
"aaawwww" Rina kesakitan
Rina pun langsung menagis dan mengusap pipinya. Lalu Pak Dasim mendekatkan wajahnya kepada Rina.
“begini kalau kamu berani melawan saya, saya bisa memukul kamu lebih keras lagi“ ancam nya.
“ampuun pak, saya minta maaf, hu hu hu” kata Rina sambil menangis dan memalingkan wajahnya karena terlalu dekat dengan wajah Pak Dasim.ia tidak mengira ternyata orang yang dia kenal baik bisa sekejam itu.
“Bagus sekarang ikut saya” ajaknya seraya menarik rambut Rina yang indah. Ia menjambak dan menyeretnya
“ampun pak, tolong lepaskan saya” pinta nya dengan tangisan yang lebih keras
Ia langsing dilempar ke pojok ruangan dengan tembok dibelakang dann kanannya sedangkan dikirinya tertutup oleh aquarium. Pak Dasim langsung membuka sabuknya dan melorotkan celananya. Pemerkosaan akan segera dimulai.
“ampun pak tolong jangan apa –apakan saya Pak” tangis RinaSebuah penis besar di hadapkan pada Rina.
“ok, sekarang kamu kulum punya Bapak, atau kamu mau saya pukul lagi” tegasnya
“ampun pak jangan” rengek Rina
“Ayo cepet emut anu saya” perintahnya
Rina pun mendekat dan memegangi penis Pak Dasim dan memasukkan nya ke mulutnya.
“sluuup, mmmhhhmmppp” Rina menghisa penis Dasim
“lebih cepet lagi donk” Pak Dasim kurang sabar dan menjambak rambutnya dan menggerakkan sendiri kepala Rina
Beberapa saat kemudian ia mulai mencabut penisnya dan mengangkat Rina dan menyandarkannya di tembok. Pak Dasim mencoba melucuti baju Rina walaupun roknya sudah tersingkap karena dalam posisi duduk seperti itu. Ia mencoba berontak namun tamparan keras kembali menghampirinya sehingga ia hanya bisa menangis dan pasrah atas apa yang dialaminya. Pakaian seragamnya sudah terbuaka dan hanya tersisa branya saja. Bra yang hanya menutupi sebagiaan itu langsung ditarik oleh Pak Dasim sehingga buah dada nya tampak jelas. Langsung saja Pak Dasim menghisap putting susu Rina.
Pak Dasim |
“ampun Pak, tolong hentikan Pak Dasim” Rina merintih memelas kepada Pak Dasim namun tidak dihiraukanya
Pak Dasim terus menerus menghisap puting susu Rina secara bergantian, bahkan ia merapatkan buah dada Rina sehingga ia bisa menghisap kedua-duanya. Rina hanya bisa terengah –engah karena merasa terangsang dan tangannya hanya bisa memegangi lengan Pak Dasim untuk menahan orgasmenya.
“sekarang kamu tunggu sebentar” Kata Pak Dasim sambil berdiri dan ingin mengambil sesuatu. Ternyata ia mengambil sebuah kursi untuk Rina.
“sekarang kamu duduk dikursi ini” perintah Pak Dasim
Tanpa sepatah kata Rina langsung duduk di kursi itu. Pak Dasim langsung merogoh roknya dan menarik celana dalamnya
“ Jangan Pak, hentikan” Rina mencoba memegangi celana dalamnya yang ditarik Pak Dasim
“sudah kamu diam saja” kata Pak Dasim sambil menari dan menepis tangan Rina agar tidak menghalangi aksinya.
Setelah celana dalamnya terlepas Pak Dasim langsung memasukkan jari jemarinya ke vagina Rina. Jarinya menggelitiki vagina tersebut dan mulai memasukkannya kedalam.
“aahhhh, aaahh hentikan pak” Rina hanya bisa mengerang
Hingga beberapa saat keluarlah cairan orgasme nya. Cairan itu membuat Pak Dasim tergiur dan ia langsuung menjilatinya bahkan menghisapi vagina milik Rina.
