“Ennnnhhhh…. Ahhhhhhhhhhhh” Nikita menjerit ketika lubang vaginanya menggigit batang kemaluan Ben yang besar dan panjang, kedua lututnya terasa goyah ketika kemaluan Ben semakin dalam tenggelam dengan perlahan memasuki lubang vaginanya.
Gadis itu menekuk wajahnya sambil memperhatikan kemaluan Ben, baru masuk sampai sebatas leher penis, namun Nikita sudah merasa kewalahan, perlahan-lahan batang penis itu terus menekan
“Ahhhhhhhhh…, Ahhhhh…..”Nikita merintih ketika penis Ben semakin tenggelam, kemudian mendesah-desah dalam siksaan yang sangat nikmat ketika penis Ben mulai bergerak memompa lubang vaginanya.
Tangan Ben bergerak mendekap pinggul Nikita dan mengangkat tubuh mungilnya, Nikita mengalungkan kedua tangannya berpegangan pada leher Ben. Untuk sesaat tubuh Nikita Willy terayun-ayun dengan bebas, terkadang ia meringis ketika merasakan ada rasa ngilu yang menyelingi rasa nikmat. Ben menghentikan gerakannya, Nikita mendesah panjang, lega karena serangan Ben terhenti.
“Ohhhh… !! ” Nikita menolehkan kepalanya kebelakang ketika merasakan benda besar dan hangat menggesek sela-sela pantatnya.
“Hegkkkk… Ahhhhhhhhhhhhhhhh….” Nikita melotot merasakan lubang anusnya kembali merekah dijebol dengan kasar olehl penis si negro yang berdiri di belakang tubuhnya.
“Awwwwww……!! Nggghh , Nghhhgg Aaaaaaaaaaaaaaaa !! ” Nikita menjerit keras kemudian merengek-rengek ketika merasakan dua batang penis itu mengocok-ngocok lubang vagina dan lubang anusnya dengan kasar dan brutal sampai-sampai Nikita melolong dalam kenikmatan api birahi yang membakar tubuhnya sampai kepanasan dan semakin bercucuran keringat.
“Ihhhhhh…..! Crrrrr… Crrrrrr….” Kenikmatan itu mengangkat dan menghempaskan Nikita kuat-kuat.
Tubuh Nikita pasrah dalam tusukan-tusukan penis si negro di lubang anus dan vaginanya, matanya terpejam-pejam, merasakan kenikmatan yang begitu hebat meluluh lantakkan tubuhnya yang berpeluh, halus dan mulus. “Kecrottttt….” “Crooooottttt”, dua batang penis itu menghentak sedalam mungkin, semburan-semburan sperma menyemprot kedua lubangnya. Seorang negro dengan hidung kelewat pesek merebut dan membopong tubuh Nikita yang sudah basah kuyup berceceran air keringat yang membanjir. Ia duduk di atas kursi kemudian menarik pinggul Nikita turun.
“Hssssaaaaahhhhhhhhh…. “Nikita mendesis ketika merasakan penis si negro mengganjal lubang vaginanya dan kemudian perlahan-lahan memaksa masuk lebih dalam dan semakin dalam. Vagina Nikita yang sudah habis-habisan digempur tampak memar kemerahan, namun sepertinya si negro itu tidak peduli dengan kondisi vagina Nikita yang sudah “Knock Out”, tanpa daya lubang vagina Nikita kembali menerima sodokan-sodokan kasar penis si negro yang hitam dan panjang. Kedua tangan Nikita berusaha meraih dua batang penis yang masih segar, kemudian mulutnya terbuka lebar sambil menarik batang penis ditangan kirinya. “Heppphhhhh…, Mmmmmm, Mmmmmmm “, Nikita mengoral dua batang penis negro yang berada dalam genggaman tangannya
“Ahhhhhhh…..!! Ohhhhh…, Enak sekali Sichh.. Crrrr Crrrrr ” jebollah sudah cairan kenikmatan itu dalam beberapa kali denyutan. Nikita hanya dapat mengerang lemah ketika tubuhnya tersodok-sodok keatas mengikuti sodokan penis si negro yang sedang asik mengocok-ngocok vaginanya.
“Ahhhhh…! Jangan Disitu…, No Please….” Tiba-tiba si negro mendorong bokong Nikita, penisnya yang besar dan panjang dijejal-jejalkan dengan paksa pada lubang anus Nikita Willy
“Achhhhhhh….! Heggghhh…, Ahhhhhhhhhhh!! ” Nikita tidak dapat lagi menahan jeritannya ketika merasakan lubang anusnya dipaksa melar ketika kepala penis itu menerobos masuk dengan kasar.
“Aaaaaa…, Uuunnnhhhh,,, Aaaaaaaaaannnnhhhhhh….” Nikita meringis antara sakit dan nikmat ketika penis si negro tanpa ampun menyodomi lubang duburnya.
“Ahhhhh….!! ” Belum Juga Nikita sempat menyesuaikan diri tiba-tiba seorang negro lainnya mencekal pergelangan kakinya dan dengan kasar ia menancapkan penisnya, beberapakali penis yang besar itu menekan-nekan dengan kasar sebelum akhirnya amblas memasuki lubang vagina Nikita yang peret.
“Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh, Ohhhhhhhhhh, Awwwwwwww…..” Nikita menjerit-jerit ketika dua batang penis itu berlomba mengaduk-ngaduk lubang vagina dan lubang anusnya. Wajah Nikita tampak memerah, seksi, sensual dan mengasikkan untuk dipandang ketika dirinya kembali mengalami puncak klimaks yang hebat “Crrrrrr…., Crrrrrrrrrrrrr…..”, tubuh Nikita yang basah semakin indah ketika menggeliat-geliat dengan nikmat, bibirnya selalu mendesis dan mendesah merasakan persetubuhan yang terasa semakin nikmat.
“He he he…, Yeahhhh, Oooo, Yeahhhhh….” Marshanda sedang mengangkangi wajah si negro sambil menekan-nekankan vaginanya pada mulut si negro yang rakus memangut-mangut vagina gadis itu yang semakin basah oleh air liur yang bercampur dengan cairan vaginanya yang gurih dan lezat.
“Unnnhhh, Ohhhhhhhh, Esshhhhhssssshhh… Hahaha…”Marshanda menengokkan kepalanya kebelakang kemudian tertawa keenakan ketika merasakan buah pantatnya digigit-gigit dengan lembut, apalagi lidah itu mengeliat-geliat dengan lembut menggelitiki himpitan pantatnya, sesekali dengan nakal lidah yang hangat dan basah itu mengait lubang anusnya.
Mulut Marshanda sibuk mengoral tiga batang penis yang teracung di hadapan wajahnya , panjang dan hitam, dikecupinya ketiga batang penis itu bergantian kemudian dijilatinya secara bergiliran. Marshanda tampak sangat rakus mengoral batang-batang penis itu, mulutnya berdecakan dan tampak belepotan oleh air ludah bercampur dengan lendir-lendir yang semakin banyak meleleh dari lubang penis ketiga pria negro itu.
“Ahhhhh….! Crrrr Crrrrr…” Marshanda menekankan vaginanya kuat-kuat pada mulut si negro yang mengemut vaginanya, jakun si negro terlihat bergerak turun naik ketika menelan cairan vaginanya yang gurih dan lezat.
Marshanda menggeser posisi tubuhnya kini ia hendak menduduki penis si negro, perlahan-lahan Marshanda menekankan kepala penis si negro namun terpeleset.
Tangan si negro memegangi batang penisnya sementara tangan yang satunya lagi menekan pinggul Marshanda untuk segera turun “Ahhhhhhhhhhh……” Wajah Marshanda terangkat keatas ketika penis Si negro tenggelam semakin dalam,
“Nikmattttt….ssshh…., Akhhhhhhh…, Owwwww,Hssshhhh ” Marshanda menopangkan kedua lengannya pada dada si negro dan dengan hebatnya Marshanda menaik turunkan pinggulnya, “Clepp.., Clepppp… Cleppppp, Cleppp” Suara-suara pertempuran itu semakin lama terdengar semakin nyaring diiringi oleh suara Marshanda yang menjerit-jerit liar.
“Damn, you’re so wild, Bitch…”Si negro yang tengah diperkosa oleh Marshanda tersenyum sambil meremasi buah dada Marshanda yang terguncang-guncang mengikuti gerakan tubuhnya yang liar.
Marshanda menghentikan gerakannya, ketika merasakan seorang negro mulai bergerak merapatkan selangkangannya pada buah pantatnya. Si negro menggesek-gesek belahan pantat Marshanda dengan batang penisnya sebelum bergerak menekan lubang dubur Marshanda dengan kepala penisnya.
“Ennggghhhhh…., ” kepala Marshanda terangkat keatas sambil mendesah panjang ketika merasakan sesuatu yang besar terasa mengait lubang duburnya yang mungil.
“Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” nafas Marshanda terputus-putus ketika si negro menyodokkan batang penisnya yang hitam dan panjang hingga terbenam sekaligus dengan sekali sodokan yang kasar dan kuat.
“Ahhhhh, Ahhhhhh, Ahhhhhhh, ” keliaran artis yang terkenal akan perannya sebagai Lala dalam ‘Bidadari’ itu terlibas oleh kegarangan dan kekasaran dua orang pria negro yang sedang menyodoki lubang anus dan vaginanya , begitu kasar, liar, dan brutal.
