Rumah Baru KisahBB

Setelah 2x ga diterima di Wordpress sehubungan penjualan DVD, Shusaku akhirnya memutuskan memindahkan blog cerita seru KisahBB kesayangan kita ke sini.

kirim cerita karya anda atau orderan DVD ke:


Order via email: mr_shusaku@yahoo.com


tuliskan: nama, alamat jelas, nomor HP, dan list barang yang diinginkan di email pemesanan


email akan segera saya balas dengan rincian harga & no ac bank bca/mandiri unk transfer. barang akan dikirim dengan tiki/pos setelah konfirmasi transfer diterima.

Promo diskon gede-gedean

Paket istimewa 500rb (50dvd),

untuk dalam Pulau Jawa free ongkos kirim, untuk luar Pulau Jawa tergantung daerah.

Harga normal Rp 15rb/dvd kalau beli banyak Rp.12.500/dvd, untuk paket kali ini jatuhnya Rp. 10rb/dvd, murah banget!!


Tapi ini terbatas hanya untuk 10 orang saja.

jadi silakan order, bisa dilihat list barang di

- list semi & softcore

- list western xxx

- list jav


untuk pemesanan email ke mr_shusaku@yahoo.com

Subject: paket istimewa 500rb

tuliskan: nama, alamat jelas, nomor HP, dan list barang yang diinginkan di email pemesanan

email akan segera saya balas dengan rincian harga & no ac bank bca/mandiri unk transfer. barang akan dikirim dengan tiki/pos setelah konfirmasi transfer diterima.


-untuk pesanan di atas 50dvd, selanjutnya dihitung @Rp.10.000,-

-hanya untuk film2 satuan (JAV, western XXX, dan Semi), tidak berlaku untuk koleksi pics & kompilasi

Jumat, 14 Oktober 2011

The Lustful Flight

Saat liburan adalah saat yang paling dinantikan dan menyenangkan. Bagi mereka yang bekerja, pasti menggunakan saat liburan untuk kumpul keluarga, jalan-jalan, rileks, atau apa saja yang menarik. Ada 3 orang pria TKI yang sudah janjian untuk libur pulang kampung ke Jawa, masing2 Sarwo (33th), Minto (27th) dan Gimin (21th). Setiap tahun mereka mendapat jatah libur 3 minggu dari majikannya di Hongkong. Mereka bertiga bekerja sebagai pembantu di Hongkong dengan bantuan agen TKI di kampungnya. Mereka berasal dari desa yang sama, yakni Gunung Kidul, Joyakarta, sebuah desa yang tandus, kering, panas dan miskin. Karena kemiskinannya itu mereka mengadu nasib mencari kerja di luar negeri. Mereka tidak mau bekerja di tanah airnya sendiri, karena gajinya kecil dan sering kali tidak mendapat apa yang menjadi haknya, tetapi kerjanya luar biasa keras. Bila kerja di luar negeri, mereka mendapatkan seluruh haknya, seperti ada libur yang jelas, bisa kumpul dengan teman sesama TKI, ada uang lembur, dapat tempat tinggal dan makan yang baik. Pokoknya mereka mendapat perhatian seperti tertuang dalam kesepakatan bersama antara departemen tenaga kerja dan pihak majikan di sana. Ketiga TKI ini sudah janjian akan pulang dengan menggunakan maskapai asing yang terkenal itu. Mereka akan pulang libur untuk berjumpa dengan keluarga mereka masing-masingg. Sarwo mau merayakan pesta untuk anaknya yang paling besar yang baru tamat SD. Minto yang mau membuatkan warung di kampung untuk istrinya. Dan Gimin yang mau melangsungkan pesta pernikahannya dengan Yuni, kekasihnya di kampung halaman. Pada hari H keberangkatan, mereka janjian bertemu di airport. Mereka menggunakan penerbangan malam pukul 9 waktu Hongkong, transit di Singapura, lanjut ke Jakarta, tidur sebentar di Bandara Soeta dan melanjutkan penerbangan ke Jogya. Betapa riang wajah mereka, karena memang sesuatu yang berharga akan mereka alami. Mereka pun check-in dengan meminta duduk bersebelahan, memasukkan barang untuk dibawa ke bagasi dan ke ruang tunggu.

Minto, Sarwo & Gimin

Sekitar 1 jam kemudian, mereka dipersilahkan naik ke pesawat. Saat jalan ke arah pesawat mereka saling ngobrol. Banyak yang mereka bicarakan. Tetapi fokus pembicaraan mereka saat itu adalah para pramugari yang cantik-cantik itu. Maklum pramugari Hongkong, semuanya cantik, putih, bersih, tinggi dan langsing serta murah senyum. Saat masuk ke dalam pesawat, dengan penuh keramahan, pramugari-pramugari itu menyapa mereka dengan penuh santun dan menanyakan nomor tempat duduk mereka. "Sheat number, please?"

Gimin yang agak ngerti bahasa Inggris, meskipun masih kacau, menjawabnya: "43 abc plis."

Mereka diminta berjalan ke arah pramugari yang ada di sisi belakang pesawat. Dan setelah meletakkan tas di kabin atas, mereka menempati kursi masing-masing. Kelihatannya hanya mereka bertiga yang orang Indonesia, selebihnya ada orang Hongkong, India, Jepang dan Bule. Mereka duduk di bagian belakang. Rupanya penumpang di pesawat itu tidak penuh. Ada beberapa kursi yang kosong, apalagi di bagian belakang, di sekitar mereka duduk. Tak lama kemudian, pesawat lepas landas. Gimin, TKI yang paling muda, paling bahagia, karena dia akan melangsungkan pernikahan. Dengan penuh kegembiraan Gimin dengan suara falsnya bernyanyi meniru lagu yang pernah populer:

"Kawin...kawin, sebentar lagi aku kawin".

Sarwo menimpali:"Apa Min? Kawin? Yang benar sih nikah, bukan kawin. Hehehe."

Minto menimpalinya: "Elu kan sudah pernah kawin alias ngewe, tapi belum nikah, hehehe... Kalo nikah, pakai surat. Kalo kawin, pakai aurat. Kan elu udah ngewein si Ay Lin, anak majikan lu yang cantik dan seksi tuh. Berapa umurnya, Min?"

"20th mas. Habis, mas Sarwo sih yang bikin saya nekad. Masa dia cerita, kalo di rumahnya lagi kosong, ia suka diajak ngewe juga sama nyonya majikannya yang kayak Miyabi itu lho. Siapa namanya mas Wo?"

Sarwo menjawab: "Nyonya Chen Lie, namanya. Umurnya 27 tahun. Yahud lho main sama dia. Cantik, putih, mulus. Tuh si Minto juga sudah berapa kali ngentot sama dia hehehe. Enak kan, To?"

Gimin terkejut: "Hah, yang bener mas To?"

Minto menimpali: "Iya Min, enak lho ngewe sama nyonya majikannya mas Sarwo. Desahannya itu lho nafsuin. Tapi mas Sarwo juga sering koq ngewe sama nyonya majikan saya, nyonya Lie Shia. Umurnya 26 tahun. Dia juga cantik lho, rambutnya diwarnai sedikit pirang, susunya itu lho Min, montok banget. Jembutnya juga lebat. Hehehe."

Gimin tambah bingung dan heran, rupanya dia masih kalah dibanding seniornya. Sarwo melanjutkan ucapannya:

"Kalo ada istilah tukar pasangan, kita ada istilah tuker nyonya. Sekali-sekali nanti kamu gabung yah? Mau nggak, Min? Hehehe."

Gimin menjawab: "Mau dong mas Wo, mas To, nanti ajak aku yah! Hehehe. Uenaaakkk tenan."

Pada saat yang bersamaan, berbarengan Sarwo dan Minto menjewer kuping kiri dan kanan Gimin:

"Istrimu, mau dikemanain, Min?"

Gimin cuma bisa tertawa, lalu bertanya pada Sarwo: "Ceritain dong, gimana sampai nyonya sampeyan, bisa ngewe sama sampeyan dan Minto."

Sarwo mulai bercerita tentang keadaan rumah, tempat dia bekerja. Sarwo memulai pekerjaannya pukul 5 pagi. Biasanya dia, membereskan ruang keluarga, ruang makan, menyapu halaman dan mengepelnya. Pagi itu ketika sdg asyik membersihkan pekarangan samping, pas di depan jendela kamar majikanya yang agak terbuka, dia mendengar perlahan-lahan erangan nyonya dan tuannya dari kamar itu. Sarwo mengerti suara apa itu, karena ia sering melakukan hal itu dengan para pelacur yang biasa mangkal di pantai daerah kampung halamannya . Sarwo dulunya seorang preman, dan ia pernah belajar ilmu gendam yang bisa mambuat orang lain, terutama perempuan, takluk dan mengikuti apapun perintahnya. Tetapi, 3 tahun belakangan ini dia bertobat. Apalagi ia sadar sudah memiliki rumah tangga dengan 4 orang anak. Tapi, satu hal yang membuat Sarwo, tidak bisa tobat, yaitu kebiasaannya main dengan pelacur. Karena itu, mengambil keputusan mencari kerja di tempat yang jauh, yakni di luar negeri, di Hongkong. Ketika Sarwo mendengar desahan-desahan itu, penasaran dia ingin mengintipnya. Dan benar saja, dia melihat kedua majikannya sedang bersetubuh. Mata Sarwo tidak henti-hentinya menatap tubuh bugil nyonya majikannya itu yang asli orang Hongkong. Betapa tubuh bugil itu indah dipandang, bening sekali, putih bersih. Tubuh bugil itu dihiasi dengan sepasang payudara yang montok, paha yang indah dan bulu kemaluan yang lebat tertata rapi.

Sejak melihat kejadian itu, akhirnya nafsu liar Sarwo bangkit. Perlahan-lahan ia mempelajari kembali ilmu gendamnya. Ketika tuannya pergi kerja dan setelah keadaan sepi, Sarwo mulai mempraktekan ilmunya kepada nyonya Chen Lie. Rupanya ilmu yang ia pelajari ampuh. Begitu Sarwo menepuk bahu nyonya majikannya, kelihatan dia mulai bingung. Dalam situasi itu, Sarwo mau menguji ilmunya, kemudian dia menyuruh nyonya Achen, panggilannya sehari-hari, untuk mengambil air minum dan disuguhkan padanya. Rupanya perintah itu dilakukan oleh nyonya Achen. Setelah berhasil dengan tes yang pertama, kembali Sarwo menguji kembali ilmunya. Disuruhnya nyonya majikannya yang cantik itu melepaskan seluruh pakaiannya. Dan benar saja, nyonya Achen melepas pakaiannya sampai bugil polos dihadapan Sarwo. Tidak tahan memandang tubuh yang sudah telanjang bulat itu, Sarwo memeluknya dengan penuh nafsu. Biasanya dia bersetubuh dengan pelacur murahan, kini dengan nyonya majikannya yang cantik, putih, mulus. Sarwo pun melepas pakaiannya sampai bugil. Lalu terjadilah persetubuhan itu. Betapa buasnya Sarwo waktu memompakan penisnya yang besar di dalam vagina nyonya Achen. Sejak saat itu, iya kerap mengendam nyonya majikannya untuk disetubuhi, setidaknya minimal 2 hari sekali dan gilanya, dalam 1 hari bisa 2x mereka bersetubuh. Lama-lama, mungkin karena sudah sering digunakan, khasiat ilmunya berkurang dan memudar. Pernah sekali waktu, ketika Sarwo sedang enak-enaknya memompa vagina itu, nyonya majikannya sadar. Tapi anehnya, sang nyonya bukanya menolak, tapi membiarkan dirinya disetubuhi. Mungkin nyonya Achen juga merasa nikmat, karena sodokan penis Sarwo yang besar dan panjang di dalam vaginanya, dan hal itu tidak ia dapatkan dari suaminya, maka ia akhirnya ikut menikmati persetubuhan itu dan membiarkan tubuhnya ditunggangi Sarwo. Mulai saat itu, karena rumah tempat Sarwo bekerja sepi, nyonya Achen selalu meminta Sarwo untuk menyetubuhinya. Sarwo yang mendapat kesempatan itu, melakukan ajakan nyonya nya itu dengan sepenuh hati. Dan itu masih dilakukannya sampai saat ini. Lalu bagaimana persetubuhan antara Minto dan nyonya Lie Shia terjadi?

Minto sering mendengar tuannya kerap mengeluh sering capek dan lelah, sudah banyak obat yang ia minum, tetapi tetap saja staminanya lemah. Karena sering merasa capek atas pekerjaannya, tugas utama memberi nafkah batin kepada istrinya jarang ia lakukan. Dia pernah mengeluh atas masalahnya itu ke Minto, lalu Minto menawarkan pijat agar capeknya hilang. Minto menjelaskan, bahwa dengan dipijat, badan menjadi segar dan rileks. Kebetulan Minto sering diminta jasanya untuk memijat tetangganya di kampung. Akhirnya, tuannya itu mau dipijit oleh Minto. Dalam seminggu, Minto memijitnya 3x, sekali pijit sekitar 1 jam, bahkan lebih. Pada saat dipijit, karena menggunakan minyak kelapa yang dibawa Minto dari kampung, Minto meminta tuannya untuk hanya mengenakan celana dalam atau kolor saja. Akhirnya setelah beberapa kali dipijit, tuan nya itu merasa segar dan sehat. Dia merasakan stamina tubuhnya kembali kuat, pegal-pegal dan capeknya hilang. Dan tentu saja, sudah bisa memberikan nafkah batin kepada istrinya. Suatu siang, ketika tuannya sudah sibuk di kantor dan Minto sedang mencuci mobil, nyonya Lie Shia menghampirinya dan menyatakan niatnya untuk dipijit juga. Minto menyanggupi hal itu, karena perintah majikan tidak bisa ditolak, tetapi Minto meminta waktu untuk menyelesaikan mencuci mobil itu dan hal itu disetujui oleh nyonya nya sambil menyiapkan dirinya untuk dipijit. Kebetulan saat mencuci mobil, Minto tidak mengenakan pakaian atas, atau telanjang dada, kaosnya memang sengaja ia buka, karena basah. Dan ia mengenakan celana pendek sehari-hari untuk bekerja. Sedang asyik-asyiknya kerja, kembali nyonya Lie Shia menghampiri Minto. Kali ini Minto agak terkejut, karena Nyonya Lie Shia sudah mengganti pakaiannya dan menggenakan handuk saja. Mungkin, karena nyonya Lie Shia sering melihat suaminya dipijit dengan hanya mengenalan cd, ia pun melakukan yang sama. Handuk itu tidak mampu menutupi tubuh nyonya majikannya dengan sempurna, pundaknya yang putih mulus dan sebagian pahanya yang menawan, terpampang bebas dihadapan mata Minto. Kulit tubuh itu begitu putih bagaikan susu, bening dan indah. Melihat pemandangan indah itu. Minto cepat-cepat menyelesaikan tugasnya mencuci mobil. Sebenarnya, Minto mau pamit ke kamar untuk memakai kaos yang kering dan bersih, tetapi nyonya Lie Shia sepertinya tidak menghendaki hal itu dengan alasan mau cepat dipijit karena badannya sedang pegal sekali. Minto mengikuti nyonya Lie Shia masuk ke dalam rumahnya, dan mengunci pintu rumahnya. Sesampainya di ruang tamu, nyonya Lie Shia menggelar kasur lipat dan memberikan lotion kepada Minto. Lalu.... Minto kaget luar biasa, matanya mendelik, ketika nyonya Lie Shia melepaskan dan melemparkan handuknya agak jauh. Tubuh putih mulus itu telanjang bulat, terpampang di hadapannya. Nyonya Lie Shia, sengaja melepas seluruh pakaiannya dan juga bh dan cdnya serta membungkus tubuh bugilnya dengan handuk.

Betapa indah tubuh bugil itu dengan payudaranya yang montok dan vaginanya dihiasi bulu jembut yang lebat. Dengan senyum menggoda nyonya Lie Shia tengkurap dan mempersilahkan Minto memijati punggungnya. Bukan hanya bagian belakang tubuhnya yang dipijat, nyonya Lie Shia yang cantik membalikkan tubuh bugilnya dan meminta Minto juga memijit tubuh bagian depannya. Bahkan, Minto juga diminta memijat payudaranya. Nafsu Minto menjadi naik. Saat itulah, nyonya majikannya meminta Minto juga melepas celana usangnya dan kolornya hingga juga bugil. Akhirnya bukan proses pemijitan yang berlansung, tapi persetubuhan penuh nafsu yang terjadi. Nyonya Lie Shia pun nampak begitu puas atas genjotan penis Minto yang besar di dalam vaginanya. Begitulah awalnya Minto bersetubuh dengan nyonya Lie Shia. Setelah berkali-kali Sarwo dan Minto berpacu dalam kenikmatan dengan nyonya majikannya masing-masing, sekali waktu akhirnya mereka saling cerita, membuka rahasianya masing-masing. Rupanya mereka mempunyai cerita yang sama. Disitulah timbul niat nakal mereka untuk saling bertukar nyonya. Dan serunya, nyonya mereka juga setuju. Hal itu pun akhirnya terwujud, Sarwo dan Minto sering menukar nyonya mereka masing2, terkadang mereka melakukan threesome atau foursome. Yang penting nikmat. Selanjutnya Gimin, yang terakhir bercerita bagaimana dia awalnya bisa bersetubuh dengan Ay Lin, putri majikannya. Kebetulan Gimin bekerja menjadi pembantu di rumah orang kaya. Suami isti itu sibuk, tuannya salah satu direktur bank internasional yang terkenal di seluruh dunia. Nyonya majikannya mengawasi restorannya yang terletak di tengah kota Hongkong. Anak putri tunggalnya adalah Ay Lin baru 1,5 tahun lalu lulus senior high shcool (SMA) dan mau kuliah di Amerika. Siang itu, sesuai jadwal, Gimin bertugas membersihkan pekarangan yang berhubungan dengan kamar Ay Lin. Di pekarangan itu ada sebuah jacuzzi atau kolam air hangat yang biasa di pakai Ay Lin. Memang tidak terlalu besar jacuzzi itu, tetapi pasti nyaman bila berada di dalamnya. Karena non Ay Lin ada di rumah, maka Gimin minta ijin dan menanyakan kapan bisa membersihkan pekarangan di belakang kamarnya. Ay Lin tidak mempermasalahkan hal itu dan mempersilahkan Gimin melakukan tugasnya.

Ketika Gimin sedang membersihkan pekarangan itu, Ay Lin lalu masuk. Rupanya Ay Lin mau berendam di jacuzzi itu. Awalnya Gimin mau meninggalkan tempat itu, tapi Ay Li tetap membiarkan Gimin di situ untuk membersihkan pekarangan itu. Setelah air di jacuzzi di rasa cukup, Ay Lin lalu membuka kaos rumahnya. Kini tubuh segar, masih muda, dan indah milik Ay Lin tampil begitu seksi terbungkus pakaian renang 2 potong yang begitu mini. Betapa ramping, mulus dan indah perut itu, pahanya sekal, begitu putih mulus dan bening. Payudara itu hanya tertutup selembar bra berwarna krem yang begitu kecil, sepertinya hanya menutupi pentil susu dan sebagian bongkahan susunya yang montok dan indah. Sedangkan bagian bawahnya, seperti thong berwarna krem yang dipakai Ay Lin, sehingga tidak sanggup menutupi lebatnya bulu jembut itu dan hanya seperti tali saja yang melingkari pantat dan pinggangnya. Tampak bongkahan pantat yang sekal, bulat, dan menantang. Gimin terkejut melihat pemandangan itu. Ay Lin senyum-senyum saja diperhatikan seperti itu oleh Gimin. Dia pun sengaja memamerkan keindahan tubuhnya pada Gimin. Karena terus dipandangi oleh Gimin, akhirnya Ay Lin dengan senyuman menggoda mengajak Gimin untuk ikut berendam bersamanya. Tentu saja Gimin tidak menolak ajakan itu, dia pun melepaskan kaos kumelnya dan celana lusuhnya. Dengan hanya memakai cd, Gimin masuk ke jacuzzi itu. Apa yang terjadi kemudian? Ay Lin, dengan gemasnya, meremas batang penis Gimin yang menonjol terbungkus cd itu. Remasan itu membuat Gimin terkejut sekaligus senang, Gimin pun meremas susu Ay Lin yang ranum itu. Ay Lin menanggapinya dengan mencium bibir Gimin dan Gimin meraba-raba sekujur tubuh Ay Lin. Tiba-tiba Ay Lin, menghentikan kegiatannya itu dan melepaskan kedua potong benda kecil yang menutupi payudara dan kemaluannya. Akhirnya, Ay Lin telanjang bulat dihadapan Gimin. Ay Lin pun menarik cd yang dipakai Gimin dan dibuangnya ke pekarangan itu. Mereka berdua kini dalam keadaan bugil polos, kontras sekali: halus dengan kasar, putih mulus dengan hitam, anak orang kaya dengan jongos. Selanjutnya terjadilah persetubuhan di kolam jacuzzi itu. Sejak persetubuhan pertama itu terjadi, kerapkali mereka melanjuntukan kegiatan terlarang itu entah pagi, siang, sore atau malam, entah di kamar Ay Lin dan Kamar Gimin, di dalam atau halaman rumah. Hanya kepuasan penuh nikmat yang mereka dapatkan dari persetubuhan itu.

