Masih didera rasa kantuk, aku memaksa diriku untuk membuka kedua kelopak mataku yang juga masih terasa berat ini. Pertarunganku, Aoi dan pak Nardi kemarin benar-benar menguras seluruh tenagaku. Aku mengerjap-erjapkan mataku untuk membiasakan mataku dengan bias cahaya matahari yang terang benderang menembus tirai jendelaku yang ternyata sudah tidak tertutup lagi seperti biasanya. Aku mencoba mengingat-ingat apa saja yang telah terjadi kemarin setelah permainan cinta kami bertiga yang liar. Semuanya kembali lagi ke ingatanku, perlahan-lahan aku ingat setelah aku tidak kuat lagi aku meninggalkan Aoi dan pak Nardi yang sedang tiduran berpelukan dengan telanjang bulat. Aku kembali ke kamarku dan berendam di jacuzziku yang hangat sambil mendengarkan lagu-lagu jazz yang kuputar dari surround system instalasi kamar mandiku. Setelah puas berendam dan membersihkan diri, aku mengeringkan tubuhku yang penat dan segera masuk ke bawah selimut dan aku langsung tertidur disebelah Sandra yang masih pulas tertidur.
****************************
The Road Trip
Pagi ini aku merasakan tubuhku sudah segar kembali, aku teringat bahwa aku masih harus mengepak koperku untuk perjalanan nanti. Setelah beberapa kali aku menggeliatkan tubuhku yang masih telanjang ini sambil menyibakkan selimutku. Hawa dingin AC di kamarku merayapi kulit tubuhku. Aku terduduk terdiam diranjangku ketika mataku tertumbuk pada dua koper yang terletak di ujung kamarku, yang satu tertutup dan siap dibawa sedangkan yang satunya lagi masih terbuka, terlihat jelas bahwa koper itu belum siap untuk di bawa pergi.
“Hey sleeping beauty, bangun juga akhirnya dirimu” ucap Sandra yang tiba-tiba keluar dari kamar mandiku sambil mengeringkan rambutnya yang panjang.
Aku terdiam memandangi indahnya pemandangan didepanku, seorang gadis belia dengan tubuh yang membuat semua pria menelan ludah sedang mengeringkan rambutnya. Butiran-butiran air yang masih menghiasi tubuhnya membuat tubuh putih mulus itu terlihat berkilau karena diterpa cahaya matahari yang masuk menembus kaca jendelaku.
“Jangan melongo saja nanti kemasukan setan lo!” tegurnya ketika melihatku speechless menatap tubuh putih mulus bak bidadari yang barusan keluar dari kamar mandiku.
“ha ... habis kamu cantik sih say” jawabku agak tergagap.
“ih ada-ada saja, kamu juga cantik, apalagi kalau sudah mandi! Oh ya aku sudah mengepak kopermu tapi masih belum aku tutup, mungkin kamu masih mau membawa barang-barang lain untuk perjalanan”
“Oh thanks, I’ve seen it! Sekarang aku mau mandi dulu deh, kamu sarapan dulu deh, ajak Aoi ya? Bau masakan sudah sampai dalam kamar nih” kataku sambil berjalan ke kamar mandiku.
Aku masuk ke kamar mandi dan membersihkan badanku, sambil menikmati hangatnya air yang mengucur dari shower aku menggosok tubuhku sambil menikmati lembutnya busa sabun yang cukup menghilangkan penat di tubuhku.
Seusai mandi aku memilih baju apa yang akan kukenakan selama perjalanan, setelah memilih-milih akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan vest berwarna pink dengan resleting didepan dan celana jeans pendek. Karena pakaian yang kukenakan lumayan tebal aku memutuskan untuk tidak mengenakan BH. Setelah menyelesaikan mengepak koperku, aku turun untuk bergabung dengan Sandra dan Aoi yang sudah hampir selesai sarapan. Dengan dibantu oleh pak Nardi, Sandra dan Aoi selesai memasukkan koper-koper kami ke dalam mobilku. Saat mereka selesai akupun selesai melahap sarapanku dan kamipun siap untuk berangkat berpetualang!
*************************
The Tank Station
Setelah kami semua masuk kedalam mobil dan aku berpamitan pada Pak Nardi serta memberi pesan untuk menjaga rumah dengan baik, aku duduk dibelakang setir dan kamipun mulai berjalan menjauhi rumahku.
“Hey guys kita mau ke mana nih?” tanyaku memecah keheningan di dalam kendaraan yang melaju dengan tersendat-sendat oleh keramaian jalan dalam kota.