“Aaaaaaaaahhhh, hentikaaaaaaaaaaaaan” Rina berteriak karena dahsyatnya jilatan di vaginanya itu.
Ia hanya bisa mendorong pundak Pak Dasim namun jilatan itu semakin dalam dan semakin kuat. Hingga beberapa saat semua cairan orgasme membasahi kursi itu.
“sekarang kamu mu menghadap ketembok itu” perintah Pak Dasim seraya mengagkat tubuh Rina dan mendorong nya ketembok.
“sudah pak Cukup” Rina mencoba menawar
“apanya yang cukup, bapak pengen cobain rasanya memek kamu” kata Pak Dasim semabri memasukkan Penisnya kedalam vagina Rina.
“toloooong sudah hentikaaaan Pak, aaaaaaaaaahhhhh” Rina mencoba berontak namun terlambat penis Pak Dasim sudah memasuki vaginanya sehingga keperawananya pun jebol.
Ia diperkosa dengan posisi berdiri menghadap tembok sementara Pak Dasim menghujamnya dari belakang. Pemerkosaan berlangsung walaupun ia masih mengenakan seragam yang sudah terbuka kancingnya, dan rok abu –abunya yang mini sudah tersingkap ke atas.
” aaaaakkhhhh Pak saya mohon hentikan” Gesekan demi gesekan membuat Rina mengerang kesakitan
“wah memek kamu masih perawan ternyata, pantesan rasanya mantep banget, hahaha” Ujar Pak Dasim kegirangan.
Darah keperawanan Rina mengucur ke bawah menandakan bahwa ia sudah kehilangan kesuciannya. Kini ia hanya bisa meratapi nasib nahwa ia telah diperkosa oleh pemandunya di tempat kerja yang selama ini dia kira sangat baik. Ia tak menyangka akan bisa seperti ini jadinya. Beberapa jam sudah berlalu, gesekan demi gesekan semekain dipercepat bahkan rintihan Rina kini juga makin cepat, saat itu lah Pak Dasim segera mencabut penisnya dan membalikkian tubuh Rina dan menyuruhnyya untuk duduk agar bisa berhadapan dengan penisnya. “croooooooottt” penis itu langsung mengeluarkan sperma yang tepat di wajanya. Rina yang mencoba menghindarkan wajahnya sudah tidak bisa karena rambutnya dijambak sehingga mau tak mau wajahnya yang cantik harus menampung sperma itu.
Kini Rina hanya bisa bersandar di tembok itu meratapi nasib pemerkosaan oleh pengawasnya sendiri saat sedang magang. Dia tidak akan pernah melupakan kejadian ini.
###################
Sudah satu bulan Rina menjalaini aktivitas magang di PT Tirta Husada. Ia masih ingat tentang kejadian pemerkosaan yang menimpa dirinya. Walaupun begitu ia harus tetap menyeleseikan magangnya hingga dua bulan agar nilai sekolahnya terpenuhi. Pagi itu ia masuk lagi ke tempat usaha itu.
“pagi Rina” sapa pegawai tempat ia magang
“pagi pak” sapanya balik dengan tersenyum
Namun senyumnya berubah saat ia bertemu dengan Pak Dasim, pria yang memperkosanya kemarin malam. Ia tidakmenghiraukannya dan pergi mengambil jas putih magangnya dan segera melaksanakan tugasnya. Saat ia sedang sibuk mengamati kelembaban air, Pak Dasim menghampirinya.
“bagaimana Rina, airnya bagus?” Tanya Pak Dasim
Rina tak menjawab karena ia tahu siapa orang itu.
“hmmm, jangan gitu dong, nanti kita kayak kemarin lagi ya” kata Pak Dasim menggodanya
“maaf Pak, saya disni hanya melakukan tugas sekolah” ia menolaknya
“haha, bagaimanapun kamu harus mengikuti apa kata saya Rina, saya ini bos kamu” Kata Pak Dasim
Rina hanya diam dan terus menganalisa kelembaban air di aquarium.
“oke, setelah selesai, kamu laporkan ke saya” perintah Pak Dasim.
Rina hanya mengangguk saja. Setelah ia selesaiia menghampiri Pak Dasimyang sedang duduk di kursi. Kali ini ia mengancingkan jas putihnya agar keindahan tubuhnya tidak terlihat olehnya.
“duduk sini Rina” Pak Dasim menyuruhnya duduk di samping kursi panjang itu
Ia pun duduk tetapi sambil menjaga jarak. Ia menyerahkan laporan kerjanya.
“mmmm, ini sepertinya ada yang kurang” ujar Pak Dasim
“mana Pak?” Ia mendekat
Saat ia semakin dekat dengan Pak Dasim, tubuhnya langsung dirangkul. Pak Dasim mencoba menyusupkan tangannya ke sela – sela jas putih panjang Rina.
“aaaahhh,, jangan Pak saya mohon” pintanya
“sudah, kamu diam saja” ujar Pak Dasim sambil mengelus – elus pahanya
Rina hanya kesal karena ia tidak berani berbuat apa –apa.
“aaaahh, jangan Pak” ia meronta karena rangkulan tangan Pak Dasim mengarah ke payudarnya dan meremasnya
“ayo doing sayang, jangan teriak – teriak nanti orang – orang datang lo” rayu Pak Dasim “Pak saya mohon, jangan disini” pintanya karena malu
Tangan kanan Pak Dasim makin kencang meremas payudara Rina, sedangkan tangan kirinya mulai menjamah selangkangan gadis tujuh belas tahun itu.
“tubuh kamu semakin lama semakin aduhai cantik” ia menggoda lagi
“Pak, tolong hentikan, nanti ada orang yang melihat” Rina menasehatinya
“sudah kamu diam saja” ujarnya sembari mulai menyentuh vagina Rina
“aaaaaahhhh,, pak stop...aaaaahh” Rina menggelinjang saat clitorsnya di sentil
“wah, kalo kamu teriak –teriak nanti orang –orang pada tahu, kita lanjutkan nanti saja ya cantik” ujar Pak Dasim sembari melepaskan rangkulannya
Rina akhrinya melanjutkan tugasnya kembali. Beberapa saat kemudian Pak Dasim mendatanginya kembali.
“Rina apa kamu tidak kepanasan memakai jas itu terus” rayunya
“mmm, enggak kok” Rina tahu maksudnya
“sini bapak bantu lepas” Pak Dasim mulai membuka kancing jas Rina
“jangan Pak, saya...” ia mencoba mengelak
“sudah kamu diam saja, atau kamu mau saya kasih nilai jelek” ancam Pak Dasim
“mmm,, jangan Pak” rengeknya
“makanya, kamu harus nurut sama saya” kata Pak Dasim sambil mulai membuka Jas Rina
Kini Rina hanya memakai seragam abu –abu putih dengan rokpendeknya, sehingga
menggoda Pak Dasim. Apalagi saat Rina mencatat ia selalu dalam posisi membungkuk sehingga sedikit membuka pinggulnya.
“Paaaaaak, jangaaaaann” ia merengek karena Pinggulnya di elus saat ia masih mencatat
“sudah teruskan saja pekerjaan kamu” kata Pak Dasim
Rina pun hanya bisa pasrah merasakan pinggulnay digerayangi supervisornya tersebut.
Bahkan kini vaginanya mulai digelitiki dari belakang.
“aaaaaaaaaahhhh, jangan Pak, saya mohon” ia meronta
Pak Dasim terus menggesekkan tanganya ke vagina Rina yang masih tertutup celana dalam putih, berharap ia akan orgasme dan memperkosanya lagi di tempat. Belum sempat membuat gadis itu orgasme, beberapa suara berdatangan.
“sepertinya, semua sudah datang, nanti kita lanjutkan lagi setelah makan siang.” Kata Pak Dasim meninggalkan Rina
Saat makan sian Rina tidak lagi duduk bersama supervisornya yang bejat itu. Ia duduk di meja yang terpisah, namun tetap saja orang itu mendatanginya.
“Ayo, Rina sekarang kamu ikut saya” ajak Pak Dasim
“mau ke mana pak” tanyanya
“sudah, pokonya nanti kamu pasti senang” rayunya
Dengan berat hati ia mengikuti kata ornag itu, entah mau dibawa ke mana dirinya. Akhirnya mereka tiba di gudang penyimpanan milik perusahaan.
“Pak, mau apa kita kesini?” Rina heran
“sudah ayo masuk” paksanya
Saat di dalam mereka langsung menuju ke sudut ruangan. Pak Dasim yang dari tadi sudah tidak tahan terhadap kemulusan body Rina segera membuka celana dan mengelurakan penisnya.
“ayo sekarang kamu entot punya bapak” suruhnya
“pak tolong, saya tidak mau” rengeknya
“sudah, cepat nanti keburu ada orang datang” bentak Pak Dasim
Mau tak mau ia harus melakukan perintah bosnya itu. Ia segera mengulum penis pria tua itu, walaupun dari wajahnya tampak jijik.
“ayo terus sayang entot yang cepat” suruh Pak Dasim
Rina berusaha memperepat gerakannya, tetpi masih kurang memuaskan bosnya itu sehingga kini kepalanya digerak – gerakkan sendiri oleh Pak Dasim.
“mmmmmmmmmppppppp” ia meronta
“hmmmm,,, sungguh enak sayang” Pak Dasim kegirangan
Beberapa saat setelah itu, Pak Dasim mencabut penisnya dan mengyuruh Rina berdiri bersandar tembok.
“sekarang buka baju kamu” suruhnya
“tapi pak nanti kalo ada orang gimana” ia malu
“sudah lakukan saja cepet” bentaknya lagi
Rina akhrinya membuka kancing kemeja putihnya satu persatu. Saat sudah terbuka Pak Dasim langsung menyingkap bra Rina keatas dan mulai menghisap dan memelintir puting susu Rina.
“aaaaaaaaaaahhh, hentikan pak, aaahh” desahnya
“hmmm, toket kamu sungguh nikmat sayang” kata Pak Dasim sambil menghisapi puting susu itu
Setelah beberapa lama menikmati payudaranya, kini ia manyuruh Rina untuk menghadap ke tembok.
“Pak...tolong jangan di sini ”Rina merengek
“sudah kamu nurut aja” kata Pak Dasim sambil menarik pinggul Rina agar menungging
Pak Dasim menyingkap rok abu – abu Rina yang pendek dan mengelus vagina Rina.
“wahh, meki kamu sudah basah ternyata” katanya sambil mennyayatkan jari telunjuk ke vagina Rina
“aaaaaaahh, pak saya mohon” rengeknya
Pak Dasim semakin hasu dan melorotkan celana dalam putih milik Rina, dan mulai menjilati vagina itu.
“aaaaaaaaaaahhhh sudah paaakk hentikaan!!” ia terangsang hebat
“hmmm sluup, meki kamu juga enak sayang” kata Pak Dasim sambil terus mejilati vagina Rina setelah puas mencicipi vaginanya kini ia bersiap memasukkan penisnya ke dalam vagina itu.
“paaaaaak,jangaaaaaaaaaann hentikaaaaan” ia meronta
Penis sudah menghujam vagina Rina, Pak Dasim mulai menggesekkan batang kemaluannya itu di dalam.
“aaaaaahh aaaaaaahh ah” Rina mendesah seirama dengan hujaman penis itu.
Saat mereka berdua sedang asik melakukan hubungan intim, terdengar suara beberapa orang masuk ke dalam gudang.
