Melissa |
Perlahan-lahan sampailah mobil yang kukendarai di depan sekolah baruku ini. Ya, hari ini aku memulai kehidupan baruku di bangku SMA. Aku bersekolah di salah satu SMA Swasta favorit di Surabaya, begitu masuk ke dalam gedung kudengar seseorang memanggil namaku “Mell…” teriaknya riang, ia adalah temanku sejak SD, Mona namanya. Mona adalah gadis keturunan Chinese sama sepertiku. Kami berdua langsung menunju papan pembagian kelas dengan hati dag-dig-dug. Dengan perasaan tegang kami pun mulai mecari di kelas mana nama kami tertera.
“Tidaaakkk” kataku dalam hati sambil menghela nafas ketika kuliat namaku “Mellisa” ternyata terpisah dari mereka semua.
Mungkin memang sudah takdirku terpisah dari mereka. Kami pun berkumpul setelah meletakkan tas di kelas masing-masing. Bella, Stephanie, Levina, Mona, Retta, dan aku Mellisa, kami adalah anggota geng Clise-E yang kami ciptakan sejak SD. Tak Heran kami sudah mengenal satu sama lain begitu dekat , kami bercakap-cakap sambil menunggu jam bel masuk kelas. Tak lama kami berbicara masalah cowok, kelas yang terpisah-pisah (masing-masing di kelas yang berbeda), dan MOS (Masa Orientasi Siswa) yang akan kami lewati bel pun berbunyi. Aku segera masuk kelas dan duduk di bangku-ku. Sengaja aku memilih tempat agak depan karena aku tidak punya teman disini, keintimanku dengan anggota gengku mebuatku tidak mencari teman yang lain. Tiba-tiba orang yang duduk di belakangku mencolek punggungku
“Hey, siapa namamu?” katanya mengajak kenalan.
Sambil tersenyum kujulurkan tangganku menyalami tanganya “Mellisa, kalau kamu?” balasku
“Rey” jawabnya lagi.
Dia tidak satu SMP denganku, aku tidak pernah melihat wajahnya. Rey lumayan tinggi kulitnya putih bersih hampIr menyamai kulitku matanya agak sipit, tipikal orang Chinese, memang hampir rata-rata semua orang yang sekolah di sini Chinese. Aku membalikkan badan kembali ke depan dan berkenalan dengan cewek di depanku yang juga tidak satu SMP denganku
“Felita, panggil aja Tata”, jawabnya sambil tersenyum.
Aku berusaha mendapatkan teman disini karena semua anggota gengku tak ada.
##########################
Part 2: Break Time
“Kriiiinnnnggggg…….” Bel istirahat pun berbunyi, aku segera keluar kelas ingin berkumpul bersama gengku. Di antara mereka semua beberapa mengeluh karena sekelas dengan orang-orang yang tidak disukainya. Kami keliling muter-muter sekolah untuk melihat-lihat…
“Mell, cape nih, aus pula, kantin yuk.. minum” kata Bella sambil menarik lenganku ketika aku melangkah maju.
Kami duduk di bangku ber-6. Merasa ada yang memperhatikkanku aku menoleh ke bangku sebelah, tempat perasaan itu berasal. Ternyata Rey, ia tersenyum padaku, aku membalasnya dengan tersenyum pula, lalu ia pergi dengan seorang temannya.
“Ciiieeee… ntar Kevin cemburu looo” kata Retta menyebut nama Kevin pacarku sambil menyenggol lenganku
“Apa-an sih… itu temen sekelas aku, baru tadi kenalan”
“Temen apa temen?” sindir Levina ikut manambahi.
Kami pun bergurau sampai jam istirahat selesai dan kembali ke kelas masing-masing. Kulihat Tata merenung sendirian memandang taman tengah dari kelasku yang ada di lantai 5.
“Bengong aja niee…” kataku sambil mencoleknya
“Ehh.. iyaa” katanya lagi.
Menurut pengamatanku Tata ini anak yang pendiam, tapi ia cukup cantik walaupun tingginya sedikit dibawahku. Kami pun masuk kelas berdua, Rey sudah duduk di kursinya manyambutku kembali
“Tadi itu temenmu ya? Akrab banget” katanya.
“Yee.. jangan-jangan lu naksir salah satu ya…” kataku menggodanya.
“Ah.. Enggak..” jawabnya sambil tersipu malu.
Obrolan kami dihentikan oleh seorang bapak yang masuk ke kelasku umurnya masih muda, kutafsir sekitar 25an, badannya tegap, sedikit kurus kulitnya putih, sebenarnya lumayan ganteng juga menurutku tapi sayang, ia memakai kacamata yang tebal dan giginya gingsul sana-sini. Ia memperkenalkan diri sebagai wali kelasku namanya Dion, guru kesenian. Kami mulai disuruhnya memperkenalkan diri satu-persatu, menyebutkan nama SMP dulu, dan hari Ultah, hobby, dan keahlian. Dari sanalah aku tahu kalau tenyata Tata bukan asli Surabaya tapi orang Kalimantan.
#################################
Part 3: After School
Pelajaran demi pelajaran berlalu, kami pun pulang, aku melangkahkan kaki keluar kelas, di depan kelasku anggota gengku sudah menungguku, tiba-tiba Rey menarik tanganku aku spontan menoleh
“Ehm, Mell.. bole minta no hp kamu?” tanyanya, aku kaget lalu balik kutanya
“Ehmm buat apa-an?”
“Ya, mungkin buat naya-nanya tugas gitu” jawabnya gugup.
Aku mengiyakan saja kuraih HP yang ada di tanganya lalu kumasukkan nomer HP ku.
“Uda ni.., aku pulang dulu ya… bye”
“Bye”.
Di depan sana aku melihat anggota gengku berbisik bisik seperti membicarakankku..
“Ehem-ehem” Stephanie meniru suara orang batuk
“Baru kenal langsung minta no HP” Bella manambahi.
“Uda ah, males” kataku pura-pura ngambek
“Yee gitu doang marah” Mona meraih tanganku yang menjauh.
Kulihat HPku ada 1 New Message dari pacarku Kevin “Yank, aku dah di luar ni..” katanya. Aku pun berpamitan dan langsung menuju ke mobil Kevin pacarku.
“Gimana sekolah barunya?” katanya begitu aku masuk
“Yaaa.. gitu deh” jawabku singkat.
“Mau jalan kemana nie?” tanyanya
“Terserah kamu deh, sayangku…”.
Pada akhirnya kami berdua ke Mall terdekat seperti biasanya. Kevin adalah pacar keduaku, sebenarya sudah 3 kali aku pacaran tapi yang kedua sama ketiga aku putus nyambung dengannya, Dia setahun lebih tua dariku, seorang anak orang kaya, wajahnya tampan, otaknya juga lumayan tapi dia kurang dapat perhatian dari mama papanya, selain itu dia anak tunggal, Papanya Chinese sedangkan mamanya seorang Jerman. Meskipun Jerman tapi mamanya sudah mahir berbahasa Indonesia, ia cukup ramah terhadapku yang beberapa kali ke rumah Kevin. Selama pacaran hubungan kami biasa saja, paling banter sebatas ciuman bibir saja. Tapi belakangan ini ia mulai agresif tidak sepasif dulu, ia selalu meciumku saat berpisah. Kami sama-sama kurang dapat perhatian orang tua, banyak kesamaan pada diri kami yang membuat kami cocok satu sama lain. Sebenarnya banyak juga yang menembakku waktu tahu aku putus dengannya dulu, tapi aku orang yang sangat pemilih dalam hal memilih pacar. Setelah puas makan, nonton dan jalan-jalan seperti biasa ia mengantarku pulang. Aku melepas sepatuku dan meletakkannya di rak. Mbok Inem menyambutku
“Dari mana aja to non?” tanyanya cemas
“Biasa mbok, abis jalan ma pacar” tegasku.
Aku menuju ke kamar dan berpapasan dengan adik laki-lakiku yang 2 tahun lebih muda
“Ti, nih cece bawa oleh-oleh buat kamu” kataku sambil memberikan bungkusan kresek yang berisi kwetiaw kesukaanya.
Tidak ada orang selain kami bertiga di rumah ini, papa dan mamaku sibuk bekerja, biasanya malam baru pulang. Aku merebahkan diri ke kasur sambil smsan dengan pacarku, menunggu mbok Inem menyiapkan makan malam. 1 New Message, kupikir itu dari Kevin ternyata dari Rey
“Hi, Mell.. lagi ngapain?”
“Ga lagi apa2, nunguin makanan ni… laper” jawabku sekenanya karena aku disibukkan dengan membalas 2 orang yang SMSan denganku.
“Non.. makananya sudah jadi” teriak mbok Inem dari dapur
“Iya Mbokk tunggu bentar” kataku menuruni tangga menuju meja makan.
Aku melahap nasi goreng andalan mbok Inem berdua dengan adikku yang makan kwetiaw oleh-oleh dariku. Aku kembali ke kamarku dan tertidur setelah selesai makan
################################
Part 4: Holliday
Kubuka mataku, segera aku melangkah ke kamar mandi. Kubasuh tubuhku sampai bersih kemudian kukenakan baju terbaikku. Kemarin Kevin mengajakku menginap di villa keluarganya yang ada di Malang. Ini memang bukan pertama kalinya kami berlibur besama, tentunya di kamar yang berbeda. Selagi ini hari Sabtu dan aku baru masuk sekolah hari Rabu aku iyakan saja ajakannya, katanya ia mengajak beberapa teman dan sepupunya. Sebenarya aku agak canggung bertemu sepupunya itu, tapi biarlah. Setelah kukemas beberapa pakaian untuk 4 hari disana aku menunggunya di teras rumah.
“Mana, mama papa mbok?” tanyaku karena tidak melihat mereka.
“Oh… bapak sama ibu kemarin ke Jakarta non, pulangnya seminggu lagi”
“Ooo.. ya sudah kalo gitu, mbok kalo mama papa nanyain bilang aja aku ke malang mau liburan bareng temem-teman”
“Iya, baik non”.
Tak lama setelah itu terdengar klakson mobil teryata Kevin sudah disana, ia membantuku membawa masuk koper ke mobilnya
“Dek Kevin, dijaga ya si nonnya” pesan mbok Inem kepada Kevin.
Rena |
####################################
Part 5: Ricardo
Aku masih ingat hari terakhir ia pacaran denganku
“Kamu suka Kevin ya? Tanyanya di hari itu… “Jujur aja, aku nggak marah kok” katanya lagi.
Aku terdiam, pada saat itu aku dan Kevin memang saling suka. Tapi kami tetap menjaga jarak karena kau tidak mau merusak hubunganya dengan sepupunya yang waktu itu pacarku. Dodo menungguku mengatakan sesuatu, dengan sabar ia membelai rambutku
“Ga apa-apa kalo kamu ga bisa bilang, aku udah bisa ngerasain kok” katanya seraya masih duduk di sampingku.
Aku menangis dan menubruk dadanya yang bidang, ia memelukku erat sekali
“Sorry… sory… aku suka dia… aku ngeduain kamu, padahal kamu uda baik banget sama aku” jawabku sambil terisak di pelukkannya.
Kulihat matanya sembab sepertinya ia mau menangis juga, ia tetap memelukku
“Ya uda… ga pa pa, kalo gitu kita putus ya… Tapi aku masih bisa jadi sahabat kamu kan?” katanya sambil menghapus air mataku.
“Makasih… “ jawabku sambil masih terisak tangis.
Ia mencium bibirku, aku membalas ciuman terakirnya itu, dia memelukku lagi
Mona, Levina & Bella |
”Sini, kubantu bawa barang” celetuk Dodo sambil mengambil koperku
“Ah, ga usa, aku bisa sendiri” balasku tak mau merepotkannya
“Ga, pa pa, cowok macam apa yang liat cewek keberatan bawa barang ga dibantu” senyumnya.
Aku tak mampu menolaknya lagi, kami berjalan berdua menuju ke kamarku sambil diisi beberapa obrolan singkat
“Sampe nih, turun yuk… ntar Kevin ngira yang nggak-nggak ke kita” katanya padaku.
Kami pun turun disambut kerut di jidat Kevin
“Ngapain?” tanyanya padaku
“Mmm Dodo bantu aku naikin barang, doang kok… gitu aja jealous” jawabku sambil mencubit pipinya, Ia tersenyum lega.
##########################################
Part 6: Bella and Bryan
Matahari terbenam, hari mulai malam. Aku kembali ke kamarku ditemani Kevin, seperti biasa ia menciumku lembut sebelum akhirnya kami berpisah. Aku masuk ke kamarku, karena tak bisa tidur aku membuka laptop sambil memasang headset mendengarkan lagu-lagu kesukaanku sampai akhirnya aku merasa ngantuk. Aku keluar kamar menuju kamar mandi, sudah kebiasaanku kalau sebelum tidur selalu buang air. Di tengah jalan kudengar suara desahan-desahan seseorang saat aku melewati kamar Bella. Aku yang sangat penasaran lalu mengintip di balik lubang kunci. Mataku langsung terbelalak, bagaimana tidak, kulihat Bella sedang bertelanjang bulat dengan seorang laki-laki yang tidak lain adalah pacarnya Bryan. Bryan sedang mengemut puting susu Bella seperti seorang bayi yang sedang menyusu pada ibunya, kulihat tangan Bella sedang menggengam sesuatu yang ternyata adalah penis Bryan. Bella mengocoknya sambil mendesah-desah karena puntingnya dilumat Bryan. Lalu kulihat keduanya berganti posisi, Bryan dibawah, Bella di atasnya, wajahnya di depan penis Bryan yang mengacung tegak, ia menjilati penis itu tanpa rasa jijik sekalipun, Bryan pun tak mau kalah ia ikut menjilati vagina Bella sampai akhirnya Bella berteriak pelan “aaahhhh” kulihat Bryan makin semangat menjilati vagina Bella, mungkin teriakannya tadi menandakan ia sedang orgasme. Jari Bryan mulai mencelup-celup ke vagina Bella. Mereka berganti posisi lagi sekarang penis Bryan sudah siap di depan vagina Bella, tak lama, kulihat Bryan sudah memaju mundurkan pinggangnya disertai desahan mereka berdua. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungku yang sedang asik berjongkok di depan pintu, dengan sigap aku langsung menutup mulutnya lalu menggeretnya menjauh dari kamar itu tanpa suara.
“Apa-an sih Mell, pake geret-geret aku segala” kata Mona kesal
“Abis, kamunya juga sih, kalo ketahuan kan bisa berabe” kataku sambil menghela nafas panjang
“Emang kamu ngintip apa sih tadi itu?” tanyanya heran
“Em.. Em.. nggak.. nggak ngintip apa-apa kok” jawabku menutupi.
“Iiiih, mencurigakan, udah, aku intip sendiri aja kalo gitu” balasnya sambil meninggalkanku pergi. Aku langsung panik dan menariknya kembali
“Eeee… jangan” tarikku “Kamu sih nggak mau bilang!” Mona pergi lagi, aku mengikutinya saja karena bingung harus menjawab apa.
Tanganku sudah siap untuk membekap mulutnya supaya tak bersuara saat melihat kejadian hot di kamar Bella. Matanya melotot, aku langsung menutup mulutnya lalu menggeretnya ke kamar mandi lagi.
“Udah..udah… anggep aja kita nggak pernah liat kejadian tadi” kataku pada Mona yang masih terlihat shock. Mona hanya menggangguk lalu kami kembali ke kamar masing-masing. Bayangan Bella masih mengiang-ngiang di kepalaku, sebenarnya ini buka pertama kalinya aku melihat hal seperti tadi, jujur saja aku kadang menonton BF secara sembunyi-sembunyi karena aku penasaran, tapi yang tadi itu pertama kalinya aku melihat liveshow yang dibintangi oleh Bella, sahabatku sendiri.
#######################################
Part 7: That’s how ‘it’s’ Begin
Tiga hari berlalu sejak aku dan Mona melihat kejadian itu, Bella dan Bryan terlihat biasa-biasa saja. Ini hari keempat aku di sini berarti besok aku sudah harus mengakhiri liburanku yang menyenangkan ini. Kami pesta BBQ di hari terakhir, Kevin membakarkan daging sapi itu untukku dan langsung meyuapkanya di depan teman-teman. Dodo terlihat kurang senang akan hal ini, aku tahu kalu ia masih memendam rasa padaku karena Rena adik perempuanya sering bilang padaku. Aku juga heran kenapa ia tak mencari gadis lain, kurasa dengan wajahnya yang tergolong ganteng, ditambah otaknnya yang super pintar itu pasti dia bisa mendapatkan pacar dengan sangat mudah. Aku berusaha menghentikkan Kevin secara halus
“Yank, ga malu apa diliatin temen temen..” tapi ia tak mengindahkan kata-kataku “Biariin” katanya sambil meleletkan lidah.
Aku melanjutkannya saja. Setelah selesai makan kami karaokean di ruang tengah sampai malam. Aku mulai mengantuk kuputuskan untuk tidur, yang lain pun ikut menyetujuinya. Aku kembali ke kamarku seperti biasa ditemani Kevin, kamar kami memang terletak di paling ujung sehingga kami yang terakir masuk ke kamar, setelah semua masuk ke kamarnya masing-masing akupun tak lama tiba di depan kamarku. Tiba-tiba Kevin memelukku, aku membalasnya sambil melingkarkan tanganku ke pinggangnya. Ia melakukan itu lama sekali sampai akhirnya aku tak sadar siapa yang memulai tapi bibir kami bertemu. Kami berciuman lebih panas dari biasanya, lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku, aku membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya juga, cukup lama lidah kami bergulat. Aku mengalami pengalaman baru, sebelumnya aku tidak pernah berciuman pakai lidah. Kevin menatapku dalam-dalam pendangan matanya menunjukkan keseriusan
“Aku sayang kamu” katanya memelukku lagi “Aku juga” balasku pelan. Ia menggendongku dan merebahkanku di ranjang. Kevin mengunci kamarku dari dalam, kuncinya masih tersangkut di lubang sehingga tak mungkin ada yang mengintip seperti aku kemarin, ia menyetel lagu classic di CD player yang ada di ujung kamarku dengan suara medium sehingga tidak membangunkan orang-orang, tapi bisa untuk menutupi suara yang ada di kamar ini.
“Kev…” kataku menatapnya tajam, ia hanya tersenyum lalu menindihku, wajah kami dekat sekali
“Kenapa…? Kamu… nggak mau ya…” tanyanya nakal.
Aku tak sempat menjawab, ia sudah melumat bibirku lagi. Kami melakukan French kiss cukup lama… Ia melepaskan ciumanya
“I love you, Mell” bisiknya di telingaku
“I love you too” aku membalas berbisik di telinganya.
Ia tersenyum, lalu mulai menciumi leherku, tanganya yang nakal mulai meremas payudaraku yang belum pernah tersentuh laki-laki dari balik bajuku.
“Aku buka ya…” bisiknya sambil mulai melpas kancing bajuku
“Kev…” kataku pelan.
Ia tak menjawab, hanya tersenyum. Tak terasa ternyata bajuku sudah terlepas, jarinya mulai nakal meremas-remas payudaraku yang masih terbungkus bra. Aku menatap matanya, ia juga menatap mataku, kami membisu sampai akhirnya ia mengulingkan tubuhku. Sekarang aku ada di atas menindihnya, jari-jari nakalnya mulai mencari-cari kaitan braku dan melepasnya. Kini tubuhku sudah telanjang dada, sesekali ia meremas payudaraku dan memainkan puntingku degan jarinya, aku mendesah-desah, ia juga menyusu padaku seperti yang dialkukan Bryan pada Bella kemarin, lidahnya menyenti-nyentil puntingku yang sudah tegak terangsang, menghisap bahkan kadang menggigit kecil, tubuhku menggenjang tak karuan karena baru pertama kali menerima perlakuan seperti itu. Kevin melepas seluruh bajunya, ia hanya menyisakan celana dalam di tubuhnya yang putih itu. Ia mengahampiriku lagi yang tergolek di atas ranjang. Kami berciuman lagi, tapi tangannya tak diam saja, ia mulai memelorotkan celana pendekku. Setelah berhasil ia mulai membelai-belai vaginaku dari luar celana dalam, jarinya ia tusuk-tusukkan tepat di lubang vaginaku. Entah sudah merah seperti apa mukaku ini
“Aku lepas ya…” bisiknya lembut di telingaku.
Aku diam saja menatap matanya
“Aku akan bertanggung jawab..” balasnya menatap mataku.
Celana dalamku sudah berhasil dipelorotkan, kini aku sudah telanjang bulat di depannya, ia juga melepaskan celana dalamnya, kulihat ke arah selangkanganya, panjang penisnhya kira-kira 18 cm dengan diameter 4 cm. Aku sedikit takut karena itu pertama kalinya bagiku melihat penis laki-laki secara jelas dan langsung. Ia menuntun tanganku ke penisnya lalu membimbingku mengocoknya membiarkanku mulai terbisasa memaju mundurkan tanganku, sementara tangan nakalnya mulai mengorek-ngorek vaginaku, ia menyusupkan 1 jari, berlanjut menjadi 2 dan akhirnya 3,Kevin adalah lelaki pertama yang memperlakukanku seperti ini. Ia mengajakku gaya 69 seperti yang dilakukan Bella kemarin, aku menurut, ia mulai menjilati vaginaku yang menimbulkan rasa geli tak karuan, lidahnya mulai menjilati bibir luar vaginaku,tak lama ia membuka bibir luar vaginaku dengan kedua jarinya, terpampanglah jelas sudah kemaluanku yang masih perawan itu, ia menjilati bagian dalm vaginaku dan menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya, ia menyapukan lidahnya atas bawah kiri kanan. Aku mencoba melakukan hal yang sama pada penisnya, mulai kujilat dan ku urut perlahan. Jari Kevin mencelup-celup pada vaginaku yang sudah basah oleh lendir kemaluanku, jarinya semakin genjar keluar masuk disana. Aku merasakan ada sesuatu yang ingin membludak keluar dari dalam diriku
“Aaaaahhhh….” Aku orgasme, Kevin menjilati cairan kewanitaanku sampai habis, kemudian aku tergolek lemas disampingnya.
Aku menatapnya, ia bangun dan sudah siap mengarahkan penisnya di sana, di depan pintu masuk vaginaku, penis yang sudah siap merobek mahkotaku.
“Kev…” kataku lagi, ia membelai rambutku
“Aku akan bertanggung jawab” ia mencium bibirku, kurasakan ia mulai mengesek-gesekkan penisnya di bibir vaginaku yang masih perawan “Tahan ya sayang…” bisiknya lembut.
Aku hanya menggangukan kepala pasrah.
“Ini juga pertama kalinya buatku..” bisiknya lagi, aku kaget, tapi tak kulihat kebohongan di matanya, pipinya merona merah.
Ia mulai memasukkan penisnya perlahan sambil melumat bibirku supaya aku tak berteriak. Kurasakan penisnya sudah ada di depan selaput daraku, ia berhenti kemudian dengan satu hentakan yang cukup keras ia mendorongnya. Aku merasakan pedih yang amat sangat di vaginaku sampai menitikkan air mata. Kevin membiarkan vaginaku beradaptasi dengan penisnya. Ia mengusap air mataku
“Terima Kasih” bisiknya.
Perlahan lahan ia mulai memompakan penisnya di vaginaku, rasa sakit itu mulai menghilang menjadi rasa geli, “Clep,clep,clep,clep” bunyi alat kelamin kami yang bergesekan, akupun mulai menikmati permainanya, kami melakukannya kira-kira 20 menit, selama itu tak henti-hentinya ia meciumku, melumat puntingku dan meremas remas payudaraku, sampai aku merasakan gelombang itu lagi, sodokan penisnya juga semakin cepat, kurasakan penis Kevin mulai berkedut-kedut siap memuntahkan isinya. Tapi aku kalah, tak lama aku mendesah
“Aaaahhhh” aku orgasme kedua kalinya. Kevin masih mengaduk-ngaduk vaginaku
“Aaahhhhh…” teriaknya, aku bisa merasakan penisnya menyemburkan sperma hangatnya ada kurang lebih 5 kali semburan di dalam vaginaku, terasa hangat sekali sperma itu. Kevin ambruk di dadaku dengan penis yang masih menancap di vaginaku. Nafas kami tersengal-sengal seperti orang yang baru lari maraton. Kami terdidur berpelukan masih dengan keadaan telanjang bulat dan penis yang menancap di vaginaku
#################################
Part 8: Beautiful day
Aku terbangun, masih berada di pelukan Kevin kekasihku. Tubuh kami hanya tertutup selimut penisnya itu tetap bersarang di vaginaku. Ia masih terdidur sambil memelukku, aku melihat noda darah di sprei, darah keperawananku yang berhasil direnggutnya kemarin. Aku mencium bibirnya mesra, ia mulai terbangun dan membalas ciumanku.
“Pagi…” kataku sambil tersenyum, ia membalas senyumanku, masih tetap memelukku
“Soryy… aku udah nodain cewek baik-baik kaya kamu” aku hanya tersenyum mendengar jawabanya itu
“Kamu sendiri? Emang bener yang kemarin itu juga pertama kali buat kamu?” tanyaku padanya
“Iya…” jawabnya dengan pipi merona merah, manis sekali.
“Berarti kita sama-sama noda-in dong” kataku berusaha menempis rasa bersalahnya.
Ia hanya tersenyum mengandeng tanganku menuju baju yang dipakainya kemarin
“Mell, aku punya sesuatu buat kamu” lalu ia mengeluarkan kotak kecil, ia berlutut dihadapanku dan membuka kotak yang isinya cincin berlian “Kita tunangan ya…” katanya sambil memakaikan cincin itu di jari manis kananku.
Yang satu dipakainya sendiri. Aku tersenyum
“Nanti waktu kamu sweet seventeen kita rayain pertunangan kita ya” katanya lagi. Aku menyuruhnya berdiri karena tak enak hati
“Apa nggak terlalu cepat? Aku masih mau kuliah Kev” kataku padanya
“Ya udah, kita nikahnya setelah kamu kuliah aja”
“Aiih… dasar kamu ini’ aku mencubit pipi tembemnya
“Aku kan uda bilang, aku bakal tanggung jawab, sayangku…” Kevin menciumku.
Kami memakai baju masing-masing, dan Kevin mengendap-ngendap keluar dari kamarku. Setelah mandi menyegarkan diri aku keluar, Kevin sudah menungguku di depan pintu. Kami turun dengan bergandengan tangan
“Ehem… pagi-pagi uda mesra nie” kata Rena adik sepupu kekasihku sambil menyenggol lenganku.
Aku hanya tertawa kecil sambil menyenggol balik lengannya. Dodo kelihatan tak senang melihatku bermesraan dengan Kevin, ia Keluar menuju halaman dan duduk di sana. Kevin sibuk menyuruh Mbok Tik untuk mengganti sprei kamarku ia beralasan kalau aku sedang haid dan tembus ke sprei, kemudian ia juga menyuruh Mbok Tik menyiapkan sarapan sebelum kepulangan kami ke Surabaya. Sementara ia sibuk, aku mengikuti Dodo, ia termenung menatap rumput hijau di halaman villa.
“Dooorrrr…” kataku mengaggetkannya
“Mellisa! Ngaggetin aja!” teriaknya marah.
“Yee… gitu aja ngambek” aku duduk disampingnya ,suasananya sama seperti dulu, hari terakhir aku berpacaran dengannya.
“Gimana hubungan kamu?” tanyanya memecah kebisuan di antara kami
“Baek-baek aja, kamu sendiri? Kok masi jomblo sih” balasku.
Ia tertawa… tawanya yang begitu hangat… sudah setahun lebih aku tak melihat tawanya itu
“Kayaknya cuma kamu deh yang mau sama aku” katanya berbohong, aku tahu persis kalau Dodo dikejar-kejar banyak cewek di sekolahnya, Rena sering bercerita padaku.
“Masa sih? Kamu kan ganteng, pinter lagi, masa nggak ada yang ngejar-ngejar” aku meleletkan lidah padanya.
Dia mendekatiku lalu tiba-tiba menciumku, aku berusaha berontak, tapi tanganya erat memelukku, cukup lama ia menciumku.
“Aku… masih sayang kamu…” katanya sambil memelukku.
Matanya sembab seperti mau menangis. Aku merasakan kejadian satu setengah tahun yang lalu itu terulang lagi. Aku melepaskan pelukannya karena Kevin memanggilku… Aku tak mau kalau Kevin sampai mengetahui hal ini
“Maafin aku…” aku mengusap air mata yang menetes di pipinya mengeluarkan selembar tissue yang ada di kantongku dan memberikan padanya.
Mungkin aku terlalu lama datang ke Kevin, ia menatapku yang sedang memberikan tissue ke Dodo dari kejauhan sambil merasa heran. Aku menyuruhnya pergi dengan gerakan mataku. Ia menurut walaupun aku bisa melihat kerutan alis di jidatnya….
To be continued
NB: maaf di cerita pembukaan ini belum muncul unsur BB nya, episode berikutnya baru, ditunggu ya!!
By : Mellisa
---------------------------------------
20 komentar
Pertamax kah?..
sorry klo kurang memuasin
@chads : waa~ ngga la
Ni kjadiannya ga di sna kok
maap klo kurang memuasin.. ni pertamax emang
@ Poke rejeh : mmmm… nanti kucoba bikin de.. hhaha
gpp, maksi commentnya “kritik n saran membangun”
@chads : ini saia yg bikin~ perkenalkan whahaha
kjadiannya ga dsana kok
Aq penasaran bgt,ryt 12 ma kontrakan birahi 4 kemana?
2 cerita tu yg sgt Aq suka!!!
Lanjutannya jangan lama-lama, ntar kelupaan plot cerita yang ini.
Oh, count me as one of your subscribers, Mel.
itu cerita asli kali…
gw tau tu mellisa…
cm itu bukan foto2nya dia…
kalo mau tau mellisa itu kaya apa, cari di FB bro…
Ichaa Melichaa
dia anak cirebon bro…
bispak asal lo bs deketinnya….
tolong BSH jangan komen macem macem apalagi pake sebar sebar FB segala. masih banyak media lain kalau mau sebar sebar cerita BSH kaya gitu dan di sini bukan tempat seperti itu…
komen mengenai cerita:
jujur, ketika baru mulai baca… sudah terasa kalau ini tidak akan ada beastnya… so selama membaca berharap kalau ini akan bersambung. akan tetapi di awal yang lembut dan halus seperti ini harus bisa memainkan plotnya… sekedar masukan
mengenai plot sendiri jujur kok agak membingungkan… di awal itu waktu SMA… terus di akhir kuliah… terus ada rentang waktu satu setengah tahun dan seinget gw kalo SMA itu 3 tahun… gak ada konsistensi… mungkin ada baiknya sebelum dikirim ke bos shu itu sudah perlu di lihat dan di ricek lagi ceritanya… memastikan unsur logika cerita pun tersampaikan…
overal: Ada potensi yang bagus… tergantung perkembangan cerita dan konsistensi dan ketelitian…
CMIIW… semoga masukannya berguna ya sis mellisa…
-begajoel-
minta sh FB’y ..
hehehehehe ..
Yup potensinya bagus bngt, main emosi dan perlahan2 mulai naik, smoga cerita kedua mulai masuk unsur bbnya, ngga sabar ni sis,
mendukung banget buat eps brikutnya
smoga memuaskan
Saya nggak pernah pake nama asli (privasi)
smoga dapat dimengerti ya ^^