” Pa yang benar aja, masa Cuma skripi saya saja yang ditolak ” tanya gadis itu, dengan nada kesal dari balik telefone…
” Koq, kamu malah bertanya sama saya, kamu memang merasa saya sengaja tidak meluluskan kamu?? ” Kata dosen itu di ujung sana,..
” Pak, saya sudah mengikuti semua petunujk Bu Handayani, dan menurut beliau skripsi yang saya buat ini pasti diterima, jangan mempersulit saya donk pak…” rengek gadis itu..
” Sekarang dosen pembimbing anda saya, atau ibu Handayani?? ” dosen itu menjawab dengan ketus..
” Pak Hermawan, tapi saya kan seharusnya dengan bu Handayani kalau saja beliau tidak sakit.. “
” Ya tapi menuut saya, kajian data kamu itu masih jauh dibawah standard, sekarang menurut penilaian saya ya kamu gagal “
” Oh jadi kenapa bapak malah menyudutkan saya?? Saya jugabisa membalas perbuatan bapak yang semena-mena seperti itu” Gadis itu balas mengancam, sambil memutuskan hubungan telepon itu, kesal…
Karen |
Gadis itu Karen, menghadapi sidang skiripsinya beberapa hai lagi, tiba-tiba saja skripsi yang sebelumnya disetujui oleh dosen pembimbingnya, Bu Handayani, tiba-tiba di tolak oleh pak Hermawan, dosen tua bangka yang mengantikan Bu Handayani karena beliau menadak sakit keras, andai saja dia bisa menyelesaikan skripsinya 3 hari lebih awal, karena perlu beberapa revisipasti dia tidak perlu berurusan dengan dedengkot tua ini, tiba-tiba saja darah tinggi Bu Handayani kumat sebelum dia memberikan skripsi baru Karen kepada ketua jurusan untuk ujian sidangnya..
Pak Hermawan yang menggantikan Bu Handayani terus saja mengangunya menyelesaikan tugas akhir, sudah berulang kali Karen harus mengulang-ulang skripsinya, namun sampai saat ini belum dianggap memuaskan oleh pak Hermawan.. Habis sudah kesabaranya selama ini, belum lagi membayangkan kesempatan keja disebuah perusahaan nasional yang sudah menerimanya beberapa waktu lalu terancam melayang bila gagal lulus semeter ini, bukan-bukan hanya hal iu yang dikhawatirkannya namun juga kesempatan bekerja di perusahaan yang sama dengan mantan kekasih yang asih dicintainnya itu, berharap ria itu kembali membuka pintu hatinya atas kesalahan bodoh yang pernah dia lakukan, menhianati cinta lelaki itu..
Dengan bimbang dan pikiran kalut, muncul keberanian dalam dirinya untuk melaporkan tinkah pola dosen tua sialan itu pada dekan, memohon minta dosen pembimbing yang baru, yang akan memudahkan kelulusannya..Dengan tidak mempersulit Skripsinya..
” Besok, besok pasti akan aku temui pak Franky, untuk melaporkan Hermawan sial itu ” Ujar Karen dalam hati, membulatkan tekadnya..sambil memncet tombol lift yang akan membawanya turun.
” Jadi selama ini lu bohongin gue!! ” bentak jess
” Ya enggak sayang, denger dulu omong…” Sanggah eason, terputus
karena tumpukan foto2 itu terlanjur mendarat di wajahnya..
Foto2 itu berserakan di lantai setelah menampar wajah eason, jatuh
dicelah kakinya, sementara Eason hanya dapat duduk di kursi dengan wajah
tertunduk..foto2 yang berisikan kemesraan dirinya dengan seorang
wanita,wanita yang cantik memang.. namun tetap saja melukai hati gadis itu..
” Ini bukan bukti ?? ” sambung jess masih dengan nada emosi yang
meluap..
” Iya tapi foto ini ga semua , ada lagi … “
” Oh jadi ada yang lebih mesra lagi!! ” lagi2 jess menyela saat
kalimat itu pun belum selesai diucapkan..
” Ya ampun Tuhan, aku bisa cerita sayang tapi, tapi ga sekarang … “
pangkas eason
” Oh iya, masih belom tahu mau ngarang apa lagi..lu selalu bohongin
gue..”
Gadis cantik itu memang tampak sangat emosi, wajahnya penuh amarah,
namun sorot matanya, dibalik lembar2 rambut poninya menampakan kesedihan, sedikit merah. bulir2 kesedihan tergambar dari raut wajahnya, kesedihan sebuah rasa penghianatan yang mampu menjerumuskan ke jurang dendam.. wajah sedih itu malah membuat pemuda yang duduk dihadapannya itu makin tak menentu mengambil sikap..
” Jadi lu bener2 ga mau ngomong?? ” ujar jessica dengan air mata yang mulai merambat turun dari pelupuk matanya, mengalir ke pipinya sebelum jatuh ke lantai..
kebodohan pemuda itu, hanya dapat terdiam, seolah tak mampu berkat,
berusaha menyembunyikan sebuah cerita, entah sebuah ketulusan atau
dosa belaka..
” Ga sekarang sayang… ” jawab pemuda itu terbata dengan suara yang
sangat kecil nyaris tak terdengar..
Kontan suara kecil itu bagaikan petir menyambar,halus namun menyakitkan, bagaikan sebuah upaya kebohongan yang tetap dijaga walaupun nyaris terungkap..Mengapa bukan sebuah kejujuran yang dikatakannya namun sebuah kalimat penolakan, penolokan yang sama dengan penghianatan atas cinta mereka..