“Yuk kita ke Bali saja?” jawab Aoi yang memang belum pernah kesana.
“Sandra setuju pada ide Aoi?”
“Yup, let’s go! Tapi jangan lewat jalur utara jawa yah? Kita berpetualang sedikit yuk?” jawab Sandra dengan penuh antusiasme.
“Ok then Bali it is!”.
Aku sendiri sudah lupa seperti apakah Bali itu, kunjunganku terakhir ke Bali adalah waktu aku berumur 3 tahun bersama orang tuaku waktu mereka berdua masih tinggal bersama. Aku ingat itu karena fotoku bersama dua wanita asli Bali masih terpajang di dinding gang lantai atas rumahku. Perlahan-lahan ingatanku melayang ke masa-masa bahagia bersama kedua orang tuaku. Waktu kecil aku sering diajak pergi ke luar kota oleh papa, aku diperbolehkannya memegang kemudi kendaraan saat jalan tidak ramai, oh betapa bahagianya dimanjakan oleh orang tuaku. Tanpa terasa kendaraan kami telah melewati batas kota dan kamipun mulai menjauhi keramaian. Jalan tol yang biasanya ramai entah kenapa hari ini terasa lenggang, beberapa truk bermuatan berlebihan yang berjalan dengan lambannya di bahu jalan kami lewati dengan mudahnya. Tanpa terasa kecepatan kami telah melampaui 180 km/jam dengan kecepatan tinggi kami meluncur menuju Bogor sesuai panduan navigation systemku yang telah diset oleh Sandra.
“Say, lampu indikator penunjuk bahan bakarmu menyala. Kamu belum isi bensin ya?” tanya Sandra padaku.
Aku menepuk dahiku, betapa bodohnya aku, sewaktu berangkat kami sempat terjebak macet didalam kota, hal itulah yang membuat bahan bakarku banyak terbakar. Dan memang aku lupa mengisi bensin, saat kami berangkat jarum menunjukkan ¼ lebih sedikit, menurut perkiraanku kami seharusnya bisa mencapai Puncak dengan bahan bakar yang masih tersisa. Kecepatanpun kuturunkan untuk menghemat bensin sambil mencari pom bensin.
“Say depan ada pompa bensin” kata Sandra. Aku mengangguk sambil menyetir Harrierku masuk ke pom bensin itu.
Ternyata pom bensin itu ada rumah makannya, berhubung Aoi ingin sesuatu untuk ngemil, dia dan Sandra berjalan menuju ke bagian rumah makan. Aku akan menyusul mereka apabila aku sudah selesai mengisi bensin. Kututup tangki bahan bakar mobilku dan kuparkir Harrierku di tempat parkir lalu aku menuju ke WC umum yang berada di ujung kompleks pompa bensin tersebut karena aku memang sudah dari tadi menahan rasa ingin buang air kecil. Ketika aku masuk ke WC wanita ternyata baknya kosong, tidak ada air sedikitpun. Duh nasib, gimana ya enaknya … akhirnya aku memutuskan untuk melihat apakah ada air di WC pria. Ternyata bak air di WC pria itu penuh, aku langsung saja menutup pintu WC dan buang air kecil di sana. Setelah aku selesai aku membuka pintu kamar mandi dan ketika aku hendak keluar, tiba-tiba mulutku dibekap seseorang dan aku didorong kembali masuk ke kamar mandi.
“Jangan bikin ribut atau orang-orang akan tahu bahwa ada cewek masuk ke WC cowok, bisa digarap ramai-ramai kamu” bisik orang itu di telingaku.
Ternyata dia tukang pompa bensin, tubuhnya kerempeng dan berkulit gelap terbakar matahari. Aku hanya mengangguk mengiyakan karena aku juga tidak mau dipergoki orang-orang karena masuk ke dalam WC pria. Menurut nama yang tertampang di baju seragamnya, bapak itu bernama Tarno, dia memelorotkan celana kumalnya, penisnya yang sudah tegak itu mencuat keluar dari kungkungannya. Dijambaknya rambutku dan aku dipaksa untuk mengulum penisnya, aku mengernyitkan dahiku menahan mual karena baunya yang menyengat, wah sudah berapa lama ini ngga dicuci pikirku. Dengan terpaksa aku membuka mulutku dan akupun mulai menghisap-hisap penis hitam pak Tarno, lidahku ikut bermain-main dan mengulas batang penisnya yang tegak mengacung.
“Ohhh … enak sekali … muda-muda sudah pandai ya anak jaman sekarang” bisiknya menghinaku, aku hanya diam saja sambil melanjutkan aktifitasku, kuremas-remas lembut kedua biji pak Tarjo yang membuat dia semakin gelisah keenakan.
Digerak-gerakkan pinggulnya maju mundur mengocok mulutku yang sudah dipenuhi oleh batang penisnya. Aku membayangkan sedang mengemut permen loli daripada aku lebih mual lagi.
Tiba-tiba aku disuruh berdiri, ditariknya resleting vestku yang membuat kedua payudaraku terekspos dengan jelasnya, nafasku yang terengah-engah membuat payudaraku naik turun.
“Wah putih mulus, kencang sekali susumu, lain sama punya istriku” bisiknya sambil meremas-remas payudara kananku, mulutnya tidak tinggal diam, bergantian pula menjilati dan mengulum puting payudara kanan dan kiriku yang mulai mencuat dan mengeras, lidahnya kadang bermain-main di belahan payudara dan perutku yang sudah basah kuyup oleh keringatku sendiri.
Pak Tarno melepas kancing celana jeansku dan memandang takjub pada vaginaku yang memang terawat baik dan tercukur bersih seperti bayi. Aku sedikit terlonjak ketika merasakan lidah yang hangat dan basah menyentuh klitorisku dan mengirimkan sinyal-sinyal kenikmatan kesekujur tubuhku. Jilatan-jilatannya juga diwarnai oleh hisapan-hisapan menyerutup semua cairan kenikmatanku yang membanjiri liang kewanitaanku. Aku merasakan nafsuku makin memuncak dan akhirnya tanpa bisa menahan diri lagi aku mulai mengerang-erang lembut menikmati sensasi ini, tak terasa pinggulku bergerak-gerak dengan sendirinya, satu tanganku bergerak meremas-remas payudaraku sendiri untuk menambah kenikmatanku. Setelah puas menikmati belahan vaginaku, pak Tarno berdiri dan membalikkan tubuhku memunggunginya, kurasakan ada benda tumpul yang digesek-gesekkan pada belahan vaginaku, penisnya mulai membelah vaginaku perlahan-lahan, aku memejamkan mataku menikmati setiap detik proses penetrasi ini. Plok … plok …. plok …. srrttt.... sssrrrtt … suara pantatku yang beradu dengan pinggul pak Tarno membuatku sedikit khawatir kalau ada yang masuk ke WC pasti langsung curiga, tapi aku cuek saja karena aku sedang dibuai kenikmatan bersetubuh. Namanya juga tempat umum pasti ada risikonya. Tubuhku menungging terhentak-hentak kedepan, tanganku menempel ke dinding menahan diriku agar tidak sampai terjatuh, keringatku berlomba-lomba menetes-netes jatuh dari daguku dan kedua puting payudaraku yang juga ikut terguncang-guncang maju mundur terdorong oleh ayunan pak Tarno.
Tangan pak Tarno tidak tinggal diam, diremas-remasnya pantatku dan kadang-kadang ditepuk-tepuknya, yang membuatku semakin terbuai dalam kenikmatan persetubuhan dua insan yang berbeda status ini. Sambil menggeram-geram pak Tarno mengulurkan tangannya dan merengkuh kedua payudaraku dan meremas-remasnya dengan kasar seakan-akan takut kalau payudaraku menghilang begitu saja. Aku mengganti gaya karena dengan doggy style kasar ini aku kurang merasa dipuaskan, aku ingin memegang kendali, aku mendudukkan pak Tarno di pinggiran bak dan aku memposisikan penisnya untuk mempenetrasi vaginaku yang sempit. Perlahan-lahan kuturunkan tubuhku sambil menikmati penis pak Tarno yang mengisi dan memenuhi liang vaginaku.
“Duh sempit sekali memeknya, toketnya kenyal dan besar pula, ketiban rejeki nih hari ini” ceracau pak Tarno sambil salah satu tangannya meremasi payudaraku, mulutnya mengulum-ngulum puting payudaraku sambil sekali-kali menggigit-gigit putingku yang telah meruncing mengeras dalam kuluman bibirnya.
Kurasakan nikmat yang luar biasa ketika puting payudaraku yang telah mengeras itu masuk ke sela-sela gigi-giginya yang ompong, sensasinya sukar dilukiskan dengan kata-kata. Tangannya yang lain meremas-remas pantatku dan sekali-kali mengelusi punggungku yang basah berkeringat dan bergerak naik turun dengan bersemangat mengocok penis pak Tarno, pandangan mataku mulai berkunang-kunang seiring dengan orgasme yang akan melandaku, akhirnya tanpa dapat kutahan lagi.
“Ohhhmmmmppppp …... mmmppphhh.....” Erangan-erangan tertahan keluar dari mulutku secara tidak sengaja ketika aku mendapatkan orgasmeku dalam posisi woman on top ini. Aku memeluk kepala pak Tarno yang sudah mulai botak itu dan mendekap wajahnya kencang-kencang disela-sela payudaraku, kurasakan lidahnya menjilati lelehan keringatku yang mengalir di lembah payudaraku menambah nikmat orgasme yang kudapatkan dari orang tua itu. Aku juga merasakan semburan-semburan hangat dan kedutan-kedutan penisnya yang terjepit oleh dinding-dinding vaginaku yang menandakan bahwa pak Tarno juga mendapatkan orgasmenya bersamaan dengan diriku, tapi hal itu tidak begitu kupedulikan karena aku sedang sibuk menikmati orgasmeku yang dahsyat. Kesunyian tiba-tiba mendominasi ruangan kamar kecil itu, hanya terdengar suara nafas dua insan berlainan jenis yang terengah-engah setelah mencapai kenikmatan berdua.
“Wah terima kasih yah non, boleh loh tiap hari mampir” katanya sambil cengengesan
“Enak saja, cukup sekali, dasar bandot tua sudah beristri saja masih gatel” pikirku sambil membersihkan sisa-sisa sperma dan cairan cintaku yang menetes keluar dari vaginaku.
Setelah membersihkan diri dan merapikan bajuku serta mengeringkan tubuhku dengan menggunakan kertas tissue yang untungnya ada di pojok ruangan WC aku berjalan dengan sedikit gontai ke arah restaurant dimana Sandra dan Aoi menunggu. Capek sekali rasanya kakiku setelah cukup bekerja keras tadi.
“Akhirnya datang juga, kita sudah curiga kalau-kalau kamu ketiduran di WC!”
“Loh kok kacau balau kamu? Bajumu basah kuyup begini, kecebur di bak air?”
Aku tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang menghujaniku, akhirnya aku jelaskan pada mereka mengenai apa yang barusan terjadi. Mereka menertawakanku tapi agak kasihan juga sih padaku. Aku menyantap makanan yang sudah mereka pesan buatku dan kami beranjak menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan. Karena aku sudah kecapaian aku duduk di bangku belakang dan Sandra yang mengambil alih kemudi, ketika kami akan meninggalkan tempat parkir aku melihat pak Tarno berjalan kembali ke posnya.
“Itu tuh pak Tarno” kataku pada Sandra dan Aoi.
Seketika itu juga Sandra menghentikan kendaraan, membuka kaca jendela, mengeluarkan kedua belah payudaranya dan memanggil pak Tarno yang hanya bisa melongo sampai kepalanya hampir terputar balik sambil melihat Harrierku yang meluncur pergi menjauh. Kami semua tertawa terbahak-bahak melihat aksi Sandra yang gila-gilaan. Kami melanjutkan perjalanan selama kira-kira dua jam, aku yang kecapaian tertidur dengan nyenyaknya di jok belakang sementara Sandra mengendarai Harrierku dengan kecepatan sedang selain karena keadaan jalan yang memang ramai, tau sendiri seperti apa jalan luar kota di negara kita tercinta ini, dipenuhi oleh lubang-lubang dan perbaikan jalan. Perjalanan berjalan cukup lancar, aku terbangun ketika kami berhenti di pinggir jalan di daerah pegunungan karena Sandra sudah capai menyetir dan ingin berjalan-jalan sebentar.
Di pinggir jalan itu juga banyak penjual buah-buahan, aku juga ikut turun dari mobil untuk merenggangkan otot. Aku dan Aoi berjalan-jalan masuk ke hutan sementara Sandra sibuk memilih buah-buahan, kami bercakap-cakap sambil berjalan dengan santai menjauhi tempat parkir mobil. Ternyata Aoi dari kecilnya menjalani kehidupan yang cukup keras, ayah ibunya sibuk bekerja dan jarang pula pulang kerumah. Hari-harinya di jepang diisi oleh sekolah dan ternyata dia juga menuntut ilmu rahasia Ninja semenjak kecil. Aoi setiap hari berlatih di dojo rahasia yang dibiayai oleh orangtuanya, oleh karena itu dia sudah mahir dalam menggunakan berbagai macam senjata, punya ilmu meringankan tubuh dan specialisasinya adalah dual-sword fighting atau bertarung dengan menggunakan dua pedang secara bersamaan. Dia sudah mengenal sex semenjak kecil, waktu usianya menginjak 12 tahun dia diperkosa dan kehilangan keperawanannya. Sejak itu dia sering berhubungan badan dengan teman-temannya dan tidak jarang mereka melakukan pesta sex bersama-sama. Dia juga menyukai sex bersama sesama wanita karena menurutnya tubuh wanita lebih merangsang daripada tubuh pria, dia suka kelembutan yang ditawarkan oleh tubuh wanita. Aoi ternyata juga seorang wanita exhibisionis, dia sering tidak mengenakan pakaian dalam dan kadang menggoda sopir taxi dengan bermasturbasi didalam taxi, terkadang dia tidak usah membayar biaya perjalanan karena sopir taxinya puas menonton masturbation show dari Aoi. Aoi sering juga terlibat perkelahian, keahliannya bertarung tidak perlu diragukan lagi, dia membawahi sebuah gang kriminal di Osaka, Jepang. Karena dia jenuh dengan semua itu dan ingin merasakan sesuatu yang baru, Aoi memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Kami berbincang-bincang cukup lama sampai-sampai kami tidak menyadari kalau kami sudah cukup jauh masuk dalam hutan. Kami seketika terdiam ketika mendengar suara-suara mencurigakan tidak jauh dari tempat kami, kira-kira 200 meter ke depan kami mendengar suara-suara cukup gaduh, karena tempat kami saat ini sudah jauh dari tempat parkir mobil dan keramaian, aku yakin tidak ada orang yang dapat mendengar kegaduhan itu. Aku dan Aoi diam-diam mendekati sumber suara itu dan kami berdua mengintip dari balik pohon yang ditutupi semak-semak tinggi dan kamipun tercekat. Terlihat seorang gadis muda berumur sekitar 19 tahun, bertubuh ramping, berambut panjang dikuncir kuda, yang paling menonjol adalah ukuran dadanya yang kukira sekitar 32D, gadis itu dikelilingi oleh 4 orang kasar bertubuh kekar dan keempatnya bertampang bengis.
“Saya akan tutup mulut … tolong jangan sakiti saya, saya tidak akan melaporkan ke siapa-siapa mengenai pencurian kayu ilegal kalian” sang gadis berkata pada salah satu penjahat itu yang ternyata anggota gerombolan pencuri kayu di hutan ini.
“Hahaha tentu saja kamu tidak akan melaporkan hal ini ke siapa-siapa, tapi dengan tubuh seperti milikmu kami tidak bisa melepaskanmu begitu saja tentunya!” jawab pimpinan gerombolan itu yang berkepala botak dan berkumis lebat.
“Buka bajumu perlahan-lahan, kami ingin mencicipi tubuhmu yang putih mulus … hahaha ….” Ujar salah satu penjahat berperut buncit sambil mengancam gadis itu dengan sebilah pisau yang besar.
“Siapa namamu? JAWAB!!” bentak anggota penjahat lainnya
“Nama saya Ashley, tolong jangan perkosa saya” jawabnya dengan ketakutan, punggungnya menempel pada batang pohon dibelakangnya, dia sudah tidak bisa kemana-mana lagi, tangannya disilangkan di dadanya.
Pemimpin gerombolan itu memegang salah satu pergelangan tangan Ashley dan mengangkatnya keatas sambil salah satu tangannya meremas payudara kanannya dengan keras sampai Ashley mengerang kesakitan.
“Kamu lebih suka disakiti daripada melakukannya secara sukarela ya?”
“Tidak … tidak … baik aku akan melakukan apa permintaan kalian” jawab Ashley sambil masih mengerang-erang kesakitan
Pemimpin gerombolan itu melepaskan pegangannya dan melepaskan tubuh Ashley dan membiarkan Ashley melucuti sendiri pakaiannya. Dengan gemetar Ashley melepaskan tanktopnya dan belahan payudaranya terlihat dengan indahnya seakan-akan mau tumpah dari BHnya yang berwarna hitam berenda-renda dengan belahan rendah membuat setengah payudara Ashley terlihat jelas. Para penjahat itu mulai bersuit-suit kegirangan karena disuguhi pemandangan yang benar-benar mengundang birahi. Dengan terisak-isak Ashley melepaskan celananya perlahan-lahan, menampakkan celana dalam G-String yang juga berwarna hitam. Para penjahat itu semakin bersorak-sorai ketika Ashley melepaskan BHnya dan menampakkan sepasang payudara yang indah dan membulat padat dengan putingnya yang berwarna merah muda kecoklatan yang mengacung tegak di payudara Ashley yang memang kenyal dan kencang.
Ashley |
"Ohh... mmhh.. mmhh.." Ashley merasakan sentuhan bibir dan lidah perampok itu di bibir dan mulutnya.
Ashley berusaha untuk menikmati setiap sentuhan dari para perompak itu. Ashley akhirnya memasrahkan dirinya dan merelakan tubuhnya dijadikan pelampiasan nafsu seks para perampok itu. Kemudian tangan perampok itu mulai turun menggerayangi vagina Ashley dari belakang dan kemudian mengusap-usap bibir vagina Ashley sambil sesekali memasukkan jarinya ke dalam vagina Ashley.
"Ohh.." Ashley menjerit kecil saat saat perompak itu memasukkan jari-jarinya ke vaginanya yang masih rapat dan sempit.
"Jangan ….." Ashley merintih, tapi rintihannya ibarat perangsang bagi si perampok dan kawan-kawannya, dia makin liar menggesekkan jarinya ke selangkangan gadis itu bahkan dia juga meremas-remas gundukan vagina Ashley yang hanya dapat merintih. Tubuhnya mengejang mendapat perlakuan itu. Sementara perampok yang lain mulai menciumi, menjilat dan menggigit kecil kedua belah payudara Ashley, sedangkan kedua tangan Ashley disuruh mengocok penis sang pemimpin perampok.
Ashley merasakan sentuhan tangan itu seperti membangkitkan monster birahi yang tidur di dalam tubuhnya. Seketika Ashley merasa tubuhnya bergerak dengan gelisah dan menggelinjang tak terkendali. Sesekali kakinya menggeliat kecil seperti menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam tubuhnya.
"Ahhhh..... Ohhhhh.........." Ashley mulai mengeluarkan desahan-desahan tertahan, dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terhanyut dalam dorongan birahinya, tapi pada saat yang bersamaan, dorongan itu begitu kuat membetot setiap simpul syarafnya membuatnya terlena. Para perampok itu tahu Ashley sudah terangsang karena itu mereka makin gencar melakukan serangan di setiap jengkal kemulusan tubuh Ashley.
Sementara itu aku dan Aoi yang menyaksikan permainan tersebut menahan nafas dan gejolak birahi mereka menyaksikan betapa tubuh Ashley yang begitu putih, mulus dan sexy dalam keadaan telanjang bulat sedang digeluti oleh beberapa pria bertubuh kekar dan berwajah seram. Keringat sudah bercucuran membasahi tubuh mulus Ashley membuat tubuh putih itu terlihat mengkilat indah selagi menggeliat-geliat berusaha melawan desakan nafsu yang terus menerus menghantam dirinya. Tidak tahan dengan serangan-serangan pada daerah sensitifnya, tubuh Ashley mendadak meregang kuat. Desakan dari dalam tubuhnya membuat tubuh Ashley menghentak kuat, tubuhnya kemudian melengkung ke atas seperti busur yang ditarik membuat payudaranya yang membukit merangsang dihiasi butiran-butiran peluhnya itu makin tegak menantang.
"Ohhhkkhhhhhhhhhhhhh.... Aaaaaahhhhhh...." Ashley mengejang dan mengerang keras dengan tangan dan kaki menggelepar. Dari vaginanya mengucur cairan bening, Rangsangan-rangsangan yang dilakukan para perampok itu rupanya berhasil membuat tubuh Ashley mengalami orgasme yang begitu kuat. Tubuh Ashley terpuruk dengan terengah-engah setelah mengalami orgasme yang sebegitu hebatnya, wajahnya terlihat lesu dihiasi lelehan-lelehan peluh. Hal ini membuat para perampok itu semakin terangsang, mereka mulai lagi mengerubuti tubuh Ashley. Si botak menarik tubuh Ashley dan memangku Ashley sambil duduk di sebuah batang pohon yang tumbang sambil meremas-remas kedua belah payudara Ashley dan mengangkangkan kedua belah kaki Ashley hingga vaginanya terpampang dengan jelas dihadapan para perampok lainnya. Terlihat cairan kewanitaan Ashley masih menetes keluar dari vagina indah dan sempit yang merah merekah.
