Okky Lukman tengah berdiri di tengah ruangan, seorang pria negro menjulurkan tangannya, menyibakkan pakaiannya yang bentuknya mirip baju kimono tipis sehingga tersingkaplah pahanya yang gemuk. Okky tersenyum nakal menatap Tika Pangabean yang tengah menjerit-jerit sambil meronta-ronta, bahkan pakaiannya tersobek-sobek dibeberapa tempat memperlihatkan lipatan perutnya yang berlemak, ranjang pun sampai terguncang hebat karena rontaan wanita bertubuh gempal itu.
“Brettttt… Brekkkkk… Brrrrtttt” suara pakaian Tika yang disobek dengan kasar oleh sepasang tangan yang kekar.
Okky pun mendekati Tika, lalu keduanya menatap kamera dan berkata,
“Sorry ya mupengers…kita salah tempat nih, kacian deh luu!!”
“Ky lepasin gua…buru kita pergi aja, syuting kita bukan disini tau!” omel Tika
“Iya-iya yuk cabut, kalau ngga nanti mupengers bisa shock semua!” kata Okky sambil melepas ikatan Tika.
“Cut-cut-cut…mana pemain yang benernyaaaa?!! Eh…siapa sih lo!!” teriak sutradara pada seorang pria lain yang baru masuk
“Gua sutradara baru, lebih punya taste, ok deh…mupengers dah pada ga sabar tuh, kamera….action!!”
*********************************
Di ruangan tempat main billiard
Sandra Dewi, Asmirandah & Magdalena |
Sandra Dewi tengah berdiri di tengah ruangan, seorang pria negro menjulurkan tangannya menyibakkan pakaian Sandra yang bentuknya mirip baju kimono tipis sehingga terlihatlah pahanya yang putih mulus. Sandra tersenyum nakal menatap Asmirandah yang tengah menjerit-jerit sambil meronta-ronta, bahkan pakaiannya tersobek-sobek di beberapa tempat
“Brettttt… Brekkkkk… Brrrrtttt” suara pakaian Asmirandah yang disobek dengan kasar oleh sepasang tangan yang kekar.
Sandra mendekati Asmirandah.
“Tenang Dah, nggak usah menjerit-jerit begitu….” ia membelai-belai pipi Asmirandah.
Aktris muda itu menatap Sandra dengan tatapan putus asa
“Lepaskannnn… Lepasssss…. Ohhhhhhhh” air mata mengalir dari mata Asmirandah.
“Tolong jangan…, saya masih perawan….” Asmirandah memelas menyadari apa yang akan menimpa dirinya.
“Justru disitulah letaknya kenikmatan…Andah, setelah diperawani kamu pasti ketagihan , minta terus, terus dan terussss… Hssshhh Ohhhh Andahhh, kamu pasti bakal ketagihan….” Sandra mengecup kening Asmirandah dengan lembut.
Sandra lalu berjalan mendekati meja billiard. Para negro itu seakan-akan sudah mengerti apa yang harus mereka lakukan, tubuh Asmirandah diseret dan dinaikkan ke atas meja billiard itu.
“Lepaskan… Bajingan….!!” Asmirandah membentak marah ketika mereka dengan paksa membuatnya berlutut diatas meja billiard dengan posisi lutut mengangkang lebar, kedua tangannya dipiting ke belakang kemudian diikat.
Sandra meraih sebuah tongkat billiard, kemudian diselipkannya tongkat itu pada selangkangan Asmirandah, Sandra membungkuk mengambil posisi seperti orang yang akan menyodok bola billiard, kemudian tongkat itu bergerak maju mundur menggesek-gesek selangkangan Asmirandah.
“Hssshhhhhh….jangannnh Hssssshh….jangannnn Ahhhhhhh.” Asmirandah mendesah-desah.
Payudara Asmirandah yang semakin membusung dengan indah menjadi mainan yang mengasikkan bagi tangan-tangan nakal yang merayapi dan menggerayangi permukaan payudara gadis itu yang halus dan lembut. Penolakan Asmirandah tidak dapat membohongi reaksi tubuhnya yang sedang terangsang hebat.
“Ngangkang, sayangggg….”si negro berbisik ditelinga Sandra.
“Hahhhhh…..!! ” Sandra tampak terkejut menolehkan kepalanya matanya menatap wajah si negro yang tampak serius.
“What’s up babe, c’mon, spread your legs…” si negro mengelusi bulatan buah pantat Sandra.
Sandra menghela nafas lega, mungkin dirinya salah dengar akibat terlalu nafsu. Tangan Sandra berpegangan pada pinggiran meja billiard, sedangkan kedua kakinya mengangkang sambil menaikkan pinggul sedikit ke atas. Nafasnya semakin menggebu-gebu merasakan hembusan-hembusan nafas hangat di permukaan buah pantatnya.
“Ahhhhhhhhhhhhh…….” Sandra mendesah merasakan jilatan lembut disela-sela buah pantatnya, lidah yang basah dan hangat itu menggeliat resah, menggelitik, dan berusaha mengoreki lubang anusnya
“UTTTTSSSSSHHH……” Sandra menggeliat resah ketika mulut si negro mengemut lubang anusnya dengan kuat, “Slapp, Slapppphh, Slapppphhhh” suara lidah si negro menyapu pantat Sandra.
“Cklekkkk….” tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, Lena Magdalena, si presenter dan model sexy itu muncul di ambang pintu. Dari bibirnya yang sensual tergurat sebuah senyum kecil, ia hanya memakai handuk putih yang melilit tubuhnya yang ramping itu, buah dadanya yang montok itu seperti mau meloncat keluar saja dari balik handuk, juga pahanya yang jenjang dan mulus begitu menggugah selera.
“Haiiii…” Magdalena menyapa Sandra.
“Haiiiii…darimana? Keringatan gitu?” tanya Sandra memperhatikan tubuh Magdalena yang nampak agak basah-basah itu.
“Saunaan, wuihh panas…tapi kayanya bakal ada yang lebih panas nih” katanya sambil menyapukan ke ruang itu.
Sandra menggeliat melepaskan diri dari dekapan si negro untuk menghampiri Magdalena. Mereka berdiri saling berhadapan, Sandra menarik ujung handuk yang terselip di wilayah dada Lena hingga handuk itu jatuh ke lantai. Terlihatlah tubuh indah Magdalena yang menggiurkan dengan perut rata dan payudara membulat indah, dibanding Sandra dan Andah payudaranya adalah yang terbesar. Kedua artis cantik itu saling merangkul, bibir mereka saling mengulum dengan lembut namun lama-lama semakin liar. Suara decakan ludah dan gumaman mereka mengundang dua orang negro untuk segera bersujud di belakang bokong keduanya. Lidah si negro menjilati buah pantat Sandra dan Lena serta mengorek-ngorek lubang anus mereka.
“Ehhhh, nggakkk, jangan disitu…” Magdalena ketakutan ketika lubang anusnya disentuh oleh kepala penis si negro, Sandra tersenyum sambil memeluk erat-erat tubuh Lena.
“C’mon fuck her ass….” Sandra menyemangati si negro agar segera melampiaskan keinginannya menyodomi Magdalena
“Arrrhhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” terdengar erangan Magdalena, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, kesakitan itu membuatnya terbata-bata.
“Arrh, shak.. shakit…, Aww, duuhhh, jangan , Heggg” mata Magdalena membeliak lebar-lebar ketika sebuah hentakan menjebol lubang duburnya, mulutnya terbentuk seperti hendak mengucapkan huruf “A” ketika merasakan batang penis yang hitam dan panjang itu menerobos memasuki lubang duburnya dengan paksa, terus masuk dan masuk ke dalam.
Sandra tertawa kecil sambil mengecupi bibir Magdalena. Gerakan – gerakan kasar si negro yang sedang menyodomi dubur Magdalena membuat tubuhnya terdorong-dorong ke depan sehingga buah dadanya bergesekan dan menekan-nekan payudara Sandra, putting Lena pun bersentuhan dengan puting Sandra. Si negro menarik pinggul Magdalena agar lebih menungging sehingga penisnya dapat keluar masuk dengan lebih leluasa. Penis yang hitam dan besar itu memacu lubang anus Magdalena. Magdalena meringis ketika lubang anusnya yang masih seret kering dimasuki oleh penis si negro yang besar. Rasanya panas dan pedih, ketika anusnya dipaksa menerima penis sebesar itu
“Awwwwwwhhhhhhh !!! ” Lena menjerit panjang ketika si negro mulai memaju mundurkan penisnya dengan kasar. Matanya melotot, erangannya terdengar keras “Arrrrhhhhhhhhhhhhhhh!!!”, Magdalena seolah-olah merasakan lubang anusnya sedang dibelah begitu kasar dan brutal “Plokkkkkk… Plokkkkkk… Plokkkkkkk….Plokkkk” suara benturan buah pantat Magdalena yang sedang dihajar oleh penis si negro terdengar dengan semakin keras.
“Unnnggghhh, Unngggghhhhh… Ahhhhh… cuphh Cuppppp” bibir Magdalena yang sedang mengeluh kesakitan dikecupi dengan lembut oleh Sandra, kedua tangannya berpegangan pada bahu Sandra, matanya menatap mata Sandra seolah sedang meminta pertolongan menghadapi tusukan-tusukan kuat di lubang anusnya.
Ekspresi kesakitan di wajah Magdalena perlahan-lahan digantikan oleh ekspresi kenikmatan, desahan-desahan dan rintihan kenikmatan bersenandung penuh dengan gairah seksual Magdalena. Lidah presenter seksi itu terjulur keluar menjilati bibir Sandra, dengan lahap Sandra menghisapi lidah Magdalena, lidah mereka saling membelit, saling kait, dan saling jilat.
“Ahhhhh, Uhhhhh,…” Sandra hendak meronta ketika merasakan benda tumpul itu menekan lubang anusnya namun Magdalena memeluknya dengan semakin erat.
“Len, aduhh, lepaskan, Lenaaa Akkkhhhhhh!! ” Sandra melolong panjang “Hegghhhhhhhh……” Gigi Sandra terkatup rapat, wajahnya mengernyit kesakitan, benda besar itu memaksa lubang duburnya untuk melar dan terkuak menerima bulatan kepala penis si negro.
“Ngahhhhhhh….. Shhhhh…, Shhhhhhhhhhhh” Sandra mendesah kesakitan, tubuhnya terasa mengejang. “Arhhhhhhhhhhhhhhh……! ” Sandra mengerang panjang dan keras, ada sesuatu yang mengganjal dan terus masuk merojok lubang duburnya, begitu dalam, sakit, sakit sekali.
Ia terengah-engah berusaha membiasakan diri dengan benda asing yang panjang dan besar mengait lubang duburnya, buah pantatnya yang lembut bergesekan dengan selangkangan si negro.
“Ennhhhhh….” tubuh Sandra terdorong ke depan dengan kuat, lagi dan lagi, begitu pula tubuh Lena, tubuh mereka yang halus dan mulus semakin berhimpitan karena si negro terus mendesak dan mendesak dengan sodokan-sodokannya.
Desahan dan erangan terdengar silih berganti dari bibir Sandra dan Magdalena. Pacuan penis di lubang anus mereka semakin membuahkan rasa nikmat yang berkepanjangan,
“Unnnhhhhhhh… Ohhhhhh, Sandraaaaaa…..”
“Essshhhhh…, Ouhhhhhhh Lenaaaaa….”
Crrrruu….. Creeetttttttt……, pekikan Sandra disusul oleh pekikan kecil Magdalena. Kedua orang negro itu lalu mencabut batang penisnya dari lubang anus Sandra dan Magdalena.
Sandra dipeluk oleh dua orang negro sekaligus yang mendekapnya dari depan dan belakang. Bibir tebal si negro menciumi bibirnya, tengkuknya dijelajahi oleh bibir tebal yang terkadang mencumbu dengan kasar penuh dengan nafsu birahi yang hendak dilampiaskan. Sandra didudukkan di atas sebuah kursi, tangan-tangan yang hitam menggerayangi sepasang pahanya, bibirnya menjadi rebutan untuk dua negro yang terus berlomba mencumbui bibirnya. Tubuh artis muda itu menggelepar keenakan ketika buah dadanya diemut-emut oleh bibir-bibir yang tebal dan kasar.
“Ohhhhhhhhhhhh…..” desahan itu terdengar ketika kedua kakinya dibuka melebar kesamping oleh sepasang tangan yang kekar, jilatan-jilatan lidah yang hangat dan basah menerpa permukaan vaginanya, pemukaan lidah yang kasar bersentuhan dengan bibir vaginanya, membuahkan sensasi kenikmatan yang membuat Sandra semakin terbuai dalam persetubuhan yang semakin nikmat.
“Arrrhhhhhhhh……” secara otomatis kedua tangan Sandra memegangi permukaan vaginanya ketika merasakan rasa sakit di sana. Nafasnya berdesahan ketika batang penis yang hitam dan panjang itu menerobos semakin dalam memasuki lubang vaginanya.
“Eerrrrhhhh, Arrrrrrhhhhh!!! ” Sandra mengerang keras kemudian terkulai ketika si negro menjebloskan batang kemaluannya sekaligus.
“Ohhhh… Heeemmmm… Mmmhhhh Cupphhh.. Emmmm” bibir Sandra dilumat dengan kasar oleh negro berhidung pesek, tangan si negro menggerayangi payudaranya yang semakin kenyal mengeras. Tubuh Sandra tersentak-sentak ketika lubang vaginanya dikocok-kocok dengan kasar oleh sebatang penis yang berulang kali menancapi vaginanya.
“Crrrrr… Crrrrrr…..” kenikmatan itu kembali datang dan menerkam tubuh Sandra hingga luluh dalam pelukannya yang membiusnya hingga lupa diri “Ahhhhhhh, Ahhhhhhh, Ahhhhhhhhhh” jeritan Sandra terdengar liar dan sangat menggairahkan.
Si negro berhidung pesek berdiri kemudian menyodorkan penisnya ke mulut Sandra.
“Oggghhhhhhh… Hufffhhhh… Emmmmm” Sandra kesulitan menolak ketika tangan si negro menjambak rambutnya dan menekankan penisnya dalam-dalam. Wajah Sandra mengernyit ketika kepala penis itu menekan kerongkongannya,
“Orrrrrrhhhhh, uhukkk nooo.., No please… Hmmmmmm” Untuk sesaat si negro mengeluarkan batang penisnya memberi kesempatan bagi Sandra untuk mengambil nafas, kemudian dengan kasar ia kembali menjejalkan penisnya dalam-dalam ke mulut Sandra, dikeluarkan lagi terus dimasukkan lagi semakin dalam.
“Ouhhhhhhhh, Shhhhhh, Ha….shhhhhh… Please, Pleaseeeee….” Sandra memohon dengan memelas tapi si hidung pesek terkekeh-kekeh dan menampari wajah artis muda itu dengan batang penisnya, ia memaksanya untuk membuka mulutnya kembali
“Noo, I’ll do it myself, pleasee….” Sandra memohon-mohon
“All right babe, do it good or I’ll teach you more….” Si negro mengeluarkan ancamannya.
Sandra mengocok-ngocok penis si negro, kemudian menjilati buah pelirnya yang menggantung, diemutnya buah pelir hitam itu bergantian, kemudian lidahnya menjilati sepanjang batang penis si negro yang hitam berurat, berulang-ulang dari bawah keatas seperti sedang menjilati es cream stick yang panjang. Sandra mendengus ketika hidungnya mengendus bau khas Penis yang menyengat. Ia membuka mulutnya selebar mungkin agar dapat menerima kepala penis itu, dengan hati-jati ia menekan kepalanya agar penis si negro tenggelam masuk ke dalam kerongkongannya,
“Uhhhh…. Ahhhhhhhh…Crrrr Crrrrrrrrrrrrr” Sandra mengeluarkan Penis itu dari mulutnya kemudian menarik nafas kuat-kuat mengisi rongga dadanya yang terasa sesak, dipenuhi oleh hawa nafsu yang sulit untuk ditahan ketika lubang vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat.
“Yesss, I know you can do it, good girl…Damn, I like it…” si negro menekan belakang kepala Sandra agar batang penisnya semakin dalam tenggelam. Kepala Sandra bergerak maju mundur, sebatang penis yang besar dan panjang keluar masuk menyesaki kerongkongannya.
Belajar? Ya Sandra sedang belajar untuk tunduk pada keinginan si negro, melakukan perintah tanpa membantah, ia ketika tangan si negro mendekap kepalanya dan menjejalkan batang penisnya sedalam mungkin, tubuhnya terus terguncang dengan kuat digenjot-genjot oleh sebatang penis yang masih sulit untuk menemukan kenikmatannya padahal sudah beberapa kali ia menyemprotkan cairan klimaksnya.
“C’mon baby, you must learn….” Si negro duduk mengangkang dengan batang kemaluannya yang besar terhunus seperti sebuah tombak hitam. Si pesek membimbing dan mengajari Sandra, perlahan-lahan vagina Sandra kembali tertembus tanpa daya, tanpa dapat menolak, ketika penis yang besar itu kembali mengoyak lubang vaginanya. “Awwwwwww…” Hanya memekik, itulah satu-satunya yang dapat dilakukan oleh Sandra. Si pesek merangkul Sandra dari belakang, kedua tangannya meremasi buah dadanya, entah apa yang dibisikan oleh si pesek ditelinga Sandra yang pasti Sandra hanya mengangguk sambil menaik-turunkan pinggulnya.
“Ahhhhh, Ahhhhhhh, Ahhhhhhhh” semakin lama Sandra semakin ahli melakukan pekerjaan barunya, begitu pandai dan lincah pinggulnya bergerak naik turun “Cleppp.., Cleppp.. Clepppp” Suara itu terdengar keras ketika Sandra menurunkan pinggulnya yang disambut oleh hentakan batang penis si negro keatas, gerakan ketiga orang itu sungguh serasi, erotis dan penuh dengan rintihan dan erangan nafsu birahi.
Tangan si pesek mengelusi buah pantat Sandra sebelum menjejalkan kepala penisnya kesela-sela pantatnya yang basah dan lembut. Tangannya menekan buah pantat Sandra yang membulat indah, satu sentakan kuat gagal ketika menghantam lubang dubur Sandra namun tidak dengan sentakan yang kedua “Arrrhhhhhhhhhhhhhh….” kepala Sandra terangkat keatas ketika lubang anusnya dibobol oleh penis si pesek yang hitam dan panjang.
Sandra merengek – rengek ketika dua batang penis mulai bergerak dengan semakin kasar, sentakan-sentakan kasar membuatnya menjerit semakin keras antara sakit dan nikmat, sungguh kejam dua batang penis yang besar itu seperti hendak merobek-robek anus dan lubang memeknya, merobek-robek kesadarannya, memacunya agar lebih liar dan semakin liar.
“Fuck me, Yeahhh.., Fuck me.., Arrrhhh harderrr, harderrrrrr….”Sandra melupakan rasa malunya, melupakan segalanya, yang ada hanyalah teriakan-teriakan binalnya yang terdengar semakin keras, dua orang negro itu semakin kuat mendorong dan menarik batang penis mereka menghujam, mencecar, menusuk kasar tanpa belas kasihan, tanpa peduli apakah ia memekik karena sakit atau nikmat, ataupun sakit sekaligus nikmat ?
“Unnnhhh, Arrrrhhhhhhhhh….” Sandra menggeram binal, kemudian membelai wajah si negro yang baru saja memuntahkan cairan klimaksnya.
Sandra menolehkan kepalanya kearah jeritan Magdalena, kemudian tersenyum nakal ketika melihat temannya itu sedang asik dipacu oleh nafsu birahi. Magdalena sedang asik duduk di atas penis hitam yang tertancap di lubang anusnya, dua tangannya sibuk mengocok dua batang penis yang besar dan hitam dalam genggaman tangannya, sesekali mulutnya mengemut dan menjilati kepala penis yang semakin membengkak itu.
“Ussshhhhh…. Kecrooottt Crrrotttt…..” penis itu menyemprot wajah Magdalena. Tampaknya Magdalena berhasil mengalahkan sebatang penis yang besar dan panjang. Tapi yang sebatang lagi mengincar lubang vaginanya. Sepasang tangan mencekal pergelangan kakinya kemudian melebarkan kakinya mengangkang,
“Awwwwwww…..” Lidah Magdalena sedikit terjulur keluar ketika sebatang penis itu meluncur dengan kasar, celupan-celupan kasar yang semakin membuatnya mendesah nikmat, tepatnya dua tusukan kasar yang terus menggenjoti lubang anus dan lubang vaginanya, memacu nafsu birahinya sampai meledak dalam kenikmatan seksual.
”Auhhhhhhh……. Crrrrr…, Crrrrrrrr,” Magdalena terengah-engah didera puncak klimaks, kedua negro itu memacu penisnya dengan perlahan-lahan agar ia dapat lebih meresapi puncak klimaksnya.
Magdalena tersenyum puas sambil menatap si negro dengan rambut jabrik, ia menggeliatkan tubuhnya ketika tangan-tangan nakal menggerayangi lekuk liku tubuhnya yang sudah basah kuyup berceceran keringat. Pinggulnya pun bergoyang dengan lembut,
“Fuck me Again……” Magdalena mendesah sambil terus menggerakkan pinggulnya dengan lembut, tusukan-tusukan penis yang tadinya bergerak dengan perlahan semakin lama bergerak semakin cepat.
“Ohhhhh…,Ohhhhhh… Harderrrr…, deeper please….” Magdalena tidak peduli jika dirinya sekarang tidak ubahnya menjadi budak nafsu kedua orang negro itu yang terus memberinya kenikmatan, menggerayangi tubuhnya yang mulus dan basah. “Crrrotttt…..” “Croooottttttt”, setelah membuat Lena mencapai klimaksnya kembali barulah kepala penis itu menyemburkan spermanya.
“Cmon stand up….” Magdalena dibantu berdiri oleh si kurus, kemudian ditarik ke sudut ruangan, disini sudah menanti negro bertubuh gemuk luar biasa, dengan kemaluannya yang sudah mengacung keras, begitu besar batang itu sampai membuat Lena bergidik ngeri, namun ia tetap berusaha menaiki tubuh si negro.
Madalena merasa seperti sedang menaiki seonggok kemak ,
“Uhhhhhhhhh……” sebuah kecupan lembut mampir di payudaranya. Mulut si gemuk melumat puncak payudaranya dengan lembut.
Magdalena berusaha menerima penis yang bulatannya lebih besar sambil mengangkangkan kedua lututnya menekan pinggulnya ke bawah.
“sshhhhh.., Shhhhhhh…. Ahhhhhhhhhhhhh” Magdalena mendesah merasakan kepala penis si negro mulai terbenam “Klepp….” kepala penis itu mencelat masuk sehingga tubuh Lena sseperti terkena sengatan listrik.
Ada sebuah kata yang terpikirkan oleh Magdalena saat itu “Ngentot”, Ya, kata itulah yang membuat pinggulnya bergerak naik turun, menjerit dengan nikmat, mendesah, merintih, dan berteriak dengan liar. Si gemuk terkekeh-kekeh sambil mengelusi permukaan pahanya yang mulus.
“Wow…! You’re so wild, O shittt, Eearrrhh, I can’t stand it..!! ” Si gemuk tampak kewalahan menghadapi keliaran Magdalena, apakah benar si gemuk kewalahan, tentu saja tidak !!, si gemuk hanya bersandiwara agar Magdalena merasa di atas angin dan mengeluarkan seluruh kemampuannya.
“Ha Ha Ha…, You’re so weak…….,Heyyyyy” Magdalena terkejut ketika keadaan tiba-tiba berbalik dengan drastis. Si gemuk mendekap kuat-kuat pinggulnya dan mengocokkan batang penisnya begitu kuat, liar dan brutal , memaksa Magdalena yang kewalahan untuk segera menyerah.
“Ouhhhh, Unnnhhhhh…, Crrrrr Crrrrrr…..” Magdalena ambruk di atas setumpukan lemak.
Si negro mengedusi rambut Magdalena, tumpukan lemak itu tiba-tiba berdiri, Magdalena mengalungkan kedua tangannya pada leher si gemuk.
“Arhhhhhhhh…….” ia berteriak keras ketika tubuhnya terayun-ayun dengan sangat kasar dan kuat, bahkan kesulitan untuk mengambil nafas ketika sodokan-sodokan itu dengan gencar memompa vaginanya. Arrrrhhhhh.., Arrrrrhhhhhh, Arhhhhhhhh, kata-kata itu semakin keras terdengar, sepotong otot yang keras dan besar dengan kasar menghujam-hujam lubang vaginanya, terdengar suara celupan-celupan keras di selangkangan presenter seksi itu “Deebbb,,, Cleppp Blepppp… Beppphh “
“Ahhhhhhh, Ahhhhhhhhh, Ahhhhhhhhhhhh” mulut Magdalena ternganga lebar, jeritannya terdengar keras mirip seperti sedang melolong ketika seorang negro yang gemuk ikut menjejalkan batang penisnya yang besar mengoyak lubang vaginanya.
Magdalena kini terhimpit oleh dua tumpukan lemak yang ingin mereguk kenikmatan dari tubuhnya yang mulus dan halus.
“Plokkk.. Plokkkk… Plokkkkk”
“Blepppp.. Bleppppppp… Blepppppp”
Magdalena tampaknya sudah tidak kuat untuk melawan, ia hanya dapat meringis dan medesah panjang, menghadapi tusukan-tusukan kasar di kedua lubangnya, terkadang ia mengerang dengan keras. Sisi binal Magdalena kembali terkuak, gadis itu menjerit liar
“Arrrrr, Yeahhhhh, Ooooooo Yeahhhhhhh, Ha Ha Ha, Urrrhhhh”
Magdalena merasakan tubuhnya terjepit diantara buntalan lemak yang hangat, buntalan lemak itu menghimpitnya dan memberinya kehangatan dan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat dalam himpitan dua buntalan lemak itu, “Crrrrrr Cruuuuutttttt…..” Magdalena mendesah panjang ketika kembali mencapai klimaks.
Dua tumpukan lemak itu mencabut penis besarnya, kemudian seonggok lemak berbaring diatas lantai, Magdalena mengambil nafas kemudian menerkam tumpukan lemak itu, bibirnya mengejar bibir si negro dan melumat-lumat dengan liar.
“Ha ha ha…, Emmmm, Cuphhh, Ehhhhh, cuppphhhh Ahhhhhhh” dada Magdalena yang halus mengelusi dada si gemuk. Ia mengangkat pinggulnya sedikit ketika si gemuk mengarahkan kepala penisnya kearah lubang vaginanya.
Magdalena menekan kuat-kuat vaginanya agar penis si gemuk dapat memasuki lubang vaginanya yang sudah memar kemerahan akibat persetubuhan interrasial yang semakin memanas itu. Pinggul Lena bergerak turun naik dengan cepat terkadang sambil menekankan vaginanya pinggulnya bergoyang dengan liar, sepertinya sih lebih hot goyangan Magdalena ketimbang goyangan Julie Estelle, jauh beda deh kalau yang goyangin pinggulnya Magdalena, so hot and tasty, nyam.
Magdalena menolehkan kepalanya ke belakang ketika seseorang menekan pinggulnya, duh lagi ? Disodok dari dua arah ? Magdalena tersenyum, bibirnya mendesah ketika sebatang penis mengoreki lubang anusnya berusaha mencari jalan kenikmatan.di lubanng duburnya.
“Uhhhhh…, “Magdalena bertumpu pada bahu sigemuk, tubuhnya terdorong maju mundur ketika dua batang penis itu merojoki lubang anus dan lubang vaginanya.
“Hekk…, hekkk, Hekkkkk,, Hekkkk… Emmmpphhhh, Errrhhhhhhhh” Magdalena menggeram liar menahan serbuan penis yang merojok-rojok dengan kasar sampai tubuhnya tersentak berulang kali dengan kuat.
“Damn you two, Arrrhhhhhhh, Gilaaaa……” mulut Magdalena menceracau panjang lebar ketika lubang anus dan lubang vaginanya diaduk-aduk dengan kasar, kemudian mendadak berhenti seperti sedang menggodanya agar merengek-rengek memohon pada kedua negro bertubuh gemuk berlemak itu agar mereka segera melanjutkan persetubuhan interrasial itu.
“Ohhhh, Ahhhhh, Ohhhhhhh, Arrrhhhhhh, Yahhh..” mulut Magdalena kembali bersuara, begitu menggemaskan, ketika ia mengucapkan kata Ahhhhhhhhhhhhhhh…!! yang diakhiri pekikan kecilnya “Awww… Crrrrrr. Crrrrrrrrrrrrr……”
Sandra yang juga baru dihajar habis-habisan mendekati Magdalena, kedua gadis itu tidur berpelukan, beristirahat untuk pertarungan berikutnya …..!! sebab masih banyak batang-batang penis diruangan itu yang masih belum terpuaskan.
************************
Dua jam kemudian
Sandra merasakan tubuhnya terangkat dan melayang kemudian dibaringkan dengan lembut, samar-samar ia mendengar makian Asmirandah, Sandra pun membuka matanya perlahan.
“Andahhhh…, Ohhh Andahhhh indah sekali….” Magdalena sedang memeluk tubuh Amirandah dari belakang, tangan Lena mengusapi payudara Andah, Sandra tersenyum kemudian ikut berlutut di hadapan Asmirandah yang memekik kesal sebagai pelampiasan penolakannya atas perlakuan Magdalena yang meremasi payudaranya.
Asmirandah mendengus kesal sambil memalingkan kepalanya ketika Sandra hendak mengecup bibirnya, Sandra tersenyum nakal sambil mengecup lembut leher Amirandah. Lidah Sandra terjulur keluar dan dengan lembut mengulasi leher Amirandah, “Cuphhh.. Cuppphh..” berkali-kali kecupan-kecupan lembut mendarat di leher Asmirandah, kalau saja kedua tangannya tidak diikat ke belakang pastilah Andah akan mendorong kuat-kuat tubuh Sandra dan Magdalena. Asmirandah berusaha mengusir jauh-jauh sebuah perasaan aneh dihatinya, ia bukan seorang lesbian, Bukan !! berkali-kali ia berusaha meneguhkan hatinya, Tapi kenapa ? Ahhhhhhh… ?! Perasaan aneh itu kembali muncul dan menggeluti keteguhan hati Asmirandah dan MENANG !!!!!!!!!! Nafas Asmirandah berdesahan ketika kecupan-kecupan lembut Sandra kembali mendarat dilehernya. Asmirandah juga mendesah ketika Magdalena mencium bahunya dan menggigit kecil bahunya dengan lembut. Ia menolehkan kepalanya menghadap wajah Sandra, desah nafas Sandra yang hangat menerpa pipinya. Asmirandah memejamkan matanya ketika bibir Sandra mengecup lembut bibirnya, bibir Sandra memangut-mangut dan terus memanguti bibirnya.
Untuk sesaat Sandra Dewi memandangi Asmirandah, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengulum Bibir Andah, suara mulut Andah dan Sandra dewi berdecakan, Andah menghisapi lidah Sandra Dewi yang terjulur , begitu pula sebaliknya Sandra Dewi menghisapi lidah Andah ketika Asmirandah menjulurkan lidahnya keluar. Dengan nakal Sandra Dewi menggigit bibir Bawah Andah dengan lembut kemudian melumat mesra bibir Andah yang merekah. Andah membalas lumatan bibir Sandra dewi, Asmirandah menolehkan kepalanya ketika merasakan kecupan dipipi kanannya, Bibir Lena mengejar Bibir Andah sementara kedua tangan Lena Magdalena menjepit dan memilin-milin putting Susu Asmirandah, Sandra Dewi menempelkan Jari tengahnya pada belahan Bibir Vagina Andah, kemudian dengan teratur Sandra dewi menggerakkan jarinya menggeseki Belahan Vagina Asmirandah yang semakin basah oleh cairan nafsu.
“Ahhhhhhhh… Crrrrr… Crrrrrrr……” Asmirandah menengadahkan kepalanya keatas, Denyutan-denyutan nikmat yang membuatnya terhanyut biarpun Asmirandah mencoba untuk berpegangan namun gelombang kenikmatan itu terlampau kuat menghempaskan jati dirinya.
Ikatan ditangan Andah sudah terlepas, Asmirandah terkulai pasrah ketika Sandra dan Magdalena membuatnya berbaring diatas meja billiard.
“Give me nine ball….” Sandra meminta bola bertuliskan angka 9, perlahan-lahan bola itu digesek-gesekkannya pada putting susu Asmirandah. Kedua kaki Andah dikangkangkan lebar-lebar oleh Magdalena sehingga Andahpun mendesah kegelian ketika bola billiard itu menggesek bibir vaginanya, dengan lembut Sandra menguakkan bibir vagina Andah.
“Ennhhhh… Shhhhhhhhh” Andah mendesah ketika klitorisnya bersentuhan dengan bola billiard di tangan Sandra. Sandra menggesek-gesekkan bola billiard di tangannya pada klitoris Andah yang semakin mengkilap. Klitoris Andah Vs nine ball, Andah mendesah, dan terus mendesah, permukaan bola billiard itu nampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya.
Andah tersenyum sambil memejamkan matanya letika wajah Magdalena mendekati wajahnya, ia membuka bibirnya ketika merasakan lidah Magdalena mengeliat-geliat dan mengulasi sela-sela bibirnya. Dengan lahap Andah menghisap-hisap lidah Mangdalena. Andah merasakan sedikit rasa lengket di permukaan bibirnya ketika bibir Magdalana melumat-lumat bibirnya, desahan-desahan kenikmatan semakin keras dari bibir Andah dan Magdalena, sementara Sandra memanaskan situasi dengan memperkuat gesekan bola billiard ditangannya pada klitoris Andah. Asmirandah akhirnya berteriak “Uhhhhhhhhhhhhhhhh….! Cretttttt… Crrruuuuutttt” cairan kenikmatan itu berdenyut-denyut keluar dari lubang vaginanya. Andah menelan ludahnya berkali-kali, matanya terpejam rapat. Sepasang tangan mencekal pergelangan kaki Andah, ia menyentak-nyentakkan kedua kaki agar terlepas dari cekalan seorang negro. Asmirandah bergidik ngeri ketika si negro menumpangkan batang penisnya di permukaan vaginanya, begitu besar, hitam dan panjang. Berbagai macam kekhawatiran dan pertanyaan berkecamuk didalam benak Andah,
“Seperti apa rasanya ya ?” “Ahhh besar amat”,” bisa masuk nggak ?” “Mampus Gue….!! “
“Affffhhhhh….. Ohhhhhhhhh” Sandra dan Magdalena menahan bahu Andah, mereka berusaha menenangkan Andah yang terlihat resah, dan gelisah , ketika penis si negro menggeseki belahan vaginanya.
“Heeehhhhhhh…, Ngaaaahhhhhhhh…!! ” Andah menjerit keras ketika lubang vaginanya terasa pedih. Penis yang besar itu membongkar paksa vagina Andah dan merobek-robek selaput keperawanannya.
“Uhhhhhhhhhhhhh…., Aaaaaaaaaaawwhh…..!” Andah menjerit keras kesakitan ketika batang penis si negro mulai bergerak maju mundur, melakukan gerakan memompa, menggenjoti dan mengaduk lubang vaginanya.
Tangan si negro mengangkat-angkat pinggul Andah sambil menjejal-jejalkan penisnya, Andah terkulai tanpa daya, rasa sakit itu terlalu sakit untuk dilawan, tenaganya mendadak lenyap entah kemana seiring dengan bobolnya selaput keperawanannya. Si negro menekan kemaluannya sambil mengoyang-goyangkan penisnya mengaduk lubang vagina Andah. Mata gadis itu terpejam rapat, lubang vaginanya serasa dibelah dengan kasar, dikoyak dan dirobek-robek. Inikah rasa nikmat itu ? tidak !! bukannn !! Ouhhh begitu menyiksa,
“Tollllloooonggggggggg……” Asmirandah menatap dengan tatapan mata yang memelas pada Sandra dan Magdalena, Asmirandah tidak mengerti kenapa mereka selalu membisikkan kata enaknya diijut, asiknya dientot, ditelinga Andah kalau ternyata rasanya jauh berbeda dari apa yang dibisikkan oleh Sandra dan Magdalena.
“Ahhhhhhhhhhh, Ahhhhhhhh…” Andah mendesah-desah panjang. Apakah karena sakit ? Bukan ! rasa nikmat itu mulai berkobar-kobar, melahap tubuh Andah, memeras keringatnya sampai bercucuran dengan deras.
Andah mulai mengerti, inilah yang disebut nikmatnya bersetubuh, ya memang enak, membuat Andah seolah berenang dalam lautan kenikmatan, membuat Andah selalu mendesah-desah , merintih dan mengerang keras-keras ketika penis yang panjang dan besar itu memompa lubang vaginanya. Asmirandah menjerit-jerit keenakan, apalagi ditambah dua orang negro yang menundukkan kepala mereka untuk melumati buah dadanya, menjilati, menciumi bulatannya dan mengemut kuat-kuat puttngnya.
“Esshhhhhh…, Ahhhhh, Owwwww… Crrrtttt. Crrrrtttttt” Asmirandah menggelepar-gelepar, vaginanya yang sedang digenjot tiba-tiba berdenyut-denyut dengan nikmat.
Asmirandah mendesah ketika si negro membalikkan tubuhnya, ia berdiri sambil sedikit menungging dengan kedua tangannya yang bertumpu pada pinggiran meja billiard.
“Emm.. Plokkk… plokkkk.plokkkkk… plokkk” suara beradunya buah pantat Andah dengan selangkangan si negro.
“Ennhhhhh… Enhhhhhh… ennhhhhhh….” Rengekan-rengekan manja Andah menambah panas suasana diruangan itu, jeritan-jeritan liar Andah membuat si negro bertambah bersemangat memacu penisnya yang hitam dan besar. Sesekali si negro menjambak rambut Andah sambil mengoceki lubang vaginanya sampai suara – suara becek itu terdengar dengan keras, setelah puas mengoceki lubang vagina Andah, si negro menarik pinggulnya. Ia duduk dengan santai bersandar pada meja billiard, tangannya mengelus-ngelus tubuh Asmirandah yang duduk bersandar di pangkuannya. Batang penis si negro yang hitam besar masih tertancap di lubang vagina Andah. Tangan si negro membelit pinggang Andah kemudian tubuh Andah tersentak-sentak ke atas dengan kuat. Batang penis itu meliuk-liuk ketika berusaha mengocoki lubang vagina Andah yang peret. “Ahhhh.. Ahhhhhhh….” Mulut Andah ternganga, sesekali Andah mendesis keras. Buah dadanya melompat-lompat dengan indah, terguncang -guncang sekeras sodokan-sodokan batang penis si negro.
“Clepp.. Clepp.. Plokkkk… Cleppp… Plokkkk Pllokkkk”
“Ahhhhhhhhh, Ahhhhhh. Awwhhhhhh, Annnghhhhhhhh”
Mulut Andah terbuka lebar menyongsong sebatang penis yang tersodor kearah mulutnya, wajah Andah mengernyit ketika si negro mendekap kepalanya sambil menyorongkan penisnya dalam-dalam ke mulutnya.
“Ehhhhhhhhhh, crrrrrrrrrrtt Crrrrrrrrrrrrrrrrrrr”
“Arhhhhhh, Shitttttt….. Croooooottttttt” si negro menghentakan penisnya sambil menarik pinggul Andah.
Tubuh Andah ditarik kemudian seorang negro, memposisikan Andah dalam posisi doggy style. Penis si negro menggeseki belahan pantat Asmirandah yang sudah basah oleh keringat.”I love wet pussy..”
“Hennggghhhh…!! Akkkhhhhhhhh….” tubuh Andah mengejang ketika penis itu merojok kuat-kuat lubang duburnya, tubuhnya sudah terlalu lemah untuk melawan.
“Arrrrggghhhhhhhhhhhhhh……” Andah mengerang keras ketika lubang anusnya seperti dipaksa menguak melebar dengan tiba-tiba, ketika kepala penis si negro berhasil membongkar lubang kenikmatan dubur Andah.
“Hekkkk, Hekkkkss, Hekkssss…..Errrhhhhhh” Asmirandah mengerang, tubuhnya terdorong-dorong “plokkk… Plokkkkk… Plokkkkkk” suara buah pantat Andah kembali terdengar semerdu rintihan-rintihan Andah.
Si negro menjatuhkan dirinya kebelakang sambil menarik Andah, posisi andah duduk memunggungi si negro, dengan sebatang penis yang hitam dan besar terbenam di lubang anusnya.
“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh…! ” Andah kembali memekik keras ketika sebatang penis kembali mengoyak lubang vaginanya.
Aduh…, Ampunnn… Ampunnnnn, Stoppppp, Nn.. Nooooo” Asmirandah “mencoba meredakan nafsu kedua pria negro itu yang menyerang lubang anus dan lubang vaginanya dengan terlalu brutal dan kasar.
“Harrrrrggghhhhhhhhhh, Arrrrrrrrrrrrrrrrrhhhhh…..” Semakin kuat Andah mengerang , semakin kuat pula lubang anus dan lubang vaginanya digenjot.
“Haaaaaaaaaaaaaaaa, Auhhhhhhhhhhh…..” mata Andah mendelik-delik, seperti ini kah rasanya double penetration? ketika rasa nikmat menyerang lubang vagina dan lubang anusnya sekaligus, “Unnnnnhhhhh…. Unnnggghh” Andah melenguh diiringi desahan-desahan panjang, rasa nikmat itu menghanyutkannya entah kemana.
“Ahhhhh, Yes, Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm Crrrrrrrrr.. Crrrrrrr” Andah mendesah-desah semakin liar kemudian mencapai puncak klimaks.
Crrrooooot, Crrroottt, Andah merasakan ada semburan -semburan hangat di lubang anus dan lubang vaginanya.
“Come on Baby….” seorang negro dengan tubuhnya yang berotot menarik tubuh Andah, ditariknya bahu Andah agar gadis itu berdiri
Si negro menariknya ke dekat dinding berlapiskan cermin di ruangan itu, Andah mengalungkan kedua tangannya pada leher si negro, kakinya berjingjit sambil menyongsong bibir si negro yang mengejar bibirnya. Andah mengangkangkan kedua kakinya ketika merasakan sebatang penis menekan belahan vaginanya, tangan si negro mengangkat pinggulnya, betapa kuatnya si negro, Andah melingkarkan kedua kakinya pada pinggang si negro, tubuhnya terayun dipacu dengan kuat oleh sebatang penis yang besar dan panjang. Tubuhnya kembali mengejang ketika lubang duburnya disodomi, kini Andah terayun-ayun, tersentak-sentak dalam kenikmatan sodokan dua penis yang hitam, besar dan panjang , jeritan-jeritan andah terdengar liar dan semakin liar, kenikmatan itu membuatnya melupakan rasa malunya, yang ada hanya keinginan untuk mengejar kembali kenikmatan itu. Kedua negro dengan tubuh berotot dengan sukarela merengkuh tubuh Andah dan menelan bulat-bulat kehangatan dan kemulusan gadis itu ketika ia memohon “Fuck me please”
“Ohhhh, Ahhhhh, Ohhhhhh, Ahhhhhhhhhhh…” suara Andah terdengar dengan jelas dan keras, suara seorang gadis yang tengah diamuk oleh nafsu birahi yang menggebu-gebu.
Andah tidak berdaya ketika kehangatan dan kenikmatan tubuhnya dilahap oleh dua orang negro dengan tubuh berotot, tubuhnya yang lembut dan halus bergesekan dengan tubuh si negro yang hitam dan kasar. Ia menolehkan kepalanya ke arah cermin, ia tidak dapat mengenali bayangan siapa yang terpantul didalam cermin, apakah itu dirinya, dirinya yang menjerit-jerit kenikmatan, dirinya yang sedang keenakan dirojok – rojok oleh dua batang penis yang besar dan hitam ??
Bukan !! Itu bukan Aku, Asmirandah berusaha menyangkal,
“Ya itu kamu !!”
“Bukannn…!!”
“Itu kamu Andah, Itu kamu!! kamu!! kamuuu!! ” suara itu semakin keras berteriak didalam hati Asmirandah.
“Crrrrttt Crrrrrr… Crrrrr…….” Rasa nikmat yang berdenyut-denyut membuat Andah tersadar, Ya itu dirinya, dirinya yang tengah mengarungi kenikmatan yang tanpa batas. Bayangan wajah gadis yang terpantul dicermin itu tiba-tiba tersenyum nakal, ada sorot mata liar di tatapan matanya. Jeritan-jeritan Andah terdengar semakin keras dan keras, jeritan yang merdu sangat membangkitkan birahi. Dua orang negro yang sedang menyetubuhinya menghujamkan batang kemaluan mereka masing-masing “Crooottttt.. ” Crooootttttt” Setelah saling melumat, dan saling kulum untuk sesaat Asmirandah menarik lepas batang-batang penis yang terkulai lemas dari lubang anus dan lubang vaginanya. Asmirandah mencari batang-batang penis yang masih segar megacung menunggu giliran untuk menikmati tubuh Andah. Tangan Andah menekan bahu si negro agar si negro berbaring, Andah mendesah panjang ketika batang penis itu kembali menggelusur menyesaki lubang vaginanya, pinggul Andah bergoyang dengan indah, bergerak naik turun dalam irama yang teratur. Andah mendesis – desis liar ketika lubang anusnya dihantam dengan kasar, sebatang penis tertancap di lubang anusnya dan menyodominya. Mulut Andah sibuk mengoral sebatang penis, sedangkan kedua tangannya menggenggam 2 batang kemaluan dan melakukan mengocok-ngocok. Buah dadanya diremasi oleh tangan-tangan yang hitam dan kasar, berkali-kali putting susunya ditarik dan payudaranya diremas-remas. Andah menggerakkan kepalanya maju mundur mengoral batang penis si negro, Andah menyerang penis si negro dengan hisapan-hisapan kuat. Mulutnya menggembung ketika sperma si negro meledak di dalam rongga mulutnya. Ia tampak menelan sesuatu, batang penis si negro tertunduk menggakui keampuhan mulut Andah, tidak berapa lama dua batang penis dalam genggaman tangannya memuncratkan cairan sprema.
Sayang daya tahan Andah sudah semakin lemah, matanya berkunang-kunang, tubuhnya serasa lemah, dan letih, tiba-tiba ia Ambruk sambil mendesah lemah “Ennnhhhhh… Crrrrrrrrr. Crrrrrrrrrrr”
Matanya menatap sayu pada pantulan dirinya di cermin, tubuhnya masih tersentak-sentak dengan kuat digenjoti oleh batang kemaluan yang tertancap di lubang anus dan lubang vaginanya. Andah tersenyum sambil mendesah panjang ketika denyutan-denyutan kenikmatan kembali berdenyut di lubang vaginanya. Mata Andah menatap cermin, menatap pantulan dirinya yang sedang menikmati hubungan sex interracial menatap pantulan dirinya yang sedang memekik keenakan, mendesah dan merintih dalam kenikmatan digenjot dengan kasar oleh dua batang penis yang panjang, hitam dan besar. Andah menutup matanya, menikmati dentuman cairan sperma di lubang anus dan lubang vaginanya, bibirnya mendesah kemudian tersenyum dengan puas. Andah membuka matanya sedikit ketika seseorang menarik tangannya, Sandra dan Magdalena meletakkan jari telunjuk di bibir mereka yang meruncing. Perlahan-lahan Andah menggeliat melepaskan diri dari himpitan dua orang negro yang menjepit tubuhnya. Ketiga wanita cantik itu perlahan-lahan membuka pintu, mereka melangkahkan kakinya
“Mau kemana ?” Andah bertanya
Sandra dan Magdalena hanya tersenyum sambil menarik tangan Andah, menuruni.anak tangga.
“Lena….” Andah menarik tangannya ketika menyadari Sandra dan Magdalena hendak menariknya keluar dari dalam rumah itu dalam keadaan bugil.
“Udah…, ikut Aja….” Sandra tersenyum nakal sambil mendorong pinggul Andah.
“Klikkk…” pintu rumah itu terbuka lebar, dinginnnya angin malam mengelus tubuh Andah, Magdalena dan Sandra yang masih telanjang bulat, berjalan di jalanan yang terlihat sepi. Kedua tangan Andah ditarik oleh Sandra dan Magdalena. Magdalena dan Sandra menariknya dengan paksa mendekati gerombolan negro dengan baju lusuh mereka yang sedang menghangatkan diri di sekeliling tong besi yang menyala.
“Haiiiii….” suara Sandra terdengar merdu
Segerombolan negro itu berdiri dan mengurung ketiganya. Entah berapa helai baju lusuh yang terhampar, dijatuhkan oleh pemiliknya. Sepertinya pertarungan “Outdoor” akan segera dimulai di malam yang dingin ini. Batang-batang kemaluan yang besar dan hitam mengelilingi ketiga wanita cantik itu, Sandra dan Magdalena berlutut masing-masing sedang asik dengan tiga batang penis, dua di tangan dan satu di mulut mereka. Dua orang negro menarik tubuh Andah, mereka menghimpit tubuh artis muda itu, memberikan rasa hangat untuknya. Andah tampak khawatir menengokkan kepalanya ke kiri dan kanan dengan was-was.
“Don’t worry.., no one dare to pass here at night…” si negro berusaha menenangkan Andah, tangannya merayap mengelusi buah dadanya yang kembali mengeras.
Magdalena berdiri mengangkang seorang negro tengah mencumbui permukaan vaginanya, jembut tipisnya terlihat semakin basah terbasuh oleh air liur si negro.
“Ahh, Ennnnhh….” Magdalena mendesah keras ketika lidah si negro yang runcing dan kasar mengulasi kelentitnya, kedua tangan si negro tidak pernah merasa bosan untuk merayapi permukaan pahanya, bibir si negro yang tebal dan kasar mengecupi permukaan vaginanya kemudian mengulum belahannya.
“Ahhhhhhhh….” Magdalena semakin kuat mendesah panjang merasakan sebatang lidah yang kasar , basah dan hangat, menggeliat-geliat menjilati sela-sela pantatnya. Rasa geli menerpa lubang anusnya yang digelitiki oleh lidah si negro yang runcing.
Lena tersenyum nakal setelah memasukkan penis si negro hingga tertancap di belahan vaginanya. Ia kemudian melompat sambil mengalungkan kedua kakinya pada si negro, kakinya menjepit kuat-kuat pinggang si negro. Penis si negro semakin dalam menancap di belahan vaginanya ketika pinggul Lena bergerak turun kemudian terangkat naik kemudian ia kembali menghempaskan pinggulnya kuat.
“Essshhh Eshhhhhh…, Hssshhhhhssss… Ahhhh,”
Desahan dan rintihan Lena mengundang sebatang penis mengacung ke arah anusnya membuatnya mendesis ketika penis yang besar dan panjang itu menekan memaksa memasukinya.
“Arhhhhh…!! ” satu jeritan kesakitan Lena menjadi pertanda kalau penis yang besar dan hitam itu sudah berhasil membongkar lubang duburnya dengan paksa.
“Ennnhhh., Ennnhhh. Awwww…, Awwwww….” jeritan keras Lena membuat kedua batang penis itu semakin cepat bergerak, memaksa nafsu birahinya untuk terus naik semakin tinggi dan akhirnya meledak dengan tiba-tiba dalam denyutan-denyutan nikmat di selangkangannya.
Lena memejamkan matanya meresapi tusukan-tusukan kasar di lubang anus dan lubang vaginanya, tubuhnya terdorong-dorong ke atas mengikuti tusukan-tusukan dua batang penis besar yang menancap di kedua lubangnya.
Berkali kali mulut Lena mengucapkan hurup “U” dengan bibirnya yang meruncing, kadang wajahnya mengernyit dengan bibir terkatup rapat ketika disetubuhi dengan kasar. Magdalena merengek bahkan hampir menangis ketika para negro itu terus menyetubuhi dirinya dalam berbagai macam gaya. Magdalena, sebuah perpaduan yang sulit untuk ditandingi antara kecantikan dan ukuran susunya yang putih dan besar. Para negro itu tidak pernah bosan untuk mempermainkan gumpalan susu montoknya yang putih besar dan semakin kenyal, enak banget untuk diremasi atau dikenyot..
“Arrhhh…., ” terdengar suara jeritan kecil Sandra yang sedang berjongkok memunggungi si negro di bawahnya. Negro itu menyodoki anusnya dengan kasar, tubuh Sandra terdorong-dorong keatas ketika penis yang besar dan hitam itu terayun keatas, kepalanya kadang menengok ke kiri sambil mulutnya mengejar kepala penis dalam genggaman tangan kirinya. Terkadang menengok kekanan sambil menjilati kepala penis si negro dalam genggaman telapak tangan kanannya.
“ahhh. Aaaa Ahhhh Aaaaaa….!! ERrrhhhhhhhh” Sandra menjilat kepala penis si negro sambil menggeram dengan penuh nafsu.
Sebatang penis mendekati vaginanya yang menganggur, sayang bangetkan kalau belahan vagina itu tidak dimanfaatkan.
“Uhhh…. Essshhhhhh” Sandra mendesis keras ketika si negro menjejalkan batang penisnya, karena kedua kakinya diangkat secara otomatis Sandra melepaskan genggamannya pada batang penis di tangannya. Kedua tangan Sandra kini bergerak ke belakang untuk menopang tubuhnya..
Dua negro yang tadinya dioral olehnya kini berlutut di samping kiri dan kanan. Tangan mereka yang hitam dan berbulu menggerayangi dan mengelusi payudaranya yang bergerak-gerak. Buntalan dada Sandra bergerak mirip seperti hendak melompat namun terbetot kembali ke bawah ketika tubuhnya digenjot dengan semakin keras oleh dua batang penis yang menancap di lubang anus dan vaginanya.
Sandra menolehkan kepalanya ke kanan dan langsung mengulum sebatang penis besar yang panjang. Jeritan – jeritannya yang keras terdengar semakin menggairahkan. Keringatnya kembali bercucuran. Si negro yang berada di bawah memegangi pinggangnya agar artis cantik itu dapat sedikit menghemat tenaganya. Sandra semakin mengangkangkan kedua kakinya ketika merasakan sodokan-sodokan di lubang anus dan vaginanya bertambah gencar.
“Yes fuck me !, Oooo…, YEahhhh, YEahhhhhh….”
“Harderr.., Harderrrrr…. Annhhhhhhh ” Sandra berteriak keras, sesekali pekikan kecil terdengar dari mulutnya, kadang menjerit keras sekeras-kerasnya ketika merasakan sodokan-sodokan kasar yang semakin liar memompa dirinya.
“Enhhhh… Crrr Crrrrr… Crrrrr…” Sandra pun mengejang dengan bergelimang kenikmatan yang berdenyut-denyut di lubang vaginanya.
Tangan si negro buru-buru menopang punggungnya yang hendak terjatuh ke belakang, Disibakkannya rambut Sandra yang acak-acakan kemudian sesekali bibir si negro mengulumi bibir Sandra. Sandra mendesah keras ketika seorang negro menundukkan kepalanya dan menghisap kuat-kuat puncak payudaranya.
“Arrrhhhhhh…, Emmhhhhhh…. ” suara itu keluar dari mulutnya ketika mulut si negro semakin rakus mengemuti dan menjilati puncak payudaranya sampai meninggalkan bekas-bekas gigitan memerah pada kulit payudaranya
“Ahhh Ahhhh Owwwww….” Sandra kembali berorgasme, kepalanya terangkat ke atas dengan matanya merem-melek , Ouhh !! Gila Nikmat sekali , pikiran itulah yang berkali – kali terlintas dalam benaknya ketika lubang anus dan lubang vaginanya dihantam-hantam dengan kasar dan kuat.
Mulut Sandra meruncing, tubuhnya terguncang dengan hebat, nafas artis cantik itu tersendat-sendat mengikuti pacuan di lubang vagina dan anusnya.
“Aa.. Crrrr Crrrr….” wajah Sandra tampak semakin bersemu merah ketika mengucapkan kata “A” , agak lama barulah kedua batang penis di anus dan di vaginanya menyemprotkan cairan spermanya.
Sementara itu, langkah Asmirandah terseret-seret oleh dua negro bertubuh tinggi besar yang menarik tangannya masuk ke dalam mobil sedan tua, di bangku belakang. Tangan Andah yang satu menyilang menutupi dadanya sedangkan telapak tangannya yang satu lagi berusaha menutupi derah intimnya. Sebenarnya Andah ingin kabur ketika mencuri pandang pada selangkangan si negro, dua batang penis yang jauh lebih besar dan panjang dari penis-penis yang pernah merasakan kenikmatan vagina Andah? Tapi kabur kemana ? Posisi Andah berada ditengah-tengah, kedua orang negro itu seolah-olah menjaga pintu di belakang tubuh mereka. Bibir-bibir tebal itu mulai mengecupi leher Andah, gadis itu merasakan dirinya sedang dilahap perlahan-lahan oleh kedua orang negro yang terkadang menggigit kecil lehernya.
“Ohhhh, Andah nggak mau!!, Tolongggg…..” suara hati kecil Andah berteriak untuk menyadarkannya.
Dengan kejamnya “si kenikmatan sex interracial” menerkam dan melahap habis suara hati kecil itu hingga tidak dapat bersuara untuk mengingatkan Andah lagi. Si kenikmatan interracial menyerbu dan mengotori benaknya dengan kata-kata mesum dan terus berbisik di telinganya.
“Andah…, ngentot lagi yukkk….”
“Ayo Andah, minta diijut gih…!!,”
Nafas Andah terasa berat, dadanya sesak oleh luapan birahinya, ia diam ketika tangan yang hitam dan besar itu menepiskan tangannya, kedua tangannya mengepal kuat-kuat ketika kepala kedua orang negro itu merunduk dan menciumi payudaranya. Bibir mereka yang tebal mengemut dan mengenyot kuat-kuat putingnya yang semakin mengeras. Tubuh Andah menggeliat sambil mendesah lirih, sesekali ia memejamkan matanya rapat-rapat. Puncak dadanya terasa nikmat sekali ketika dihisapi oleh mulut si negro.
Mulut Andah kadang meruncing, kadang terbuka lebar tanpa ada suara apapun yang keluar dari mulutnya, kadang berteriak keras untuk mengeluarkan luapan Nafsunya yang sudah tidak tertahankan. Sepasang Tangan Sinegro menarik pinggul Andah dan memaksa Andah untuk menduduki selangkangannya, dalam posisi memunggungi
“Ahhhhhhhhhh…..! ” Andah menjerit keras, mulutnya terbuka lebar dan matanya mendelik merasakan kepala penis si negro menguakkan belahan vaginanya dan menyentak dengan kuat sampai tubuhnya tersentak ke atas.
“Please.., Ahhhh, Pleaseee, It’s hurt…!!Jangan, Aduhhh Awwwwww”
Batang besar itu sama sekali tidak mempedulikan Andah yang semakin kewalahan, air keringat kembali mengucur dengan deras.
“Arhhhhhhhhhhhh…….! ” Andah berteriak panjang ketika batang penis itu dijebloskan dengan kuat-kuat, tubuhnya menggeliat antara rasa ngilu dan nikmat ketika vaginanya dipaksa terkuak untuk menerima penis si negro yang besar.
Putting susu Andah dihisapi dengan lahap, bulatan dadanya terasa hangat ketika lidah si negro memolesinya dengan merata, lidah kasar itu menggesek permukaan payudara Andah sampai ia mendesah karena nikmat. Tubuh Andah mulai tersentak-sentak keatas, mula-mula sih lembut banget, semakin lama semakin kasar dan kuat. Andah hanya dapat menjerit kecil dan mengerang ketika batang penis itu menusuk-nusuk dengan semakin keras
“Ahhh.., Ouhhhh, !! Assshhhhh…. Crrr Crrrrr”
Si negro mengangkat dan mendorong bokong Andah sampai penisnya terlepas, kemudian diarahkannya batang penis yang berlumuran cairan kewanitaan Andah pada lubang anusnya.
“Aaaaaaa….!! ” Andah menjerit panjang dengan tubuhnya yang mengejang merasakan lubang anusnya dibongkar dan sesuatu yang besar dan panjang merojokinya semakin dalam, belum sempat ia mengambil nafas ketika kedua kakinya dipaksa mengangkang dan kini vaginanya kembali disesaki oleh batang penis yang besar, Andah meringis keras ketika belahan vaginanya dikuakkan oleh batang penis yang hitam dan besar. Genjotan-genjotan penis yang besar dan panjang mulai memompa lubang anus dan vaginanya dalam sebuah irama yang teratur.
“Erhhhhh…, Erhhhhh…, Erhhhhh, Arrrrhhhhhhh….” Suara erangan Andah terdengar keras, berkali-kali bibirnya mendesah dan berkali-kali pula ia mencapai puncak kenikmatan.
Andah merintih, kadang mejerit keras dan panjang, ketika dua batang penis itu semakin kuat menggenjoti kedua lubangnya. Matanya mengerjap-ngerjap, mulutnya sedikit terbuka ketika merasakan denyutan-denyutan nikmat di lubang vaginanya,
“Enggghhhhhhhhhhh………..”
Andah melenguh panjang sebelum akhirnya jatuh pingsan tidak sadarkan diri.
Mobil sedan tua itu masih terus terguncang dengan hebat sehebat dua batang penis negro yang terus menggenjoti lubang anus dan lubang vaginanya. Entah berapa lama Andah tidak sadarkan diri, ia membuka matanya perlahan-lahan dan merasakan tubuhnya masih digenjoti dalam posisi berbaring mengangkang di jok belakang. Ia memegangi tangan si negro yang meremasi payudaranya. Tubuhnya terasa sangat lemas, letih, dan pegal. Si negro mengangkangi kepala Andah sambil menjejalkan kepala penisnya ke mulut gadis itu. Asmirandah hanya dapat mendelikkan matanya ketika penis si negro menekan kerongkongannya, kemudian penis itu dicabut pemiliknya dan kemudian dibenamkannya kembali ke dalam mulutnya. Andah merasakan dua semprotan panas, satu di lubang vaginanya dan satu di dalam rongga mulut “Uhukkk…, uhukkkk…, uhukkkk” Asmirandah terbatuk-batuk tersedak sperma si negro, sebagian sperma tersebut meleleh di sudut bibirnya.
“Tok… Tokkk Tokkkk….” pintu mobil diketuk oleh seseorang
Si negro membuka pintu mobil
“Are you finish?” si gemuk bertanya.
“Yeah… we finished nge he he he…, take her….” tubuh Asmirandah pun langsung berpindah tangan.
Asmirandah mulai kedinginan apalagi hujan sudah mulai turun, sementara tubuh Sandra diseret oleh seorang negro, demikian juga tubuh Magdalena. Ketiganya kini duduk berdampingan di atas sebuah kursi panjang, mereka hanya dapat bersandar lemas ke belakang menatap tiga orang negro bertubuh gemuk luar biasa berdiri di hadapan mereka dengan batang penis mereka yang hitam, besar dan panjang, mungkin batang penis merekalah yang terbesar dan terpanjang diantara para negro lainnya. Ketiga artis cantik itu menggigil kedinginan. Hujan bertambah deras membuat tubuh keenam orang itu basah kuyup. Ketiga orang negro bertubuh gemuk bergerak, berlutut di hadapan mereka masing-masing.
“Arhhhhhhhh…..” jeritan pertama keluar dari mulut Sandra, penis yang besar itu serasa mengoyak lubang vaginanya
“Auhhhhh, Akhhhhhhhhhhhhhhhh ” Jeritan kedua terdengar dari mulut Andah, tubuhnya tersentak kesakitan.
“Ohhhhhh, Awwwwwhhhhhhhh ” Jeritan Magdalena menyusul jeritan Asmirandah.
Trio negro bertubuh gemuk itu membiarkan Andah, Sandra dan Magdalena untuk membiasakan diri terlebih dahulu ditancap oleh batang penis mereka yang kokoh dan panjang. Ketiga artis cantik itu bergantian mendesah-desah, mengerang dan merintih lirih pokoknya nyanyian mereka bertiga kalau sampai diterbitkan pasti laku keras di pasaran.
“Arhhh, Arhhhhh Arrrrrhh, Awwwwwww….!! ” Asmirandah semakin gelisah dan akhirnya menjerit keras ketika vaginanya mulai disodoki begitu cepat, kuat dan kasar.
Mulutnya ternganga-nganga, kadang melolong keras “Aowwwhhhh….!! ” tampak eskpresi kesakitan yang amat sangat tergambar di wajahnya, erangan – erangan Andah membuat Sandra dan Magdalena merinding, mata Sandra dan Magdalena melotot ke arah selangkangan Andah. Bibir vagina Andah seperti tertekan amblas ketika penis itu menekan dengan kasar dan tertarik mayun ketika penis hitam itu dibetot oleh pemiliknya.
“Ennnnhhhhhhhhhh……., Crrr Crrrrr” nafas Asmirandah tiba-tiba tersendat-sendat, sesekali tubuhnya tersentak ketika si negro merojok kuat lubang vaginanya.
Penis hitam itu bergerak perlahan menghantarkan Asmirandah yang baru saja meraih puncak kenikmatannya sebelum akhirnya kembali memacu menggenjot dengan semakin cepat dan kuat sampai ia kembali memekik dan mengerang keras dengan tubuhnya yang terguncang-guncang hebat. Sementara Magdalena mulai resah ketika kedua pergelangan kakinya dicekal dan diletakkan mengangkang di bahu si negro. Si gemuk terkekeh-kekeh menatap wajahnya yang tampak ketakutan. Si negro menusukkan penisnya perlahan-lahan sedalam mungkin kemudian dengan tiba-tiba si negro mencabut batang penisnya “Plopp”
“Plakkk.., Plakkkk,, plakkkkk” si negro memukulkan penisnya pada bibir vagina Magdalena sebelum kemudian perlahan-lahan kembali mencelupkan penisnya yang hitam, berkali-kali si negro melakukan hal seperti itu sehingga Magdalena sedikit lengah, matanya terpejam dengan mulut sedikit terbuka.
Si negro tersenyum, pancingannya berhasil, si cantik bersusu besar tampak rileks di bawah kucuran air hujan. Dengan kuat dan cepat tiba-tiba si negro mengocoki lubang vaginanya “Arrrrhhhhhhhhh….!!” Magdalena pun membeliakkan matanya, kemudian mengerang-ngerang kesakitan ketika penis si negro mengompa lubang vaginanya kuat-kuat.
Magdalena mengerang keras ketika penis si negro mengaduki lubang vaginanya “Pleppp Pleppp Plepppph…..” suara penis itu terdengar keras ketika mengaduk dan melakukan genjotan-genjotan yang kuat.
“Mampus dah…, giliran gue nih….glekk.” Sandra membatin sambil menelan ludah ketika pergelangan kedua kakinya didorong sampai lututnya tertekuk
Sandra mencoba melemparkan senyuan pada wajah si negro yang begitu dingin menatap wajahnya, bahkan tanpa ekspresi sedikitpun.
“Ooo, I love your smile.., C’mon smile again…” wajah si negro berubah ramah, Sandra menghela nafas lega kemudian mencoba melemparkan senyuman termanis yang ia miliki.
“Arrrhhhhhhh….!! Arrrhhhhhhhhh….!!” Sandra berulang kali menjerit keras, tangannya menahan bahu si negro yang merapat menghimpit tubuhnya, vaginanya ditusuki dengan kuat, wajah si gemuk berubah bengis.
“Smile !! Smileee !! Smileee!!… , that all you can do bahhh !! ” si negro menjulur-julurkan lidahnya keluar sambil menggenjot-genjotkan batang penisnya ke belahan vaginanya, semakin dalam penis besar itu terbenam semakin keras pulalah lolongan Sandra.
Si negro menggeram keras kemudian menghentak-hentakkan penisnya dengan kasar, “Oahaaahhh…!! Aaarrrhhhhhhh….., Errrrrrrrrhhhhh” Sandra kembali mengerang-ngerang, bibir vaginanya terlipat-lipat ketika penis si negro bergerak keluar masuk dengan kasar dan kuat. Si negro memacu penis besarnya begitu cepat dan kuat penisnya bergerak di belahan vagina artis cantik itu hingga melampaui daya tahannya untuk menerima sodokan. “Unnnhhhhhh… Cruuuttt… Cruutttt ” vagina Sandra berdenyut nikmat, ia menggerakkan tangannya berusaha menahan sodokan si negro yang terus memompanya, dengan kasar si negro menepiskan tangannya dan semakin kuat menggecak-gecak vaginanya.
Sandra mengikuti jejak Asmirandah yang memeluk tubuh Magdalena, sementara trio negro bertubuh gemuk meleletkan lidah ketika menyaksikan ketiga gadis itu saling berpelukan satu sama lain, wajah Asmirandah, Magdalena dan Sandra tampak begitu menggairahkan ketika berkali kali mulut mereka mengerang, merintih dan memekik keras.
“Ahhhhhhhh…..!! ” hampir bersamaan suara keras itu terdengar dari mulut Asmirandah, Sandra dan Magdalena.
Ketiga artis cantik itu saling menyusul berorgasme, kadang Sandra memekik kecil ketika mencapai klimaks, kadang Andah menjerit panjang ketika vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat, kadang terdengar erangan keras Lena ketika vaginanya berkali-kali menyemprotkan cairan kenikmatan. Hampir bersamaan trio negro bertubuh gemuk itu mencabut penisnya dengan kasar dari belahan vagina Andah, Magdalena dan Sandra. Ketiga negro gendut itu masing-masing memangku tubuh Andah, Sandra, dan Magdalena. Tangan kasar si negro merengut tubuh Magdalena dan menunggingkannya tepat di hadapan kaki Asmirandah.
“Jangan, Nggakk, jangannn, disituu….,” Magdalena berusaha berontak ketika si negro menempelkan kepala penisnya pada duburnya.
“Aduhhhhh” ia kesakitan ketika tangannya diikat ke belakang.
“Nghaaakkkkssss, Andahhhhhh tolonggggggg…..” Magdalena menatap Asmirandah dengan tatapan memelas meminta pertolongan. Sebelum akhirnya melolong keras ketika lubang anusnya dijebol oleh kepala penis si negro yang terus menggeliat memasuki lubang anusnya lebih dalam. Tubuh Lena tersentak-sentak kuat ke depan ketika si negro bertubuh gemuk mulai menyodominya, jeritan kesakitannya terdengar di tengah hujan yang semakin deras.
Sandra dan Asmirandah saling berpandangan, mereka khawatir mengalami nasib yang sama dengan Magdalena, walaupun kini tubuh mereka hanya dirayapi dari belakang, diremasi susunya dan dikecup-kecup oleh bibir tebal si negro yang memangku tubuh mereka. Sandra menolehkan kepalanya menatap Asmirandah dengan tatapan memelas ketika bokongnya didorong agar berdiri, bahu Sandra dicengkram oleh sepasang tangan hitam yang kekar dan memaksanya untuk berlutut dan menungging di samping Magdalena.
“Heiii !!! ” tiba-tiba Sandra meronta keras dan melepaskan tubuhnya dari dekapan si negro bertubuh gemuk, si gemuk mengejarnya, dengan cekatan tangan si negro menyambar pinggangnya
“Jangannn, Tolonggg, Jangannnn…, Pleaseeee…, ” Sandra memohon-mohon, suaranya begitu memelas.
Si negro menggeram marah, hampir saja santapannya yang lezat ini kabur, dengan kasar diikatnya tangan Sandra ke belakang, seperti tangan Magdalena. Dengan paksa si negro membuat Sandra menungging di samping Magdalena yang masih mengerang kesakitan.
“Arhhhhhh…. !! ” suara jeritan Sandra terdengar panjang berbaur dengan erangan Magdalena. Pekikannya terdengar keras ketika lubang anusnya tiba-tiba melebar dengan paksa dan sebatang penis besar meluncur mengoyak duburnya.
“Hegghhh.., Heggghhh Heggghhhh….” gigi Sandra terkatup rapat menahan rasa sakit yang semakin mendera lubang duburnya sebelum akhirnya melolong keras sekeras lolongan Magdalena di sampingnya.
“Plakkkk… Plakkkk… plakkkkk Plokkkk Plakkkk Plokkkkk Plakkkk”
suara benturan antara buah pantat diiringi dengan tamparan-tamparan keras terdengar silih berganti dibawah guyuran air hujan diselingi erangan kesakitan yang terus keluar dari mulut keduanya. Tubuh mereka tersungkur-sungkur ke depan dalam posisi menungging dan kedua tangan terikat ke belakang.
“So, want to do it yourself or I’ll rape your ass?” si negro bertubuh gemuk menjilat sambil berbisik ditelinga Asmirandah. Karena Asmirandah tidak menjawab pertanyaanya si negro bertubuh gemuk pun semakin beringas.
“No, Please , I do it myself….” Asmirandah berdiri kemudian perlahan-lahan Andah menurunkan pinggulnya seperti orang hendak berjongkok dan kemudian berusaha menduduki kepala penis si negro dengan duburnya.
Sambil menahan Nafas Asmirandah menekankan duburna, mulut Asmirandah membentuk Huruf “O” yang semakin besar ketika lubang duburnya melar menerima kehadiran kepala penis si negro, tangan si negro bergerak menarik pinggang Asmirandah untuk terus turun dan turun, dengan tiba-tiba tangannya menarik pinggang Andah kuat-kuat sambil menghentakkan batang penisnya ke atas.
“Heggghhhhh…” Asmirandah mendelik menahan rasa sakit yang tidak tertahankan ketika sebatang penis yang besar tertancap semakin dalam dilubang duburnya. Tangan si negro menarik kaki Asmirandah dan mengangkangkannya melebar, selanjutnya tubuh Andah terdorong-dorong kuat keatas, ketika lubang anusnya disodoki oleh penis si negro.
“Arrhhh…, Ahhhhh, Ahhhhhh, Arrrhhhh….” erangan Asmirandah menyatu berbaur dengan erangan Sandra dan Magdalena.
“Jangann, Aduh.., sakittt, jangann, pleasee !!”
“Awww.. Arhhhhh, Arrrrhhhhh”
“Tidakkkk, Owwwwhhhh”
Asmirandah menangis keras kesakitan, ketika tubuhnya ditunggingkan di samping Sandra dan digenjot kuat-kuat oleh si negro gemuk yang semakin asik mengaduki lubang anusnya. Suara guyuran hujan deras terdengar mengasikkan berbaur dengan rintihan – rintihan mereka.
“They’re Soo Cute… Nge He he he!!”
“Yeahhh…, ! Cute little slut”
“Shut up, just fuck them all!! Deep and hard”
Sesuai dengan komando yang diberikan ketiga penis itu bergerak semakin kencang merojoki dan mengaduk kemudian keluar masuk dengan cepat di belahan vagina ketiga artis itu. Jeritan dan suara erangan keras semakin sering terdengar dari mulut ketiganya yang sedang disodomi di bawah guyuran hujan lebat.
****************************
Kamar tempat Nia, Julie, Nikita, dan Marshanda
Tubuh-tubuh telanjang bergelimpangan di kamar penthouse itu setelah pesta seks yang liar dan melelahkan beberapa waktu sebelumnya. Nikita Willy telah tertidur di ranjang dalam dekapan seorang negro yang terahir menyetubuhinya, demikian pula Nia Ramadhani, tubuh telanjangnya tergeletak di sebelah Nikita. Rambut panjangnya sudah acak-acakan, ceceran sperma nampak di sekujur wajah dan tubuhnya. Dari kamar mandi terdengar suara shower, rupanya Julie tengah membasuh diri di dalam sana. Sementara Marshanda nampak di sofa sedang ngobrol-ngobrol ringan dengan tiga pria negro yang merokok dan minum bir, ia nampaknya enjoy terlibat obrolan nakal dengan mereka, sesekali tangan-tangan hitam nakal itu singgah di bagian-bagian sensitifnya. Tiba-tiba terdengar suara bel tanda ada orang datang.
“Just relax, Chacha!” Ben bangkit sambil meraih celana pendeknya, ia memakai celana itu lalu berjalan ke arah pintu dengan bertelanjang dada.
Chacha meneruskan bercengkrama dengan kedua negro lainnya hingga mendengar sepertinya Ben sedang ada masalah dengan tamu yang datang. Iapun menyambar selimut dan membelitkannya ke tubuh untuk menutupi ketelanjangannya lalu menyusul Ben ke pintu masuk.
“What’s up? Any problem Ben?” Chacha melihat tamu itu ternyata dua orang negro lain, bedanya kalau Ben dan teman-temannya berpenampilan cuek seperti rapper, kalau mereka berdua berpenampilan necis, bahkan yang satu gaya bicaranya kemayu.
“You see man, I said party, but not gay party!” kata Ben agak sewot, “we’re all straight here man”
Oooohh… selidik punya selidik ternyata mereka berdua itu teman Ben yang penyuka sesama jenis. Mereka mengira di kamar itu ada gay party dan ingin ikutan, karena kemarin Ben berkata pada salah satunya dia mau pesta hari ini dengan orang Asia tapi Ben tidak bilang kalau pestanya ternyata bukan pesta gay. Tentu mereka jadi jengkel karena sudah datang jauh-jauh ternyata salah dan Ben yang bukan gay tentu tidak mau homoan dengan mereka dong.
“Oke…enough…enough…please BE QUIET!!!” Marshanda meninggikan suara karena pusing mendengar mereka berdebat sampai seperti ngerap.
“All right guys so you want Asian one right?” ia bertanya pelan-pelan setelah mereka diam.
“Yea…it make me horny, I luv to fuck Asian boy hihihi” jawab yang berbody kekar memakai kaos hitam tanpa lengan itu tapi gerak-geriknya seperti bencong.
“I know the right one, you must be like him and he is also in this hotel” sebuah senyum nakal tergurat di wajah Marshanda.
Saat itu Julie juga baru saja keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk, ia juga ingin tahu apa yang terjadi sampai membuat Marshanda berteriak barusan. Kedua gay negro itu nampaknya tidak tertarik melihat Julie maupun Marshanda yang hanya memakai penutup tubuh seadanya, malah mereka lebih sering melirik ke Ben yang masih sewot.
“Oooww…in this hotel too…cool…cool, I love it” sahut temannya yang memakai anting gede di telinga kanan.
“Yess here in this hotel, a sexy bearded guy without moustache” kata Marshanda sambil mengelus dagu si negro kekar tapi kemayu itu, “also with hairy chest” lanjutnya genit, elusannya turun mengelus dada bidang negro itu.
“My gosh…it make me horny…come on get him man!” ajak yang satunya sambil menarik lengan temannya.
“Tell us, where’re he, baby?”
“Not far from here, room number 1269 there” Marshanda menunjukkan arah di lorong hotel tersebut.
Mereka pun akhirnya pamitan dengan gayanya yang khas seperti Ivan Gunawan atau species sejenisnya lalu menuju ke kamar yang ditunjukkan Marshanda itu.
“Loh…lohh…Cha…itu kan kamarnya Bang…?” kata Julie namun Marshanda menempelkan telunjuk di depan bibirnya sambil tersenyum nakal, mereka berdua tertawa cekikikan membayangkan apa yang akan terjadi.
Sementara kedua gay negro itu sampai ke kamar 1269 yang ditunjukkan Chacha tadi. Terdengar suara alunan musik dangdut dari dalam kamar itu.
“Begadang jangan begadang…kalau tiada artinya…begadang boleh saja…aaahh…kalau….”
‘Ning…nong!’ suara bel membuat penghuni kamar itu menghentikan nyanyian dan permainan gitarnya untuk membukakan pintu.
“Who’s there?” tanya suara dari dalam dengan gaya sok berwibawa yang khas.
Kedua negro itu tersenyum-senyum melihat orang yang membuka pintu itu ternyata memang benar-benar sesuai selera mereka. Mereka langsung masuk tanpa babibu lagi dan pintu ditutup. Alunan musik dangdut sudah tidak terdengar lagi dari dalam kamar itu, sebagai gantinya terdengar bunyi gaduh sejenak brak…duk…gubrak…buk!! Tak lama kemudian kegaduhan itu makin berkurang hingga akhirnya musik yang mengganggu kamar-kamar di dekatnya itu pun berhenti, namun bila seseorang menempelkan telinga pada pintu kamar itu akan terdengar sayup-sayup.
“Ooohh…oohh…benar-benar…ter….la….luuhh…uuhhh!”
——————————–Tamat————————————
PS : Cerita ini nggak akan ada lanjutannya
Keep cool and peace, oceh…^^
Thanks for reading ^^
****************
meski agak sulit untuk mengikutinya
hehehehehehehhe
good job bro
knapa ga d lanjut?
apa bakal ada penggantinya?
hampir aj gw shock pas baca awalnya !!
untung gak jadi
hohoho
good story gan
aduh ngebaca sandra dewi koq rasanya gak tega yah…
bisa2 kelanjutannya seperti prolog edisi ini…
NGAKAK ABISSS!!!!!
SI RHOMA KENA BATUNYA…..
WUAHAHAHAHAHAHAHAHAAAHAHAHAAA!!!!!
…………………………………………………………..
WWUAAAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAAAKK!!!
………………………………………………………………………………
BRUAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAAAKKKKK!!!!!
RHOMA KENA DEH!!!!
RASAIN LOE!!!
WUAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKKKKAKAKAKKKAAAKKKK!!!!
bikin sange ni cerita.
bos mau request dong cerita Sandra Dewi tapi ga digangbang,VJ Marissa ato VJ Rianti.
tetap berkarya bos!
akhirnya asmirandah…
lanjut lagi gan tapi gangbang ama lokal preman kek
atau tentara di barak gmn kan seru tuh
topppppppp
gokilllll abizzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
lanjutin lagi om
terus berkarya
regards
penyukaABG
M’kasih ya tanggapan&kommentnya ^^
*Bos Shu
WAaaa Oky Ama Tika , Ha Ha Ha, Aku juga ampir pingsan neh bos
baru bisa mampir neh, ke ke ke, Ampe Rindu ama semuanya ^^
Re: hahaha cuma kasih sentuhan dikit supaya ceritanya makin meriah. kok dah lama ga nongol nih? sibukkah?
Hahahahaha…..
Ampir ajah q males baca…
UnTung q drag kebawah dulu baru q baca…
NiCe worKing…
Re: bwahahaha…lucu pada kecele nih
hahaha…
butuh penyegaran nih…
ceritanya istimewaa…
salut deh salut….
tepuk tangan meriah….
klo Sandra Dewi mah, baru digarap ama boz dodot di blog sebelah. tapi jadi penasaran juga baca gimana eksekusexnya versi sini… ^^
Kenapa yg masuk cuman 2, ane kan suka begadang sambil
gangbang”
no other word sis AWESOME!!!!
Re: emang sis Yohana ini luar biasa, jumlah karyanya dah mau nyusul pak wapres Chad tuh, top, hebat, ayo pak wapres juga jangan mau kalah, kangen karya2nya nih!! pokoknya keep mupeng!
Aneh kali ini aku langsung fokus prolog dan epilog tanpa membaca cerita intinya….
Ada apa ini?????
Apakah aku mengalami perubahan orientasi seksual???
Kalo iya… Pastinya ada seorang yang bertanggung jawab…..
BOSS SHU……
Re: lho…kok gw ? emang knp?
4 thumbs up..
encore…we want more….
btw, ada yang tau password buat blog nya mas dodot ga..pengen neh…thx
\
he..he..he..
nice ending
seharusnya jgn cm bang rhoma aja yg jd korban, bos…
tambah 1 orang lg…
itu tuh… pembalap favoritnya bos shu…ananda mikocok… wkwkwkwk
masuk tv lg tuh orang, dulu nge-drugs, skrg mukulin orang… mana prestasinya…
TERLALUH…
Re: mikocok ama dedenya itu emang sampah masyarakat, morfinis berkedok altet, yg kaya gini ga pantes hidup bener. bikin malu negara bisanya
hampir gw close, untung sutradaranya ada yang lebih punya taste! 2 sesi langsung ya?wah kayaknya ngejar tayang neh.
endingnya lucu juga y….
di tunggu gantinya deh…..
di tunggu ananda ma adeknya
tp coba klow akhir ceritanya semua artis yg lo ceritain dari cerita pertama ampe ke 3 digabung.. nah mantapkan tuh…
tp ttp cerita lo keren bro…
trus berkarya…
paling mantep endingnya tuch.
macam nonton twilight aja, kalao ini twelalu hahaha
Iya Neh, Bos Shu, rada sibuk akhir-akhir ini, ke ke ke
Re: ya pokoknya ditunggu deh tulisan2nya, kayanya Yohana bakal jadi legenda ngalahin andani citra deh, ceritanya aja dah jauh lebih banyak tuh ehhee
*Mr Mike
Mana neh ceritanya ke ke ke, pengen baca ceritanya Mr Mike…^^
*Mr Tukul
Nda Ada ho ho ho
btw ceritanya asyik loo….i’m enjoy reading it. tapi lucunya kok ide kita sama ya..??? tadinya buat korban ‘black note’ dari artis gue mo pake asmirandah sama magdalena plus , cowok negro…..kita rupanya sehati ..hehehhee….
kayaknya harus gue rubah lagi nih cerita gue selanjutnya biar gak sama ( walau sebenrnya gak sama sih…cuma se ide aja )….mungkin gue bakalan pake marcella zalianty aja yah di penjara……any idea..???
Re: wah pas ya, kalau bos naga & sis yohana kolaborasi pasti hasilnya maknyus dong. marcella boleh aja tuh, kayanya idenya bagus
Smua berkualitas n ga mengecewakan ^^
Td wkt ngliat bgian awal ngliat oky lukman ?
ketawa gila gw ^^
Ya td baenya yg bagian rhoma irama dganti ama ananda mikocok CS ^^
Btw di black note request sandra dewi ya ? Dtunggu ^^
Re: hahaha. smua pada ketawa nih liat okky & rhoma nebeng disini
hahahahaha.. nice story.. =D
request sandra dewi n susan bahtiar di gangrape (kalo ad yg tega bikinnya) or marcella z (mungkin critanya d diculik balik truss …… u know lah)
get Discount for you
Free music and picture