Pikiran2 kalut membayangi jessica, pikiranya terus berimajinasi,kebohongan apa, kebodohan apa yang ku lakukan sampai mencintai orang ini.. rasa cinta dan sayang anak manusia yang kandas dengan sebuah penghianatan..
Hatinya terlanjur hancur ,terluka hingga tak mampu berkata apapun lagi, berat dia berbalik, menghadap pintu yang terbuka semenjak tadi..bimbang perasaanya, sementara hati ini terlalu pedih..langkahnya gontai meninggalkan kamar itu..
Air mata tak kunjung berhenti mengalir..
Lelaki bodoh itu hanya terduduk layu, seolah tak mampu menunjukan kejantananya, tak berani mengakui dosa indah yang dilakukannya.. menatap gadis yang dicintainya melangkah pergi, tanpa sedikit pun usaha mengejar.. Tak lama suara mesinpun terdengar, beberapa detik cukup
untuk menghilangnya suara itu meninggalkan tempat terkutuk di hati gadis yang terluka, meninggalkan sebuah kesunyian, bukan, bukan hanya di ruang itu, namun di relung hati kedua insan yang pernah saling mencintai..
Sementara 2 manusia menghadapi probelmatika cinta.. yang lain memiliki cerita tersendiri, sebuah masalah memang yang tak pernah lepas dari hidup manusia, namun sebuah syarat kehidupan..
Diruangan yang tenang, beberapa orang berkumpul dengan pakaian rapi,
yang pria dengan pakaian kemeja putih lengan panjang. dan celana panjang itam, sedangkan yang membedakan dengan para wanita hanya celana berganti dengan rok warna senada… Wajah mereka kalut, entah menakuti apa..tampak tidak tenang sementara beberapa rekan yang berpakaian bebas tampak berusaha menenangkan teman2nya..
Taklama pintu bertuliskan ” Ruang Sidang ” terbuka..seseorang berjalan
keluar tanpa mampu membendung senyum yang tergurat diwajahnya,
berjalan tenang menuju satu sudut ruangan, sambil melepas dasi yang
dikenakannya..
Pemuda tampan dengan rambut spike tertata rapi, dengan senyum yang
merekah, membuat beberapa temannya ikut tersenyum bahagia..Ryan pun langsung memberitakan kabar bahagia itu pada teman2nya..
” Hahaha, gila anjrit tegang banget…” tawanya..
” Sukses bro?? ” tanya salah satu temannya..
” Sukses, tegangnya gila, B+ lah nilai gue.. hehehe ” dengan penuh
rasa bangga
” Tenang aja man.. ” lanjut Ryan sambil menepuk punggung temannya, Vic
yang tampak tegang sambil memasang dasi dibantu kekasihnya
” Ok dech, tapi tegangnya gila ” balas Vic selesai memasang dasi..
” Dah, lu tegang malah makin kalut nanti sayang..” Sanggah Lisa
menenangkan pemuda itu..
” Iya sayang kamu doain aku ya hunz..” kata vic menatap kekasihnya..
Gadis cantik itu mengangguk dengan mata penuh harapan..semantara Vic
melangkah menuju ruangan sambil berbincang dengan Ryan tentang suasana
sidang,,
Tepat sebelum memasuki ruangan sidang dengan dada yang berdebar keras.
sebuah suara menghentikan langkah Vic..yang membuatnya memalingkan
mata kebelakang..Lisa melangkah mendekat setelah memanggil kekasihnya itu..Dengan sebuah pelukan mesra yang langsung melumat bibir vic, seolah memberikan ketenangan, walaupun gadis itu pun sama teganganya dengan kekasihnya..
Ciuman itu begitu manis, bibir indahnya bertumpuk dengan bibir
kekasihnya, seolah tak perduli dengan mata2 yang mengawasi mereka mata-mata jahil yang sedikit iri dengan keberuntungan pemuda itu mendapatkan bidadari secantik itu, terlebih mata2 jahil itu lebih banyak menatap ke arah dadanya yang cukup besar, ataupun pahanya yang mulus dengan kaki yang panjang indah…taklama saat mata2 nakal itu tersadar dengan ketegangan menunggu sidang..
Ciuman beberapa detik yang cukup membuat Vic tenang, berjalan dengan
lebih mantap, sambil melempar senyum ke arah kekasihnya..bersiap menghadapi sidang itu..
Sore itu, giliran Karen yang harus menyelesaikan sidangnya..Dibalut, kemeja putih dan rok pendek hitam, yang memang pakaian wajib untuk mengikuti siding, ditemani 2 teman wanitanya yang menunggu diluar, Karen tampak cantik dengan rambut panjang yang diponi dibagian depannya, rambutnya yang di highlight pirang menambah keanggunannya, kecantukan yang sempat terpampang di beberapa majalah dewasa, lelaki manapun pasti akan jatuh dalam pelukannya, begitu juga harapannya pada dosen sidangnya yang akan tertegun dengan kecantikanya sampai lupa memberikan pertanyaan..
Dengan tenang, apalagi setelah pertengkarannya dengan pak Hermawan, dosen pembimbing skripsinya, sampai akhirnya dia mendpat dosen pembimbing yang baru, yang dengan cepat memberikan tanda lulus pada skripsinya yang memang sudah lebih dari memenuhi syarat..
Terbayang olehnya segala kesulitan untuk menyelesaikan skripsi ini, pemerkosaan oleh karyawan-karyawan perpustakaan, pimpinan perpustakaan, bahkan oleh mahasiswa yang tak dikenalnya, membayangkannya sudah membuat jantungnya berdeguk kencang…Namun sebuah senyum muncul daro wajahnya, dengan keyakinan yang mantab, ini adalah ujian terakhirnya, sebelum memulai hidup yang baru nanti..
