“Ra, congrats ya say.. tempat neduh barunya,”
canda seorang wanita yang wajahnya tidak asing bagi pembaca majalah-majalah
khusus pria dewasa.
Aura dan wanita itu melakukan ‘toast’ gelas
di tangan mereka, di rias dengan manis tawa keduanya. Malam ini Aura Kasih merayakan
pesta di sebuah kondo tempat kediaman barunya, lantaran lagu yang dibawakannya meledak
di pasaran. Ia undang seluruh kerabat dan beberapa anggota keluarga di acara
special ini. Pesta berlangsung meriah meski sederhana, Aura gembira meski ada
sesuatu mengganjal di hati kecilnya. Malam semakin larut, kolega beserta family
pamit satu per satu.
“Say, aku nginep dong.. temenin kamuu, yah?,”
teman Aura tadi melontar tanya.
“Boleh, but not tonight yah… ada acara
khusus, hihi” jawab Aura dengan kerlingan mata genit.
“Cie ciee.. pasti ada yang mau ehem malam
ini, haha.” Keduanya tertawa, Aura langsung menggelitik pinggang teman yang
meledeknya itu. “Tapi kemana Ra gacoan lo.. kok nggak kelihatan?”.
Aura langsung menggeser slide Black berry Torch
9810 nya ke atas, “iya dia bilang lagi ada bisnis sebentar sama Om Punjabi..
terkait film layar lebar baru nya,”
Teman
Aura itu hanya ‘Oo…”. Padahal di BB-nya, Aura membaca pesan yang sudah sedari
siang mengatakan kalau pria yang tengah digossipkan dekat dengannya (untuk
mengaburkan opini massa bahwa kemunculannya sebagai artis bukan simpanan
pejabat) akan telat hadir, dan Aura me-reply ‘tidak usah datang saja karena sudah
pada pulang’. Tentu kehadiran nya memang hanya agar massa berpendapat, ‘oh ya
benar kehidupan Aura sebagai artis normal.. punya pacar’, jadi percuma saja
sia-sia jika tidak menghasilkan opini demikian.
“Jadi lo mau pesta sendiri niih.. ‘gak
ngajak-ngajak,” ledek temannya lagi. Aura kembali menggelitik gemas pinggang temannya
itu.
“Hmm, oke deh…next time ya Ra”, wanita itu pamit
cipika cipiki sekiranya cukup bersenda gurau dan beberapa temannya ikut pamitan
pulang.