Begitulah kisah persetubuhan indah yang dialami Sarwo, Minto dan Gimin. Mereka tertawa atas segala pengalaman itu. Ketika sedang asyik ngobrol datanglah seorang pramugari ke arah mereka, pramugari itu menawarkan kopi dalam bahasa Inggris, tapi mereka bertiga kurang mengerti bahasa Inggris, mereka diam saja. Pramugari itu, yang di tag name di dadanya tertulis nama Vivian Leung dan tiga huruf Mandarin di bawahnya 梁淑珍 (baca: Liang Shuzhen) yang adalah nama Mandarinya, berbicara dalam bahasa Mandarin:

"Ge wei xiangsheng, xiang he kafei ma?" (Mau kopi?).

Mereka rupanya lebih mengerti bahasa Mandarin, karena sebelum berangkat sudah kursus bahasa Mandarin. Sarwo menjawab:

"San bei" (Iya, boleh, 3 gelas yah. Terima kasih). Vivian tersenyum dan meminta mereka sabar untuk dibuatkan kopi. Ketika Vivian berlalu, Sarwo berujar:

"Gile tuh pramugari, bening banget yah. Cantik sekali. Pasti memeknya juga cantik."

Minto juga menimpali: "Kelihatannya enak tuh kalo diewe!"

Gimin yang paling muda memberi pendapat: "Iya, yuk kita perkosa aja."


Vivian
Tanggapan Gimin itu membuahkan jitakan dari Minto: "Gila kali yah, kalo diperkosa di sini. Bisa dibuang kaluar dari pesawat. Oon lu!"

Tetapi sebenarnya, itu adalah ungkapan canda saja.

"Iya mas Wo, bagaimana yah rasanya ngewe sama pramugari yang cantik itu. Pasti nikmat deh" sahut Minto kepada Sarwo.

Gimin memberi pendapat: "Tadi kan mas Wo cerita, bisa nge-gendam cewek supaya takluk. Pakai deh tuh ilmu sekarang ke Vivian, pramugari itu. Lalu kita ewe. Hehehe." Minto menimpali: "Iya mas Wo, digendam aja, pakai ilmu sampeyan deh."

Sarwo akhirnya mengiyakan usulan tersebut: "Oke, saya gendam yah. Tunggu sebentar, jangan ganggu aku yah. Saya mau bacain jampi-jampiannya."

Kelihatan Sarwo, mulai diam, berkomat-kamit, lalu menarik nafas dalamdalam dan...

"Beres, sebentar lagi aku gendam dia. Hayo siap-siap, dapat mangsa lezat nih."

Minto dan Gimin ragu akan ilmunya Sarwo: "Ah yang benar? Jangan-jangan tuh ilmu sudah nggak manjur hehehehe!" Minto menyatakan keraguannya.

"Iya lho mas Wo. Mesti ada buktinya" ungkap Gimin meminta bukti.

"Tenang aja, kalian lihat yah" Sarwo siap menunjukkan bukti kepada 2 juniornya. Tidak lama kemudian, pramugari yang cantik dan masih muda belia, yang usianya diperkirakan 25 tahun itu datang membawa tiga gelas kopi hangat pada mereka. Dengan penuh keramahan, Vivian memberikan kopi itu pada mereka.

Sarwo yang duduk di dekat lorong, mendapat gelas yang terakhir, entah apa yang diucapkan Sarwo, pelan-pelan ia menepuk pundak Vivian. Minto dan Gimin memperhatikan hal itu. Tidak lama kemudian, tatapan mata Vivian menjadi kosong dan menjadi seperti orang bingung. Apa yang terjadi kemudian? Untuk menunjukkan ilmunya masih berfungsi, Sarwo meminta Vivian agak menunduk, dan...astaga Sarwo mencium bibir Vivian. Awalnya lembut, tapi lama-lama kelihatan tambah ganas, karena Sarwo melumat bibir Vivian dan memainkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Vivian. Setelah di rasa cukup, Sarwo melepaskan ciuman itu lalu memandang Gimin dan Minto sambil berucap:

"Mau bukti lagi? Nih lihat!"

Tangan kanan Sarwo mengelus dan meremas pantat Vivian, setelah itu dimasukkannya lengan itu ke dalam rok Vivian. Minto dan Gimin terpana melihat hal itu. Jelas kelihatan bahwa lengan Sarwo bermain mengelusi paha itu. Terdengar desahan dari mulut Vivian. Untung saja mereka duduk di bagian belakang pesawat itu dan masih ada beberapa bangku yang masih kosong di bagian belakang. Para penumpang pun kelihatan sudah banyak yang tidur. Tangan Sarwo terus meliar di balik rok seragam pramugari yang dipakai Vivian. Rabaan itu makin naik dan akhirnya berhenti di selangkangan Vivian. Sepertinya Sarwo sedang meraba vagina Vivian:

"Jembutnya lebat lho. Hangat banget nih memek".

Minto dan Sarwo mengancungkan jempolnya pada Sarwo sbg ungkapan bahwa Sarwo memang hebat. Bahkan Sarwo pun juga meremas payudara Vivian. Sepertinya Vivian tidak marah atas pelecehan seksual yang ia alami, karena di bawah kuasa ilmu gendam Sarwo, Vivian mempersilahkan tubuhnya digerayangi oleh tangan kasar Sarwo. Minto lalu bertanya lagi kepada Sarwo:

"Apa benar sudah manjur nih gendamnya?"

Sarwo balik bertanya sambil menantang Minto; "Mau coba? Silahkan lho, sana bawa nih pramugari dan selamat menikmati!"

Minto menimpali: "Lha, situ dulu dong mas Wo, lalu aku, terakhir Gimin. Situ yang pertama kali menikmati."

Sarwo akhirnya menjelaskan maksudnya mempersilahkan kedua temannya untuk menikmati Vivian: "Sebenarnya, aku lebih tertarik sama temannya itu. Itu yang tadi jadi peraga, yang namanya Carina. Habis tokednya lebih montok dan lebih imut. Yang ini juga mau aku coba. Mumpung ada daging lezat hehehe..."

Kemudian Gimin menimpali: "Yah sudah, aku dulu yah mas Wo."

Minto memegang tangan Gimin: "Enak aja kamu, Min. Aku dulu yang lebih tua, baru kamu. Ntar aku beliin jagung bakar deh di kampung, hehehhe...."

Gimin akhirnya mengalah dan mempersilahkan Minto menggarap Vivian terlebih dahulu.

"Sana berdua aja. Sementara Minto menggarap, ada yang jaga supaya aman. Gimin, kamu jaga dulu."

Sarwo kemudian berdiri dari duduknya, tangannya masih memegangi pergelangan tangan Vivian, pramugari jelita itu. Vivian lalu dibawa ke bagian belakang ruangan, dekat pintu belakang di pasawat itu. Sebenarnya, tempat itu adalah ruangan tempat pramugari mengambil makanan dan minuman yang diminta penumpang. Untungnya di ruangan itu terdapat tirai/hordeng sebagai pembatas. Minto memegangi tangan Vivian dan Gimin merentangkan hordeng itu untuk menutupi aktivitas Minto terhadap Vivian. Tempat aktivitas Minto, bersebelahan dengan pintu keluar bagian kiri di belakang pesawat. Di tempat yang di tutup tirai itu, Minto memulai aksinya dengan memeluk Vivian dan menciuminya. Diciumnya dengan begitu rakus, bibir Vivian yang tipis dan indah itu dan jilatinya pipi licin dan mulus itu. Dibukanya kancing kemeja Vivian sampai lepas semuanya dan dirabanya dengan begitu buas perut Vivian. Sambil terus menciumi bibir Vivian yang ranum itu, Minto juga meremas payudara indah yang masih terbungkus bra berwarna biru muda. Terdengar desahan Vivian, menandakan deru nafsunya mulai berkobar karena terus digempur Minto. Tidak puas hanya meremas payudara terbungkus bra itu, Minto mecari kaitan bra di punggung Vivian dan dibukanya. Akhirnya terpampanglah sepasang payudara indah menawan itu. Begitu mulus, putih, bening dan bersih payudara itu, lalu diremasnya payudara itu dan dipermainkannya puting yang indah menawan itu membuat pemiliknya makin mendesah kegelian dan nikmat. Supaya desahan itu tidak terlalu keras, Minto terus melumat bibir itu. Setelah dirasa puas mengerjai tubuh bagian atas pramugari itu, Minto menarik turun restleting rok Vivian, sehingga melorotlah rok itu. Sepasang kaki jenjang Vivian, terbungkus oleh stocking berwarna krem sampai ke pangkal pahanya.

Diturunkannya stocking itu sampai ke batas paha Vivian dan dielusnya paha itu. Jemari Minto kemudian mengelusi selangkangan putih wanita itu, dan diselipkannya ke dalam cd itu untuk mencari celah nikmat diantara pangkal paha itu. Setelah menemukan liang nikmat itu, diobok-oboknya lubang nikmat itu penuh nafsu. Minto dapat merasakan kobaran nafsu Vivian dari nafasnya yang mulai tersengal-sengal itu. Vivian rupanya menikmati itu semua. Minto pun kemudian menurunkan cd itu, sehingga bagian bawah Vivian menjadi lepas. Rok, cd dan sepatu itu menumpuk di bawah pintu bagian belakang pesawat itu. Niat nakal Minto lalu muncul, ia ingin membuat Vivian bugil. Minto melepaskan kemeja Vivian dan menarik bra itu, tetapi ia membiarkan sepasang stocking itu membungkus kaki indah itu sebatas betisnya. Setelah itu Minto menurunkan resleting celananya dan juga menurunkan kolornya dan tersembullah batang kemaluan yang begitu besar, panjang dan hitam itu. Ditekannya tubuh Vivian sehingga berlutut di hadapan Minto, dipegangnya sepasang tangan yang putih mulus itu dan didekatkannya pada penisnya. Kini tangan Vivian sedang meremas penis itu, lalu dimasukkannya penis itu ke dalam mulut Vivian. Vivian menciumi, menjilati penis itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya yang mungil. Minto mendorong pantatnya, sehingga penisnya yang besar dan panjang menerobos ke dalam mulut Vivian dan ujung penis itu menyentuh kerongkongannya. Setelah di rasa puas, Minto menarik tangan Vivian dan mengajaknya berdiri, kembali dipeluknya tubuh molek dan indah itu, serta di baliknya tubuh Vivian. Rupanya Minto siap untuk menyutubuhi Vivian dari belakang. Diarahkannya penis Minto dan ditempelkannya pada liang senggama Vivian, setelah dirasa pas maka....blesss...perlahan-lahan masuklah penis itu sedikit demi sedikit. Terdengar desahan dan erangan Vivian, dan dengan cepat Minto kembali mencium bibir Vivian dengan mulutnya agar desahannya tak terdengar ke luar ruangan yang hanya dibatasi tirai itu. Akhirnya batang penis Minto masuk sepenuhnya ke dalam liang senggama itu. Betapa Minto merasakan kenikmatan yang menyenangkan bisa menyetubuhi pramugari Hongkong itu. Dimaju mundurkannya pantatnya, sehingga penisnya yang mantap menerobos liang senggama Vivian. Sungguh indah persetubuhan itu yang terjadi di dalam pesawat. Biasanya Vivian selalu meminta kekasihnya untuk menggunakan kondom bila sedang bersetubuh dengannya. Tetapi, karena dibawah gendam Sarwo, Vivian membiarkan Minto menyetubuhinya tanpa menggunakan kondom. Minto pun merasakan jepitan atau remasan hangat pada batang penisnya.

Meskipun Vivian sudah tidak perawan, tetapi liang senggamanya begitu peret dan nikmat, begitu kuat vagina itu mencengkram batang penis. Minto dan Vivian sama-sama merasakan nikmat yang luar biasa. Terasa sekali batang kemaluan Minto yang membengkak itu diremas nikmat oleh vagina Vivian yang amat sempit. Setelah sekitar 20 menit Minto menyetubuhi Vivian, mulai terasa kalau penis Minto akan menembakkan spermanya. Dan bagi Vivian, dia sendiri sudah keluar 2x dan sebentar lagi akan keluar untuk ke 3x. Tak lama kemudian, diikuti erangan dari Vivian, Minto menumpahkan spermanya, menyemprot di dalam liang senggama Vivian. Dan pada saat bersamaan Vivian kembali mencapai klimaks untuk ke 3x.

"Enak banget lho, Gimin sekarang giliranmu" perintah Minto pada Gimin.

"Asyik, sekarang giliranku yah" kata Gimin dengan penuh nafsu.

Sebagai tanda solidaritas, Minto gantian menjaga di balik tirai itu. Gimin terkejut sesampainya di dalam ruangan itu, melihat Vivian dalam keadaan hampir bugil, nampak masih lemas duduk di lantai dengan kaki yang terbuka lebar. Tampak lelehan sperma keluar dari vagina Vivian. Gimin lalu mengambil tissiue yang terletak di dalam rak dekat tirai itu dan membersihkan vagina Vivian supaya bersih dari sperma Minto dan Vivian sendiri. Setelah di rasa sudah bersih, Gimin mengangkat Vivian untuk berdiri dan dipeluknya tubuh yang mulus dan indah itu. Diciuminya pramugari itu, baik pipi dan bibirnya, diremasinya payudara indahanya dan tampak ada geliat birahi dari Vivian, ketika Gimin meraba dan meremas pantat yang juga putih mulus itu. Diremasnya bongkahan pantat itu dengan begitu nafsu, sehingga Vivian menggeliat penuh nafsu menikmati remasan itu. Apalagi ketika Gimin meraba liang kemaluan Vivian dan menjambak lembut bulu kemaluannya, kelihatan sekali geliatan tubuh Vivian menahan nafsu yang luar biasa itu. Dielusnya liang vagina itu oleh Gimin dan dimasukkannya jari tengahnya mengobok liang nikmat itu dan mempermainkan itilnya. Desahan Vivian kembali tertutup oleh ciuman Gimin yang bermain penuh nafsu di mulut Vivian. Gimin yang paling muda di antara mereka kelihatan ingin sekali melampiaskan kenikmatannya pada Vivian. Gimin lalu membuka kancing celananya dan menurunkan celana panjang dan cdnya. Lalu Gimin mendorong tubuh Vivian untuk tiduran. Lalu Gimin menduduki payudara indah itu, diremasnya payudara itu dan diselipkannya batang penis Gimin diantara dua bukit indah itu. Nampak payudara itu menjepit dan meremas penis Gimin. Dan akhirnya dimasukkannya penis yang juga besar dan panjang itu de dalam mulut Vivian. Ditekannya pantat Gimin ke bawah, agar penisnya masuk ke dalam mulut Vivian dan diemut dengan mesra penis itu.

Setelah puas memasukkan penisnya ke dalam mulut Vivian, Gimin akan memulai permainan yang sesungguhnya. Dengan tetap membiarkan Vivian tidur terlentang, Gimin memaganggi kedua paha jenjangnya dan membukanya lebar-lebar. Diarahkannya batang penisnya yang nganceng dan bersunat itu ke liang senggama Vivian dan...blleeesss perlahan, masuklah penisnya itu menerobos vagina Vivian yang indah itu. Kembali terdengar erangan nikmat dari mulut Vivian ketika vaginanya diterobos oleh penis Gimin yang sudah mengacung dengan sempurna itu. Tampak Vivian melonjak penuh nikmat saat penetrasi itu terjadi. Vaginanya terasa padat dan nikmat, digenjot oleh penis yang besar dan hitam itu. Sambil mengenjot Vivian, Gimin terus mencium mulut Vivian dan meremasi payudara yang indah itu. Dimaju-mundurkannya pantat itu dengan penuh nafsu mendobrak vagina yang nikmat itu. Vivian pun sungguh merasakan nikmat luar biasa, mulutnya mendesah dan menceracau dalam bahasa Canton. Sekitar 15 menit mengenjot vagina Vivian, dan Vivian kembali keluar untuk ke 2 kalinya, sudah ada tanda-tanda kalau Gimion akan mencapai ejakulasinya. Akhirnya ditekannya vagina Vivian dengan penis besar Gimin sampai mentok membentur dinding rahim itu dan crrroootttt croottt....ccrrroootttt tumpahlah cairan sperma Gimin di dalam vagina Vivian. Vivian pun mengalami yang sama, ia kembali mencapai puncaknya untuk ke 3 kalinya saat disetubuhi Gimin. Dengan masih membiarkan penisnya di dalam liang vagina Vivian, Gimin kembali memeluk tubuh telanjang Vivian dan menciumi bibir indah itu. Tubuh Vivian yang putih, bening, menawan tampak masih ditindih oleh tubuh Gimin. Betapa nikmat dan puasnya Minto dan Gimin malam itu di atas pesawat itu. Vivian tampak berbaring lemas setelah melayani ke 2 TKI yang beruntung itu. Dari liang vaginanya kembali meleleh cairan nikmat mereka. Setelah Gimin menuntaskan pekerjaannya itu, iya meninggalkan ruangan itu dan berjumpa dengan Minto.

"Wah enak sekali yah memek cewek Hongkong, sempit banget, jembutnya juga lebat sekali. Mana mas Wo? Panggil deh, gantian tuh entot pramugari" demikian ucapan Gimin pada Minto.

Minto menanggapinya: "Tenang aja, mas Wo juga sedang asoy sama pramugari satunya lagi. Itu lho, yang namanya Carina. Tuh mereka lagi di dalam toilet ini." Lalu bagaimana dengan Sarwo? Perhatian Sarwo tertuju pada seorang pramugari yang bernama Carina Choi (nama mandarin: 蔡紫琳 Cai Zilin), umurnya lebih muda sedikit dari Vivian Leung yang habis dikerjai Minto dan Gimin, yaitu 23 th. Sama-sama cantik, putih, bening dan ramah. Namun, memang kelihatannya payudara Carina agak lebih besar daripada punya Vivian. Memang salah satu kesukaan Sarwo adalah perempuan yang berpayudara montok. Kini Sarwo sudah berada di dalam toilet itu dengan Carina. Ketika Minto dan Gimin sudah meninggalkan Sarwo untuk mengerjai dan menyetubuhi Vivian, tidak lama kemudian datanglah pramugari yang bernama Carina kepada Sarwo untuk menawari minuman. Saat itulah Sarwo menepuk pundak Carina, tidak lama kemudian Carina pun berada di bawah kendali Sarwo. Ditariknya tangan Carina oleh Sarwo, lalu mereka berjalan masuk ke dalam toilet di bagian belakang pesawat itu. Ketika Sarwo berjumpa dengan Minto, kelihatan senyum penuh nafsu di bibir Sarwo. Minto kembali mengancungkan jempolnya kepada Sarwo. Di dalam tilet itu, Sarwo memeluk tubuh padat Carina dan diciumnya bibir itu dengan penuh nafsu. Bibir Sarwo bermain begitu liar di dalam rongga mulut Carina. Tindakan Sarwo lebih berani lagi dengan meremas tubuh indah itu dengan penuh nafsu. Masih saling berciuman, Sarwo melepaskan kancing-kancing baju seragam pramugari itu sampai lepas semuanya dan dilepasnya baju itu. Lalu ditariknya rok kerja itu sampai lepas dari pinggang Carina. Tak puas sampai di situ, lalu dilepasnya bh berwarna abu-abu yang dipakai Carina lalu diremasnya payudara yang montok itu. Putingnya juga diremas oleh tangan kasar dan liar itu. Lalu diturunkannya cd itu dan kini akhirnya Carina sudah dalam keadaan telanjang bulat di hadapan Sarwo. Betapa kagum Sarwo akan tubuh indah itu, begitu fantastis dan mengagumkan tubuh Carina dalam keadaan bugil. Sarwo melepas kaos yang melekat di tubuhnya, supaya bisa bersentuhan dengan tubuh mulus Carina. Betapa gelap dan hitam tubuh Sarwo memeluk tubuh Carina yang putih dan lembut seperti salju.

Carina


Sarwo dengan penuh nafsu menciumi payudara yang indah itu dan menjlati puting susu yang sudah mengeras itu. Terkadang digigit lembut dan disedotnya dengan penuh nafsu puting payudara itu bergantian kiri dan kanan. Tangannya pun tidak tinggal diam, terus meremas paha, pantat dan meraba vagina yang dihiasi bulu jembut yang lebat itu. Ketika jari Sarwo melesak masuk ke dalam vagina Carina, tampak tubuh itu menggelinjang menikmati serbuan liar yang dilakukan Sarwo pada bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. Dikocoknya liang vagina yang sempit itu dengan jemari Sarwo yang besar dan kasar, membuat Carina terus mengerang penuh birahi. Sarwo pun sudah sampai pada birahinya meluap-luap, lalu dipelorotkannya celana yang ia pakai dan juga cdnya. Dan menyembulah penis Sarwo yang sudah amat tegang. Besar sekali penis itu lalu digesek-gesekannya pada bulu kemaluan Carina yang lebat. Sarwo lalu duduk di atas toilet itu dan dipegangnya penis yang sudah tegang dan keras itu, lalu ditariknya tubuh Carina agar bisa bertumpu di atas pangkuan Sarwo. Setelah itu, diarahkannya penis itu ke arah vagina Carina. Perlahan-lahan masuklah penis Sarwo yang besar membelah vagina Carina yang sempit. Carina menggeliat menahan sodokan nikmat dari penis Jarwo yang perlahan-lahan masuk ke liang vaginanya. Mulutnya mendesis dan mengerang penuh nikmat. Akhirnya masuklah seluruh penis Sarwo ke dalam vagina Carina, membuatnya mengerang dan mendesis penuh nafsu:

"Esssshhhh.....aaaahhhh....eehh....aaagghhhhh." Sarwo pun melesakkan penis itu dalam-dalam ke vagina Carina dan disambut dengan goyangan pantat penuh nafsu pramugari itu agar penis itu masuk lebih dalam lagi.

Penis Sarwo yang besar dan melengkung itu, mengorek bagian dalam vagina Carina sampai membentur dinding rahimnya. Sambil melesakkan penisnya yang begitu tegang itu, Sarwo meremas sepasang susu yang tergantung bebas di dada Carina dengan penuh nafsu. Kelihatan sekali Sarwo dan Carina diliputi nafsu birahi yang berkobar dalam tubuh mereka. Betapa nikmat perasaan Sarwo bisa menyetubuhi Carina, pramugari pujaannya yang montok dan putih itu. Pengalaman yang luar biasa, yang tidak bisa ia rasakan di kampung halamannya di mana ia bisa bersetubuh gratis dengan wanita Hongkong yang cantik, putih dan mulus itu. Sarwo sungguh merasakan kalau Carina sudah 2x sampai pada puncaknya dan kini gilirannya. Dengan melesakkan penisnya agar tertanam sepenuhnya ke dalam vagina Carina, Sarwo mengejang penuh nikmat.

"Eeehhh eeegghhh....crrroooottt ccrrrooooott ccrrrooootttt" Sarwo akhirnya menumpahkan spermanya di dalam rahim Carina.

Luar biasa nikmatnya Sarwo saat itu. Dibiarkannya penis itu tetap berada di dalam liang senggama Carina, dan ia kembali mencium bibir gadis itu sebagai ungkapan terima kasihnya atas pengalaman berharga itu.

Setelah Sarwo merasa puas, ia menaikkan celananya dan kembali mengenakan kaosnya lalu ia keluar dari toilet itu untuk mempersilahkan Minto dan Gimin menggilir Carina dan ia pun masih ingin menggarap Vivian. Ketika Sarwo keluar dari toilet itu, ia bertemu dengan Gimin. Rupanya saat itu Minto sedang asyik menciumi tubuh Vivian yang masih telanjang itu. Sperma Minto tampak bercipratan di wajah cantik pramugari itu. Mulut Minto sedang menghisap payudara Vivian dan tangannya mengelusi vaginanya yang terbuka itu. Setelah Sarwo keluar dari toilet itu, cepat-cepat Gimin masuk ke dalam untuk mengambil jatah dari Carina. Kembali di dalam toilet itu, Carina disetubuhi dengan begitu liar oleh Gimin. Tubuh Carina yang putih mulus dan menantang kembali digarap seorang pemuda TKI yang wajahnya jelek dan kempungan itu. Digenjot terus vagina yang indah itu dengan penis Gimin yang besar dan hitam. Desahan dan erangan Carina membuat Gimin tambah nafsu untuk menggenjot vagina Carina dan menyemprotkan spermanya di dalam vagina Carina. Gimin sungguh puas malam itu di dalam toilet pesawat itu. Di lain pihak, kembali Sarwo menggarap Vivian. Dengan penih nafsu, Sarwo kembali menggenjot vagina Vivian. Penis besar, panjang dan melengkung ke atas milik Sarwo tertelan di dalam vagina Vivian yang indah itu. Kembali terdengar desahan dan erangan Vivian yang juga dilanda nafsu. Minto masih menunggu giliran untuk menggagahi Carina. Setelah Gimin keluar dengan wajah yang diliputi kepuasan yang luar biasa, gantiam Minto masuk ke dalam toilet itu untuk melampiaskan nafsunya pada Carina. Di dalam toilet itu, kembali Minto memompakan penisnya yang besar dan tegang itu ke dalam vagina mungil Carina. Tangannya juga tak henti-hentinya meremas payudara putih dan montok milik Carina. Akhirnya Minto kembali menyemprotkan spermanya ke liang senggama Carina. Di tempat lain, Sarwo juga sudah menuntaskan birahinya dengan menyirami liang vagina Vivian dengan spermanya. Itulah malam kenikmatan bagi ketiga TKI tersebut di atas pesawat itu. Mereka akhirnya kembali ke tempat duduk mereka dan tertawa penuh kemenangan.

Jam 12 lebih dini hari, pesawat tiba di Singapore dan transit untuk mengisi bahan bakar. Baik Vivian maupun Carina tidak ingat apapun yang terjadi pada diri mereka barusan. Mereka hanya tahu mereka tadi bersetubuh tapi entah dengan siapa dan mengapa bisa melakukannya, seperti tersadar dari pengaruh narkoba atau alkohol saja rasanya. Sedang enak-enaknya ngobrol di ruang tunggu bandara, di hadapan mereka lewatlah seorang gadis bule berparas cantik dengan rambut merah sedada, sekilas mirip dengan aktis Anne Hathaway. Nampaknya ia juga sedang menunggu pesawat yang transit. Gadis itu duduk tidak jauh dari mereka, ia menyalakan iPodnya lalu memasukkan earphone ke telinganya. Sarwo, Minto dan Gimin kembali saling berpandangan dan tersenyum. Setelah berkasak kusuk sejenak mereka bersamaan menghampiri gadis yang sedang sendirian itu. Sarwo menyapanya dalam bahasa Inggris berlogat Jawa-nya seraya menepuk bahu gadis itu. Gadis bule itu tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, mereka mengajaknya ngobrol sambil jalan meninggalkan ruang itu dan ia hanya mengiya-iyakan saja. Tidak seorang pun di ruang tunggu itu merasa curiga karena segala sesuatunya tampak biasa saja. Gadis itu juga tidak bisa menolak ketika Sarwo akhirnya mengajaknya masuk ke toilet di sudut yang sepi. Pintu toilet pun ditutup oleh Sarwo setelah ia meletakkan tanda under maintenance di depan pintu. Ketiga TKI bejat itu menyeringai mesum dan siap menyantap calon mangsanya ini.

The end

By: Harly
----------------------
24 komentar Post your own or leave a trackback: Trackback URL
  1. satria madangkara mengatakan:
    pertamax…
    edisi ramdhan nya mana bosss??
    heeeeeeee
  2. cccc mengatakan:
    pertamax!!!(busettt. . .kaskus bgt!)
    nice,srius. . .
    mungkin skedar usul. . .tapi gmn kalo critanya tukar tema bukan ke pramugari .. . tapi jadi ke anak sma atw kuliah. . .
    jjur aja,kalo liat usia diatas 23 tahun,rasanya kurang on. .
    lbh baik usianya berkisar 16-19 tahun. .
    thx broo.. .
  3. aink mengatakan:
    bagus euy ceritanya
  4. Kiryu mengatakan:
    Man…
    Mantaf….
    Bagus banget…lanjutkan.
  5. joe lee mengatakan:
    Pertamax kah?
    Ini pengarang baru kah?
    Dari segi cerita sudah lumayan untuk pengarang pertama. Eksekusi ceweknya dilakukan satu per satu oleh para pelaku, mungkin karena di pesawat terbang, tidak seperti cerita biasanya yg gangbang. Lumayan bagus untuk tidak terpancing alur yg sama untuk adegan2 seksnya.
    Cuma itu foto three musketernya agak aneh. Katanya orang Gunung Kidul Yogyakarta, tp koq tampangnya orang dari Timur semua? Kurang Njawani kata orang Jawa. Hue2, maklum sering ke Gunung Kidul.
  6. Mastermind mengatakan:
    Mantap bener ceritanya, good
  7. sangpenjelajahmalam mengatakan:
    wah, menu berbuka yang aneh..
  8. andeee mengatakan:
    mantepp nih .. syg ya dialog ny kga da ..hehehe
    fto yg cwo ny ky org timur tuh ..
    kalo ad bisa tambah foto nyonya majikan ny tuh sama anak ny juga tambah asik pasti baca ny .. soal ny dialog minim seh
  9. robert sasmita mengatakan:
    Mantap bro….
    Lanjutkan petualangan Three Mupengteer..
  10. andi mengatakan:
    gambarnya yg pertama gak pas, tu orang amb*n
  11. ione mengatakan:
    wuuuuiiiiiih gak tahaaaan….peeeengeeeen
  12. Hyper mengatakan:
    Gambar cewk2 nya kurang Sexy Boss..
    Tp lumayan sambil nunggu Imsak… hehe…
    Kl gw lebih setuju kalau pengalaman mrk sm majikan masing2 itu yg lebih di expose, kl lg dibawah pengaruh gendam or magic apapun, kurang ngelawan boss…
  13. gedembem mengatakan:
    Idenya bagus banget, kalau bisa dibikin serial n detailnya lbh banyak bakal nyaingin nightmare-nya boss Shu….. kalau bisa cerita interaciall or Interclassnya lebih dipertajam bro
    Bravo
  14. rainmaker mengatakan:
    hmmm… boleh juga tapi rasanya alurnya terlalu singkat yah??
    seperti mendengarkan orang bicara bukan menyaksikan sesuatu…
    Nice Post!!
  15. Mr R mengatakan:
    wah bos. ditambah juga dengan artis dari daratan china, kore dan taiwan atau jepang. mantap. aq paling senang liat cerita beginian. ^^
    mantap…
  16. Mr. Bento mengatakan:
    Hmmm lmayan, bwat cemilan abz buka pwsa.
    Btw slm rmdhan pngunjung kbb brkurang ya.
    Bysanya ampe 70-an lebih. Tpi wktu pwsa cman sampe 10-an org aja. Wah wah, para mupengger pada cuci dosa dulu ya slama rmadhan.
    Ditunggu karya2 bagus lainnya.
  17. ghe_ta mengatakan:
    seru nh cerita. .
    Berharap ada lanjutannx. .
    Kalo bs bnyk korbn2 bru nh. .
  18. sufe mengatakan:
    edisi ramadhan dong kalo isa…
  19. mafazi mengatakan:
    para nih seru ceritanya bikin batal puasa aja,oh iya bikin cerita kencan ama anak2 dance sma dong dijamin seru
  20. asd mengatakan:
    potonya krg pas, dan lbh baik lagi kalo dipaksa trus ketagihan bukan dipelet..
  21. harly mengatakan:
    Thanks atas perhatian dan masukan dari teman2 sekalian yg sdh membaca dan memberi masukan yg berharga. Sebagai penulis baru, saya msh mesti belajar (msh oon) terus. Mudah2an tanggapan dari anda semua bisa menjadi bahan masukan untuk membuat cerita selanjutnya.
  22. bumiputra mengatakan:
    bagus dan muuuaaantaaap ceritanya. Ajar kan ilmu gendamnya …
  23. mafazi mengatakan:
    bikin cerita anak dance sma dong ,kyk lg party di villa,
  24. mas slamet mengatakan:
    Hmmmmm……………. ceritanya seru banget. Namun klo boleh meminta ataupun sekedar usulan. Saya berharap kelak ada cerita ngewe antara anak sma dengan ibu rumah tangga. rasanya lebih hot……. maklum ABG sih. thanks bos.

6 komentar:

  1. This is usually considered a fun and effective learning method
    in general. Now among the advice of your educational materials, shoring
    jar discover all the things of the substitute chords.
    These hail every little thing played getting rid of barely the
    sophisticated keys, so you ought to keep effective toward crush extra listed below
    barely a limited area of time.

    my web page; jazz piano chords amazing grace

    BalasHapus
  2. - Exorphins: Anti-nutrient found in dairy products and wheat.
    Other typical tasks were gathering wood, shelter building, digging, carrying
    a variety of heavy items, tool construction and dancing.
    The Paleo Gluten Free Diet has many health claims.


    Here is my webpage paleo diet and ms

    BalasHapus
  3. When you're learning chords, you learn and study them for only One Key at a time. Instead, focus on a single thing or just a couple of things, and try not to move forward until you have reached those goals. Pretend that we are palming an egg and keep your arms relaxed and fingers curled.

    My web-site; Kailangan kita piano chords and notes

    BalasHapus
  4. In relation to the last paragraph, the question had arisen by the people that how the diet can be eaten by
    us in the same form in which it was utilized by our ancestors.
    Other typical tasks were gathering wood, shelter building, digging, carrying
    a variety of heavy items, tool construction and dancing. Ingredients.


    Feel free to visit my web page: paleo diet and cholesterol levels
    My website - paleo diet and cholesterol levels

    BalasHapus
  5. Wrap it in gauze and put it in the infected area.
    Are you looking to get rid of troublesome yeast infections.
    Seek medical or professional help.

    Look into my blog post: yeast infection and pregnancy sign

    BalasHapus
  6. DJ spins out on Saturday nights. At the end of each round read out
    the cumulative scores. Ask your local club to run this for you.



    Feel free to visit my blog - brainstormer pub quiz answers

    BalasHapus