“Pak hentikaaan, ada orang” Rina mencoba menghentikan
“sudah, kamu nikmatin aja”ujarPak Dasim masih menggesekkan kemaluannya
Orang – orang tersebut akhirnya memergoki mereka, namun mereka tidak kaget dengan hal itu.
“wah, jadi ini yang bapak bilang” kata mereka sudah tahu
“iya, habis ini giliran kalian” kata Pak Dasim mengobrol sambil terus bersenggama.
“pak, apa –apaan ini, tolong jangan perkosa saya, ahahaha” Rina mulai menangis karena ia akan di gang bang oleh semua karyawan
“sudah sayang, bapak cuma pengen bagi – bagi aja, sama anak buah bapak” kata Pak Dasim menghiburnya
“tidaaaaaaaaaaaakkkk, jangaaaaann” tangisannya menderu deru
Setelah puas akhirnya Pak Dasim mengeluarkan spermanya ke dalam vagina Rina.
“haaah, sekarang gilran kalian” ia mempersilahkan karyawannya
“jangaaaaaaan pak, hentikaaaaaaaan ahahaha” teriaknya saat karyawan –karyawan itu mengerubunginya
Salah satu karyawan segara merebahkannya dan menggagahinya. Mendapat gilran pertama untuk memperkosa Rina.
“ayo sayang, punya bapaklebih enak kok daripada punya Pak Dasim” rayu orang itu
“jangaaaaaaaaann, aaaaaaaaaahhh” penis sudah menembus vaginannya
Ia hanya bisa pasrah mengalami pemerkosaan di gudang oleh karyawan – karyawan
tempatnya magang. Masing – masing karyawan kebagian jatah satu – persatu, ada yang minta di entot, ada yang memperkosa anusnya dan lain sebagainya. Itu adalah kejadian pahit yang dialami Rina saat ia magang. Keesokan harinya ia masih tetap masuk magang, kali ini ia di lirik oleh karyawan –karyawan yang kemarin telah memperkosanya. Saat ia bertemu Pak Dasim,
“Rina, mulai sekarang kalau kamu kerja disni harus melepas semua pakaian kamu” ujar Pak Dasim dengan senyum licik
“Pak, saya mohon jangan permalukan saya” ia merengek
“sudah kamu nurut aja, kalo nggak nilai kamu jelek lho” salah seorang karyawan menimpalinya
Mau tidak mau ia harus menruti kata – kata mereka. Akhirnya ia harus rela menanggalkan seluruh pakaiannya termasuk pakaian dalamnya kecuali sepatu dan kaos kakinya. “haha, sekarang kamu lanjutkan tugas kamu” perintah Pak Dasim
Rina mengangguk dengan mata yang berlinang air mata serta wajah yang memerah karena ia harus telanjang di dalam perusahaan yang mana semua karyawannya laki – laki semua. Tak jarang saat ia sedang bekerja beberapa karyawan mencolek tubuhnya bahakan mencubit puting susunya. Dan di akhir pekerjaan ia juga mendapat tugas tambahan, yakni melayani nafsu birahi Pak Dasim beserta karyawan – karyawannya.
by: Marshal Bluees
ditunggu lanjutannya bro, jangan langsung tamat, masih bisa di kembangkan ceritanya ampe ke sekolah dia, misal ada teman sekolahnya yg tau, jadi bisa ikutan gitu ^^,
BalasHapusJual Game Hentai
Jual Film Gravure, JAV, Anime dan Hentai
kangen sama cerita bersambung nya bossss
BalasHapus
BalasHapusMarshal Blues kali bukan Marshal Bluees. Disalah2in supaya ga bisa digoogle ya?
Kemaren juga Dani D’Layonta jadi Danii D’Layonta.
Saya penulisnya mas, nama saya yang betul Nick Marshall Blouis lihat di Facebook, hehe
Hapuskalo mau googling cukup ketik seragamsma
mantap.. ceritanya.. bagus sekarang karya2 baru..
BalasHapusMantap ceritanya
BalasHapus