Chapter 3 : Jennifer Last
Dan disini aku berdiri menatap bayang semu diri-ku, mencoba mengerti, mencoba memahami apa yang sebenarnya aku lakukan di tempat ini. Aku berdiri sendirian, sementara embun hangat dari bathtub menutup bayang wajahku di cermin tepat dihadapan-ku, pelan kusapu embun itu sehingga aku dapat melihat dengan jelas pantulan tubuh telanjang-ku dan wajah-ku yang begitu kusam pada cermin dihadapan-ku..
“ Senyum Jennyyy . senyummm“ bisik-ku pada diri-ku sendiri
Tak bisa, tak ada senyuman yang mucul, hanya tetes air mata yang mulai perlahan turun dari tepian mata-ku. Perlahan kucoba untuk menahan isakan tangis yang mulai meletup dalam diri-ku, bukan, jangan sekarang saatnya untuk diriku menyesali apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi nanti. Kutatap layar BlackBerry-ku, seseorang yang tengah memeluk-ku erat sementara kami tersenyum lepas seolah hari esok akan begitu indahnya..tak ada yang tahu kapal ini akan karam disini and just my luck hingga aku harus ‘terkurung’ disini. Ingin rasanya menghubungi lelaki itu, menangis sekuatnya melepas sejenak semua beban ini tapi aku tak sanggup, tak akan pernah sanggup untuk melakukan ini semua, aku tak mau dia terlibat, tak mau dia tahu semua tentang aku, OK benar sebuah hubungan memerlukan sebuah kejujuran, tapi bukan yang seperti ini, bukan kenyataan yang seperti ini.. Aku bukan wanita seperti ini, bukan Jennifer yang seorang WANITA MURAHAN! Air mata ini kian meleleh hebat, aku menjatuhkan tubuhku membelakangi pintu, sementara tangisan-ku turun lebih hebat lagi. Kugenggam erat tangan-ku, mencoba menahan isakan tangis ini,
“ Lemah… Lemahhhh … Lemahhhhhhhh “ terus kuulang kata-kata itu
“ Heyyyyy… Lama banget sih !!! “ Bentak orang diluar sana samnil menggedor-gedor keras pintu kamar mandi..
Aku segera berdiri, menarik nafas panjang untuk menghilangkan tangisan-ku, sambil berteriak
“ SEBENTAR !! “ Bentak-ku kasar..
“ Jangan lupa pake baju yang ada di dalam kamar mandi “ Perintahnya lagi
Kulihat di sudut meja wastafel itu sebuah box berisi pakaian Maid ala Jepang yang begitu minim dan menjijikan, ya inilah aku sekarang tak lebih dari boneka murahan pemuas para bajingan itu. Kukeringkan tubuh-ku yang masih sedikit basah dengan handuk yang ada di sebelahku, sebelum kukenakan pakaian ala Maid itu, warnanya hitam gelap dengan garis-garis putih, rok-nya sangat pendek hanya 15cm dari pinggang-ku sementara bagian atasnya begitu ketat hingga membuat dada-ku nyaris menyembul keluar, kuambil pengikat rambut-ku dan kuikat dua membuat-ku lebih bergaya baby doll lagi, dan ya inilah aku Jennifer si wanita murahan. Kutatap layar BlackBerry-ku untuk kedua kalinya, kucium foto lelaki yang tengah memeluk-ku itu
“ I’m Sorry Ry… So Sorry “ kukatakan berulang kali dalam hati , sambil meletakkan BlackBerry ku dekat wastafel dan melangkah keluar, terus kuulangi kata-kata itu seperti boneka yang rusak…
##############
“ Ci Ella .. “ Panggil-ku.. “ Sebentar ya “ kata-ku pada Astrid dan Anton, sambil berlari kearah Ci Ella, wajahnya terlihat murung..
“ Kenapa ci ?? “ Tanya-ku aneh melihatnya..
“ Ah gapapa koq, cuma tadi dimarahin dosen, ada yang salah sama tugas cici “ Balas-nya
“ Wew.. terus gimana ci ?? “ Tanya-ku membayangkan betapa susah kuliah-ku nantinya..
“ Tenang aja, cici cuma kepikiran aja harus revisi mulai dari mana, tapi kalau harus ngulang dari awal juga masih sempet koq, soalnya cuma salah di hitungannya aja koq “ kata ci Ella sambil tersenyum..
“ Hummmm semangat ya ci “ kata-ku sambil tersenyum selebar-lebarnya, “ Sini-sini aku kenalin smaa temen-temen baru-ku ci.. “ aku menarik ci Ella ke tempat duduk Astrid dan Anton
“ Hallooo “ ci Ella tanpa segan memberikan tangannya lebih dulu untuk menyalami Astrid dan Anton, “ Angella “ lanjut ci Ella “ Anton sampai terbelalak melihat kecantikan ci Ella sepertinya, Yupz ci Ella emank super duper cantik banget belom lagi dia itu supel dan baik hati buktinya dia mau menyalami Juniornya lebih dulu, duh aku yang cewek aja iri banget sama ci Ella, beda banget sama aku yang terlalu tinggi dan kurus..hummm pengen banget kayak ci Ella T.T
“ Astrid “ senyum Astid , “ Anton “ kata Anton sambil mengganguk dan dengan malu-malu menyambut jabatan tangan ci Ella, hihihi
“ Kalian sama kaya Alice ? jurusan Bisnis Internasional ? “ Tanya ci Ella
“ Enggak ci, aku sama Anton ambil jurusan Akutansi.. “ Jawab Astrid..
“ Ooooo malah sama kayak Koko-nya hehe “ kata ci Ella Spontan sambil menunjuk-ku, yang membuat-ku kembali memikirkan Ko Edison di rumah sekarang..
“ Hmm, kalian udah beres atau masih tunggu giliran ?? “ Tanya ci Ella
“ Udah beres koq ci, cuma tadi keasyikan ngobrol sama Alice.. “ Astrid berkata sambil tersenyum.. sementara Anton hanya asyik mengganguk saja dari tadi hihihihi
“ Oh gitu bagus dech, kamu mau main dulu sama mereka atau mau langsung pulang aja Alice ?? “ tanya ci Ella membuyarkan lamunan-ku..
“ Ehhh,,, pulang aja dech ci aku belum beres-beres kamar “ jawab-ku pelan.
“ Hmmm okay,.. kalian mau ikut ?? cici anterin mau kemana ayoo “ tawar ci Ella
“ Ehhh ehh ga usah ci, Anton bawa motor koq, aku ikut dia pulang searah juga pulangnya “ jawab Astid..
“ Oooooo “ ciri khas ci Ella muncul lagi , “ Ya sudah kalo gitu, hati-hati ya pulangnya, cici pulang dulu ya harus revisi skripsi lagi soalny.. “ kata ci Ella sambil menghela nafas
“ Yawda, aku pulang dulu ya Trid, Anton.. ajak-ajak aku ya kalau mau pergi main hehe “ canda-ku..
“ Pasti donk, tenang aja nanti aku telepon kamu Lice.. “ jawab Astrid cepat, “ Ati-ati juga ya Lice, Ci Ella “
“ Dadah.. “ kata-ku sambil berjalan menjauh mengikuti ci Ella..
“ Alice.. Astrid mirip siapa ya ?? “ Tanya ci Ella sambil mobil-nya bergerak meninggalkan lapangan parkir,.
Aku mengangkat bahu-ku, sambil menggelengkan kepala, senyum Astrid memang terasa begitu akrab..
###########
Aku sampai di ruang tamu dimana keempat orang itu tengah duduk menunggu-ku seperti para raja yang tengah menunggu budak-nya datang, pakaian yang terasa begitu ketat yang kukenakan ini sama saja dengan menyuruhku bertelanjang, dan yang paling mengesalkan saat Peter mulai berjalan mendekat dan kemudian menarik baju-ku hingga payudara-ku menyembul keluar, dia langsung menjilati puting-ku dan kemudian Ramses ikut mendekat dan menarik kedua tangan-ku keatas hingga aku tak dapat mendorong Peter yang tengah menjilati puting-ku itu. Ya mereka mulai menelenjangiku, untuk apa aku harus mengenakan pakaian ini tadi. Peter kemudian mendorongku hingga berjongkok, membuka celana dalam-ku dan memasukan jemari-nya dalam vagina-ku, aku menjerit menahan rasa sakit jemari yang tengah menrobos masuk dalam vagina-ku yang masih kering itu, namun Ramses segera menutup mulut-ku dengan tangannya hingga aku tak dapat menjerit menahan rasa sakit itu. Jemari itu kian liar bermain dalam vagina-ku perlahan tubuh-ku mulai mengeluarkan cairan vagina yang membuat jemari itu kian lancar keluar masuk dalam vagina-ku, aku mendesah-desah tak karuan karena jemari itu yang seolah tanpa henti keluar masuk kian cepat hingga akhirnya vagina-ku meleleh, tubuh-ku menggelinjang saat organsme itu menerjang, mendesah tertahan karena Ramses yang terus menutup mulut-ku. Peter dan yang lainnya tertawa melihat diri-ku yang begitu mudah dipermainkan dan dengan cepatnya mencapai organsme-ku yang pertama, tak puas hanya seperti itu disodorkannya penisnya ke mulut-ku, memaksa-ku membuka mulut-ku menerima penisnya yang mejijikan itu. Digerakannya penis itu maju mundur dalam mulut-ku, sesekali masuk terlalu dalam hingga aku tersedak dibuatnya..aku hanya bisa pasrah menerima perlakuannya padaku itu, 15 menit lamanya aku harus melayani Peter dengan mulut-ku, namun penis itu belum menunjukan tanda-tanda akan segera mencapai puncak kenikmatannya. Tak sabar Peter mendorong tubuh-ku, menarik turun celana dalam-ku dan menusukan penisnya dalam vagina-ku, semantara tangannya terus meremas-remas payudara-ku yang tergantung tertahan pada pakaian-ku.. diremasnya payudara-ku sambil memilin kedua putingnya.. aku mengigit bibir bawa-ku saat penis Peter mulai menyeruak masuk, aku mendesah tertahan perlahan sesaat penis itu mulai memasuki-ku.
Kian lama kian cepat juga dia menyetubuhi-ku,.. lututku terasa sakit karena bergesekan dengan lantai, namun dia malah membalik tubuhku dan menarik pantatku lebih tinggi lagi hingga dia setengah berdiri menyetubuhi diriku yang menggangkang dibawahnya,dari posisi ini kau dapat melihat Peter yang tengah terkekeh menyetubuhi-ku. Sementara Ramses mulai menurunkan celana-nya dan menyodorkan penisnya ke mulut-ku, aku tak dapat menahan rasa sakit karena tubuhku yang ditekan ke bawah oleh Peter, tak dapat lagi bila aku harus memaksa diriku mengulum penis Ramses, namun tak ada penolakan dalam kamus mereka, tak perduli Ramses memaksa mulut-ku membuka dengan tangannya dan memaksa masuk penis itu dalam mulut-ku, tak ada yang dapat kulakukan selain menahan rasa sakit ini. Jadilah diriku disetubuhi oleh kedua bajingan ini, sementara Peter yang mulai lelah memanggi Jarwo untuk menahan punggung-ku, dari posisinya Jarwo dapat dengan leluasa melihat bagaimana penis Peter keluar masuk dalam vagina-ku, dan yang lebih menjijikan Jarwo tanpa ragu menjilati lubang anus-ku tanpa merasakan jijik sedikit pun karena wajahnya begitu dekatnya dengan penis Peter. Tentu jilatan lidah Jarwo pada lubang anus-ku membuatku kian menggelinjang tak tertahankan yang membuat diriku kian terangsang dan membuat dinding vagina-ku lebih ketat lagi menjepit penis Peter, dan Peter tampaknya menyadari itu karena dia menatap rendah pada-ku, kian cepat juga dia memacu penisnya keluar masuk dalam vagina-ku. Hingga akhirnya penis itu menyemburkan spermanya dalam vagina-ku..
“ Awas wo.. “ kata Peter sesaat sebelum menekan dalam-dalam penisnya dalam vagina-ku,
Ya hanya Peter yang memiliki hak untuk menyemburkan spermanya dalam vagina-ku sebuah aturan yang dibuatnya sendiri bahkan tanpa seizin-ku, spermanya tumpah begitu banyak hingga sebagian kurasakan meleleh keluar menyentuh lubang anus-ku. Peter melepas penisnya dari dalam vagina-ku, punggung-ku terasa begitu sakit, namun ini semua belum selesai, karena sekarang giliran Ramses menyetubuhi-ku…
#########
“ Gimana kuliah-nya ?? “ Tanya seseorang dari belakang-ku, sambil kemudian mengelus kepala-ku, suara itu pasti ko Ryan
“ Ko Ryannnnnn huhhhh “ Aku mendengus diperlakukan “ emanknya aku kucing dielus-elus kayak gitu “ balas-ku kesal, upsssss aduh aku jadi kayak anak kecil lagi dech
“ Hehehe, kan emank mirip kan .. “ godanya lagi..
“ Dah dech aku pulang aja “ jawab-ku pura-pura marah
“ Emank tau jalan pulang ?? “ kata ko Jack yang duduk di depan-ku
Ko Ryan dan Ci Ella malah tertawa mendengar celetukan itu, kesel membuat makin merengut
“ Liatin aja ya ko Jack, ko Ryan, nanti aku bales.. “ omel-ku
“ Hahaha.. yawda koko beliin es campur aja mau ga ?? “ bujuk ko Ryan menyogok-ku
“ Emank aku anak kecil, bweeeeee “ , “ ga mau satu, maunya 2 “ Jawab-ku sambil mengacungkan kedua jari-nya..Aduhhh kan kayak anak kecil lagi T.T
Ko Ryan malah tertawa terbahak-bahak sekarang melihat tingkah-ku tadi. “ Iya iya.. siap bosss “ katanya mengiyakan..
“ Yawda sekarang mau makan apa kalian ?? Tanya ci Ella
“ Biasa aja sayang, Nasi Goreng “ jawab ko Jack..
“ Elu Ry ?? “ , “ Gw juga dech tapi 1 aja.. “ jawab Ko Ryan
“ Hah apa seperempat ?? “ tanya ko Ryan meledek-ku lagi huuuh
“ Ich bawel si koko ich “ kata-ku kesal sambil mengembungkan pipi
“ Hahaha, becanda ich.. “ kata-nya sambil memencet pipi-ku…
“ Kamu mau berdua aja sama cici, Alice ?? “ Tanya ci Ella, Aku menggaguk cepat..
“ Makan-nya sedikit gimana mau sexy coba “ celetuk ko Ryan lagi, lama-lama ngeselin juga, jadi pengen ngbales..
“ Biarin bweeeee “ jawab-ku.. “ ga mau tau hukumannya jadi 2 es campur plus coklat Troches “
“ Hah apa ?? “, “ Fererro kali ?? “ Kata ko Jack
Ko Ryan langsung tertawa terbahak puas..
“ Sakit tenggorokan ya ?? “ Ledek-nya lagi
“ Aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh “ Aku mengamuk.. “ salah ngomonk.. sebel.. huh “
“ Udah ah isengin orang mulu “ kata ci Ella, “ 1 dibungkus ya say.. “ kata-nya pada ko Jack yang dibalas dengan anggukan oleh ko Jack.
“ Jadi, udah ada kabar apa ?? “ Tanya Jack setelah Ella pergi kearah kasir memberikan pesanan
Ko Ryan menggeleng.. “ Edison gimana ?? “
“ Tanya aja tuh sama Alice.. “ jawab ko Jack
Aku hanya menggeleng tak tahu..sambil menggangkat bahu..
Ko Ryan tiba-tiba mengelus rambut-ku lagi sambil tersenyum, wajahnya terlihat sedih..
###########
Jam 7 malam..
Aku tak tahu sedang apa dia? Makan malam apa dia hari ini ?? Tapi inilah makan malam-ku melayani 4 orang bajingan yang sedang membuka celana mereka sambil menyuruhku menyuapi dan menjilat penis mereka setiap kali aku menyuapinya, 4 orang bajingan besar yang tak lebih dari kacung-kacung-ku dulu, kecuali otak dari semua ini,sungguh melihat wajahnya saja rasanya begitu menjijikan, ingin rasanya memberikan tamparan ke wajah Peter yang tertawa-tawa itu namun yang paling menjijikan adalah saat dia menatap-ku dengan pandangan yang begitu merendahkan..
“ Sini-sini udah abis nich, suapin lagi donk.. “ panggil Jarwo, aku bergegas mengambil piring milik Jarwo dan menyuapinya, tangan-nya langsung menempel di bokong-ku dan meremasnya keras.
“ Awww “ aku menghardiknya sambil menepak tangannya..
“ Koq marah sih, ini nya belom nich… “ Kata Jarwo sambil menyodorkan penisnya..
Mau tak mau aku hanya dapat mengulum penis itu masuk dalam mulut-ku kemudian menjilatnya, aku dapat merasakan bagaimana mereka tertawa-tawa melihat aku melakukan ini semua, marah ya, tapi aku benar-benar ingin menangis sekarang. Tapi kutahan, aku tak dapat membiarkan mereka semakin menghina dan menghancurkan harga diri-ku lebih dari ini..cacian dan hinaan mereka terkadang begitu keterlaluan.
“ Tuh Ramses manggil tuh.. “ Suruh Jarwo seperti menyuruh pembantu,..
Aku hanya bisa menutup mulut-ku dan bergegas menyuapi Ramses yang harusnya supir aku. Kusuapi dia sebelum kemudian aku menunduk menciumi penisnya sebelum kemudian mengulumnya. Begitu seterusnya aku harus melayani ke-empat orang ini hingga makanan di piring mereka habis, dan setelah itu.
Arno menarik tubuh-ku ke atas meja makan, dia langsung merentangkan paha-ku dan kemudian menjilati vagina-ku. Aku hanya dapat menatap kosong langit-langit dengan lampu Kristal ruang makan, Jarwo langsung naik ke atas meja makan dan menyodorkan penisnya ke mulut-ku, tak perlu sebuah tamparan untuk menyuruh-ku, aku langsung mengulum penis itu, perlahan penis itu masuk ke mulut-ku seorama dengan lidah Arno yang tengah menyapu vagina-ku. Aku mendesis tertahan tiap kali lidah Arno menyentuh clitoris-ku. Sementara Ramses dan Peter hanya menyaksikan bagaimana kedua pembantu-ku ini mengerjai diri-ku, menyetubuhi-ku. Jarwo mencium-ku, namun aku menolak-nya kupalingkan wajah-ku ke kiri dan kanan, sementara tiba-tiba Arno menusuk-kan penisnya ke dalam vagina-ku, aku menjerit tertahan sementara penis itu bergerak maju mundur menghujamkan penisnya dalam vagina-ku..
“ Aghhhh, ughhhh .. “ Aku mendesah tertahan,, sebelum kemudian Jarwo kembali menjejalkan penisnya dalam mulut-ku..
Arno kian cepat memacu penisnya dalam vagina-ku, aku mendesah-desah tak karuan merasakan serbuan-nya yang tak berirama itu, sementara kian lama aku sadar bahwa organsme ku kian dekat, namun ku tahan, aku tahu aku mampu menahannya, Arno menampar-nampar bokong-ku, dia benar-benar menganggapku wanita murahan yang akan lebih terangsang saat seseorang menampar-nampar tubuh-ku, namun nyatanya kelakuannya itu membuat birahi-ku kembali turun. Namun penisnya tak pernah berhenti meluncur keluar masuk dalam vagina-ku hingga akhirnya dia mencapai organsmenya terlebih dahulu, dicabutnya penis dari dalam vagina-ku, dikocoknya penis itu di depan pertu-ku yang rata dan kemudian tubuhnya menggelinjang hingga kahirnya penis itu menyemprotkan spermanya ke perut-ku. Jarwo terkekeh melihat Arno yang begitu cepat mencapai organsme-nya sebelum kemudian dia turun dari meja makan dan menarik tubuh-ku turun, dia ingin menyetubuhi-ku dari belakang, kutunggu detik-detik dimana penis itu akan menerobos masuk, sementara aku dapat melihat Ramses dan Peter yang mendekati tubuh-ku, aku hanya bisa pasrah menunggu mereka menghabisi-ku
#########
“ Ko Ryan kenapa sih ?? “ , “ Kayak yang banyak pikiran banget ya ?? “ Tanya-ku penasaran..
“ Anak kecil ga usah ikut-ikutan.. “ Jawab ko Jack.. Sebel dech semua orang nganggep aku kayak anak kecil..
“ Mungkin urusan kantor Alice, “ Jawab ci Ella sambil tersenyum, huh emank cuma ci Ella yang sayang sama aku.
“ Susah ya ci kerja, kuliah aduhhhh nyerah dech aku “ kata-ku sambil menyenderkan tubuh-ku ke jok belakang..
“ Hehehe, ga koq asal kamu enjoy, tapi serius jangan kayak yang satu ini nich “ jawab ci Ella sambil menjiwir telinga ko Jacksen yang sedang menyetir, sukurinnn hihihi
“ Iya ci Amin, takut aku udah mau masuk kuliah minggu depan.. “ kata-ku..
“ Ga usah takud donk, emank cici ga tau kamu rangking terus ?? “ kata ci Ella
“ Ich cici, cici juga kan sama, malah pinteran cici daripada aku kayaknya, tapi skripsi cici aja harus revisi lagi, gimana aku ?? “
“ Loh, kamu revisi lagi yang ?? “ Tanya ko Jacksen
“ Iya, aku ada salah itungan say, makanya nich harus lebih teliti “ ci Ella tersenyum membuat aku ikut tersenyum.. duh enak banget punya cici kayak ci Ella..
“ Kamu tunggu sini aja ya say ?? aku cuma siapin makanan dulu, “ Kata ko Jacksen begitu berhenti di depan rumah-ku,.
“ Ich ga usah ko, aku juga bisa koq “ kata-ku sambil keluar pintu..
“ Hmm, “ pikir ko Jacksen “ yakin ?? “ Tanya-nya
“ Ya bisa lah ko, meremehkan banget sih.. aku tuh pinter tau kata ci Ella juga “ senyum-ku
“ lagi udah malem juga, “ tambah-ku, aku tahu ko Jacksen paling ga suka kalau ci Ella pulang lebih dari jam 10 malam di hari-hari kerja sedangkan sekarang sudah hampir jam 10 jadi ga enak kalau sampai dia malah melanggar aturan yang dibuatnya sendiri itu.
“ Yawda, kalau gitu, kamu tahu kan cukup taruh aja di depan pintu kamarnya, jangan ditaruh di dalem nanti malah ga dimakan “ ingat ko Jacksen..
“ Siap Boss “, “ Dah sana dah malem “ Kata-ku..
“ Yawda, koko jalan dulu “ kata Ko Jacksen
“ Dadah Alice.. sampai besok ya “ Kata ci Ella sambil melambaikan tangannya sementara mobil ko Jacksen mulai menjauh.
#########
Aku langsung menaruh makanan itu di depan pintu kamar ko Edison, dan mencuci wajah-ku untuk bergegas tidur, kupasang alaram di ponsel-ku ditambah lagi di weker-ku, aku tak mau kecolongan seperti tadi pagi lagi..
#########
Dan seperti hari-hari kemarin, pintu kamar-ku terbuka sesaat sebelum aku terlelap dalam tidur-ku, sosok itu langsung menindih tubuh-ku yang telah begitu lelahnya, dia mencium pipi-ku, tak ada yang dapat kulakukan selain membiarkan Peter melakukan ini semua, kubiarkan dia mencium pipi-ku, leherku sebelum kemudian mencium punggung-ku..
“ Jenni,,,Jenni .. “ , “ Pernah berfikir ga sih kenapa semua bisa seperti ini ?? “
“ Atau pernah juga berfikir apa yang telah dilakukan oleh Ryan dulu itu namanya sayang ? “
“ Terror ? Ancaman ? apa itu yang namanya untuk kebaikan ?? “
Dia membisiki kata-kata yang sama dengan yang dikatakannya setiap malam..
Terus melakukannya seperti itu..
Dia membalik tubuhku, hingga wajah kami saling berhadapan..
“ Lihat dimana kamu sekarang ? lihat apa saja yang telah terjadi dalam hidup kamu setelah bertemu dengan Ryan ?? “
“ Pernah berfikir bagaimana dia merusak hidup kamu ?? dengan kemunafikan kebaikannya ? “
“ Siapa dia ? lelaki yang bahkan tidak disukai oleh orangtua mu itu ?? “
“ Tapi aku, yang selalu menjadi tempat curhat mama-mu sejak dulu.. aku yang seharusnya menjadi lelaki untuk-mu “ katanya sambil mencium bibir-ku, kata-kata itu seolah ditiupkan langsung ke otak-ku..
“ Dan sekarang setelah kamu rusak seperti ini, ya setelah ini semua aku yang harus melindungi kamu sekarang ?? “
“ Pernah ga sih, kamu berfikir, merasa sedikit saja bersalah pada-ku ?? “
Aku menggelengkan kepala pada Peter, tidak memang tidak memangny apa yang telah dia lakukan untuk hidup-ku? Bukannya dia telah menghancurkannya lebih parah lagi ??
“ PLAKKK !! “ sebuah tamparan mendarat di pipi-ku, aku hanya diam menahan rasa sakit
Dia duduk di perut-ku sekarang, menarik kasar gaun malam-ku
“ Aku tanya siapa lelaki pertama yang melihat tubuh telanjang-mu ?? “ tanya-nya kasar
Aku diam…
“ Ryan kan ?? “ . “ Lelaki bajingan itu !! “ Bentaknya
“ Atau siapa orang pertama yang mencium putingmu seperti ini ? “ Peter mencium puting-ku sebelum kemudian menyedotnya dengan kasar.
Tubuhku mengeram meresponse rangsangan itu..
“ Ya seperti itu “ Kata Peter setelah puas menyedot puting-ku
“ Masih ingat bagaimana dia memperlakukan kamu ? merusak kamu ?? “ , “kamu harus ingat darimana keluarga kita berasal ? apa pantas dengan dirinya ?? “
Tangannya menyelusup masuk dalam celana dalam-ku, membelai perlahan clitoris-ku, aku merintih merasakan belaian itu di vagina-ku yang masih kering..
“ Seperti ini kan yang dia lakukan ?? “ Katanya sambil menyodorkan telunjuknya ke mulut-ku, aku membuka mulut-ku mengulum tangan Peter, yang kemudian digunakannya untuk membasahi vagina-ku,..
Tangan itu menggesek-gesek vagina-ku sambil lidah Peter menjilati telinga-ku membuat ku kian menyerah pada nafsu hewan ini. Tangan ini bergerak dengan sendirinya menyusup masuk dalam celana Peter, aku mulai membayangkan lelaki yang tengah menyetubuhi-ku ini adalah Ryan, ya Ryan walaupun aku sadar bahwa lelak ini dalah Peter si bajingan itu, oh tidak … mengapa aku bisa berubah menjadi begitu murahannya.. salah siapa ?? aku ?? diriku sendiri ?? atau Ryan ?? atau bajingan ini yang membuat-ku seperti ini ?? Jemari-ku menyentuh penis Peter yang telah berdiri tegang, masih di dalam celana-nya ku kocok penisnya seolah membuatnya ikut berpacu dengan birahi yang tengah diberikannya pada-ku. Dia mencium bibir-ku, tanpa sadar aku mulai membalas ciumannya itu, memainkan lidah kami ditengahnya, tubuh ini meresponse jauh lebih parah dibandingkan hari pertama aku disini, bisikan kata-katanya membuat otak-ku kian keruh, kian putus asa. Kami terus berciuman sementara aku mulai membuka pengait celana Peter dia pun kemudian menarik lepas celana dalam-ku, menarik kaki-ku naik dan mulai mengarahkan penisnya di bibir kemaluan-ku, perlahan penis itu mulai menerobos masuk, sebelum kemudian ditariknya untuk kemudian dipaksa masuk lebih dalam lagi..
#########
“ Mau kemana ?? “ tanya-ku sambil menyalakan lampu meja disebelah-ku, aku telah menunggu lebih dari satu jam di ruang tamu ini sambil sengaja mematikan lampu-ku, saat sosok yang kutunggu itu berdiri di depan pintu, sosok itu berusaha menghindar namun terlambat, dia memalingkan wajah-nya tak mau menatap-ku..
“ Kenapa ko , kenapa jadi begini ?? “ tanya-ku sambil melangkah mendekat..
Sosok itu malah beruha menghidari-ku, aku mempercepat langkah-ku dan memeluk sosok itu dari belakang, aku memeluk-nya erat, tubuh yang dulu selalu begitu hangat memeluk-ku kini tersa begitu dingin dan hampa, aku menangis sambil memeluk tubuh ko Edison..
“ Koko tau kan siapa aku ?? “ tanya-ku sambil memeluknya lebih erat lagi..
Ko Edison, dia tak menjawab
“ Koko tau kan siapa aku ?? “ tanya-ku sekali lagi, kali ini kupeluk lebih erat lagi..
“ Koko tau kan siapa aku ?? “
“ Koko tau kan siapa aku ?? “
“ Koko tau kan siapa aku ?? “ terus kuulang pertanyaan itu, sementara ko Edison masih diam tak bergeming
“ Alice… “ jawabnya pelan..
Aku mendengarnya.. “ Siapa ?? “ tanya-ku meyakinkan
“ Alice “ katanya lebih jelas
Aku langsung melepas pelukan-ku dan bergerak kedepannya.. suaranya masih datar namun ada kehangatan di dalamnya. Aku membelai poninya yang panjang tak karuan, aku ingin menatap wajah koko-ku itu, menatap mata-nya. Tatapan-nya memang kosong, tapi ada sesuatu disana, aku melihat bayangan diriku yang tengah menangis dimata-nya, sesaat kemudian tangan yang begitu hangat itu menghapus air mata di wajah-ku dan tersenyum.
#########
Aku tak bisa untuk tidak bereaksi saat melihat adik kesayangan-ku itu menangis, menangis untuk diri-ku tatapan matanya seolah tak percaya kakak-nya yang selama ini dia banggakan terpuruk seperti ini, kuhapus air mata di pipinya, sebelum kupeluk erat-erat tubuh Alice, dan air mata-ku mulai menetes. Aku benci diri-ku yang memang begitu mudah menangis ini..
“ Cinderella-boy “ bisik Alice saat sadar aku mulai menangis, aku menatap wajah Alice yang tengah tersenyum, dia selalu mengejek-ku seperti dulu setiap kali aku menangis seperti ini,..
Tak perlu banyak kata, tapi rasanya sebagian beban ini mulai berkurang, memang hanya Alice yang bisa memberikan perasaan seperti ini, dan ada satu orang lagi yang bisa, satu orang lagi yang bisa..
Alice menarik-ku kea rah kursi dan memaksa ku duduk, sebelum kembali memeluk-ku erat-erat..
Hening sepi beberapa saat lamanya…
“ Ko… koko ga perlu merasa bersalah “kata Alice lembut
Aku diam..
“ Aku dah denger semua dari ko Jacksen, ko Ryan, ci Ella, ko Vic, ci Mell “
Aku mengernyitkan dahi mendengar nama itu..
“ Koko jangan bohong lagi, ga ada gunanya koko bohong lagi, ga ada gunanya koko boongin diri koko terus kayak gini, koko ga perlu pura-pura berfikir kalau koko yang udah mati, berusaha membuat seolah koko yang tertusuk pisau itu, dan juga koko yang meninggal “ , “ itu cuma kebohongan ko .. “ … “ terlebi lagi ko, malam itu ga hujan.. ga seperti yang koko tulis di buku harian koko berulang-ulang.. “
Nafas Alice sampai tersenggal saat mengatakan itu semua, tampaknya dia begitu emosional..
“ Andai kamu tau semua “ kata-ku begitu pelan hingga Alice tak mendengarnya..
“ Koko ga selemah ini, aku tau koko, kemana ko Edison yang dulu, ko Edison yang selalu nolong aku, ko Edison yang selalu semangatin aku,.. koko tau ga sih gimana perasaan ko Ryan, ko Jacksen, ko Vic, ci Ella, ci Mell ?? “ Alice berhenti, air matanya mengalir lebih hebat lagi.. “ juga perasaan Aku… “
Alice memeluk-ku begitu erat..
“ Aku ngerasa ga berguna banget, ko Edison bisa kasih aku semangat lagi, kasih aku semangat waktu aku down banget waktu itu, aku tau masalah aku ga seberat koko, ga kayak gini, aku cuma ditinggalin ma cowo yang aku sayang banget, tapi koko bisa kasih aku semangat, sekarang waktu koko kayak begini apa yang bisa aku lakuin?? “
“ Kemana koko aku yang keren itu?? Koko aku yang begitu dewasa .. dan koko aku yang ga pernah menyerah selama masih ada kemungkinan walau cuma 1% “
“ Ini 0% “ bisik-ku kembali begitu pelan-nya
“ Atau kemana koko aku yang selalu berkata dengan sombongnya, kalau dia segalanya, mungkin kedengaran sombong tapi itu semangat koko kemana, semangat koko yang dengan kata-kata itu berusaha memberikan ketenangan untuk orang disekitarnya kalau koko bisa menyelesaikan semua masalah itu.. “
“ Koko mau ngelepas kepercayaan si Jessica ke koko ?? mau lepasin semua mimpi dan harapan dia ke koko ??”
“ Masih banyak ko, mana cita-cita koko untuk pergi ke Venice berdua sama ci Jessica berdua dengan uang sendiri, jerih payah koko dan ci Jessica bukan duid mami dan papa ?? “ , “ Atau mau koko bawa kemana impian ci Jessica yang mau naik Ferrari kepunyaan sendiri di pernikahan koko sama ci Jessica.. “
“ Jessica .. Jessica .. Jessica “ selalu nama itu..
“ Impian koko masih panjang, andai koko ga bisa lepasin ci Jessica, tapi ada impian yang harus koko raih, masih ada dunia yang harus koko kasih liat ke ci Jessica koko masih harus ke Venice dengan uang koko sendiri, hasil jerih payah koko sendiri, ngasih liat dunia ini dan juga punya Ferrari terbaru warna merah.. Koko harus buktiin ke ci Jessica kalau koko, kalau koko aku ini bisa, mampu untuk berdiri dengan kedua kakinya meraih dunia seperti yang koko selalu bilang, dan memberikannya ke orang-orang yang koko sayang… “
Perasaan ini seakan ingin meledak, semua yang dikatakan Alice benar dan aku tak bisa lagi membantahnya.
Kutatap mata biru Alice yang tengah menangis..
“ Atau kata-kata Koko dulu ?? mungkin aku harus mengulangnya lagi ..
Waktu kadang menyakitkan, waktu kadang begitu indahnya, tapi sebenarnya waktu adalah keduanya, kebahagiaan juga rasa sakit “
Kata-kata itu begitu menggoyah diri-ku, kututup bibir Alice dengan telunjuk-ku sebelum memeluk-nya erat-erat, Alice adik-ku yang begitu manja yang kini telah berubah menjadi seorang gadis cantik yang begitu dewasa .. aku menyerah, menyerah dari kebohongan, dunia ilusi buatan-ku..
“ Ayoo ko, koko bisa… jangan ganti Venice dengan sekotak kamar koko dan makam itu “ bisik-nya
“ Ci Jessica ga bertaruh untuk impian itu ko, tapi dia bertaruh untuk orang yang membawa impian itu, dia mempertaruhkan impian itu ke koko “ loh bukannya itu kata-kata Ryan pikir-ku, tapi …
Aku mengganguk sambil memeluk Alice lebih erat lagi..
“Alt gonna være ok ( everyhings gonna be ok ) “ bisiknya
“ det er helt i orden ( it’s ok ) “ balas-ku..
#########
Pintu itu tertutup kembali, meninggalkan-ku yang tergeletak tak berdaya di atas ranjang dengan vagina-ku yang melelehkan sperma Peter tadi. Pelan dalam kesunyiaan kata-kata Peter seolah membisik di dalam pikiran-ku, seolah membuat sosok Ryan kian kabur dari ingatan-ku.. kuambil BlackBerry-ku kulihat foto Ryan di dalamnya..
“ Aku harus bagaimana ?? “ ….
1 weeks earlier
Aku hari ini ga jadi ke bandara,
kerjaan-ku banyak banget,
mungkin hari ini aku agak telat pulang..
km dah sarapan kan pagi ini ?? ^^
Kubalas sms itu
Aku udah mam koq tadi say..
Yawda kamu kerja dulu yang bener,
aku juga mungkin mau ketemu temen aku hari ini..
kerja yang bner ya say mwach..luv u
salam juga buat Alice dan temen-temen kamu ya..
tak lama balasan sms itu kuterima
okay..
have a nice day huney
luv u mwach^^
Kumatikan ponsel-ku sesaat setelah sms itu kubaca, kukencangkan sabuk pengaman yang ada dipinggang-ku, perlahan pesawat itu mulai bergerak, aku berusaha menahan air mata-ku, rasanya perjalanan ini akan begitu beratnya..sangat berat setelah semua yang kualami hari-hari kemarin aku hanya bisa berharap semua ini akan terselesaikan dengan baik.. semoga..
###
“ Jenny… “ Seorang gadis cantik berlari mendekati-ku yang tengah kebinggungan sambil membawa koper-ku, tak begitu banyak memang bawaan-ku tapi rasanya terasa begitu berat, aku hanya membawa pakaian untuk 3 hari, ya aku pikir 3 hari sudah cukup untuk menyceritakan masalah ini ke papa dan mudah-mudahan semua akan semudah yang ada dalam fikiran-ku ini..
Oh ya gadis cantik yang menjemput-ku ini namanya Eliza, sahabat baik-ku sejak aku masih kecil dulu, satu TK, satu SD dan satu SMP di Surabaya dulu, boleh dibilang dia orang yang paling tau aku luar dalam dia orang yang tau siapa cowo pertama yang aku suka waktu SD dulu, tapi setelah Papa pindah ke Jakarta kami pun terpaksa berpisah, tapi hubungan kami masih berjalan dengan baik, bahkan setiap aku memilih pacar zaman SMA dulu aku selalu cerita pada Eliza, termasuk waktu aku berpacaran dengan Ryan dulu hehe..
“ Eliza… “ Peluk-ku “ Kamu makin cantik banget sih, bikin iri dech.. “
“ Kamu tuh yang makin cantik, “ katanya sambil mencium-ku.. “ tumben-tumben toh mendadak dating ke suroboyo, kangen toh yo ma aku.. sek sek aku bawain.. “
“ Jangan toh, berat iki.. “ kata-ku tak membiarkan Eliza membantu-ku.. “ Gapapa toh yoo, ga boleh toh aku kangen sama kamu.. “ kata-ku mencandai Eliza, dasar dari lahir di Suroboyo, sebentar saja logat bicara-ku sudah kembali seperti dulu..
“ Yo wiss, kamu tunggu disini toh, sek aku ambil mobil dulu yoo.. “ kata Eliza, bergegas berjalan kea rah parkiran setelah aku menggaguk tadi..
###
“ Gimana toh, makin panas ?? “ tanya Eliza, melihat-ku yang tengah melamun di mobil-nya..
“ Iyo, tapi sama di Jakarta juga begini.. “ kata-ku sambil membandingkan hawa di Jakarta yang memang sudah sama panasnya dengan di Surabaya..
“ Kenapa to Jenn, banyak pikiran ?? “ tanya Eliza yang sepertinya mulai menyadari pikiran-ku yang tengah melayang layang.. “ Mikirin Ryan toh ?? “
“ Hah Ryan ?? tau darimana to ?? “ Kata-ku binggung meski wajah-ku mulai terasa panas, seingat-ku aku belum sempat bercerita bahwa aku tengah memulai hubungan-ku lagi dengan Ryan.. “
“ Nah to, ngaku sendiri kamu.. hehe “ Kata Eliza sambil menunjuk layar BlackBerry-ku,
Ahh aku baru ingat, aku memasang foto kami waktu makan malam kemarin, foto kami berdua yang pertama sejak kami mulai membentuk hubungan ini lagi untuk ketiga kalinya.. di foto itu Ryan memeluk-ku dari belakang dengan begitu erat, sementara aku mencium dagu Ryan, difoto itu Ryan terlihat begitu tampan, aku ingin segera menyelesaikan masalah ini dan memulai hubungan yang normal dengan Ryan..hubungan yang normal dimana Ryan bisa mencintai-ku seperti dulu dan aku mencintainya dengan lebih dari yang dia berikan pada-ku..
“ Udah wes toh kangennya,. “ Eliza menggoda-ku, membuatku memonyongkan mulut-ku sambil mencubit Eliza..
“ Tuh-tuh inget ga ? mobil-mu mogok waktu itu dibawa ke bengel ini “ kata-ku sambil menunjuk sebuah showroom dan bengkel yang didepannya tertulis Istana Mobil Surabaya Indah,.
“ Ngeledek kamu, ga mogok lagi kan ini “ sambar Eliza sambil tertawa, hehe rasanya ingin kembali ke masa-masa SMA dulu, piker-ku sambil membenamkan tubuh-ku ke jok empuk mobil Eliza berusaha menikmati perjalanan.
“ Loh, dah pindah rumah toh ?? “ tanya-ku menyadari jalur ini bukan jalur yang biasa dilalui ke rumah Eliza dulu.
“ Iyo, aku pindah bentar lagi sampe koq “ jawab Eliza sambil membelok-kan mobilnya masuk ke sebuah komplek. Dan tak lama kemudian berhenti di sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun terlihat cukup nyaman, kecil memang bila dibandingkan dengan rumah Eliza dulu, tapi kufikir wajar karena Eliza sering bercerita kalau dia mulai belajar untuk hidup mandiri..ada sebuah mobil sedan mewah terparkir di carport rumah itu.
“ Enak kayaknya rumah mu “ kata-ku sambil tersenyum, rumah itu bercat biru dengan pohon-pohon di pekarangan rumah itu memberikan kesan nyaman dan sejuk.
“ Jenn “ Eliza menggengam tangan-ku..
“ Hmm?? “ tanya-ku, wajah Eliza terlihat tegang seolah ingin mengatakan sesuatu tapi sulit
“ Kenapa toh ??” sambil tersenyum berusaha mencairkan keadaan yang tiba-tiba berubah tegang..
“ Jenni, apapun yang terjadi kamu tetep sahabat aku.. “ Kata Eliza sambil mencium-ku dan memeluk-ku
Aku bertanya-tanya dalam hati,
Sejuta pertanyaan terlintas dalam benak-ku, sejauh mana Eliza tahu masalah-ku dan dari mana, otak-ku berputar keras mencari segala kemungkinan, tapi aku tahu yang harus kulakukan adalah menampakkan wajah seolah tak mengerti sambil mencari tahu darimana Eliza tahu masalah-ku..
“ Ya ampun, kamu tuh.. ya kita tuh dah sahabatan dari lama .. koq tiba-tiba ngomonk gitu sih ?? “ tanya-ku berusaha memancing..
“ Gpp toh, cuma takut aja.. Eliza tersenyum tapi memeluk-ku lebih erat.. “, sebelum kemudian kami turun dari mobil Eliza..
Eliza membantu-ku menurunkan koper-ku, dan membawanya masuk ke dalam rumah-nya, rumah itu nyaman dengan warna-warna yang hangat, memberikan suasana romantis dan seperti biasa selalu ada sebuah bunga lili di meja ruang tamu..
“ Sudah pulang ?? “ tanya seseorang yang keluar dari pintu sebuah kamar, suarany terdengar hangat dan berwibawa..
Suara yang kukenal..
“ Jenni … “ Kata suara itu lagi, sambil memandangku dengan tatapan terkejut, sementara Eliza hanya berdiri menyandar dinding, wajahnya menatap-ku dengan penuh rasa bersalah, suara itu sangat kukenal karena suara itu suara Papa.
****************
bingung baca nya… kyk nya ada yg kurang….
This one is good…
and it’s been a long time since the last Desperado….
what a depressing moment for her… really
bos chad, ini cerita jenny nya agak melenceng yah yg adegan peter serta pembantu2nya jenny, itu kejadian di hari apa? soalnya pas jennifer 4 kan mereka dah ngilang ntah kmn tuh sama mamanya di akhir cerita, n di hari yg sama si jenny ke surabaya kan yah?
tp kenapa di cerita ini kyknya si jenny dikerjain terus sampe beberapa hari baru dia ke surabaya, setelah kejadian di jenny 4… penjelasaannya plis hehehe
trus pas ketemu eliza ini emang eliza nya dian kanon apa bukan? soalnya ada beberapa scene kyk mobilnya mogok dan siluet kisah2x jaman sma nya, rasa2xnya menjurus ke eliza nya dian kanon deh ^^ hehe
1 lg, ending nya… surprise banget “the truth” nya baru terungkap sebagian, tinggal 1 story lg, penjelasan knp bokap nya jenny bisa di rumahnya eliza lum dijelasin, jgn ditamatin dulu yahh, serial jenny salah satu cerita favorit gw ni setelah eliza n carline hehehe kompleks n hot!
bravo buat bos chad, two thumbs up!! d(^.^)b
Disclaimer :
cerita diatas hanya fiksi belaka, jadi jangan ada yang bilang ga masuk akal, hahaha
semua kejadian dan kesamaan yang ada hanyalah kebetulan yang disengaja, dan cerita diatas tidak lulus sensor
thanx for diankanon yang begitu banyak memberi masukan dan ide-ide untuk menyelamatkan cerita ini..karena aslinya kacau banget..
thanx for shusaku yang dah minjemin tempatnya buat berekspresi..
regard chads
@ lolipop
dah lama ga ketemu nich om hehe, iya ini ceritanya 70% ke jennifer soalnya naskah asli yang dibarengin semua ceritanya amburadul banget, jadi dipilih untuk diselesaikan satu persatu aja jalan ceritanya heheh
sebenernya setelah gambar kedua ada tulisan 1 minggu kemudian, terus settingnya juga bersamaan dengan kedatangan si Alice ke jakarta, cuma kayaknya ane gagal menghadirkan kesan itu dicerita, sory banget om..hehe
@ pimplord
penderitaanya baru dimulai om hehe
@ nick
sory om kalo ada yang kurang dan membingungkan
i see2x jd ini cerita desperado ama jenny, masih dalam scene waktu yang sama yah… pantez aja lama ini sambungannya dah kyk novel soalnya wkwkw masih ngutang 1 cerita lho jenny nya jgn ditamatin dolo hahaha,
cmn jujur yg desperado d`next masih agak2 bingung tp tetep menarik kok, klo boleh saran tiap scene nya di kasi sub-bab gitu kyk eliza nya diankanon biar bisa lebih dipahami alur tiap2x cerita ^^
overall good job!!
ps: sambungannya as soon as possible aja yoo, klo bisa jgn ampe bertahun2x hahahaha *just kidding
akhirnya chads meneruskan desperado hehe
udah lama nih nggak baca karya chads
darimana aja niiih?
pokonya yg ini ga bikin gw napsum malah jd ikut mikir..:hammer:
emank cerita jennifer adalah side story dari desperado series om hehe
mudah2an bulan depan sudah rilis lanjutannya, mudah2an juga akhir tahun ini serial ini tamat, karena sekarang lagi masuk revisi-revisi aja untuk d next nya..
@rskaa
putus asa sis ma kemampuan hehe, jadi menghilang dulu hehe
mudah2an ga terlalu mengecewakan
@asd
makasih boss dah sempetin baca hehe
sip juga nih…
tampaknya didesperado..
bang chad begitu apik mengulas tokohnya satu persatu…
semuanya terlihat ngak terburu-buru, ebat bang, salut ^_^
(nb : akhirnya keluar juga di pertapaan di gunung semeru ^_~ canda canda)
tetap semangat buat nulis… ^^
ide2 yang dikasih sama lolipop
terus kritik2 membangun, kayak karakter yang sulit dihapal jadi masukan yang bagus..
masih nunggu ada yang kasih solusi juga untuk perpindahan lokasi??
untuk lanjutannya ( jilid 4 dan jilid 5 ) ga kawatir soalnya alurnya lurus 1 pandangan.. cuma yang lanjutannya bakal banyak alur ganda, jadi binggung gimana nulisnya..
ada saran?? hehe
Re: per scene aja spt pbinal bro, tapi pendekin dikit
Re: emang karya pak wapres agak2 berat, jadi sekelas da vinci code nih hehehe