Diketuknya ruangan itu, seblum masuk ke ruangan itu, melangkah dengan mantab kea rah kursi, hingga 2 dosen lain memasuki ruangan itu, yang membuatnya tertegun, 2 dosen yang dating malah pak Hermawan yang jelas-jelas akan mempersulitnya, sedangkan yang satu lagi adalah pak Kusno, dosen tua yang terkenal cabul, dengan perutnya yang buncit..
Karen menelan ludah, ketika pak Darmo, selaku penyidang utama, mulai membalik rangkuman skripsinya, dilihatnya kearah pak Hermawan yang tampak tersenyum seolah menelanjangi tubuh molek Karen
Ketiga dosen out mulai memberikaku pertanyaan, bukan pertanyaan yang berbobot, bahkan terkesan melecehkan, dengan banyak mempertanyakan hal-hal pribadiku, hingga akhirnya mereka menanyakan apakah Gadis memang biasa dipakai oleh Om-om??
Karen sontak berang dengan pertanyaan itu, dia pun langsung berdiri dan berniat meninggalkan ruangan sidang itu, namun
“Kita sudah tahu semua tentang kamu dari pak Dahlan” kata Pak Hermawan
Kembali nama itu menjadi ganjalan dalam hidup Karen, Karen pun menghentikan langkahnya dan hanya dapat terperanjat kaget ketika dosen itu menyuruhnya melucuti pakaiannya..
Tentu saja gadis itu menolaknya..
” Apa-apaan sich Pak ” protes Karen..
” Kamu mau sidang ini saya batalkan?? ” Ancam Pak Hermawan
Mendengarnya membuat Karen bimbang, seluruh usahnaya harus kah melayang karena penolakan ini, toh dia bukan seorang perawan, dan bukan gadis yang baik-baik amat..bimbang dan dibawah ancaman dosen-dosen bejat itu..
Karen pun pasrah dan hanya dapat memenuhi tuntutan ketiga dosen bejat itu, yang dengan mata nakalnya dan senyuman mereka mulai menyaksikan Karen membuka satu persatu kancing bajunya, hingga tubuhnya yang putih mulus dan bra hitamnya yang menutup rapar payudara indah didalamnya dapat disaksikan oleh bajingan-bajingan keparat itu,
Begitu pula kala Karen mulai melepas rok hitamnya, Celana dalam berwarna senada dengan branya, yangmenutupi vaginanya, serta paha jenjangnya yang putih mulus, kini tinggal bra dan celana dalam hitam yang menutupi tubuh molek Karen. Gadis itu tampak ragu untuk membuka auratnya…Keraguanya itu terbaca oleh pak Kurniawan, dan langsung menghardiknya..
” Buka gak!!! ” Bentak pak Hermawan
Karen hanya menggelengkan kepala menolak..
” Buka !!! ” Kembali pak Hermawan yang tampak lebih vocal dari kedua rekannya membentak Karen, namun gadis itu kembali menolak …
Habis sudah kesabaran pak Hermawan menangkap pergelangan tangan Karen, lalu menariknya ke meja dosen itu, perlahan dosen-dosen yang lain membantu menurunkan gelas, dan buku-buku yang bertumpuk diatas meja, hingga tak terjatuh dan menarik perhatian yang diluar, walaupun memang sudah tak ada lagi mahasiswa yang harus disidang hari ini,
“Pak.. mau apa paak…”, Karen berusaha memohon untuk menyelamatkan dirinya dari pemerkosaan ini, dia berusaha berteriak namun dapat dicegah oleh pak Hermawan..
“Teriak aja!!! Dinding ini tebal, suara lu ga gampang bisa keluar” Ancam pak Hermawan seraya menampar Karen, hingga gadis itu menghentikan usahanya untuk berteriak
Pak Kurniawan dibantu dengan Pak Darmo yang mengekang tangan Karen memelorotkan celana dalamnya yang sudah agak basah…
Karen kembali dirobohkan ke meja itu, dan dengan buas pak Darmo langsung mencumbunya. Branya pun tak perlu waktu lama, hingga dipelorotkan oleh pak Kusno, Payudaranya pun menjadi santapan mulut pak Kusno, Puting payudarnya langsung dijilat dengan lahap, seolah lupa dengan kondisi jantungnya sendiri, sesekali pak Kusno pun mengigit kecil putting susu Karen. Karen pun hanya dapat mendesah lemah disela-sela mulut Pak Darmo . apalagi ketika pak Darmo ikut mengerjai payudara Karen yang cukup besar itu..membuat Karen tambah terangsang..
Sementara Pak Hermawan sibuk mengerjai Vaginaku, lidahnya membasahi tiap sudut vagina Karen. Sesekali yang menyentuh clitorisnya, yang membuat gadis itu mengeliat lembut..Tak tertahan..
Genjotan pak Hermawan itu makin lama makin kuat, yang membuat Karen tak mampu lagi menahan organsme yang melandanya dilanda, membuat tubuhnya menggelinjang sesaat hingga sedikit menekuk, sementar dosen-dosen lain tertawa melihat Karen yang berorgasme hebat, Pak Hermawan terus mengenjotnya dengan kuat selama beberapa saat hingga Karen kembali berorgansme.. Tangannya mencengkram kuat sisi meja, berusaha mengurangi rasa nikmat yang melandaku..
Sambil berpegangan pada sisi meja, Karen harus merenggangkan Kedua kakinya, sementara Pak Hermawan, terus memacunya tanpa mengurangi tempo, yang membiarkan gadis itu dapat sedikit beristirahat,..
Sodokan pak Hermawan yang bervariasi kembali memancing Karen untuk berorgansme, kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya yang membuat cairan vaginanya sampai menetes merambati pahanya yang panjang dan putih itu…
Karen hanya dapat menutup mata menyadari gesekan penis pak Darmo yang berpindah ke anusku, Tak ada yang dapat diperbuatnya ketika penis itu mulai memasuki anusnya yang sempit dan kering, Pak Darmo membutuhkan beberapa kali tusukan hingga akhirnya dapat memasukan penisnya ke dalam anus Karen, seluruhnya…
Sementara Karen hanya dapat menggigit bibir bagian bawahnya, menahan rasa sakit dianusnya, Pak Darmo tampak akan memulai adukannya dalam anus Karen, yang membuat gadis itu berdesah menahan sakit, 15 menit Pak Darmo mengenjot anus Karen, gadis itu sudah tampak kelelahan sementara, pak Kusno maju dan meminta service oral dari Karen, sambil memaksa Gadis itu membuka mulutnya dan langsung menghujamkan penisnya dalam mulut Karen..
Tubuh Karen yang tergencet antara tubuh pak Kusno dan pak Darmo membuatnya tak mampu bergerak banyak, Karen pun hanya bisa pasrah, kedua pangkal pahanya sudah terbuka lebar, Tiap mili penis pak Darmo terasa mengaduk seluruh dinding anusnya, dan tubuh Karen pun mulai mengejang antara rasa sakit yang melanda berusaha menenangkan dirinya untuk dapat segera menikmati pemerkosaan ini, dan sedikit mengurangi rasa sakit di anusnya..
Sementara Karen pun berusaha mengalihkan rasa sakitnya dengan mengoral penis pak Kusno, terkadang menghisap buah zakarnya yang membuat dosen tua itu mendesah kenikmatan, pak Darmo pun terus mengenjot anus Karen, yang membuat gadis itu kembali berorgansme, yang membuat tubuhnya sampai melenting, entah karena kenikmatan menikmati wajah cantik yang kesakitan itu, Darmo pun ikut berorgansme, dan menuangkan semua spermanya dalam anus Karen..
Pak Kusno pun berpindah menyetubuhi Vagina Karen yang masih basah akibat Organsme yang baru menerjangnya, dengan sekali tusuk penis Pak Kusno pun amblas seluruhnya yang membuat gadis itu, kembali menarik nafas panjang ketika pak Kusno mulai mengenjotnya
Sedangkan pak Darmo meminta Karen untuk menjilat penisnya yang kotor dan bau itu, Karen dengan terpaksa menuruti kemauan dosen bejat itu, diraihnya penih itu dengan tangan kanannya, sementara liadahnya mulai menelesuri penih pak Darmo, dari kepala, hingga bagian buah zakarnya, sampai mengkilat..dan pak Darmo puas dengan hasil kerja Mahasiswinya..
Pak Kusno naik keatas meja, dan meminta Karen menyetubuhninya dengan posisi woman On top, dengan terpaksa dan bayang-bayang kelulusan yang sangat diidam-idamkannya tersebut, di balik bayang-bayang ancaman pak Hermawan, dengan terpaksa Karen pun mulai menaiki meja itu, di raihnya penis pak Kusno yang cukup panjang dan besar, dan mulai mengarahkan nya dalam vaginannya..
Perlahan penis itu mulai menerjang masuk, sementara wajah cantik itu, menutup matanya menahan rasa salit yang menderanya, setelah seluruh penis itu masuk dalam vaginanya, Karen pun mulai menyetubuhi pak Kusno, sambil mengenjot pak Kusno, payudaranya tak pernah sepi dari gerayangan pak Hermawan dan pak Darmo, mereka menyusu di kedua payudaranya..Membuat Karen makin merem melek, menikmati terjangan mereka yang asyik menyetubuhinya..
Permainan Itu membuat Karen Harus berorgansme dua kali sebelum akhirnya pak Kusno memuntahka Spermanya dalam vagina Karen, dan seperti biasa Karen kembali harus menjilati penis itu sampai bersih…
Entah berapa Organsme yang menghajar tubuh mulusnya, Wajah cantiknya pun sudah penuh dengan sperma para dosen bejatnya, sementara para dosen itu masih tampak bernafsu menyetubuhinya , sudah berapa lama waktu berlalu, sementara Karen hanya dapat pasrah menikmati penis-penis yang menerjang ketiga lubang kenikmatan di tubuh mulusnya..Hingga sebuah kata lulus pun terucap dari mulut para dosen itu..sambil memakai pakaiannya meninggalkan Karen yang kelelahan dalam kondisi bugil, tertidur kelelahan..
Beberapa Hari kemudian
Irama progresif berbalut paduan kilatan2 cahaya, kumpulan pemuda2 yang
bergoyang di dance floor mengikuti alunan irama, ataupun mereka2 yang
asyik menikmati minuman alkohol yang membuat mereka makin asik dengan
suasana hanyut noda dosa manusia..
Anak2 manusia yang bergembira atau pun berusaha menghapus lara
kegagalan sidang tadi pagi, acara kampus nite ditempat clubbing elite di jakarta, gadis2 cantik beriung dengan pemuda2 yang asyik menikmati suasana..tak berbeda dengan kumpulan Vic, Ryan, Eason, Cindy, Veli, Jess, dan Lisa tampak duduk di salah satu balkon,..
