Perlu diingat :
- Cerita ini hanyalah fiksi belaka
- Cerita ini cuma hasil imajinasi & buat bermupeng ria aja loh.
- Kalo ada yang suka silahkan dibaca ^^
- Tapi…., ,Kalo ada yang nggak suka/bosen atau setelah membaca nantinya bakal merasa tersinggung, ngambek karena nama idolanya, dll, dst, ada dicerita ini , sangat dianjurkan untuk tidak membaca cerita ini , karena cerita ini mungkin tidak cocok untuk Anda ^^.
-”Say No” To Rape & Drugs in The Real World
—————————————–
High Voltage Power Up ! Dzzzinggggggg…!!
Nia Ramadhani |
Seorang gadis cantik sedang curhat pada seorang temannya di sebuah café di kota Jakarta. Tubuhnya putih mulus, ramping dengan body bertipe slim, rambutnya berwarna kecoklatan-coklatan, senyumannya sangat menggoda dan dapat membuat terbang hati para laki-laki yang menatapnya.
“Gue sebel banget deh…! pasti kerjaan salah seorang dari mereka” Nia menggerutu kesal
“Lagian salah loe juga sih.. ngapain difoto berbikini segala, dikerubungi oleh para laki-laki dikolam renang..pula ! bener-bener gila loe!”teman Nia memberikan nasihat-nasihat dan beberapa petuah.
Nia cuman bisa tersenyum pahit, menyesali perbuatannya yang ceroboh dan cenderung bodoh.
“Udah.. Ahh…,Gue nggaku Emang gua yang salah.., Nah sekarang loe mau makan apa gue ntar yang traktir…” Nia menyogok temannya agar berhenti memberikan kuliah.
“He he he Asekkk… Gitu donggg… wa udah lapar nehh… mana menunya..” teman Nia membolak-balik daftar menu ditangannya, tidak begitu lama daftar pesanan mereka sudah siap tersaji diatas meja itu.
“Ngomong-ngomong loe jadi jalan-jalan ke LA” teman Nia mengingatkan gadis itu.
“Jadi lahhh…, besok gua berangkat… itung-itung ngehindarin para wartawan Ha Ha HA” Nia tertawa lepas.
“Nyamm.. nyammm.. Emm Sssttt Nia, liat tuh cowo naksir loe kali…, dari tadi ngeliatin melulu…” teman Nia berbisik.
Nia menolehkan kepalanya,
“Gila..loe!! tuh Cowo udah tua…!! Nggak mau gua..!!”kaki gadis itu menendang tulang kering sahabatnya di bawah meja, kemudian sambil sesekali bercanda tawa kedua gadis itu meneruskan makan siang mereka.
*************************
Keesokan harinya di bandara
“Udah… nggak usah sedih gitu, gue cuma jalan-jalan bentar koq…” Nia tersenyum sambil mendorong kopernya.
“Bukan gitu..! tar selama sebulan ini siapa yang bayarin makan gue..! he he he” teman Nia bercanda.
“Yeee… dikira loe sedih gua tinggal… nggak taunya..!!” dengan kesal Nia mencubit pangkal lengan sahabatnya.
Setelah cipika-cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri), Nia melangkahkan kakinya sambil menarik koper dorongnya, singkat cerita, Nia Ramadhani menginjakkan kakinya di negri Paman Sam. Seorang pemandu wisata bernama Ben menyambut gadis cantik itu, kemudian ben membantu membawakan koper Nia, hari itu Nia beristirahat disebuah hotel berbintang lima.
**********************
Keesokan harinya
Setelah berjalan-jalan menikmati keglamoran kota itu, dengan sebuah mobil sewaan mereka berdua kembali ke hotel berbintang lima. Hari itu Nia mengenakan baju kaos berwarna merah dengan bawahan celana jeans berwarna biru.
“Are You Happy…” Ben bertanya dengan ramah.
“Yess.. Ammmhhhh , Thank a lot Ben…” Nia menjawab sambil menggeliatkan tubuhnya.
“It’s my pleasure…” Ben agak menelan ludah ketika Nia menggeliatkan tubuhnya.
“Have a good rest….” Ben tersenyum ramah,
Nia membalas senyuman Ben dan menutup pintu kamarnya. Setelah meminum segelas susu hangat kemudian gadis itu merebahkan tubuhnya diatas ranjang yang empuk, entah kenapa Nia merasa gerah dan panas, tubuhnya menyentak-nyentak, ada sesuatu yang bergelora, mengamuk didalam dirinya.
“Klik..” pintu kamar Nia terbuka, seorang laki-laki negro bertubuh besar masuk ke dalam kamar itu, entah dari mana si negro mendapatkan kunci duplikat kamar hotel Nia Rhamadani
Si negro segera melepaskan pakaiannya sendiri, tangannya mengusap-ngusap benda besar di selangkangannya yang semakin mengeras dan membesar.
“Bennn…., ” Nia menatap laki-laki itu, ia mengenali laki-laki negro bertubuh besar itu, Ben tersenyum kemudian naik keatas ranjang dan membaringkan dirinya disamping Nia.
Tangan Ben membelai-belai rambut Nia, hidung ben mengendus-ngendus wangi rambut gadis itu, kemudian lidahnya terjulur menjilati dan mengecupi daun telinga Nia, sampai Nia Ramadhani berkali-kali merinding kegelian. Ben melepaskan pakaian Nia, kini dikamar itu Nia Ramadhani berbaring pasrah bersama seorang pria Negro yang tersenyum-senyum sambil sesekali mengecupi bibir mungil gadis itu.
“You’re So Hot Nia, I see your picture when I surf the net, dammm, with four guys in the pool Ehhhh….? You naughty little bitch…..” Ben menggigit kecil leher Nia.
Ciuman Ben semakin liar menjelajahi leher gadis itu, jilatan-jilatan kasar menyelingi kecupan-kecupan dan gigitan-gigitan Ben dileher Nia yang putih dan lembut.
“Ahhhh, Bennn… Ahhhhh enakkkkk….” Nia mengalungkan tangannya ke leher Ben.
“Hemmm… Mmmmmmmmhhh… Mmmmmmmm” suara mulut gadis itu ketika bibir Ben menyumpal mulutnya, “Ckkkk… ckkkkk… Shhhh Ckkkkk” suara berdecak-decak mulai terdengar semakin lama semakin sering dan keras.
Lidah Ben terjulur, mengulas-ngulas sela bibir Nia kemudian terjulur lebih dalam mengait-ngait langit-langit mulut gadis itu, lidah Nia bereaksi ketika lidah Ben mengait-ngait lidahnya, saling kait, saling lumat dan saling menghisap lidah membuat birahi Nia dan Ben semakin tinggi. Gadis itu menjerit keras ketika mulut Ben menghisap puncak payudaranya., mulut si negro tampak lahap menghisap-hisap putingnya.
“Ahhhhh… Bennn Sakitttt…!! ” Nia kembali menjerit keras ketika merasakan sebuah gigitan keras dipuncak payudaranya, rupanya si negro merasa gemas dengan keindahan buah dada Nia.
Berkali-kali hisapan dan gigitan lembut datang silih berganti, tangan si negro berkali-kali meremas-remas induk buah dada gadis itu sampai-sampai dada gadis itu berwarna kemerahan dengan beberapa bekas hisapan-hisapan kuat. Mulut si negro mengecup-ngecup semakin kebawah, keperut dan kini wajah si negro berhadapan dengan permukaan vagina Nia.
“Cuppp… Cuppppp…., Nice Vagina… Ha Ha Ha” si negro tertawa gembira sambil beberapa kali mengecupi permukaan vagina Nia. Hidung Ben mengendus-ngendus, lidahnya terjulur menjilati permukaan bibir vagina gadis itu, sesekali dilumatnya bibir vagina itu yang mengeluarkan wangi harum yang sangat khas.
“Let’s see…, “setelah mengganjal pinggul Nia dengan sebuah bantal, Ben menekan pinggiran bibir vagina gadis itu, lidah ben menjilati sela-sela vagina Nia yang mulai merekah dengan indah..
“Dammmmm !!, I love it !! ” Ben melahap vagina Nia dengan rakus, Nia semakin mengangkangkan kedua kakinya melebar, matanya terpejam-pejam rapat.
“Acccchhh… Ouhhhh…. Bennn… Akkkkkkhhhhh…”Nia merengek-rengek keenakan ketika lidah si negro melingkari klitorisnya, sesekali tubuh Nia melenting keatas ketika mulut si negro mengemut lubang vaginanya.
Nia mengangkat pinggulnya keatas, kedua tangannya yang mungil semakin kuat menekan kepala si negro, Nia menjerit-jerit semakin liar
“Ahhhhh…, Bennnnn, hisappppp Bennnn…. terussssssshhhh” butiran-butiran keringat mulai membasahi tubuh Nia Ramadhani yang halus dan mulus.
“Ahhhh…, Ouhhhhhh, Auhhhhhh…. Crttttt…. Crrrrrrtttt… Crrrtttt” nafas Nia Ramadhani tersendat-sendat, tangannya mengusap-ngusap kepala Ben yang botak mirip telur raksasa berwarna hitam legam.
Lidah si negro menjilati cairan-cairan gurih yang meleleh dari sela-sela bibir vagina Nia sampai kering. Tangannya mengangkangkan kaki Nia melebar kemudian ia menggeser posisi tubuhnya agar berada ditengah-tengah diantara kedua kaki Nia yang mulus. Beberapa kali ia memukul-mukulkan batang kemaluannya pada permukaan vagina Nia, entahlah apa maksudnya dengan memukul-mukulkan batang penisnya. Ben kini menggenggam batang penisnya kemudian mulai menggesek-gesekan kepalanya pada bibir vagina Nia yang sudah merekah dengan pasrah siap untuk diperawani oleh Ben. Batang kemaluan si negro mulai melakukan gerakan menekan. Gerakan pinggul Nia membuat kepala penis si negro terpeleset menggesek keatas dan membentur klitoris gadis itu.
“Hennnhhh… Aaaaa….” Nia memejamkan matanya rapat-rapat ketika kepala penis Ben yang berukuran besar mulai mendongkrak sela-sela vaginanya.
“Ouhhhhhh……. Ohhhhhhhh” Nia Ramadhani mengeluh panjang ketika merasakan sentakan-sentakan kepala penis si negro yang mulai kasar melakukan penerobosan memasuki lubang naginanya yang masih kesulitan menerima penis berukuran raksasa milik pria negro yang tengah menindih tubuh gadis itu.
“Haa Akkhhhhhhh…..” mata Nia melotot ketika merasakan satu tusukan yang kuat dan kasar membuahkan rasa perih dan nyeri diselangkangannya. Jeritan Nia kembali terdengar ketika si negro dengan semakin kasar menjejal-jejalkan kemaluannya, tangan Nia berpegangan pada pinggang si negro yang tengah asik menindih tubuh mungil gadis itu, pinggul si negro tampak asik berkutat berkali-kali dalam gerakan menekan, tubuh Nia Ramadhani yang putih mulus tampak kontras dengan tubuh besarnya yang besar dan hitam.
“Ahhh.. Ahhhh… Bennn…, sakittt… benn sakittt” Nia menjerit setinggi langit, rasa sakit dan perih semakin hebat mendera selangkangannya ketika Ben mulai menarik dan menusukkan kemaluannya dengan kuat dan kasar.
“Dammm, I don’t believe it…!! You are a virgin.., ” Ben terkejut , ia pikir Nia sudah tidak perawan lagi.
“Whoaaaa, lucky me… Ehe he he he he” Ben terkekeh-kekeh sambil terus memacu batang kemaluannya menggasak lubang vagina Nia Ramadhani yang peret dan sempit.
“Essshhhh… Oooo…. Benn.. Pelannnhhh… Awwww…..” Nia menggeliat-geliat kesakitan
“Stop it !! Bennn Stoppp Ittt!!! Whaaaww!!” tubuh Nia terguncang-guncang dengan hebat seirama dengan sodokan-sodokan ben ang semakin liar, gadis itu berusaha menggeliatkan dirinya keluar dari himpitan Ben.
“Take thiss you bitch!!! Yeahhh” tangan Ben mencengkram bahu Nia sehingga gerakan Nia terbatasi dan si negro semakin kuat dan kasar mengocok-ngocok lubang vaginanya, ada bercak-becak merah yang terpecik ketika kemaluan hitam itu menghantam lubang vaginanya dengan keras.
“Achh… Ahhhh Aaaa Crrrtttt… Crrrrttttt….” Nia mengejang , gadis itu menelan ludah merasakan kenikmatan yang menyembur dari lubang vaginanya yang baru diperawani oleh si negro.
“Do yo like it ehhhh ? ” si negro bertanya dengan nada mengejek, Ben mengangkangi wajah Nia,
Tangannya sedikit menjambak rambut Nia sambil menggesek-gesekkan kepala penisnya ke bibir dan ke pipi gadis itu.
“Nowww…open your mouth….” Ben memerintahkan Nia Ramadhani agar membuka mulutnya.
“Open it bitch….!!and suck it!!” Ben membentak kemudian dengan kasar dan menjejalkan kepala penisnya ke mulut gadis itu.
“Hoommmmmhh, Ummmmmmmhhh… Mmmmmmmm” suara mulut Nia yang sedang mengulum penis si negro.
“Herrrmmmmmmhhh……” mata Nia tiba-tiba mendelik ketika si negro dengan kasar menusukkan penisnya semakin dalam dalam mulut gadis itu.
Kepala penis itu menyumpal kerongkongan Nia sampai gadis itu kesulitan mengambil nafas. Nia Ramadhani meronta dengan kuat sampai akhirnya si negro merasa kasihan dan menarik penisnya dari mulut gadis itu.
“Jangannnhh Bennn…..!!”telapak tangan Nia menghalangi kepala Penis Ben dengan telapak tangannya ketika kemaluan hitam itu kembali tersodor untuk mulut gadis itu, Nia Ramadhani memohon-mohon agar Ben tidak melanjutkan keinginannya untuk mendeepthroat mulutnya.
“Well, It depend !! how good you.re..!?” Ben berdiri kemudian duduk mengangkang di atas kursi sofa.
Nia Ramadhani merangkak di antara selangkangan si negro, mulut gadis itu terbuka lebar dan menciumi biji kemaluan si negro yang bergelayutan di selangkangannya. Si negro menengokkan kepalanya kebawah, tangannya membelai-belai rambut Nia Ramadhani yang acak-acakkan, disibakkannya rabut gadis itu kebelakang, Bibirnya tersenyum memandangi Nia yang tengah melakukan jilatan dan ciuman-ciuman lembut pada biji kemaluannya. Ia menggenggam kemaluannya kemudian menyodorkan kepala penisnya kearah mulut Nia, gadis itu membuka mulutnya dan
“Hmmmfffh…, mmmmmhhhh…, Hmmmmmmm, Mmmmmmmhhh”
Tangannya mendekap kepala gadis itu disisi kiri dan kanan, kemudian Ben memaju mundurkan kepala Nia.
“Yesss, That’s It.. Ouhhhh Yeahhhh…, suck it bitch, damm you!! Harder bitchhh!!! ” Ben kini bersandar ke belakang, kedua kakinya semakin lebar mengangkang.
Nia tampak semakin rakus menghisapi dan menjilati batang kemaluan Ben, negro berkepala botak itu. “Slllcckkkkk…, slllllcccckkkkk… Cupkkhh.. cupkkhh….”
“Nowww…, He he he” Ben meraih tubuh Nia dan menarik agar gadis itu mengangkangi kemaluannya dalam posisi saling berhadapan, kemudian tangan Ben menekan bokong gadis itu agar turun dan perlahan-lahan kemaluan Ben menggeliat-geliat sedikit demi sedikit memasuki sela-sela vagina Nia Ramadhani.
“Uhhhhhhhhhhhhhhhh….” Nia Ramadhani melenguh panjang ketika kemaluan Si Negro perlahan-lahan menyesaki selangkangannya.
Kedua tangan Ben melingkar dan mendekap pinggang gadis itu, sementara mulutnya mengejar puting Nia Ramadhani kemudian sambil menyentakkan kemaluannya keatas. Ben menggigit puncak payudara Nia sampai gadis itu menjerit keras, jeritan gadis itu seolah-olah menjadi pemacu agar Ben segera menghujam-hujamkan kemaluannya keatas.
“Ahhh.. Aaaaa” Nia menjerit-jerit ketika Ben menyodok-nyodokan penisnya dengan kasar, mulut si negro melahap bulatan buah dada Nia yang ranum. Biarpun buah dada gadis itu tidak besar namun tampak proporsional dan indah menggantung di dada gadis itu.
“Owwww… Crrrtttt… Crrrttttt……” tangan Nia mencengkram bahu Ben kuat-kuat ketika merasakan semburan kenikmatan diselangkangannya, belum juga Nia sempat mengambil nafas, Ben mendekap bokong gadis itu dan berdiri
“Auuhcccchhhhh…..” Nia memeluk erat-erat leher Ben karena takut terjatuh, posisi itu membuat rasa tidak nyaman , was-was dan kwatir,namun selain itu ada rasa nikmat yang semakin membuat jantung Nia berdetak dengan lebih kencang.
“Ahhhhhh, Bennnn hati-hati, ohhhh Shhhhh Shhhh” tubuh Nia terayun-ayun mengikuti irama sodokan si negro.
Ben hanya tersenyum sinis ketika Nia menjerit semakin keras, tubuh gadis itu semakin basah, keringat bercucuran dengan deras dari tubuh mulus gadis itu dan menetes-netes keatas lantai. Si negro menunggingkan tubuh Nia diatas lantai di dekat jendela
“Tidakkk…jangannnn Bennnn !! Nooooo…” Nia menolak ketika si negro hendak menyodominya.
“Shuuuutttt… Upppp!!! Sret….!!” tangan si negro menyobek kain gorden dan kemudian mengikat kuat-kuat tangan Nia kebelakang.
“Arrrrhhhhhhh….!! Sakitttt Bennnnnn!!! Sakitttt sekaliiiii….” Nia menjerit-jerit ketika dengan kasar kepala penis si negro mulai memasuki lubang anusnya. Nia menangis merasakan rasa panas dan nyeri di lubang anusnya,
“Ahhhhhhh..!!! ” Nia menjerit keras ketika si negro menjebloskan penisnya sekaligus kedalam lubang anus gadis itu.
Ben mulai memacu penisnya keluar masuk menggasak lubang dubur Nia, sementara Nia menjerit-jerit sambil menangis memohon agar Ben menghentikan kompaan ke lubang anusnya yang semakin kasar dan kuat sehingga gadis itu tersentak-sentak maju kedepan.
“Croooootttt…Keccrrrotttttt…….” gerakan si negro tiba-tiba berhenti tangannya meremas – remas pinggul Nia. Batang penisnya yang panjang masih tertancap di lubang anus gadis itu, untuk sesaat Nia merasa lega karena gerakan-gerakan si negro yang kasar berhenti, namun Nia mulai kembali resah ketika merasakan sesuatu mulai kembali membesar di dalam lubang anusnya.
“Bennnnn, Please Bennnnnn!! Slowlyyyy… I Beg Youu… Hkkk Hkkk” Nia tampak cemas ketika Ben mulai kembali melakukan gerakan memompa, gadis itu mulai terisak-isak menangis ketakutan.
Tanpa melepaskan cengkramannya Ben menjatuhkan dirinya kebelakang , tubuh Nia ikut terbetot dan kini gadis itu menduduki penis si negro yang tampak melengkung ketika akan masuk semakin dalam.
“Slowly…? Like thiss memmmm?” si negro bertanya sambil meremas-remas buah dada Nia dengan lembut, Nia terdiam.
“Heeeyyyy!! I’m Asking !!” Ben tampak tersinggung sambil meremas kuat-kuat buah dada Nia sebelah kiri.
“Yesss Bennn, Yesssss…..” Nia segera menjawab untuk menenangkan emosi Ben.
Si negro berbisik lembut menyuruh agar Nia segera melakukan tugasnya, Nia mengangguk kemudian Nia mulai belajar untuk menaik turunkan pinggulnya, sesekali gadis itu meringis merasakan rasa ngilu di lingkaran duburnya.
“Good Girl, Gooooddd Girl…” tangan si negro mencengkram pinggul gadis itu dan membantunya agar Nia tidak terlalu capai ketika menaik turunkan pinggulnya.
Tubuh Nia menggeliat kekiri dan kekanan ketika perlahan-lahan penis si negro menyodominya, Nia Merintih-rintih dalam keadaan duduk mengangkang diatas tubuh besar dan hitam yang tersenyum-senyum keenakan. Tangan Ben menjambak rambut Nia ke belakang sambil memacu penisnya dengan lembut.
“Yesss , That’s it roll it, Up and Down, Perfect!!”
Si negro mengajari Nia agar menaik turunkan pinggulnya dengan sebuah kombinasi menggerakkan pinggulnya dalam gerakan memutar, sesekali tangan si negro memukul pinggul Nia Ramadhani agar gadis itu lebih giat lagi mengerjakan tugasnya.
****************************
Keesokan paginya
“Hahhhhh….” Nia tiba-tiba terbangun, gadis itu merasakan sakit disekujur tubuhnya, pegal, dan rasa pedih di selangkangan dan juga di lubang anusnya, seorang pria negro membelai rambutnya kemudian mengecup keningnya. Di pagi hari itu si negro kembali melahap gadis itu kembali sampai Nia terengah-engah kehabisan nafas, Ben mengecupi bibir Nia, tubuh keduanya sudah basah kuyup bercucuran keringat. Sinar matahari bersinar dengan terik. Seorang pria negro menuntun seorang gadis berkulit putih, mulus, berwajah cantik, Nia tertunduk lesu, tubuh gadis itu kadang-kadang tertarik oleh tubuh besar yang menuntunnya entah kemana. Si negro berhenti di depan sebuah rumah besar yang tidak terawatt penuh dengan coretan-coretan disana sini.
“klikk…” Ben membuka pintu rumah itu dan menarik Nia masuk kedalam
“Blammmm..!!” Pintu rumah itu terbanting dengan kasar.
Beberapa orang pria negro segera menghampiri Ben dan Nia
“I love you baby…”Seorang diantara mereka meremas buah pantat Nia, gadis itu menepiskan tangan si negro yang kurang ajar, Nia membalikkan tubuh hendak mendamprat orang itu namun dirinya tertarik dengan keras oleh Ben.
Ben hanya tersenyum kemudian kembali menarik Nia kelantai atas, sayup-sayup terdengar suara teriakan memaki.
” Klikkkk….” Ben membuka pintu kamar itu, suara makian terdengar semakin keras.
“ahhhh…” Nia terkejut setengah mati, melihat didalam kamar itu ada beberapa orang Pria Negro dengan kemaluannya yang mengacung keras, bahkan beberapa kemaluan yang hitam legam itu jauh lebih besar dari milik Ben.
****************************
Sementara di atas ranjang, Ivan Gunawan tengah meronta-ronta, kedua tangannya terikat keatas, disebelah kanan dan kirinya tampak………!!!!
( Red: Whaduhhhhh..!! Salahhhhh….!! Pasti Para Mupenger’s Pada Ngeri deh , kalo Ivan Gunawan yang terikat mah…… he he he ^^ )
Julie, Nikita & Marshanda |
Sementara di atas ranjang seorang gadis tengah meronta-ronta, kedua tangannya terikat keatas, disebelah kanan dan kirinya tampak Julie Estelle dan Marshanda tengah asik mengelus-ngelus buah dada Nikita Willy.
“Keparat… Lepaskan…!!! Julie…!! ChaCha !! brengsek kalian…” Nikita Willy berteriak-teriak, memaki dan mendamprat Chacha dan Julie Estelle.
“Ehhh… Julie…, susunya loe nggak apa- apa kan?” tanya Chacha Pada Julie sambil mencubiti putting susu Nikita, sampai Nikita Willy meringis kesakitan.
“Maksud loe, nggak apa – apa gimana ?” Julie Estelle balik bertanya sambil membelai rambut Chacha.
“Yaaaaa, waktu dicomot orang itu dijalan,… ha ha ha… Cuphh”
Marshanda tertawa lepas sambil mencium bibir Julie Estelle.
“Sialan Loe Cha…, Gue jadi inget lagi kejadian itu… sebel banget deh sama orang negro kemaren itu …., yang rada-rada sangar itu loh.” Julie Estelle mengumpat kemudian ikut tertawa cekikikan.
“Ya…, maksud gua sihhh , kalo mau pegang jangan cuma sebelah dongg !! Kan Jadi berat sebelah, gimana gitu rasanya…..,sekalian dua-duanya, coba kalo susu gue dua-duanya yang dipegang pasti deh gue nggak akan marah! Paling cuma gua gampar!!!! ” Kata Julie kemudian ia mengulum bibir Chacha tanpa mempedulikan Nikita Willy yang masih berteriak-teriak sambil meronta-ronta berusaha melepaskan dirinya.
“Udah.., lagian salah loe juga kan pake kaos bertulisan U Can’T Touch “
“Yeee, Salah dimananya, jelas-jelas nggak boleh dipegang…”
“Yaa, tapikan hurup T nya ketutupan lelehan ice cream… Ha Ha HA HA” Marshanda tertawa nggakak, Julie Estelle cuma tersenyum pahit…..
“Ehhhhhhmm…. Julieee Hemmmmh Cupphhh” Marshanda mengigit kecil bibir Julie kemudian bibirnya menciumi lembut bahunya.
“Chacha…. Shhhhh Arrhhhhhhhhhh” Julie semakin liar menjerit-jerit ketika Marshanda menciumi lehernya.
“Plakkkkk..!! ” tiba – tiba Julie Estelle menampar mulut Nikita.
“Berisik amat sih loee, ngeganggu gua ama Chacha tau !!” Julie Estelle tampak berang.
“Sabar Julieiiii…, Nikita belon tau enaknya bercinta, ketimbang dihajar, lebih baik dia diajarin He he he….” Chacha membelai-belai pinggul Julie Estelle.
Kini Julie menggeser tubuhnya menindih tubuh Nikita, kemudian Julie menggesek-gesekkan buah dadanya pada buah dada Nikita, sesekali Julie menekan-nekan dadanya yang membuntal padat menekan buah dada Nikita Willy.
“Brengsekkk…, dasarrrr binal..!! Keparammmmmhhh Emmmmmhh…”Umpatan Nikita terputus ketika Marshanda menjambak rambut gadis itu sambil mengulum bibirnya.
“Heemmmm, Hemmm, Emmmm” Suara mulut Nikita yang sedang dilumat – lumat oleh Marshanda.
Sementara Julie semakin bernafsu menggesek-gesekan buah dadanya pada buah dada Nikita. Julie menciumi bulatan dada Nikita, ciumannya semakin turun kebawah dan…..
“Emmmmmhhhhh” Nikita mengejang ketika merasakan lidah Julie menjilati permukaan vaginanya, lidah Julie tampak begitu professional menyentil-nyentil klitoris Nikita Willy, sesekali lidahnya bergerak dalam gerakan memutar mengitari klitoris Nikita yang semakin mengkilap dengan indah, satu gigitan lembut kadang-kadang mampir di klitoris Nikita sampai gadis itu tersentak keenakan.
Sementara Chacha melepaskan kulumannya pada bibir Nikita, dengan lembut Chacha membelai rambut Nikita, sesekali dikecupnya kening gadis itu, suara makian tidak terdengar lagi dari bibir Nikita, mata Nikita tampak sayu menatap Chacha yang tersenyum memandanginya sambil mempermainkan dan meremasi buah dada gadis itu, tangan Marshanda mengelusi buah dada Nikita dengan lembut, kemudian ditarik-tariknya putting Susu Nikita dengan agak kuat sampai Nikita willy meringis – ringis.
“Ahhhhhhh…..,” mulut Nikita terbuka lebar, tubuhnya tampak bergetar dengan hebat “Crrrtttttttttt… Crrrtttttttttttttt” kemudian gadis itu terhempas tanpa daya, jempol Julie Estelle mengurut-ngurut klitoris Nikita dengan lembut, kadang-kadang dengan gerakan mengucek-ngucek kasar, sampai tubuh Nikita menggeliat-geliat sambil menjepitkan kedua pahanya rapat-rapat.
Julie Estelle tidak kehilangan akal ia menggigit paha Nikita sampai ia menjerit kesakitan sambil mengangkangkan kedua pahanya berusaha menghindari gigitan Julie Estelle, Nikita mencoba menahan kedua pahanya dalam posisi mengangkang ketika jari tengah Julie Estelle bergerak teratur dalam gerakan mengesek-gesek belahan di selangkangan gadis itu, Nikita mengigit bibirnya agar dapat menahan rintihan yang hampir keluar dari bibirnya.
“Hemmmm…, he he he…, enakkkk ?” Chacha terkekeh ia bertanya sambil mengecup bibir Nikita, Nikita mengangguk perlahan, tubuhnya tampak pasrah seolah-olah sedang menanti permainan selanjutnya.
“Ha Ha Ha.. Ayolah Nikita…, nggak usah tegang gito koq, rileks ajaa..”Marshanda membelai-belai sambil menyibakkan rambut Nikita yang acak-acakan menutupi wajah gadis itu, kemudian ia merundukkan kepalanya menciumi ketiak Nikita dengan lembut, sesekali lidahnya bergerak seperti sedang mengulas-ngulas sambil dilanjutkan dengan mengigit ketiak gadis itu.
Jari tangan Marshanda menjepit putting Susu Nikita Willy kemudian memilin-milin puting Susu gadis itu.
“Ohhhhhh… Chachaaaaaa…., Julie….. Ennnnnhhhhh” Nikita Willy memejamkan matanya rapat-rapat, jantung Nikita Willy berdetak dengan irama yang tidak beraturan air keringat sudah sedari tadi mengucur membasahi tubuhnya yang mulus..
Julie Estelle menjentikkan jarinya kearah tiga orang pria negro yang sudah sedari tadi menunggu untuk segera memulai aksi mereka. Tiga pria negro naik ke atas ranjang, yang dua menarik pinggul Chacha dan Julie Estelle agar sedikit menungging sedangkan yang satu menggesek-gesekkan kepala penisnya pada bibir vagina Nikita.
“Nggakkk… Nggakkkk mauuuu!! Ahhhhh…. Jangannnn Julie!!!!… Chacha !!! Gue nggak mauuu !!!” Nikita tampak panik ketika tangan Chacha dan Julie menarik dan merentangkan kedua kaki Nikita keatas, keduanya hanya saling berpandangan dan tersenyum kecil.
Tubuh Nikita tampak kejang menahan tekanan kepala kemaluan si negro yang terus menekan berusaha memasuki lubang vaginanya, si negro terus berkutat untuk melakukan penetrasi pada belahan vagina Nikita Willy.
“Ennnnnhhhhh………!! Jangan, aaaahhh !!” Nikita mengerang keras ketika penis si negro yang hitam dan besar menekan semakin dalam, kepala penis yang besar itu tampak kesulitan ketika ingin memasuki sela-sela vagina diselangkangan Nikita yang bentuknya seperti sebuah cincin yang elastis. Tubuh Nikita kejang – kejang ketika merasakan vaginanya seperti melar dan sesak, disumpal oleh kepala penis si negro yang besar.
“Awwwww…….!! ” Nikita menjerit keras ketika satu sodokan yang kuat merojok lubang vaginanya, ada sesuatu yang terobek-robek ketika kepala penis si negro menusuk semakin dalam.
Bersamaan dengan itu terdengar rintihan keras dari mulut Marshanda dan Julie ketika lubang vagina mereka juga disodok oleh dua orang pria negro, selanjutnya mereka tersentak-sentak oleh penis hitam yang besar dan panjang yang terbenam dalam kemaluan mereka yang sempit dan peret. Tubuh Nikita Willy terguncang-guncang dengan hebat di atas ranjang, berkali-kali mulutnya mengerang kesakitan ketika si negro memompai lubang vaginanya. Nikita mengerang-ngerang ketika si negro melakukan penetrasi yang dalam dan kuat, batang penis itu bergerak keluar masuk. Penis yang panjang dan hitam itu menekan dan terbenam dalam-dalam. Nikita mendesah-desah setiap kali batang penis itu merojoki lubang vaginanya dengan kuat dan kasar.
”Deep and Hard Baby.., he he he” mulut si negro menceracau
Ia tidak mempedulikan Nikita yang kewalahan menerima genjotan penis besar itu di lubang vaginanya, nafas nikita tersendat-sendat setiap kali penis besar itu menekan kasar.
“Ahhhhhhhhhh….! ” Nikita menjerit keras-keras ketika batang penis si negro mengaduki lubang vaginanya, ia ingin mencabut penis si negro yang tertancap di lubang vaginanya kemudian melarikan diri dari atas ranjang itu namun tenaganya hilang entah kemana, jangankan untuk berlari untuk menggerakkan tangan saja rasanya berat sekali. Marshanda dan Julie Estelle saling berpandangan sebelum sama-sama memperhatikan buah dada Nikita Willy yang terguncang-gucang. Buah dada yang ranum itu menjadi mainan bagi Marshanda dan Julie, sesekali Chacha dan Julie bergantian menggigit-gigit kecil puting susu Nikita Willy sampai pemiliknya menjerit antara sakit dan nikmat, mulut Marshanda dan Julie agak meruncing ketika menghisap kuat-kuat puncak payudara Nikita.
“Ahhhhhhhhhhh…. Crrrrrrrrtttt…. Crut” Nikita menahan nafas, tubuhnya mengejang merasakan nikmatnya rasa klimaks, Marshanda dan Julie mengelus-ngelus rambut Nikita, Chacha melepaskan ikatan di tangan Nikita, Julie tersenyum sambil terus disetubuhi oleh tiga orang negro bertubuh besar, ketiga artis muda itu berciuman satu sama lain
“Aduh, Chaaa…, memek gue…. ” Julie meringis ketika merasakan sodokan kasar dilubang vaginanya, isi vaginanya terasa terbetot ketika penis itu ditarik dan dijejalkan kembali kedepan ketika si negro membetot dan menghujamkan penisnya kuat-kuat.
“Aduh.., Aduhhhh, Julieee, mampus gue dahhhhh…., AWWWWWWW!!” Marshanda mengerang kuat ketika si negro menggerakan penisnya semakin cepat.
Mata Marshanda medelik-delik, mulutnya ternganga-nganga tanpa dapat berkata-kata, hanya erangan dan ringisan yang dapat keluar dari mulutnya.
“Arhhhh…, Jangan, Tolonggggg,,,!! Owwwwwwwww……!!!” Jeritan Nikita terdengar keras, lubang vaginanya terasa dirobek-robek dan ditumbuk hingga hancur oleh batang penis yang hitam, besar dan panjang, yang semakin keras menghantam lubang vaginanya.
“They’re good ehhhh?”
“Yeahhhh…, I like Asian girl”
“Smooth skin, cute face, hot &sexy, “
“and don’t you dare to forget their tight little vagina He he he”
Ketiga pria negro itu berbincang-bincang sambil terus mengayunkan kemaluan mereka tanpa mempedulikan Nikita , Marshanda dan Julie Estelle yang kewalahan menghadapi penis mereka yang besar, hitam dan panjang.
“Chacha…, My Girl !! Come here….!!” Ben berteriak memanggil Marshanda yang masih sibuk melayani nafsu seorang pria negro berambut poni, Marshanda menggeliat tubuhnya berusaha melepaskan dirinya dari dekapan tangan si negro kemudian menghampiri Ben.
“Do You Know Her ? ” Ben bertanya pada Marshanda
Marshanda tersenyum nakal dan mengangguk
“Ok, teach her how to play….”
“Sini Nia, gue ajarin…., loe pasti ketagihan” Marshanda menelanjangi Nia Ramadhani dengan dibantu oleh Ben.
“Nggak mau Cha…! gue wanita normal…!!” Nia membentak sambil memalingkan wajahnya ketika Marshanda hendak mengulum bibirnya.
“Gue tau loe normal Nia, tapi gue juga normal koq…” Marshanda tersenyum nakal sambil memeluk pinggang Nia, Nia Ramadhani meronta-ronta, tanpa disengaja buah dada Nia Ramadhani yang terus bergesekan dengan buah dada Marshanda membuat percikan-percikan api birahi yang semakin lama semakin berkobar-kobar dengan dahsyat.
“Ohhhhhhhhhhhhh…….” Nia Ramadhani hanya dapat mendesah panjang ketika tangan Marshanda meremas buah pantatnya dengan lembut, Chacha terenyum ia tahu kalau Nia sudah mulai terrangsang..
“Julurin lidah loe Nia….” Marshanda mendesah sambil mengecup bibir Nia Ramadhani, Nia menelan ludahnya berkali-kali sebelum mulutnya terbuka dan menjulurkan lidahnya keluar.
Lidah Marshanda mengait lidah Nia kemudian menghisapi lidah Nia yang terjulur keluar. Si negro berambut poni menghampiri tempat pertarungan, ia mengambil posisi dibelakang tubuh Nia Ramadhani, sementara Ben mengambil posisi dibelakang tubuh Marshanda, tanpa disuruh Marshanda agak menunggingkan bokongnya kebelakang sambil merentangkan kedua kakinya melebar, Marshanda agak meringis ketika Ben menyodok lubang anusnya dengan kasar.
“Uchhh…, Bennnnn, It’s hurt,…., Please, Ben Pleaseeee” tubuh Marshanda menggigil menahan rasa sakit dilubang Anusnya yang sedang dirojoki dengan kasar.
”Slowly Ben Slowlyyy, Pleaseee, Oahhh!! ” Marshanda memohon agar Ben menyodominya dengan perlahan-lahan. Marshanda melolong keras karena Ben malah semakin kasar dan kuat menyodomi lubang anus artis muda yang cantik itu. Ben memacu seluruh tenaganya dan dilampiaskannya nafsu bejatnya pada tubuh Marshanda yang terguncang dengan hebat, butir keringat bercucuran membasahi tubuh Marshanda.
“Esshhhhh, ” Marshanda mendesah kecil ketika irama penis Ben bergerak melambat dan bertambah lambat, penis yang hitam dan panjang itu tampak begitu mesra merojoki lubang anusnya.
Si negro berambut poni menepuk-nepuk pinggul Nia, Nia Hanya menoleh kebelakang, ia tidak mengerti apa maksud si negro berambut poni.
“Nungging dikit Nia…, terus buka kaki loe lebar-lebar…” Marshanda mendesah sambil berbisik ditelinga Nia Ramadhani, Nia mengikuti bisikan marshanda ditelinganya.
“Ahhhhh……!! ” Nia menjerit keras ketika si negro berambut poni dengan kasar menjebloskan penisnya dengan kasar memasuki vaginanya yang seret dan peret, Marshanda dengan sigap memeluk erat-erat tubuh Nia Ramadhani ketika gadis itu hendak berontak
Bibir Marshanda berkali-kali mengecupi bibir Nia Ramadhani, lidah Marshanda terjulur keluar menjilati dagu dan bibir Nia. Selanjutnya terdengar suara desahan dan pekikan kenikmatan dari bibir Nia Ramadhani dan Marshanda, tubuh mereka terdorong saling tekan dan saling himpit akibat tusukan-tusukan yang kuat di lubang vagina Nia Ramadhani dan Marshanda, dua buah gundukan payudara di dada mereka saling bergesekan dan saling menekan, sehingga membuahkan rasa nikmat tersendiri. Chacha dan Nia memekik bersamaan ketika sebuah gelombang kenikmatan menderu-deru menghantam tubuh mereka yang mulus
“Cruuutttt… Cruuuttttt…. Ahhhh !! Chachaaaa….”
“Ehhhsssshhhhh Niaaaaaa”
“Hmmmm Hmmmmmm” Marshanda melumat bibir Nia Ramadhani, sementara tusukan-tusukan kasar masih menghantam lubang vagina mereka dari belakang.
“You’re so cute…, ” bisik si negro berambut poni sambil menjilati belakang telinga Nia Ramadhani, ciumannya semakin liar, lidahnya menjilati tengkuk Nia Ramadhani, kemudian turun menciumi bahu Nia, sesekali ia mengigit leher Nia sampai membekas kemerahan.
“C’mon Baby , It’s okay to scream….” si negro menekankan batang penisnya semakin dalam ke lubang vaginanya.
“Arrhhhhhhhhhhhh….., Oooooohhhhh, Yeahhhhhhhhh…” Nia tidak mampu lagi untuk menjerit merasakan rasa nikmat akibat pompaan si negro di lubang vaginanya. Si negro semakin kuat menghentak-hentakkan batang penisnya sampai tubuh Nia tersungkur-sungkur dengan keras kedepan..
“Plokkk,, Plokkk.. Plokkkk.. Plokkkk.. Plokkk” suara itu terdengar semakin keras dan gencar, Nia pun semakin keras menjerit – jerit dengan liar.
Penis Ben kini tertancap di lubang vagina Marshanda, sambil tersenyum Marshanda mengalungkan kedua tangannya keleher Ben, beberapa kali bibir Mereka berkecupan, dan saling mengulum dan melumat-lumat. Marshanda melompat dan Ben segera mendekap buah pantat Marshanda, kedua kaki Marshanda menjepit pinggang ben kuat-kuat ketika tangan Ben yang kekar mencengkram dan mengangkat pinggul Marshanda.
“Plepp.. Pleppp… Clepppp.. Klepppphhhh” Suara Batang Penis Ben yang terayun-ayun memacu lubang Vagina Marshanda.
“yeshhh, That’s it, Fuck me Bennnn, fuck meeeeeee!!!” Marshanda mendesah-desah dengan liar.
“Ahhhhhh….!! ” terdengar Jeritan Nikita yang sedang menungging, gadis itu menjerit keras ketika merasakan sebuah benda mengebor lubang anusnya, sementara itu seorang pria negro menekan punggung Nikita sehingga gadis itu tidak dapat berbuat banyak. Tangisan Nikita berbaur dengan rintihan dan erangannya, dan akhirnya berhenti ketika rasa nikmat mulai menjalari tubuhnya. Si negro tidur terlentang sambil membetot pinggul Nikita, gadis itu duduk mengangkang dengan posisi membelakangi si negro yang terlentang dibawahnya. Penis si negro menancap dengan kokoh di lubang anusnya, tangannya mengusap – ngusap punggung Nikita yang sudah basah oleh keringat yang mengucur dengan deras. Sesekali tubuh Nikita tersentak kuat keatas ketika si negro dengan kasar menyentakkan penisnya semakin dalam merojok lubang anus Nikita.
“Ahhhhh… Ahhhhhhh….” Nikita merintih dan mendesah-desah dengan keras, keringat bercucuran membasahi tubuhnya, payudara Nikita tampak basah oleh keringat yang terus meleleh mambasuh tubuhnya yang mulus.
“Hahhhhh….!? Nikita terkejut ketika kedua kakinya diangkat keatas dan tubuhnya ambruk kebelakang jatuh dalam pelukan si negro yang sedang tidur terlentang, tangan negro itu meremas dan mengelusi buah dada Nikita, sesekali tangannya mencubiti puting Nikita sambil berbisik di telinga gadis itu
”Nice.. Boob…, Hemmm Cute little Tit’s”Tangan Sinegro menggerayangi buah dada Nikita dan mulai memilin-milin puttingnya
“Awwww…….! Jangannnnnn!” Nikita memekik ketika lubang vaginanya ditancap dengan kasar oleh sebatang penis, kemudian dua batang penis yang besar dan hitam itu menyerang lubang vagina dan lubang anusnya dengan bertubi-tubi, liar dan kasar.
“Arrrhhhhhhh… Crrrrr Crrrrrrrrrrrrr” Nikita mengerang panjang ketika hantaman demi hantaman kasar akhirnya menjebol pertahanannya, tubuhnya mengejang dan merinding dengan hebat, Nikita mengerang dengan keras ketika tubuhnya terus terguncang-guncang semakin hebat, ada rasa ngilu yang menyelingi rasa nikmat
“I got you, little bitchhh….”
“Yeahhhh… Yeahhhhhh…., Do you like it bitch?”
Dua orang pria negro yang sedang memompai lubang anus dan vagina Nikita berteriak-teriak dengan liar.
“Ohhhhh, Ahhhhhh, Jangannnn, Pleaseeee, Stopppp… Awwww” Nikita menggeleng-gelengkan kepalanya sehingga rambutnya acak-acakan, gadis itu benar-benar tidak kuat menahan kompaan-kompaan kasar dua batang penis yang hitam dan besar di lubang vagina dan lubang kemaluannya, tubuh gadis itu terguncang-guncang diantara rasa nikmat dan rasa sakit.
“Aaaaaa… Uwwwww….. Crrrrrttt Crrrrrrtttt” Nikita mengepalkan kedua tangannya didada ketika dinding vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat.
“Bluk… Blukkkkkkkk” kedua kaki Nikita terhempas dengan lemas keatas ranjang, sesekali wajah Nikita mengernyit menahan sodokan-sodokan kedua orang negro yang masih betah menyodokkan batang penis mereka menghujami lubang anus dan lubang vaginanya.
Mata Nikita terbuka sedikit untuk melihat pria negro yang begitu kuat sedang memompa lubang vaginanya kemudian Nikita menolehkan kepalanya kekiri belakang berusaha menatap yang seorang lagi yang tengah ditindih oleh punggung gadis itu, terasa sekali sodokan-sodokan kuat yang menghantam lubang duburnya dari bawah.
“Crrrrtttt….., Crrrrrrr…., “Nikita hanya sanggup memejamkan mata rapat-rapat sambil membuka mulutnya lebar-lebar tanpa ada suara sedikitpun yang keluar ketika kenikmatan itu kembali berdenyut-denyut diselangkangannya.
Nikita menahan nafasnya merasakan semburan-semburan hangat dari penis kedua pria negro itu menyiram lubang anus dan lubang duburnya.
“Sudahhhh…, jangannn…, No, Please…” Nikita berusaha menolak ketika seorang negro berambut tipis menarik tubuhnya, negro itu meletakkan tubuh Nikita dalam posisi menyamping diatas lantai beralaskan permadani, kemudian kaki kiri gadis itu diangkatnya keatas. Tampaknya tubuh Nikita yang sudah basah kuyup oleh keringat malah membuat si negro semakin bernafsu.
“Crebbbbb Ahhhhhhh…., Aaaaaa….” Nikita mendelikkan matanya ketika merasakan Batang penis Sinegro menusuk lubang anusnya kuat-kuat. Nikita Willy kembali mengerang sekuat tenaga merasakan Batang penis yang Panjang itu merojok-rojok lubang anusnya, Nikita Merasakan lubang anusnya semakin Panas, ada sedikit rasa perih dan gatal yang menyelingi.
“Ohhhhh….” Nikita hanya dapat mendesah sambil membuka mulutnya ketika sebatang penis yang panjang memaksa masuk kedalam mulutnya.
“He…ommhhhhh… Emmmm” mulut Nikita tampak sedikit menggembung, penuh sesak oleh penis si negro.
Tubuh Nikita tersentak-sentak dengan kuat, sementara buah dadanya menjadi mainan bagi tangan-tangan hitam yang nakal, mengelus, merayap, terkadang meremas sambil sesekali mencubit dan menarik putingnya.
“Hhhhhhh………Crrrrrr… Crrrrrrr…..” hanya satu helaan nafas panjang yang tertahan saja yang dapat keluar dari mulut Nikita ketika merasakan denyutan-denyutan nikmat itu kembali menghempaskan tubuhnya yang sudah berpeluh.
Terdengar jeritan liar Julie, gerakan tubuhnya terlihat binal dan liar. Julie menaik turunkan pinggulnya di atas kemaluan si negro sambil menunggangi seorang negro yang terlentang dibawahnya, Julie berteriak “Youuuu…! Come Here……”
Tiga orang negro terkekeh-kekeh , melangkah mendekati Julie
“C’mon fuck me, fuck me deep and hard” Julie tersenyum nakal sambil meleletkan lidahnya, menatapi tiga batang kemaluan yang tampak kokoh dan kuat diselangkangan ketiga orang negro itu, jauh lebih kokoh daripada milik pacarnya, si pembalap karbitan, Moreno, yang cuma lima centi itu.
Batang kemaluan si negro menghujam keatas menyodok-nyodok lubang vagina Julie sehingga ia semakin liar menjerit-jerit.dan kembali bergoyang dengan liar. Julie menghentikan gerakan liarnya, ketika merasakan sebatang penis menggeliat, berusaha menyelinap di sela-sela pantatnya. Ia mengerang keras ketika penis si negro mulai berusaha menyodomi lubang anusnya,
“Arrrrrrhhhhhhhhhh…” tubuh Julie tersentak keras ketika lubang anusnya dijebol oleh si negro.
“Uaaahhhhhh….!! Yeahhhhh!! Fuck me !!Arrrrrhhhhhhh” tubuh Julie terguncang-gucang ketika lubang anus dan vaginanya dihantam berkali-kali oleh kemaluan negro yang besar dan panjang.
“Hmmmm, Hssshhhh Yeahhh!! EMmmmmhhhh…Ckkk” mulut Julie sibuk mengenyot – ngenyot sedotan hitam yang besar dan panjang, sesekali lidahnya menjilati lendir-lendir yang keluar dari “kepala sedotan” itu.
“You naughty little bitch !! ” seorang pria negro meremas-remas buah dada Julie dari samping, sambil mengecup dan menjilati bahu dan lehernya sehingga tubuh wanita cantik itu semakin liar menggeliat-geliat dengan indah.
“Arhhhhhhh…. Crrrrrr…. Crrrrrrrrrrr” Julie terengah-engah, tubuhnya melenting dengan indah sebelum ambruk tanpa daya kedada pria negro yang sedang ditunggangi olehnya yang semakin binal.
“Uhhhhhhhhhh…..” Julie mengeluh merasakan rambutnya dijambak ke belakang, Kemudian ia mengerang ketika merasakan kembali sodokan keras di lubang anus dan lubang vaginanya.
“Crooottttt….” ” Kecrotttttttt” sperma si negro menyemprot di dalam lubang anus dan lubang vagina Julie.
Marshanda terlentang di atas ranjang, sementara Nia dan Nikita Willy berbaring disampingnya, tampaknya Marshanda sedang mengajari mereka.
“Nahhhh, gue udah ajarin semua yang gue tau, sekarang coba kalian praktekkan…” Marshanda mengangkangkan kedua kakinya melebar.
Nikita dan Nia yang masih merasa canggung hanya saling berpandangan, Marshanda tertawa kecil kemudian menekan kepala Nia kearah payudaranya. Perlahan-lahan Nia Ramadhani membuka mulutnya kemudian mengecup puncak payudara Marshanda. Mulut Nia berusaha mengecupi bulatan payudara Marshanda. Semakin lama Nia semakin rakus mengecupi dan mengenyoti puting susu Marshanda yang tertawa kecil keenakan sambil membelai lembut rambut Nia.
“Nikitaaaa….” Marshanda mendesah manja sambil menunjukkan jari telunjuknya kearah payudaranya sendiri.
“C’mon, try to Suck it,!!” seorang negro menekan kepala Nikita dengan paksa ke arah payudara Marshanda. Hidung Nikita kembang kempis, mengendusi harumnya payudara Marshanda, lidah Nikita perlahan-lahan keluar memolesi bulatan payudara Marshanda sesekali ia menggigit kecil putting susu Marshanda.
Marshanda memejamkan kedua matanya, sesekali merintih kecil. Ada sinar kepuasan di ekspresi wajahnya.
“Ahhhhhhhh, Ahhhhh….” Marshanda menggeliatkan tubuhnya dengan erotis.
Setelah menekuk lututnya Marshanda semakin mengangkangkan kedua pahanya melebar. Marshanda mendesah panjang merasakan sebatang lidah menjilat lembut belahan vaginanya yang disusul dengan kecupan-kecupan lembut yang menjelajari permukaan vaginanya. Ia membuka matanya sedikit ketika merasakan kecupan lembut di bibirnya, Marshanda tersenyum memandangi wajah Nia. Bibirnya pun menyongsong datangnya bibir Nia.
“Cuppp…, cuppphhhhh….”Bibir kedua gadis itu melekat erat dan saling mengulum, daerah bibir Marshanda dan Nia Ramadhani tampak basah oleh ceceran air liur mereka yang sudah tercampur. (Air liur Mix he he he ^^)
“Niaaaa…..”
“Ohhhhh.. Chacha…….”
Kedua bintang muda itu saling memanggil, kemudian berpelukan erat dan melanjutkan dengan kuluman-kuluman dan belitan-belitan lidah mereka yang semakin lama semakin liar.
“Ooccchhhh…., Ahhhhhh Crrrrrr….” kaki Marshanda menjepit kuat-kuat kepala Nikita Willy, cairan kenikmatan Marshanda muncrat dalam denyuta-denyutan kenikmatan. Kedua kaki Marshanda kemudian terkulai dengan lemas di atas ranjang.
Marshanda menatap sayu wajah Nikita, disuruhnya Nikita agar menungging. Sementara kedua tangan Marshanda menekan kepala Nia agar menunduk mendekati lubang anus Nikita, namun Nia menolak ketika Marshanda memerintahkan Nia untuk menjilati lubang anus Nikita.
“Ayooo…..” Marshanda tersenyum sambil menekan kepala Nia
“Ayo sayang lakukan…Hssshhhhh…..” bisik Marshanda ditelinga Nia, ia kembali membujuk Nia agar menjulurkan lidahnya, Marshanda tersenyum ketika melihat mulut Nia mulai terbuka dan lidah gadis itu terjulur keluar.
“Emm, Cuppphhh, Cuppphhhh… Slssckkk Slllcccckk” Mata Nia mendadak berubah sayu, bibirnya mencumi bulatan pantat Nikita, lidah Nia sesekali menjilati belahan pantat Nikita. Lidah Marshanda perlahan-lahan ikut memolesi sela-sela pantat Nikita.
“Ahhhhhhh…., Niaaaaaaa….., Chaaaaaa…..” Nikita mendesah merasakan dua batang lidah yang terasa hangat dan basah itu seolah-olah seperti sedang bekerja sama mempermainkan sela-sela buah pantat dan lubang anusnya.
“Ehhhh….” Nikita Willy sedikit menarik pinggulnya ketika merasakan ada sesuatu yang menusuk belahan vaginanya, Nikita mengangkat pinggulnya sedikit keatas sambil menengokkan kepalanya ke belakang, tampaknya Nia mempunyai inisiatif untuk mencolok belahan vagina Nikita, bahkan kini perlahan-lahan Nia mulai memasukkan sebuah jari lagi dan lagi, jari tengah , jari telunjuk dan jari manis Nia kini terjepit dibelahan vagina Nikita. Marshanda menggeser posisi tubuhnya dan kemudian menindih punggung Nikita dengan buah dadanya, sementara kedua tangan Marshanda menggerayangi dan meremas-remas buah dada Nikita. Nikita menolehkan kepalanya kearah kepala Marshanda yang mendekat, “Ckkkk.. Cheeeccckkk…..”decak-decakan itu semakin keras terdengar, akibat semakin bernafsunya ciuman dan kuluman Nikita dan Marshanda, tubuh Nikita bergerak maju mundur dengan lembut ketika Nia menusuk-nusukkan ketiga jarinya dengan perlahan.
“Ennnhhh…, Ennhhhhhh…..” Entah kenapa Nikita merengek-rengek
“Ahhhhhh….! Crrrrrrrrrr Crrrrrrrrrrrrrrrr” mulut Nikita mirip huruf O, sedangkan kedua matanya semakin sayu dan nafasnya tersendat-sendat ketika mencapai puncak klimaks, beberapa saat lamanya Marshanda dan Nia Ramadhani menggeluti tubuh Nikita Willy sampai akhirnya Nikita kembali memekik kecil mencapai puncak kenikmatannya kembali.
Marshanda membalikkan tubuh Nikita Willy kemudian menyuruh Nia naik keatas tubuh Nikita dalam posisi 69. Kedua tangan Marshanda mendorong bahu Nia sambil mengambil posisi mengangkangi perut Nikita.
“Giliranmu Niaaaaa….” Marshanda mengalungkan kedua tangannya pada leher Nia Ramadhani semetara Nia membalas dengan mengalungkan kedua tangannya membelit pinggang Marshanda.
“Slllccc. Sclllkkkk.. Ckkk… Sllccck”Nikita menjilati dan mengemut Vagina nia Ramadhani, Nia tidak dapat menahan rintihannya, gadis itu semakin keras menjerit karena luapan nafsu birahi yang semakin hebat meledak-ledak didalam dirinya.
Mulut Nia dan Mulut Marshanda saling mengulum , lidah – lidah mereka terjulur saling membelit dan mengait.
“Ohhhhh…..,” Marshanda mendesah kemudian tersenyum sambil menekankan vaginanya ke depan, tangan Nia merayap dan meremasi selangkangan Marshanda sementara kepala Nia bersandar di bahu Marshanda, bibir gadis itu tidak pernah berhenti mengucapkan kata….
“Chaaa… enakkkk, Chachaaaa…., enakkkkkkk”
Marshanda hanya tersenyum nakal , kedua tangannya memeluk erat-erat tubuh Nia Ramadhani sambil menggesek-gesekkan payudaranya menggeseki payudara Nia Ramadhani.
“Heemmmm…, emmmmhhhhh…..” Bibir Nia dan Bibir Marshanda kembali saling mengulum dengan sangat bernafsu.
Tubuh Nia tiba-tiba bergetar Hebat…..
“Emmmmmm……… Hfffhhhhh Hfffffhhhhh…Crrrrrr Crrrrrr”suara nafas Nia semakin meburu kencang menerpa kulit pipi Marshanda, setelah melumat-lumat bibir Nia dengan mesra barulah Marshanda melepaskan kulumannya, dibelainya wajah Nia
“Yie, gimana sih koq gue nggak diajakin ? ” Julie berkacak pinggang di pinggiran ranjang, tubuhnya tampak basah berceceran keringat dan sperma.
“Ha Ha ha, Mau sama sapa ? Ama Nikita atau Ama Nia ?” Marshanda menawarkan dua pilihan kenikmatan diatas ranjang.
“Emmmmm, Gue ama Nia aja deh….”
Marshanda menarik tangan Nikita dan duduk dipinggiran ranjang. Sementara Julie langsung naik keatas ranjang dan menindih tubuh Nia. Dua tubuh mulus yang basah dan hangat itu saling serang, Nia dan Julie Estelle bergulingan, Jeritan-jeritan liar terdengar dari mulut kedua wanita itu yang tidak mau saling mengalah. Nia berusaha menaklukkan kebinalan Julie, demikian juga Julie berusaha menaklukkan Nia yang berubah nakal dan liar.
“Wawww…” “Ihhhhh” Hanya suara itu yang terdengar dari mulut Marshanda dan Nikita Willy ketika menyaksikan pergumulan yang sangat liar.
“Ennggghhhh….”sekuat tenaga Nia membalikkan tubuhnya yang ada di bawah, Nia mengangkang menduduki perut Julie, kedua tangan Nia mencekal pergelangan tangan tangan Julie yang terus berontak dan melawan, perlawanan Julie Estelle semakin lemah dan akhirnya pasrah, pasrah pada kebuasan Nia yang tidak terduga.
Nia menatap tajam wajah Julie Estelle sebelum menundukkan wajahnya semakin dekat kewajah gadis itu. Nia melekatkan bibirnya ke bibir Julie Estelle, kemudian dengan lembut bibir Nia dan Julie Estelle saling memangut dengan mesra, saling mengulum dan saling melumat dengan lembut. Tangan Nia membelit punggung dan pinggang Julie kemudian dengan liar Nia melumati bibir Julie. Tubuh Julie merinding, nafasnya terasa sesak, ketika Nia memangut-mangut , begitu liar dan nakal.
“Ehhhhh, Essshhhh, Ahhhhhhhhh!!” Julie Estelle tidak sanggup lagi menahan jeritannya ketika Nia mengenyot-ngenyot kuat puncak payudaranya dan menggigit kuat-kuat puttingnya.
“, aduhhhh.. !! Nia, jangan digigit gitu dong.. ” Julie protes karena Nia kembali menggigit putting susunya”HA Ha Ha… Sorry, Sorry, Gua gemes…” kemudian Nia menundukkan kepalanya , lidah Nia terjulur keluar, mengulasi buntalan payudara Julie yang terlihat membengkak mengeras kenyal. Mulut nia semakin rakus menghisap, mengemut dan mengecupi buah dada Julie.
Ciuman-ciuman Nia yang kasar dan liar menjalar semakin lama semakin turun kebawah “Aaaaaaaaaaaaaaa……” kedua kaki Julie Estelle menjepit kepala Nia Ramadhani, semakin lama kaki Julie semakin mengangkang, berkali-kali Julie Estelle mengangkat-angkat pinggulnya, menyajikan vaginanya untuk Nia. Desahan-desahan keras terdengar dari mulut Julie “Ahhhhh…,, Ahhhhhhh,, Niaaaaaaa…, Ahhhhhhhhhh”
Punggung Julie Estelle sedikit terangkat dan Blukkkkk “Ennhhhhhhhhh…, Crrrrrrr…., Crrrrrrrrrr……”, Nia tersenyum puas dirinya sudah memenangkan pertarungan, ditepuk-tepuknya klitoris Julie kemudian diusapinya bibir vagina Julie yang merekah untuk membangkitkan kembali nafsunya. Nia menggeserkan tubuhnya keatas sambil menekankan payudaranya kuat-kuat, susu Nia yang lembut dan basah menggesek paha Julie terus naik bergesekan dengan permukaan vagina, perut dan akhirnya menekan kuat-kuat gundukan payudara Julie. Julie lalu membalikkan tubuhnya menindih tubuh Nia, kedua tangan Julie mencekal pergelangan tangan Nia dan meletakkan kedua tangan Nia terentang keatas. Marshanda berbisik di telinga Nikita Willy, mereka berdua naik keatas ranjang dan membantu Julie memegangi tangan Nia yang sedikit meronta sambil tersenyum nakal.
Julie menundukkan kepalanya menciumi telapak tangan Nia dan terus turun mengecupi lengan Nia. Nia mendesah ketika merasakan hembusan nafas Julie di permukaan payudaranya.
“Ahhhh…, Julieee….Shhhhhhhh ” Nia mendesis ketika jari Julie mempermainkan putting susunya, memilin-milin dan menarik-narik puttingnya, mulut Julie mengecupi puncak putingnya yang semakin keras.
Setelah puas memainkan buntalan susu Nia perlahan-lahan Julie terus menggeser posisi tubuhnya semakin turun kebawah, mulut dan lidah Julie terus mencumbu semakin turun. Nia mengangkangkan kedua kakinya melebar memberi jalan bagi kepala Julie.
“Ahhhhhhh…..!! ” Nia menjerit keras ketika jari tengah Julie menusuk lubang vaginanya dan melakukan gerakan-gerakan liar seperti sedang mengucek-ngucek lubang itu.
Julie menambah jarinya, kini jari tengah, jari telunjuk dan jari manisnya terbenam ke dalam belahan vagina Nia,
“Arrrrrhhhh…, Arhhhhhhh….!!” Nia Semakin keras menjerit ketika Julie menggerakkan ketiga jarinya dengan kasar, sambil terus menusuki belahan vagina Nia, lidah Julie mengait-ngait klitoris Nia yang semakin membengkak.
“Ahhhhh, Shhhh Shhhh, Akhhhh Crrr Crrrrrrrr” Nia Ramadhani terkulai, Julie Estelle menusuk-nusukkan ketiga jarinya dengan perlahan-lahan, kemudian mencabut ketiga jarinya dari belahan vagina Nia, ketiga jari Julie tampak basah oleh cairan kewanitaan Nia.
Marshanda menatap nakal pada Julie Estelle kemudian berbisik
“Sekarang waktunya kita dientot lagi “
Julie Estelle membaringkan tubuhnya disamping Nikita Willy. Ia saling berpandangan dengan Nikita, kedua artis cantik itu saling melemparkan senyuman nakal mereka, hampir bersamaan kedua kaki mereka merekah mengangkang.
“C’mon, fuck us, all night long, (Hmm, kaya judul lagu ^^)”, setelah berbaring di sisi Julie, Marshanda mengangkangkan kedua pahanya melebar, ketika seorang negro masing mulai menggesek-gesekkan kepala penisnya ke belahan vagina Marshanda dan Julie. Ben dan seorang negro lainnya menggesek-gesekkan penis mereka pada belahan vagina Nia Ramadhani dan Nikita Willy. Ketiga gadis itu berjajar di atas ranjang siap untuk menerima sodokan batang kemaluan tiga orang negro yang terkekeh-kekeh sambil mengambil ancang-ancang.
“Ahhhhhhhhhhh…..! ” Jeritan panjang yang pertama terdengar dari mulut Nia Ramadhani, tubuhnya tergucang-guncang ketika sebatang penis yang besar dan hitam itu kembali mengocok-ngocok lubang vaginanya.
“Pelannnnhhhhh, Arrrrhhhhhhh, jangannnnn, Nooooooo!! ” Nia memohon agar si pria negro memperlambat tempo sodokannya, namun sepertinya percuma saja memohon pada si hitam yang sedang keasikan memompakan penisnya pada belahan vagina Nia yang seret dan sempit.
“Heee heeee…, you’re on the top of the world, baby!” Sihitam mencengkram pinggul Nia Ramadhani kemudian merubah posisinya, kini si hitam duduk di atas ranjang sementara Nia menduduki batang penis si hitam yang menancap di selangkangannya.
“Please, Pleeeaaaseeee…, Arrrrhhhh Pleaseeeee…, ” Nia terus merintih minta dikasihani oleh si negro yang terus menghujam-hujamkan penisnya dengan kasar sampai tubuh Nia berkali-kali tersentak-sentak keatas diertai jeritan panjangnya yang melengking.
“Ohhhhh…, Nooooo, Pleaseeee…, Nooooooooo” Nia menggeleng-gelengkan kepalanya ketika merasakan sebatang penis berusaha menjebol lubang anusnya.
“Arrrhhhhhh… Haaaaahhhh….” tubuh Nia tampak kejang menahan sesuatu yang besar itu menyeruak masuk dengan kasar menerobos lubang duburnya.
“Please, Arrrhhhh… Arhhhhhhhhhhh…” Nia mengerang ketika dua batang penis itu bergerak keluar-masuk dengan cepat dan kasar.
“Please no more…, no moreeeee. Enngggg” Nia kewalahan.
“Hahhhh…?? Want moreeeee…, Oke Baby, take thisssss….” Si negro menghantamkan batang penisnya kuat-kuat menyodok-nyodok lubang anus Nia sampai ia menjerit panjang. “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
“No More !!!!, Budegggggg!!! ” Si negro yang tengah mengocok lubang vagina Nia berteriak keras dengan emosi. (Red : HAAAHHHHH ? LOHHHH ? ADA YANG DENGER NGGAK SI NEGRO BILANG APA TADI ? )
“Ennnnhhhh…. Ahhhhhhh” kepala Nia terangkat ke atas ketika tangan kanan si negro yang agak budek itu menarik rambutnya ke belakang sedangkan tangan kiri si negro merayap menggerayangi bulatan payudara gadis itu. “Plefffhhh… Ploooppp… Plakkkk… Clepppp… Cleppppphhhhh” suara lubang anus Nia dan lubang vaginanya semakin keras berdemo ketika batang-batang penis yang hitam dan panjang itu semakin kasar dan kuat merojoki lubang anus dan vaginanya.
To be continued…
****************
ok aku baca bentar mudah2an menarik
Sis Yohana…
bisa ajah deh bikin cerita beginian….
banyak benget artisna….
@Bos Shu..
Tumben langsung upload 2 cerita sekaligus…
Re: ya kebetulan aja selesai 2 yg dah dibaca & dirapiin, rilis deh 2-2nya
Re: pelan2 lah, santai, lagi dalam perapihan
tapi kayaknya ni cerita kok alurnya aga berantakan ya
cuma mau ngemukakan pendapat ni
jangan mara ya
Re: berantakannya dimana? soalnya dah gw periksa ga ada masalah sih
Wuah semua beauty……beauty…..
Cerita sebelumnya juga beauty………
Gang bang….hardcore…….
Sis yo ini bisa produksi segala macam bentuk tema,tokoh, tempat, dll. bisa beast, fanfic, rape, exhibitionist, funny… dan yang luar biasanya juga cepat baget keluarnya. yang laen belum ada, udah keluar produk baru lagi.
Makin kesini makin kelihatan bakat kreativitasnya…. wow ga nyangka…. Malah klo klo diumpakan seperti pada awalnya seperti gak nampak dibawah radar penglihatan… gelap penuh awan hitam…. tapi sekarang bagaikan mercu suar bersinar menerangi seluruh penjuru. Memberikan penerangan yang jelas pada para sailor……
Sis yo……….sis yo….klo dibandingkan dengan yang lain.. u seperti singa yang tumbuh sayap dan terbang diantara kucing2 kecil……..
RUAR…..BIASA…..
Re: emang nih sis Yohana lebih produktif & kreatif daripada gw sendiri, pak wapres chad, & penulis lain disini, belum lama nulis karyanya dah segitu banyak, berbobot lagi. hebat deh, salut. apa nih resepnya??
request sandra dewi, gigut, ato prisa dong boss
kok tiba tiba si marshanda uda ama julia estele dan nikita willy
ga ada pendahuluanna gitu buat bagian mereka
tapi overall si ceritanya bagus
Wah.., m’kasih dah dieditin ama diposting ama bos Shu neh, he hehe jadi ngerepotin Bos shu neh…^^
Euhh, masih pegel-pegel ngak Bos Shu ^^ ??
Re: ya dah kewajiban kok sebagai moderator hehehe, yg penting semua senang semua puas. pegel2 ya masih sih, pengen dipijetin ama Olga Lydia & Alena nih hahahha
*Bro/Sis Mupenger
Makasih koment-komentnya ya, ^^, sebenernya tadinya cuma coba-coba eh ternyata jadi satu cerita.
*Mr Moja, Mr Soupute
he he he, sebenernya sich ada scene Chacha, julie, Marshanda, Dkk lainnya, lagi jalan-jalan bareng gitu nah ditengah jalan mereka kemaleman terus salah belok kedaerah rawan, langsung deh digerebek ama Geng negro, terus dijadiin sex slave…
cuma sengaja aku apus paya ngak semakin panjang&mempersingkat cerita, tapi justru malah jadi ada bagian yang ilang pas bacanya yak ?? maap-maap semuanya ^^.
cmon…tambah lagi artis muda nya…
sherina kalo bisa…hahahahhaha
GPL !!!
Juragan, rikues donk, bikinin cerita yang ada Risty Tagor di dalamnya…heuheuheuhuehue, kalau bisa yang ada cewek ama ceweknya juga, kalau tidak merepotkan hehehehe
Re: tenang ntar supaya lebih mantap & surprise akan ada juga dorce gamalama & olga syahputra wahahhaa
selalu masukin adegan lesnbi di tiap ceritanya
he he he, sebenernya sich ada scene Chacha, julie, Marshanda, Dkk lainnya, lagi jalan-jalan bareng gitu nah ditengah jalan mereka kemaleman terus salah belok kedaerah rawan, langsung deh digerebek ama Geng negro, terus dijadiin sex slave…
hehehe… maksudnya nikita willy? hahaha… kok cha cha ama marshanda? hehe
wuisss ini cerita yang gue cari cari…
ada julie ada nia, gila… cara penuturan ceritanya pun sangat memasuki relung relung fantasisme, uuuuhhh… ini cerita, ga puas cuma dibaca sekali.
muantap bro
keren banget ceritanya… ampe masukin tiga cewek sekaligus!!! makin bikin mupeng aja neh…
adegannya macem2 pula, yg lesbi lah, perkosaan lah, gangbang lah… muantebh tenan!!!
cuma mo saran aja neh, kayaknya Marshanda udah ga ‘in’ lagi skrg.. skrg udah ga tlalu menarik lagi…
Nia masih oke lah… tapi Nikita Willy yg paling maknyus saat ini… tampangnya masi innocent tu bocah, jadi mupeng abizzz…
Duh ampir lupa, Bos Shu m’kasih banget yak ,dicariin gambar Rina di Office, kena banget ama ceritanya deh….^^
Wahhhh, Tar dorce ama Olga S nya yang balik ngejar …. ke ke ke, bukan dikejar… he he he
Resepnya Sich belajar , ama Bos Shu & senior KBB & Friend seangkatan di KBB, jadi sebelum bikin cerita , baca dulu deh cerita bikinan Guru-guru KBB ke ke ke ke
*Mr Alonso
Wah kayaknya Mr Alonso ngefavoritein Nikita yak he he he,
*MR Moja
sebenernya sich lagi coba-coba ngak pake adegan bi
kayak di Office Girl , cuma nda tau, cocok ngak yak ??
*MR Mike
He he he Bukan cuma nikita doang loh yang digerebek , tar dilanjutannya mungkin baru keliatan DKKnya itu siapa aja ^^
Re: emang bener2 bangsat itu dpr, mereka juga suka mupeng (kaya si yahya zaini & al amin nasution) tapi larang org lain mupeng, dasar dpr suck!! say fuck to uu pornografi & ite. gw juga nafsu banget pengen ngetok bolanya org2 dpr itu pake palu
Re: sabar dong, kan gw ga bisa nulis terus2an, ada kesibukan juga di dunia nyata, tapi skrg ya sambil nulis2 yg baru juga, tunggu ajalah
smua ane suka kcuali julie estelle
cuma ngebayangin negro nyodok tu bocah2, kayaknya trlalu ekstrem buat gua.. nggak jebol ya?
gw sukanya nih masih sempet2nya nulis becanda di tengah2 cerita, hahaha
Re: btw bos dodot, minta pass buat blognya dong, kirim aja ke email gw. mending ga usah tiarap dulu deh, smntara ini lagi blm ada apa2, ntar kalau gawat baru tiarap
req gita gutawa dong abang joe lage tiarap sih gara2 UU (untuk uang) pornografi disahkan T_T
gara2 itu gw musti ikutan tiarap ~_~
Re: emang situs u apa ya? kok ikut tiarap juga?
Re: oeekk…jijay, no cinlau here, tukang monyong2 ngomong dibuat2
bikin cerita lagi dong pake artis luna maya