“Ufffhhhhhhhhhhhh…., Crooootttttttttttttttttt…..” Marshanda pasrah pada denyutan-denyutan kenikmatan di vaginanya yang seakan-akan menyedot habis tenaganya, tubuhnya semakin basah, berpeluh dalam kenikmatan birahi yang mengombang-ambingkannya dalam lautan yang penuh dengan desahan-desahan kenikmatan.
“Ouuhhhhhh…! Arrrhhhhhh….! ” Marshanda meringis karena kedua negro itu semakin kasar dan brutal menyetubuhinya.
Dua batang penis itu semakin merajalela, seenaknya menjebol kedua lubang gadis itu, menghantam vagina dan lubang duburnya yang sempit, menusuk-nusuk dengan kejam dan mereguk kenikmatan tubuh Marshanda yang halus mulus dalam keliaran binatang buas yang lapar dan haus, tubuh Marshanda yang mungil tersentak keenakan ketika dua batang penis yang perkasa itu menghujami kedua lubangnya yang seret. Buah dadanya yang bergerak – gerak dengan indah menjadi mainan bagi dua negro yang asik menyusu di puncak payudaranya yang semakin kenyal membuntal dengan padat tanda gadis itu sedang diamuk kenikmatan yang dashyat.
“Arrrrhhhh…..”sesekali Marshanda menjerit kecil ketika merasakan gigitan-gigitan gemas kedua negro yang sedang menggeluti buah susunya. Hisapan-hisap kuat mulut kedua orang negro itu meninggalkan bekas kemerahan, kecupan-kecupan dan jilatan-jilatan lidah yang basah dan hangat membuat Marshanda berulang kali mendesah dan merintih, sementara tubuhnya tersentak-sentak dalam irama yang liar dan brutal disetubuhi oleh dua batang kemaluan di lubang vagina dan anusnya yang terasa seperti melar tanpa daya menerima penis yang begitu besar dan panjang.
“Heghhhh…. Oooooohhhhhhhhhh….Crrrrttttt…” Marshanda terkulai dalam kenikmatan puncak klimaks, bersamaan dengan itu gadis itu memekik keras ketika merasakan sodokan keras di lubang anus dan lubang vaginanya “Kecrottttt…” “Crooooooootttt”
“Uhhhhh, “Marshanda mengeluh kecapaian, tubuhnya yang sudah lemah ditarik dengan kasar kemudian gadis itu dipaksa berdiri, kedua tangannya diikat kebelakang, sementara seseorang menarik pinggul gadis itu agar menungging dan
“Jrebbbbbbbbb…. Arrrrhhhhhh….” Marshanda kembali mengerang merasakan sebatang penis kembali membobol lubang anusnya.
“Ohhhh, Please stop it, Ohhh it hurttttt…, Arrrrggghhhh”
Erangan kesakitan Marshanda bercampur dengan desahan nikmat ketika si negro yang berada dibelakang tubuhnya menghujam-hujamkan penisnya sedalam mungkin ke dalam anusnya. Marshanda menatap nakal pada dua orang negro yang menarik-narik putting susunya, sesekali mulut Chacha diemut dan dikulum dengan mesra oleh- bibir si negro yang tebal. Marshanda membalas setiap kuluman yang jatuh dibibirnya. Tangan Marshanda bergerak menyambar batang penis yang terhunus di selangkangan kedua orang negro itu, gadis itu melakukan remasan yang dikombinasikan dengan sesekali menarik-narik penis kedua orang negro itu yang meringis-ringis keenakan, memasrahkan batang penis mereka dalam genggaman tangan Marshanda, kedua negro itu menatap Marshanda dengan tatapan gelisah, Marshanda tersenyum sambil mendesah nakal
“I know U can’t wait to fuck me , BIG BOYYY…, Assshhhhhhh, Hesssshhhh”
Setelah puas menyodomi Marshanda , si negro yang berada di belakang Marshanda mencabut penisnya dengan kasar kemudian menjejalkan penisnya kelubang vagina gadis itu
“Aaaaa, Aaaaaaa, Arrhhhhhhh….! ” Marshanda memekik-mekik kecil ketika tubuhnya terayun semakin kuat,
“Plokkkk… Plopppp, plopppp,,, plokkkk… Keplokkkkkk….”
Suara hantaman selangkangan si negro terdengar dengan keras beradu dengan buah pantat Marshanda.
“Arrrrhhhhhhhhhhhhhh….! Crrrr Crrrrrrrrrrrr” Marshanda menjerit dengan liar ketika merasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut nikmat, tidak berapa lama Chacha merasakan semburan dashyat di dalamnya.
“Uhhhhh…..” Marshanda mengeluh merasakan dirinya ditarik oleh kedua orang negro yang sudah tidak sabaran ingin segera menggenjot tubuhnya.
Dengan kasar tubuh dirinya didorong hingga jatuh duduk di atas sofa,
“Auhhhhh….., ” Marshanda memekik kaget ketika tubuhnya diterkam dan digeluti dengan kasar.
Bibirnya dikulum habis-habisan sampai gadis itu terengah-engah kehabisan nafas. Kedua negro itu menyusu di payudara Marshanda yang sudah basah berlapiskan peluh gadis itu, kedua kaki Marshanda mengangkang lebar-lebar ketika kedua negro itu mengelusi permukaan pahanya.
“Uhhhhh…., Ahhhhhhhhh” Marshanda memegangi tangan yang kekar itu ketika si negro mengocok-ngocokkan jari telunjuknya dengan kasar, cairan vaginanya semakin banyak meleleh, suara – suara berkecipak semakin keras terdengar.
“Awwwww….” Marshanda menjerit ketika si negro menggigit permukaan vaginanya dengan gemas, lidah si negro yang kasar bergerak menjilati permukaan vaginanya sampai tampak semakin basah oleh air liur bercampur dengan cairan kewanitaanya.
Tubuh Marshanda mengejang ketika merasakan sedotan sedotan rakus di lubang vaginanya, begitu kasar dan liar.
“Ecchhhhhh……, ” tubuh Marshanda menggigil ketika merasakan bibir vaginanya ditarik dengan kasar.
Si negro tersenyum memandangi bagian dalam vagina Marshanda, lubang itu tampak seperti sedang mengambil nafas, kadang merapat kadang merekah. Ia lalu menjulurkan lidahnya kemudian dengan lembut lidahnya mengulas-ngulas bagian dalam vagina Marshanda, sesekali bibirnya yang tebal melumat klitoris Marshanda yang mungil. Marshanda menggeliat – geliatan ketika merasakan cumbuan-cumbuan lembut di buah dadanya, mulut Si negro mengemut lembut puncak payudara Marshanda, tampaknya cumbuan-cumbuan lembut kedua pria negro itu membuat Marshanda semakin pasrah dalam pelukan nafsu birahi yang perlahan-lahan melahap kehangatan dan kemulusan tubuh artis muda itu.
“Unnnghhhhh……,Crrrrrrooottttt……” Marshanda merasakan pandangan matanya berkunang-kunang untuk sesaat, cumbuan-cumbuan lembut si negro membuahkan sebuah kenikmatan yang berdenyut-denyut di lubang vaginanya.
Si negro duduk di atas sofa dengan santai, batang penisnya terhunus ke atas seperti sebuah tumbak tumpul yang siap untuk memberikan kenikmatan bagi Marshanda.
“C’mon…..!! ” Si negro mengocok-ngocok penisnya sambil menoleh ke arah Marshanda.
Seolah-olah sudah mengerti, pantat Marshanda naik ke atas penis si negro, sebenarnya Marshanda ingin memasukkan penis si negro pada lubang vaginanya, namun apa daya keinginan si negro berbeda…..
“Emmmmhhhhhhhhhh…” Marshanda menggigit bibir bawahnya ketika berusaha memasukkan batang penis si negro kedalam lubang anusnya.
“Uhhhhhhhhhhhhh, ” Kepala Marshanda terangkat keatas, mulutnya membentuk huruf “O” disertai desahan panjangnya yang menggairahkan ketika perlahan-lahan batang penis yang besar dan panjang itu memasuki lubang anusnya. “Arrrhhhhhhhhhhhh….!! ” gadis itu menjerit ketika Si negro dengan tidak sabaran menarik pinggul Marshanda turun sambil menghentakkan tombak hitamnya keatas.
“Ennhh, Ennhhh, Akkkhhhhhh….” Tubuh Marshanda terloncat-loncat keatas ketika batang penis si negro mencecar lubang anusnya
“Hemmmm, Emmmmmmmmmhhhhh…” Mulut Marshanda yang sedang sibuk mendesah dan merintih itu mendadak disumpal oleh sebatang penis, Marshanda agak kebingungan ketika kedua tangannya ditarik ke belakang, namun tiba-tiba ia tersentak ketika merasakan batang penis si negro menekan semakin dalam ke dalam rongga mulutnya.
.”Ehekkk… Heeeekkkkkkkkssss….” Marshanda hanya dapat mendelikkan kepalanya ketika mulutnya di deepthroat oleh si negro. Marshanda tampak sangat menderita, wajahnya sering mengernyit.
“Emmmhhh, N.n.. Noo, Please Don’t ” Marshanda menolak ketika si negro menyodorkan kembali penisnya.
Si negro memukul mukulkan batang penisnya ke wajah Marshanda, seolah-olah sedang memberikan hukuman atas penolakan gadis itu. Marshanda menangkap penis si negro ketika si pria negro itu hendak menjejalkan penisnya dengan paksa kedalam mulutnya. Mulut Marshanda terbuka lidahnya terjulur keluar memberikan jilatan-jilatan lidahnya yang hangat dan basah pada penis si negro, kemudian sambil mengulum kepala penis itu kedua tangan Marshanda bergerak meremas dan mengocok-ngocok batangnya. Marshanda menarik kepalanya ketika merasakan batang penis si negro terbenam semakin dalam kedalam rongga mulutnya dan menyodok kerongkongannya.
“Plakkk…!! Plakkkkkkkkk!!!! ” Si negro yang sedang asik menyodomi Marshanda semakin keras memukuli buah pantat Marshanda.
“Ouhhhhh….” Marshanda semakin kesakitan, ia terpaksa membuka mulutnya lebar-lebar, penis di hadapan wajahnya mulai mendekati mulut artis muda itu yang sedang menganga.
Kening Marshanda berkerut merasakan batang penis yang hitam itu kembali mendeepthroat rongga mulutnya, bahkan kepala penis itu mulai menyodoki kerongkorangannya dengan kasar.
“Uhukkk.., Uhukkkk…., ” Marshanda terbatuk-batuk ketika tersedak cairan sperma si negro yang meledak di kerongkongannya. Marshanda meludahkan cairan sperma si negro.
“Nhhooooo…, Pleaseeeee…. Noooooo….” Marshanda menangis ketika sebatang penis lain yang lebih besar kembali tersodor di hadapan wajahnya.
“Don’t cry…, ” Si negro mengusap air mata Marshanda, kemudian tangannya meremasi buah dadanya dengan lembut, untuk sesaat Marshanda menyangka kalau pria negro di hadapannya adalah seorang yang lembut, namun harapan tinggallah harapan ketika kemaluan si negro yang besar itu tanpa ampun merojoki lubang vaginanya yang sempit dan peret, begitu liar, kasar dan brutal.
“Cleppp.. Cleeppppp… Clepppp” “Plokkk…Plokkkk.. Plokkkkk”
“Ahh… Cruuuuuttttt…..” Marshanda menggelepar-gelepar, tubuhnya masih terus tersentak-sentak dipacu dalam kenikmatan yang semakin rakus melahap tubuh Marshanda, batang-batang kemaluan yang hitam dan panjang tidak pernah lengah sedikitpun untuk memberikan kenikmatan untuknya.
Sementara itu Julie Estelle tengah menggeliat-geliat, berkali-kali kepala dua negro itu menunduk bergantian untuk mencumbui payudaranya, tangan mereka yang hitam mengelusi tubuh Julie yang putih dan mulus. Walaupun susu Julie tidak begitu besar tapi kedua negro itu terlihat sangat menikmatinya. Julie menunggingkan bokongnya ketika kedua negro itu merubah posisi, yang satu berdiri dibelakangnya, yang satu berdiri dihadapannya.
“Essshhhhh…., ” tubuh Julie mengejang ketika merasakan sebuah kepala penis berusaha kembali membobol lubang anusnya, ia merasakan lubang anusnya merekah dan terasa sesak.
“Awwww….” Julie mengernyit kesakitan ketika penis itu menyentak-nyentak
Batang penis yang hitam dan panjang itu tenggelam Semakin dalam dan dalam. “Awwww.. Aduhhh Duhhhhhhh….!! “
“Emmmhhh…” Si negro dihadapannya menjambak rambut Julie dan menekan kepalanya ke bawah, sedangkan tangan kiri si negro menjejalkan kepala penisnya ke mulut Julie.
“Emmmrrrrhhhhh……” mata Julie mendelik ketika penis si negro menekan dalam merojok kerongkongannya, tubuhnya sampai bergetar hebat ketika dideepthroat oleh penis si negro.
Pinggul Julie didekap erat oleh sepasang tangan yang kekar kemudian penis yang besar itu semakin kasar dan kuat menggenjoti lubang anusnya. Kedua tangan Julie ditarik ke belakang dan kemudian kedua negro itu semakin kasar mendeeptroat dan menyodominya. Air mata menetes dari sudut mata Julie, agak lama barulah si negro mencabut penisnya dari dalam mulut Julie. Begitu penis itu dicabut, Julie langsung mengambil nafas panjang,
“Whaaaaaw!! Noo Nooo Please…..” Julie langsung menjerit sambil menggeleng-gelangkan kepalanya, si negro terkekeh-kekeh sambil menjilat pipinya.
Si negro merendahkan tubuhnya, tangan kanannya membimbing penisnya ke belahan vagina Julie. Benar-benar tragis, lubang anus Julie ditancap oleh sebatang penis, dan kini sebatang penis lain menghunus dan menghujam belahan vaginanya. Si negro yang berdiri dihadapannya mengangkat dan meletakkan kaki Julie melingkari pinggangnya. Mau tidak mau Julie terpaksa mengalungkan kedua lengannya pada leher si negro di hadapannya. Julie mendesah-desah ketika merasakan dua penis itu mulai menyetubuhinya dengan lembut, tampaknya kedua negro itu sedang keasikan menikmati kehangatan Julie, begitu lembut dan lembut, pergesekan penis yang besar dan panjang itu terasa semakin nikmat membuat Julie menengadahkan kepalanya keatas dan mendesah panjang.
“Dasar kunyuk lu Moreno, emangnya gua ga bisa apa main ama negro juga apa!” umpat Julie dalam hati mengingat perselingkuhan ex-pacarnya, Moreno, si pembalap karbitan itu, dengan seorang gadis Nigeria beberapa waktu sebelumnya, ingin rasanya ia mempertontonkan dirinya sedang dalam keadaan sekarang ini di depan Moreno untuk memanas-manasinya, tapi sayangnya pembalap karbitan itu sedang jauh di tanah air dan entah sedang ngapain.
“Ennnhhhhh…, Crrrr Crrrrrr” tidak begitu lama, Julie merasakan lubang vaginanya berdenyut dalam sebuah ritme yang terasa nikmat.
Yang paling pertama si negro di hadapannya tiba-tiba menyentakkan penisnya kuat-kuat sampai ia berteriak keras, kemudian digantikan si negro yang dibelakang tubuhnya menyentakkan penisnya dengan kasar “Ahhhh..! ” Julie kembali menjerit keras.
“Ahhhh…! Ahhhhhhh!! ARRRHHHH !!!! ” Julie semakin keras menjerit liar, ketika dua penis itu kini memacu lubang anus dan vaginanya, tubuh Julie yang putih dihimpit oleh tubuh dua orang negro yang hitam legam.
Tubuh Julie tampak indah ketika terangkat-angkat keatas kemudian menghempas-hempas ke bawah dalam sebuah irama yang teratur, sesekali ia mengerang keras
“Ahhhhh… Crrrr Crrrrrr…..” Satu pekikan keras Julie menggakhiri pertempuran yang sengit itu, tapi hanya untuk Julie, sedangkan bagi dua orang negro yang masih menghimpit tubuhnya pertarungan masih dianggap sebagai tester.
“Shhhh…. ” Julie mendesis ketika dua batang penis itu terlepas dari lubang anus dan lubang vaginanya, Tubuhnya melorot turun, Julie menggeliatkan tubuhnya yang terasa pegal.
Si negro membaringkan tubuhnya diatas lantai berselimutkan kain permadani, sedangkan si negro yang satunya lagi membimbingnya agar segera menaiki tubuh rekannya yang sedang berbaring sambil mengacung-ngacungkan penisnya. Julie menurunkan vaginanya. Artis cantik itu merasa ada sesuatu yang mengganjal selangkangannya dan menusuk dengan perlahan-lahan terbenam ke dalam vaginanya sehingga ia kini dapat semakin merapatkan vaginanya ke selangkangan si negro. Tubuh Julie bergerak erotis ketika penis itu bergerak semakin dalam tertancap di lubang vaginanya. Tangan si negro mengelusi pinggul Julie ketika ia menaik turunkan pinggulnya dalam sebuah gerakan yang berirama, penis yang besar dan hitam itu terkadang tertekuk ketika memasuki belahan lubang vagina Julie. Tangan si negro menampar-nampar pinggul Julie sehingga artis muda itu mempercepat gerakan pinggulnya yang naik turun. “Ahhh, Ahhhh. Ahhh.. Ahhhhhh” suara dari mulut kembali terdengar semakin keras, gerakannya tertahan ketika sepasang tangan menekan buah pantatnya “Arrrrhhhhhh” Julie mengerang sambil merayapkan tangannya memegangi buah pantatnya. Sebatang penis sudah asik menancap di lubang anusnya dan kini si negro semakin kuat menekankan penisnya ke dalam anus Julie.
“Ennhhh… Enhhhh…!! Awwww” Julie merintih-rintih ketika kedua penis itu berlomba memacu kedua lubangnya, ia merengek – rengek dengan manja dalam himpitan tubuh dua orang negro yang terus menyetubuhinya dengan kasar dan brutal.
******************************
Sementara itu di taman belakang
Ratu Felisha & Shandy Aulia |
“Gila loe, emangnya gua apaan…, nggak mau gua!!” Shandy menolak dengan keras.
“Ya udah…, kalo cuma maen sama gua kan nggak apa – apa ” Ratu Felisha menarik tangan Shandy Aulia kemudian berusaha melepaskan baju gadis itu.
“loe sinting kali ya !!.., mereka…” Shandy protes, sambil menepiskan tangan Feli.
“Mereka di dalam……, kita bedua di luar…” Ratu Felisha memotong ucapan Shandy
“Kamu, liar…Banget sih….”Shandy Aulia mendesis lirih
“Kamu Juga nakal…” Ratu Felisha mencium bibir Shandy Aulia dengan lembut, sudah lama Shandy tidak merasakan kenikmatan bercumbu dengan Ratu Felisha yang liar dan seksi. Sedikit demi sedikit Shandy mulai pasrah dalam dekapan Feli.
Tangan Shandy membelai payudara Feli yang membusung padat dan kencang, tangannya Shandy meremasi payudara Feli, semakin lama Shandy semakin bernafsu meremasi payudara itu. Dengan gemulai Feli merentangkan kedua tangannya keatas ketika Shandy menarik lepas baju kaos ketat yang dikenakannya agar Shandy dengan leluasa menelanjanginya.
“Nggak Ahh…” Shandy Aulia mendadak marah sambil menepiskan tangan Feli.
Ratu Felisha hanya tersenyum sambil memeluk erat-erat tubuh Shandy, nafasnya berdesahan, mengundang Shandy untuk segera pasrah dalam arena kenikmatan. Setelah meredakan kemarahan Shandy, Feli menutup mata Shandy dengan sehelai sapu tangan dan berbisik di telinga Shandy.
“Body loe bohay amat sichh” kemudian Feli kembali meneruskan niatnya menelanjangi gadis itu, tangan Feli menarik tubuh Shandy agar berbaring di atas rumput,
Ratu Felisha mengikat tangan Shandy dengan tali Bh gadis itu. “Ahhhhh, kenapa tangan gue diiket segala sihh” Shandy berusaha melepaskan tangannya, akhirnya karena kesakitan ia pasrah, gadis itu semakin sering mendesah-desah karena tangan Feli semakin aktif mengelus dan menggerayangi payudaranya.
“Gue jamin loe pasti puas…” Ratu Felisha mendesah dalam hati, gadis itu tersenyum karena berhasil mengelabui Shandy, beberapa pria negro melangkah mendekati Shandy yang sedang berbaring di atas rumput dalam keadaan mata tertutup dan tangannya terikat kuat oleh tali bra.
Ratu Felisha memberi tanda agar mereka mendekat dan segera melakukan lumatan-lumatannya pada bibir Shandy,
“Cuphhh.. Ckkkk… Ckkkk… Cpppphhhh…” bibir si negro semakin rakus mengecupi bibir Shandy yang berdesahan kemudian ciuman dan lumatan si negro terus turun ke arah dada Shandy.
“Ahhhhhh…., Ohhhhhh Fel…..” Shandy mendesah sambil memanggil nama temannya
Ia tidak tahu kalau yang menggeluti buah dadanya dengan kasar adalah seorang pria negro dengan bibir sumbingnya yang tampak kehausan mengenyot-ngenyot puting susunya yang mungil.
“Hemmmmppp..Fel…, Ohhhhhhh” Shandy merintih, ketika merasakan gesekan-gesekan jari seseorang di selangkangannya.
“Buka kaki loe yang lebar, gua mau ngejilatin vagina loe ” Feli kembali mengelabui Shandy. Shandy Aulia tertawa kecil sambil berkata…
“Ingettt…, jangan keras-keras ya..”..
“Iya….” Ratu Felisha menjawab dengan pasti, Shandy pun mengangkangkan kedua kakinya melebar, ia mendesah-desah merasakan elusan-elusan tangan di permukaan pahanya sebelah dalam.
“Hahhh…!! Heiiii apaan nihhhh…” Shandy kaget merasakan sebuah benda memaksa memasuki vaginanya, ia hendak merapatkan kedua kakinya namun tiba-tiba pergelangan kakinya ditangkap dan direntangkan melebar dengan kasar.
“Aduhhh… duhhh, Arhhhhh ,Abis dahhh….” Shandy menggigit bibir bawahnya ketika merasakan rasa pedih di selangkangannya.
“Ha Ha Ha….Sippp!!, He he he he” Ratu Felisha tertawa terkekeh-kekeh sambil membuka sehelai saputangan yang menutup mata Shandy
Feli mengecup kening Shandy dan bibirnya yang meringis ringis kesakitan diperawani oleh si negro, kedua tangan Feli meremas-remas buah dada Shandy.
“Sialan loe…, kegadisan gue!! Aww Aduhhh Awwww pelan dong massss…Ahssssshh sakittt!!” tangan Shandy berusaha menahan gerakan pinggul si negro,sambil memohon-mohon.
“Norak loe , dia nggak ngertiii…,he he he ” Feli memeluk punggung si pria negro yang sedang mengangkangi tubuh Shandy sambil berbisik
“Slow down honey, …”
Si negro mengangguk kemudian dengan hati-hati menarik dan mendorong penisnya perlahan-lahan. Ditariknya pinggang Shandy yang ramping kemudian ia menjatuhkan dirinya ke belakang, tubuh Shandy pun tertarik dan menduduki penis si negro.
“Ahhhhhhh….” Ratu Felisha terkejut ketika sepasang tangan yang kekar meraih pinggangnya dengan kasar dan tak lama kemudian pakaiannya sudah terlempar kesana kemari.
“Auhhhhhhh…. , ” Feli meringis ketika sebuah penis yang besar menyodok lubang vaginanya. Ia menolehkan kepalanya ke belakang hendak protes karena diperlakukan dengan kasar namun…
“Hemmmmm… Hemmmmmm” bibir Feli disumpal dan dilumat oleh seorang pria negro bermata picak, ia mengernyit kesakitan ketika tangan si negro meremas-remas buah dadanya dengan kasar.
Genjotan-genjotan si negro tiba-tiba membuat Feli menjerit keras
“Awwwwww…. Kecroootttttt…. Croooottttttt” tubuh gadis itu masih terayun-ayun dengan keras walaupun dirinya sudah mencapai klimaks, nampaknya pria negro yang sedang menyetubuhi Feli tidak sudi membiarkan gadis itu untuk berisitirahat walaupun untuk sejenak.
Payudara Feli yang membuntal padat mejadi mainan favourite bagi mulut para negro yang berebutan mengecupi dan menjilatinya. Tubuh Feli meronta-ronta dan mengejang ketika empat orang negro sekaligus merejang tubuhnya yang menolak untuk disodomi. Mereka memaksanya berdiri sambil menungging.
“Unnggghhh, Nooooo, Arrrrhhhhhhhhh” tubuh Feli serasa lemas ketika lubang duburnya disodok dan dibongkar dengan paksa oleh penis si negro yang hitam dan panjang.
“Ouhhhh, Ouuuuggghhhhhhh…..” Feli mengerang, kedua tangannya ditarik ke belakang, sementara kedua kakinya dikangkangkan lebar, tubuhnya berkali-kali terdorong dan terhempas oleh keganasan sebatang penis yang tengah menyodominya dengan kasar.
Kenikmatan? Apakah ini yang disebut dengan kenikmatan disodomi untuk sesaat Feli membatin, perasaan-perasaan aneh menggodanya untuk segera menyerah dalam kenikmatan birahi
“Arrrhhh, Auuuhhhh.. Crrrr Crrr..” tubuh Feli tersungkur-sungkur ke depan ketika lubang anusnya dihantam dengan keras oleh sebatang penis yang besar dan panjang.
Seorang negro tersenyum sinis sambil mengelusi buah dadanya, sesekali telapak tangan si negro meremasi payudara yang bergoyang-goyang menggantung di dadanya. Kedua lutut Feli semakin lemah, si negro mengikuti gerakannya yang terjatuh lemas di atas kedua lututnya. Tubuh Feli kini berlutut dengan kedua lututnya yang mengangkang, punggungnya bersandar pada dada si negro yang asik terus menyodominya, tangan si negro mendekap tubuhnya dengan erat. Tusukan di lubang anusnya tiba-tiba berhenti, ia mempergunakan kesempatan ini untuk mengatur nafasnya. Seorang negro merendahkan selangkangannya sambil menarik kepala Feli, lalu menjejalkan batang penisnya ke dalam mulutnya, dengan rakus Feli mengenyot-ngenyot kepala penis si negro yang menyesaki rongga mulutnya. Tubuh Feli kembali terdorong lembut kemudian kembali tersentak-sentak dengan keras, mengikuti sodokan-sodokan liar dilubang duburnya “Arhhhh…, Ennnhhh…..”
Ratu Felisha mendelikkan matanya ketika merasakan penis si negro tertancap semakin dalam ke dalam kerongkongannya. Tangannya hendak mendorong selangkangan si negro yang bergerak menekan, namun kedua tangannya dicekal oleh dua orang negro lainnya.
“Hemmmrrrrhhhhhh…, Mmmmmrrrrhhhhhh” tubuh Feli lemas karena kesulitan bernafas, sebelum ia pingsan si negro menarik batang penisnya Si negro cengengesan sambil kembali mendeepthroatnya berulang-ulang. Semprotan yang amat hangat tiba-tiba menyiram lubang anus Feli. Tubuh Feli direngut oleh si negro yang tadi mendeepthroatnya. Wajah Feli kemerahan ketika si negro melecehkannya
“you slut, I’ll fuck you and make you screamm !!” Si negro duduk mengangkang sambil mendudukkan Feli di pangkuannya.
“Uhhhhh…. ! Arrrhhhhhh…..! ” Ratu Felisha mengangkang sambil meregang ketika batang penis yang besar itu menancap di lubang vaginanya.
Feli mengerang ketika batang penis si negro menghentak-hentak dengan kasar.
“That’s all you got, you’re nothingggg… Arrrrhhhhh” Feli mengejek si negro untuk memanas-manasinya
Ejekan Feli segera dibalas oleh si negro dengan menghentakkan penisnya sekasar mungkin sampai ia terkulai lemah. “Utsssss… Crrrr Crrrrrrr…..”
“N.. No Noo.., please I give up….” Feli akhirnya menggakui kekalahannya setelah disodok berulang kali dengan tenaga ekstra.
“He he he, you’re not strong enough , but you’ll learn…soon…” Feli tiba-tiba tercekat ketika merasakan ada sesuatu yang menghujam lubang anusnya “Efffffffhhhhh, Arrrrrrrrrrrrrrrrrrrr….” ia menjerit kesakitan ketika lubang anusnya ditembus dengan kasar oleh sebatang penis yang hitam.
Ratu Felisha hanya dapat merintih, lubang anus dan lubang vaginanya terasa pedih diselingi oleh kenikmatan-kenikmatan yang semakinya menenggelamkannya ke sebuah dunia yang lain, dunia yang penuh dengan nafsu dan keliarannya yang terekspose dengan sejelas-jelasnya.
“Ohhhh, Fuck me, Fuck meeeee, yeahhhhhhh….” Feli berteriak sejadi-jadinya untuk melepaskan tegangan nafsu birahinya yang semakin tinggi.
“Kecrooottttt,” “Kecrooootttt” “Cruuttttt” gerakan ketiga orang itu perlahan-lahan berhenti, desahan-desahan nafas yang memburu kini hanya tinggal helaan nafas penuh yang penuh dengan kepuasan.
Tubuh Feli ditarik dan digusur berdiri, kini ia berdiri dengan kedua tangannya bertumpu pada dinding, sementara seorang negro menarik pinggulnya ke belakang. Suara desahan Feli kembali terdengar diiringi jeritan kecilnya ketika sebatang penis menerobos masuk dengan kasar kedalam lubang vaginanya.. “Plokkk.. Plokkkk.. Plokkkkk… plokkkkk” suara selangkangan si negro yang beradu dengan buah pantat Feli terdengar menggemaskan. Sesekali Feli memegangi pinggulnya karena merasa pegal, si negro rupanya memahami penderitaannya. Dibaringkannya tubuh Feli di atas kursi panjang di taman itu, tangan si negro mencengkram bahu Feli kemudian bibirnya yang tebal mengejar bibir Feli yang sensual dan “Ceeeppp.. Ckkkk Ckkkkk… Cehhhhppppp….” dengan bernafsu si negro melumati bibir Feli. Tangan si negro yang hitam membelit pinggang Felisha, sedangkan kepalanya menyusup diantara belahan payudaranya. Si negro tampak senang memainkan payudara yang kenyal dan putih itu, sesekali ia menggigit gundukan payudara tersebut. Kedua tangan si negro yang kekar mencekal pergelangan kaki Feli kemudian dengan satu sentakan yang kuat si negro merojokkan penisnya hingga amblas kedalam lubang vagina artis cantik dan seksi itu. Feli menjerit panjang ketika penis si negro merojok-rojok lubang vaginanya dengan kasar dan kuat. Jeritannya malah semakin mengundang beberapa negro lain untuk segera merayapkan tangan – tangan mereka menggerayangi tubuhnya yang menggelinjang-gelinjang dalam lautan birahi.
“Uhhhhhhhhhhhhhh…! ” terdengar jeritan keras Shandy, mulutnya seperti sedang menyebut huruf “U” sambil memegangi bokongnya yang terasa perih ketika sebatang penis menancap di lubang duburnya.
“Aduhh jangannn tolonggg jangannnn aduhhh…! Owwwwww! “gadis itu kewalahan ketika lubang anus dan lubang vaginanya dikocok-kocok oleh dua batang penis besar yang hitam dan panjang. Shandy memekik panjang kemudian menjerit melengking keras.
“Nooo, Nhoooo.. Please…” Shandy terus memohon
Akhirnya kedua negro itu mengabulkan permohonannya dengan syarat gadis itu mau belajar untuk bergoyang dan memuaskan keduanya yang tengah menyodomi dan mengocok-ngocok vaginanya. Shandy mulai belajar menggoyang-goyangkan pinggulnya, terkadang pinggul gadis itu bergerak naik turun dengan cepat dan kuat. Sesekali si negro yang tengah menyodomi Shandy menjambak rambut gadis itu, kadang-kadang menampar pinggulnya ketika gadis itu berhenti menggoyangkan pinggulnya.
“Crrrrrr Crrrrrrr…. Crrrttttttt” tubuh gadis itu pun tergeletak di atas dada si negro.
Tubuh Shandy tersentak-sentak dengan kuat, gadis cantik itu hanya dapat mengerang dan merintih.
“Ohhhhhhhhhhh…..” Shandy mengeluh merasakan semprotan sperma panas di dalam lubang anus dan lubang vaginanya. Belum juga ia sempat menarik nafas, tubuhnya digusur seorang pria negro, negro itu duduk kursi dan memaksa agar Shandy menduduki penisnya yang besar.
“Ahhhh… Auchhhhhhh…. Jrebbbbbbbb” tubuh Shandy menggeliat-geliat resah merasakan penis si negro yang tenggelam semakin dalam ke dalam vaginanya, mulut si negro mengemut – ngemut buah dadanya yang mungil.
“Krekett.. Krekettt… Crebbbbb Creeeeeeeebbbb” suara kursi tua itu bernyanyi diiringi oleh suara kecipak basah yang semakin keras terdengar, suara-suara itu semakin indah terdengar karena dihiasi oleh rintihan dan erangannya “Ahhhhh…Ahhhhhh… Annnhhhhhhh”
Shandy melingkarkan kedua tangannya pada leher si negro kemudian gadis itu mulai menggoyang pinggulnya. Mulut Si negro tidak pernah berhenti untuk mengecupi bibir Shandy yang mendesah-desah dengan lirih.
“Utsssss….” Shandy menghentikan gerakannya, nafas gadis itu berdengusan , “Cuphh,,, Cupphhhh, do you like it?” si negro bertanya sambil mengelusi pinggang Shandy, gadis itu mendesah sebelum menganggukkan kepalanya.
Tangan si negro membantu mengangkat-angkat pinggul Shandy “Clepp.. Cleppp.. Cleeeppppp… Plepppppp” suara vagina Shandy yang sedang bekerja keras naik turun demi memuaskan sebatang penis di lubang vaginanya. Shandy menekuk wajahnya, entah kenapa ia tiba-tiba merasa was-was. Sebatang penis yang begitu besar dan panjang dengan asik menggasak lubang vaginanya yang mungil.
“Hesssshhhh,, Hsssssshhhh, Shhhhhh…, Crrrrrrrr Crrrrrrrrrr” Shandy mungkin sudah mencapai puncak kenikmatannya tapi tidak bagi si negro, tangannya mencengkram bokong Shandy kuat-kuat, kemudian si negro berdiri, Shandy mengalungkan kedua tangannya pada lehernya. Tubuh Shandy pun terayun-ayun semakin lama semakin cepat,
“Unnnggghh, Unnnhhhh, Unggghhhhh… ” hanya suara itu saja yang sanggup dikeluarkan oleh Shandy ketika penis si negro berkali-kali menghantam lubang vaginanya.
“Pelan-pelan dong , ngewenya… Shhhh….” Shandy Aulia secara tidak sengaja memohon ketika merasakan dirinya tidak sanggup lagi menghadapi hantaman-hantaman si negro.
“What do you say ?? ” si negro malah bengong,
“No., No Thinggg Ennnhhhhh… Uhhhh” Shandy mengibaskan rambut panjangnya, kedua kakinya yang mulus melingkari pinggang si negro, bibirnya yang semula meringis- ringis kini perlahan-lahan tersenyum. Sesekali ia mendesah nikmat, ya kenikmatan yang tidak mungkin dapat ditolak kini menggodanya tunduk dalam “Hukum kenikmatan seks Interracial”.
“Ahhhhh, Ahhhhhhhhhhhhhh, ” Shandy semakin kuat mendesah ketika merasakan sesuatu mulai mendesak dengan paksa memasuki lubang anusnya, walaupun ia tidak menengok kebelakang namun gadis itu tahu pasti sebatang penis yang besar dan hitam ingin segera menyodominya dan menikmati lubang anusnya yang seret.
” Arrrhhhh..! ” Shandy pasrah ketika batang penis itu menjebol masuk dengan kasar, kasar dan brutal merojok dan menyentak-nyentak dengan kuat tanpa mempedulikan erangannya.
Dua batang penis yang hitam segera berlomba, berusaha menundukkannya, tidak !! bukan hanya menundukkan, namun lebih cocok membenamkan gadis itu dalam puncak kenikmatannya.
“Sssshhhhh, Sssssshhhhh, ” desahan-desahan nikmat, erangan-erangan lirih, dan jeritan-jeritan liar semakin sering terdengar dari bibir Shandy, dua batang penis negro terus memacu nafsunya semakin tinggi dan tiba-tiba gadis itu seperti dijatuhkan bersama-sama dengan sejuta kenikmatan yang berdenyut-denyut di vaginanya. “Crrrrrr.. Crrrrrr… Crrrrrr…”
Dua negro itu tidak pernah mau mengerti, batang-batang penis mereka terus memompa lubang anus dan lubang vagina Shandy, mereka tersenyum-senyum kecil sambil sesekali menjulurkan lidah mereka keluar, entah untuk mengejek shandy Aulia atau mereka sedang mengekspresikan kenikmatan yang mereka dapatkan ketika mengerjai tubuh artis muda itu. Air keringat mengucur deras membasahi tubuh Shandy, suara celupan-celupan kasar terdengar semakin panas dan panas. Terdengar pekikan Shandy beserta erangan kuat dua orang negro yang sedang menyetubuhinya. Tubuh Shandy diletakkan dalam posisi menungging, mulutnya ingin memohon untuk berhenti tapi tenaganya sudah terkuras,
“Ohhhhhhhh!” entah kenapa Shandy membatalkan niatnya ketika merasakan sebatang penis menyodominya dengan kasar, tubuhnya kembali terdorong-dorong dengan kasar.
Enakkah ? Ya memang enak, asik ?? tentu sangat asik, nikmattt ??? Apalagi.. sangat Nikmatt, begitulah yang dirasakan oleh Shandy dan Feli yang sedang berpesta seks di taman itu. Shandy menggeleng-gelengkan kepalanya ketika sebatang penis tersodor kehadapan wajahnya, namun karena kepala penis itu terus menerus memohon, Shandy terpaksa meluluskan permintaannya, “Hemmpphh…” ia melahap penis di rongga mulutnya, diemut, dihisap , wah service excellent deh pokoknya sampai si negro melotot keenakan. Kenikmatan membuat tenaga Shandy menjadi berlipat ganda, gadis itu menggoyangkan pinggulnya dengan liar, “Ayo Shandy, terus Shandy!”, bisikan-bisikan kenikmatan yang terus berusaha menyemangati gadis itu.
Semangat Shandy belum cukup untuk merobohkan sebatang penis yang tertancap-tancap dengan kuat di lubang anusnya,
“Heggghhhhh….. Ahhhhh… Crrrr Crrrrrrrr” tubuh Shandy tidak dapat lagi menahan kenikmatan yang kali ini datang begitu tiba-tiba, begitu nikmat berdenyut-denyut di lubang vaginanya.
*************************
Di sebuah kamar lain
Lenna Tan & Chelsea Olivia |
“Ayo buka kakinya sayangg….” Lenna Tan, aktris dan presenter cantik itu sedang membujuk seorang artis muda,
“Nggak mau… takutt…Ci” Chelsea Olivia malah merapatkan kedua kakinya, kedua tangannya memegangi celana dalamnya kuat-kuat agar tidak terlepas dari tempatnya.
Lenna tersenyum sambil meremas-remas buah dada Chelsea yang masih tersimpan dengan rapi di balik baju kaos yang dikenakan gadis itu, sementara seorang pria negro mengecupi sambil berusaha menarik celana dalam Chelsea.
“Nggak apa-apa koqq, Ayo dibuka sayanggg….” Lenna menarik paksa tangan Chelsea.
“Ahhhhhh…. Jangannn…..” teriakan putus asa Chelsea tidak dapat menahan gerakan si negro yang kasar, celana dalamnya melorot sampai kebatas lutut.
Tubuh Chelsea tersentak ketika merasakan hembusan dan jilatan-jilatan hangat di permukaan vaginanya, artis muda itu tampak gelisah ketika lidah si negro bergerak mengulas-ngulas kesana kemari, bahkan menggelitiki sela-sela vaginanya. Tangan Lenna menahan bahu gadis itu, Lenna menengokkan kepalanya ketika merasakan ada sesuatu yang hangat melumat bibir vaginanya. Lenna mengangkat sebelah kakinya ke atas kemudian sebuah kemaluan yang besar menyeruak sampai tubuh wanita cantik itu tersentak dengan kuat terdorong oleh penis si negro yang memaksa memasuki lubang vaginanya. Si negro menarik pinggul Lenna kemudian menjatuhkan dirinya ke belakang, tidur terlentang, Lenna tersenyum sambil menoleh kebelakang kemudian wanita cantik itu mulai mengangkat dan menurunkan pinggulnya
“Hennhhh rasanya enak Ahhhhhhhhhhhh… banget sayang, kamu juga harus mencobanya..Ohhhhhhhh” Lenna terbata-bata mulutnya tidak dapat berkata-kata lagi, hanya suara desahan diiringi pekikan kecil saja yang dapat keluar dari mulutnya itu, kemaluan si negro meliuk ke kiri dan kanan ketika Lenna menaik dan menurunkan pinggulnya. Walaupun sudah pernah melahirkan sekali, namun tampaknya Lenna masih kesulitan menerima kehadiran daging panjang, besar, berwarna hitam dan tampak kasar pada vaginanya.
Dua pria negro, merejang Chelsea, sementara yang seorang lagi terkekeh-kekeh.
“You’ll like it, and beg for more…”Si negro menggesek-gesekkan kepala kemaluannya pada bibir vagina Chelsea.
“Ahhhhhhhh!!! Brrrtttt Breettttttt” sebuah teriakan keras menggakhiri perlawanan gadis itu.
Butir-butir keringat mendadak mengucur deras dari tubuh mulusnya, air mata mengalir dari sudut mata artis muda itu. Tubuh Chelsea terguncang dengan keras di atas ranjang, kedua tangannya masih dipegangi oleh dua orang pria negro karena gadis itu sesekali masih berusaha meronta – ronta melepaskan dirinya.
“Ahhhhhhhhhhhhhhh….. Crrrrrrrrr Crrrrrrrrrttttt” wajah Chelsea tampak semakin merona merah, apakah ini yang dinamakan klimaks, rasa nikmat yang tiada duanya ?
Pada saat si negro menusukkan kemaluannya, pinggul Chelsea bergoyang bahkan sesekali gadis itu mengangkat-angkat pinggulnya menyongsong datangnya penis si negro. “Pleppp… Plepppppppp…” suara itu terdengar dengan keras. Goyangan-goyangan yang begitu indah, rintihan-rintihan yang memabukkan birahi terdengar dari bibir kekasih Glenn Alinskie itu.
Chelsea meringis merasakan lubang vaginanya diaduk-aduk dengan kasar, vagina gadis itu memar kemerahan, perih, nikmat bercampur menjadi satu. Chelsea tampak bingung, haruskah dirinya menangis ditengah-tengah kenikmatan yang begitu menggodanya, membisikkan desahan-desahan nafas birahi.
“Tolongggg….!! Ohhh Tolooongggggg…..!! Nikmat sekali , Ahhhhhh,” kata hati gadis itu, Chelsea memejamkan matanya rapat-rapat menikmati sodokan-sodokan liar yang terus mencecar lubang vaginanya, bahkan dari Glenn pun ia tak pernah mendapat kenikmatan seperti sekarang ini. Sesekali tangan Chelsea bergerak menahan pinggul si negro ketika merasakan sodokan-sodokan itu terlalu kuat memompa lubang vaginanya yang mungil.
Si negro mengangkangkan kedua kaki Chelsea kemudian meletakkan kedua kaki gadis itu di bahunya “Arrrhhhhhhhhh…….” Chelsea terkejut ketika tiba-tiba si negro memompakan penisnya sedalam dan sekuat mungkin.
Kepala Chelsea tergeleng ke kiri dan kanan, sungguh tidak sanggup artis muda ini untuk menahan siksaan birahi yang begitu kejam merajam tubuhnya yang halus. Tusukan-tusukan si negro terlampau cepat dan kuat, di luar batas ketahanan tubuh gadis itu,
“Awwwwwwww……” Chelsea menjerit keras, lubang vaginanya kembali berdenyut-denyut membuahkan kenikmatan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. “Crrrruuuuuttttt……Crrrrrrrr”
Hampir bersamaan sesuatu menembur dengan panas di dalam vaginanya, sebuah ledakan sperma dari penis si negro. Gadis itu mendesah ketika si negro mencabut batang kemaluannya.
Kedua kaki Chelsea terkulai lemas ketika dua orang negro lainnya memeluknya dari kiri dan kanan. Chelsea mengeluh ketika merasakan remasan-remasan kuat di buah dadanya, Putting susunya ditarik-tarik dengan agak kasar, kedua orang negro itu berusaha membangkitkan kembali nafsu birahinya. Bibir gadis itu yang mendesah-desah menjadi rebutan dicumbui oleh bibir-bibir yang tebal hitam dan kasar, mengecupi dan mengulum bibirnya. Chelsea agak kebingungan ketika kedua orang negro itu membuatnya menungging , kedua tangannya dipiting kebelakang.oleh dua orang negro sekaligus, sementara sebatang penis yang hitam menggesek-gesek belahan pantatnya. Ohh tidak Anussss…!!
“Hahhhhhh…….” Kini gadis itu baru mengerti apa keinginan kedua negro itu, mereka berusaha menyodomi lubang anusnya.
“Adhuuuuhhhhh…, Adhuuhhhhhhh, Awwwwwww…..” gadis itu menjerit kuat-kuat ketika merasakan rasa pedih di lubang anusnya.
“Damnnn, fuck, What the…. , ” Si negro menceracau panjang lebar merasakan gigitan lubang anus Chelsea di leher penisnya, berdenyut – denyut dengan nikmat, perlahan-lahan batang penis itu menekan masuk, si negro menjilat bibirnya merasakan remasan-remasan dinding anus Chelsea.
“Arhhhhhhhhh….” Chelsea menjerit, wajahnya mengernyit kesakitan ketika si negro menjejalkan batang penisnya sekuat tenaga. “Arrrrggghhhh” Matanya mendelik, lubang anusnya terasa panas dan pedih.
“Ahaaaakkkk…, Akkkkkkkk…,,, ” Chelsea hanya dapat menangis terisak-isak merasakan rasa sakit ketika si negro menyodominya dengan kasar.
Entah kapan dan bagaimana perubahan itu terjadi, Chelsea merasakan sebuah sensasi kenikmatan yang berbeda ketika lubang anusnya disodomi dengan kasar. Penis si negro serasa menembus sampai keulu hatinya, membuat jantungnya berdetak-detak dengan lebih kencang. Chelsea mendesah panjang, mulutnya terbuka lebar bagi sebatang penis yang mengacung keras, matanya bertambah sayu ketika mulutnya terasa sesak disumpal oleh kepala penis si negro, dengan nafsu yang semakin menggelegak Chelsea melumat dan menciumi penis itu, lidah Chelsea terjulur kemudian menari-nari dengan liar menelusuri batang penis yang panjang dan hitam.
“Ahhhhhhh…., Enakkkkkkkkk…. Ahhhhhhhhh” gairah Chelsea meledak-ledak , mendadak tubuhnya seperti meriang, panas dingin.
“Awwwwwwww…. Crrrrr… Crrrrrrrrrrrrrrrtttt” gadis itu mencapai klimaksnya kembali.
“Ennhhhh…. Blukk….” tubuh Chelsea dibalikkan dengan kasar, kedua kakinya diangkat ke atas dan sebatang penis segera menghujam, menusuk belahan vaginanya. Kedua tangan Chelsea dipegangi keatas oleh dua negro berotot kekar, sementara si negro kurus dengan batang kemaluannya yang panjang terus menusuki vaginanya.
Tenaga Chelsea serasa disedot dengan rakus oleh para pria negro yang sedang asik menyetubuhinya. Chelsea pasrah dalam kenikmatan genjotan-genjotan penis si negro yang besar, penis yang besar itu berkali-kali tertekuk ketika melakukan tusukan-tusukannya, terus, terus dan terus, semakin cepat, cepat dan lebih cepat. “Cleppp.., clepppp, Clllpppppp…”
Sementara itu, Lenna Tan menolehkan kepalanya ketika mendengar pekikan Chelsea, janda cantik beranak satu itu tersenyum menyaksikan Chelsea yang terengah-engah diamuk birahi. Lenna menghentikan gerakanya untuk sesaat menyaksikan pertarungan antara Chelsea Olivia Vs empat orang negro sekaligus kemudian barulah ia kembali asik dengan pertarungannya sendiri.
“Your name is Lenna Tan, Right ?” si negro yang berada di belakang tubuhnya itu bertanya sambil menyibakkan rambutnya kebelakang.
Lenna Tan mengangguk perlahan,
“I love your little ass Lenna ” kemudian terdengar suara rintihan dan erangan dari mulut Lenna seperti sedang berperang dengan sengit, tubuh Lenna terdesak-desak dalam himpitan dua negro yang memacu penis mereka yang hitam dan besar dari dua arah yang berlawanan. Nafas Lenna semakin sesak, buah dadanya semakin membengkak dan membuntal semakin keras seiring dengan memuncaknya birahi wanita cantik itu sehingga desah kenikmatan Lenna pun terdengar dengan keras.
“Arrrhhhhh….. Crrrrrr Crrrrrrr Crrrrrrrr” Lenna mencapai klimaksnya, namun itu semua bukan menjadi alasan untuk berhenti walaupun untuk sesaat.
Pinggul Lenna bergoyang seperti sedang mengayak pasir sampai dua orang negro yang menyerang lubang anus dan lubang vaginanya mengerang karena merasakan nikmat, hampir bersamaan keduanya memuntahkan spremanya di dalam lubang anus dan lubang vagina Lenna. Mereka melepaskan tubuh Lenna ketika wanita cantik itu meronta, Lenna lalu menghampiri Chelsea yang tengah digarap, bibirnya tersenyum melihat seorang pria negro tengah berkutat untuk kembali membobol lubang anus artis muda itu.
“Ahhhhhhhh…..” terdengar jeritan panjang ketika si negro berhasil menjebol lubang dubur gadis itu.
Kini giliran Chelsea Olivia yang kembali disodok dari depan dan belakang oleh dua batang penis yang besar dan panjang. Tubuh gadis itu terguncang-guncang dengan hebat, nafasnya terengah-engah, suara yang keluar dari bibirnya mirip seperti orang sedang merengek-rengek, hampir bersamaan Chelsea dan dua laki-laki negro yang tengah menyetubuhinya berteriak keras.
“Crottttttt….” “Cruuuuutttt….” “Kecrotttttttttttt”
Lenna buru – buru merebut tubuh Chelsea. Dilumatnya vagina Chelsea yang memar kemerahan, mulut Lenna menghisap dan menyeruput cairan gurih yang meleleh sangat banyak di sekangkangan Chelsea, bahkan bukan cuma itu
“Blukkkk” Lenna membalikkan tubuh gadis itu dan mengenyot lubang anusnya kuat-kuat. Chelsea hanya dapat memejamkan matanya, kecapaian, tubuhnya serasa lemas tidak bertenaga. Lenna menggesek-gesekkan buah dadanya pada punggung Chelsea, rasanya hangat, basah dan lembut ketika buah dada Lenna bergerak menekan dan memijat-mijat pinggung gadis itu yang basah oleh keringat “kamu puas sayangg…? ” Lenna berbisik sambil menyibakkan rambut gadis itu kebelakang.
Dengan lembut Lenna membalikkan tubuh Chelsea, lalu mencium bibir artis muda itu dengan lembut. Untuk beberapa saat Chelsea hanya terdiam ketika bibirnya dilumat dan dikulum oleh Lenna. Dua batang lidah terjulur untuk saling membelit dan mengait. Sebuah pelajaran baru bagi Chelsea, tubuhnya menggeliat seiring dengan geliatan Lenna, geliatan yang lembut, diiringi desahan-desahan nafas yang menggebu-gebu.
“Uhhhh…” “Ennhhhhh” Lenna dan Chelsea mengeluh, sama-sama mendesah nikmat ketika tubuh mereka yang halus dan lembut saling bergesekan.
Kedua artis berdarah oriental itu menggerakkan tubuh mereka, berbaring berdampingan dengan kedua kaki mereka yang terbuka lebar.
“Ahhhhhh….” terdengar jeritan kecil Lenna yang disambut dengan erangan lirih Chelsea “Ennnnnnnhhhhhh”
Dua batang penis tertancap di lubang vagina mereka, tubuh Lenna dan Chelsea terguncang dengan hebat ketika penis negro-negro itu bergerak semakin liar. Lenna menolehkan kepalanya menatap Chelsea, desahan Chelsea mengundangnya untuk melumat bibir gadis itu, sambil terus disodok-sodok oleh batang penis yang besar dan panjang. Lenna dan Chelsea semakin asik berciuman, saling melumat dan mengulum dan saling berpelukan dengan erat.
“Ihhhh…., ” tubuh Chelsea tiba-tiba dibetot dengan kasar sampai pelukan yang hangat itu terpisah.
Lenna hanya dapat memandangi Chelsea yang dibopong oleh seorang negro. Si negro meletakkan tubuh Chelsea diatas tumpukan kain sutra ditengah-tengah ruangan. Empat orang negro mengerumuni tubuh Chelsea. Chelsea hanya dapat memandangi si negro yang mencekal pergelangan kakinya kemudian merentangkan kedua kakinya melebar, ia memejamkan matanya tidak sanggup menatap pandangan si negro yang melecehkannya. Kuping Chelsea seolah-olah mendengar suara orang sedang menertawakannya “Ha.. Ha pelacur kecil…!! “
“Ahhhhhhhhhh…..” satu desahan keras terdengar dari mulut Chelsea.
Batang penis itu sudah tertancap di lubang vaginanya dan kini si negro mulai melakukan genjotan-genjotan yang semakin lama semakin kasar, tubuh Chelsea terguncang semakin keras, buah dadanya dirayapi oleh tangan-tangan yang kekar dan hitam.
“Ohhhhh…! Oahhhhhh….!! Shhhhh….Aoww” Chelsea memekik, berkali-kali mulutnya mengerang, merintih keras ketika lubang vaginanya digenjoti oleh penis yang besar dan panjang. Chelsea sesekali meringis ketika ada rasa ngilu di lubang vaginanya akibat digenjot dengan terlalu kasar.
Mulut Chelsea terbuka lebar, lidahnya terjulur ketika merasakan denyutan-denyutan kenikmatan meledak-ledak dengan nikmat dari dalam lubang vaginanya. Setelah melakukan genjotan yang lama dan kuat si negro membenamkan penisnya dalam dalam. Chelsea menatap sayu pada si negro yang baru saja selesai menikmati tubuhnya. Tangan-tangan hitam itu membalikkan tubuhnya dalam posisi dogy style. Sebatang penis dengan tidak sabar segera dibenamkan pemiliknya kedalam lubang anusnya yang memekik kesakitan ketika lubang duburnya kembali dipaksa untuk merekah.
“Arhhhh, Arhhhhh Arhhhhhh…” Suara-suara keras itulah yang keluar dari mulut Chelsea, tubuhnya berkali-kali tersentak dengan kasar “Plokkk..Plokkkk… Plokkkkk…” Bunyi suara beradunya buah pantat Chelsea terdengar semakin keras dengan ritme yang semakin cepat. Berkali-kali kepala Chelsea yang tertunduk terangkat keatas ketika sodokan – sodokan itu semakin gencar. Mulut Chelsea bergantian mengulumi dua batang penis dihadapan wajahnya. Malam semakin larut, teriakan-teriakan liar, disertai rintihan-rintihan kecil terdengar semakin menggairahkan, panas, menggoda. Hingga akhirnya baik Lenna maupun Chelsea, juga para negro di ruangan itu tergeletak lemas setelah puas mengarungi lautan birahi. Dengan lemas Lenna meraih tasnya yang di sofa dan mengeluarkan ponselnya. Beberapa SMS telah masuk sejak tadi, salah satunya dari putra semata wayangnya, Jonathan. Ia membuka SMS itu paling awal, isinya, “Mama gimana kabarnya di Amerika? jangan lupa oleh-olehnya ya, I luv u – Jo”. Ia tersenyum sambil menyeka ceceran sperma di dagunya dengan jarinya lalu mengemut mengemutnya.
Next issue:
Denger-denger nih, episode selanjutnya akan ada pertarungan antara Omas melawan Ian Kasela, lalu ada Okky Lukman melawan Bertrand (weisss…bukannya dia senengnya batangan? Lagian bisa penyok dia ditindih si Okky mah), juga ada Mpok Atik digangbang oleh Kangen Band. Wakakaka….kita liat aja beneran gak mereka bakal nongol.
****************
good stuff
Btw ada omas ???
Ampuuuunnnn daaaaaahhhhh
ps : semoga spoiler buat yang ketiga gak terjadi…
Re: kalau terjadi mungkin kita semua bakal shock, apalagi gw sebagai editor, bakal muntah darah sampe nyiprat ke laptop gw hahaha
WiH.,ngeri bo’.,he3!
jadi bingun bacanya
great story sis!!!!
request dnk…
sitkom abdel&temon boleh jg tuh d buat critanya.
aplg mba’ fitri yg aduhaii…=]
bagus perlu terusin sekuelnya
saran : anak2 muda ja de, ntar kalo mpok atik weeee, bisa g jadi hot yang ada serem apa ngakak bacanya hahahahaha
pada kemana yah tuh mereka? dah lama ga nongol di layar kaca… :p
tapi masih ga jelas ni latar belakangnya gimana, seleb2 ini bisa jadi budak seks para negro…
Itu total orang negronya brp orang, satu RT kah??
Banyak amat. kalu di itung seh cerita pertama
percewek ada 3 orang berarti 9 orang negro,
cerita ke 2 ada 6 orang negro, Cerita ke 3 ada 6 orang negro lagi… Hmm berarti total 21 orang yaaa.
Re: wah hebat nih, pembaca yg teliti, sampe negronya diitung satu2 gitu wahahhaa…ngebayangin digb negro se rt
tapii tokohnya aku rasa kebanyakan yaah
yah mungkin sesuai judulnya kali yaa
1. Jeng Kellin
2. Mpok Nori
3. Laila Sari
hhehehhehehe…..
ceritanya keren bro
Wah, mkasih Bos Shu, ho ho ho ada add SMS-nya ,
WEiiitt, jangan-jangan oleh-olehnya, adek buat jo
EH, yakin nih mau dibikinin Oky, Mpo Atik, ama Omas^^,
tar Bos pas ngeditnya, merinding-merinding, panas dingin, meriang loh.., he he he,
trus yang baca pingsan ke ke ke ke
Re: hehe…soalnya Lenna kan termasuk salah satu artis lokal yg gw sukai selain Olga Lydia (kayanya dah semua disini dah tau kali gw kesengsem ama dia), Alena, & Susan Bachtiar. jadi pengen ikut nyemarakin ceritanya. wahhaah lucu oleh2nya adik buat si jo, tar adiknya item negro gitu dong waakaka. ya boleh tuh bikin pok atik, kan lumayan mupenger yg keracunan makanan bisa langsung muntah tanpa main obat, tapi bisa2 keyboard kita rusak semua
*Mr / Miss semua
Makasih tanggapan-tanggapannya &koment-nya ya ^^
*Mr Bokep88
WWWuah!!! bener nih sampe diitung ?? ^^
.asli dech, aku waktu bikin ngak ngerancang ada berapa orang he he he.
*MR Kaito
sebenernya sich , udah coba-coba bikin artis luar satu biji , tapi.., coba dech tar pada cocok ngak yak ^^
Re: o ya? sapa tuh artis luarnya? kalau yg bule gw pengennya Monica Belluci (biar dah tante masih ok)
btw, artis di indo abis donk pada maen ke luar negri bareng
omas? oki lukman? mpok atik????
mikirinnya aja dah jd muntah2
bisa2 nama situs ganti jd beast n beast
Re: ya mungkin aja lagi tour artis2 kali ya, namanya juga cerita hehehe
aya2 wae
kok hilang dari peredaran?
yah semua member da tau banget si mr shu suami olga lidya.. (loh loh) hahaha… kemaren ini liat olga jadi presenter di acara bank bri britama. langsung teringat… “wah mr shu juga ikutan nonton gak ya?” disana olga nya lagi cantik 2 nya.
tapi olga selalu cantik kok…
hehhehehe
Re: suami? walah2 ga sampe segitunya kali walaupun emang pengennya sih gitu hahaha…wah sayang gw ga liat nih, duh sedih deh kelewatan.
trus pas adegan julie estelle n marshanda di deep throat juga suka banget. apalagi waktu yang julie estelle tuh penis baru aja keluar dari lubang belakang. hahhaha
good story
great story
ditunggu ceritanya bos…
you really have a very good sense of humour
Re: hehehe…emang bagian mana yg bikin ketawa sampe sakit perut nih? cerita sis Yohana emang kocak kok
jangan kuatir, acara BRI di tv itu rutin tiap hari minggu sore kok. jadi ntar juga bakal ada lagi.
yang ga bakal diulang lagi tuh, olga (lidya, bukan syahputra :p) tadi jadi bintang tamu di Tanda Mata (gantinya Empat Mata). pake gaun warna pink gtu, cuantik tenan rek….
Re: kalau yang syahputra mah berondong aja pake senapan mesin, jijay gw liatnya juga
eh… jgn mpok nori donk selanjutnya…
bisa2 impoten bacanya…
HEHEHEHE….
Wah jadi kebayang Bos Shu pegang senapan mesin , Dor Dor Dor Dorr, (kayak di rambo 4), KERENNN…! ^^
* Mr R
Evelyn Shuang tu, yang maen film apa yak ??
Wah Bro Mupenger’s pada Bosen cerita yang gangbang yak, ?? jadi pada mau yang Softcore gitu ??
kali lagi, Makasih atas semua tanggapan&komment nya yak ^^
eh mas shu
eh pak shu
arghhh whatever shu lah
kira2 kalo misalnya ne blog menghilang (tiarap) pindah kemanakah???
dah ada rencana??
soalnya gw dah serem banyak situs2 kesayangan gw ditutup T_T
moga2 ini jangan
seenggaknya ampe gw baca semua
Re: sampe skrg ini blm sih, moga2 tuh uu spt uu lainnya, anget2 tai babi
Wow, ternyata selera Mr R selera tingkat tinggi nehhh,
Tar Aku coba bikinin dech, moga-moga aja ngak mengecewakan ^^
untuk berikutnya kayaknya asik bos kalo ditambahkan agnes monica hehe..:p
wah bayanginnya aja dah tegang!
sekali lagi great!
Re: aduh agnes monsterkah, tambah lama tambah eneg liat tingkah & dandanannya yg mulai norak, walau masih mending sih kalau dibandingin ama julia perek, tapi kalau ama Olga Lydia sih kalah (duh olga lagi olga lagi)