Berbeda dengan mereka yang menikmati suasana atau hanyut dalam
kesuksesan sidangnya, 2 manusia itu termenung, tubuh mereka sedikit mengikuti music yang diputar, namun temaram di hati mereka belum lah pudar
” Dah lah Jack, turun lah yuk, ” Kata Eason , menarik kawannya ke Dance Floor..
” Heh, lu gila gue ga mau disalahin cewe lu..” Jack sedikit getir, melihat kelakuan kawannya yang justu makin memancing kmarahan kekasihnya itu..
” Dah lu bawel dech, dia juga belum tentu masih anggep gue pacarnya tau!!”
” Ya tapi lu baek2 lah mau putus juga..”
” Ah lu, gue jalan sendri ajalah..Bisa gue juga turun sendiri..” Eason tampak sangat kesal..
Jack menjadi binggung dan akhirnya memutuskan menemani kawannya itu, sekaligus mencari kekasihnya, orang yang dirahasiakan selama ini..hanya ada 1 orang lain yang mengetahui hubungan mereka selain Jack dan Gadis itu..
Jessica pun tampak makin kesal dengan epenecutan kekasihnya itu, rasa ecewanya makin bertumpuk, rasa sayang selama ini, brubah menjadi balutan kekesalan, ingin rasanya membuktikan penghianatan kekasihnya itu..
Apalagi samar terlihat ketika langkah Jack dan Eason terhenti dikerumunan gadis-gadis, satu wajah cantik yang membuat retak hubungan mereka saat ini, justru bertegur sapa dengan mesra pada kedua lelaki itu..
Cukup sudah cukup, rasa kesal yang dipendamnya seakan meledak di kepalanya. Sumbu emosinya yang memang sudah pendek terbakar habis yang membuatnya segera berdiri, dan melangkah, baju berkerah V hitam, dengan celana Jeans membuat Jess tampak anggun, belum lagi balutan make up ringan yang membuatnya telihat cantik, namun ampak luar keindahan angurah yang kuasa itu tampak kontras dengn kemarahan yang trpancar jelas dimatanya yang indah..
Langkahnya sempat dihentikan oleh Cindy, kemarahan sebelum meledak ditempat itu,yang jelas akan memancing cemoohan banyak pihak..
” Jess, mau kemana lu..” Cegah Cindy
” Dah dech, lu liat ga cowo gua lagi apa..” Bentak Jess, kurang jelas karena bisingnya suasana..
” Udah, udah, lu yang mustinya liat jelas, mank cowo lu ngapain?? Cuma ngobrol doank kan??” Cindy berusaha menenangkan sahabatnya..
” Iya, tapi gue tetep aja ga suka liat dia begitu..”
” Ya ampun Jess..Malu liat tuch ade lu?? ” Cindy berusaha menalihkan topik..
Tampak Lisa yang asik bercumbu dengan kekasihnya, Vic seolah tak pduli lagi dengan keadaan sekitarnya, rasa malu yang terhapus oleh kebahagiaan kelulusan kekasih yang dicintainya, jauh berbeda dengan emosi yang menyalak dari hati sang kakak..
” Bodo ah..” Jess benar-benar sudah tak dapat dihibur..
Padahal kenyataan yang terlihat tampak Eason tak memperlihatkan keakraban yang lebih pada gadis di foto itu, justu sahabatnya Jack yang lebih tampak akrab, walaupun sesekali kekasihnya tampak berbicara, namun tak seujung jari pun menyentuh wanita itu ataupun gadis-gadis lain di dance floor..
Kecemburuan buta yang melanda Jess cukup untuk menutup matanya pada bukti-bukti tersebut, dia pun ingin segera mendamprat kekasihnya, namun kini giliran adik kembarnya, yang menyadari kekesalan kakaknya itu, berusaha menenangkan amarah sang Kakak..
” Ci, ampun dech ya..Liat dulu donk..Lu kan ga punya bukti apa-apa” Lisa berbisik
” Mank lu pikir foto itu bukan bukti?? Coba Vic yang gitu gimana??” Balas Jess
” Ya, ya, tapi cici liat lah, ga da pa-pa kan..”
” Coba lu jadi gue gimana coba?? Mank lu ga kesel apa??” Lanjut Jess
” Iya-iya, tapi ga harus disini kan??” Lisa sedikit mencoba menenangkan kakaknya..
Terlambat memang apalagi, ketika Gadis yang ada di foto, bersama seorang temannya tampak melangkah ke sudut lorong club itu, yang diikuti oleh Jack dan Eason, sudah habis kata yang dapat terucap, Jess pun seakan langsung meloncot dari tempatnya berada, mencoba mengejar..
Cindy dan Lisa pun tak punya pilihan untuk segera mengejar Jess, berusaha menghentikan gadis itu, dari kemarahan yang mungkin akan mempermalukan gadis itu sendiri, ataupun Eason bersama gadis di foto itu..
Jess berjalan menyusuri gelapnya lorong2 louge itu, dia yakin pacarnya
melewti jalur ini tadi, sementara Lisa dan Cindy sudah mengajaknya untuk kembali, Jess masih bersikukuh untuk melangkah lebih jauh, langkahnya terhenti di lorong dengan pintu yang sedikit terbuka.. Langkahnya terhenti… angin yang merambat dari sela-sela pintu menghentikan langkahnya..Dia pun menoleh kebelakang, ke saudara dan sahabatnya itu..Tampak mereka pun mengusulkan untuk kembali saja..
Namun keingginan untuk membuktikan kebohongan kekasihnya yang terlihat
berlari dengan seorang gadis ke ujung lorong itu..dikumpulkannya segenap keberanian, sempat dia melihat ke arah teman2nya sebelum dibukanya pintu itu..
Bersama mereka membuka pintu yang terlihat sedikit usang tersebut..
Saat pintu itu terbuka, tangan2 kokoh mencengkram ketiga gadis itu, 2
orang yang tak terlihat jelas wajahnya..Mencengkram leher Jessica dan Lisa, sedangkan Cindy mendapat hantaman tepat dikepala dari orang yang bersemunyi dibalik pintu..Yang membuat Cindy terjatuh ke tanah yang kotor itu..Tak sadarkan diri..
Melihat seorang temanya jatuh tak sadarkan diri kedua gadis itu bertambah histeris, namun ke dua orang itu dengan sigap menutup mulut kedua gadis itu kemudian mendorongnya masuk ke bagasi Toyota Vios, ke dua gadis itu berusaha memberontak melepaskan diri, namun tetap saja mereka kalah tenaga, dari kedua penjahat tersebut..Sampai akhirnya pintu bagasi itu pun tertutup, upaya mereka untuk mendobrak bagasi itu gagal, terlebih Jess lebih memikirkan saudaranya yang ikut tak sadarkan diri karena kepalnya yang terbentur saat dilempar masuk tadi..
Sementara Cindy masih tak sadarkan diri, bahkan saat mendungnya awan
mengganti gelap malam dan cahaya rembulan, Rintik2 air yang menyentuh
wajah cantiknya, tak kunjung membangunkannya, sementara mobil Vios yang
membawa 2 temannya makin jauh sebelum menghilang di sebuah tikungan,…
Eason pun terus mengoyangkan bola matanya mencari ketiap sudut ruangan, mencari ke setiap wajah yang tercermin dimatanya, tas Jess masih berada di balkon itu, bersama kunci mobilnya, namun sosok gadis cantik yang dicintainya itu, tetap tak terlihat, sudut-sudut Club itu sudah ditelusuinya..
Vic pun tampak binggung dengan kekasihnya yang ikut raib, begitu pula dengan Cindy yang ikut hilang,..Vic dan Ryan pun menelusuri dance floor itu mencoba mencai gadis-gadis yang menghilang itu..
Langkah Ryan harus terhenti ketika sesosok pria berdiri di hadapannya.,entah mengapa mereka berada disini..
Ryan pun berusaha menghindar, Vic pun mengerti prasaan temannya itu, dan segera mengikuti Ryan..sampai langkah Ryan dihentikan oleh tangan Rey..
” Ryan, gue mau ngomong..” Ujar Rey..
” Sory gue lagi sibuk sekarang..” Jawab Ryan tegas..
” Gue, Cuma mau ngasih selamet aja buat lu Yan..” Kata Rey singkat, sambil menjulukan tangannya, diluar urusan gadis yang mereka rebutkan itu sesungguhnya mereka tetap 2 sobat dekat, sejak pertama masuk universitas itu, sampai retaknya hubungan mereka hanya karena 1 wanita..Terlalu banyak kenangan persahabatn mereka yang harus dhapuskan hanya karena kasus ini..
Kenangan dimana Rey yang membantunya kala Ryan sbagai anak perantauan dari Luar pulau tanpa satu pun kerabat di kota sebesar Jakarta ini sakit, hal ini terjadi jauh sebelum Ryan mengenal, Vic dan Eason maupun sahabat-sahabat lainnya saat ini, apa lagi saat itu sedang libur semester, yang membuatnya lebih sakit hati adalah, kedua orang tuanya yang tampak lebih sibuk dengan usaha mereka..saat itu Rey lah yang merawat sakitnya,
Bagi Rey, pun sahabatnya itu sangat berharga, dialah yang memacu semangatnya, kala kedua orang tua Rey memutuskan untuk bercerai, emacu semangatnya untuk melanjutkan kuliah, hanya dirinya sendirilah yang akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah, menyerah pada kemalasannya,..
Kenangan-kenangan inilah yang membuat kedua pemuda itu, membuang semua kesombongan mereka, menjulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan, membuang semua kebencian mereka..satu sama lain, jabatan tangan yang begitu erat, seerat hubungan persahabatan mereka,
” Sory , gue dah nuduh lu yang ga-ga..” Rey berkata..
” Sory gue juga yang hampir menghianati persahabatan kita..”
” Ga-ga..Gue ngerti Ryan, gue tahu gue Cuma cembuu buta, kenyataannya gue lebih ga mau ngeusak persahabatan kita, apalagi Cuma seorang cewe,..”
” Apalagi gue tahu, kalo sebenernya Cheryl lebih milih lu, mungkin itu yang membuat gue marah..” Tambah Rey..
” Gue ga bisa ngambil harta yang berharga itu dari lu Rey..”
Beberapa saat mereka terlarut dalam suasana persahabatn yang mengaharukan, hingga akhirnya Ryan sadar dengan tujuannya semula, mencari Jess, Lisa, dan Cindy yang menghilang..
Vic yang ikut senang dengan bersatunya persahabatan dua kawan dekatnya itu, jelas tak mau menggangu suasana itu, dan berusaha mencari kekasihnya sendiri..
” Rey, gue lagi nyari Jess ma yang lain, ga tahu kemana, lu ma siapa??” Tanya Ryan
” Ma Cheryl, dia di mobil, ga mau gue ajak turun tadi, koq aneh, ilang kemana?? Dah coba di telepon??”
” Udah ma Vic ma Eason tadi, pertama nyambung tapi ga diangkat, sekarang ilang ga aktiv..Lu liat mobilnya??” kata Ryan
” Coba kita liat ke bawah..” Usul Rey..
Setelah, memberi tahu Jack, yang kebetulan melintas dihadapannya, yang tampak ikut sibuk mencari gadis-gadis itu, Ryan dan Rey pun segera melangkah turun ke pelataran parkir, mencoba melihat mobil gadis-gadis itu..mencoba mencari petunjuk..
Dari balik kaca mobil X-Trail Rey, Cheryl menatap kebeberapa baris parkir, melihat seseorang yang tampak sibuk, dengan ban mobil mobilnya, mungkin kempes..ingin rasanya dia membantu, namun segan karena mungkin dia tak mengenal orang itu..
Ketika sosok itu berbalik, ternyata Frans, yang sempat menjadi kawan sekelasnya dulu, Cheryl pun tak ragu lagi untuk turun, sekadar bertanya apa ada yang dapat dibantunya..
Dengan balutan tank top hijau dan celana leging colat. Cheryl pun mendekati sosok yang tampak sibuk berjongkok di dekat ban mobilnya, yang sepertinya kempes itu, walaupun masih terlihat normal, tak ragu Cheryl pun menyapa Frans..
” Hey Frans, kenapa?? Steff mana?? ” Sapa Cheryl.
” Eh lu Cher,..Ma siapa?? Stef di tempat temen gue..Selamet ya sukses sidangnya ” Frans berbasa-basi, sementara senyum dingin tampak diwajahnya, namun berhasil disembunyikannya dengan sempurna..
” Makacih, ban lu kenapa Frans, mau gue suruh Rey bantuin??” Cheryl menawarkan bantuan..
” Ah, ga papa…gue lebih khawatir ma lu..” tawa Frans, ketika sebuah tangan kokoh, mencengkram mulut Cheryl dari belakang, Cheryl pun berusaha meronta melepaskan diri, sementara berusaha melepaskan diri, Frans pun membuka pintu mobilnya..Tanpa menyadari seseorang yang tiba-tiba melintas dihadapannya..Untung Frans dan seorang anak buahnya sibuk menguasai Cheryl yang terus meronta tak karuan, hingga sempat bersembunyi,
Gadis itu, Karen segera tersadar dari kadar alkohol yang mengisi darahnya, ingin rasanya berteriak minta tolong namun jelas tak ada yang mendengar di tempak sepi seperti ini..
Akhirnya Frans dan anak buahnya, Satpam Kampus yang sudah dipecat itu berhasil memasukan Cheryl dalam mobilnya..Sementara Karen masih bersembunyi kebinggungan..
Ketika langkah kaki terdengar dari Tangga yang berada tak jauh dari belakangnya, Karen bergegas berteriak,
” Tolong, penjahat Tolooong!! “
yang memancing perhatian Frans dan satpam itu, namun mereka jelas tak mau mengambil resiko menghentikan Karen..Pula langkah yang berada di tangga pun bergegas mempercepat langkahnya..Rey dan Ryan muncul dari balik Tangga..
Melihat itu Frans bergegas mengambil pisau lipat dan menusuk ban mobil Rey, berusaha memperlambat langah Rey dalam mengejarnya, sementara satpam itu sudah berada di balik kemudi, menyalahkan mesin mobil Frans, dan bergegas meninggalkan tempat itu begitu Frans masuk dalam mobilnya..
” Cheryl, Yan… Rey…. ” Karen berteriak..
Kedua lelaki itu bergegas berlari mencoba menghentikan laju kendaraan itu, menyelamatkan seorang gadis yang mereka cintai..Namun mobil itu melaju cepat dan justru nyaris menabrak Rey..
” Tai, apa-apaan ni…” Amuk Rey setelah melihat Ban mobilnya pun kempes karena sobekan pisau…Dan menjadi yakin karena Tas Cheryl masih berada di Mobil. Sedangkan pemiliknya lenyap entah kemana..
Sementara Karen masuk dalam mobilnya dan menghampiri Ryan dan Rey..
” Ayo masuk…Rey lu aja nyetir ” Kata Karen
Kedua pemuda itu pun bergegas masuk dalam mobil Karen, sementara Rey mengmbil alih posisi kemudi dari Karen,..
” Siapa sich mereka… ” Tanya Ryan..
” Frans, Yan.,..” Jawab Karen..
” Sial tuch orang !!!” Amuk Rey, sambil memukul kemudi mobil Karen, dan langsung menginjak pedal Gas, sebelum Honda CRV silver,.Yang digunakan Frans menghilang dari pandangannya, dengan penuh kemarahan dia pun mengeluarkan semua kemampuannya untuk mengejar mobil itu..
Sementara di Balkon Club itu, Vic , dan Eason terduduk dengan wajah lesu..Sambil menegak Minuman yang tersisa diatas meja..Mereka diam seribu bahasa, ingin berbicara, namun sulit diungkapkan, kata-kata terlalu penuh dalam pikiran mereka hingga sulit untuk dikeluarkan..
Tiba2 ponsel Vic berdering…Lisa?? Pikirnya, Ternyata Ryan menghubunginya untuk mengabarkan keadaan mereka sekarang, penculikan yang dialami Cheryl makin membuat emosi Vic meledak-ledak..
” Tai Apaan sich ini..” Sambil membanting gelas di tangannya, kontan memancing perhatian orang-orang yang berada disana..Namun keduanya tampak tak perduli dengan mata-mata yang memandang kearah mereka..
Kali ini giliran ponsel Eason yang berdering, dia pun mengangkat panggilan itu, sebuah titik terang keberadaan kekasihnya pun mulai bersinar, kala Jack mengabarkan keberadaan Cindy yang tergeletak di lorong belakang Club itu..
Eason dan Vic pun bergegas meninggalkan balkon mereka, menyusuri tangga demi tangga dan pintu pintu yang gelap, hingga sampai lah mereka ke tempat Jack dan Cindy..
Rintik hujan yang menetes, sementara Cindy masih terduduk di matanya masih memancarkan Shock atas kejadian yang dialaminya, Kekasih Jack masih berusaha menenangkan Cindy, dan memberikan aqua pada gadis itu..
” Lu gapapa Cin?? Jess mana ” Tanya Eason panik..
Cindy pun menatap kearah Eason yang tampak cemas, sementara Jack tampak sibuk berbicara dengan Vic, tentang keadaan Cindy..Cindy seolah menatap kosong kearah Eason, tampak binggung dan berusaha mengingat kejadian yang baru saja dialaminya, sampai akhirnya dia mampu mengingatnya, dan satu nama pun keluar dari mulutnya..
” Ando , Son, Ando..” Kata Cindy dengan nada panik,..
Begitu pula keempat orang lain yang berada disana, tampak kaget mendengar nama itu..
” Ando ??” Pikir Eason..
” Sial itu orang lagi…Mau apa sich dia…” Vic langsung beraksi dan berusah lari kearah gedung parkir, namun dia menyadari dia tak mengetahui keberadaan orang itu,..
” Son , lu tahu kan kost dia,..” Ujar Vic dengan nada tak sabar, melihat sahabatnya yang masih termenung kaget..
” Percuma Vic, dia udah pindah gue ga tahu kemana…”
” Ya Tuhan, lu giman sich,..Mau cari kemana?? Lapor polisi juga telat,..”
” Iya-iya gue juga tahu, gue lagi mikir ini..”
Kedua orang itu malah ribut sendiri, sementara Jack berusaha menenangkan kawan-kawannya..
Gadis cantik yang bersama Jack, tampak pucat, seolah binggung harus melakukan apa..entah apa yang disembunyikannya, namun melihat keadaan Cindy yang masih tampak Shock berat, melihat pengorbanan Eason untuk hubungan dia dan Jack, Gadis itu tampak berat, namun akhirnya mampu mengeluarkan kata yang dipendamnya dengan suara terbata, akhirnya dia menyela perkelahian mulut ketiga orang itu..
” Stop, stop stop, kalo tempat Ando gue tahu.. ” Kata gadis cantik itu..
Jack dan kedua orang lainnya langsung menatap kearah kearah gadi itu..
” Dimana??? ” Tanya Vic cepat…
” Di daerah belakang kampus, lu cari dari daerah jalan panjang…. ” Gadis itu menerangkan secara cepat, dan dapat dimengerti oleh Vic maupun Eason,..Setelah yakin dengan tempat yang akan ditujunya, Vic pun bergegas meninggakan tempat itu, sementara Eason masih sedikit binggung, bukan , bukan karena dia masih belum yakin dengan tempat itu, namun bagaiman gadis itu bisa tahu secara mendetail tempat Ando berada..Hingga Vic kembali memanggilnya, Eason pun menatap ke arah Jack, yang jelas berpikir sama dengannya..Jack menatap ke arah Eason, dan memberi kode untuk meninggalkan masalah ini pada dirinya..
Eason pun memahami kebinggungan temannya dan getir yang tampak dari wajah Gadis itu..
” Nanti gue yang hubungin polisi ” Kata Jack, Eason pun mengganguk dan bergegas mengejar Vic..Meninggalkan Tiga orang yang masih berada disana..
” Sory, Jack sory..” Ucap gadis itu, sambil berlari kearah gedung itu..Derai tangis mengucur dari pelupuk mata gadis cantik itu, Jack pun berusaha mengejar, dan berhasil meraihnya di dalam gedung itu..
Sambil memeluk gadis itu, Jack berusaha menenangkan kekasihnya yang terus menangis..
” Sory gue dah bohong selama ini ma lu..” Gadis itu terbata berucap..
” Kenapa musti minta maaf , kebohongan apa ?? ” Jack tampak binggung..
” Gue dah bohong ma lu.. ” Gadis itu terus menangis..
” La, Ella sayang, ngomong donk, aku ga kan marah sayang.. “
Gadis itu sesengukan, dan menarik nafas panjang, sebelum menjatuhkan tubuhnya berjongkok sambil menangis,..
” Aku, bukan takut dengan Vina, yang selama ini aku bilang pasangan lesbi aku..Aku, aku normal Jack..” Kata gadis itu, terputus oleh tangisnya..
” Tapi semua karena Ando…” Gadis itu berkata dan kemudian kembali melanjutkannya, menceritakan keseluruhan cerita hidupnya, Ella terus menangis di sela ceritanya, sementara Jack, tertegun tak percaya mendengar cerita tersebut..
Remang, lorong itu ditambah denga rintik air hujan yang terkena jendela gedung itu, gelap gelap, segelap perasaan kedua anak manusia itu, Ella yang cantik itu terus menangis, sementara Jack tampak termenung tak wajahnya binggung, binggung harus melakukan apa, ditatapnya gadis yang menangis itu, tak tahu harus berkata apa hingga akhirnya kata itu terucap juga…
” Aku sayang kamu, siapa pun kamu…” Bisik Jack,..Seraya memeluk gadis itu..
To be Continued
Kurang hot?Baca yang part 2 ya
heheeheee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar