Rumah Baru KisahBB

Setelah 2x ga diterima di Wordpress sehubungan penjualan DVD, Shusaku akhirnya memutuskan memindahkan blog cerita seru KisahBB kesayangan kita ke sini.

kirim cerita karya anda atau orderan DVD ke:


Order via email: mr_shusaku@yahoo.com


tuliskan: nama, alamat jelas, nomor HP, dan list barang yang diinginkan di email pemesanan


email akan segera saya balas dengan rincian harga & no ac bank bca/mandiri unk transfer. barang akan dikirim dengan tiki/pos setelah konfirmasi transfer diterima.

Promo diskon gede-gedean

Paket istimewa 500rb (50dvd),

untuk dalam Pulau Jawa free ongkos kirim, untuk luar Pulau Jawa tergantung daerah.

Harga normal Rp 15rb/dvd kalau beli banyak Rp.12.500/dvd, untuk paket kali ini jatuhnya Rp. 10rb/dvd, murah banget!!


Tapi ini terbatas hanya untuk 10 orang saja.

jadi silakan order, bisa dilihat list barang di

- list semi & softcore

- list western xxx

- list jav


untuk pemesanan email ke mr_shusaku@yahoo.com

Subject: paket istimewa 500rb

tuliskan: nama, alamat jelas, nomor HP, dan list barang yang diinginkan di email pemesanan

email akan segera saya balas dengan rincian harga & no ac bank bca/mandiri unk transfer. barang akan dikirim dengan tiki/pos setelah konfirmasi transfer diterima.


-untuk pesanan di atas 50dvd, selanjutnya dihitung @Rp.10.000,-

-hanya untuk film2 satuan (JAV, western XXX, dan Semi), tidak berlaku untuk koleksi pics & kompilasi

Senin, 25 Juli 2011

PKN 2

Juli 29, 2007

Begitu aku menurunkan istriku yang tertatih-tatih dari kendaraan
“Kenapa, Jeng Yati,” katanya mendekat dan kami berdua memapah istriku, aku
merasakan tangan kanan Mbah Kotim memapah dibawah ketiak kanan istriku dan
ku lihat sempat-sempatnya tangan kanan Mbah Kotim meremas remas payudara
kanan istriku.

“Kenapa Jeng Yati?” Mbah Kotim terus menanyai istriku bukan aku.
“Pak Cariiiik, mbaah,” istrikupun terisak tangan kanannya meremas
pinggangku seirama dengan remasan tangan kanan Mbah Kotim di payudara
kanannya.

“Gimana, si Towo ini,” katanya sambil terus memapah sambil meremas remas
payudara istriku dan tangan keriput itu bahkan memencet putting susu
istriku yang mulai mendesah.
Sepanjang jalan ke dalam rumah Mbah Kotim terus meremasi payudara kanan
istriku dan tangan kiri Mbah Kotim pun beraksi meremasi payudara kiri
istriku.

Sesampai di depan kamar yang tertutup di belakang ruang tamu itu, Mbah
Kotim menghentikan langkahnya dan melepas papahan nya untuk membuka pintu
dan bau kemenyan begitu menyengat yang mebuat istriku lunglai akan pingsan
dan matanya tertutup.

“Masukkan sini, mas.” katanya dan akupun mematuhi permintaannya.
“Istri mas kena pelet ini, saya akan mengobatinya, dudukkan di tempat
tidur ini,”katanya selanjutnya.

Akupun mendudukkan istriku, dan Mbah Kotim membenarkan posisi istriku
sehingga kini istriku duduk menyelonjorkan kakinya.
“Mas duduk di belakang Jeng Yati agar Jeng Yati bisa bersandar ke
sampeyan,” katanya memerintahkan aku.

Kepala istrikupun bersandar ke pundakku. Kulihat tangan kanan Mbah Kotim
memijat pergelangan kaki kiri istriku dan tumit istriku tanpa melepas
sepatu hak tingginya.
Beberapa saat kemudian “eeeh… heeehh….hhhhh ……” istrikupun mendesah desah
lutut kanannya mulai terangkat.
“Mas, harus ikhlas, yaa…,” aku diam.
“Kalau mas nggak ikhlas, ya nggak tak teruskan,” katanya.
“Memangnya kenapa, mbah?” tanyaku sedikit heran
“Begini, mungkin peletnya sudah merasuk ke tubuh istri sampeyan, jadi mas
harus ikhlas atas pengobatan saya” katanya kemudian terdiam sorot matanya
kini tertuju ke selangkangan istriku yang semakin mendesah dan lutut
kirinya semakin terangkat sehingga rok span elastisnya mulai tersingkap
sehingga paha mulusnya mulai tampak.

“Maksudnya apa sih, mbah?” tanyaku lagi.
“Saya nggak akan tanya sebelum hati sampeyan mantap dan ikhlas,” katanya
sambil memijat kaki kiri istriku agak keras hingga istriku menarik kaki
kirinya.
“Kalau gitu ya, mbah.” kataku. Dalam hatiku “lebih baik sama Mbah Kotim
saja daripada banyak pria tua yang ingin menyetubuhi istriku”(Aku teringat
dengan kata-kata Mbah Kotim tadi malam, kalau istriku dijadikan pelacur
orang-orang yang berilmu tinggi)
“Wah rupanya anda mantap dengan Mbah Kotim saja” katanya seolah mengerti
kata hatiku.
“Kurang ajar orang tua ini, tapi bagaimana ya? Pasti dia akan meminta
jatah menyetubuhi istriku terus kalau ku iyakan……” batinku dan aku
terkejut ketika Mbah Kotim berkata,” Jangan kuatir, hanya saya saja kok
biar aku bisa melindungi istri sampeyan dan lagian istri anda keenakkan
tadi malam, sampai tadi pagipun dengan senang hati,”

Hatikupun berkecamuk
“Ya, sudah….,”kataku mantap

Mbah Kotim menggeser duduknya maju sehingga pantatnya sejajar dengan paha
istriku. Tangan kanannya mengusap muka istriku dan istrikupun membuka
kedua matanya walaupun tubuhnya tetap lunglai.

“Maas, badanku sakit semua,”katanya lirih
“Ya, ya, Mbah Kotim akan menyembuhkanmu, dik,” kataku
“Maaf, Jeng Yati, tadi jeng habiskan, ya,” kata Mbah Kotim
“Apanya, mbah?” tanya istriku
“Punya pak carik,” katanya
“Ya, mbah pejunya pak Carik tadi saya telan,”kata istriku tanpa malu yang
membuatku panas dingin tak karuan.
Mbah Kotim menyusupkan tangan kanannya di blazer kuning istriku dan mulai
mengelus memutar ke seluruh permukssn perut istriku dan “heek …. heeek”,
tangan kiri Mbah Kotim pun memegang tengkuk istriku tangan kanannya
menyambar sarung di tempat tidur bagian bawah dan meletakkan di dada
istriku “byoor byoor” istrikupun muntah sampai akhirnya mengeluarkan air
mani pak Carik.

“Istri sampeyan tetap lemah tadi ….,” belum selesai Mbah Kotim berkata,
istriku menyahut
“aku dikentot Pak carik, mbah ……”

Se telah meletakkan sarung, Mbah Kotim pun duduk pantatnya menempel sisi
kanan paha istriku dan tangan kanan Mbah Kotim mulai memijat lutut dan
betis kiri istriku.
“Mbaaah ….,” desis istriku dan lutunya terangkat ke atas sehingga rok
spannya kembali tersingkap dan paha mulusnya sebelah kiripun terpampang
jelas.
“Mbaaahh …..,” istriku mendesah lagi ketika tangan keriput itu menjelajahi
paha kiri istriku dan tangan Mbah Kotim menekan sedikit demi sedikit
sehingga kaki kiri istriku mulai terkangkang.
“Maaassss…. aku geliiii …..,” ketika tangan kanan keriput Mbah Kotim
semakin berani terus menyusup ke arah pangkal paha istriku. Mata Mbah
Kotim menatap mataku dan mata istriku bergantian.
“Aduuuuhh ….. Mbaaah eehh…. maasss ……,” desahan istrikupun semakin keras.
“Jeng Yati, ceritakan ke suamimu, kamu sakit kok mengaduh?” tanya Mbah
Kotim
“Eeeeehhh ….. ooohhh …. maaaaaas, ooohhh anuukuuuuu ….maaass,”kulihat ke
bawah tangan kanan Mbah Kotim menyusup sampai di pangkal paha istriku,
kedua tangan istriku meraih dan meremas kedua tanganku.
“Oooohh …..mbaaaaaaahh …… maaaaaaass……..” dan pinggul bahenol istrikupun
sedikit terangkat dan maju
“Jembutmu lebat, jeng, jembut istrimu lebat,” kata Mbah Kotim menatapku
dan istriku bergantian. “Nggak pakai celana dalam lagi……. ayo jeng
ceritakan pada kangmasmu….”
“Maaaaass ….empiiikuuuu oooh…. enaaaaakkkk maaass ….digosoook mbaah
Kotiiiiiiimmmm…”
Tak lama kemudian terdengar bunyi kecepak dari pangkal paha istriku dan
kontolku pun mulai bereaksi.
“Heeeh …. heeeeh ……oooohhhh kini iiitiiiiilkuuuuuu ooohh…. maaaaas …….
itiiiiiilkuuuu diiibuat mainaaaan maaaaaaas……….” istriku mengerang Mbah
Kotim pun mengkangkangkan kedua kaki istriku lebar-lebar dan berpindah
posisi dimana Mbah Kotim duduk diantara kedua kaki istriku menghadapku dan
istriku.
Kedua lutut Mbah Kotim menahan kedua kaki istriku yang terkangkang lebar
dan tangan Mbah Kotim menyingkap rok span elastis istriku hingga terlihat
pangkal paha istriku yang ditumbuhi bulu bulu lebat.
“Eeeeehh maaaass…… empiiikuuuuuu dijembeeeeeng (dibuka lebar) …….oooohhh
….itiiiiiiiiiilkuuuu oohh …enaaaaaaaak mbaaaaaaahh ….oooohh….” Kakinya
yang terkangkang mulai mengejang dan istriku meluruskan kedua telapak
kakinya.
Istriku mengerang-erang keenakan, kontolku semakin ngaceng tergesek-gesek
pantat bahenol istriku yang bergoyang menerima permainan tangan Mbah Kotim
di kelentit dan bibir vaginanya bersamaan. Kedua tangan istrikupun meremas
tanganku semakin kuat hingga
“Mbaaaahhh aakkuuuuuu nggaaak tahaaaaaaaan ……. akuuuu mauuuuu
keluaaaaaaaarr ……ooooh………maaassss………” dan ” ooooh ……. akkkkuuuu
keluaaaaaaaaaaaaarr…..”pantat bahenol istrikupun tersentak-sentak dengan
keras saat orgasme. Ini adalah orgasme istriku yang ketiga sejak tadi
pagi.

Karena duduk istriku melorot maka pangkal pahanya semakin mendekati
selangkangan Mbah Kotim yang rupanya kontolnya mulai berdiri karena
kulihat menggelembung di pangkal pahanya..

“Heeekk ……,” istriku tersedak dan tangannya meremas tanganku kembali
ketika kulihat jari telunjuk Mbah Kotim menerobos masuk liang vagina
istriku.
“Wwwwuuuuuhhhhhh …..,” desah istriku dan kulihat telunjuk Mbah Kotim
keluar dari liang vagina istriku dengan keadaan tertekuk.
“hheehh….maaaass,” desis istriku dan pantatnya mulai bergoyang dan rupanya

“oooohhhh maaaas torooookuuuuuu diobooook oboooook jariiinyaa Mbah Kotim
mmmm….,”
Rupanya Mbah Kotim memutar-mutar telunjuknya di dalam liang vagina
istriku.
“Oooooohhhhh heeehh …heeeh ….” kulihat jari-jari tangan kiri Mbah Kotim
membuka lebar bibir vagina istriku dan jari telunjuk, jari tengah dan jari
manis sebelah kanan Mbah Kotim sudah masuk ke dalam linag vagina istriku.
“Oooohhhh ennaaaaaakkkkeekk, mbaaaahhhh……..heehhhh ooooohh gilaaaaaa…
oooooohh muuteeerr muteeer maaaass…..oooooh …..enaaaaaaaaaaak ……….”
istrikupun berkelejot jari-jari Mbah Kotim semakin gila diputar putar di
dalam liang vagina istriku dan mengeluarkan jari-jarinya dalam keadaan
ditekuk ke atas menggaruk ngaruk dimasukkan kemudian ditekan, tangan Mbah
Kotim bergoyang cepat ketika jarinya menggobok obok di dalam liang vagina
istriku. Desahan dan erangan istriku terdengar bergantian.
“Oooooohh itiiiiiiiilkuuuuuu….” kulihat selain jari-jari Mbah Kotim yang
keriput itu menggobok-ngobok liang vagina istriku, jempolnya yang besar
itu menggosok-ngosok kelentit istriku yang membuat istriku tak tahan dan
“Oooooooohhhhh maaaaaaass,,,,,,,, mbaaaahhh akuuuuuu keluaaaaarr……..”
istriku mengejsng hebat hingga pantatnya ditekan pada tangan kanan Mbah
Kotim yang jari-jarinya di dalam liang vagina istriku dan kedua tangan
istriku dengan kuat menarik tangan kanan keriput itu ke selangkangannya
saat orgasme dan kedua kakinya pun terjatuh dari tahanan kedua kaki Mbah
Kotim yang membuat pantatnya semakin dekat dengan selngkangan Mbah Kotim
yang terlihat kemaluannya menonjol di balik celana komprang hitamnya.

Tubuh istrikupun mandi keringat dan juga Mbah Kotim pun terengah engah
keringatnya mengucur di dahinya yang keriput.

“Enak, Jeng Yati?” tanya Mbah Kotim
“Iya, mbah,” kata istriku diantara nafasnya yang terengah engah. “Mas, aku
suka ini,” kata istriku padaku sambil mengecup pipiku.
“Haus, mbah?”tanya istriku sambil melepas dua kancing blazernya dan tangan
kanannya membuka blazernya dan tangan kirinya menyusup ke dalam blazernya
dan mengeluarkan payudara kanannya .

“Ehhh,” istriku mendesah ketika ujung lidah Mbah Kotim menempel putting
susunya yang besar kecoklatan itu dan “seer seeer” keluarlah air susu
istriku.
“Mbaaah …..,” clup dengan lahap mulut ompong Mbah Kotim mencaplok payudara
kanan istriku.
“Sreep ….. sreeep…. sreeep….,” terdengar mulut ompong Mbah Kotim menyedot
nyedot payudara dan air susu istriku.
“Eeeeehhhh geliiiiii mbaaah…… enaaaaak……”
Kulihat tangan kirinya meremas payudara kanan istriku yang sedang
disedotnya sedangkan tangan kanan Mbah Kotim menyusup blazer istriku untuk
meremas-remas payudara kiri istriku.

“Hhheeehj ……enaaaaaak, mbaaaahh ……geliiiiii kena gusiiii …heeeh……”
“Ooooooh ……..saaakiiiit ……eeeehhhhh”
Rupanya jari-jari tangan kanan Mbah Kotim memelintir putting susu payudara
kiri istriku.

Istrikupun semakin melorot hingga selangkangannya bergesekan dengan
selangkangan istriku dan “oooooh…… mbaaah…… empiiiiikuuuuuuu
geliiiiiiiiiii…….”

Kini Mbah Kotim membuka kancing blazer kuning istriku dan menyingkap
bagian kiri dan langsung mencaplok payudara kiri istriku dan kembali
“sreeep …. sreeep…..” bunyi sedotan Mbah Kotim dan keluarnya air susu
istriku.

“Saaakiiiiiiiit …… mbaaaaaaaahh ….heeh …. heeeh… jangan terlalu
keraaaaasss ………”rintih istriku.
Tangan kanannya memeluk pinggang istriku dan gosokan kontol Mbah Kotim
yang masih terbungkus celana hitam komprangnya membuat istriku
menggelinjang tak karuan.

“Air susumu sedap, Jeng Yati…” katanya setelah Mbah Kotim menghabiskan air
susu istriku.
“Jeng tadi Cuma minum pejuhnya pak Carik, ya?” tanyanya pada istriku

“Akuu digitik, mbaah … aku dikentot pak Carik,” jawab istriku.

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya pagi itu.

Mbah Kotim tiba-tiba melepas pelukannya dari pinggul istriku. “Duduk
bersandar ke suamimu, Jeng Yati. Aku akan mengobati kamu.” katanya sambil
turun dari kasur.

Kini istriku tampak tak lunglai lagi dan istriku membetulkan rok span
elastis hitamnya yang tersingkap ke perut ke posisinya.
“Dingin mas,” bisiknya sambil menutup kancing blazernya. Mungkin saat itu
pikiranku dan istriku sama yaitu pengobatan ala Mbah Kotim sudah selesai

Tapi …… kulihat Kontol Mbah Kotim rupanya sudah ngaceng terlihat dari
balik celana komprangnya. Dia menuju pojok kamar dan kulihat banyak keris
di sana.

Mbah Kotim mengambil sebuah keris yang bentuk sarungnya agak aneh seperti
kontol yang lebih besar dari kontolku dan sarung atasnya bukan melingkar
sperti lazimnya tapi berbentuk seperti trisula. Terdapat tiga guratan
menonjol dipermukaannya dan diujungnya lazimnya kontol mempunyai lubang
tapi mempunyai bibir, akupun menduga kalau keris kontol itu akan
dimasukkan di liang vagina istriku.

Begitu duduk di sebelah istriku, ” Ini namanya si Mbah Gandul sangat
mujarab menghilangkan pengaruh pelet syahwat. Sampeyan mau disembuhkan,
Jeng Yati?”.
“Mau Mbah Kotim,”jawab istriku cepat.
“kenapa, Jeng?”
“Pak Carik orangnya kasar dan menjijikan, mbah,”
“Waaah, jeng suka orang yang lembut, ya? Tapi ada syaratnya,” kata Mbah
Kotim
“Apa, mbah?” tanya istriku
“Suamimu,” katanya. “Memangnya kenapa mbah? Tanyaku. Pikirku “Ah.. paling
dimasukkan ke liang vagina istriku kemudian istriku orgasme maka selesai”.

“Seperti tadi mas. Satu kali mas setuju maka Mas harus ikhlas, ” katanya
menerangkan
“Ya,” jawabku mantap semantap hatiku. “Biar usai semuanya, masak istriku
dianggap pelacur oleh orang-orang gila ini,” pikirku.

“Mas benar-benar ….” kata Mbah Kotim belum selesai ku potong , “Mantap
Mbah Kotim, biar istriku tak diperlakukan seperti tadi.”

“Sebenarnya saya akan terangkan, tapi ikrar mas sudah terjadi dan Mbah
Gandul sudah mendengar semuanya, mbah Gandul akan menggitik menyetubuhi
istri mas semaunya setiap malam jum’at ” kata Mbah Kotim.
“Lhooo…..” aku ternganga dan secara tiba-tiba keris mbah Gandul seperti
terlempar dan jatuh di betis kanan istriku dan aku begitu merasa jijik
ketika kulihat tiba-tiba keris mbah Gandul yang tadinya kayu kaku berubah
menjadi seperti ulat dan mulai merayap ke lutut istriku.

Istriku menjerit “Mas …maaas ……” dengan reflekku aku menarik tubuh istriku
yang tiba-tiba lemah, entah karena jijik atau karena pengaruh mbah Gandul
yang terus merayap dari lutut kanan istriku ke paha istriku.

“Maaaas …… buang mas, buang, aku jijik” teriak istriku ketakutan dan
jijik. Akupun dengan reflekku berusaha mencapai mbah Gandul untuk
mengibaskan dari paha kanan istriku. Karena gerakan cepatku seolah aku
menghindar dari istriku sehingga tubuh lemas istriku yang bersandar
kepadaku langsung tertelentang kepala istriku diatas tumpukan bantal yang
tadinya untukku bersandar di tempat tidur dan kedua kakinya sedikit
terbuka.
Mbah Gandul yang kini mempunyai ekor seperti trisula itu terus merayap ke
paha istriku dan begitu kupegang untuk kubuang.
“Aaaaaaaaaaaaa ……..,” aku menjerit sekuatnya dan bersamaan dengan itu
gelegar halilintar yang memekakkan telinga, kurasakan tanganku seperti
tersetrum aliran listrik ribuan volt.
Akupun tersungkur dan kepalaku membentur lutut kanan istriku sehingga kaki
istriku semakin terbuka.
Aku merasa begitu lemas dengan sengatan itu dan aku tak kuasa bergerak
sedangkan mbah Gantul menolehkan kepalanya padaku dan aku hanya bisa
melotot karena lubang berbibir itu membuka menutup seperti mulut ikan
bernafas, tubuhnya berlendir dan ekor trisulanya bergetar cepat hingga
menimbulkan bunyi “teeeeeeerrrrrrrr”.
Mbah Gandul merayap lagi menyusup ke rok elastis istriku yang tersingkap.
“Maaasss …….. maas …..maas …… aku jijiiiik …..” Kepala istriku yang
posisinya lebih tinggi karena bersandar bantal hanya bergoyang lemah,
kedua matanya tertuju ke mbah Gandul, kedua tangannya hanya mencengkeram
sprei tempat tidur, karena desakan tubuh mbah Gandul terus merayap di paha
atas istriku menuju selangkangan istriku sedikit demi sedikit kedua kaki
istrikupun mulai terkangkang lebar sedangkan Rok istrikupun tersingkap
karena terikut oleh ekor trisula mbah Gandul dan akhirnya kepalakupun
diantara kedua kaki isteriku yang semakin terkangkang dan tepat menghadap
selangkangan istriku yang mulai mendesis desis “Eeeehhhh ………eeeeeehhhh……”
kedua tangan istriku meremas sprei .Kedua matanya tetap tertuju ke mbah
Gandul yang semakin dekat dengan pangkal paha istriku yang ditumbuhi
jembut lebat.
Begitu kepala mbah Gandul dihadapan bibir vagina istriku menoleh kepadaku
dan dari lubang berbibirnya kulihat keluar uap dan dihembuskan ke pangkal
paha istriku.
“Heeeeaaaaaahhhhhh ….. heeehhhaaaaaahh …….” istriku mendesis hebat. Tubuh
istriku berguncang dan kulihat dengan jelas itil istrikupun tampak
menonjol diatas bibir vaginanya yang terbuka dan basah.
“Oooohhhh ……. rasanyaaaaa koooook beginiiiiiiiiiii wwwuuuuuuuuuhhhhhh
………,” kedua mata istriku merem melek dan kakinya terkangkang lebar, kedua
tangannya meremas kuat sprei dan
” Aaaaaaaaaa ……..wwwwuuuuuuuuhhh ……. mmmmmpppppfffffff,” kedua bibir
mungilnya terkatup ketika lubang berbibir itu mencaplok itilnya.
Tubuh istriku tersentak-sentak oleh lumatan, sedotan lubang kontol
berbibir mbah Gandul. “Gilaaaaaa….
wwwwwuuuuuuhhhhhhh enaaaaaaaaaaak…………ooooooohh…….oh … oh …… ohhh
mmmmpppf…akuuuu……oooh ooh oh keluaaaaaaaaaaaaaarrr mmmppfffff”

Mbah Gandul melepas lumatannya dari itil istriku dan lendir kenikmatan
istriku keluar dari liang vagina istriku dan dengan serta merta mulut
berbibir mbah Gandul langsung menghirup cairan istriku dan menyedot cairan
di bibir vagina istriku yang mengganga lebar itu.
Istriku mengelinjang pada setiap sedotan lubang berbibir di bibir vagina
istriku hingga kepala itu mendekati liang vagina istriku yang terbuka itu
dan “blees” masuklah mbah Gandul di liang vagina istriku yang basah
diserati desahan berat istriku ” hhheeekkkk …..”
Kulihat mbah Gandul terus menerobos masuk ke laing vagina istriku yang
menggoyangkan pantat bahenolnya sambil mendesis desis “Oooohhh sss zzzzzz
zzz…… enaaaaaaaakkk zzzzz uuuuuhhhh……. geliiiiii …. uuuuhhh
ngeeeeeboorrrrr ooohhhh dddiiiiiindddiiiiiing torrooooookkkuuuuuu oooohhhh
dibeeeseeeeeetttt beseeeeettt oooohh oh.. ohhh ….oh …… zzzzz …..mmmphfff
akkkuuu oh .. oh oh oh… aaaaaaaaaaaaaaaa………kkkkuuuuuuuuu
……..keluaaaaaaaaaaaaaarrrr…..mmmppffffhhhzzzz ….”

Tubuh istriku bergunjang hebat pada orgasme kedua dengan mbah
Gandul,sedangkan mbah Gandul masih masuk separuh di liang vagina istriku.

“oooohhh …… geliiiiiiii ……oooohh enaaaaakk mmmmpfff zzzzzz…..” istriku
mengerang lagi ketika mbah Gandul bergerak semakin masuk dan rupanya
sedikit sulit karena mbah Gandul sekarang sebesar kaleng Coca Cola dan
kedua ekornya sambil bertumpu di kedua paha mulus istriku terus menekan
masuk tubuh mbah Gandul ke dalam liang vagina istriku.

Begitu semua masuk “ooh … oh …meliuuuukk didalam torok kuuuuu .. ooh oh
akkuuuuuu ooohhh zzzz keluaaaaaaaaaaar …………:

“Oooohh jangaaaaaaan dubuuuurkuuuuuuuu jangaaaaaaan
anuuuuuuussssskuuuuuuuu zzzzz ……” kulihat ekor bawah mbah Gandul yang
lebih panjang dan sebesar lampu TL berusaha masuk anus istriku dan
istrikupun tersentak dan menggangkat pantatnya disertai jeritan menyayat
ketika ekor bawah mbah Gandul menerobos masuk lubang anus istriku
“Ampuuuuuuuuuuuuuuunn …..heeh anuusskuuuuu …. saaaakiiiiiiit…” Begitu
menurunkan pantat bahenolnya Istriku menatap tajam padaku
“Maaaas aku disodomiiiiiiiaaaaahhhhhh ……..”istriku menjerit lagi ketika
ekor bawah mbah Gandul amblas masuk seluruhnya ke dalam anus istriku.
Kemudian istriku terdiam dan tiba-tiba aku mempunyai kekuatan kembali,
tanganku menopang tubuhku dan aku mendekati istriku yang pingsan dalam
posisi terkangkang lebar. Kulihat liang vagina istriku disumpal tubuh mbah
Gandul, sedangkan lubang anusnya disumbat ekor bawah mbah Gandul.

Kuangkat kepala istriku, kuelus dahinya yang basah oleh keringat.

Sepi dikamar itu, aku tak tahu kemana Mbah Kotim. Ketika tanganku
mendekati dan akan memegang mbah Gandul, tiba-tiba mbah Gandul bereaksi
“eehh…” rintih istriku di dalam pingsannya.

Mbah Gandul tetap diam, ketika kubetulkan letak kaki istriku.

“Maass ….;” istriku sadar dan menangis. Kupeluk mesra istriku. “Ssssst …”
kuberusaha menenangkan istriku agar mbah Gandul yang menyumpal liang
vagina istriku dan ekor bawahnya yang menjejali anus istriku tidak
berulah.
“Aku kok jadi begini to, mas,” istriku terisak. “Ssssstttt …..” sambil
kubelai rambutnya.
“Tubuhku dinikmati banyak orang, mas. Aku pelacur, mas. Aku
lonte,maaasss……” isaknya semakin keras.
“Jangan berkata begitu, dik,”kataku. “Mas nggak percaya aku sekarang ini
lonte, pelacur,” katanya sambil semakin terisak. “Aku tetap suamimu, kan?”
katJeng Yatiang membuatnya menangis keras.
“Sudah, sudah, ayo ke kamar kita,” kataku
“Eeh…,” istriku mendesah ketika akan beranjak dari tempat tidur. Deangan
pelan istriku menurukan kakinya yang masih bersepatu ke lantai.
Kuberdirikan dan otomatis posisi kakinya terbuka,begitu melangkah, kakinya
tidak bisa menutup dengan kupapah, istriku berjalan terkangkang seperti
pengantin sunat. Karena posisi berjalannya, entah mengapa kontolkupun
langsung ngaceng dan istrikupun mengetahuinya.
“Maafkan, mas,” kataku. “Eeeh … aku memang lonte, mas,” katanya.
“Jangan berkata begitu, dik,”mendadak kontolku lemas kembali dan kubuka
pintu kamar praktek Mbah Kotim.
“Kontolnya kok lemas, mas, nanti aku digitik dikentot laki-laki lagi,lho”
katanya tersenyum.
“Kalau kau suka,dik,”kataku membalas. “Mas gak marah?” tanyanya.
“Sudah kukatakan, tadi malam, kan?’ Kataku meyakinkan kubuka pintu kamar
kami mnginap
“yah, nanti tak ceritakan,” katanya ketika kududukan istriku ditepi
ranjang
“Maaaaas……heh ….tidurkan aku, mas…….”pinta istriku. Se telah kulepas
sepatu hak tingginya kutidurkan istriku. “Peluk aku, mas …. mbah Gandul
mulai beeer ……eeehhh hhhoooohh peluuuk akuuu…maaaaaassss ………”
Kupeluk istriku yang tidur tertelentang, tangan kanannya meraih ikat
pinggangku, melepas kancing celanaku dan bersamaan tangannya memegang
kontolku yang sudah ngaceng “oohh maaaas ennaaaaak dikentot sambiiill
jhhhhhhsszz…. disodomiiiiiiiii ….. akuuu pingiiiiiiiinn dengaaaaan
oraaaaang maaaassss…….” Kulihat pinggul istriku bergoyang hebat merasakan
tusukan di liang vagina dan lubang duburnya.
“Eeeeeehhhhhh…wweeeeeeeenaaaaaaaakkk maaaaaaasss
…..iiitiiiiiiiiiilkuuuuuuuu ………”kudengar getaran di selangkangan istriku
dan istrikupun mengkangkangkan kakinya lebar, ku singkap rok istriku,
kulihat dengan jelas ekor atas mbah Gandul yang bergetar itu menempel di
kelentit istriku.
“Maaaass….. ayoooo ….. keluaaaar bareeeeng ……oh . itilku oh ,… anuussku
ooooh toroooookuuuu wnaaaaak maaaaas …….”
Istriku mengocok kontolku semakin cepat dan “maaaaaaas ……akuuuu
keluaaaaaaaaaaar …….”bersamaan dengan orgasme istriku pejukupun muncrat di
blazer istriku.
Aku dan istriku berpelukan kaki kananku diatas perut istriku, karena takut
mengenjet mbah Gandul yang badannya menyumpal liang vagina istriku dan
ekor bawahnya yang menyumbat lubang anus istriku.

“Eeeh … eeehh ….” desah istriku ketika tubuh dan ekor mbah Gandul keluar
dari liang vagina dan lubang dubur istriku dan kini di kedua paha istriku
jadilah keris mbah Gandul kembali.

Se telah mandi, kamipun berpamitan ke Mbah Kotim.
“Jeng Yati ……,” kata Mbah Kotim.
sambil bersandar di dinding ruang keluarga, istrikupun menyingkap rok
kloknya dan kulihat jembut lebat di selangkangan istriku, tanpa ba bi bu
Mbah Kotim mendekat dan mengeluarkan kontolnya yang besar setengah kaku
itu ke arah selangkangan istriku. istriku mengangkat kaki kirinya di kursi
disebelahnya.
“Maas ….,” istriku memanggilku. Aku mendekat.
“Bukakan garasi untuk Mbah Kotim, dan seperti kerbau dicocok hidungnya
sambil berjongkok kubuka lebar bibir vagina istriku dan Mbah Kotim
menempelkan kepala kontolnya di liang vagina istriku dan “mbaaaaah
…….kontolmu besaaar ooohh… enaaaaak empuuuuukk ngaaak keraaaaass……”didepan
mataku kulihat kontol besar Mbah Kotim menerobos masuk ke liang vagina
istriku. Karena besarnya bibir vagina istriku terikut oleh desakan kontol
Mbah Kotim yang melesak masuk.
Selanjutnya istrikupun melepas roknya sehingga aku diantara selangkangan
Mbah Kotim dan istriku melihat pemandangan keluar masuknya kontol Mbah
Kotim di liang vagina istriku. dan bibir vagina istriku pun ikut keluar
masuk seirama dengan keluar masuknya kontol Mbah Kotim di liang vagina
istriku.
Semakin lama semakin cepat, ku keluarkan kontolku yang ngaceng itu dan
sambil melihat dan mendengar rintihan dan desahan istriku, akupun mengocok
kontolku dengan tangan kiriku dan tangan kananku menjelajah ke itil
istriku dan begitu teringat mbah Gandul, jari telujuk kanankupun
kumasukkan ke lubang anus istriku dan aaaaahhh kulihat pinggul istriku
menekan pangkal paha Mbah Kotim dan Mbah Kotim semakin cepat kocokan
kontolnya didalam liang vagina istriku.
Beberapa saat kemudian
“Jeng Yati, lonteku…..”
“Mbah Kotiiiiiiiim ….”
Dan Mbah Kotim menussukkan kontol besarnya dalam dalam ke laing vagina
istriku yang pantat bahenolnya menekan pangkal paha Mbah Kotim. akupun
memuncratkan air maniku.

“Permisi ya, mbah,” kami berpamitan
“Ya, hati-hati. Mas torok istrimu enak,” Katanya padaku sambil memijat
bahuku
“Hhh .. Oh ya. Mbah Kotim itu apa sih mbah,” tanyaku
“Kontol Timun,” katanya

Dan kamipun berpamitan karena hanya pada acara perpisahan kami kembali ke
desa itu dan sesampai di jalan raya.
“Maaas…..,” kata istriku manja
“Kenapa ?” tanyaku
Istriku menyingkap rok nya
“Pejuh Mbah Kotim, mas” Katanya sambil memasukkan jarinya ke liang
vaginanya dan mengulum jarinya yang basah oleh peju Mbah Kotim.
“Enak, mas…” katanya dan sepanjang jalan istriku menjilati dan mengulum
jari tanganya setelah di masukkan ke liang vaginanya.

Aku kaget ketika tiba-tiba kaca spionku berubah posisi dan begitu kulihat
tampak keris mbah Gandul berdiri di kursi belakang
“Dik ….” kataku
“Hmm ….” jawabnya.
“Mbah Gandul ikut,” kataku
“Mana, mas”
“Di kursi belakang” kataku

Istrikupun meraih dan memeluknya, “Setiap malam Jum’at….,” katanya lirih.
Keesokan harinya tak terjadi suatu yang berarti. Pada hari Senin akupun
masih berpura-pura tidur sambil menutp kepalaku dengan bantal sehingga
ketika istriku mulai merias diri untuk menyiapkan diri memberi kuliah tak
melihatku mengintip..
Seperti biasa istriku menutup tubuhnya hanya melilitkan handuknya sambil
merias diri di muka meja rias. Bibirnya kini dipoles gincu merah merekah
dengan eyes shadow yang membuat kelopak matanya yang indah, alisnya yang
lebat nan indah.

Begitu selesai merias diri, istriku menuju lemari pakaian dan memilih
pakaian, ku lihat diambilnya stelan balzer dan rok span coklat, dan
membuka lilitan handuknya dan tampak tubuh putih istriku dengan dua
payudara yang lebih montok dengan dua putting coklatnya sebesar separuh
penghapus steadler kecil dengan perutnya sedikit menonjol tak ramping
seolah mengandung 3 bulan, tetapi pinggangnya tetap ramping dan pantatnya
yang bahenol, paha mulus padat, dan betisnya yang ramping dengan tumit
rampimg ke dalam, yang menurut pendapat orang berarti liang vaginanya
seret tidak longgar dan cairan vaginanya tidak keluar terlalu banyak.

Aku terkesiap ketika istriku memakai blazernya tanpa memakai BH dan
mengancingkan blazernya kemudian memakai rok stelannya tanpa memakai
celana dalam dan mengambil sepatu coklatnya yang berhak tinggi, biasanya
istriku memakai untuk pesta saja.

“Mas aku berangkat,” katanya pelan sambil membangunkanku. “Eh …,” aku
pura-pura bangun dari tidur.
“Cepat mandi nanti terlambat,” katanya. Akupun bangun dan menuju kamar
madi se telah menyambar handuk. Terus terang aku terasngsang melihat
pemandangan tadi sehingga kontolku bereaksi.
Ku mempercepat mandiku dan berjalan menuju kamarku yang saat itu sedikit
terbuka dan akupun mengurungkan niatku masuk tatkala kudengar desisan
istriku ,” sszzzz …… sszzzz …..”. Nafasnya berat dan dengan hati-hati
kuintip ke dalam kamar dan kulihat istriku menghadap cermin meja riasnya
dengan kedua tangannya bertumpu di pinggir meja rias.
Kulihat pantat bahenol istriku menungging dan kakinya …melebar dan
hatikupun berdegup kencang tatkala ku lihat di betis kanannya “Mbaaaah
……..,” desis istriku dan kakinya semakin melebar ketika mbah Gandul
merayap di lutut kanan istriku dan mulai menyusup di rok istriku menuju
paha mulus padatnya.
“Oooooh ……..,” desah istriku semakin keras ketika mbah Gandul semakin
menyusup rok dimana terlihat ekor atas mbha Gandul seperti ekor hiu itu
menyangkut rok span coklat elastis bagian belakang.
Mbah Gandul semakin keatas dan merayap di paha bagian dalam kaki kanan
istriku yang semakin terkangkang karena desakan mbah Gandul pada paha
mulus istriku dan rok span bagian belakang semakin tersingkap ke atas
sehingga semakin tampak paha mulus padatnya.
Erangan istriku semakin keras “aaaah …aaaahhh …. zzzzz…..zzzzz….
mmmmmmppff zzzzz…..” pantat bahenolnya semakin menungging, kedua kakinya
terbuka lebar, punggungnya semakin sejajar dengan kepalanya wajahnya
berhadapan dengan cermin meja rias di depannya, kedua sikunya tertekung,
sedangkan kedua tangannya menggengam keras tepi meja rias.

Rok istriku semakin tersingkap ke atas dan Pantat bahenol istriku mulai
tampak dan bergoyang ke kiri dan ke kanan, berputar, dan terangkat
menungging nungging yang membuat kontolku muulai ngaceng.

Kepala Mbah Gandul yang mempunyai lubang berbibir rupanya sudah
menggosok-ngosok bibir vagina istriku sehingga tubuh istriku yang berkejot
menerima usapan itu. Pantatnya semakin keras bergoyang dan dari bibir
merahnya meluncur kata-kata mesum “Mbaaaah ….. empiikku enaak, mbaah,
elusanmu mbaah, eeh bikin aku gateel …enaaak mbaaaah…. mbah Gandul .. oooh
…. mbah Gandul… empiiiik … kuuu enaaak …..”
Suara kecepak lendir istriku semakin jelas “cpak .. cpak .. plek .. plek…”
dan pantat bahenolnya bergetar dan bergoyang menungging nungging.

“Heqq …ooh….itiiiiiil kuuuuu aaaeehh..aaah.. aaah …” dan pantat bahenol
istriku tersentak-sentak kedua tangan istriku semakin kuat memegang
pinggiran meja riasnya”Mbaaaaahhhh…hheehhhhh…Ganaanduuuuul ,… oo heeqq
aaahh kkk kuuuuuu….keluaaaaarr haaaeehhhheeeeqqq….” Pantat bahenol istriku
yang tersingkap itupun tersentak-sentak maju mundur kedua kakinya
berjinjit tegang tatkala orgasme pertamanya berlangsung.

Belum lagi sentakan maju mundur pantat istriku memudar
“Aaaaaaaaaah……..Mbaaaaahhhhh heeh heehh aaiiiyyyyhhhhh heh heh heeh hehh
eeeee zzzz mmmmmppff eennnnn aaaaah ssssttttt heq heq iiiiiihh”
Kedua kaki istriku terkangakang lebar kedua tangan istriku memegang
selangkangannya hingga rok bagian depannya tersingkap sampai pangkal
pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu lebat, kedua matanya terpejam erat dan
pangkal pahanya terangkat tinggi. Karena istriku berdiri maka jelas
terlihat dari balik cermin Mbah Gandul mulai menembus liang vagina
istriku, karena tubuh mbah Gandul sebesar kaleng Baygon maka tampak jelas
bibir vaginanya yang basah itu menggelembung.
“Mbaaaaaaaaaahhh hhhh hhhhehh hheeh hee heeh biibbiiirrrrrmuuuu
…..mbaaaaaah oooohhh Gggg jjiiiiii …spooooootkuuuuuu ooooooh…ohhhhhh…
akuuuuuuu.. keluaaaaaaar, mbaaahh hheheeh ……”
Pantat bahenol istrikupun tersentak sentak menikmati orgasmenya yang ke
dua.

Akupun berjingkat menjauhi kamar dan ku bersiul dan masuk kamar. Kulihat
istriku duduk di kursi rias dan aku tahu istriku berpura=pura seperti tak
terjadi apa-apa, istriku bersandiwara sedang memoles bibirnya.
“mandinya kok lama, mas?” tanyanya. Akupun bersandiwara kalau perutku
mules.

Se telah berpakaian rapi aku mengajak istriku untuk berangkat, begitu aku
menutup pagar rumah dan istriku menungguku di pintu depan mobil kulihat
roknya bagian belakang terlihat ada spot basah tepat di selangkangannya.
Aku biarkan.

Minggu ke dua aku dan istriku berangkat ke desa tempat PKN karena
mendengar khabar Mbah Kotim meninggal karena sakit.
Pagi itu istriku memekai blouse bermotif bunga dengan dasar hitam dan rok
panjang hitam elastis tetapi mempunyai belahan di belakang sampai diatas
lututnya. Selama istriku tidak melangkahkan kakinya lebar maka hanya
betisnya saja yang tampak.
Pagi itu kuintip istriku berani memakai BH dan celana dalam, dan kudengar
dia bergumam,” Aha.. aku nggak gatal lagi walau aku pakai BH dan celana
dalam”. Rupanya “jampi-jampi” Mbah Kotim sudah pudar, akupun senang. Tapi
aku berpura-pura tidak tahu dan tampak garis celana dalamnya terukir di
rok panjang ketatnya

Sesampai di sana dan sesudah melayat aku mampir ke penjual rokok. dia
bercerita kalau malam sebelum Mbah Kotim meninggal, waktu itu dia ronda
malam melihat sinar sambung menyambung ke luar dari rumah Mbah Kotim dan
Pak Carik bergantian.
“Saya ngeri, mas,” katanya.

Aku dan istrikupun berpamitan ke Pak Kades dan entah mengapa berpamitan
kami terpisah, karena pertamanya aku dan istriku bersama-sama ke kantor
Pak Carik dan keluar bersama. Kami berpamitan karena kami tidak dapat
menghadiri penutupan PKN.

Saat berbicara dengan pak Kades aku tidak bisa memotong pembicraannya.
Kira-kira satu jam baru tersadar ketika istriku tak kujumpai. Aku menunggu
di dalam mobil yang kuparkir di pelataran yang sudah sepi. Dan benar,
istriku berjalan tertatih-tatih keluar dari ruangan belakang pendopo
dimana kantor Pak Carik berada dari kaca spion mobil. Istriku berjalan
pelan dan sedikit terkangkang, di dalam jalannya istriku menggigit
bibirnya
Aku berpura-pura tertidur ketika istriku membuka pintu.
“Mas, bangun mas,” katanya lembut dan kulihat istriku menggigit bibirnya
ketika masuk ke dalam mobil.
Beberapa meter keluar pendopo, istriku berkata,”Aku kok ngantuk ya, mas”
katanya. “Yah tidur saja,dik,”kataku. Istrikupun menarik pelatuk untuk
merubah dudukan kursi dan istrikupun tertidur.
Karena masih di jalan desa mobil berjalan pelan, maka kuperhatikan istriku
dan aku terkesiap ketika tampak jelas kedua putting susunya mencuat dari
balik blouse hitamnya dan aku langsung memperhatikan selangkangannya yang
remang-remang terdapat spot persis di tengah pangkal pahanya sedangkan
garis celana dalamnya tak tampak lagi.

Di dalam perjalanan, sekali istriku menggigau pelan hampir tak terdengar
olehku,” Suuudaaaahhh …ampuuuuuun… sssaaaakiiiiit ….paaaaaakkk heeh
heee..”Tangannya memegang kencang pinggiran kursi mobil.

Sesampai di rumah hampir malam dan aku tak berkata apa-apa. Istriku
langsung ke kamar untuk mengambil daster kaos yang mempunyai kancing di
depan dan celana dalamnya sebelum mandi Begitu pintu kamar mandi di tutup,
akupun mengintip istriku di kamar mandi dan ketika blousenya dibuka memang
benar istriku tak memakai BH, begitu pula ketika istriku memelorotkan rok
panjangnya tak ada lagi celana dalam yang menempel di selangkangannya.
begitu istriku menghadap pintu diantara jembutnya yang lebat tampak bibir
vagina istriku membengkak di kedua pahanya selain memar berwarna biru,
tampak pula bekas gigitan dan sundutan rokok. Kedua payudara montoknya
terdapat galur biru dan memerah di banyak tempak diseluruh payudara
montoknya bekas hisapan.

Ketika makan malam, tampak istriku tak memakai BH dan setelah selesai aku
dan sistriku ke kamar tdur.
Istriku malam itu bersolek, entah kenapa, tak biasa istriku bersolek malam
hari.
Ketika aku dan istriku di tempat tidur
“Dik, sekarang malam Jum’at, lho,” kataku
“Tadi tak cari sudah nggak ada, kok mas,” katanya
“Wah, kalau gitu nggak ada kewajiban, dong,” kataku untuk memulai.
“mas Nggak marah, kan tanyanya. Aku hanya diam. “Aku capai, mas,perjalanan
tadi melelahkan buatku,” katanya menambahkan.
“yaah, ya tidur saja, kalau gitu,” Malam itu aku tak dapat tidur walaupun
hawa dengin karena hujan deras.
Sekitar pk 12 malam, istriku yang tadinya menghadapku kini merubah posisi
tertelentang, kakinya tetap lurus walaupun kini tak lagi berselimut.
Kudengar kilat menyambar dan “pet” aliran listrik padam secara otomatis
lampu darurat neon 5 watt langsung menyala. Ketika mataku berakomodasi di
keremangan, kulihat bayangan berkelebat dari arah pintu kamar ke tempat
tidur bagian bawah tepat di bawah istriku yang tidur di sebelah kiriku.
Dan kurasa beban berat menindih tubuhku, mulutku terkunci dan kemudian
tangan bayangan itu memegang pergelangan kaki istriku. Karena posisi lampu
darurat yang tepat mengnai tubuh bagian bawah istriku makad ari cermin
meja rias istriku terlihat bayangan itu jongkok.
Istrikupun terbangun.
“Mas.. mas…..bangun mas. Ada yang memegangi pergelangan kakiku, mas. Mas
.. jangan tidur mas bangun, mas,” kata istriku.
Aku menjadi binggung, karena aku dalam keadaan terjaga, kedua mataku
terbuka, Cuma aku tak dapat bergerak. Kedua tangan Istriku memegang tangan
kiriku dan bayangan itu mendorong kedua pergelangan kaki istriku sehingga
kedua kaki istriku dalam posisi lutut tertekuk.
“Maaasss … banguuuun …maas ….oooohhh …,”desah istriku dan dari cermin
kulihat tangan bayangan itu mengelus kedua betis istriku sambil terus
mendorong kedua kaki istriku sehingga dari kaca kulihat celana dalam hijau
muda istriku.
Istrikupun memegang tangan kiriku kuat-kuat ketika tangan kanan bayangan
itu mencolek-colek pangkal paha istriku yang masih memakai celana dalam,
sedang tangan kirinya di lutut kanan istriku dan mulai menggeser ke kanan
dan sedikit demi sedikit kaki kanan istriku terkangkang dan “ooh…..”tangan
kanan bayangan itu menyibak celana dalam istriku dan “heeh …. heeeeh …
maaaas banguun …. ada yang menggangguku ….mas…..” kata istriku menghiba.

“Lho, apa istriku tidak tampak bayangan itu?” pikirku dan secara tiba-tiba
aku tersentak dan menoleh istriku”Ada apa,dik?”kataku, aku tak mengerti
aku bertanya seperti itu walaupun aku tampak jelas tangan bayangan itu
menggosok-ngosok selangkangkan istriku yang celana dalamnya tersingkap ke
kanan.
“Entaah, maaaas ooohhh ….diii …ooh … selangkanganku oooh ..celana
dalaamkuuu disingkaap…maaaaas”
“Lihaaaat maaass ooooohh empiiiiik kuuuu maaasss di oooohh….lihaaaaat
maaaaasss …….” desis istriku dan akupun duduk.
“Lihat apanya,dik?” Tanyaku.
“Nggaaaaak taahuuuu, maaaaass ……. adaaaa yang nggosok empiiiiiik
kuuuuu……,” lenguh istriku dan secara otomatis kedua kaki istriku
terkangkang lebar
Bayangan itu merayap ke tempat tidur dan kepalanya diantara kedua kaki
istriku yang terkangkang lebar.
“Maaaaassssss……oooohhh …..itiiiiiiiil kuuuuuu,” istriku merintih dan
tangan kanan bayangan itu kulihat menggosok itil istriku dan tangan kiri
bayangan iru menggsok bibir vagina istriku sehingga istriku mengangkat
pinggulnya dan suara kecepak cairan istriku terdengar.
“Maaaas….kaaalaaaauu begiiiiiniiii aku taak taaahaaaaann ……ooohh ….”rintih
istriku semakin keras pinggulnya naik turun tak beraturan menerima
serangan kedua tangan bayangan itu dan kedua tangan istriku meremas dan
menarik sprei.
“Maaas ….. oooohhh …. maaaass…aaaaaakkuuuuuu……keluaaaaaaaaar……,”Tangan
kiri istriku meraihtangan ku dan pinggulnya terangkat tinggi ketika
istriku orgasme.
Beberapa saat kemudian “oooooh..torokkuuuu dimasukiiii jariiiii maaas
…..,”tubuh istriku bergetar “ooohhh duaaaa… maasss….ooohhhhh tigaaaaa
jariiii masukk toroooook kuuuu maaaaaasss…….”kulihat bayangan itu duduk
bersila jari-jari tangannya mengobok obok liang vagina istriku dan”maaaas
pantaaaatku diangkkaaat…..,” rintih istriku dan pantat bahenol istrikupun
dipangku bayangan itu “Maaaas …toroookkuuu digaruuuk garuuuuukkk
eeehh….ennaaaaaak… maaaaass…jiiii spooootkuuuuu… ooooh…maass…akuuuuuu
keluaarrr…..,” rintih istriku mencapai orgasme kedua malam itu. Tubuhnya
mengejang dan kiringat membanjir.
Belum lagi nafas istriku reda”maaasss ……itiiiilllkuuuuu digosoook lagiiiii
…toroookkuuuu digaruuuuuk lagiiiii, maaaas…….,”
“Maaaas …..akkuuuuu keluaaaarrrrr…..”orgasme istriku yang ketiga malam.
Rupanya bayangan itu sudah bernafsu, kakinya diluruskan ditariknya paha
istriku hingga selangkangan istriku tepatdengan selangkangan bayangan itu.

“mas……akuuuu oooh…akkuuuu digitiiiik maaaas…..kontoollnya
besaaar……maaas….,”sedikit demi sedikit pinggul istriku melorot ke bawah
hingga akhirnya antara pangkal paha bayangan itu menempel pangkal paha
istriku.
Dan kulihat bayangan itu menggoyang pinggulnya dan memaju mundurkan hingga
istriku orgasme entah yang ke berapa.
Bayangan itu kadang datang menyetubuhi istriku, baik ada aku atau tidak
ada. Istriku tetap tak pernah melihat bayangan itu dia hanya merasakan dan
terakhir kali menggangu istriku ketika istriku menjaga ujian tengah
semester dan saat ujian itu pada jam terakhir sampai pukul 8 malam dan
hanya ada kelas itu.
Istriku mau menjaga ujian itu karena dikira hari itu aku tidak dinas
luar,tapi saat itu aku harus ke luar kota selama 2 hari.

Karena aku dapat mempercepat tugasku dalam satu hari maka aku pulang lebih
awal.
Aku sedikit kaget ketika pagi hari pk. 8 pagi masih tertutup dan lampu
masih menyala. Tak biasanya istriku kesiangan.

Aku sangat kaget melihat istriku tak ada di rumah, aku langsung ke kantor
tanpa menendarai mobilku. Ada perasaaan tidak enak dalam hatiku.

Sekitar pukul 11 siang aku ijin ke atasanku kalau aku tak kembali ke
kantor dan karena rumahku dapat di lihat dari kejauhan di pertokoan dan
warung. maka aku mampir ke warung untuk ngopi dan benar sekitar pk. 11.30
ku lihat istriku baru pulang, kulihat jalannya agak sulit seperti pangkal
pahanya kesakitan.
Setelah itu aku pulang, istriku kaget.

“Kok, sudah pulang, mas,” katanya. Kulihat blouse dan rok span merahnya
banyak bercak-bercak dan aku tahu dari baunya adalah air mani pria dan
dandanannya sedikit menor tidak seperti biasanya.

Aku pura-pura tak tahu dan saat itu aku berpikir mulai besok rumahku
sedikit ku renovasi, istriku tak tahu maksudku, aku buat sebuah pintu
rahasia yang bisa naik ke atap tanpa orang lain tahu dan ku buat kaca
kecil untuk mengintip setiap sudut rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar