 |
Maya |
“ARGGGHHH…ADUHHH!! Hkk hk hkk..”
Pak Agung merebahkan tubuhnya menindih tubuhku dari belakang. Selangkangannya mendesak kuat gundukan buah pantatku, ia membujukku agar berhenti menangis.
“s-sudah pakk.., dicabuthh ajaa.., sakit pak, sa..kiiitttt.. aww.”
“waduhhh, jangannnn dong , dengan susah payah bapak akhirnya berhasil menyodomi kamu, masa sekarang harus dikeluarin sih”
“Ahhhh, Ahhhh, awwhhhhh…!!” aku menjerit sejadi-jadinya saat benda besar itu mulai bergerak menumbuk-numbuk liang anusku
Aku mengerang, merintih dan memekik kesakitan, tubuhku terguncang dan terdesak-desak dengan hebat oleh benda besar diselangkangan pak Agung yang memompa kuat liang duburku.
“Plakkk.. plakkk plakkk plakkkkk…”
Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Gempuran demi gempuran batang penis pak Agung seolah menguras habis tenagaku, tumbukan-tumbukan batang penisnya semakin kuat dan cepat. Aku mengerang dan merintih kesakitan disodomi olehnya. Akhirnya aku tidak tahan dan mulai merengek memohon agar pak Agung mau meperlembut tempo sodokannya.