Tidak tahan dengan pemandangan itu, kepala perampok itu mengeluarkan penisnya yang besar dan berurat dan memposisikan tubuhnya didepan Ashley yang sedang duduk dipangku si botak.
“Aaaauuuu …. sak …. iiitttt ….. aaaaa ….” Ashley berteriak-teriak kesakitan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kekanan kiri ketika kepala penis perampok itu memaksa masuk kedalam liang vaginanya yang sempit.
“AAAAUUUUU ….... HHHAAAAA ….” tiba-tiba punggung Ashley melengkung ke depan, mencetak tulang-tulang iganya ketika kepala perampok itu dengan sekuat tenaga mendorong pinggulnya ke depan dan membelah vagina Ashley.
Penis perampok itu tertancap dalam-dalam, kedua belah tangannya memeluk pinggang Ashley yang basah kuyup oleh keringatnya. Darah bercampur sisa cairan kewanitaan Ashley mengucur disela-sela penis perampok itu ketika kepala perampok itu menarik penisnya keluar dari vagina Ashley hingga tinggal kepala penisnya saja yang masih tertancap.
“Wah kita beruntung dapat perawan nih” kata kepala perampok itu. Sementara si botak sambil memilin-milin puting Ashley juga menjilati lelehan keringat di leher Ashley sambil mencupangi lehernya yang putih mulus dan jenjang.
Kepala perampok menggenjot penisnya sambil matanya merem melek menikmati remasan-remasan dinding-dinding vagina Ashley yang memijiti batang penisnya. Ashley sendiri masih mengerang-erang kesakitan sambil tangannya mendorong-dorong tubuh kepala perampok itu. Tiba-tiba tubuh kepala perampok itu ambruk menimpa tubuh Ashley, rupanya perampok itu pingsan bersama dengan antek-anteknya. Si botak langsung mencampakkan tubuh Ashley dan berdiri dengan marah sambil kepalanya melongok kanan-kiri mencari siapa yang menyebabkan rekan-rekannya pingsan.
“Bingung ya? Kasian deh kamu” terdengar suara dari atas si botak, Ashley lah yang pertama melihat kalau ada seorang gadis bertengger di atas pohon, aku melirik ke sebelahku dan baru kusadari bahwa Aoi sudah tidak lagi di situ. Rupanya dialah yang membuat perampok-perampok itu jatuh pingsan.
“Hey turun sini kalau berani!” teriak si perampok botak.
Aoi turun dengan luwesnya dan mendarat didepan si botak. Si botak langsung melayangkan pukulan seribu tangan tanpa bayangannya untuk menghajar Aoi. Seribu sayang baginya Aoi bukanlah gadis biasa yang gentar ataupun mudah dihajar, beribu-ribu pertarungan baik itu duel maupun keroyokan sudah dialami Aoi, belum lagi gemblengan di Dojonya membuat serangan si botak seperti slow motion. Aoi seketika bergerak dengan kecepatan “normal”nya yang bagi orang awam adalah supersonic, langsung menangkis pukulan si botak dan dalam waktu bersamaan menotok syaraf kesadaran si botak yang membuat si botak langsung jatuh pingsan. Aku keluar dari persembunyianku dan langsung menuju Ashley diikuti oleh Aoi.
“Tenang … kami ada di pihakmu, mari kita keluar dari sini” kataku menenangkan Ashley yang meringkuk ketakutan.
“Rikku, aku akan membawa Ashley ke mobil. Kamu cari Sandra dan kita bisa melanjutkan perjalanan” kata Aoi padaku, aku mengiyakan dan ikut lari di belakang Aoi yang menggendong Ashley.
Ternyata Aoi juga kuat sekali, jangankan menggendong, sambil memapah pun aku tidak akan bisa berlari.
Akhirnya kutemukan Sandra di salah satu stand buah-buahan, rupanya dia juga sudah selesai karena dia sedang membayar dan ditangannya ada beberapa kantong buah-buahan.
“Ah kau datang disaat yang tepat, Rikku” katanya “tolong bawakan beberapa kantong dong?”
“Duh emangnya kau mau beli berapa banyak sih? Something happened, kita pergi sekarang” jawabku.
Kami menuju mobil dan memasukkan barang-barang kedalam bagasi dan aku menyetir mobil menjauhi tempat itu. Sandra kaget ketika melihat ada seorang gadis tertidur dipangkuan Aoi, dia kelihatan kecapaian dan tubuhnya hanya tertutup kaos t-shirtku dan celana pendekku, pasti Aoi yang mengambilnya dari tasku, kasihan Ashley.
Mobilku melaju dengan kecepatan tinggi menuju kota tujuan berikutnya untuk beristirahat.
By: Minami Kawashima
------------------------------
18 komentar
Re: duh jadi malu soalnya tulisan gw tuh, tapi masa sih yg lain ga ada yg mantep? ga sesuai selera kali
kirain dah mandeg ceritanya….. lanjutkan minami -chan…. :-p
Re: yang pertama & terakhir itu jangan deh amit2
He he sorry kalo kurang berkenan ceritanya sebenernya bingung juga sih mau lanjutinnya gimana, biarpun sudah dibantu banyak oleh bro Shu (terima kasih banyak bro).
Setelah beberapa kali hapus dan tulis ulang ternyata computer crash dan semuanya hilang jadi harus tulis ulang lagi dari awal makanya lama …. dan ternyata inspirasi cuma bisa didapat sekali.
Sepertinya masih harus lebih banyak berguru nih Masih jauh dari sempurna … itu pasti! Namanya juga penulis awal baru beberapa karya
Ini lagi mau mulai cerita baru semoga lebih menarik ….
Terima kasih dukungannya!
Re: welcome back bro setelah lama menghilang, iya emang sih kalau cerita hilang bikin jatuh mood gw juga pernah, tapi keep writting, ok. lanjutannya jangan lama2
trims
dan semoga nantinya dengan banyaknya penulis mungkin blog ini dapat memiliki cerita baru tiap harinya (ngarap Mode ON)
Re: sangat diharapkan semakin banyak penulis kreatif yg membuat republik mupeng semakin ramai, supaya kita beda dari website2 cerita seru/bokep lainnya
pembahasannya udah kayak bedah buku best seller aja..hehehe…
but that is good …. artinya yang gabung disini , pembaca atau penulis semuanya punya taste yg tinggi , bukan cuma sekedar pengen mupeng doang…….
@minami : maju terus …..jangan pernah berhenti menulis….ditunggu karya selanjutnya…
Re: iya nih kaya forum sastra aja, ada kritik & pembahasan, cuma ini sastra mupeng gitu.
sekali lagi terima kasih banyak atas dukungannya, saya akan mencoba lagi dengan gagasan yang baru saya dapat.
@mr R
wah dapat dari salah satu application nya iPhone hehe
No idea who she is
Re: lanjutnya rencananya gmn bro? lama ga?
wah comp crash, mungkin itu yang mempengaruhi Mood, ke ke ke.., dan akhirnya jadi sedikit berpengaruh ama ceritanya …, aku juga pernah ngalamin koq, mulai dari nulis berkali-kali, sampe berenti nulis, bisa selama beberapa minggu ato bisa jadi sebulan an lebih Y ^_^ Y (jgn lupa beli flashdisk buat back up) jangan malah jadi down yak ^_^
Gpp, terus nulis yak minami, next time we’ll be better….
Re: wah2 nasehat dari bu mensexneg, betul tuh jangan down keep writting!
so gw jg cm bs blang tetep smangat nulis y minami, seri k 5 ini bagus kok, trus d tunggu ptualangan brikutny dr rikku, aoi, sandra n ashley, tp btw aoi ama rikku tega amat y? harusny bs nolongin ashley sbelum d perawanin, eh baru beraksi wktu ashley udah d “tembus”, aoi ama rikku mngkin tdny sempet hlang ksadaran wktu ngliatin “batang2” tu perampok kli y? he he he
Re: emang bro pendekar skrg lagi ngalamin masalah yg mana nih? tetap semangat ya! minum dulu pulpy orange spt saran bu mensexneg kita, hak hak hak!!
ato sumber potonya ja
tq bos shu.
Re: wah tanya penulisnya tuh, dari dia soalnya
Mengenai fotonya Ashley coba ntar saya cari lagi ya sepertinya ngga banyak.
Tunggu edisi berikutnya!
Re: ok next time better deh
Y nih bener jg mungkin pulpy orange bs bikin smangat bangkit lg, moga2 bu mensexneg mndengar n brsedia mentraktir diriku ini pulpy brang 2 ato 3 kontainer, jd lumayanlah buat stok slama bbrapa tahun
Re: wak pulpy unk stok tahunan keburu busuk atuh
boleh aja sich bang..,
asal diabisin semua
ama botol botolnya sekaligus xi xi xi xi…,
Sm0ga bsa bkin crita yg lbi bgus lg.
Wkwkwk.